Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Filsafat
Umum.
Dosen Pengampu : Saiful Mujab, S.Th.I, MA
Disusun oleh :
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat Umum
dengan judul “Filsafat Sebagai Demitologi Mitos”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
Kesimpulan ........................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa ini banyak sekali berita-berita hoax yang menyebar di internet
dengan maksud dan tujuan untuk menjatuhkan seorang ataupun kelompok.
Sebagai seorang akademsi yang terpelajar, sudah seharusnya dapat memilih
informasi mana yang valid dan unvalid sehingga tidak muda terjebak berita –
berita hoax. Untuk melakukan hal itu kita harus berfikir secara rasional dan
dapat diterima semua orang, itulah gunanya ilmu filsafat yang akan dipelajari
pada pembahasan kali ini
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Sejarah Ilmu Filsafat?.
2. Bagaimanakah Filsafat Sebagai Demitologi?.
3. Bagaimanakah Pemikiran – Pemikiran Dari Beberapa Filsuf?.]
C. Tujuan Penulisan
1. Pembaca Mampu Mengetahui Pengertian Ilmu Filsafat
2. Pembaca Mampu Memahami Pengertian Ilmu Filsafat
3. Pembaca Mampu Mengetahui Macam – Macam Ilmu Filsafat
1
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya
mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang isteri alam semesta ini,
jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai
suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal
pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.upaya para ahli pikir untuk
mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang
mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni,
maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan
sebagai landasan peradaban dunia.1
Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara
akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Di dalam sejarah filsafat
kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah
kalah, pernah juga kedua-duanya sama sama-sama menang. Diantara keduanya ,
dalam sejarah, telah terjadi pergugumulan berebut dominasi dalam mengendalikan
kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di
kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada.akal
itulah yang menghasilkan pengethauan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati
pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan
1
Juhaya S. Praja. 2005. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta:Kencana. Hal 7-8
2
mistik, iman termasuk disini. Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang
dimana mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap
sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos
tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan
rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus,
Orpheus dan lain-lain.
2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai
edukatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos (akal),
sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
2
Ibid 9
3
Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir
alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati
sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang
bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.3
Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah
kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum
terhadap alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa
ynag ada di belakang semua materi itu.
Orang yang pertama kali berfilsafat dimulai pada masa Yunani Kuno.
Sejarah filsafat pada masa Yunani Kuno ini dimulai dengan munculnya
berbagai pemikiran yang mendalam, tentang realitas atau alam sebagai tempat
berpijak manusia ini. Kesadaran akan pemikiran ini dilakukan dengan
3
Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009). Hal 10
4
perenungan oleh orang-orang yang dianggap bijak, renungan tersebut
akhirnya terumus dalam proposisi-proposisi yang sistematis dan bijak.4
Thales disebut sebagai “Bapak Filsafat” karena dia adalah orang yang
mula-mula berfilsafat. Gelar tersebut diberikan karena dia yang pertama kali
berfilsafat tentang apa sebenarnya bahan dasar bumi ini. Dan dia pun
menjawab bahan dasar bumi ini adalah air. sehingga Thales adalah filsuf
pertama yang memikirkan tentang pertama kali terjadinya alam semesta.
BIOGRAFI TOKOH
Thales lahir pada 624 SM, di kota kecil Miletus yang terletak di pantai
barat Asia Kecil, yang sekarang disebut Turki. Kota ini menjadi sebuah kota
yang menjadi pusat perdagangan. Kapal-kapal pedagang dengan mudah
berlayar ke Nil di Mesir., sedangkan caravan melakukan perjalanan lewat
darat menuju kota di Babylon. Penduduk Miletus sering melakukan kontak
dagang dengan kota-kota di Yunani dan warga Phonesia. Di kota ini juga
merupakan tempat pertemuan dunia Timur dan Barat, sehingga
memungkinkan orang-orang yang saling bertemu tersebut untuk mengisi
waktu dengan berdiskusi, bertukar pandang dan pikiran, serta berpikir tentang
segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan berfilsafat, sehingga
para filsuf Yunani pertama lahir di tempat ini.5
4
K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal 23
5
Ibid 25
5
SM. Thales mendapat gelar “Bapak Filsafat” karena dia adalah orang yang
mula-mula berfilsafat. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai dengan
cara berfikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales
dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan
dunia dan segala gejala-gejala yang ada di dalamnya tidak bersandar pada
mitos melainkan pada rasio manusia. Thales mengajukan pertanyaan yang
amat mendasar, yaitu “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?” dan ia
sendiri menjawab air. Karena pertanyaannya itulah yang mengangkat Thales
menjadi filosof pertama di dunia. Selain sebagai filsuf , Thales juga dikenal
sebagai ahli geometri, astronomi dan politik.
6
Ibid 30
6
Thales dalam bidang astronomi lebih dikenal dari pada karyanya dalam
bidang geometri.
