Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Yadi Supriyadi
2203060045
2. Ihsan Mu‟tasim
Bilah 2203060022
3. Nur Asiah Jamil
2203060033
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Alloh SWT,serta sholawat dan salam kita
panjatkan kepada junjungan kita,Nabi Agung Muhammad SAW.Karena atas hidayah-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini kami sampaikan kepada dosen
pengampu,tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu yang telah berjasa mencurahkan
ilmunya kepada kami dengan ikhlas mengajar mata kuliah Fikih BKI.
Kami memohon maaf kepada Ibu dosen khususnya,umumnya kepada para pembaca
apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini,baik dari segi bahasanya
maupun isinya ,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua
pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini,bermanfaat bagi semua orang khususnya
untuk kami sendiri maupun untuk pembaca.Atas perhatiannya,kami mengucapkan terimakasih
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN.............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................2
C. TUJUAN............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................8
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang sifat, metode, dan
tujuan ilmu pengetahuan. Seiring dengan kemajuan dan kompleksitas pengetahuan manusia,
filsafat ilmu menjadi semakin relevan dalam memahami aspek-aspek epistemologi dan
metodologi dalam ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu membantu kita mempertanyakan asumsi,
prinsip, dan implikasi dari praktik ilmiah, serta mencari pemahaman yang lebih mendalam
tentang batasan dan kemungkinan pengetahuan manusia.
B. Rumusan Masalah
Dalam konteks ini, makalah ini akan menjawab beberapa pertanyaan utama, yaitu:
1. Apa definisi filsafat ilmu dan bagaimana hubungannya dengan ilmu pengetahuan?
3. Apa peran filsafat ilmu dalam memahami sifat pengetahuan dan proses ilmiah?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan konsep dan definisi filsafat ilmu serta hubungannya dengan ilmu
pengetahuan.
2. Menganalisis perkembangan filsafat ilmu dalam sejarah dan konteks ilmu pengetahuan
modern.
3. Menyoroti peran penting filsafat ilmu dalam memahami sifat pengetahuan dan proses
ilmiah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat ilmu melibatkan refleksi kritis terhadap ilmu pengetahuan dengan tujuan
memahami dasar-dasar pemikiran dan prinsip-prinsip yang membentuk landasan
pengetahuan. Filsuf ilmu mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis seperti
sifat objektivitas pengetahuan, hubungan antara teori dan pengamatan, peran
paradigma dalam perkembangan ilmu, serta etika dan nilai-nilai dalam praktik ilmiah.
Banyak para ahli mengemukakan pendapat terkait definisi dar filsafat ilmu itu
sendiri,diantaranya:
1) Thomas Kuhn
5
Kuhn mengemukakan konsep revolusi ilmiah dan pergeseran paradigma
dalam bukunya yang berjudul "The Structure of Scientific Revolutions" (1962).
Menurut Kuhn, ilmu pengetahuan berkembang melalui siklus paradigma, di
mana perkembangan ilmiah tidak hanya bersifat kumulatif, tetapi juga
melibatkan perubahan radikal dalam cara ilmu pengetahuan dilihat dan
dipahami.
2) Karl Popper
Popper menekankan pentingnya falsifikasi sebagai kriteria utama untuk
menentukan kebenaran suatu teori ilmiah. Menurutnya, ilmu pengetahuan harus
dapat diuji secara empiris dan terbuka terhadap kritik. Popper memaparkan
pemikirannya dalam bukunya yang berjudul "The Logic of Scientific Discovery"
(1959).
3) Bas C. Van Fraassen
Van Fraassen memperkenalkan konsep "penerimaan" dalam ilmu
pengetahuan. Ia berargumen bahwa tujuan ilmu pengetahuan bukanlah mencari
kebenaran mutlak, tetapi membangun teori yang berhasil menjelaskan dan
memprediksi fenomena yang diamati.
4) Sandra Harding
Harding menyoroti aspek-aspek sosial dan politik dalam produksi
pengetahuan ilmiah. Pendekatannya, yang dikenal sebagai feminisme ilmiah
atau perspektif feminis dalam ilmu pengetahuan, mempertanyakan asumsi dan
bias yang mungkin ada dalam praktik ilmiah.
Filsafat ilmu mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan sifat, metode, dan
tujuan ilmu pengetahuan. Beberapa cakupan penting dalam filsafat ilmu meliputi:
a. Ontologi Ilmu: Membahas tentang sifat dan kategori realitas yang dipelajari oleh
ilmu pengetahuan. Ontologi ilmu mencakup pertanyaan-pertanyaan tentang
keberadaan, entitas, dan struktur dasar di dalam dunia ilmiah.
