Anda di halaman 1dari 43

FILSAFAT ILMU

SUBSTANSI FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

“Pengaruh Keberagaman Telaah Konstruksi Teori, Filosofi Alam, dan


Filosofi Besar Terhadap Pembelajaran Fisika”

OLEH:
KELOMPOK VI
Iis Purnama Sari : 17175042
Mutia Yussavel Navis : 17175045

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si.

MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Substansi
Filsafat Ilmu Pengetahuan yang dibimbing oleh Bapak Dr. H. Ahmad Fauzi, M. Si.
Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai “Pengaruh Keberagaman
Telaah Konstruksi Teori, Filosofi Alam, dan Filosofi Besar Terhadap
Pembelajaran Fisika”.
Penulis menulis makalah ini dengan mengambil dari berbagai sumber baik
dari buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang
ada tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusunlah makalah yang sampai
dihadapan pembaca pada saat ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan bagi pembaca
untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya
makalah yang jauh lebih baik.

Padang, Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan .............................................................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 4
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Manusia ............................................................................. 4
B. Telaah Konstruksi Teori ...................................................................................................... 7
C. Filosof Alam dan Filosof Besar .......................................................................................... 8
D. Komponen dan Aspek-aspek dalam Literasi Sains ........................................................... 17
E. Karakteristik dan Contoh-contoh Soal-soal Scientific Literacy (Literasi Sains) .............. 24
F. Anaisis Scientific Literacy di Indonesia ......................................................................... 28
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................... 33
A. Matriks Perbandingan Filosof Alam dan Filosof Besar.................................................33
B. Matriks Perbandingan dalam Filosof Islam.....................................................................22
C. Implementasi Filosof Islam Kontemporer terhadap pendidikan di Indonesia................34
D. Implementasi Filosof Alam dan Filosof Besar terhadap Dunia Pendidikan Fisika.........35

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 43


A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 43
B. Saran .................................................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai insan pendidik kita wajib memahami filsafat dalam mempengaruhi
khazanah ilmu pengetahuan oleh sebab itu untuk lebih memahami apa itu filsafat,
karena pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang telah di-Arabkan. Kata ini barasal dari
dua kata "philos" dan "shopia" yang artinya adalah pecinta pengetahuan. Konon yang
pertama kali menggunakan kata "philoshop" adalah Socrates. Dia menggunakan kata
ini karena dua alasan, Pertama, kerendah-hatian. Meskipun ia seorang yang pandai dan
luas pengetahuannya, dia tidak mau menyebut dirinya sebagai orang yang pandai.
Tetapi Socrates ternyata memilih untuk disebut sebagai pecinta pengetahuan.
Kedua, pada waktu itu, di Yunani terdapat beberapa orang yang menganggap
diri mereka orang yang pandai (shopis). Mereka pandai bersilat lidah, sehingga apa
yang mereka anggap benar adalah benar. Jadi kebenaran tergantung apa yang mereka
katakan. Kebenaran yang riil tidak ada. Akhirnya manusia waktu itu terjangkit skeptis,
artinya mereka ragu-ragu terhadap segala sesuatu, karena apa yang mereka anggap
benar belum tentu benar dan kebenaran tergantung orang-orang shopis. Dalam keadaan
seperti ini, Socrates merasa perlu membangun kepercayaan kepada manusia bahwa
kebenaran itu ada dan tidak harus tergantung kepada kaum shopis. Dia berhasil dalam
upayanya itu dan mengalahkan kaum shopis. Meski dia berhasil, ia tidak ingin
dikatakan pandai, tetapi ia memilih kata philoshop sebagai sindiran kepada mereka
yang sok pandai. Kemudian perjuangannya dilanjutkan oleh Plato, yang dikembangkan
lebih jauh oleh Aristoteles. Aristoteles menyusun kaidah-kaidah berpikir dan berdalil
yang kemudian dikenal dengan logika (mantiq) Aristotelian.
Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki
manusia. Mereka membagi filsafat kepada dua bagian yakni, filsafat teoritis dan filsafat
praktis. Filsafat teoritis mencakup: (1) ilmu pengetahuan alam, seperti: fisika, biologi,
ilmu pertambangan dan astronomi; (2) ilmu eksakta dan matematika; dan (3) ilmu
tentang ketuhanan dan methafisika. Filsafat praktis mencakup: (1) norma-norma
(akhlak); (2) urusan rumah tangga; dan (3) sosial dan politik.

1
Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu
apa yang filsafat pada umumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat
ilmu meliputi tiga landasan filosofis yaitu : asumsi dasar proses keilmuan, paradigma
ilmu & kerangka teori. Hubungan ketiganya mengambil bentuk “kerucut”. Filsafat
melakukan dua macam hal : di satu pihak, membangun teori-teori tentang manusia dan
alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan
tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan
sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri,
dengan harapan pada penghapusan ketidak ajegan dan kesalahan. Menurut Plato dan
Aristoteles ada tiga perasaan yaitu: Terkejut, ingin tahu, Rasa Kagum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah telaah konstruksi teori – teori dalam filsafat?
2. Bagaimanakah kajian filsafat filosof alam dan filosof besar?
3. Bagaimana pengaruh keberagaman telaah konstruksi teori, filosofi alam, dan filosofi besar
terhadap pembelajaran fisika?
4. Bagaimanakah matriks keterkaiatan antar filosof alam dengan filosof besar ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan:
1. Menjelaskan pembahasan dari telaah kontruksi teori- teori filsafat.
2. Menjelaskan kajian filosof alam dan filosof besar.
3. Menjelaskan pengaruh keberagaman telaah konstruksi teori, filosofi alam, dan filosofi
besar terhadap pembelajaran fisika
4. Menjelaskan matriks keterkaiatan antar filosof alam dengan filosof besar.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk:
1. Sumber pengetahuan bagi guru dalam memahami karakter manusia (peserta didik)
2. Pedoman dalam memahami kemajuan pemikiran pada saat ini.
3. Bahan referensi bagi penulis untuk memahami filsafat ilmu dalam dunia
pendidikan.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Manusia


Pendidikan mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir,
sehingga juga tercipta konsep pendidikan yang baru. Berarti pendidikan sangat
penting bagi manusia
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan
asas tersebut sangat penting karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi,
sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong
pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan
pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan
wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan
yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang
dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan. Sehingga akan
memberikan perspektif yang lebih luas terhadap pendidikan, baik dalam aspek
konseptual maupun operasional.
Filsafat pendidikan sebagai filsafat terapan, yaitu studi tentang penterapan
asas-asas pemikiran filsafat pada masalah-masalah pendidikan pada dasarnya
mengenai dua pendekatan yang polarities.
B. Telaah Konstruksi Teori
Kata “teori” secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu theorea, yang
berarti melihat, theoros yang berarti pengamatan (Bagus, 2006: 1097). Adapun
pengertian teori menurut terminologi memiliki beberapa pengertian seperti yang
dikemukakan oleh ilmuwan sebagai berikut :
Kerlinger (Wattimena, 2008: 257) mengemukakan bahwa teori adalah suatu
kumpulan variabel yang saling berhubungan, defini-defini, proposisi-proposisi yang
memberikan pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan mempesifikasikan

4
relasi-relasi yang ada diantara beragam variabel, dengan tujuan untuk menjelaskan
fenomena yang ada.
Cooper dan Schindler (2003) mengemukakan bahwa, a theory is a set
systematically interrelated concepst, defintion, and proposition that are advanced to
explain and predict phenomena (fact). Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan
proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan
dan meramalkan fenomena.
Teori menurut Sugiyono (2007: 52-54) adalah alur logika atau penalaran, yang
merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Secara umum teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation),
meramalkan (prediktion), dan pengendalian (control) suatu gejala.
Dari pengertian diatas kami menyimpulkan bahwa bangunan teori (konstruksi
teori) adalah abstrak dari sejumlah konsep yang disepakatkan dalam definisi-definisi.
Konsep sebagai abstraksi dari banyak empiris yang telah ditemukan kesamaan
umumnya dan kepilahannya dari yang lain atau abstraksi dengan cara menemukan
sejumlah esensi pada suatu kasus, dan dilakukan berkelanjutan pada kasus-kasus
lainnya, dapat dikonstruksikan lebih jauh menjadi proposisi atau pernyataan, dengan
membuat kombinasi dari dua konsep atau lebih. Bangunan-banguanan teori tersebut :
1. Teori Ilmu
Teori ilmu memiliki dua kutub arti teori. Kutub pertama adalah teori sebagai
hukum eksperimen muncul beragam, mulai dari hasil eksperimen tersebut meluas ke
hasil observasi phisik seperti teori tentang panas bumi. Kutu ke dua adalah hukum
sebagai kalkulus formal dapat muincul beragam pula, mulai dari yang dekat dengan
kutub pertama seperti teori sebagai eksplanasi phisik misalnya teori Galileo tentang
peredaran planet pada porosnya, teori sinar memancar melengkung bila lewat bidang
grafitasi. Selanjutnya teori sebagai interpretasi terarah atas observasi seperti sosial statis
dan sosial dinamis dari August Conte dan pada ujung kutub ke dua adalah teori sebagai
prediksi logis; dengan sifatnya berlaku umum dan diprediksikan berlaku kapan pun,
dahulu dan yang akan datang. Seperti teori newton, teori relativitas dari Einstein yang
memberikan penjelasan alternative tentang sumber energi yang memungkinkan
matahari menghasilkan energi besar dalam waktu yang begitu lama (Wattimena, 2008:
193).

5
2. Temuan Substantif Mendasar
Temuan-temuan atas bukti empirik dapat dijadikan tesis substansi, dan diramu
dalam konsep lain dapat dikonstruk menjadi teori subtantive. Asumsi keberlakuan
subtantif tersebut ada pada banyak kasus yang sama di tempat dan waktu yang berbeda.
Demikian pula presepsi ilmuwan tentang atom, berkembang. Dari partikel terkecil,
diketemukannya unsur radioaktif pada atom dan diketemukannya unsur- unsur elektron
yang berputar mengorbit pada proton yang mempunyai kekuatan magnetik. Kemudian
pada tahun 1937 diketemukan neutron, semacam proton, tetapi tidak mempunyai
kekuatan magnetik. Berat neutron beragam dan inilah yang menyebabkan atom satu
beda beratnya dengan atom yang lain. Temuan teori atom ini merupakan temuan ilmiah
substantif mendasar (Muhadjir, 2001: 41).
3. Hukum-hukum Keteraturan
a. Hukum Keteraturan Alam
Alam semesta ini memiliki keteraturan yang determinate. Ilmu pengetahuan
alam biasa disebut hard science, karena segala proses alam yang berupa benda
anorganik sampai organik dan hubungan satu dengan lainnya dapat diekspalanasikan
dan diprediksikan relatif tepat. Kata relative tepat memuat dua makna : pertama, bila
teori yang kita gunakan untuk mebuat ekplanasi atau prediksi sudah sangat lebih baik,
dan ke dua, bila variabel yang ikut berperan terpantau(Muhadjir, 2001: 41). Ketertiban
alam ini, baik susunan, interaksi, relasi bagian dengan bagiannya, ketundukan suatu
bagian pada bagianbagian lainnya, dan kekukuhan strukturnya di atas landasan prinsip
yang terbaik bagi proses penyatuan, perpisahan, dan muncul serta lenyapnya sesuatu
dalam alam, mengindikasikan adanya pengaturan yang mantap dan kebijakan yang
kukuh. Tentu ada pengatur yang maha bijaksana dibalik semua ini, yaitu Allah
(Drajat,2006: 16-17).
b. Hukum Keteraturan Hidup Manusia
Hidup manusia itu memiliki keberagaman sangat luas. Ada yang lebih suka
kerja keras dan yang lain menyukai hidup santai, ada yang tampil ulet meski selalu
gagal, yang lain mudah putus asa, ada yang berteguh pada prinsip dan sukses dalam
hidup, yang lain berteguh pada prinsip, dan tergilas habis. Kehidupan manusia
mengikuti sunnatullah, mengikuti hukum yang sifatnya indeterminate. Mampu
membaca kapan harus teguh prinsip, kapan diam dan kapan berbicara dalam nada yang

