Anda di halaman 1dari 20

“FILSAFAT SEBAGAI DEMITOLOGI”

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Filsafat
Umum.
Dosen Pengampu : Saiful Mujab, S.Th.I, MA

Disusun oleh :

1. DICKY SAPUTRO (933100218)


2. NUR AINI MAHBUBAH (933101218)
3. MASRIFATUL BADRIYAH (933101418)

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ILMU SOSIAL

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat Umum
dengan judul “Filsafat Sebagai Demitologi Mitos”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kediri, 26 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2

A. Sejarah Filsafat Yunani ............................................................................. 2


B. Beberapa Tokoh Filsafat ........................................................................... 4

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

Kesimpulan ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa ini banyak sekali berita-berita hoax yang menyebar di internet
dengan maksud dan tujuan untuk menjatuhkan seorang ataupun kelompok.
Sebagai seorang akademsi yang terpelajar, sudah seharusnya dapat memilih
informasi mana yang valid dan unvalid sehingga tidak muda terjebak berita –
berita hoax. Untuk melakukan hal itu kita harus berfikir secara rasional dan
dapat diterima semua orang, itulah gunanya ilmu filsafat yang akan dipelajari
pada pembahasan kali ini

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Sejarah Ilmu Filsafat?.
2. Bagaimanakah Filsafat Sebagai Demitologi?.
3. Bagaimanakah Pemikiran – Pemikiran Dari Beberapa Filsuf?.]

C. Tujuan Penulisan
1. Pembaca Mampu Mengetahui Pengertian Ilmu Filsafat
2. Pembaca Mampu Memahami Pengertian Ilmu Filsafat
3. Pembaca Mampu Mengetahui Macam – Macam Ilmu Filsafat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH FILSAFAT YUNANI

Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem


kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang
bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal
pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber
dari mitos (dongeng-dongeng).

Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya
mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang isteri alam semesta ini,
jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai
suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal
pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.upaya para ahli pikir untuk
mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang
mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni,
maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan
sebagai landasan peradaban dunia.1

Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara
akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Di dalam sejarah filsafat
kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah
kalah, pernah juga kedua-duanya sama sama-sama menang. Diantara keduanya ,
dalam sejarah, telah terjadi pergugumulan berebut dominasi dalam mengendalikan
kehidupan manusia.

Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di
kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada.akal
itulah yang menghasilkan pengethauan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati
pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan

1
Juhaya S. Praja. 2005. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta:Kencana. Hal 7-8

2
mistik, iman termasuk disini. Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang
dimana mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.

Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal


sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya
berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan
tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan
ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu
mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari
jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang
beraneka warna ynag ada dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu.
Mereka mencari inti alam, dengan istilah mereka : mereka mencari arche alam
(arche dalam bahasa yunani yang berarti mula, asal).2

Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:

1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap
sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos
tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan
rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus,
Orpheus dan lain-lain.

2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai
edukatif.

3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di


lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu
tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada
aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.

Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos (akal),
sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.

2
Ibid 9

3
Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir
alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati
sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang
bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.3

Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah
kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum
terhadap alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa
ynag ada di belakang semua materi itu.

B. BEBERAPA TOKOH FILSAFAT


1. THALES (625-545 SM)

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di


muka bumi ini, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran yang
tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dengan akal dan pikiran ini manusia bisa
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, yaitu
manusia bisa berfikir tentang segala sesuatu secara jauh dan mendalam,
dengan menggunakan logikanya. Kemampuan berfikir manusia ini
dinamakan berfilsafat. Filsafat adalah kemampuan berfikir manusia menurut
logika, secara bebas dan tidak terikat pada tradisi atau aturan-aturan tertentu,
serta agama dan mampu berfikir secara radikal, sistematis, dan berfikir jauh
serta sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar permasalahan.

Orang yang pertama kali berfilsafat dimulai pada masa Yunani Kuno.
Sejarah filsafat pada masa Yunani Kuno ini dimulai dengan munculnya
berbagai pemikiran yang mendalam, tentang realitas atau alam sebagai tempat
berpijak manusia ini. Kesadaran akan pemikiran ini dilakukan dengan

3
Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009). Hal 10

4
perenungan oleh orang-orang yang dianggap bijak, renungan tersebut
akhirnya terumus dalam proposisi-proposisi yang sistematis dan bijak.4

Dari sinilah sejarah filsafat mulai muncul, yaitu dengan munculnya


seorang filsuf pertama yang bernama Thales, yang lahir pada tahun 624 SM,
di Miletus Asia Kecil. Pada tahun itu Miletus merupakan kota penting yaitu
sebagai jalur perdagangan antara Yunani, Italia, Mesir, dan Asia. Sehingga
karena sebagai kota transit inilah terjadi pertemuan antar Negara-negara
tersebut dan terjadi pertukaran latar belakang kebudayaan dan pemikiran. Dan
karena itulah sehingga kota Miletus juga dikenal sebagai pusat intelektualitas.