6
c. Metodologi Ilmu: Membahas tentang metode-metode yang digunakan dalam
ilmu pengetahuan untuk mengumpulkan data, membuat hipotesis, menguji teori,
dan mengembangkan pengetahuan. Metodologi ilmu melibatkan pertanyaan-
pertanyaan tentang desain penelitian, pengumpulan data, analisis statistik, dan
validitas hasil penelitian.
f. Sosiologi Ilmu: Membahas tentang konteks sosial, politik, dan ekonomi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk faktor-faktor sosial yang
memengaruhi produksi pengetahuan dan interaksi antara ilmu pengetahuan dan
masyarakat.
Objek studi dalam filsafat ilmu adalah sifat, metode, dan tujuan ilmu pengetahuan.
Dalam mempelajari filsafat ilmu, terdapat beberapa pertanyaan filosofis yang menjadi
fokus utama diskusi. Beberapa pertanyaan filosofis dalam filsafat ilmu meliputi:
a. Apa itu pengetahuan? Pertanyaan ini mencakup diskusi tentang sifat dan kriteria
kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Apakah pengetahuan hanya didasarkan pada
fakta empiris atau juga melibatkan aspek-aspek lain seperti keyakinan dan
justifikasi rasional?
7
c. Bagaimana cara validasi pengetahuan? Pertanyaan ini melibatkan diskusi tentang
kriteria validitas dalam ilmu pengetahuan. Bagaimana cara memastikan bahwa
pengetahuan yang kita miliki adalah benar dan dapat diandalkan? Apakah metode
ilmiah dan pengujian empiris adalah satu-satunya cara untuk memvalidasi
pengetahuan?
d. Apakah ada batasan pada pengetahuan? Pertanyaan ini mengajukan apakah ada
batasan atau keterbatasan pada pengetahuan manusia. Apakah ada batas dalam
pemahaman manusia terhadap realitas atau ada hal-hal yang secara inheren tidak
dapat diketahui?
Filsafat ilmu memiliki hubungan erat dengan epistemologi dan metodologi ilmu
pengetahuan,diantaranya;
8
pengetahuan. Diskusi tentang kebenaran ilmiah, metode validasi, dan tingkat
kepastian pengetahuan adalah bagian dari epistemologi ilmu pengetahuan.
9
Selama Abad Pertengahan, filsafat ilmu dikembangkan dalam konteks
filsafat Scholastic. Filsuf seperti Thomas Aquinas mengintegrasikan pemikiran
Aristoteles dengan teologi Kristen dan memperkenalkan gagasan-gagasan tentang
akal budi, sumber pengetahuan, dan hubungan antara iman dan akal. Selain itu,
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang alkimia dan kedokteran juga
mempengaruhi pemikiran tentang metode ilmiah.
c) Zaman Pencerahan:
Pada abad ke-19 dan ke-20, filsafat ilmu berkembang dengan kontribusi
dari para pemikir seperti Karl Popper, Thomas Kuhn, dan Imre Lakatos. Popper
membahas falsifikasi sebagai kriteria untuk membedakan sains dari pseudosains,
sementara Kuhn memperkenalkan konsep pergeseran paradigma dalam
perkembangan ilmiah. Lakatos mengajukan gagasan tentang program penelitian
ilmiah dan peran metodologi dalam pembangunan teori ilmiah.
Perkembangan filsafat ilmu terus berlanjut hingga saat ini, dengan kontribusi
dari berbagai aliran pemikiran seperti positivisme logis, konstruktivisme, dan
naturalisme. Filsafat ilmu terus menggali pertanyaan-pertanyaan tentang sifat ilmu
pengetahuan, metode ilmiah, validitas pengetahuan, dan hubungannya dengan dunia
nyata.
1
0
a) Francis Bacon:
Francis Bacon adalah seorang filsuf dan ilmuwan Inggris pada abad ke-
17. Kontribusinya yang terkenal adalah dalam pengembangan metode ilmiah. Ia
memperkenalkan metode induktif yang melibatkan pengumpulan data melalui
pengamatan empiris, penyusunan hipotesis, pengujian, dan penarikan
kesimpulan. Pendekatan induktif Bacon menjadi landasan penting dalam metode
ilmiah modern.
b) René Descartes:
Karl Popper adalah seorang filsuf Austria pada abad ke-20 yang
memberikan kontribusi penting dalam pemikiran tentang metodologi ilmiah. Ia
mengajukan falsifikasi sebagai kriteria utama untuk membedakan sains dari
pseudosains. Menurut Popper, sebuah teori ilmiah harus dapat diuji secara
empiris dan terbuka untuk pengujian yang dapat membuktikan kebenarannya atau
mengungkapkan ketidakbenarannya. Pendekatan falsifikasi Popper mengubah
pemahaman tentang validitas pengetahuan ilmiah.
d) Thomas Kuhn:
Thomas Kuhn adalah seorang filsuf sains Amerika pada abad ke-20.