6
bagaimana, dia akan sukses beramal ma’ruf nahi mungkar. Manusia mempunyai
kemampuan untuk memilih yang baik, dan menghindari yang tidak baik. Dataran baik
tersebtu dapat berada pada dataran kehidupan prakmatik sampai pada dataran moral
human ataupun moral religius. Memilih kerja yang mempunyai prospek untuk
menghidupi keluarganya, merupakan lebebasan memilih manusia dengan
konmsukuensi ditempuhnya keteraturan sunnatullah; harus tekun bekerja dan berupaya
berprestasi didunia kerjanya. Untuik diterima kepemimpinannya, seorang pemimpin
perllu berupaya menjadi siddiq, amanah, dan maksum. Keadaan demikian berkenan
dengan pemikiran ibnu bajjah yang membagi perbuatan manusia kepada perbuatan
manusia, yaitu perbuatan yang didorong oleh kehendak / kemauan yang dihasilkan oleh
pertimbangan pemikiran, dan perbuatan hewani yaitu perbuatan instingtif sebagaimana
terdapat pada hewan, muncul karena dorongan intim dan bukan dorongan pemikiran
(Drajat, 2006: 16-17).
c. Hukum Keteraturan Rekayasa Teknologi
Keteraturan alam yang determinate, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
keteraturan substantif dan keteraturan esensial. Seperti pohon mangga golek akan
berbuah mangga golek. Ketika ilmuwan berupaya menemukan ensensi rasa enak pada
mangga, menemukan ensensi buah banyak pada mangga, dan menemukan esensi pohon
mangga baru manalagi yang enak buahnya, mebuat rekayasa agar dapat diciptakan
pohon mangga baru manalagi yang enak buahnya, banyak buahnya, dan tahan
penyakit, di sini nampak bahwa ilmuwan mencoba menemukan keteraturan esensial
pada benda organik. Produk teknologi merupakan produk kombinasi antara pemahaman
ilmuwan tentang keteraturan esensial yang determinate dengan upaya rekayasa kreatif
manusia mengikuti hukum keteraturan sunnatullah.
4. Konstruk Teori Model Korespondensi
Konstruk berfikir korespondensi adalah bahwa kebenaran sesuatu dibuktikan
dengan cara menemukan relasi relevan dengan sesuatu yang lain. Tampilan
korespondensi tersebut beragam mulai dari korelasi, kausal, konstributif, sampai
mutual. Konstruk berfikir statistik kuantitatif dan juga pendekatan positifistik
menggunakan cara ini (Muhadjir, 2001: 52).
Menurut Bertand Russel suatu pernyataan benar jika materi pengetahuan yang
dikandung oleh pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan/cocok) dengan obyek

7
yang dituju oleh pernyataan itu, misalnya, jika ada seseorang yang mengatakan
“Ibukota republik Indonesia adalah Jakarta” maka pernyataan itu benar sebab
pernyataan itu sesuai dengan fakta objektif (Bakhtiar, 1997: 33).
5. Konstruk Teori Model Koherensi
Konstruk teori model koherensi merentang dari koheren dalam makana rasional
sampai dalam makna moral. Konstruk kohren dalam makna rasional adalah kesesuaian
sesuatu dengan skema rasional tertentu, termasuk juga kesesuaian sesuatu dengan
kebenaran objektif raional.
Aristoteles dalam teori koherensi memberikan standar kebenaran dengan cara
dedukatif, yaitu kebenaran yang didasarkan pada kriteria koherensi yang dapat
diungkap. Bahwa berdasarkan teori koherensi suatu pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten denga pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Bila kita menganggap benar bahwa “ Semua manusia pasti mati”
adalah pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa “Si Fulan adalah seorang
manusia dan si Fulan pasti mati” adalah benar pula. sebab pernyataan ke dua adalah
konsisten dengan pernyataan yang pertama (Bakhtiar, 1997: 32).
6. Konstruk Teori Model Pragmatis
Konstruk teori pragmatis berupaya menkonstruk teorinya dari konsep- konsep,
pernyataan-pernyataan yang bersifat fungsional dalam kehidupan praktis atau tidak.
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis atau tidak; artinya suatu pernyataan adalah benar,
jika pernyataan itu atau inflikasinya mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan
manusia. Kaum prakmatis berpaling pada metode ilmiah sebagai metode untuk mencari
pengetahuan tentang alam ini yang dianggap fungsional dan berguna dalam
menafsirkan gejala-gejala alamiah. Agama bias dianggap benar karena memberikan
ketenangan pada jiwa dan ketertiban dalam masyarakat. Para ilmuwan yang menganut
asas ini tetap menggunakan suatu teori tertentu selama teori itu mendatangkan manfaat
(Bakhtiar, 1997: 34).
7. Konstruk Teori Iluminasi
Teori Iluminasi menurut Mehdi Ha’iri Yasdi adalah pengetahuan yang semua
hubungannya berada dipandang dalam kerangka dirinya sendiri, sehingga seluruh
anatomi gagasan tersebut bisa dipandang benar tanpa membutuhkan hubungan ekterior.

8
Artinya hubungan mengetahui, dalam bentuk pengetahuan tersebut adalah hubungan
swaobjek tanpa campur tyangan koneksi dengan objek eksternal (Bakhtiar, 1997: 35-
36).
Selanjutnya Iluminasi oleh Yasdi disebut sebagai ilmu hudhuri yaitu
pengetahuan dengan kehadiran karena ia ditandai oleh keadaan neotik dan memiliki
objek imanen yang menjadikannya pengetahuan swaobjek. Ilmu hudhuri tidak memiliki
objek di luar dirinya, tetapi objek itu sendiri ada adalah objek subjektif ada pada
dirinya. Oleh sebagian sufi, iluminasi itu adalah pengetahuan diri tentang diri yang
berasal dari penyinaran dan anugerah Tuhan yang digambarkan dengan berbagai
ungkapan dan keadaan. Ada yang menyebutkannya dengan terbukanya hijab antara
dirinya dengan Tuhan, sehingga pengetahuan dan rahasianya dapat diketahui. Ada yang
mengungkapkan dengan rasa cinta yang sangat dalam sehingga antara dia dan Tuhan
tidak ada rahasia lain. Pengetahuan Tuhan adalah pengetahuan-Nya. Dan ada yang
menyatakan dengan kesatuan kesadaran (ittihad/hulul) (Bakhtiar, 1997: 37).

C. Filosof Alam dan Besar


Kata filsafat dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini
merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia=persahabatan, cinta dsb.)
dan (sophia="kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan”. Filsafat adalah studi yang mempelajari semua hal tentang kehidupan
dan pemikiran manusia secara kritis. Filsafat merupakan hasil perenungan kefilsafatan.
Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan
alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada
agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Filosof alam dapat
kita bagi menurut tempat para filosof tersebut:
1. Filsafat Yunani
Filsafat Yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak pangkal munculnya
filsafat. Filsuf-filsuf pada masa Yunani adalah orang yang mulai melepaskan diri dari
mitos-mitos dan mencari pertanggungjawaban yang rasional daripada kenyataan
mencari apa yang tetap dan kekal dalam kenyataan yang berubah-ubah. Pertama, pada
bangsa Yunani, terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas. Tujuan filosofi mereka
adalah memikirkan soal alam besar darimana terjadinya alam, itulah yang menjadi
sentral persoalan bagi mereka Tokoh-tokoh filsafat Yunani antara lain yaitu pra-

9
Sokrates, filsafat alam mencari penjelasan daripada alam, Khususnya terjadi segala-
galanya dari prinsip pertama charce. Tokoh – tokoh filsafat alam dari yunani antara
lain:
a. Thales (625-545 SM)
Seorang filosof pertama, gelar yang diberikan oleh Aristoteles. Ia seorang
saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir dan menemukan ilmu ukur dari mesir
dan membawanya ke Yunani. Diceritakan pula bahwa dia juga ahli politik yang
terkenal dari Milletos. Dia juga berhasil meramal gerhana matahari pada tanggal 28
Mei 585 SM. Karena hal itu dia dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisika.
Beberapa penemuan Thales menggiring cara berpikir manusia dari mitos-mitos kepada
alam nyata yang empiris. Sumber utama ajaran Thales yang diungkapkan oleh
Aristoteles sebagaimana pendapatnya mengenai metafisika, Aristoteles menyatakan
bahwa Thales adalah orang pertama yang memikirkan tentang asal-muasal terjadinya
alam semesta ini. Menurut Thales asal mula alam semesta ini adalah air. Air adalah
pusat , sumber, dasar (principle) segala-galanya. Segala sesuatu yang berasal dari air
dan kembali menjadi air pula. Argumen Thales merupakan argument yang bukan hanya
rasional tetapi observatif, meskipun pada zamannya belum lahir ilmu pengetahuan yang
segala sesuatu baru dinyatakan benar jika telah terbukti secara empirik dan observatif.
Pandangan Thales merupakan cara berpikir yang sangat tinggi karena sebelumnya
orang Yunani sering mengambil jawaban tentang alam dengan kepercayaan dan mitos
yang dipenuhi dengan ketahayulan. Thales telah membuka alam pikiran dan keyakinan
tentang alam serta asal muasalnya. Tanpa menunggu hadirnya penemuan ilmiah dan
dalil-dalil agamais.
b. Anaximandros (610-547 SM)
Dia salah satu murid Thales. Usianya 15 tahun lebih muda dari Thales tetapi
meninggal 2 tahun lebih dulu dari Thales. Dia adalah orang yang berjasa dalam dunia
astronomi dan geografi sebab dia orang pertama yang membuat peta. Anaximandros
juga mencari prinsip terakhir yang dapat memberikan pengertian mengenai kejadian-
kejadian dalam alam semesta. Menurutnya segala sesuatu itu berasal dari to opeiron
yaitu yang tak terbatas, sesuatu yang tak terhingga, opeiron itu sebagai prinsip yang
fundamental. Opeiron adalah barang yang asal yang tidak berhingga dan tiada
keputusan itu mustahil bagi salah satu dari barang yang berakhir itu. Anaximandros

10
menerangkan bagaimana dari apeiron timbul alam semesta yang bermula dari keluarlah
yang panas dan yang dingin. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin
itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan yang beku,
yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Sebagai filosof ia mempunyai
pandangan bahwa alam adalah satu tetapi prinsip dasar tentang alam itu berasal dari
jenis yang tak terhitung dan tak terbatas (apeiron). Sifat-sifat yang diberikan
Anaximandros tentang apeiron yaitu sesuatu zat yang tak terhingga, tak terbatas, dan
tak dapat diserupakan dengan alam. Pemahaman tentang operion dapat dianalogikan
dengan pandangan orang muslim tentang Tuhan. Inilah kesimpulan hokum dunia
menurut Anaximandros, disini nampak kelebihannya daripada gurunya, selagi Thales
berpendapat bahwa barang yang asal itu salah satu dari yang lahir, yang tampak, yang
berhingga juga, Anaximandros meletakkannya di luar alam yang memberikan sifat
yang tiada berhingga padanya dengan tiada dapat diserupai. Selain itu, menurutnya
bumi berbentuk silinder dan lebarnya tiga kali tingginya. Bumi itu tidak dapat jatuh
sebab bumi kedudukannya sebagai pusat jagat raya.
c. Anaximenes (585-524 SM)
Dia adalah murid Anaximandros yang secara substansial pemahamannya
tentang alam tidak berbeda dengan gurunya. Anaximenes mengajarkan asal dari alam
ini satu dan tidak terhingga hanya saja dia tidak dapat menerima aximenes bahwa yang
asal itu tidak ada persamaannya dengan berita tentang yang lahir dan tidak dapat
dirupakan (abstrak). Baginya yang asal mestilah satu dari yang ada dan yang nampak.
Barang yang asal itu adalah udara, udara itulah yang satu dan tidak
berharga. Berpendapat bahwa prinsip yang merupakan asal-usul segala sesuatu yaitu
udara. Menurutnya jiwa menjamin kesatuan tubuh kita demikianpun udara meliputi
segala-galanya. Jiwa sendiri juga tidak lain dari udara saja yang dipupuk dengan
bernafas Mka dia merupakan yang pertama berpikir persamaan antara tubuh manusia
dan jagat raya. Pandangan tersebut didasarkan atas alasan:
1) Udara terdapat dimana-mana, dunia itu diliputi oleh udara, tidak ada satu
ruanganpun tidak terdapat udara didalamnya maka udara itu tidak ada habisnya.
2) Keistimewaan udara yaitu senantiasa bergerak olehkarena itu udara memegang
peranan yang penting dalam berbagai perubahan dalam ala mini.
3) Udara adalah unsur kehidupan karena tak ada sesuatupun yang hidup tanpa udara.

