Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

“Mengapa Manusia Mahasiswa Diwajibkan Belajar Tentang Filsafat Ilmu”

DISUSUN OLEH :
FIKRI HAYKAL (B40120201)
KELAS-D

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MENGAPA MANUSIA MAHASISWA DIWAJIBKAN BELAJAR TENTANG FILSAFAT
ILMU” ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
individu mata kuliah Pendidikan pancasila semester satu pada program studi Ilmu
Pemerintahan.

Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Donal Adrian S.I,Kom, M,I.Kom selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Pancasila.
2. Rekan-rekan yang mengikuti mata perkuliahan Pendidikan Pancasila.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
sepenuhnya sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis masih terbatas. Tapi penyusun berharap tugas ini
dapat berguna bagi para pembacanya sekarang atau masa depan dan menjadi
pengalaman yang berharga bagi penyusun dalam proses pembuatannya.

Palu, 15 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mahasiswa Diwajibkan Belajar Tentang Filsafat Ilmu........................................2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mendengar istilah
ilmu, namun banyak orang yang belum memahami dengan sesungguhnya bagaimana
filsafat ilmu tersebut. Dalam makalah ini saya berusaha menjelaskan pengertian filsafat
ilmu serta ruang lingkup dari filsafat ilmu tersebut. Banyak orang yang beranggapan
bahwa berfilsafat adalah merenung, namun jika ditelaah apakah semua orang yang
merenung berarti berfilsafat. Padahal berfilsafat merupakan kegiatan berfikir secara
lebih luas mendalam dan objektif sehingga permasalahan yang ada dapat dipecahkan
secara cepat dan tepat. Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek, yaitu
objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun
objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti
pendekatan deduktif dan induktif. Filsafat sebagai proses berpikir yabg sistematis dan
radikal juga memiliki objek matreial dan objek formal.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka ditentukanlah rumusan masalah dalam


makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengapa manusia mahasiswa diwajibkan belajar tentang filsafat ilmu.

1.3 Tujuan Makalah

Dari rumusan masalah tersebut, maka ditentukanlah tujuan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pentingnya filsafat ilmu bagi mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mahasiswa Diwajibkan Belajar Tentang Filsafat Ilmu


Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang
termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat
berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat
menjelaskan masalah-masalah seperti apa dan bagaimana suatu konsep dan
pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan,
bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui
teknologi cara menentukan validitas dari sebuah informasi formulasi dan penggunaan
metode ilmiah macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan
kesimpulan serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap
ilmu pengetahuan itu sendiri.
pengertian filsafat Pengertian Filsafat Berikut beberapa pengertian filsafat dari
beberapa ahli :
1. Robert Ackermann mengatakan bahwa filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah
tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan
terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka
ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat maka dari itulah
mahasiswa atau manusia di wajibkan belajar tentang ilmu filsafat sebeb banyak
sekali ilmu ilmu yang sangat berguna jika kita mempelajari filsafat ilmu. demikian itu,
tetapi filsafat ilmu demikian bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah
senyatanya.
2. Peter Caws mengatakan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat yang
mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh
pengalaman manusia.
3. Lewis White Beck mengatakan bahwa filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai
metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya
usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
4. John Macmurray mengatakan bahwa filsafat ilmu terutama bersangkutan dengan
pemeriksaan kritis terhadap pandangan-pandangan umum, prasangka- prasangka
alamiah yang terkandung dalam asumsi-asumsi ilmu atau yang berasal dari
keasyikan dengan ilmu.
5. Stephen R.Toulmin mengatakan bahwa filsafat ilmu partama-tama mencoba
menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-
prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan
perhitungan, praanggapan-praanggaan metafisis, dan selanjutnya menilai landasan-
landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologis
praktis, dan metafisika.
Pengertian Ilmu Berikut beberapa pengertian ilmu dari beberapa ahli :
1. M. Izuddin Taufiq menyatakan bahwa Ilmu adalah penelusuran data atau informasi
melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan
hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
2. Thomas Kuhn menyatakan bahwa ilmu adalah himpunan aktivitas yang
menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan maupun
pengembangannya.
3. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag menyatakan bahwa ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
4. NS. Asmadi. Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses
mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
5. DR. H. M. Gade menyatakan bahwa ilmu adalah falsafah, yaitu hasil pemikiran
tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia.
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Ruang lingkup filsafat ilmu seperti yang dikutip
A.Susanto meliputi beberapa bidang seperti berikut ini :
1. Peter Angeles merumuskan filsafat pengetahuan terbagi ke dalam empat bidang
kajian, yaitu :
a. Telaah berbagai konsep, pra anggapan dan metode ilmu,berikut analisis,
perluasan, dan penyusunan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan
cermat.
b. Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu.
c. Telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu.
d. Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan
dengan penerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas hubungan logika
dan matematika dengan realitas.
Komponen Filsafat Ilmu Bidang garapan Filsafat ilmu terutama diarahkan pada
komponen-komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, tiang
penyangga itu ada tiga macam yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontology Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On berarti being, dan
Logos berarti logic. Jadi ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang
keberadaan sebagai keberadaan). Sedangkan menurut Amsal Bakhtiar, ontologi
berasal dari kata ontos yang berarti sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah teori
atau ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang ada. Ontologi tidak banyak
berdasarkan pada alam nyata tetapi berdasarkan pada logika semata. Noeng
Muhadjir mengatakan bahwa ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak
terkait oleh satu perwujudan tertentu. Sedangkan jujun mengatakan bahwa ontologi
membahas apa yang kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu atau dengan kata
lain suatu pengkajian mengenai teori tentang yang ada. Sidi Gazalba mengatakan
bahwa ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan. Karena
itu ontologi disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Dalam
agama ontologi memikirkan tentang tuhan.
2. Epistemology Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang
berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengendalaian-pengendalian,
dan dasar-dasarnya serta pengertian mengenai pengetahuan yang dimiliki, mula-
mula manusia percaya bahwa dengan kekuatan pengenalanya ia dapat mencapai
realitas sebagaimana adanya. Mereka mengandaliakan begitu saja bahwa
pengetahuan mengenai kodrat itu mungkin, meskipun beberapa di antara mereka
menyarankan bahwa pengetahuan mengenai struktur kenyataan dapat lebih
dimunculkan dari sumber-sumber tertentu ketimbang sumber-sumber lainya.
Pengertian yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-lain
mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, di antaranya adalah:
a. Metode Induktif Induktif yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-
pernyataan hasil observasi yang disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih
umum.
b. Metode Deduktif Deduktif ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-
data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut hal
yang harus ada dalam metode deduktif adalah adanya perbandingan logis antara
kesimpulan itu sendiri penyelidikan bentuk logis itu bertujuan apakah teori
tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah.
c. Metode Positivisme Metode ini dikeluarkan oleh Agus Comte (1798-1857).
Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, faktual dan positif. Ia
menyampaikan segala uraian atau persoalan di luar yang ada sebagai fakta apa
