Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“SEJARAH FILSAFAT YUNANI


DAN PEMIKIRAN TOKOH”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Filsafat Umum


Dosen Pengampu
Sukron Ma`mun, M.Pd.I.

Disusun oleh Kelompok 04 MKS 1C:


1. Galih Prastya (1860406221056)
2. Khairunisa Diva A (1860406222075)
3. Rizka Dwi Navilla (1860406222076)
4. Sayyidah Ulil Hikmah (1860406222077)

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelancaran,
sehingga dalam penyusunan Makalah Sejarah Filsafat Yunnani dan Pemikiran
Tokoh dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.
Adapaun makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi
Keislaman yang dibimbing oleh Bapak Moh. Rois Abin M. Pd. I. Kami ucapkan
dengan materi dalam pembahasan. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Maftukhin, M. Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk
menimba ilmu di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Hj. Amalia Nuril Hidayati, S.E., M.Sy. selaku Koorprodi Manajemen
Keuangan Syariah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Sukron Ma`mun, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
tugas dan pengarahan kepada kami.
4. Semua teman - teman MKS 1-C.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan kami, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi memperbaiki tugas kami dalam menyelesaikan makalah
dimasa yang akan datang agar lebih baik.
Akhirnya dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesaikannya
tugas makalah kami dan semoga bermanfaat bagi pembaca maupun penulis, Aamiin
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Tulungagung, 24 September 2022


Penyusun

Kelompok 04

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang. ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah. .................................................................................... 1

C. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2

A. Filsafat Yunani .......................................................................................... 2

B. Sejarah Filsafat Yunani Kuno .................................................................... 4

C. Pemikiran-Pemikiran Tokoh Filsafat Yunani Kuno ................................... 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 8

A. Kesimpulan. .............................................................................................. 8

B. Saran. ........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Filsafat pada masa Yunani dapat dikatakan sebagai masa lalu yang memiliki
manfaat bagi masa yang akan datang dan memiliki bukti-bukti. Pengertian
paling banyak di ungkapkan oleh para peneliti adalah bahwa filsafat berasal dari
bahasa Yunani Philos yang memiliki arti cinta atau mencintai dan Sophia yang
memiliki arti kebenaran atau kebijaksanaan. Perkembangan filsafat pada awal
kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan
yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa yunani). Dalam sejarah
filsafat biasana filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat,
karena dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada
pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya
alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan
kepercayaan. Para ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba
mencari keterangan melalui budinya.
B. Rumusan Masalah.

1. Bagaimana Sejarah Filsafat Yunani?


2. Bagaimana Sejarah Filsafat Yunani Kuno?
3. Bagaimana Pemikiran-pemikiran Tokoh Filsafat Yunani?
C. Tujuan
1. Bagaimana Sejarah Filsafat Yunani?
2. Bagaimana Sejarah Filsafat Yunani Kuno?
3. Bagaimana Pemikiran-pemikiran Tokoh Filsafat Yunani?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Yunani
Filsafat pada awal kelahiranya tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno
(masa yunani). Dalam sejarah filsafat, biasanya filsafat yunani dimajukan
sebagai pangkal sejarah barat (Eropa Barat) dalam alam pikirnya berpangkal
kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang
terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini
berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu
mencoba mencari keterangan melalui budinya. Walaupun sudah banyak
kebiasaan orang dalam berpikir kritis di masa Yunani Kuno ini, namun secara
umum inti dari pemikiran-pemikiran Filsafat Sofistik Yunani Kuno mereka
adalah “reletivitas pemikiran”, atau yang disebut juga sebagai, Filsafat
Relativisme (Pluralis). Filsafat ini adalah paham yang berdasarkan pemikiran
dasar bahwa “Kebenaran itu sesungguhnya (adalah) relatif”. Pada beberapa
abad, khususnya di masa kini di Abad XXI Masehi ini, ini juga menjadi salah
satu inspirasi dasar gerakan Pluralisme. Termasuk juga dalam pluralisme
Agama bahwa semua agama itu benar, semua agama mengajak ke Surga, semua
versi Tuhan adalah benar, maka Tuhan dapat dicapai melalui agama manapun,
karena kebenaran itu sebenarnya relatif. Hal terakhir ini adalah salah satu hal
yang sangat tek perlu didukung, apalagi diamalkan bagi muslim. Telah
dipaparkan sebelumnya, bahwa sebab dari Filsafat adalah pemikiran akan alam
semesta dan segala hal yang berkaitan dengannya. Maka, misalnya yang
terkenal dalam hal ini adalah perdebatan di antara mereka sendiri, kaum pemikir
atau filsuf di masa Yunani Kuno itu, tentang apa sesungguhnya isi dari alam
semesta, yang notabene lebih didasarkan kepada sangkaan dan pemikiran
menurut mereka secara “bebas” dengan kata lain juga, lebih-kurang adalah
dengan “liar” tanpa banyak mengindahkan petunjuk aturan dari Tuhan. Bangsa
Yunani merupakan bangsa yang dikenal sebagai yang pertama kali berusaha

