Anda di halaman 1dari 22

REVISI

FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

“HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU”

Dosen Pengampu : Dr. NAHOR MURANI HUTAPEA, M. Pd

Disusun Oleh :

JUNAIDI (1910247056)

PROGRAM STUDI PASCASARJANA

PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS RIAU

2019

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas nikmat yang telah allah berikan
kepada penulis sehingga biasa menyelesaikan penulisan makalah ini. Dalam
penyusunan makalah ini penulias mendapat berbagai hambatan dan tantangan
namun hambatan dan tantangn tersebut dapat penulis hadapi dengan dorongan dan
semangat yang diberikan oleh keluarga dan teman-teman sekalian.

Penulis menyadari didalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan, baik dari segi isi makalah, maupun dalam segi penulisan. Untuk itu
penulis berhadap adanya kritikan dan saran yang membangun yang bisa diberikan
oleh pembaca demi terciptanya kesempuranaan dalam penulisan makalah-makalah
yang selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
dan ilmu kepada parapembaca makalah ini. Terima kasih.

Bengkalis, Agustus 2019

Penulis

JUNAIDI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 2

BAB II : HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK FILSAFAT DAN FILSAFAT


ILMU

A. Faktor- Faktor Pendorong Timbulnya Filsafat Dan Filsafat Ilmu ...... 3


B. Hakikat Dan Karakteristik Filsafat ..................................................... 5
C. Hakikat Dan Karakteristik Filsafat Ilmu ............................................. 6
D. Relasi Filsafat Dan Filsafat Ilmu ......................................................... 9
E. Relasi Filsafat Dan Imu ....................................................................... 10

BAB III : PENUTUP

A. Rangkuman ......................................................................................... 12
B. Soal dan Pembahasan ......................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 16

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Mencari kebenaran dan pengetahuan merupakan awal proses manusia


menggunakan daya pikirnya, sehingga mampu membedakan yang nyata dan yang
ilusi. Orang Yunani awalnya percaya pada mitos, dongeng dan takhayul, tetapi
dengan berputarnya waktu dan perkembangan zaman mereka mulai menggunakan
akal dan fikiran untuk mencari kebenaran didalam suatu hal. Awalnya bangsa
Yunani dan bangsa lain didunia beranggapan bahwa semua kejadian disebabkan
oleh dewa. Karena itu para dewa harus dihormati, ditakuti dan disembah. Dengan
filsafat, pemikiran yang seperti itu kemudian berubah, kejadian alam yang seperti
gerhana, gempa bumi dan sebagainya tak lagi dia anggap sebagai perbuatan dewa
namun dikaji dan dicari kebenarannya. Perbuahan pola fikir yang Mitosentris itu
berubah menjadi Logosentris.

Kata filsafat populer di Yunani sekitar abad ke sembilan SM, dengan


sebutan Philosphos yang dibedakan menjadu dua kata yaitu Philos dan shopia.
Philo bisa berarti cinta dan shopia berarti kebijaksanaan. Kata filsafat dalam
bahasa indonesia, philoshopy dalam bahasa inggris dan filsafah dalam bahasa arab
memiliki maksud yang sama.

Kata Philosophos awalnya dikemukakan dan digunakan oleh Heraklitus


(540-480 SM). Para ahli filsafat disebut filosof yaitu orang yang mencintai dan
mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Orang yang mencinatai kebijaksanaan
akan selalu tertarik untuk mencari kebenaran. Filosof bukan orang yang bijaksana
atau yang pengetahuannya selalu benar, melaikan orang yang sedang belajar
mencari kebenaran dan kebijaksanaan.

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara
substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat,
sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat . Filsafat ilmu
adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat
ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu,
yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apakah faktor-faktor pendorong timbulnya filsafat dan filsafat ilmu?
2. Apa hakikat dan karakteristik filsafat?
3. Apa hakikat dan karakteristik filsafat ilmu?
4. Bagaimana relasi filsafat dan filsafat ilmu?
5. Bagaimana relasi filsafat dan ilmu?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Memahami faktor-faktor pendorong timbulnya filsafat dan filsafat ilmu.
2. Memahami hakikat dan karakteristik filsafat.
3. Memahami hakikat dan karakteristik filsafat ilmu.
4. Memahami relasi filsafat dan filsafat ilmu.
5. Memahami relasi filsafat dan ilmu.

