Anda di halaman 1dari 19

Tugas Makalah

(FILSAFAT ILMU, OBJEK MATERIAL DAN FORMAL


FILSAFAT ILMU, TUJUAN DAN IMPLIKASI FILSAFAT ILMU)

Di susun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah: Filsafat Ilmu


Dosen Pengasuh : Dr. Imam Qalyubi, SS.,M.Hum

Muhammad Muchtar Lubis


NIM: 19016118

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1440 H/2019 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini yang berjudul “Filsafat Ilmu, Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu, Tujuan
dan Implikasi Filsafat Ilmu” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam mata kuliah Filsafat Ilmu.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palangkaraya, 01 April 2019


Penyusun,

Muhammad Muchtar Lubis


NIM. 19016118
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
D. Metode Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Ilmu....................................................................................
B. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu............................................................................
C. Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu.........................................................
1. Objek Material Filsafat Ilmu........................................................................
2. Objek Formal Filsafat Ilmu..........................................................................
D. Tujuan dan Implikasi Filsafat Ilmu...................................................................
1. Tujuan Filsafat Ilmu.....................................................................................
2. Implikasi Filsafat Ilmu.................................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................
Saran dan Kritik.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat meletakkan dasar-dasar suatu pengetahuan, sedangkan filsafat
ilmu adalah pengetahuan yang membahas dasar-dasar wujud keilmuan yang
merupakan pengembangan filsafat pengetahuan (ilmu). Merupakan cabang
filsafat dengan sasarannya ilmu (pengetahuan) dan tiang penyangga bagi
eksistensi ilmu itu sendiri. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini
mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang
termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat
ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu
berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa itu konsep
(what: ontologi) dan bagaimana (how: epistemologi) suatu konsep dan
pernyataan dapat disebut sebagai konsep ilmiah, bagaimana konsep tersebut
dilahirkan, bagaimana ilmu dapat dijelaskan, memperkirakan serta
memanfaatkan alam melalui teknologi, cara menentukan keabsahan (validity)
dari sebuah informasi, formulasi dan penggunaan metode ilmiah, macam-
macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan, serta
implikasi metode dan metode ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu
pengetahuan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian filsafat ilmu?
2. Apa ruang lingkup filsafat ilmu?
3. Apa objek material filsafat ilmu?
4. Apa objek formal filsafat ilmu?
5. Apa tujuan mempelajari filsafat ilmu?
6. Bagaimana implikasi mempelajari filsafat ilmu?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengetian filsafat ilmu.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat ilmu.
3. Untuk mengetahui objek material filsafat ilmu.
4. Untuk mengetahui objek formal filsafat ilmu.
5. Untuk memahami tujuan mempelajari filsafat ilmu.
6. Untuk mendeskripsikan implikasi mempelajari filsafat ilmu.
D. Metode Penulisan
Penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan metode pustaka
(library research), yaitu mencari dan mengumpulkan data-data ilmiah yang
relevan dengan tema “Filsafat Ilmu” dengan mencari bahan dan sumber-
sumber melalui rujukan yang terpercaya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Ilmu


Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu.
Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi dua yaitu filsafat ilmu dalam arti luas
dan sempit. Filsafat ilmu dalam arti luas yaitu menampung permasalahan yang
menyangkut hubungan luar dari kegiatan ilmiah, sedangkan dalam arti sempit
yaitu menampung permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan dalam
yang terdapat di dalam ilmu.1
Ada berbagai definisi filsafat ilmu yang dihimpun oleh The Liang Gie, disini
hanya akan dikemukakan empat pendapat yang dianggap paling representatif.
1. Robert Ackermann: Filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang
pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-
pendapat terdahulu yang telah dibuktikan.
2. Lewis White Beck: Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-
metode pemikiran ilmiah, serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya
usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
3. Cornelius Benjamin: Filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati
yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya,
konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapannya, serta letaknya dalam
kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual.
4. May Brodbeck: Filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan
filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.2
Filsafat ilmu adalah disiplin yang di dalamnya konsep-konsep dan
teori-teori tentang ilmu dianalisis dan diklasifikasikan. Jadi memberi makna
tentang ilmu. Aktivitas dan metode filsafat ilmu dengan 4 pilar utama, yaitu
filsafat analitik, ilmu modern, matematika dan logika, akan menghasilkan

1
Muhammad Syukri Albani Nasution dan Rizki Muhammad Haris, Filsafat Ilmu, Depok:
PT RajaGrafindo Persada, 2017, h. 11.
2
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, h.
49.