11
Mengenai terjadinya alam ini semuanya terjadi karena udara. Gerak udaralah yang
menjadi sebabnya. Jika udara jarang maka terjadilah api. Jika rapat terjadilat angina dan
awan, jika udara bertambah rapat lagi turunlah hujan dari awan itu. Dari pandangan dan
hasil perenungan filosof pertama dari Milethos dapat disimpulkan:
1) Alam semesta merupakan keseluruhan yang mempunyai dasar atas asal yang satu
2) Alam semesta ini dikuasai oleh hukum, kejadiannya tidak terjadi secara kebetulan
melainkan ada semacam keharusan di belakang kejadian-kejadian itu.
Akibatnya, alam semesta kita ini merupakan kosmos (alam yang teratur)
Anaximenes merupakan filosof alam terakhir dari kota milethos, sesudah ia meninggal
maka berakhirlah filosof dari kiota itu.
2. Filsuf-filsuf lain diluar Yunani
a. Phytagoras
Pada tahun 530 SM, seorang filosuf dari Italia menetap dikota Kroton Krovena.
orang Greek berangsur-angsur mencari tempat kediamannya. Di kota itu didirikan
sebuah perkumpulan agama,yang biasa disebut kaum Phytagoras. Perkumpulan itu
menjadi sebuah torikot, mereka diam dan menyisihkan diri dari masyarakat dan hidup
selalu dengan amal ibadah.
Menurut berbagai keterangan. Phytagoras terpengaruh oleh hal yang mistik yang
berkembang pada saat itu di Yunani, yang bernama Orvisisme Ujung yang terikat Phyta,
ialah mendidik kebatinan dan mengikat ruh. Phyta percaya akan kepindahan jiwa dari
mahluk yang sekarang kepada mahluk yang akan datang. Apabila seseorang meninggal
maka jiwanya akan kembali ke dunia, masuk dalam badan salah satu hewan. Menurut
kepercayaan Phyta, manusia itu asalnya Tuhan, jiwa itu adalah penjelmaan dari Tuhan,
yang jatuh ke dunia karena berdosa dan akan kembali lagi kelangit bila sudah habis
dicuci dosanya. Dengan hidup murni tetapi prosesnya berangsur-angsur. Untuk hidup
murni harslah orang mematangkan makan daging dan kacang.
Menurut kepercayaan Phyta itu menjadi penganjur vegetarisme, makan sayur-
sayuran dan buah-buahan saja. Menurut kepercayaan kaum Phyta setiap orang harus
bertanggung jawab dalam hatinya tentang perbuatannya sehari-hari. Hidup di dunia
menurut paham Phyta, adalah persediaan untuk akhirat, sebab itu semua dikerjakan
untuk kemudian. Phyta sendiri tidak meninggalkan ajaran yang tertulis, apa yang keliuar
dari mulut sendiri susah memisahkannya dari yang dari yang ditambahkan oleh murid-

12
muridnya . orang hanya tahu bahwa Phyta lebih besar pengaruhnya karena dipandang
sebagai dewa. Jadi apa yang dikatakannya selalu benar walaupun sebenarnya salah.
Selain ahli mistik Phytagoras juga sebagai ahli fikir terutama dalam ilmu matematik dan
ilmu hitung sehingga ia tersohor namanya. Filsafah pemikirannya banyak diilhami oleh
rahasia angka-angka, ia beranggapan bahwa hakikat segala sesuatu adalah angka. Dunia
angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk.
Ilmu angka dan ilmu bentuk adalah satu-satunya ilmu pasti atau pure matematiks. Dunia
ilmu pasti adalah dunia kesempurnaan,contohnya: kebenaran = 2+2= 4 adalah pasti.
Ilmu ukur mengajarkan langkah mutlak bulat, namun dalam alam kenyatannya tidak
kita lingkaran yang mutlak bulat. Alam dunia itu penuh kekurangan hanya, hanya
tuhanlah yang penuh kesempurnaan.
Dalam ilmu kalam dan theology zaman pertengahan pikiran Phytagoras sangat
berpengaruh sehingga pembuktian adanya Tuhanpun didasarkan pada logika dan ilmu
pasti. Kita mengenal sifat Tuhan yang wajib atau pasti dan kebalikannya sifat mustahil,
dan ada satu lagi yaitu sifat mungkin. Cara berfikir demikian adalah berdasarkan ilmu
ukur berdasar ilmu pasti atau ilmu pure mathematies yang tidak mungkin terjadi
kebenarannya dalam dunia kenyataan.
Sejak zaman Phytagoras, pemikiran matematika menguasai segala bidang,
menentang kebenaran akal namun cara pemikiran ini tetap berpengaruh Karena orang
tidak mudah mencintai dunia yang ada, dunia yang penuh dengan kepalsuan,
kemunafikan dan kegagalan yang pahit kata Phyta, bahwa “all things are numbers”,
tampak seolah-olah omong kosong belaka, akan tetapi justru ajaran itulah yang menjadi
segala pokok pangkal ilmu/ hakikat ilmupasti, teologi, mistik, tasyawuf semakin baru
kegagalan yang ditemui oleh orang dalam hidupnya sehari-hari, semakin besar
kesediaan dia untuk terbang dari dunia kebendaan dan merindukan kepada sesuatu yang
hakiki dan abadi, semakin besar kesediaannya untuk menerima barang kramat atau
mistik.
b. Parmenides (540-473) SM
Filosof dilahirkan pada tahun 540 SM di Elea, Italy selatan. Di kota
kelahirannya ia dikenal sebagai orang besar. Ia ahli dalam politik dan pernah
memangku jabatan dalam pemerintahan, namun ia lebih terkenal baku karena
jabatannya tapi karena ahli pikir yang melebihi siapapun juga pada masanya.

13
Kebenaran adalah sesuatu, namun berbeda dari orang yang mengatakannya. Ada tiga
cara berfikir tentang Tuhan:
1) Ada
2) Tidak ada
3) Ada dan tidak ada

Yang benar ialah ada (1) tidak mungkin ada keyakinan yang tidak ada, (2)
sebagai ada karena yang tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. Jadi
benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Untuk mencapai kebenaran kita
tidak dapat berpedoman dengan penglihatan yang menampakkan kepada kita “yang
banyak” dan “yang berubah-ubah”, hanya akal yangadapat mengatakan bahwa “yang
ada” itu “ mesti ada” serta mengakui bahwa “yang ada” itu “mustahil ada”. Bulan
adalah tanda yang sempurna bagi parmenilu. Ajaran Parmenides, yang berpokok pada
yang “satu” dan “tetap”, bertentangan dengan ajaran Heroklitos. Heroklitos adalah nabi
yang bergerak senantiasa, yang selalu dalam kejadian Parmenidas nabi dari yang tidak
berubah-ubah. Bangun dunia Heroklitos dinamis, Dunia Parmenides statis. Ajaran
Parmenides banyak yang tidak memuaskan bagi orang yang semasa dengan dia, banyak
keterangan yang bertentangan tampaknya dengan yang lahir, sebab banyak orang yang
membantah.
c. Demokritos 460 SM – 370 SM
Demokritos lahir di kota Abdera Pesisir Thrake Yunani Utara (460-370 SM).
Demokratis tidak dipengaruhi oleh filsafat gaya baru yang berkembang di Athena
dalam kalangan Sokrates, dari lain pihak, di Athena rupanya filsafat Demokritas cukup
lama tidak dikenal. Menurut Leukippos dan Demokritos jumlah atom tidak terhingga.
Atom-atom yang dikaitkan bergerak dengan gerak putting beliung, makin lama makin
banyak atom mengambil bagian dari gerak itu, dan badan-badan ku yang lebih halus
dilontarkan ketepinya. Demikianlah kosmos kita dibentuk dan dengan cara ini banyak
dunia yang ditimbulkan menurut Demokritas jiwa terdiri dari atom-atom.
d. Protagoras
Lahir kira-kira pada tahun 485 SM di kota Abdera Pesisir Thrake, Yunani
Utara. Dalam bukunya “Aletheia” (kebenaran) terdapat tuturan Photagoras yang isinya
“ Manusia adalah ukuran dari segala-galanya untuk hal-hal yang ada sehingga mereka
ada dan hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada”. Hal ini bisa disebut

14
retavilisme. Protagoras berpendapat bahwa Negara tidak berdasarkan kodrat, melainkan
diadakan oleh manusia itu sendiri, ia juga berpendapat tentang allah-allah, boleh
disebut sesuatu skeptisisme (tidak mungkin mencapai kebenaran).
D. Filosof Besar
Filosof besar muncul dengan pemikirannya setelah perkembangan zaman para
filosof alam. Tokoh tokoh filosof besar kami bagi menjadi filosof yunani yang
bertumpu di barat, dengan filosof islam yang bertumpu di belahan bumi timur dan
filosof dari china.
1. Para Filosof Yunani (filosof barat)

a. Sokrates
Kehadiran filosof Yunani klasik sama dengan kehadiran raksasa yang
menggoncang bumi berbagai pandangan para filosof Yunani. Merupakan motifasi kuat
untuk bangkit kembali dari ilmu pengetahuan yang sangat lemah. Sokrates lahir di
Athena pada tahun 470 SM dan meninggal 399 SM. Filsafatnya adalah suatu reaksi dan
suatu kritik terhadap pemikiran kaum Sofis. Sokrates pernah dimasukkan dalam penjara
karena pendapat dan ajarannya.
Adapun falsafah pemikiran Sokrates diantaranya adalah pernyataan adanya
kebenaran positif yaitu yang tidak bergantung kepada aku dan kita. Dalam
membenarkan kebenarannya Sokrates menggunakan metode-metode tertentu yang
dikenal dengan metode dialektika (bercakap-cakap). Dari metode dialektikanya ia
menemukan dua penemuan metode yang lain yaitu induksi dan definisi. Induksi mana
kala pemikiran bertolak dari pengetahuan yang khusus lalu menyimpulkan ke
pengertian-pengertian yang umum sedangkan definisi pembentukan pengertian yang
berlaku universal. Sokrates dikenal sebagai orang yang berbudi luhur, arif, dan
bijaksana, namun ia tak pernah mengakuinya. Menurutnya filsafat bermula pada “Jika
seorang belajar bagaimana meninjau kembali kepercayaan yang sejak kecil dianut”.
Paham etika Sokrates merupakan kelanjutan dari metode induksi dan definisi. Ajaran
filosofinya tidak pernah dituliskannya melainkan dilakukan dengan perbuatan dengan
cara hidup.
b. Plato

Plato berpendapat dalam keseimbangan logika dengan etika, menurut penulis


kata-kata Plato yang paling tepat adalah yang menyatakan bahwa kesengsaraan dunia