D. Manfaat Penulisan

adapun manfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis adalah sebagai
penambah wawasan berfikir dan pengetahun tentang filsafat dan filsafat ilmu.
Filsafat dan filsafat ilmu tentunya menjadi dasar dari perkembangan tekhnologi
yang moderen ini.

2
BAB II

HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU

A. Faktor-faktor pendorong timbulnya filsafat dan filsafat ilmu

Dalam sejumlah literatur yang membahas tentang filsafat dijelaskan,


bahwa filsafat berkembang dari munculnya kesadaran manusia terhadap potensi
dirinya, khususnya akal budi. Awal pemikiran filsafat muncul atas reaksi keras
terhadap kekangan mitologi dimana manusia dibelenggu oleh kepercayaan bahwa
kehidupan alam dikuasai makhluk gaib yang dimunculkan dewa. Kepercayaan ini
membuat manusia menempatkan diri sebagai pemuja dewa. Pengertian filsafat
sangat beragam baik dari Ungkapan maupun titik tekanannya. Beberapa defenisi
dari para filosof terkemuka yang cukup reprensentatif, baik dari segi zaman
maupun dari segii kualitas pemikirannya :

1.1.Pythagoras (572 – 497 SM) adalah filsuf pertama yang menggunakan


kata filsafat, dia mengatakan bahwa manusia dibagi ke dalam tiga tipe:
Mereka yang mencintai kesenangan, mereka yang mencintai kegiatan
dan mereka yang mencintai kebijaksanaan.
2.2.Plato (427 – 347 SM) mengatakan objek filsafat adalah penemuan
kenyataan atau kebenaran yang absolute lewat dialektika.
3.3. Aristoteles (384 -332 SM) tokoh utama klasik mengatakan bahwa
filsafat menyelidiki sebab dan azas yang dalam dari wujud.

Menurut Rinjin (1997), filsafat dan ilmu timbul dan berkembang karena
akal budi, thauma, dan aporia.
1. Pertentangan antara Mitos dan Logos
Dikalangan masyarakat Yunani dikenal adanya mitos, sebagai suatu keyakinan
lama yang berkembang dengan pesat misalnya mite kosmologi yang
melukiskan kejadian alam.Lama-lama mitos hilang dikalahkan oleh logos,
maka logos penyebab pertama lahirnya filsafat.
2. Rasa Ingin Tahu
Karena mitos hanya bersifat dongeng belaka, maka orang mulai berpikir
rasional, untuk mencari jawaban-jawaban yang logis. Keingintahuan terhadap
alam semesta, keingintahuan terhadap penciptanya dsb.
3. Manusia merupakan makhluk berakal budi
Dengan akal budinya, kemampuan manusia dalam bersuara bisa berkembang
menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, sehingga manusia disebut