2
mengunakan akal secara luas untuk berpikir, selain sebagai bangsa (di wilayah)
lain. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung menjadi sebab
meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani. Menurut
Barthelemy, kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan di Yunani
sebelumnya tidak pernah ada agama yang didasarkan pada kitab suci.
Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir bangsa
Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara
bersamaan. Filsuf Yunani pertama yang disebut sebagai peletak dasar
Metafisika adalah Permanides. Permanides berpendapat bahwa “yang ada itu
memanglah ada, dan yang tidak ada itu memanglah tidak ada”. Konsekuensi
dari pernyataan ini adalah bahwa “yang ada” itu :
1. Satu dan tidak terbagi;
2. Kekal, tidak mungkin ada perubahan;
3. Mengisi segala tempat, akibatnya tidak mungkin ada gerak sebagaimana
klaim Herakleitos.

Hal yang paling dipentingkan secara umum pada Filsafat Yunani secara umum
adalah penggunaan akal, walaupun agama (telaah hati yang dalam ini adalah
versi mereka) juga ada. Dapatlah dikatakan karenanya, bahwa dalam masa
“perang” berkepanjangan antara akal dan hati sepanjang sejarah manusia,
pemanfaatan akal (walaupun secara dominan masih relatif menurut klaim
pemikirannya msing-masing), dianggap menang pada masa itu. Pemanfaatan
akal dominan di masa ini, namun tetap tidak menjamin kebenaran karena
adanya kecenderungan kepercayaan bahwa kebenaran itu relatif (yakni akibat
dari Filsafat Relativisme masa Sofis Yunani Kuno itu). Jadi, dapat dikatakan
bahwa agama alam bangsa Yunani masih dipengaruhi misteri yang mebujuk
pengikutnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa mitos bangsa Yunani
bukanlah agama yang berkualitas tinggi. Selain itu, kebenaran dari Filsafat
Yunani masih relatif tergantung dari hasil pemikiran masing-masing filsuf. 1

1
L A Tanjung, “Sejarah Filsafat Di Tanah Yunani,” Journal Of Social Research 1, no. 4 (2022): 232–
238,

3
B. Sejarah Filsafat Yunani Kuno
Filsafat pada masa Yunani Kuno diperkirakan terjadi pada abad ke-6
SM sampai dengan abad ke 6 M.2 Kala itu masyarakat Yunani Kuno masih
bersikap kritis terhadap sebuah ilmu pemikiran yang mempunyai sistem
kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang
bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng dengan kata lain tidak
mengandalkan akal pikirannya. Sehingga kala itu masyarakat menolak tentang
kebenaran pengetahuan yang bersumber dari akal pikiran, yang berlaku hanya
suatu kebenaran yang bersumber dari mitos atau dongeng-dongeng. Tidak
seperti di daerah lain, kala itu di Yunani mempunyai kehidupan yang tidak terikt
oleh kasta, tidak terikat oleh paham agama yang bersumber dari pemikiran yang
disebarkan oleh pendeta, sehingga secara langsung mereka lebih bebas dalam
menjalani kehidupannya.
Dalam sejarah filsafat, filsafat Yunani dimajukan sebagai pangkal
sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya
berpangkal kepada pemikiran Yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan
tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi
keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak merasa puas akan
keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka
menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu.
Setelah abad ke 6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya
mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang misteri alam semesta
ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional) 3. Keadaan yang demikian ini
sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk
menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitolog/mitos.
Oleh karena itu, ciri umum dari filsafat Yunani adalah rasionalisme yang artinya
bahwa akal adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan yaitu dengan
cara berpikir menggunakan logika.