15
tidak akan berakhir sebelum filosof menjadi raja, atau raja-raja menjadi filosof. Oleh
karena pernyataannya Plato menginginkan negarawan menjadi filosof dan filosof
menjadi negarawan. Itu pula sebabnya Plato membagi struktur social masyarakat
menjadi tiga golongan besar, yaitu :
1) Kelompok Filosof yang senantiasa memikirkan kebaikan termasuk dalam mengkaji
keberadaan sebagai suatu negara yang baik. Dari kelompok inilah kajian etika
kebaikan mulai lahir yang berbicara tentang kebijaksanaan dan moral.
2) Kelompok prajurit yang senantiasa memikirkan kebenaran, sehingga tugasnya
adalah mengawasi dan menjaga keamanan. Dari kelompok inilah lahir kajian
strategi perang, permainan politik yang pada gilirannya menjadi berbagai ilmu.
3) Kelompok masyarakat jelata yang menopang kehidupan ekonomi rakyat seperti
petani, buruh, tukang, pedagang, ibu-ibu dan anak-anak. Dari kelompok inilah
serba-serbi kehidupan yang multi dimensional, dan karena keberagaman tersebut
menjadi seni.
c. Aristoteles
Aristoteles mengemukakan pendapatnya: dalam suatu pemerintahan, Aristoteles
mendukung adanya segelintir masyarakat yang dianggap sebagai budak belian, karena
dianggap sejalan dengan garis hukum alam, dan dia walaupun bukan percaya pada
kerendahan martabat wanita dibandingkan kaum laki-laki tetapi merestuinya.
Pada kesempatan lain Aristoteles berpendapat bahwa kemiskinan adalah
bapaknya revolusi dan dia juga menyatakan bahwa barang siapa yang sudah merenungi
berbagai hal dalam seni memerintah manusia (publik), maka yang bersangkutan pasti
yakin bahwa nasib suatu imperium tergantung pada pendidikan generasi penerusnya.
Aristoteles tampak semakin eksistensialis dan secular karena berusaha memisahkan
perenungan kerohanian yang transendental dengan keduniawian. Dalam mengkaitkan
kebenaran tuhan dan kebenaran manusia inilah tampak perjalanan paradigma ilmu
politik menurut kacamata Aristoteles , yaitu merupakan kajian awal dari ilmu filsafat
yang dimulai dari pemikiran teokrasi kemudian rasionalitas.

2. Para Filosof China


Kong Hu-Cu adalah seorang filosof besar Cina. Dialah orang pertama
pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang paling
mendasar. Filosofinya menyangkut moralitas orang perorang dan konsepsi suatu

16
pemerintahan tentang cara-cara melayani rakyat dan memerintahnya lewat tingkah
laku, teladan telah menyerap jadi darah daging kehidupan dan kebudayaan orang Cina
selama lebih dari dua ribu tahun. Lebih dari itu, juga berpengaruh terhadap sebahagian
penduduk dunia lain. Lahir sekitar tahun 551 SM di kota kecil Lu, kini masuk wilayah
propinsi Shantung di timur laut daratan Cina. Dalam usia muda ditinggal mati ayah,
membuatnya hidup sengsara di samping ibunya. Waktu beranjak dewasa dia jadi
pegawai negeri kelas bawah tapi sesudah selang beberapa tahun dia memutuskan
mendingan copot diri saja. Sepanjang enam belas tahun berikutnya Kong Hu-Cu jadi
guru, sedikit demi sedikit mencari pengaruh dan pengikut anutan filosofinya.
Menginjak umur lima puluh tahun bintangnya mulai bersinar karena dia dapat
kedudukan tinggi di pemerintahan kota Lu.
Sang nasib baik rupanya tidak selamanya ramah karena orang-orang yang
dengki dengan ulah ini dan ulah itu menyeretnya ke pengadilan sehingga bukan saja
berhasil mencopotnya dari kursi jabatan tapi juga membuatnya meninggalkan kota. Tak
kurang dari tiga belas tahun lamanya Kong Hu-Cu berkelana ke mana kaki melangkah,
jadi guru keliling, baru pulang kerumah asal lima tahun sebelum wafatnya tahun 479
SM.
Kong Hu-Cu kerap dianggap selaku pendiri sebuah agama; anggapan ini tentu
saja meleset. Dia jarang sekali mengkaitkan ajarannya dengan keTuhanan, menolak
perbincangan alam akhirat, dan mengelak tegas setiap omongan yang berhubungan
dengan soal-soal metafisika. Dia tak lebih dan tak kurang seorang filosof sekuler, cuma
berurusan dengan masalah-masalah moral politik dan pribadi serta tingkah laku akhlak.
Ada dua nilai yang teramat penting, kata Kong Hu-Cu, yaitu "Yen" dan "Li:"
"Yen" sering diterjemahkan dengan kata "Cinta," tapi sebetulnya lebih kena diartikan
"Keramah-tamahan dalam hubungan dengan seseorang." "Li" dilukiskan sebagai
gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tatakrama dan sopan santun.
Pemujaan terhadap leluhur, dasar dasar kepercayaan orang Cina bahkan
sebelum lahirnya Kong Hu-Cu, lebih diteguhkan lagi dengan titik berat kesetiaan
kepada sanak keluarga dan penghormatan terhadap orang tua. Ajaran Kong Hu-Cu juga
menggaris bawahi arti penting kemestian seorang istri menaruh hormat dan taat kepada
suami serta kemestian serupa dari seorang warga kepada pemerintahannya. Ini agak
berbeda dengan cerita-cerita rakyat Cina yang senantiasa menentang tiap bentuk tirani.

17
Kong Hu-Cu yakin, adanya negara itu tak lain untuk melayani kepentingan
rakyat, bukan terputar balik. Tak jemu-jemunya Kong Hu-Cu menekankan bahwa
penguasa mesti memerintah pertama-tama berlandaskan beri contoh teladan yang
moralis dan bukannya lewat main keras dan kemplang. Dan salah satu hukum
ajarannya sedikit mirip dengan "Golden Rule" nya Nasrani yang berbunyi "Apa yang
kamu tidak suka orang lain berbuat terhadap dirimu, jangan lakukan."
Pokok pandangan utama Kong Hu-Cu dasarnya teramat konservatif. Menurut
hematnya, jaman keemasan sudah lampau, dan dia menghimbau baik penguasa maupun
rakyat supaya kembali asal, berpegang pada ukuran moral yang benar, tidak ngelantur.
Kenyataan yang ada bukanlah perkara yang mudah dihadapi. Keinginan Kong Hu-Cu
agar cara memerintah bukan main bentak, melainkan lewat tunjukkan suri teladan yang
baik tidak begitu lancar pada awal-awal jamannya. Karena itu, Kong Hu-Cu lebih
mendekati seorang pembaharu, seorang inovator ketimbang apa yang sesungguhnya
jadi idamannya.
Kong Hu-Cu hidup di jaman dinasti Chou, masa menyuburnya kehidupan
intelektual di Cina, sedangkan penguasa saat itu tidak menggubris sama sekali petuah-
petuahnya. Baru sesudah dia wafatlah ajaran-ajarannya menyebar luas ke seluruh pojok
Cina. Berbetulan dengan munculnya dinasti Ch'in tahun 221 SM, mengalami masa
yang amat suram. Kaisar Shih Huang Ti, kaisar pertama dinasti Ch'ing bertekat bulat
membabat habis penganut Kong Hu-Cu dan memenggal mata rantai yang menghubungi
masa lampau. Dikeluarkannya perintah harian menggencet lumat ajaran-ajaran Kong
Hu-Cu dan menggerakkan baik spion maupun tukang pukul dan pengacau profesional
untuk melakukan penggeledahan besar-besaran, merampas semua buku yang memuat
ajaran Kong Hu-Cu dan dicemplungkan ke dalam api unggun sampai hancur jadi abu.
Kebejatan berencana ini rupanya tidak juga mempan. Tatkala dinasti Ch'ing
mendekati saat ambruknya, penganut-penganut Kong Hu-Cu bangkit kembali bara
semangatnya dan mengobarkan lagi doktrin Kong Hu-Cu. Di masa dinasti berikutnya
(dinasti Han tahun 206 SM - 220 M). Confucianisme menjadi filsafat resmi negara
Cina.
Ada beberapa sebab mengapa Confucianisme punya pengaruh yang begitu
dahsyat pada orang Cina. Pertama, kejujuran dan kepolosan Kong Hu-Cu tak perlu
diragukan lagi. Kedua, dia seorang yang moderat dan praktis serta tak minta keliwat

18
banyak hal-hal yang memang tak sanggup dilaksanakan orang. Jika Kong Hu-Cu
kepingin seseorang jadi terhormat, orang itu tidak usah bersusah payah menjadi orang
suci terlebih dahulu.
Dalam hal ini, seperti dalam hal ajaran-ajarannya yang lain, dia mencerminkan
dan sekaligus menterjemahkan watak praktis orang Cina. Segi inilah kemungkinan
yang menjadi faktor terpokok kesuksesan ajaran-ajaran Kong Hu-Cu. Kong Hu-Cu
tidaklah meminta keliwat banyak. Misalnya dia tidak minta orang Cina menukar dasar-
dasar kepercayaan lamanya. Malah kebalikannya, Kong Hu-Cu ikut menunjang dengan
bahasa yang jelas bersih agar mereka tidak perlu beringsut. Tampaknya, tidak ada
seorang filosof mana pun di dunia yang begitu dekat bersentuhan dalam hal pandangan-
pandangan yang mendasar dengan penduduk seperti halnya Kong Hu-Cu.
Confucianisme yang menekankan rangkaian kewajiban-kewajiban yang
ditujukan kepada pribadi-pribadi ketimbang menonjolkan hak-haknya -rasanya sukar
dicerna dan kurang menarik bagi ukuran dunia Barat. Sebagai filosofi kenegaraan
tampak luar biasa efektif. Diukur dari sudut kemampuan memelihara kerukunan dan
kesejahteraan dalam negeri Cina dalam jangka waktu tak kurang dari dua ribu tahun,
jelaslah dapat disejajarkan dengan bentuk-bentuk pemerintahan terbaik di dunia.
Gagasan filosofi Kong Hu-Cu yang berakar dari kultur Cina, tidaklah berpengaruh
banyak di luar wilayah Asia Timur. Di Korea dan Jepang memang kentara pengaruhnya
dan ini disebabkan kedua negeri itu memang sangat dipengaruhi oleh kultur Cina.
Saat ini Confucianisme berada dalam keadaan guram di Cina. Masalahnya, pemerintah
Komunis berusaha sekuat tenaga agar kaitan alam pikiran penduduk dengan masa
lampau terputus sama sekali. Dengan gigih dan sistematik Confucianisme digempur
habis sehingga besar kemungkinan suatu saat yang tidak begitu jauh Confucianisme
lenyap dari bumi Cina. Tapi karena di masa lampau, akar tunggang Confilcianisme
begitu dalam menghunjam di bumi Cina, bukan mustahil entah seratus atau seratus lima
puluh lahun yang akan datang beberapa filosof Cina sanggup mengawinkan dua
gagasan besar. Confucianisme dan ajaran ajaran Mao Tse-Tung.
3. Para Filosof Islam

a. Perkembangan Pemikiran pada Masa Ilmu Kalam


Adapun yang melatar belakangi sejarah munculnya persoalan-persoalan kalam
adalah disebabkan faktor-faktor politik pada awalnya setelah khalifah Ustman terbunuh