3
sebagai homo loquens dan animal symbolicum. Dengan akal budinya, manusia
dapat berpikir abstrak dan konseptual sehingga dirinya disebut sebagai homo
sapiens (makhluk pemikir) atau kalau menurut Aristoteles manusia dipandang
sebagai animal that reasons yang ditandai dengan sifat selalu ingin tahu (all
men by nature desire to know). Pada diri manusia melekat kehausan intelektual
(intellectual curiosity), yang menjelma dalam wujud aneka ragam pertanyaan.
Bertanya adalah berpikir dan berpikir dimanifestasikan dalam bentuk
pertanyaan.
4. Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan isinya
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa kagum pada apa yang
diciptakan oleh Sang Pencipta, misalnya saja kekaguman pada matahari, bumi,
dirinya sendiri dan seterusnya. Kekaguman tersebut kemudian mendorong
manusia untuk berusaha mengetahui alam semesta itu sebenarnya apa,
bagaimana asal usulnya (masalah kosmologis). Ia juga berusaha mengetahui
dirinya sendiri, mengenai eksistensi, hakikat, dan tujuan hidupnya.
5. Manusia senantiasa menghadapi masalah
Faktor lain yang juga mendorong timbulnya filsafat dan ilmu adalah masalah
yang dihadapi manusia (aporia). Kehidupan manusia selalu diwarnai dengan
masalah, baik masalah yang bersifat teoritis maupun praktis. Masalah
mendorong manusia untuk berbuat dan mencari jalan keluar yang tidak jarang
menghasilkan temuan yang sangat berharga (necessity is the mother of
science).
Pada dasarnya ilmu memiliki dua macam objek yaitu objek material dan
objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan,
seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun objek
formalnya adalah metode yang digunakan dalam memahami objek material
tersebut. Objek material didalam filsafat adalah segala yang ada mencangkup
yang tampak dan yang tidak tampak. Adapun objek formalnya adalah sudut
pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.

Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karena ilmu
hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja sedangkan filsafat mencangkup
yang empiris dan yang non empiris. Secara historis, ilmu berasal dari kajian
filsafat karena awalnya filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala hal
yang ada secara sistematis, rasional, dan logis. Setelah berjalan beberapa lama
kajian yang terkait dengan hal empiris semakin berkembang sehingga
menimbulkan spesialisasi dan penampakan kegunaan yang praktis.

4
B. Hakikat dan Karakteristik Filsafat

1. Hakikat Filsafat
a. Pengertian Filsafat
Berikut ini beberapa pendapat para ahli atau filosof mengenai pengertian
filsafat :
1. Socrates (469-399 SM)
Socrates mendefenisikan filsafat sebagai suatu peninjauan diri
yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap asas-asas dari
kehidupan yang adil dan bahagia (principle of the just and happy
life). Socrates mengeluarkan statmen The unexamined life is not
worth living (bahwa kehidupan yang tak teruji dan tak pernah
dipertanyakan, merupakan kehidupan yang tidak berharga).
2. Plato (427-347 SM)
Plato memandang filsafat sebagai visi yaitu visi kebenaran.
Filsafat tidak lain adalah pengetahuan tentang segala hal.
3. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles mengetengahkan bahwa filsafat berurusan dangan
penelitian sebab-sebab dan prinsip-prinsip segala sesuatu
4. Harold H. Titus
Harold merumuskan filsafat sebagai suatu proses perenungan dan
pengkritisan terhadap keyakinan-keyakinan kita yang dianut
paling dalam (a process of reflecting upon criticizing our most
deeply held beliefes).
5. Louis O. Kattsoff
Filsafat merupakan suatu analisis secara hati-hati terhadap
penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan
secara sengaja serta sistematis atas suatu sudut pandang yang
menjadi dasar suatu tindakan

Menurut Soemardi (dalam Didi Haryono, 2014) kata philosophos


awalnya dikemukakan dan digunakan oleh Heraklitus (504-480
SM).Menurutnya philosophos (ahli filsafat) harus mempunyai
pengetahuan luas pada kecintaannya akan kebenaran dan mulai benar-
benar jelas digunakan pada masa kaum Sofist yang berarti kaum
cendikiawan dan Sokrates yang memberi arti philosophien sebagai
penguasaan secara sistematis terhadap pengetahuan teoritis. Philosophia
merupakan hasil perbuatan yang disebut philosophien.

5
Pengertian filsafat secara umum bisa diartikan sebagai suatu
kebijaksanaan (filosofia) untuk memberikan suatu pandangan hidup
yang menyeluruh berdasarkan refleksi atas pengalaman hidup maupun
pengalaman ilmiah.Filsafat bisa juga diartikan sebagai ilmu yang
berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran atau rasio.Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat sendiri merupakan
suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan
sistem.Namun filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan kehidupan
lainnya oleh karena memiliki obyek tersendiri yang sangat luas.

