Disusun Oleh :
JUNAIDI (1910247056)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS RIAU
2019
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur atas nikmat yang telah allah berikan
kepada penulis sehingga biasa menyelesaikan penulisan makalah ini. Dalam
penyusunan makalah ini penulias mendapat berbagai hambatan dan tantangan
namun hambatan dan tantangn tersebut dapat penulis hadapi dengan dorongan dan
semangat yang diberikan oleh keluarga dan teman-teman sekalian.
Penulis
JUNAIDI
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Rangkuman ......................................................................................... 12
B. Soal dan Pembahasan ......................................................................... 14
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara
substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat,
sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat . Filsafat ilmu
adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat
ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu,
yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apakah faktor-faktor pendorong timbulnya filsafat dan filsafat ilmu?
2. Apa hakikat dan karakteristik filsafat?
3. Apa hakikat dan karakteristik filsafat ilmu?
4. Bagaimana relasi filsafat dan filsafat ilmu?
5. Bagaimana relasi filsafat dan ilmu?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Memahami faktor-faktor pendorong timbulnya filsafat dan filsafat ilmu.
2. Memahami hakikat dan karakteristik filsafat.
3. Memahami hakikat dan karakteristik filsafat ilmu.
4. Memahami relasi filsafat dan filsafat ilmu.
5. Memahami relasi filsafat dan ilmu.
D. Manfaat Penulisan
adapun manfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis adalah sebagai
penambah wawasan berfikir dan pengetahun tentang filsafat dan filsafat ilmu.
Filsafat dan filsafat ilmu tentunya menjadi dasar dari perkembangan tekhnologi
yang moderen ini.
2
BAB II
Menurut Rinjin (1997), filsafat dan ilmu timbul dan berkembang karena
akal budi, thauma, dan aporia.
1. Pertentangan antara Mitos dan Logos
Dikalangan masyarakat Yunani dikenal adanya mitos, sebagai suatu keyakinan
lama yang berkembang dengan pesat misalnya mite kosmologi yang
melukiskan kejadian alam.Lama-lama mitos hilang dikalahkan oleh logos,
maka logos penyebab pertama lahirnya filsafat.
2. Rasa Ingin Tahu
Karena mitos hanya bersifat dongeng belaka, maka orang mulai berpikir
rasional, untuk mencari jawaban-jawaban yang logis. Keingintahuan terhadap
alam semesta, keingintahuan terhadap penciptanya dsb.
3. Manusia merupakan makhluk berakal budi
Dengan akal budinya, kemampuan manusia dalam bersuara bisa berkembang
menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, sehingga manusia disebut
3
sebagai homo loquens dan animal symbolicum. Dengan akal budinya, manusia
dapat berpikir abstrak dan konseptual sehingga dirinya disebut sebagai homo
sapiens (makhluk pemikir) atau kalau menurut Aristoteles manusia dipandang
sebagai animal that reasons yang ditandai dengan sifat selalu ingin tahu (all
men by nature desire to know). Pada diri manusia melekat kehausan intelektual
(intellectual curiosity), yang menjelma dalam wujud aneka ragam pertanyaan.
Bertanya adalah berpikir dan berpikir dimanifestasikan dalam bentuk
pertanyaan.
4. Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan isinya
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa kagum pada apa yang
diciptakan oleh Sang Pencipta, misalnya saja kekaguman pada matahari, bumi,
dirinya sendiri dan seterusnya. Kekaguman tersebut kemudian mendorong
manusia untuk berusaha mengetahui alam semesta itu sebenarnya apa,
bagaimana asal usulnya (masalah kosmologis). Ia juga berusaha mengetahui
dirinya sendiri, mengenai eksistensi, hakikat, dan tujuan hidupnya.
5. Manusia senantiasa menghadapi masalah
Faktor lain yang juga mendorong timbulnya filsafat dan ilmu adalah masalah
yang dihadapi manusia (aporia). Kehidupan manusia selalu diwarnai dengan
masalah, baik masalah yang bersifat teoritis maupun praktis. Masalah
mendorong manusia untuk berbuat dan mencari jalan keluar yang tidak jarang
menghasilkan temuan yang sangat berharga (necessity is the mother of
science).