Thales disebut sebagai “Bapak Filsafat” karena dia adalah orang yang
mula-mula berfilsafat. Gelar tersebut diberikan karena dia yang pertama kali
berfilsafat tentang apa sebenarnya bahan dasar bumi ini. Dan dia pun
menjawab bahan dasar bumi ini adalah air. sehingga Thales adalah filsuf
pertama yang memikirkan tentang pertama kali terjadinya alam semesta.

BIOGRAFI TOKOH

Thales lahir pada 624 SM, di kota kecil Miletus yang terletak di pantai
barat Asia Kecil, yang sekarang disebut Turki. Kota ini menjadi sebuah kota
yang menjadi pusat perdagangan. Kapal-kapal pedagang dengan mudah
berlayar ke Nil di Mesir., sedangkan caravan melakukan perjalanan lewat
darat menuju kota di Babylon. Penduduk Miletus sering melakukan kontak
dagang dengan kota-kota di Yunani dan warga Phonesia. Di kota ini juga
merupakan tempat pertemuan dunia Timur dan Barat, sehingga
memungkinkan orang-orang yang saling bertemu tersebut untuk mengisi
waktu dengan berdiskusi, bertukar pandang dan pikiran, serta berpikir tentang
segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan berfilsafat, sehingga
para filsuf Yunani pertama lahir di tempat ini.5

Thales merupakan perintis matematika dan filsafat Yunani, beliau


adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6

4
K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal 23
5
Ibid 25

5
SM. Thales mendapat gelar “Bapak Filsafat” karena dia adalah orang yang
mula-mula berfilsafat. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai dengan
cara berfikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales
dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan
dunia dan segala gejala-gejala yang ada di dalamnya tidak bersandar pada
mitos melainkan pada rasio manusia. Thales mengajukan pertanyaan yang
amat mendasar, yaitu “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?” dan ia
sendiri menjawab air. Karena pertanyaannya itulah yang mengangkat Thales
menjadi filosof pertama di dunia. Selain sebagai filsuf , Thales juga dikenal
sebagai ahli geometri, astronomi dan politik.

Tentang kehidupan pribadi Thales, orang tua Thales adalah Examyes


dan Cleobuline. Keluarganya memiliki hubungan keluarga kerajaan
Phoenicia. Keluarga Thales memiliki hubungan dengan Cadmus pangeran
Fenisia. Tentang pernikahannya Diogenes mengatakan Thales menikah dan
memiliki seorang putra bernama Cybisthus atau Cybisthon cerita kedua
Thales mengadopsi keponakannya dengan nama yang sama tersebut.

Thales adalah seorang saudagar, profesi inilah yang membuatnya


sering melakukan perjalanan. Dan dia sering berlayar ke Mesir. Di Mesir
inilah, dalam waktu senggangnya Thales mempelajari astronomi dan
geometri. Dia mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani kembali.
Thales dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga
dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi
terkenal setelah berhasil memprediksi terjadinya gerhana matahari pada
tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut
karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di
Babilonia, sejak tahun 747 SM.6

Penemuan Thales dalam matematika yang menggunakan geometri


untuk memecahkan masalah, seperti menghitung ketinggian piramida dan
jarak kapal dari pantai sehingga membuat dia sebagai matematikawan sejati
pertama. Thales juga orang pertama yang mempelajari listrik. Namun tulisan

6
Ibid 30

6
Thales dalam bidang astronomi lebih dikenal dari pada karyanya dalam
bidang geometri.

Thales mendirikan sekolah filsafat Ionia di Miletus, dan memiliki


banyak murid. Anaximander, Anaximenes, Mamercus dan Mandryatus adalah
nama dari beberapa muridnya. Namun yang sangat terkenal adalah nama
Anaximander (611-546), sukses menggantikan posisi Thales di Miletus.
Dalam bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan tehnik
dari Raja Krosus di Lidya. Selain itu dia juga pernah menjadi penasihat
politik bagi dua belas kota Iona. Penyebab kematian Thales belum diketahui
secara pasti, dia meninggal pada tahun 547 di Miletus

Pemikiran-Pemikiran Thales

1. Air Sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu


Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran
filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan
Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales
adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula
terjadinya alam semesta. Karena itulah Thales juga dianggap sebagai
perintis filsafat alam (natural philosophy).
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar segala sesuatu.
Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di
alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri dan tanpa
ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk,
bersifat mantap, dan tak terbinasakan.
Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah
bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan
bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup.
Karena air adalah sumber kehidupan, dan tanpa air makhluk hidup pasti
akan mati. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk
(padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.