19
kemudian digantikan oleh Ali menjadi khalifah. Peristiwa menyedihkan dalam sejarah
Islam yang sering dinamakan al-Fitnat al-Kubra (Fitnah Besar), sebagaimana telah
banyak dibahas, merupakan pangkal pertumbuhan masyarakat (dan agama) Islam di
berbagai bidang, khususnya bidang-bidang politik, sosial dan paham keagamaan. Maka
Ilmu Kalam sebagai suatu bentuk pengungkapan dan penalaran paham keagamaan juga
hampir secara langsung tumbuh dengan bertitik tolak dari Fitnah Besar itu.
Pada zaman khalifah Abu Bakar ( 632-634 M ) dan Umar bin Khattab ( 634-644
) problema keagamaan juga masih relative kecil termasuk masalah aqidah. Tapi setelah
Umar wafat dan Ustman bin Affan naik tahta ( 644-656 ) fitnah pun timbul. Abdullah
bin Saba’, seorang Yahudi asal Yaman yang mengaku Muslim, salah seorang penyulut
pergolakan. Meskipun itu ditiupkan, Abdullah bin Saba’ pada masa pemerintahan
Ustman namun kemelut yang serius justru terjadi di kalangan Umat Islam setelah
Ustman mati terbunuh ( 656 M ).
Perselisihan di kalangan Umat islam terus berlanjut di zaman pemerintahan Ali
bin Abi Thalib ( 656-661 M) dengan terjadinya perang saudara, pertama, perang Ali
dengan Zubair, Thalhah dan Aisyah yang dikenal dengan perang jamal, kedua, perang
antara Ali dan Muawiyah yang dikenal dengan perang Shiffin. Pertempuran dengan
Zubair dan kawan-kawan dimenangkan oleh Ali, sedangkan dengan Muawiyah
berakhir dengan tahkim ( Arbritrase ).Hal ini berpengaruh pada perkembangan tauhid,
terutama lahir dan tumbuhnya aliran-aliran Teologi dalam islam.
Ketauhidan di Zaman Bani Umayyah ( 661-750 M ) masalah aqidah menjadi
perdebatan yang hangat di kalangan umat islam. Di zaman inilah lahir berbagai aliran
teologi seperti Murji’ah, Qadariah, Jabariah dan Mu’tazilah.
Pada zaman Bani Abbas ( 750-1258 M ) Filsafat Yunani dan Sains banyak
dipelajari Umat Islam. Masalah Tauhid mendapat tantangan cukup berat. Kaum
Muslimin tidak bisa mematahkan argumentasi filosofis orang lain tanpa mereka
menggunakan senjata filsafat dan rasional pula. Untuk itu bangkitlah Mu’tazilah
mempertahankan ketauhidan dengan argumentasi-argumentasi filosofis tersebut
.Namun sikap Mu’tazilah yang terlalu mengagungkan akal dan melahirkan
berbagai pendapat controversial menyebabkan kaum tradisional tidak
menyukainya.Akhirnya lahir aliran Ahlussunnah Waljama’ah dengan Tokoh besarnya
Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi.Mula-mula ialah untuk membuat

20
penalaran logis oleh orang orang yang melakukan pembunuhan 'Utsm'an atau
menyetujui pembunuhan itu. Jika urutan penalaran itu disederhanakan, maka kira-kira
akan berjalan seperti ini: Mengapa 'Utsman boleh atau harus dibunuh?
Karena ia berbuat dosa besar (berbuat tidak adil dalam menjalankan
pemerintahan) padahal berbuat dosa besar adalah kekafiran. Dan kekafiran, apalagi
kemurtadan (menjadi kafir setelah Muslim), harus dibunuh. Mengapa perbuatan dosa
besar suatu kekafiran? Karena manusia berbuat dosa besar, seperti kekafiran, adalah
sikap menentang Tuhan. Maka harus dibunuh! Dari jalan pikiran itu, para (bekas)
pembunuh 'Utsman atau pendukung mereka menjadi cikal-bakal kaum Qadari, yaitu
mereka yang berpaham Qadariyyah, suatu pandangan bahwa manusia mampu
menentukan amal perbuatannya, maka manusia mutlak bertanggung jawab atas segala
perbuatannya itu, yang baik dan yang buruk.
Para pembunuh 'Utsman itu, menurut beberapa petunjuk kesejarahan, menjadi
pendukung kekhalifahan 'Ali Ibn Abi Thalib, Khalifah IV. Ini disebutkan, misalnya,
oleh Ibn Taymiyyah, sebagai berikut: Sebagian besar pasukan Ali, begitu pula mereka
yang memerangi Ali dan mereka yang bersikap netral dari peperangan itu bukanlah
orang-orang yang membunuh 'Utsman. Sebaliknya, para pembunuh 'Utsman itu adalah
sekelompok kecil dari pasukan 'Ali, sedangkan umat saat kekhalifahan 'Utsman itu
berjumlah dua ratus ribu orang, dan yang menyetujui pembunuhannya seribu orang
sekitar itu.
Tetapi mereka kemudian sangat kecewa kepada ‘Ali, karena Khalifah ini
menerima usul perdamaian dengan musuh mereka, Mu’awiyah ibn Abu Sufyan, dalam
“Peristiwa Shiffin” di situ ‘Ali mengalami kekalahan di plomatis dan kehilangan
kekuasaan “de jure”-nya. Karena itu mereka memisahkan diri dengan membentuk
kelompok baru yang kelak terkenal dengan sebutan kaum Khawarij (al-Kahwarij, kaum
Pembelot atau Pemberontak). Seperti sikap mereka terhadap ‘Utsman, kaum Khawarij
juga memandang ‘Ali dan Mu’awiyah sebagai kafir karena mengkompromikan yang
benar (haqq) dengan yang palsu (bathil). Karena itu mereka merencanakan untuk
membunuh ‘Ali dan Mu’awiyah, juga Amr ibn al-’Ash, gubernur Mesir yang
sekeluarga membantu Mu’awiyah mengalahkan Ali dalam “Peristiwa Shiffin” tersebut.
Tapi kaum Khawarij, melalui seseorang bernama Ibn Muljam, berhasil membunuh
hanya ‘Ali, sedangkan Mu’awiyah hanya mengalami luka-luka, dan ‘Amr ibn al-’Ash

21
selamat sepenuhnya (tapi mereka membunuh seseorang bernama Kharijah yang
disangka ‘Amr, karena rupanya mirip). Karena sikap-sikap mereka yang sangat ekstrem
dan eksklusifistik, kaum Khawarij akhirnya boleh dikatakan binasa. Tetapi dalam
perjalanan sejarah pemikiran Islam, pengaruh mereka tetap saja menjadi pokok
problematika pemikiran Islam. Yang paling banyak mewarisi tradisi pemikiran
Khawarij ialah kaum Mu’tazilah. Mereka inilah sebenarnya kelompok Islam yang
paling banyak mengembangkan Ilmu Kalam seperti yang kita kenal sekarang.
Berkenaan dengan Ibn Taymiyyah mempunyai kutipan yang menarik dari keterangan
salah seorang ‘ulama’ yang disebutnya Imam ‘Abdull’ah ibn al-Mubarak. Menurut Ibn
Taymiyyah, sarjana itu menyatakan demikian: Agama adalah kepunyaan ahli
(pengikut) Hadits, kebohongan kepunyaan kaum Rafidlah, (ilmu) Kalam kepunyaan
kaum Mu’tazilah, tipu daya kepunyaan (pengikut) Ra’y (temuan rasional).
b. Aliran – Aliran Pemikiran Kefilsafan Dalam Islam
Menurut Sudarsono (1996) menyebutkan perkembangan pemikiran islam pada
masa kalam terdiri dari : khawarij, murjiah, mutazilah, syiah, dan ahli sunnah wal
jamah.
1) Khawarij
Khawarij adalah golongan yang keluar dari kelompok pengikut ali dan aliran ini
timbul akibat protes terhadap “majlis taklim” di danmatul jandal yang merupakan
perjanjian damai antara khalifah ali dan muawiyah pada tahun 37 H. Khawarij pertama
kali muncul pada pertengahan abad ke-7, terpusat di daerah yang kini ada di Irak
selatan, dan merupakan bentuk yang berbeda dari Sunni dan Syi’ah. Gerakan Khawarij
berakar sejak Khalifah Utsman bin Affan dibunuh, dan kaum Muslimin kemudian
mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ketika itu, kaum Muslimin mengalami
kekosongan kepemimpinan selama beberapa hari.
Kabar kematian ‘Ustman kemudian terdengar oleh Mu’awiyyah bin Abu
Sufyan. Mu’awiyyah yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ‘Ustman bin
Affan, merasa berhak menuntut balas atas kematian ‘Ustman. Mendengar berita ini,
orang-orang Khawarij pun ketakutan, kemudian menyusup ke pasukan Ali bin Abi
Thalib. Mu’awiyyah berpendapat bahwa semua orang yang terlibat dalam pembunuhan
‘Ustman harus dibunuh, sedangkan Ali berpendapat yang dibunuh hanya yang

22
membunuh ‘Ustman saja, karena tidak semua yang terlibat pembunuhan diketahui
identitasnya.
Akhirnya meletuslah Perang Siffin karena perbedaan dua pendapat tadi.
Kemudian masing-masing pihak mengirim utusan untuk berunding, dan terjadilah
perdamaian antara kedua belah pihak. Melihat hal ini, orang-orang Khawarij pun
menunjukkan jati dirinya dengan keluar dari pasukan Ali bin abi Thalib. Mereka
(Khawarij) merencanakan untuk membunuh Mu’awiyyah bin Abi Sufyan dan Ali bin
Abi Thalib, tapi yang berhasil mereka bunuh hanya Ali bin Abi Thalib saja. Orang-
orang Khawarij ini keluar dari kepimpinan Ali bin Abi Thalib dengan dalih salah
satunya bahwa Ali tidak tegas.
Orang Khawarij ketika itu sering berkumpul di suatu tempat yang disebut
Khouro di daerah Kufah. Oleh sebab itulah mereka juga disebut Al Khoruriyyah.Dalam
mengajak umat mengikuti garis pemikiran mereka, kaum Khawarij sering
menggunakan kekerasan dan pertumpahan darah.
2) Murjiah
Murjiah merupakan suatu aliran yang muncul di Damsyik, ibu kota kerajaan
Umayyad. Kata murjiah secara harfiah berarti golongan yang menangguhkan:
menangguhkan penilaian kepada oranng mukmin yang melakukan dosa besar kelak di
akhirat, diserahkan kepada allah swt sendiri yang memutuskan menjadi kafir atau
mukmin. Kata“Murji’ah” berasal dari kata “arja’a” atau “arja” yang mempunyai
beberap pengertian diantaranya:
a) “Penundaan”,“Mengembalikan”umpamanya bagi orang yang sudah mukmin. Tapi
berbuat dosa besar sehinggga matinya belum bertaubat, orang itu hukumanya di
Tunda, dikembalikan Urusanya kepada Allah kelak.
b) “Memberi pengharapan”. Yakni bagi orang Islam yang melakukan dosa besar
tidak dihukum kafir melainkan tetap mukmin dan masih ada harapan untuk
memperoleh pengampunan dari Allah.
c) “Menyerahkan”maksudnya menyerahkan segala persoalah tentang siapa yang
benar dan siapa yang salah hanya kepada keputusan Allah kelak.
Dari beberapa pengertian diatas bisa kita menyimpulkan tentang pengertian dari
Murji’ah. Adapun yang di maksud kaum Murji’ah di sini ialah suatu golongan atau
kaum orang-orang yang tidak mau ikut terlibat dalam mengkafirkan tehadap sesama