Pada dasarnya ilmu memiliki dua macam objek yaitu objek material dan
objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan,
seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun objek
formalnya adalah metode yang digunakan dalam memahami objek material
tersebut. Objek material didalam filsafat adalah segala yang ada mencangkup
yang tampak dan yang tidak tampak. Adapun objek formalnya adalah sudut
pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.
Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karena ilmu
hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja sedangkan filsafat mencangkup
yang empiris dan yang non empiris. Secara historis, ilmu berasal dari kajian
filsafat karena awalnya filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala hal
yang ada secara sistematis, rasional, dan logis. Setelah berjalan beberapa lama
kajian yang terkait dengan hal empiris semakin berkembang sehingga
menimbulkan spesialisasi dan penampakan kegunaan yang praktis.
4
B. Hakikat dan Karakteristik Filsafat
1. Hakikat Filsafat
a. Pengertian Filsafat
Berikut ini beberapa pendapat para ahli atau filosof mengenai pengertian
filsafat :
1. Socrates (469-399 SM)
Socrates mendefenisikan filsafat sebagai suatu peninjauan diri
yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap asas-asas dari
kehidupan yang adil dan bahagia (principle of the just and happy
life). Socrates mengeluarkan statmen The unexamined life is not
worth living (bahwa kehidupan yang tak teruji dan tak pernah
dipertanyakan, merupakan kehidupan yang tidak berharga).
2. Plato (427-347 SM)
Plato memandang filsafat sebagai visi yaitu visi kebenaran.
Filsafat tidak lain adalah pengetahuan tentang segala hal.
3. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles mengetengahkan bahwa filsafat berurusan dangan
penelitian sebab-sebab dan prinsip-prinsip segala sesuatu
4. Harold H. Titus
Harold merumuskan filsafat sebagai suatu proses perenungan dan
pengkritisan terhadap keyakinan-keyakinan kita yang dianut
paling dalam (a process of reflecting upon criticizing our most
deeply held beliefes).
5. Louis O. Kattsoff
Filsafat merupakan suatu analisis secara hati-hati terhadap
penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan
secara sengaja serta sistematis atas suatu sudut pandang yang
menjadi dasar suatu tindakan
5
Pengertian filsafat secara umum bisa diartikan sebagai suatu
kebijaksanaan (filosofia) untuk memberikan suatu pandangan hidup
yang menyeluruh berdasarkan refleksi atas pengalaman hidup maupun
pengalaman ilmiah.Filsafat bisa juga diartikan sebagai ilmu yang
berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran atau rasio.Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat sendiri merupakan
suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan
sistem.Namun filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan kehidupan
lainnya oleh karena memiliki obyek tersendiri yang sangat luas.
b. Objek Filsafat
Objek filsafat ada dua, yaitu :
1) Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, yang
meliputi : ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada
dalam kemungkinan.
2) Objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada
c. Sistematika Filsafat
Sebagaimana pengetahuan yang lain, filsafat telah mengalami
perkembangan yang pesat yang ditandai dengan bermacam-macam
aliran dan cabang aliran-aliran Filsafat. Ada beberapa aliran filsafat
dinataranya adalah: realisme, rasionalisme, empirisme, idealisme,
materialisme, dan eksistensialisme. Filsafat memiliki cabang-cabang
yang cukup banyak diataranya adalah : metafisika, epistemologi,
logika, etika, estetika, filsafat sejarah, filsafat politik.
2. Karakteristik filsafat
Menurut Burhanuddin salam (didalam didi Haryono : 2015)
setidaknya ada tiga karakteristik berfikir dalam filsafat yakni sebagai
berikut :
1. Sifat universal (menyeluruh).
Sifat universal merupakan pandangan atau pemikiran yang
komprehensif, misalkan seorang ilmuan tidak akan puas jika hanya
mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Menurut
pandangan ini filsafat mencari kebenaran tentang segala sesuatu dan
kebenaran ini harus dinyatakan dalam bentuk yang paling umum.