3
pengetahuan ilmiah (objek material dan formal, bentuk pernyataan, ragam
proposisi).
Menurut Prof. Dr. Conny R. Semiawan, dkk., mengartikan filsafat ilmu
dalam empat titik pandang yaitu: (1) Mengelaborasikan implikasi yang lebih
luas dari ilmu, (2) Mengasimilasi filsafat ilmu dengan sosiologi, (3) Suatu
sistem yang di dalamnya terdapat konsep dan teori tentang ilmu dianalisis dan
diklasifikasi, dan (4) Suatu patokan tingkat kedua yang dapat dirumuskan
antara doing science dan thinking tentang bagaimana ilmu harus dilakukan.3
Filsuf ilmu John Losee dalam The Liang Gie, makna filsafat ilmu ialah
menjawab bagaimana ilmu harus dilakukan. Filsafat ilmu sebagai dasar suatu
patokan tingkat kedua (second order criteriology) dan disiplin tingkat kedua
(second order discipline). Disiplin tingkat pertama berupa penjelasan deksripsi
yang sifatnya eksplorasi tentang fakta, merupakan tugas ilmu. Disiplin tingkat
kedua adalah analisis dari metode ilmiah berupa prosedur dan struktur dari
ilmu.4
Tingkat Patokan Ilmu, Filsafat Ilmu

Level Disiplin Subtansi materi


2 Filsafat Ilmu Analisis prosedur dan logika penjelasan ilmiah
1 Ilmu Penjelasan Fakta
0 - Fakta

Filsafat ilmu dikelompokkan menjadi dua, yaitu:


1. Filsafat ilmu umum, yang mencakup kajian tentang persoalan kesatuan,
keseragaman, serta hubungan di antara segenap ilmu. Kajian ini terkait
dengan masalah hubungan antara ilmu dengan kenyataan, kesatuan,
perjenjangan, susunan kenyataan dan sebagainya.
2. Filsafat ilmu khusus, yaitu kajian filsafat ilmu yang membicarakan kategori-
kategori serta metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu atau

3
Muhammad Syukri Albani Nasution dan Rizki Muhammad Haris, Filsafat Ilmu, Depok:
PT RajaGrafindo Persada, 2017, h. 11-12.
4
Stefanus Supriyanto, Filsafat Ilmu, Surabaya: Prestasi Pustakaraya, 2013, h. 79-80.

4
dalam kelompok-kelompok ilmu tertentu, seperti dalam kelompok ilmu
alam, kelompok ilmu masyarakat, kelompok ilmu teknik dan sebagainya.

Filsafat ilmu dapat pula dikelompokkan berdasarkan model pendekatan, yaitu:


1. Filsafat ilmu terapan, yaitu filsafat ilmu yang mengkaji pokok pikiran
kefilsafatan yang melatarbelakangi pengetahuan normatif dunia ilmu. Pada
kajian ini dunia ilmu bertemu dengan dunia filsafat. Jadi filsafat ilmu
terapan tidak bertitik tolak dari dunia filsafat melainkan dari dunia ilmu.
Dengan kata lain filsafat ilmu terapan merupakan deskripsi pengetahuan
normatif. Filsafat ilmu terapan sebagai pengetahuan normatif mencakup:
a. Pengetahuan yang berupa pola pikir hakekat keilmuan.
b. Pengetahuan mengenai model praktek ilmiah dari pola pikir.
c. Pengetahuan mengenai berbagai sarana ilmiah.
d. Serangkaian nilai yang bersifat etis yang terkait dengan pola pikir dengan
model praktek yang khusus, misal: etika profesi.
Dengan ilmu filsafat terapan maka menjadi jelaslah saling hubungan antara
objek-objek dengan metode-metode, antara masalah-masalah yang hendak
dipecahkan dengan tujuan penyelidikan ilmiah, antara pendekatan secara
ilmiah dengan pengolahan bahan-bahan secara ilmiah.
2. Filsafat ilmu murni, yaitu bentuk kajian filsafat ilmu yang dilakukan dengan
menelaah secara kritis dan eksploratif terhadap materi kefilsafatan,
membuka cakrawala terhadap kemungkinan berkembangnya pengetahuan
normatif yang baru. Bila filsafat ilmu terapan berangkat dari ilmu khusus
menuju kajian filosopis, filsafat ilmu murni mengambil arah sebaliknya,
yaitu berangkat dari kajian filosofis terhadap asumsi-asumsi dasar yang ada
dalam ilmu, misalnya terkait dengan anggapan dasar tentang “realitas”
dalam ilmu-ilmu khusus dan konsekuensinya pada pemahaman terhadap
“realitas” secara keseluruhan.5
Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapat
dirangkum menjadi tiga, yaitu:

5
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Filsafat Ilmu,
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2007, h. 44-45.