23
umat Islam seperti dilakukan kaum Khawarij yang mengatakan bahwa semua yang
terlibat dalam tahkim adalah kafir, dan mengatakan bahwa orang Islam yang berdosa
besar juga kafir. Bagi mereka, soal kafir atau tidaknya orang-orang yang terlibat dalam
tahkim dan orang Islam yang berdosa besar, kita tidak tahu dan tidak dapat menentukan
sekarang. Mereka mempunyai pandangan lebih baik menangguhkan penyelesain
persoalan tersebut dan menyerahkanya kepada keputusan Allah di hari kemudian yakni
pada hari perhitungan sesudah hari Kiamat nanti. Karena mereka berpendirian
menangguhkan atau menunda persoalan tersebut, mereka kemudian disebut kaum
Murji’ah.
3) Mutazilah
Aliran ini lahir pada masa pemerintah bani umayyah. Muktazilah berasal dari
kata kerja yakni “azala” artinya berpisah, mereka adalah para pengikut dari abdul husail
bin atha. Masalah pertama mereka berpisah dari hasan adalah masalah “murtakibil
kabirah” yakni membincangkan kedudukan orang yang melakukan dosa besar.
Sedang secara terminologi sebagian ulama mendefenisikan Mu’tazilah sebagai
satu kelompok dari Qodariyah yang berselisih pendapat dengan umat Islam yang lain
dalam permasalahan hukum pelaku dosa besar yang dipimpin oleh Washil bin Atho’
dan Amr bin Ubaid pada zaman Al Hasan Al-Bashri. Aliran ini muncul di kota Bashrah
(Iraq) pada abad ke 2 Hijriyah, tahun 105 – 110 H, tepatnya pada masa pemerintahan
khalifah Abdul Malik Bin Marwan dan khalifah Hisyam Bin Abdul Malik. Pelopornya
adalah seorang penduduk Bashrah mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama
Washil bin Atha’ Al-Makhzumi Al-Ghozzal.
Munculnya aliran Mu’tazilah sebagai reaksi atas pertentangan antara aliran
Khawarij dan aliran Murjiah mengenai soal orang mukmin yang berdosa besar.
Menurut orang Khawarij, orang mukmin yang berdosa besar tidak dapat dikatakan
mukmin lagi, melainkan sudah menjadi kafir. Sementara itu, kaum Murjiah tetap
menganggap orang mukmin yang berdosa besar itu sebagai mukmin, bukan kafir.
Menghadapi kedua pendapat yang kontroversial ini, Wasil bin Atha' yang ketika itu
menjadi murid Hasan Al-Basri, seorang ulama terkenal di Basra, mendahalui gurunya
mengeluarkan pendapat bahwa orang mukmin yang berdosa besar menempati posisi
antara mukmin dan kafir. Tegasnya orang itu bukan mukmin dan bukan pula kafir,
tetapi di antara keduanya. Oleh karena di akhirat nanti tidak ada tempat di antara surga

24
dan neraka, maka orang itu dimasukkan ke dalam neraka, tetapi siksaan yang
diperolehnya lebih ringan dari siksaan orang kafir.
4) Syiah
Golongan syiah pada mulanya adalah pengikut sayyidina ali. Kemudian
berpindah kepada keturunan keluarga ali, golongan syiah berpendapat bahwa ali adalah
manusia utama berhak menggantikan rasulullah saw setelah wafat dijadikan sebagai
khalifah. Muslim Syi'ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syi'ah)
adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang
Islam setelah Nabi Muhammad, dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi
Sunnah.
Secara khusus, Muslim Syi'ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu
sepupu dan menantu Muhammad dan kepala keluarga Ahlul Bait, adalah penerus
kekhalifahan setelah Nabi Muhammad, yang berbeda dengan khalifah lainnya yang
diakui oleh Muslim Sunni. Menurut keyakinan Syi'ah, Ali berkedudukan sebagai
khalifah dan imam melalui washiat Nabi Muhammad. Perbedaan antara pengikut Ahlul
Bait dan Ahlus Sunnah menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan
Sunni dalam penafsiran Al-Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya.
Sebagai contoh perawi Hadits dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait,
sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan. Tanpa
memperhatikan perbedaan tentang khalifah, Syi'ah mengakui otoritas Imam Syi'ah (juga
dikenal dengan Khalifah Ilahi) sebagai pemegang otoritas agama, walaupun sekte-sekte
dalam Syi'ah berbeda dalam siapa pengganti para Imam dan Imam saat ini.
5) Ahli Sunnah Wal Jamaah
Hasan al-basri lahir di madinah dan menetap di basra hingga meninggal, hasan
basri hidup pada masa kerajaan bani umayyah, hasan basri termasuk pengikut
perjalanan sahabat (tabi’en), dengan demikian pendapat beliau sesuai dengan ajaran
rasulullah saw diteruskan pada sahabat, kemudian pindah kepada tabi’en.
Ahli Sunah ialah orang-orang yang mengikuti sunah dan berpegang teguh
dengannya dalam semua perkara yang di atasnya Rasulullah s.a.w berada dan juga para
sahabatnya. Oleh sebab itu, Ahli Sunah yang sebenarnya ialah para sahabat Rasulullah
SAW dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga ke hari kiamat

25
Ahli Sunah ialah orang-orang yang mengikuti sunah dan berpegang teguh
dengannya dalam semua perkara yang di atasnya Rasulullah s.a.w berada dan juga para
sahabatnya. Oleh sebab itu, Ahli Sunah yang sebenarnya ialah para sahabat Rasulullah
SAW dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga ke hari kiamat. Kaum muslimin
mendalami agama berdasarkan al-Quran, dan memperhatikan serta ingin
mempertahankan sunnah Nabi s.a.w di Madinah. Akhirnya ilmu hadis yang
berkembang selama beberapa abad, sampai tuntasnya masalah pembukuan hadis
sebagai wujud nyata sunnah pada sekitar akhir abad ke-3 Hijrah. Saat itu, lengkap
sudah kodifikasi hadis dan menghasilkan al-Kutub al-Sittah (Buku Yang Enam) yakni
oleh al-Bukhari (w. 256 H), Muslim (w. 261 H), Ibnu Majah (w. 273 H), Abu Daud (w.
275), al-Turmudzi (w. 279 H) , dan al-Nasa'i (w. 303 H).
Ahli Sunah pada masa kekuasaan Bani Umaiyyah masih dalam keadaan
mencari bentuk, hal ini dapat dilihat dengan perkembangan empat mazhab yang ada di
tubuh Sunni. Abu Hanifah, pengasas kepada Mazhab Hanafi, hidup pada masa
perkembangan awal kekuasaan Bani Abbasiyah. Terdapat empat mazhab yang paling
banyak diikuti oleh Muslim Sunni. Dalam keyakinan sunni empat mazhab yang mereka
miliki sah untuk diikuti, perbedaan yang ada pada setiap mazhab tidak bersifat
fundamental. Perbedaan mazhab bukan pada hal Aqidah (pokok keimanan) tapi lebih
pada tata cara ibadah. Para Imam berkata bahwa mereka hanya berijtihad. Mengikuti
hasil ijtihad tanpa mengetahui dasarnya adalah dilarang, kerana rujukan kita adalah
Rasulullah s.a.w.
a) Mahzab Hanafi
Didirikan oleh Imam Abu Hanifah, Mazhab Hanafi adalah yang paling dominan
di dunia Islam (sekitar 45%), penganutnya banyak terdapat di Asia Selatan (Pakistan,
India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Maldives), Mesir bahagian Utara, separuh Iraq, Syria,
Lubnan Turki, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, China,
Bosnia dan Palestin (campuran Syafi'i dan Hanafi), Kaukasia (Chechnya, Dagestan).
Mazhab Hanafi adalah mazhab rasmi dua buah empayar Islam terbesar yaitu Kerajaan
Bani Abbasiyyah dan Empayar Uthmaniyyah (Turki).

26
b) Mahzab Maliki
Didirikan oleh Imam Malik, diikuti oleh sekitar 20% muslim di seluruh dunia.
Mazhab ini dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara seperti Maghribi, Algeria,
Tunisia, Libya, Sudan, Mauritania, Mesir bahagian selatan, Nigeria, Senegal dan Ghana.
Mazhab ini mempunyai keunikan dengan menyodorkan tatacara hidup penduduk
Madinah sebagai sumber undang-undang kerana di Madinah-lah Nabi Muhammad s.a.w
hijrah, hidup dan wafat di sana dan terkadang kedudukannya dianggap lebih tinggi dari
hadits.
c) Mahzab Syafi'i
Diasaskan oleh Imam Syafii yang mempunyai penganut sekitar 28% Muslim di
dunia. Pengikutnya tersebar di bahagian utara Iraq, Kurdistan, Iran (semasa zaman
Seljuk), Mesir (semasa zaman Dinasti Ayubiyyah), Somalia, Yaman di wilayah
Hadramaut, Indonesia , Thailand, Singapura, Filipina, Sri Lanka dan menjadi mazhab
rasmi negara Malaysia dan Brunei Darussalam.
d) Mahzab Hanbali
Bermula oleh para murid Imam Ahmad bin Hanbal. Mazhab ini diikuti oleh
sekitar 5% muslim di dunia dan dominan di daerah Semenanjung Arab. Mazhab ini
merupakan mazhab yang saat ini dianut di Arab Saudi.
c. Tokoh – Tokoh Filosof Islam
Menurut Sudarsono (1996 )Tokoh – tokoh filosof dalam islam : al- kindi, al –
farabi, ibnu-shina, ar-razi, al-ghazali, ibnu-bajjah, ibnu thuffal, ibnu tamiyah, ibnu
rusya. Tetapi dalam makalah ini kami membahas 4 tokoh saja, untuk filosof yang
lainnya mungkin di pertemuan berikutnya :
1) Al Ghazali
Semula Al Ghazali menolak para filosof memikirkan Allah dengan kejadian
alam ini secara akal, itulah sebabnya beliau menulis buku Tahafut Al Falasifah
(Kesalahan Filsafat) karena beliau tidak menyukai pemikiran Filosof barat dan filosof
Islam yang mengingkari kebesaran Allah Sang Pencipta, jadi beliau semula menolak
eksistensialisme.
Sebagai orang Islam yang mendalami fiqih beliau mengecam para filosof yang
meremehkan upacara liturgy (ibadat) keagamaan, karena bagi dia upacara tersebut
adalah kewajiban untuk mencapai kesempurnaan, bahkan lebih jauh daripada itu bagi

27
dia upacara keagamaan tidak cukup dengan hanya mengerjakan secara lahiriah, beliau
bahkan berhasil membuka tabir rahasia shalat, puasa, haji, dll.
Namun sebagai pengkaji Al’Quran dia kemudian kembali menggunakan akal
dalam membahas arti hidup, hikmah Al’Quran serta hakikat kenabian sehingga beliau
dianggap berhasil membela kemurnian agama Islam. Jadi pikiran para filosof yang
selama ini yang selama ini cukup membingungkan dalam mengkaji Tuhan, beliau
uraikan dengan filsafat Islam itu sendiri.
2) Ibn Rusyd
Ibn Rusyd dibesarkan di benua Eropa, dan tidak mengurangi beliau dalam
agama Islam dan begitu ia mendengar hujatan Al Ghazali terhadap filsafat, lalu ia
membelanya dengan mengeluarkan buku Tahafut ul Tahafut (Kesalahan Buku yang
Salah). Menurut Ibn Rusyd hendaknya umat Islam jangan menolak mentah-mentah
seluruhnya Filsafat Yunani, terutama pemikiran Aristoteles. Ibn Rusyd membaca
semua karya Aristoteles dan memodifikasinya menjadi bernuansa Islam.
Sebagai seorang yang berpikir secara rasional Ibn Rusyd menafsirkan agama
dengan akal, namun bukan berarti beliau meninggalkan agama, dalam hal ini Islam,
lagi bukanlah ratusan ayat Al Qur’An berbicara tentang akal ,filsafat, dan kewajiban
berpikir.
3) Al kindi
Hidup pada tahun 796-873 M pada masa khalifah al-Makmun, dan al-
Mu’tashim. Al Kindi menganut aliran Muktazilah dan kemudian belajar filsafat.
Menurut al Kindi filsafat yang paling tinggi adalah filsafat tentang Tuhan. Kata al
Kindi : Falsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalah falsafat utama, yaitu ilmu
tentang Yang Benar Pertama, yang menjadi sebab dari segala yang benar. Masih
menurut al Kindi kebenaran ialah bersesuaian apa yang ada dalam akal dan yang ada di
luar akal.
Dalam alam terdapat benda-benda yang dapat ditangkap dengan panca indera.
Benda-benda ini merupakan juz’iyat. Yang penting bagi filsafat bukan juz’iyat yang tak
terhingga banyaknya, tetapi yang penting adalah hakikat yang terdapat dalam juz’iyat,
yaitu kulliyat. Kemudian filsafatnya yang lain yaitu tentang jiwa atau roh