b. Objek Filsafat
Objek filsafat ada dua, yaitu :
1) Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, yang
meliputi : ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada
dalam kemungkinan.
2) Objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada

c. Sistematika Filsafat
Sebagaimana pengetahuan yang lain, filsafat telah mengalami
perkembangan yang pesat yang ditandai dengan bermacam-macam
aliran dan cabang aliran-aliran Filsafat. Ada beberapa aliran filsafat
dinataranya adalah: realisme, rasionalisme, empirisme, idealisme,
materialisme, dan eksistensialisme. Filsafat memiliki cabang-cabang
yang cukup banyak diataranya adalah : metafisika, epistemologi,
logika, etika, estetika, filsafat sejarah, filsafat politik.

2. Karakteristik filsafat
Menurut Burhanuddin salam (didalam didi Haryono : 2015)
setidaknya ada tiga karakteristik berfikir dalam filsafat yakni sebagai
berikut :
1. Sifat universal (menyeluruh).
Sifat universal merupakan pandangan atau pemikiran yang
komprehensif, misalkan seorang ilmuan tidak akan puas jika hanya
mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Menurut
pandangan ini filsafat mencari kebenaran tentang segala sesuatu dan
kebenaran ini harus dinyatakan dalam bentuk yang paling umum.

6
2. Sifat radikal (mendasar atau mengakar).

Sifat radikal yaitu sifat yang mempertanyakan hal-hal yang


substantif yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar. Namun
seharusnya ia bertanya mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses
penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Apa kriteria itu
sendiri benar?

3. Sifat spekulatif
Sifat spekulatif misalkan dalam menyusun seebuah lingkaran dan
menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik
akhirnya dibutuhkan sifat spekulatif baik sisi proses, analisis maupun
pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau
tidak.

C. Hakikat dan karakteristik filsafat ilmu


1. Hakikat Filsafat Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab yakni: alima, ya’lamu, ilman yang
berarti: mengerti, memahami benar-benar. Pengertian ilmu yang terdapat
dalam kamus bahasa indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)
itu. Mulyadi Kartanegara mengatakan bahwa ilmu adalah any organized
knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda terutama sebelum abad
ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau
inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik,
seperti metafisika.
Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai
pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut.
Filsafat ilmu erat kaitannya dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi,
yang secara umum menyelidiki syarat-syarat serta bentuk-bentuk pengalaman
manusia, juga mengenai logika dan metodologi.Karakteristik-karakteristik apa
yang membedakan penyelidikan ilmiah dari tipe penyelidikan lain? Kondisi
yang bagaimana yang patut dituruti oleh para ilmuwan dalam penyelidikan
alam? Kondisi yang bagaimana yang harus dicapai bagi suatu penjelasan
ilmiah agar menjadi benar? Status kognitif yang bagaimana dari prinsip-
prinsip dan hukum-hukum ilmiah itu?

7
Dalam filasfat ilmu pengetahuan diselidiki apa yang menjadi sumber
pengetahuan, seperti pengalaman (indera), akal (verstand), budi (vernunft)
dan intuisi. Diselidiki pula arti evidensi serta syarat-syarat untuk mencapai
pengetahuan ilmiah, batas validitasnya dalam menjangkau apa yang disebut
sebagai kenyataan atau kebenaran itu.Terdapat banyak definisi/pengertian
mengenai filsafat ilmu misalnya:

a. Cornelius Benjamin (dalam The Liang Gie, 1991)


Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara sistematis
menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metoda, konsep-konsep,
dan pra-anggapan-pra-anggapannya, serta letaknya dalam kerangka
umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.
b. Conny Semiawan at al (1998)
Menyatakan bahwa filsafat ilmu pada dasarnya adalah ilmu yang
berbicara tentang ilmu pengetahuan (science of sciences) yang
kedudukannya di atas ilmu lainnya.
c. Jujun Suriasumantri (2005)
Filsafat ilmu sebagai bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang ingin menjawab tiga kelompok pertanyaan mengenai hakikat ilmu
yaitu kelompok Ontologis, kelompok epistimologis dan kelompok
aksiologis.
Berdasarkan uraian di atas maka hakikat filsafat ilmu yang secara
sistematis menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metode, konsep-
konsep, dan peranggapan-peranggapannya, serta letaknya dalam kerangka
umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.Filsafat ilmu pada
dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan yang
kedudukannya di atas ilmu lainnya dalam menyelesaikan kajiannya pada
konsep ontologis, secara epistemologis, dan tinjauan ilmu secara aksiologis.