6
2. Sifat radikal (mendasar atau mengakar).
3. Sifat spekulatif
Sifat spekulatif misalkan dalam menyusun seebuah lingkaran dan
menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik
akhirnya dibutuhkan sifat spekulatif baik sisi proses, analisis maupun
pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau
tidak.
Ilmu berasal dari bahasa Arab yakni: alima, ya’lamu, ilman yang
berarti: mengerti, memahami benar-benar. Pengertian ilmu yang terdapat
dalam kamus bahasa indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)
itu. Mulyadi Kartanegara mengatakan bahwa ilmu adalah any organized
knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda terutama sebelum abad
ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau
inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik,
seperti metafisika.
Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai
pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut.
Filsafat ilmu erat kaitannya dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi,
yang secara umum menyelidiki syarat-syarat serta bentuk-bentuk pengalaman
manusia, juga mengenai logika dan metodologi.Karakteristik-karakteristik apa
yang membedakan penyelidikan ilmiah dari tipe penyelidikan lain? Kondisi
yang bagaimana yang patut dituruti oleh para ilmuwan dalam penyelidikan
alam? Kondisi yang bagaimana yang harus dicapai bagi suatu penjelasan
ilmiah agar menjadi benar? Status kognitif yang bagaimana dari prinsip-
prinsip dan hukum-hukum ilmiah itu?
7
Dalam filasfat ilmu pengetahuan diselidiki apa yang menjadi sumber
pengetahuan, seperti pengalaman (indera), akal (verstand), budi (vernunft)
dan intuisi. Diselidiki pula arti evidensi serta syarat-syarat untuk mencapai
pengetahuan ilmiah, batas validitasnya dalam menjangkau apa yang disebut
sebagai kenyataan atau kebenaran itu.Terdapat banyak definisi/pengertian
mengenai filsafat ilmu misalnya:
8
c. Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari sudut
pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
1) Pertanyaan landasan ontologis
Objek apa yang ditelaah? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek
tersebut? Bagaimana korelasi antara objek tadi dengan daya
tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang
menghasilkan ilmu? Dari landasan ontologis ini adalah dasar untuk
mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidang-bidang ilmu.
2) Pertanyaan landasan epistemologi
Bagaimana proses pengetahuan yang masih berserakan dan tidak
teratur itu menjadi ilmu? Bagaimana prosedur dan mekanismenya?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan
pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?
Apa kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantukita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
3) Pertanyaan landasan aksiologis
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-
kaidah moral? Bagaimana penentuan objek dan metode yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana korelasi
antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma moral
9
1. Filsafat adalah proses berpikir dalam melakukan penyelidikan tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya secara benar sampai
pada hakikatnya.
2. Filsafat ilmu bukan hanya mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi
yang dicari adalah hakikat dari suatu fenomena.
Filsafat dan ilmu merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan salah satu
dari keduanya. Meski tidak dapat dipisahkan, namun kedua hal ini bukanlah hal
mutlak sama, akan tetapi ada sisi persamaan maupun perbedaan. Adapun
persamaan dan perbedaan antara keduanya akan diuraikan berikut ini (dalam
amsal Bakhtiar, 2016). Kesamaan antara filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:
10
teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita.
3. Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang
menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu
haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena
itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan
filsafat timbul dari nilainya.
4. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat
diskursif, yaitu menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu.
5. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu
menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih
dekat, yang sekunder (secondary cause).
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Orang Yunani awalnya percaya pada mitos, dongeng dan takhayul, tetapi
dengan berputarnya waktu dan perkembangan zaman mereka mulai menggunakan
akal dan fikiran untuk mencari kebenaran didalam suatu hal. Awalnya bangsa
Yunani dan bangsa lain didunia beranggapan bahwa semua kejadian disebabkan
oleh dewa. Karena itu para dewa harus dihormati, ditakuti dan disembah. Dengan
filsafat, pemikiran yang seperti itu kemudian berubah, kejadian alam yang seperti
gerhana, gempa bumi dan sebagainya tak lagi dia anggap sebagai perbuatan dewa
namun dikaji dan dicari kebenarannya. Perbuahan pola fikir yang mitosentris itu
berubah menjadi logosentris.