5
1. Suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu.
2. Upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep mengenai
ilmu dan upaya untuk membuka tabir dasar-dasar keempirisan, kerasionalan
dan kepragmatisan.
3. Studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang
ditunjukkan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.6
Jadi filsafat ilmu adalah sebuah cabang pengetahuan filsafati yang
mempertanyakan, menelaah, menilai secara sistematis dan kritis tentang
pendapat, metode dan konsep pemikiran ilmiah dengan membandingkan
dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan. Dengan kata lain
filsafat ilmu sesungguhnya merupakan penyelidikan lanjutan.

Kajian Filsafat Ilmu

Phylosophy Science

Phylosophy of
Science

Source of knowledge:
Physic 1. Rasionalisme
Ontology Epistemology
Non Physic 2. Emperisme
3. Ras Emperisme
Verificative
Scientific
knowledge

Values Axiology:
Science & Art 1. To explain the phenomena
2. To control predict
3. To verify knowledge
4. To apply ect

6
Muhammad Syukri Albani Nasution dan Rizki Muhammad Haris, Filsafat Ilmu, Depok:
PT RajaGrafindo Persada, 2017, h. 12.

6
B. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen
yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi ilmu,
epistemologi dan aksiologi.
1. Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan
kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari
persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana (yang) “ada” itu (being, sein,
herzijn). Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme atau
spiritualisme, dualisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan
paham ontologik yang pada akhirnya menentukan pendapat bahkan
keyakinan kta masing-masing mengenai apa dan bagaimana (yang) ada
sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.
2. Epistemologi ilmu meliputi sumber ilmu, sarana dan tata cara menggunakan
sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal
pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan
perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal (Verstand),
akal budi (Vernunfit), pengalaman atau komunikasi antara akal dan
pengalaman, intuisi merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik,
sehingga dikenal adanya model? Model epistemologik seperti: rasionalisme,
empirisme, karitisme atau rasionalisme kritis, positivisme, fenomenologi
dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagaimana kelebihan dan
kelemahan sesuatu model epistemologik beserta tolak ukurnya bagi
pengetahuan (ilmiah) itu seperti teori koherensi, korespondesi, pragmatis,
dan teori intersubjektif.
3. Aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai (values) yang bersifat normatif dalam
pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita
jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti
kawasan sosial, kawasan simbolik matematis atau pun fisik.material. lebih
dari itu nilai? Nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu

7
“conditio sine qua non” yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam
melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu.7
Ruang lingkup filsafat ilmu seperti yang dikutip A. Susanto meliputi beberapa
bidang seperti berikut ini:
1. Peter Angeles merumuskan filsafat ilmu terbagi ke dalam empat bidang
kajian, yaitu:
a) Telaah berbagai konsep, pra-anggapan dan metode ilmu, berikut analisis,
perluasan dan penyusunan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih
ajeg dan cermat.
b) Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu.
c) Telaah mengenai saling kaitan di antara berbagai ilmu.
d) Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang
berkaitan dengan penerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas
hubungan logika dan matematika dengan realitas.
2. Cornelius Benyamin merumuskan filsafat ilmu ke dalam 3 bidang kajian:
a) Telaah mengenai metode ilmu, telaah ini banyak menyangkut logika dan
teori pengetahuan dan teori umum tentang tanda.
b) Penjelasan mengenai konsep dasar dan pangkal pendirian ilmu, landasan-
landasan empiris, rasional atau pragmatis yang menjadi tumpuannya.
3. Edward Madden, merumuskan lingkup filsafat ilmu ke dalam tiga bidang
yaitu, probabilitas, induksi dan hipotesis.
4. Ernes Nagel merumuskan ruang lingkup filsafat ilmu dalam 3 bidang kajian,
pola logis yang ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu, pembentukan
konsep ilmiah dan pembuktian keabsahan kesimpulan sifat ilmiah.
Dengan memerhatikan pendapat para ahli di atas maka dapat diambil
kesimpulan ruang lingkup filsafat ilmu mencakup dua pokok bahasan utama
yaitu membahas sifat-sifat pengetahuan ilmiah (epistemologi) dan menelaah
cara-cara mengusahakan pengetahuan ilmiah (metodologi) sehingga filsafat
ilmu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu filsafat ilmu umum
yang mencakup kajian tentang persoalan kesatuan, keseragaman, serta