2. Karakteristik filsafat ilmu


Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasi karakteristik filsafat
ilmu, yaitu:
a. Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat.
b. Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari
berbagai sudut pandang dengan sikap kritis dan evaluatif terhadap
kriteria-kriteria ilmiah sitematis berpangkal pada metode ilmiah
analisis objektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah dan sikap
konsisten dalam membangun teori serta tindakan ilmiah

8
c. Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari sudut
pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
1) Pertanyaan landasan ontologis
Objek apa yang ditelaah? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek
tersebut? Bagaimana korelasi antara objek tadi dengan daya
tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang
menghasilkan ilmu? Dari landasan ontologis ini adalah dasar untuk
mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidang-bidang ilmu.
2) Pertanyaan landasan epistemologi
Bagaimana proses pengetahuan yang masih berserakan dan tidak
teratur itu menjadi ilmu? Bagaimana prosedur dan mekanismenya?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan
pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?
Apa kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantukita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
3) Pertanyaan landasan aksiologis
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-
kaidah moral? Bagaimana penentuan objek dan metode yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana korelasi
antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma moral

D. Relasi filsafat dan filsafat ilmu

Filsafat ilmu adalah bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan yang


secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah), biasa juga dikatakan
filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan.Hakikat
filsafat ilmu dapat dibedakan dengan filsafat, antara lain dapat dibedakan dari
tujuannya:

1. Filsafat ilmu melakukan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara


bagaimana ilmu pengetahuan ilmiah itu diperoleh, dan di sisi lain
2. Filsafat bertugas sebagai peletak dasar utama pada setiap ilmu.

Dengan memperhatikan batasan-batasan yang tentunya yang masih banyak


belum dicantumkan pada tulisan ini, dapat ditarik kesimpulan antara filsafat dan
filsafat ilmu sebagai berikut:

9
1. Filsafat adalah proses berpikir dalam melakukan penyelidikan tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya secara benar sampai
pada hakikatnya.
2. Filsafat ilmu bukan hanya mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi
yang dicari adalah hakikat dari suatu fenomena.

E. Relasi filsafat dan ilmu

Filsafat dan ilmu merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan salah satu
dari keduanya. Meski tidak dapat dipisahkan, namun kedua hal ini bukanlah hal
mutlak sama, akan tetapi ada sisi persamaan maupun perbedaan. Adapun
persamaan dan perbedaan antara keduanya akan diuraikan berikut ini (dalam
amsal Bakhtiar, 2016). Kesamaan antara filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:

1. Keduanya mencari rumusan yang sebaik baiknya, selengkap-


lengkapnya hingga keakar-akarnya
2. Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren
yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba
menunjukan sebab-sebabnya.
3. Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu pandangan yang
bergandengan
4. Keduanya memiliki metode dan sistem
5. Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan
seluruhnya timbul dari hasrat manusia (objektivitas), akar pengetahuan
yang lebih mendasar.

Adapun perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut :

1. Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu


segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu
hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu.
2. Objek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat nonfragmentaris,
karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas,
mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris,
spesifik, dan intensif. Di samping itu, objek formal ilmu itu bersifat

10
teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita.
3. Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang
menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu
haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena
itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan
filsafat timbul dari nilainya.
4. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat
diskursif, yaitu menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu.
5. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu
menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih
dekat, yang sekunder (secondary cause).