7
Thales juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak diatas
air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan
kemudian terapung-apung di atasnya.
Menurut Thales bahan dasar dari segala sesuatu adalah air, kabut
memberi kehidupan bagi segala sesuatu bahkan panas itu sendiri berasal
dari kelembaban.
“segala macam benih memiliki kodrat kelembapan”
“Air merupakan asal dari hakekat benda-benda yang lembab”
“air merupakan objek komando di kalagan dewa-dewi”
Benda-benda mempunyai banyak bentuk yang memiliki unsur
dasar dan primer yang satu.
2. Pandangan Tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki
jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam hidup, tetapi juga benda mati.
Teori tentang materi berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi
Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena
mampu menggerakkan besi.
3. Theorema Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal dengan theoremanya, yang
disebut Theorema Thales.

Ada lima Theorema Thales, yaitu :

 Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut
dengan diameter.
 Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kaki adalah sama besar.
 Sudut-sudut vertical yang terbentuk dari dua garis sejajar yang
dipotong oleh sebuah garis lurus menyilang, sama besarnya.
 Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu
dan sepasang sudut yang terletak di hadapan sisi itu sama besarnya,
maka kedua segitiga itu dikatakan sama sebangun.
 Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan
untuk mengukur jarak kapal.

8
4. Pandangan Politik
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan
nasehat kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan
dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales
menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan
dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di
seluruh Ionia. Di dalam system tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat
dianggap seperti distrik dari keseluruhan system pemerintahan Ionia.
Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan
tersentralisasi.
Herodotus mencatat bahwa Thales memprediksi gerhana matahari
dari 585 SM, dan ini merupakan sebuah awal kemajuan penting bagi
ilmu pengetahuan Yunani. Aristoteles melaporkan bahwa Thales
menggunakan keterampilan dengan mengenali pola cuaca untuk
memprediksi bahwa tanaman zaitun musim depan akan berlimpah. Dia
pun membeli semua zaitun baik di kota maupun daerah, dan itu semua
menjadi keberuntungan ketika prediksi menjadi kenyataan.
Plato menceritakan sebuah kisah Thales menatap langit malam,
tidak menonton di mana ia berjalan, dan begitu jatuh ke selokan. Gadis
pelayan yang datang untuk membantu dia kemudian berkata kepadanya
“Bagaimana Anda berharap untuk memahami apa yang terjadi di langit
jika anda bahkan tidak melihat apa yang di kaki anda?” Menurut
pendapat saya, janganlah kita berangan-angan terlalu jauh, jika kita
tidak bisa melihat, mensyukuri, dan memanfaatkan semaksimal
mungkin apa yang ada di dalam diri kita sendiri, maupun yang ada di
lingkungan sekitar kita.7
Kutipan-kutipan dikaitkan dengan Thales :
“Sejumlah kata-kata ada bukti dari pikiran yang bijaksana.”
“Harapan adalah roti orang miskin.”
“Masa lalu yang pasti, masa depan mengaburkan.”

7
I.R.Poedjawijatna,Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN,1980). Hal
14

9
“Tidak ada yang lebih aktif dari pada pikiran, untuk itu perjalanan
melalui alam semesta, dan tidak ada yang lebih kuat dari keharusan
untuk semua harus tunduk kepada itu.”
“Kenalilah dirimu sendiri”.

2. ANAXIMANDROS (640-546 SM)


Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno,
Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade
ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan
Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula
bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut
usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM.
Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan
merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes
tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat
Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti
tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya
satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.
Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di
dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros
dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya
dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin ekspedisi dari
Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut
Hitam. Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi,
suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia
mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga
menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga
mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia
lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum
gurunya itu.

10
PEMIKIRAN TOKOH

To Apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu

Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia


menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai
air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air
merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di
dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya.
Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah
zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros
berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat
yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam
dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan
bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.

To apeiron berasal dari bahasa Yunani a = tidak dan eras = batas.


Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala
sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala
sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad
raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang
kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini
juga semua pada akhirnya akan kembali.

Pandangan tentang Alam Semesta Peta Bumi menurut


Anaximandrosn Gambaran Alam Semesta menurut Anaximandros

Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun


pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to
apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu
sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu
terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan
beku. Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut
yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut
berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari,

11
bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang
lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena
kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama
dengan semua benda lain.

Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang


di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula
lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh
udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur
bumi menjadi kering Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai
laut pada bumi.

Pandangan tentang Makhluk Hidup

Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros


berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata.Karena
itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup
dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di
sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di ditulah,
mulai ada makhluk-makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai
berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia
yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia
memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu,
pastilah makhluk pertama yang naik ke darat adalah sejenis ikan yang
beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia.