7
Stefanus Supriyanto, Filsafat Ilmu, Surabaya: Prestasi Pustakaraya, 2013, h. 81-82.

8
hubungan di antara segenap ilmu dan yang kedua filsafat ilmu khusus, yaitu
kajian filsafat ilmu yang membicarakan kategori-kategori serta metode yang
digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu seperti kelompok ilmu alam, kelompok
ilmu kemasyarakatan, kelompok ilmu teknik dan sebagainya.8

C. Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu


1. Objek Material
Objek material atau pokok bahasan filsafat ilmu adalah ilmu
pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Di sini terlihat jelas
perbedaannya yang hakiki antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat khusus dengan ciri-ciri:
sistematis, metode ilmiah tertentu, serta dapat diuji kebenarannya. Semua
manusia terlibat dengan pengetahuan sejauh ia hidup secara normal dengan
perangkat inderawi yang dimilikinya, namun tidak semua orang terlibat
dalam aktivitas ilmiah, karena ada prasyarat yang harus dimiliki seorang
ilmuwan. Prasyarat-prasyarat itu meliputi antara lain:
1. Prosedur ilmiah yang harus dipenuhi agar hasil kerja ilmiah itu diakui
oleh para ilmuwan lainnya.
2. Metode ilmiah yang dipergunakan, sehingga kesimpulan atau hasil
temuan ilmiah itu bisa diterima (entah sementara atau seterusnya) oleh
para ilmuwan, terutama bidang ilmu yang sejenis.
3. Diakui secara akademis karena gelar atau pendidikan formal yang
ditempuhnya.
4. Ilmuwan harus memiliki kejujuran ilmiah sehingga tidak mengklaim
hasil temuan ilmuwan lain sebagai miliknya.
5. Ilmuwan yang baik juga harus mempunyai rasa ingin tahu (curiosity)
yang besar, sehingga senantiasa tertarik pada perkembangan ilmu yang
terbaru dalam rangka mendukung profesionalitas keilmuannya.

8
Muhammad Syukri Albani Nasution dan Rizki Muhammad Haris, Filsafat Ilmu, Depok:
PT RajaGrafindo Persada, 2017, h. 12-13.

9
2. Objek Formal
Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan,
artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem
mendasar ilmu pengetahuan seperti: (1) Apa hakikat ilmu itu sesungguhnya?
(2) Bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah? (3) Apa fungsi ilmu
pengetahuan itu bagi manusia? Problem-problem inilah yang dibicarakan
dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan, yakni landasan ontologis,
epistemologis dan aksiologis. Kalau diskemakan, maka landasan
pengembangan ilmu pengetahuan itu dapat digambarkan sebagai berikut.

Landasan
Pengembangan Ilmu

Ontologis Epistemologi Aksiologis

Apa? Bagaimana? Mengapa/Untuk Apa?

Realitas Metodologi Tujuan/Nilai

Landasan ontologis pengembangan ilmu artinya titik tolak


penelaahan ilmu pengetahuan didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis
yang dimiliki oleh seorang ilmuwan. Sikap atau pendirian filosofis secara
garis besar dapat dibedakan ke dalam dua mainstream, aliran besar yang
sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu materialisme
dan spiritualisme. Materialisme adalah suatu pandangan metafisik yang
menganggap bahwa tidak ada hal yang nyata selain materi. Bahkan pikiran
dan kesadaran hanyalah penjelmaan dari materi dan dapat dikembalikan
pada unsur-unsur fisik. Materi adalah sesuatu hal yang kelihatan, dapat
diraba, berbentuk, menempati ruang. Spiritualisme adalah suatu pandangan
metafisika yang menganggap kenyataan yang terdalam adalah roh yang
mengisi dan mendasari seluruh alam. Pengembangan ilmu berdasarkan pada