yang diketahui secara positif adalah segala yang tampak dari segala gejala.
Dengan demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu dibatasi kepada
bidang gejala saja.
d. Metode Kontemplatif Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan
akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan
pun berbeda-beda yang harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang
disebut intuisi.
e. Metode Dialektis Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab
untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun
Plato mengartikannya sebagai diskusi logika. Kini dialektika berarti tahapan
logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga
menganalisis sistematik tentang ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan.
3. Aksiologi Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti nilai dan
logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai“. Menurut Bramel,
aksiologi terbagi dalam tiga bagian yaitu moral conduct (tindakan moral), esthetic
expression (ekspresi keindahan), dan sosio-political life (kehidupan sosial politik).
Sedangkan menurut Jujun S. Suriansumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu Sebuah
Pengantar mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Dalam Encyclopedia of Philosophy
dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan Value and Valuation. Ada tiga bentuk
Value and Valuation yaitu nilai yang digunakan sebagai kata benda abstrak, nilai
sebagai benda konkret, dan nilai digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi
menilai, member nilai dan dinilai. Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa aksiologi
menjelaskan tentang nilai. Nilai yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimiliki
oleh manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.
Nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Makna “etika“
dipakai dalam dua bentuk arti yaitu suatu kumpulan pengetahuan mengenai
penilaian terhadap perbuatan manusia, dan suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal, perbuatan manusia. Maka akan lebih tepat kalau dikatakan
bahwa objek formal dari sebuah etika adalah norma kesusilaan manusia, dan dapat
dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik
dan tidak baik dalam suatu kondisi. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai
tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan
fenomena di sekelilingnya.
Objek Filsafat Ilmu Filsafat ilmu sebagaimana halnya dengan bidang-bidang ilmu
lainnya juga memiliki dua macam objek yaitu objek material dan objek formal.
1. Objek Material Filsafat ilmu Objek Material filsafat ilmu yaitu suatu bahan yang
menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan atau hal yang di selidiki,
di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-
hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Menurut Dardiri bahwa objek material adalah
segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan
maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
a. Ada yang bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada
umumnya.
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak dan tidak
mutlak yang terdiri dari manusia dan alam.
2. Objek Formal Filsafat Ilmu Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang
subjek menelaah objek materialnya. Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek
formalnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan yang artinya
filsafat ilmu lebih menaruh perhatiannya terhadap problem mendasar ilmu
pengetahuan. Seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh
kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di
bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan
ontologis, epistemologis dan aksiologis.
Tujuan Filsafat Ilmu Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat
diperlukan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, kita akan menyadari keterbatasan
diri dan tidak terperangkap ke dalam sikap oragansi intelektual. Hal yang lebih
diperlukan adalah sikap keterbukaan kita, sehingga mereka dapat saling menyapa dan
mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan bersama.
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu yang
mengandung manfaat sebagai berikut :
1. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi
kritis terhadap kegiatan ilmiah.
2. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode
keilmuan. Sebab kecenderungan kita menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan
disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu
pengetahuan bukan sebaliknya.
3. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap
metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara
logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Tujuan diadakannya pembelajaran Filsafat adalah dua kata yang saling terkait,
baik secara substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan
filsafat. Filsafat telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari
pandangan mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir tersebut membawa
perubahan yang cukup besar dengan ditemukannya hukum- hukum alam dan teori-teori
ilmiah yang menjelaskan bagaimana perubahan- perubahan itu terjadi. Filsafat ilmu
adalah tinjauan kritis tentang pendapat ilmiah dengan menilai metode-metode
pemikirannya secara netral dalam kerangka umum cabang pengetahuan intelektual.
Dari sinilah lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang selanjutnya berkembang menjadi lebih
terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa
manfaatnya. Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir
dengan meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi. Dan
objek dari filsafat ilmu dapat terbagi menjadi dua yaitu objek material dan objek formal.

3.2 Saran
Mahasiswa mempunyai identitas sebagai pelajar yang dinamis, membuka
cakrawala pemikiran dan pengetahuan. Peran mahasiswa sangat dibutuhkan dalam
perkembangan dunia pendidikan (ilmu pngetahuan) dan juga dilingkungan masyarakat.
oleh karena itu, maka penting bagi mahasiswa yang sedang menuntut ilmu diperguruan
tinggi bisa mendalami lebih jauh filsafat ilmu dalam berbagai perspektif.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu/
https://www.slideshare.net/AndhinaFitrianitaPutri/definisi-filsafat-ilmu/
https://www.slideshare.net/musrifinpadang/ruang-lingkupfilsafatilmu/
https://www.rangkumanmakalah.com/definisi-filsafat-ilmu-dan-tujuannya/

Anda mungkin juga menyukai