Kontribusinya terletak pada konsep pergeseran paradigma dalam perkembangan
ilmiah. Dalam bukunya yang terkenal, "The Structure of Scientific Revolutions",
Kuhn menyatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidak berlangsung
secara linear, tetapi melalui perubahan paradigma. Ia menekankan bahwa ilmu
pengetahuan mengalami revolusi konseptual yang mengubah cara pandang dan
metode ilmiah. Pemikiran Kuhn memberikan pemahaman yang lebih dinamis
1
1
tentang perkembangan ilmu pengetahuan.
e) Imre Lakatos:
Imre Lakatos adalah seorang filsuf sains Hungaria pada abad ke-20.
Kontribusinya terletak pada pengembangan gagasan tentang program penelitian
ilmiah. Ia mengusulkan bahwa perkembangan teori ilmiah dapat dilihat sebagai
program penelitian dengan siklus yang berulang, termasuk formulasi, pengujian,
dan penyempurnaan. Pendekatan Lakatos memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang cara ilmu pengetahuan berkembang dan terus mengalami
modifikasi.
b) Pergeseran Paradigma
1
2
dan praktik dalam suatu disiplin ilmu. Pergeseran paradigma terjadi ketika
paradigma yang lama digantikan oleh paradigma baru yang memberikan
pemahaman yang lebih komprehensif atau mengatasi kelemahan paradigma
sebelumnya. Contohnya adalah pergeseran paradigma dari fisika Newtonian ke
fisika relativitas Einstein atau pergeseran paradigma dari pandangan vitalisme ke
pandangan mekanistik dalam biologi.
1. Realisme ilmiah
Praktik ilmiah didasarkan pada realisme ilmiah, yaitu keyakinan bahwa dunia
nyata ada di luar pemikiran dan persepsi manusia, dan dapat dipelajari dan
dipahami melalui metode ilmiah. Ini mengimplikasikan bahwa ada objektivitas
dalam pengetahuan ilmiah yang mencoba mencerminkan fakta-fakta obyektif
tentang dunia.
2. Empirisme
3. Skeptisisme ilmiah
4. Rasionalisme
1
4
Praktik ilmiah juga melibatkan penggunaan pemikiran rasional dan logika dalam
merumuskan hipotesis, menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
Implikasinya adalah bahwa pemikiran rasional dan argumentasi logis berperan
penting dalam membangun pengetahuan ilmiah yang kokoh.
5. Metodologi
Praktik ilmiah melibatkan penggunaan metode ilmiah yang terstruktur dan teruji
untuk menyelidiki fenomena alam. Implikasinya adalah bahwa metode ilmiah
memberikan kerangka kerja yang sistematis dan obyektif untuk menyusun
penelitian, mengumpulkan data, menganalisis hasil, dan mencapai kesimpulan
yang dapat dipercaya.
1
5
penyalahgunaan kekuasaan, penipuan, plagiat, atau manipulasi data. Kode etik
dan pedoman penelitian sering digunakan untuk memandu perilaku etis dalam
ilmu pengetahuan.
Penting untuk mempertimbangkan aspek etika, sosial, dan politik dalam ilmu
pengetahuan untuk menjaga integritas, kepercayaan masyarakat, dan manfaat yang lebih
luas. Pemahaman dan kesadaran tentang implikasi ini membantu ilmuwan dalam
mengambil keputusan yang bertanggung jawab dan mengintegrasikan nilai-nilai etika,
sosial, dan politik dalam setiap tahap penelitian ilmiah.
1
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makalah ini membahas tentang filsafat ilmu, termasuk cakupan, objek studi,
pertanyaan-pertanyaan filosofis, hubungan dengan epistemologi dan metodologi ilmu
pengetahuan, sejarah pemikiran filosofis, kontribusi tokoh terkenal, revolusi ilmiah,
pergeseran paradigma, analisis konseptual, dan implikasi etika, sosial, dan politik dalam
ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini, kita dapat memahami pentingnya filsafat ilmu dalam
memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan dan melihat implikasi filosofis dalam praktik
ilmiah.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini tentunya sangat jauh dari kesempurnaan. Sehubungan
dengan hal tersebut,maka kami menyarankan kepada pembaca untuk :
2. Terapkan dalam praktik: Terapkan pemahaman filosofis dalam praktik ilmiah Anda
dengan mempertimbangkan implikasi etika, sosial, dan politik dalam setiap langkah
penelitian.
3. Diskusikan dengan orang lain: Diskusikan ide dan pandangan Anda dengan sesama
ilmuwan atau orang yang tertarik pada filsafat ilmu untuk memperkaya pemahaman
dan mendapatkan perspektif baru.
1
7
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, D., & Subanji. (2019). Epistemologi Ilmu Sosial: Perspektif Filsafat Ilmu Sosial.
Cipta Pustaka Media.
Priyanto, A., & Muchlis, M. (2019). Filsafat Ilmu dan Pendidikan Sains. Refleksi
Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 9(1), 23-35.
1
9