28
4) Al farabi
Al Farabi hidup tahun 870-950 M, dia meninggal dalam usia 80 tahun.
Filsafatnya yang terkenal adalah teori emanasi (pancaran). Falsafatnya mengatakan
bahwa yang banyak ini timbul dari Yang Satu. Tuhan bersifat Maha Satu tidak berubah,
jauh dari materi, jauh dari arti banyak, Maha sempurna dan tidak berhajat apapun.
Kalau demikian hakekat sifat Tuhan, bagaimana terjadinya alam materi yang banyak ini
dari yang Maha satu?
Menurut al-Farabi alam terjadi dengan cara emanasi atau pancaran dari Tuhan
yang berubah menjadi suatu maujud. Perubahan itu mulai dari akal pertama sampai
akal kesepuluh. Kemudian dari akal kesepuluh muncullah berupa bumi serta roh-roh
dan materi pertama yang menjadi dasar dari empat unsur: api, udara, air, dan tanah.
Pada falsafat kenabian dia mengatakan bahwa Nabi atau Rasul adalah pilihan, dan
komunikasi dengan akal kesepuluh terjadi bukan atas usaha sendiri tetapi atas
pemberian Tuhan.
5) Ibnu sina
Ibnu Sina lahir di Asyfana tahun 980 dan wafat di Isfahan tahun1037 M.
Pemikiran terpenting yang dihasilkan oleh Ibnu Sina adalah tentang jiwa. Ibnu Sina
juga menganut paham pancaran, jiwa manusia memancar dari akal kesepuluh. Dia
membagi jiwa dalam tiga bagian, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan (nafsu nabatiyah), jiwa
binatang (nafsu hayawaniyah), dan jiwa manusia (nafsu natiqah).
Falsafah tentang wahyu dan nabi ia berpendapat, bahwa Tuhan
menganugerahkan akal materiil yang besar lagi kuat yang disebut al-hads (intuisi).
Tanpa melalui latihan dengan mudah dapat berhubungan dengan akal aktif dan dengan
mudah dapat menerima cahaya atau wahyu dari Tuhan. Akal yang seperti ini
mempunyai daya suci (quwwatul qudsiyah). Inilah bentuk akal tertinggi yang dapat
diperoleh manusia, dan terdapat hanya pada nabi-nabi
d. Pemikiran Islam Kontempoter dan Tokoh – Tokohnya.

Pemikiran Islam kontemporer maksudnya adalah pemikiran Islam yang


berkembang pada masa modern (abad 19 masehi) hingga sekarang. Ciri khas
pemikirannya adalah bersifat agresif yang berkembang dengan metodo pemikiran baru
dalam menafsirkan Al-Qur‟an dan peradaban Islam. Muhammad Arkoun, pemikir

29
muslim asal Aljazair yang menetap di Perancis, pernah melontarkan sebuah pertanyaan
yang menggugah para intelektual Islam, “di manakah pemikiran Islam kontemporer?”
Pertanyaan itu wajar, karena secara sepintas seakan - akan pemikiran Islam
kontemporer menghadapi krisis yang cukup akut, macetnya kreativitas dan
tersumbatnya kebebasan berfikir. Wujud ekstrem dari itu semua adalah pengkafiran
terhadap pemikiran liberal yang masih menjadi dekorasi yang menghiasi pemikiran
Islam kontemporer seperti kasus pengkafiran terhadap Nashr Hamîd Abû Zayd yang
sekarang menetap di Belanda. Sebagai upaya untuk mengembalikan suasana kebebasan
berfikir, Muhammad Arkoun mengangkat tradisi keilmuan klasik Imam Ghazali dan
Ibnu Rushd yang mencerminkan puncak kegemilangan dialog pemikiran yang
konstruktif. Menurut Arkoun, pemikiran Islam kontemporer seakan-akan sudah jauh
dari tradisi kedua kampiun Islam tersebut.
Akhir-akhir ini gema pemikiran Islam kontemporer semakin meluas. Namun
secara umum gema tersebut masih dalam kerangka tarik-menarik dengan pemikiran
klasik. Karena keterkaitan para intelektual Islam sangat kuat dengan masa keemasan
para pendahulunya, mereka membuka lembaran masa lalu,untuk menggali inspirasi.
Masa lalu adalah pemicu para intelektual muslim kontemporer untuk melakukan
reaktualisasi, rekonstruksi dan dekonstruksi. Murâd Wahbah menyatakan, bahwa Ibnu
Rushd, filsuf muslim kelahiran Maroko adalah pintu gerbang pencerahan di
Eropa.Bahkan sampai saat ini tidak ada karya secemerlang Ibnu Rushd dalam kategori
komentar terhadap buku - buku Aristoteles, sehingga ia dijuluki dengan al-syârih al-
„adham (komentator agung). Maka dari itu, di akhir abad 20-an para intelektual Islam,
baik di wilayah Timur maupun wilayah Barat, mulai mengangkat khazanah rasionalitas
Ibnu Rushd dalam rangka membumitanahkan pencerahan pemikiran Islam. Adapun
tokoh – tokoh filosof kontemporer adalah sebagai berikut :
1. Nasr Hamid Adu Zayd
Abu Zayd lahir di Tantra, 7 Oktober 1943. Berpendidikan tinggi, dari S1 sampai
S3, jurusan sastra Arab, ia diselesaikan di universitas Cairo, kemudian ia mengabdi
sebagai dosen sejak 1972. Ia merupakan pemikir Mesir yang sangat kontroversial
karena karya-karyanya yang telah mengundang perdebatan di dunia Islam sejak tahun
1970-an. Di satu sisi, banyak kalangan yang mengapresiasi karya-karyanya juga
mempromosikan pencerahan dalam studi Islam. Namun, di sisi lain, ia dikafirkan kaum

30
konservatif dan pengadilan Mesir (tahun 1995) karena pemikirannya dituduh
menyeleweng.
2. Jamaluddin Al-Afgani

Jamaluddin Al-Afghani dilahirkan di Afganistan tepatnya di As’ad Abad salah


satu kawasan Zon Kunar pada tahun 1254 H atau 1838 M. Ia mempunyai pertalian
darah dengan pariwayat hadits terkenal yaitu At-Tarmidzi dan silsilahnya sampai
kepada Husein bin Ali cucu Rasulullah SAW. Sehingga Jamaludiin diberi “Sayyid”.
Sejak kecil tinggal di Kabul sampai usia 18 tahun. Kakeknya Sayyid Ali pernah tinggal
di Iran, Hamadan , bersama-sama keluarga (ayahnya bernam Sayyid Safdar).
3. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh lahir di Mesir tahun 1849. Ayahnya Hasan Khairullah
berasal dari Turki. Ibunya bernama Junainah berasal dari bangsa Arab yang silsilahnya
sampai ke suku bangsa yang sama dengan Umar bin Khattab.
Pada waktu kuliah di Al-Azhar, Muhammad Abduh bertemu
dengan Jamaluddin Al-Afghani dan pemikirannya sangat berkesan pada diri
Muhammad Abduh. Setelah tamat dari Al-Azhar, Muhammad Abduh
kemudian mengajar di almamaternya dan Darul Ulum, disamping mengajar di
rumahnya. Di antara buku yang diajarkannya adalah buku akhlak karangan Ibnu
Maskawih, buku Muqaddimah karangan Ibnu Khaldun dan sejarah kebudayaan Eropa
karangan Guizote yang diterjemahkan oleh Al-Thanthawi Ketika Jamaluddin Al-
Afghani diusir dari Mesir pada tahun 1879 karena dituduh mengadakan gerakan
menentang Khedewi Taufiq, Muhammad Abduh juga dibuang ke luar kota Cairo. Pada
tahun 1880 Muhammad Abduh diperblehkan kembali ke Cairo dan diangkat menjadi
redaktur surat kabar resmi pemerintah Mesir Al-Waqa’ Al-Misriyah. Pada waktu berada
di bawah pimpinan Muhammad Abduh surat kabar ini tidak hanya menyiarkan berita-
berita resmi tetapi juga memuat artikel-artikel tentang kepentingan nasional Mesir. Ia
bekerja sebagai hakim pada suatu Mahkamah lalu diangkat sebagai anggota Majelis
A’la Al-Azhar. Akhirnya pada tahun 1889 ia diangkat sebagai mufti Mesir hingga
wafatnya pada tahun 1905
4. Kh .Ahmad Dahlan
Nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan
anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan,

31
kecuali adik bungsunya. Ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik
Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran
agama Islam di Jawa.[1] Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana
Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen),
Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan,
Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH. Muhammad
Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).
Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada
periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu
dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah.
Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad
Dahlan.
Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun.
Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari
pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di
kampung Kauman, Yogyakarta.
Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri,
anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan,
seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti
Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj
Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah.[1] Disamping itu KH.
Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah
menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga
mempunyai putera dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu)
Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin
Pakualaman Yogyakarta.[3] KH. Ahmad Dahlan dimakamkan di KarangKajen,
Yogyakarta.

32
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matriks Perbandingan Filosof Alam dan Filosof Besar


Keberagaman filosof dalam berfilsafat dimulai dari masa filosof alam , filosof besar
di barat (Eropa), china (asia kecil) dan di timur tengah (tanah arab) menjadikan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan manusia semakin maju dan meningkat dari zama pra
sejarah sampai masa kompoterer saat ini. Untuk memudahkan perbedaannya kami buat
dalam bentuk matriks sebagai berikut :

Tabel 1. Matriks Perbandingan Filsafat Alam dan Filsafat Besar.


Nama – Nama Aliran
No Filsafat Falsafah Teori
filosof Kepercayaan
1 Filosof alam 1. Thales memikirkan - Animisme (bukan
2. Anaximandros persoalan makhluk hidup saja
3. Anaximenes semuanya dari yang memiliki jiwa
4. Phytagoras alam,darimana tetapi benda mati
5. Parmenides juga memiliki jiwa)
terjadinya alam,
- Menganut
itulah yang
kepercayaan hal-hal
menjadi sentral mistik, semua
persoalan bagi kejadian-kejadian
mereka terkait dengan hal-
menetapkan hal yang ghaib.
jawaban dan
alasan untuk
berfilsafat
2 Filosof Besar 1. Filosof barat - Sokrates, - Memisahkan
a. Sokrates kebenaran fositif kebenaran tuhan
b. Plato yaitu kebenaran dengan kebenaran
c. Aristoteles yang tidak manusia, semuanya
tergantung sudah ketetapan
kepada aku dan tuhan.
kita
- Plato ,
menyeimbangka
n logika dengan
etika
- Aristoteles, ilmu
filsafat dimulai
dari teori
teokrasi
kemudian
rasionalitas

33
Nama – Nama Aliran
No Filsafat Falsafah Teori
filosof Kepercayaan

2.Filosof china - Kong Hu-Cu, - Memadukan alam


Confucianisme pikiran dengan
(falsafah Negara kepercayaan orang
china samapai china, Yen – Li
saat ini) artinya “Yen”
adalah
cinta/keramah
tamahan dalam
hubungan dengan
seseorang. “Li”
artinya gabungan
antara tingkah laku ,
ibadah, adat
kebiasaan.
3.filosof Islam - Khawarij , - Khawarij ,
a. khawarij golongan islam golongan islam
yang keluar dari yang memiliki
kelompok faham radikal
khalifah ali bin (mengajak masuk
abi thalib golongan khawarij
dengan kekerasan
dan paksaan)

- Murjiah, - Murjiah , golongan


b. Murjiah golongan islam islam yang
yang muncul berfahamkan
pada masa bani “menangguhkan”
umayyah. artinya setiap
Muncul ketidak urusan dan
senangan pada perbuatan manusia
khalifah bani itu di tangguhkan
umayyah. dan hanya allah swt
yang berhak
menyatakan ia
beriman atau kafir.
- Muktazilah,
- Muktazilah golongan islam
golongan islam yang keluar dari
c. Muktazilah yang muncul khawarij atau titisan
pada ,masa bani khawarij. Orang-
umayyah karena orang muktazilah
ketidak awalnya adalah
senangan khawarij dan
terhadap mereka keluar dari
keputusan khawarij karena

34
Nama – Nama Aliran
No Filsafat Falsafah Teori
filosof Kepercayaan
khalifah masalah perbedaan
khalifah Abdul mengkafirkan
Malik Bin seseorang.
Marwan dan
khalifah Hisyam
Bin Abdul
Malik.
- Golongan islam
- Golongan islam
yang paling
yang
melenceng dari
mengagungkan
ajaran islam, rukun
khalifah ali dan
islam dan rukun
keluarga ali bin
d. Syiah iman syiah berbeda
abi thalib.
dengan ahli sunnah
Mereka
wal jama’ah ,
berpendapat
khawarij,
warisan khalifah
muktazilah,
setelah
murjiah.
rasulullah wafat
yang paling
berhak adalah
ali. Mereka
mengkafirkan
para sahabat
rasulullah saw
(abu bakar ,
umar bin
khattob, utsman
bin affan, aisya
bin abu bakar,
umayyah bin
abu sufyan dll)
- Golongan islam
yang mengikuti
jejak rasulullah - Golongan islam
saw dan para yang menjadikan
sahabat, tidak sumber hukum al-
ikut campur qur’an dan hadits.
dalam Ketika ada
pengkafiran pemahaman yang
e. Ahli sunnah pada peristiwa berbeda tentang al –
wal jama’ah tahkim quran dan hadits
(perselisihan boleh berijtihad
antara utsman sepanjang tidak
dengan ali, bertentangan
dilanjutkan ali dengan alquran dan
dengan hadits tersebut.