Kata philosophos awalnya dikemukakan dan digunakan oleh Heraklitus
(540-480 SM). Para ahli filsafat disebut filosof yaitu orang yang mencintai dan
mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Menurut Rinjin (1997), filsafat dan ilmu
timbul dan berkembang karena akal budi, thauma, dan aporia.
1. Pertentangan Antara Mitos dan Logos
2. Rasa Ingin Tahu
3. Manusia merupakan makhluk berakal budi
4. Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan
isinya
5. Manusia senantiasa menghadapi masalah
Adapun Objek filsafat ada dua, yaitu :
1. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, yang
meliputi : ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada
dalam kemungkinan.
2. Objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada
(Lasiyo dan Yuwono, 1994).
Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan
ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut. diidentifikasi
karakteristik filsafat ilmu, yaitu:
1. Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat.
2. Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari
berbagai sudut pandang
3. Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari sudut
pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
12
Dengan memperhatikan batasan-batasan yang tentunya yang masih banyak
belum dicantumkan pada tulisan ini, dapat ditarik kesimpulan antara filsafat dan
filsafat ilmu sebagai berikut:
1. Filsafat adalah proses berpikir dalam melakukan penyelidikan tentang
ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya
secara benar sampai pada hakikatnya.
2. Filsafat ilmu bukan hanya mempersoalkan gejala-gejala atau
fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat dari suatu fenomena
Walaupun ilmu dipandang dan lahir di waktu yang hampir sama dengan
filsafat namun keudanya terdapat perbedaan. Adapun perbedaan filsafat dan ilmu
adalah sebagai berikut :
13
B. SOAL DAN PENYELESAIAN
1. Menurut Rinjin, filsafat dan ilmu timbul dan berkembang karena akal budi,
thauma, dan aporia. Jelaskan!
Jawab: Menurut Rinjin, filsafat dan ilmu timbul dan berkembang karena
akal budi, thauma, dan aporia.
a. Manusia merupakan makhluk berakal budi
Dengan akal budinya, kemampuan manusia dalam bersuara bisa
berkembang menjadi kemapuan berbahasa dan berkomunikasi, sehingga
manusia disebut homo loquens dan animal symbolicum.Dengan akal
budinya, manusia dapat berpikir dan konseptual sehingga dirinya disebut
dengan homo sapiens (makhluk pemikir).
b. Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan isinya
Manusia merupakn makhluk yang memiliki rasa kagum pada apa yang
diciptakan oleh Sang Pencipta, misalnya saja kekaguman pada matahari,
bumi, dirinya sendiri dan seterusnya. Kekaguman tersebut kemudian
mendorong manusia umtuk berusaha mengetahui alam semesta itu
sebenarnyaapa, bagaimana asal usulnya.
c. Manusia senantiasa menghadapi masalah (aporia)
Kehidupan manusia selalu diwarnai dengan masalah, baik masalah yang
bersifat teoritis maupun praktis.Masalah mendorong manusia untuk
berbuat dan mencari jalan keluar yang tidak jarang menghasilkan temuan
yang sangat berharga.
Jawaban :
Ciri-ciri yang paling dominan seseorang dikatakan berfikir filsafat ada tiga,
yaitu:
a. Rasional
Berpikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis
berpikir logis adalah bukan hanya sekedar menggapai pengertian-
pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, melainkan agar sanggup
menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari
premis-premis yang digunakan.Berpikir logis yang menuntut pemikiran
yang sistematis. Pemikiran yang sistematis ialah rangkaian pemikiran
yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis.