Pemikiran-Pemikiran Thales
7
Thales juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak diatas
air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan
kemudian terapung-apung di atasnya.
Menurut Thales bahan dasar dari segala sesuatu adalah air, kabut
memberi kehidupan bagi segala sesuatu bahkan panas itu sendiri berasal
dari kelembaban.
“segala macam benih memiliki kodrat kelembapan”
“Air merupakan asal dari hakekat benda-benda yang lembab”
“air merupakan objek komando di kalagan dewa-dewi”
Benda-benda mempunyai banyak bentuk yang memiliki unsur
dasar dan primer yang satu.
2. Pandangan Tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki
jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam hidup, tetapi juga benda mati.
Teori tentang materi berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi
Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena
mampu menggerakkan besi.
3. Theorema Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal dengan theoremanya, yang
disebut Theorema Thales.
Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut
dengan diameter.
Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kaki adalah sama besar.
Sudut-sudut vertical yang terbentuk dari dua garis sejajar yang
dipotong oleh sebuah garis lurus menyilang, sama besarnya.
Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu
dan sepasang sudut yang terletak di hadapan sisi itu sama besarnya,
maka kedua segitiga itu dikatakan sama sebangun.
Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan
untuk mengukur jarak kapal.
8
4. Pandangan Politik
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan
nasehat kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan
dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales
menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan
dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di
seluruh Ionia. Di dalam system tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat
dianggap seperti distrik dari keseluruhan system pemerintahan Ionia.
Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan
tersentralisasi.
Herodotus mencatat bahwa Thales memprediksi gerhana matahari
dari 585 SM, dan ini merupakan sebuah awal kemajuan penting bagi
ilmu pengetahuan Yunani. Aristoteles melaporkan bahwa Thales
menggunakan keterampilan dengan mengenali pola cuaca untuk
memprediksi bahwa tanaman zaitun musim depan akan berlimpah. Dia
pun membeli semua zaitun baik di kota maupun daerah, dan itu semua
menjadi keberuntungan ketika prediksi menjadi kenyataan.
Plato menceritakan sebuah kisah Thales menatap langit malam,
tidak menonton di mana ia berjalan, dan begitu jatuh ke selokan. Gadis
pelayan yang datang untuk membantu dia kemudian berkata kepadanya
“Bagaimana Anda berharap untuk memahami apa yang terjadi di langit
jika anda bahkan tidak melihat apa yang di kaki anda?” Menurut
pendapat saya, janganlah kita berangan-angan terlalu jauh, jika kita
tidak bisa melihat, mensyukuri, dan memanfaatkan semaksimal
mungkin apa yang ada di dalam diri kita sendiri, maupun yang ada di
lingkungan sekitar kita.7
Kutipan-kutipan dikaitkan dengan Thales :
“Sejumlah kata-kata ada bukti dari pikiran yang bijaksana.”
“Harapan adalah roti orang miskin.”
“Masa lalu yang pasti, masa depan mengaburkan.”
7
I.R.Poedjawijatna,Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN,1980). Hal
14
9
“Tidak ada yang lebih aktif dari pada pikiran, untuk itu perjalanan
melalui alam semesta, dan tidak ada yang lebih kuat dari keharusan
untuk semua harus tunduk kepada itu.”
“Kenalilah dirimu sendiri”.
10
PEMIKIRAN TOKOH
11
bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang
lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena
kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama
dengan semua benda lain.
12
kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori
dalam filsafat terletak pada logis ataau tidaknya argumen yang digunakan,
bukan terletak pada kongkulasi. Disini sudah kelihatan bibit relativisme
yang kelak dikembangkan dalam filsafat sofisme. Pada kata”sofis” itu
sendiri terkandung pengertian tipuan, hipkret dan sinis.
3. ANAXIMENES
Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos,
sama seperti Thales dan Anaximandros Anaximenes hidup sezaman
dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari Anaximandros. Ia
disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan
Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos. Anaximenes adalah
teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros. Sebagaimana kedua
filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang
menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Tentang riwayat hidupnya,
tidak banyak yang diketahuiAnaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545
SM, sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526
SM. Ia diketahui lebih muda dari Anaximandros. Ia menulis satu buku,
13
dan dari buku tersebut hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga
kini.
Pemikiran
14
Benda-benda langit tersebut merupakan api yang berada di langit, yang
muncul karena pernapasan basah dari bumi. Bintang-bintang tidak
memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi. Ketika bintang,
bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan
mereka tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika
mereka mengitari bumi. Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena
alam lainnya terjadi karena pemadatan udara.
Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja. Buktinya,
manusia perlu bernapas untuk mempertahankan hidupnya Jiwa adalah
yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia
bergerak sesuai dengan yang seharusnya Karena itu, untuk menjaga
kelangsungan jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan
persamaan antara tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan
kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udaraTema tubuh sebagai
mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat raya sebagai
makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam Filsafat
Yunani. Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah
tersebut di dalam pemikiran filsafatnya.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17