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Orang Yunani awalnya percaya pada mitos, dongeng dan takhayul, tetapi
dengan berputarnya waktu dan perkembangan zaman mereka mulai menggunakan
akal dan fikiran untuk mencari kebenaran didalam suatu hal. Awalnya bangsa
Yunani dan bangsa lain didunia beranggapan bahwa semua kejadian disebabkan
oleh dewa. Karena itu para dewa harus dihormati, ditakuti dan disembah. Dengan
filsafat, pemikiran yang seperti itu kemudian berubah, kejadian alam yang seperti
gerhana, gempa bumi dan sebagainya tak lagi dia anggap sebagai perbuatan dewa
namun dikaji dan dicari kebenarannya. Perbuahan pola fikir yang mitosentris itu
berubah menjadi logosentris.
Kata philosophos awalnya dikemukakan dan digunakan oleh Heraklitus
(540-480 SM). Para ahli filsafat disebut filosof yaitu orang yang mencintai dan
mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Menurut Rinjin (1997), filsafat dan ilmu
timbul dan berkembang karena akal budi, thauma, dan aporia.
1. Pertentangan Antara Mitos dan Logos
2. Rasa Ingin Tahu
3. Manusia merupakan makhluk berakal budi
4. Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan
isinya
5. Manusia senantiasa menghadapi masalah
Adapun Objek filsafat ada dua, yaitu :
1. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, yang
meliputi : ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada
dalam kemungkinan.
2. Objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada
(Lasiyo dan Yuwono, 1994).
Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan
ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut. diidentifikasi
karakteristik filsafat ilmu, yaitu:
1. Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat.
2. Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari
berbagai sudut pandang
3. Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari sudut
pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

12
Dengan memperhatikan batasan-batasan yang tentunya yang masih banyak
belum dicantumkan pada tulisan ini, dapat ditarik kesimpulan antara filsafat dan
filsafat ilmu sebagai berikut:
1. Filsafat adalah proses berpikir dalam melakukan penyelidikan tentang
ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya
secara benar sampai pada hakikatnya.
2. Filsafat ilmu bukan hanya mempersoalkan gejala-gejala atau
fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat dari suatu fenomena

Walaupun ilmu dipandang dan lahir di waktu yang hampir sama dengan
filsafat namun keudanya terdapat perbedaan. Adapun perbedaan filsafat dan ilmu
adalah sebagai berikut :

1. Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu


segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu
hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu.
2. Objek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat nonfragmentaris,.
Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensifFilsafat
3. dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan daya
spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan
riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu
terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul
dari nilainya.
4. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat
diskursif, yaitu menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu.
5. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu
menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih
dekat, yang sekunder (secondary cause).

13
B. SOAL DAN PENYELESAIAN
1. Menurut Rinjin, filsafat dan ilmu timbul dan berkembang karena akal budi,
thauma, dan aporia. Jelaskan!
Jawab: Menurut Rinjin, filsafat dan ilmu timbul dan berkembang karena
akal budi, thauma, dan aporia.
a. Manusia merupakan makhluk berakal budi
Dengan akal budinya, kemampuan manusia dalam bersuara bisa
berkembang menjadi kemapuan berbahasa dan berkomunikasi, sehingga
manusia disebut homo loquens dan animal symbolicum.Dengan akal
budinya, manusia dapat berpikir dan konseptual sehingga dirinya disebut
dengan homo sapiens (makhluk pemikir).
b. Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan isinya
Manusia merupakn makhluk yang memiliki rasa kagum pada apa yang
diciptakan oleh Sang Pencipta, misalnya saja kekaguman pada matahari,
bumi, dirinya sendiri dan seterusnya. Kekaguman tersebut kemudian
mendorong manusia umtuk berusaha mengetahui alam semesta itu
sebenarnyaapa, bagaimana asal usulnya.
c. Manusia senantiasa menghadapi masalah (aporia)
Kehidupan manusia selalu diwarnai dengan masalah, baik masalah yang
bersifat teoritis maupun praktis.Masalah mendorong manusia untuk
berbuat dan mencari jalan keluar yang tidak jarang menghasilkan temuan
yang sangat berharga.