Berfikir kritis berarti membakar kemampuan untuk terus menerus
mengevaluasi argument-argumen yang mengklaim diri benar. Seorang
14
yang berpikir kritis tidak akan mudah menggenggam suatu kebenaran
sebelum kebenaran itu dipersoalkan dan benar-benar diuji terlebih
dahulu. Berpikir logis, sistematis – kritis adalah ciri utama berfikir
rasional.
b. Konsepsional
Seseorang dikatakan berfikir filsafat apabila ia berfikir secara
konsepsional. Konsepsi (rencana) merupakan hasil generalisasi dan
abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses satu demi
satu. Filsafat merupakan pemikiran tentang hal-hal serta proses dalam
hubungan umum. Diantara proses-proses yang dibicarakan ini dalam
pemikiran itu sendiri.
c. Koheren
Koheren bisa juga dikatakan berfikir sistematis, artinya berfikir logis,
yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh
kesadaran.Dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling hubungan
yang teratur. Secara singkat, kohern berarti berfilsafat yang berusaha
menyusun suatu bagan secara runtut
3. Bagaimana filsafat itu mampu menjelaskan bahwa seseorang mampu
berfikir sistematis dan benar?
Jawaban :
Seseorang itu dikatakan mampu berfikir sitematis dan benar apabila dia
sudah menunjukan ciri-ciri berfikir filsafat. Berfikir sistematis juga bisa
dikatakan berfikir koheren, artinya berfikir logis yang bergerak selangkah
demi selangkah dengan penuh kesadaran. Dengan urutan yang dapat
dipertanggung jawabkan serta adanya hubungan yang teratur. Kebebnaran
filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak
dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran
yang baru tersebut masih berpeluang untuk dipersoalkan demi menemukan
kebenaran yang lebih meyakinkan.
4. Sebutkan 3 perbedaan filsafat dan ilmu?
Jawaban :
a. Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum),
yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material
ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya,
ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara
kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-
kotak dalam disiplin tertentu.
15
b. Objek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat nonfragmentaris,.
Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensifFilsafat
c. dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah
diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu,
nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan
filsafat timbul dari nilainya.
5. Sebutkan dan jelaskan karakteristik filsafat ?
Jawaban :
1. Sifat universal (menyeluruh).
Sifat universal merupakan pandangan atau pemikiran yang
komprehensif, misalkan seorang ilmuan tidak akan puas jika hanya
mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Menurut
pandangan ini filsafat mencari kebenaran tentang segala sesuatu dan
kebenaran ini harus dinyatakan dalam bentuk yang paling umum.
2. Sifat radikal (mendasar atau mengakar).
3. Sifat spekulatif
Sifat spekulatif misalkan dalam menyusun seebuah lingkaran dan
menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik
akhirnya dibutuhkan sifat spekulatif baik sisi proses, analisis maupun
pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau
tidak.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
2. Mazlan (kelompok 8)
Jelaskan perbedaan filsafat dan ilmu dari segi objek formal dan material secara
spesifik?
Jawaban :
Menurut Amsal Bahtiar (Filsafat Ilmu :2006) perbedaan Filsafat dan Ilmu dari
segi objek Material dan Formal adalah sebagai berikut :
1. Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu
segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya
terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-
kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin
tertentu.
2. Objek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat nonfragmentaris, karena
mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam
dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan
intensif. Di samping itu, objek formal ilmu itu bersifat teknik, yang berarti
bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
18
Jawaban :
Tidak jarang suatu masalah tidak mampu diselesaikan oleh seseorang dan bahkan
kadang kala masalah itu butuh bantuan dari orang lain untuk diselesaikan.
Contohnya didalam filsafat adalah antara Plato Dan Aristoteles. Aristoteles
merupakan murid dari Plato Karena keterbatasan pengetahuan dan waktu yang
dimiliki oleh Plato sehingga terdapat permasalahan penelitian yang harus
dilanjutkan oleh muridnya yaitu Aristoteles.
Jadi apabila sebuah fenomena itu memuat unsur pemikiran kritis, sistematis, runut
rasional dan komperhensif, maka dapat disimpulkan bahwa fenomena itu
mempunyai nilai kebenaran.
19