Ia berpendapat bahwa bumi secara lepas bergantung di ruangan, ia


juga berpendapat bahwa dulunya ada satu substansi tunggal pertama dan
suatu hukum alam yang berlaku di dunia, untuk mempertahankan
keseimbangan antara unsur-unsur yang berbeda. Anaximander mencoba
menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan
sendirinya (mayer,1950 :19). Anaximanes mengatakan itu udara. Udara
merupakan sumber segala kehidupan, Pembicaraan filosof ini saja telah
memperlihatkan bahwa didalam filsafat dapat terdapat lebih dari satu

12
kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori
dalam filsafat terletak pada logis ataau tidaknya argumen yang digunakan,
bukan terletak pada kongkulasi. Disini sudah kelihatan bibit relativisme
yang kelak dikembangkan dalam filsafat sofisme. Pada kata”sofis” itu
sendiri terkandung pengertian tipuan, hipkret dan sinis.

Menurut para filosof, meraka adalah orang yang kurang terpelajar


di dalam sains maupun di dalam filsafat. Mereka itu orang-orang yang
menjual kebajikan untuk memperoleh materi. Pemikiran sofis itu
mempunyai ciri berupa pandangan yang saling bertentangan. Dalam moral
pun mereka di katakan menganut moral yang relatif, jadi buruk dan baik
itu adalah relatif. Bagi orang-orang sofis tidak ada generalisasi dengan
kata lain tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran itu relatif. Biasanya
orang-orang sofis itu disenangi oleh para filosof. Sifat mereka itu amat
ditentang oleh Socrates dan plato. Sebagian fisof menentangorang-orang
sofis karenamereka mau menerima uang dari ajaran mereka. Kebanyakan
orang-orang sofis dating dari kelas rendah di dalam masyarakat karena itu
mereka memerlukan uang. Sementara filsof mengatakan bahwa filsafat itu
di senangi bukan untuk alat mencari uang.

3. ANAXIMENES
Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos,
sama seperti Thales dan Anaximandros Anaximenes hidup sezaman
dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari Anaximandros. Ia
disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan
Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos. Anaximenes adalah
teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros. Sebagaimana kedua
filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang
menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Tentang riwayat hidupnya,
tidak banyak yang diketahuiAnaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545
SM, sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526
SM. Ia diketahui lebih muda dari Anaximandros. Ia menulis satu buku,

13
dan dari buku tersebut hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga
kini.

Pemikiran

Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu

Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros


tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan
hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik
Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik
sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang
bersifat fisik yakni udara. Tidak seperti air yang tidak terdapat di api
(pemikiran Thales), udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua
hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu Karena itu, Anaximenes
berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara
adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau
akan muncul sebagai bentuk lain Perubahan-perubahan tersebut berproses
dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran" (condensation and
rarefaction. Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-
turut angin, air, tanah, dan kemudian batu Sebaliknya, bila udara
mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api. Proses pemadatan
dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air
dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain
dibentuk dari kombinasi perubahan udara,

Tentang Alam Semesta


Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari
proses pemadatan dan pengenceran udara yang membentuk air, tanah,
batu, dan sebagainya. Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar, luas,
dan tipis, hampir seperti sebuah meja. Bumi dikatakan melayang di udara
sebagaimana daun melayang di udara. Benda-benda langit seperti bulan,
bintang, dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi

14
Benda-benda langit tersebut merupakan api yang berada di langit, yang
muncul karena pernapasan basah dari bumi. Bintang-bintang tidak
memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi. Ketika bintang,
bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan
mereka tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika
mereka mengitari bumi. Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena
alam lainnya terjadi karena pemadatan udara.

Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja. Buktinya,
manusia perlu bernapas untuk mempertahankan hidupnya Jiwa adalah
yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia
bergerak sesuai dengan yang seharusnya Karena itu, untuk menjaga
kelangsungan jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan
persamaan antara tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan
kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udaraTema tubuh sebagai
mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat raya sebagai
makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam Filsafat
Yunani. Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah
tersebut di dalam pemikiran filsafatnya.

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat berupa penjabaran tentang suatu hal yang didasarkan pada


pemikiran akal sehat dan bukan didasarkan pada suatu mitos ataupun kepercayaan
suatu masyarakat tertentu. Filsafat merupakan induk dari berbagai ilmu yang ada
termasuk ilmu fisika, karena beberapa filsuf yang terkenal cenderung berargument
mengenai benda alam yang berupa fisik berikut kejadian alam yang dapat diterima
secara rasional.

16
DAFTAR PUSTAKA

I.R.Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT


PEMBANGUNAN,1980).

Juhaya S. Praja. 2005. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta:Kencana.

K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.

Muzairi. 2009. Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras.

Gazalba, Sidi. 1996. Sistematika Filsafat. Jakarta: PT Bulan Bintang.

S. Suriasumantri, Jujun. 2001. Filsafat Ilmu. Jakarta: CV. Muliasari.

17

Anda mungkin juga menyukai