2. Ciri-Ciri yang paling dominan bahwa seorang berfikir filsafat ?

Jawaban :
Ciri-ciri yang paling dominan seseorang dikatakan berfikir filsafat ada tiga,
yaitu:
a. Rasional
Berpikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis
berpikir logis adalah bukan hanya sekedar menggapai pengertian-
pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, melainkan agar sanggup
menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari
premis-premis yang digunakan.Berpikir logis yang menuntut pemikiran
yang sistematis. Pemikiran yang sistematis ialah rangkaian pemikiran
yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis.
Berfikir kritis berarti membakar kemampuan untuk terus menerus
mengevaluasi argument-argumen yang mengklaim diri benar. Seorang

14
yang berpikir kritis tidak akan mudah menggenggam suatu kebenaran
sebelum kebenaran itu dipersoalkan dan benar-benar diuji terlebih
dahulu. Berpikir logis, sistematis – kritis adalah ciri utama berfikir
rasional.
b. Konsepsional
Seseorang dikatakan berfikir filsafat apabila ia berfikir secara
konsepsional. Konsepsi (rencana) merupakan hasil generalisasi dan
abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses satu demi
satu. Filsafat merupakan pemikiran tentang hal-hal serta proses dalam
hubungan umum. Diantara proses-proses yang dibicarakan ini dalam
pemikiran itu sendiri.
c. Koheren
Koheren bisa juga dikatakan berfikir sistematis, artinya berfikir logis,
yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh
kesadaran.Dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling hubungan
yang teratur. Secara singkat, kohern berarti berfilsafat yang berusaha
menyusun suatu bagan secara runtut
3. Bagaimana filsafat itu mampu menjelaskan bahwa seseorang mampu
berfikir sistematis dan benar?
Jawaban :
Seseorang itu dikatakan mampu berfikir sitematis dan benar apabila dia
sudah menunjukan ciri-ciri berfikir filsafat. Berfikir sistematis juga bisa
dikatakan berfikir koheren, artinya berfikir logis yang bergerak selangkah
demi selangkah dengan penuh kesadaran. Dengan urutan yang dapat
dipertanggung jawabkan serta adanya hubungan yang teratur. Kebebnaran
filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak
dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran
yang baru tersebut masih berpeluang untuk dipersoalkan demi menemukan
kebenaran yang lebih meyakinkan.
4. Sebutkan 3 perbedaan filsafat dan ilmu?
Jawaban :
a. Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum),
yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material
ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya,
ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara
kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-
kotak dalam disiplin tertentu.

15
b. Objek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat nonfragmentaris,.
Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensifFilsafat
c. dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah
diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu,
nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan
filsafat timbul dari nilainya.
5. Sebutkan dan jelaskan karakteristik filsafat ?
Jawaban :
1. Sifat universal (menyeluruh).
Sifat universal merupakan pandangan atau pemikiran yang
komprehensif, misalkan seorang ilmuan tidak akan puas jika hanya
mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Menurut
pandangan ini filsafat mencari kebenaran tentang segala sesuatu dan
kebenaran ini harus dinyatakan dalam bentuk yang paling umum.
2. Sifat radikal (mendasar atau mengakar).

Sifat radikal yaitu sifat yang mempertanyakan hal-hal yang


substantif yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar. Namun
seharusnya ia bertanya mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses
penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Apa kriteria itu
sendiri benar?

3. Sifat spekulatif
Sifat spekulatif misalkan dalam menyusun seebuah lingkaran dan
menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik
akhirnya dibutuhkan sifat spekulatif baik sisi proses, analisis maupun
pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau
tidak.

16
DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo. 2016. Filsafat Ilmu. Bumi Aksara.Jakarta

Uyoh Sadullah. 2015. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Didi Haryono. 2014. Filsafat Matematika. Bandung: Alfabeta.