C. Pemikiran-Pemikiran Tokoh Filsafat Yunani Kuno


Ada 3 pembagian pemikiran filsafat yang terdapat di masa Yunani kuno.
Filsafat Yunani secara umum mengkaji 3 objek yaitu:
a. Cosmosentries
Kajian ini mencatat tentang alam, yaitu asal muasal alam dan
perkembangannya.

2
Lidra Agustina Tanjung; Sejarah Filsafat di Tanah Yunani; Journal of Social Research;1(4)
Maret 2022;232-238.
3
Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009).

4
b. Theosntris
Kajian ini membahas tentang Tuhan yang meliputi keberadaan, kekuasaan,
peran, dan karakter Tuhan
c. Antrophosentries
Kajian ini membahas tentang manusia yang membicarakan tentang asal
usul dan kedudukan dari suatu objek, termasuk masalah agama dan moral.

Pemikiran filosof Yunani yang membicarakan tentang alam antara lain


(Nasr, 2006):
1. Thales
Thales mengatakan bahwa asal alam adalah dari air. Menurut ahli,
penetapan air sebagai alam karena air dapat terapung di udara. Pemikiran
Thales tersebut diikuti oleh pemikiran-pemikiran lain yang berkembang
pada saat itu.
2. Anaximandros
Menurutnya, asal alam adalah Apeiron, yaitu zat yang tidak terbatas.
Adapun terbentuknya alam karena proses perlawanan antara dua unsur
yang berlawanan, yaitu panas dan dingin kemudian terjadi kristalisasi
sehingga menjadi unsur masing-masing dan selanjutnya unsur panas
membalut unsur dingin mengakibatkan terjadinya perputaran, pergesekan,
sehingga unsur yang dingin terbagi dua yaitu, yang mengering menjadi
daratan dan yang tetap dingin menjadi lautan (Ramli, 2000). Sebagai unsur
yang panas terbentuklah cincin matahari, bulan dan bintang.

3. Anaximenes
Menurutnya, udara adalah benda yang tak terbatas dari segi kualitas dan
kuantitas.
4. Democritos
Menurutnya, asal alam bukanlah dari air ataupun udara melainkan dari
atom, atom-atom itu saling bergerak dan mengakibatkan tabrakan atom

5
yang selajutnya membentuk kelompok-kelompok yang akhirnya menyatu
dalam bentuk kosmos yaitu sistem yang teratur atau harmonis.
5. Phytagoras
Menurutnya, bahwa segala-galanya di dunia ini adalah bilangan.
6. Heracritus
Pemikiran Heracritus yang tetap abadi sampai sekarang adalah mengenai
perubahan, menurutnya segala sesuatu itu akan berubah, seperti air
mengalir bagaikan sungai. Ia mengatakan engkau tidak bisa turun dua kali
kedalam sungai yang sama.
7. Empedokles
Menurutnya, unsur alam terdiri dari api, air, udara dan tanah. Api dikaitkan
dengan panas, udara dikaitkan dengan dingin, tanah dikaitkan dengan
kering, dan air dikaitkan dengan basah.

Adapun pemikiran filosof Yunani yang membicarakan tentang Tuhan


adalah (Husaini, 2020):
1. Xenophanes
Menurutnya, Tuhan itu hanya 1, Tuhan tidak sama dengan makhluk dan
tidak berpikir seperti manusia. Tuhan tidak dijadikan dan ia mengisi
seluruh alam.
2. Plato
Menurutnya, kebeneran bersumber dari ide yaitu suatu pandangan bahwa
terdapat suatu dunia dibalik alam kenyataanya. Seperti “Dunia Ide” yang
diyakininya, Plato berpendapat bahwa dunia yang ditempati ini hanyalah
suau bayangan, tak nyata, dan berubah-ubah. Sehingga, dari dunia yang
berubah-ubah atau dinamis ini, dapat dipastikan bahwa ada penyebab di
balik semua yang ada, yang nyata dan kekal yaitu Tuhan.
3. Aristoteles
Menurutnya, keberadaan Tuhan itu kita ketahui berdasarkan gerakan pada
alam, karena setiap pergerakan yang ada di alam ini pastinya digerakkan

6
oleh sesuatu yang tidak bergerak, yaitu Tuhan, karena baginya sesuatu yang
bergerak mustilah digerakkan oleh yang tidak bergerak.