10
materialisme cenderung pada ilmu-ilmu kealaman (Natuurwissenschaften)
dan menganggap bidang ilmunya sebagai induk bagi pengembangan ilmu-
ilmu lain. Dalam perkembangan ilmu modern, aliran ini disuarakan oleh
Positivisme. Sedangkan spiritualisme cenderung pada ilmu-ilmu kerohanian
(Geisteswissenschaften) dan menganggap bidang ilmunya sebagai wadah
utama bagi titik tolak pengembangan bidang-bidang ilmu lain. Jadi landasan
ontologis ilmu pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan
terhadap realitas. Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka
lebih terarah pada ilmu-ilmu empiris. Manakala realitas yang dimaksud
adalah spirit atau roh, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu humaniora.
Landasan epistemologis pengembangan ilmu artinya titik tolak
penelaahan ilmu pengetahuan didasarkan atas cara dan prosedur dalam
memperoleh kebenaran. Dalam hal ini yang dimaksud adalah metode
ilmiah. Metode ilmiah secara garis besar dibedakan ke dalam dua kelompok,
yaitu siklus empirik untuk ilmu-ilmu kealaman dan metode linear untuk
ilmu-ilmu sosial-humaniora. Cara kerja metode siklus-empirik meliputi
observasi, penerapan metode induksi, melakukan eksperimentasi
(percobaan), verifikasi atau pengujian ulang terhadap hipotesis yang
diajukan, sehingga melahirkan sebuah teori. Sedangkan cara kerja metode
linier meliputi langkah-langkah antara lain: persepsi yaitu penangkapan
inderawi terhadap realitas yang amati, kemudian disusun sebuah pengertian
(konsepsi), akhirnya dilakukan prediksi atau peramalan tentang
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Landasan aksiologi pengembangan ilmu merupakan sikap etis yang
harus dikembangkan oleh seorang ilmuwan, terutama dalam kaitannya
dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Sehingga suatu aktivitas
ilmiah senantiasa dikaitkan dengan kepercayaan, ideologi yang anut oleh
masyarakat atau bangsa, tempat ilmu itu dikembangkan.9

9
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, h.
44-48.

11
D. Tujuan dan Implikasi Filsafat Ilmu
1. Tujuan Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu sebagai cabang khusus filsafat yang membicarakan tentang
sejarah perkembangan ilmu. Metode-metode ilmiah, sikap etis yang harus
dikembangkan para ilmuwan secara umum mengandung tujuan-tujuan
sebagai berikut.
a) Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya, seorang ilmuwan
harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmuwan harus memiliki
sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat
menghindarkan diri dari sikap solipsistik, menganggap bahwa hanya
pendapatmya yang paling benar.
b) Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi
dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi di kalangan
para ilmuwan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang
diperlukan di sini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau
cocok dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode
hanya sarana berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan.
c) Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan
metode ilmiah, maka semakin valid metode tersebut, pembahasan
mengenai hal ini dibicarakan dalam metodologi, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang cara-cara untuk memperoleh kebenaran.
2. Implikasi Filsafat Ilmu
a) Bagi seseorang yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan
dasar yang memadai tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial,
supaya para ilmuwan memiliki landasan berpijak yang kuat. Ini berarti
ilmuwan sosial perlu mempelajari ilmu-ilmu kealaman secara garis besar,

12
demikian pula seorang ahli ilmu kealaman perlu memahami dan
mengetahui secara garis besar tentang ilmu-ilmu sosial. Sehingga antara
ilmu yang satu dengan lainnya saling menyapa, bahkan dimungkinkan
terjalinnya kerja sama yang harmonis untuk memecahkan persoalan-
persoalan kemanusiaan.
b) Menyandarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir
“menara gading”, yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa
mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya. Padahal
setiap aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat dilepaskan dari konteks
kehidupan sosial-kemasyarakatan.10

BAB III
10
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,
h. 51-53.

13
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat ilmu adalah sebuah cabang pengetahuan filsafati yang
mempertanyakan, menelaah, menilai secara sistematis dan kritis tentang
pendapat, metode dan konsep pemikiran ilmiah dengan membandingkan
dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan. Dengan kata lain
filsafat ilmu sesungguhnya merupakan penyelidikan lanjutan. Ruang lingkup
filsafat ilmu mencakup dua pokok bahasan utama yaitu membahas sifat-sifat
pengetahuan ilmiah (epistemologi) dan menelaah cara-cara mengusahakan
pengetahuan ilmiah (metodologi).
Objek material atau pokok bahasan filsafat ilmu adalah ilmu
pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis
dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara umum. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi)
ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap
problem-problem dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan, yakni
landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.
Tujuan filsafat ilmu (1) Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, (2)
Usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan, (3)
Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Implikasi
mempelajari filsafat ilmu (1) Diperlukan pengetahuan dasar yang memadai
tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial, supaya para ilmuwan
memiliki landasan berpijak yang kuat, (2) Menyandarkan seorang ilmuwan
agar tidak terjebak ke dalam pola pikir “menara gading”, yakni hanya berpikir
murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di
luar dirinya.

B. Saran dan Kritik

14
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada saya. Apabila ada terdapat kesalahan dalam makalah ini
mohon dapat mema’afkan dan memakluminya, karena saya hanya hamba Allah
yang tak luput dari salah khilaf dan lupa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008.
Nasution, Muhammad Syukri Albani dan Rizki Muhammad Haris, Filsafat Ilmu,
Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017.
Supriyanto, Stefanus, Filsafat Ilmu, Surabaya: Prestasi Pustakaraya, 2013.
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Filsafat
Ilmu, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2007.

Anda mungkin juga menyukai