Amsal Bakhtiar. 2006Filsafat Ilmu. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Nurani Soyomukti. 2016. Pengantar Filsafat Umum. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta

17
LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan Dari Kelompok Lain


1. Marni Swasti (kelompok 6)
menurut Rinjin Salah satu faktor pendorong timbulnya filsafat dan ilmu adalah
rasa kagum (thauma). Bagaimana pandangan Filsafat terhadap potensi atau bakat?
Jawaban:
Setiap oranng memiliki potensi dan bakat yang berbeda beda. Seperti pada zaman
Yunani, tidak semua bangsa Yunani memiliki pengetahuan yang sama. Terdapat
beberapa orang yang memiliki potensi dan bakat pada saat itu yang mampu
merenung suatu kejadian yang dipercayai sebagai mitos kemudian dicari
kebenarannya sehingga bisa diterima secara logis. Dengan perubahan pola pikir
dari beberapa orang yang memiliki bakat dan potensi tersebut sehingga bangsa
Yunani mampu keluar dari pemikiran yang Mitosentris menjadi Logisentris

2. Mazlan (kelompok 8)
Jelaskan perbedaan filsafat dan ilmu dari segi objek formal dan material secara
spesifik?
Jawaban :
Menurut Amsal Bahtiar (Filsafat Ilmu :2006) perbedaan Filsafat dan Ilmu dari
segi objek Material dan Formal adalah sebagai berikut :
1. Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu
segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya
terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-
kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin
tertentu.
2. Objek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat nonfragmentaris, karena
mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam
dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan
intensif. Di samping itu, objek formal ilmu itu bersifat teknik, yang berarti
bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.

3. Ridha Chairunisa (kelompok 9)


Salah satu faktor pendorong munculnya filsafat dan filsafat ilmu adalah manusia
selalu menghadapi masalah. Bagaimana pandangan filsafat terhadap manusia yang
tidak mampu menyelesaikan masalah dan mahkan bisa memunculkan malah baru?

18
Jawaban :
Tidak jarang suatu masalah tidak mampu diselesaikan oleh seseorang dan bahkan
kadang kala masalah itu butuh bantuan dari orang lain untuk diselesaikan.
Contohnya didalam filsafat adalah antara Plato Dan Aristoteles. Aristoteles
merupakan murid dari Plato Karena keterbatasan pengetahuan dan waktu yang
dimiliki oleh Plato sehingga terdapat permasalahan penelitian yang harus
dilanjutkan oleh muridnya yaitu Aristoteles.

4. Nur Rabiatul Adawiah (kelompok 11)


Bagaimana cara pandang filsafat terhadap sifat universal. Apakah ada puncak dari
pencapaian ilmu?
Jawaban :
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa setiap orang memiliki potensi atau bakat
yang berbeda beda sehingga pencapaian ilmu setiap orang sangat berbeda beda
bahkan dari zaman ke zaman. Tidak jarang suatu temuan pada suatu masa yang
lalu akan mendorong timbulnya temuan baru pada masa yang akan datang.
Sebagai contoh didalam filsafat adalah bahwa puncak pengetahuan bangsa Yunani
sebagai dasar perkebangan pengetahuan pada zaman zaman selanjutnya Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tidak adanya puncak pasti dalam suatu ilmu.

5. Indah Pratiwi Fadmawarni (kelompok 5)


Apa tolak ukur dalam menyatakan bahwa sesuatu bernilai benar dalam filsafat?
Jawaban :
Filsafat adalah suatu perenungan. Apa yang menjadi perenungan seseorang bisa
saja bernilai benar dan bisa saja salah. Untuk menentukan sebuah kebenaran dari
suatu fenomena harus dilihat karakteristiknya sesuai dengan karakteristik filsaf.
Adapun menurut Kattsof, karakteristik filsafat itu adalah sebagai berikut :

a. Filsafat adalah berpikir secara kritis.


b. Filsafat adalah berpikir dalam bentuk sistematis.
c. Filsafat mengahasilkan sesuatu yang runtut.
d. Filsafat adalah berpikir secara rasional.
e. Filsafat bersifat komprehensif.

Jadi apabila sebuah fenomena itu memuat unsur pemikiran kritis, sistematis, runut
rasional dan komperhensif, maka dapat disimpulkan bahwa fenomena itu
mempunyai nilai kebenaran.

19

Anda mungkin juga menyukai