Aadapun pemikiran filosof Yunani yang membicarakan tentang manusia


adalah (Sirait, 2021):
1. Protogoras
Menurutnya, manusia merupakan ukuran segalanya, baik dan buruk, benar
dan salah, semuanya di tentukan oleh manusia. Oleh karena itu, terdapat
berbagai kebenaran sesuai dengan apa yang diajukan setiap manusia.
Akibatnya, kebenaran itu bersifat relatif, karena masing-masing manusia
memiliki standar kebenaran yang berbeda, sehingga pada akhirnya tidak
ada lagi kebenaran, termasuk kebenaran agama dan moral.
2. Gorgias
Menurutnya bukan hanya kebenaran yang bersifat relatif, tetapi manusia
pun bersifat relatif karena tidak mampu memperoleh kebenaran. Ada tiga
rumusan relatif kebenaran menurutnya, yaitu:
a. Tidak ada sesuatupun, jika ada maka ia akan mengada-ada selamanya.
b. Jikapun sesuatu itu ada, ia tak mungkin diketahui karena ia bersifat tak
terhingga.
c. Kalaupun kita mengetahui sesuatu, kita tak bisa menggambarkannya
kepada orang lain karena jika digambarkan akan menjadi sesuatu yang
tidak utuh.
3. Socrates
Menurutnya, manusia terdiri dari unsur materi/badan dan non materi/jiwa.
Keduanya saling berkaitan sehingga, jika kehilangan sesuatu hal atau
bagian maka akan kehilangan makna secara keseluruhannya. 45

4
Tanjung, “Sejarah Filsafat Di Tanah Yunani.”
5
Muh. Alif Kurniawan et al., “Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Zaman Yunani Kuno,” Akademia
1, no. 1 (2016): 1–191, https://bit.ly/3mIkAFl.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Filsafat Yunani mempunyai kehidupan yang tidak terikt oleh kasta,tidak
terikat oleh paham agama yang bersumber dari pemikiran yang disebarkan oleh
pendeta,sehingga secara langsung mereka lebih bebas dalam menjalani
kehidupannya.Adapun terbentuknya alam karena proses perlawanan antara dua
unsur yang berlawanan, yaitu panas dan dingin kemudian terjadi kristalisasi
sehingga menjadi unsur masing-masing dan selanjutnya unsur panas membalut
unsur dingin mengakibatkan terjadinya perputaran, pergesekan, sehingga unsur
yang dingin terbagi dua yaitu, yang mengering menjadi daratan dan yang tetap
dingin menjadi lautan (Ramli, 2000).Aristoteles Menurutnya, keberadaan
Tuhan itu kita ketahui berdasarkan gerakan pada alam, karena setiap pergerakan
yang ada di alam ini pastinya digerakkan oleh sesuatu yang tidak bergerak, yaitu
Tuhan, karena baginya sesuatu yang bergerak mustilah digerakkan oleh yang
tidak bergerak.

B. Saran.
Telah kita ketahui bahwa filsafat merupakan induk dari semua disiplin
ilmu, namun perlahan lahan disiplin ilmu mulai memisahkan diri dari filsafat.
Mula mula matematika dan dan fisika dan terakhir psikologi mulai
memisahkan diri walaupun masih ada yang menyatu, namun dalam jumlah
kecil. Artinya, cakupan filsafat menyentuh semua aspek disiplin ilmu maka
marilah kita dalami, pelajari dengan ikhtiar dan sungguh-sungguh agar apabila
kita menguasai filsafat maka pemikiran kita semakin luas dan dapat
menguasai ilmu pengetahuan secara ilmiah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muzairi, M. Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009).


Lidra Agustina Tanjung; Sejarah Filsafat di Tanah Yunani; Journal of Social
Research;1(4) Maret 2022;232-238.
Muh. Alif Kurniawan et al., “Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Zaman Yunani
Kuno,” Akademia 1, no. 1 (2016): 1–191, https://bit.ly/3mIkAFl.

Anda mungkin juga menyukai