35
Nama – Nama Aliran
No Filsafat Falsafah Teori
filosof Kepercayaan
muawiyyah ).

B. Matriks Perbandingan dalam Filosof Islam

Dalam islam rasulullah saw menjelaskan akan terjadi 73 golongan dalam


ummatku , dan semuanya itu masuk api neraka, kecuali satu golongan yaitu golongan
yang mengikuti jejakku dan sahabatku (HR. At-turmuzi), dari penjelasan hadits tersebut
,maka kelompok kami akan menjelaskan filosof golongan ahli sunnah wal jama’ah
karena sesuai dengan kaedah-kaedah hadits tersebut. Ahli sunnah wal jamaah memiliki
4 aliran filosof atau 4 aliran mahzab. Dan untuk memudahkannya kami akan
menyajikan dalam bentuk matriks diantara persamaan dan perbedaan filosof-filosof
tersebut.
Tabel 2. Matriks aliran filosof dalam islam
No Aliran Mahzab Persamaan Perbedaan Negara Pengikut

1 Mahzab Hanafi - Sumber hukum - Yang terdapat penganutnya


berasal dari al-
perbedaan hanya banyak terdapat di
qur’an dandalam Masalah
hadits Asia Selatan
ibadah, contohnya
(Pakistan, India,
masalah
“bersentuhan kulit Bangladesh, Sri
laki-laki dan kulit Lanka, dan
perempuan ” Maldives), Mesir
menurut mahzab bahagian Utara,
hanafi separuh Iraq, Syria,
(persentuhan kulit Lubnan Turki,
laki-laki dan
Uzbekistan,
perempuan sama
sekali tidak Turkmenistan,
membatalkan Tajikistan,
wudhu. Wudhu Kazakhstan,
itu tidak batal Kyrgyzstan, China
kecuali dengan
menyentuh yang
sentuhan itu dapat
menimbulkan
reaksi pada
kemaluan.)
2 Mahzab Maliki - Sumber hukum - Menurut Maliki Penganut Mazhab

36
No Aliran Mahzab Persamaan Perbedaan Negara Pengikut

berasal dari al- persentuhan kulit ini dominasi di


qur’an dan antara lak-laki negara-negara
hadits dan perempuan Afrika Barat dan
membatalkan
Utara seperti
wdhu, apabila
persentuhan kulit Maghribi, Algeria,
disertai syahwat Tunisia, Libya,
dan tanpa hijab. Sudan, Mauritania,
dan ciuman Mesir bahagian
kehormatan tidak selatan, Nigeria,
membatalkan Senegal dan Ghana.
wudhu
3 Mahzab Syafi.i - Sumber hukum - Menurut syafi’i Pengikutnya
berasal dari al- ,persentuhan tersebar di bahagian
qur’an dan kulit laki-laki
hadits utara Iraq,
dan perempuan Kurdistan, Iran
itu membatalkan
wudhu, apabila (semasa zaman
keduanya sudah Seljuk), Mesir
dewasa ,bukan (semasa zaman
muhrimnya, dan Dinasti
tanpa hijab. Ayubiyyah),
Somalia, Yaman di
wilayah
Hadramaut,
Indonesia ,
Thailand,
Singapura, Filipina,
Sri Lanka dan
menjadi mazhab
rasmi negara
Malaysia dan
Brunei Darussalam

4 Mahzab Hambali - Sumber hukum Menurut hambali, Penganut mahzab


berasal dari al- persentuhan kulit ini didominasi di
qur’an dan
hadits antara lak-laki dan daerah
perempuan Semenanjung Arab.
membatalkan Mazhab ini
wdhu, apabila merupakan mazhab
persentuhan kulit yang dianut di
disertai syahwat Arab Saudi.
dan tanpa hijab

37
C. Implementasi Filosof Islam Kontemporer terhadap pendidikan di Indonesia

Islam masuk ke Indonesia dengan berbagai cara melalui para pedagang, para
cendikiawan dan para ulama yang merubah tatanan hidup masyarakat Indonesia.
Menjadi religious. Pada awalnya Indonesia diduduki oleh penjajah kolonioal belanda
selama 3,5 abad. Dimana seluruh tatanan kehidupan masyarakat Indonesia sengsara,
melarat dan dibodohi oleh kolonial. Semua masyarakat Indonesia di adu domba oleh
kolonial belanda. Satu daerah dengan daerah lainnya saling berlawanan. Namun ketika
para filosof – filosof islam kontemporer membangun suatu perkumpulan dengan basis
gerakan yang berbeda. Maka pemerintahan kolonial belanda dapat di usir dari Negara
kesatuan revoblik Indonesia. Untuk lebih mudahnya peranan para filosof – filosof islam
terhadap kemerdekaan Negara Indonesia, berikut kami buat dalam bentuk matriks :
Tabel 3. Peranan Filosof –filosof Islam Temporer terhadap Dunia Pendidikan Negara
Indonesia.
Organisasi Bergerak Nama
No Nama Filosof
kemasyarakatan dibidang Instansi
1 KH. Ahmad MUHAMMADIYAH - keAgamaan - Dakwah amar
Dahlan ( 18 dzulhijjah 1330 - Pendidikan makruf nahi
munkar
H /18 november
- Sekolah
1912M) rakyat
- Pesantren
2 KH. Hasyim Nakhdatul Ulama - Keagamaan - Mendirikan
Assyari (NU) pesantern-
pesantren
islam (sebagai
pusat belajar
agama)
3 H. Agus Salim Serikat Islam (SI) - Politik - Menciptakan
Didirikan tahun 1915 politik yang
islami dan
memerdekaka
n Indonesia,
membela
rakyat
pribumi.
4 Ki Hadjar Taman Siswa - Pendidikan - sekolah untuk
Dewantara (didirikan tahun pribumi
1922)

38
D. Implementasi Filosof Alam dan Filosof Besar terhadap Dunia Pendidikan Fisika

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang


secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang
ilmu pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis
ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena
permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering
dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu sosial. Pembagian ini lebih
merupakan pembatasan masing-masing bidang yang ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam
atau ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat otonom. Ilmu
memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat
perbedaan yang prinsipil antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, di mana
keduanya mempunyai ciri-ciri keilmuan yang sama.
Dengan membebaskan diri dari pemahaman sempit terhadap ilmu dan
kebenaran, seperti anggapan semua kejadian dipengaruhi oleh hal-hal mistik pada
jaman yunani sebelum muncul filosof- filosof alam dan filosof besar. Semua aspek
kehidupan masyarakat semakin meningkat dan berkembang.
Fisika merupakan ilmu pasti dan ilmiah, merupakan hasil dari pemikiran para
ahli filosof- filosof setelah yunani kuno. Seperti anggapan semua benda memiliki
bagian terkecil yaitu atom pada masa itu, angka- angka matematika yang sudah maju
seperti ungkapan pyitagoras, Bumi disusun oleh udara dan uap air ungkapan oleh
filosof anaximenes.
Dalam filosof islam juga banyak berperan dalam kemajuan fisika seperti ilmu
al-jabar yang ditemukan oleh filosof aljabar, begitu juga dalam dunia kedokteran,
dimana ibnu shina, yang pertama sekali melopori alat-alat / medis kesehatan dan tata
cara mengobati secara lebih maju disbanding perobatan tradisional.
Semua yang diatas adalah sumbangsih para filosof atas kemajuan IPTEK yang
kita rasakan pada saat ini, dimana kemajuan IPTEK sudah mencapai puncaknya, hal –
hal yang tak terpikirkan masa itu semuanya sudah nyata terjadi. Dengan kemajuan
IPTEK tersebut semua urusan masyarakat semakin mudah dan cepat.

39
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat Yunani kuno biasa disebut dengan filsafat alam, karena pada periode
tersebut ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan pusat
pemikirannya kepada apa yang mereka amati disekitarnya Yang terdapat pada alam.
Filosof alam adalah awal pemikiran filsafat yang melepaskan diri dari hal-hal
mistik, kutukan dewa terhadap suatu gejala alam. Seiring perkembangan Filosof alam
banyak bermunculan ahli – ahli filosof diberbabai daerah. Berkembangnya jaman maka
cara pikir masyarakat juga berkembang dengan pengaruh filosof- filosof tersebut. Pada
akhirnya munculnya filosof-filosof modren dan kontemporer seperti al-ghazali, ibnu
thamiyah, al –kindi, ibnu -shina dll.
Filsafat besar adalah persambungan tangan dari filsafat alam, ketika filsafat
alam sudah mulai tertinggal dengan pengaruh filsafat modren. Filsafat modren itu
merupakan hasil pemikir dari filsafat sebelumnya. Artinya filsafat alam tidak
terlepaskan dari filsafat modren.

B. Kritik Dan Saran


Dalam penulisan makalah ini penulis tidak menutup kemungkinan terdapat
kesalahan dalam penulisan, penguraian dan penyusunan kata-kata yang mungkin
kurang baku dan sempurna. Kami dari kelompok pemateri menerima semua kritikan
dan saran dari semua unsur-unsur yang terlibat dalam persentasi ini. Kami mohon kritik
dan sarannya yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah yang penulis
tulis ini. Penulis selanjutnya membahas lebih dalam tentang manusia dan
pendidikanPenulis lebih mendalami hubungan manusia dan pendidikan dari segi ajaran
islam.

40
DAFTAR PUSTAKA

Drs.Ali Saifullah H.A. 1977. Antara Filsafat dan Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Uyoh Sadullo. 1994. Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Media Iptek.
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna Ismaun.
Kalelan .2012. filsafat bahasa masalah dan perkembangannya. Yogyakarta : Penerbit
Pradigma.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan, Malang: Usaha Nasional,
1980.
Bagus, Lorens, (2005) Kamus Filsafat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Bakhtiar, Amsal. 1977. Filsafat Agama 1, Jilid I. Cet. I; Pamulung Timur, Ciputat: Lolos
Wacana Ilmu.
Chalmers. A.F. (1983). What is this Thing Called. Diterjemahkan oleh Tim Hasta
Drajat, Amroeni. (2006). Filsafat Islam Buat yang Pengen Tahu, Jakarta: Erlangga.
Muhadjir, Noeng. (2001). Filsafat Ilmu: Positivisme, Post Positivisme, dan Post
Modernisme. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dn R&D, Cet. III;
Bandung: Alfabeta.
Wattimena, Reza A.A. (2008). Filsafat dan Sains Sebuah Pengantar, Jakarta: PT
Grasindo.
http://syafieh.blogspot.com/2013/03/ilmu-kalam-aliran-mutazilah.html#ixzz3pSr8PNP5
http://yandisangdebu.blogspot.com/2013/06/tokoh-tokoh-pemikiran-politik-
islam.html#ixzz3pYDm3GVr
http://yandisangdebu.blogspot.com/2013/06/tokoh-tokoh-pemikiran-politik-
islam.html#ixzz3pYEhNNZ7

41

Anda mungkin juga menyukai