Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

FILSAFAT UMUM WIDODO M.Pd

FILSAFAT YUNANI DAN FILSAFAT BARAT

Di Susun Oleh : Kelompok 5


ADITYA RIDWAN (12040111323)
DEVI SUGIANTI (12040121325)
NURFAIZAH (12040121556)

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020 M/ 1442 H

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Filsafat Yunani Dan Filsafat Barat ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bpk
Dr. Widodo M.Pd pada bidang studi Filsafat Umum yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 20 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

COVER......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................1

1.3 Tujuan .........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Lahirnya Filsafat Yunani ........................................................... 2

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi...................................................... 2

2.3 Filsafat Yunani Kuno dan Filsafat Klasik.................................. 4

2.4 Filsuf-filsuf Yunani ................................................................... 5

2.5 Periodisasi Filsafat Barat............................................................ 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................. 17

3.2 Saran........................................................................................... 17

DARTAR PUSTAKA................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat merupakan suatu ilmu yang berasal dari sebuah pemikiran sederhana
dan dikembangkan melalui metode yang mungkin sebagian masyarakat menganggap
mempelajarinya itu rumit. Dalam mempelajari sejarah filsafat Yunani berarti
menyaksikan kelahiran filsafat. Filsafat lahir diawali dengan adanya para filsuf
pertama yang memiliki keraguan atas mitos-mitos atau dongeng.
Periode Filsafat Yunani merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah
peradaban manusia. Karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari
mite-mite menjadi lebih rasional. Pola pikir mite adalah pola pikir yang
mengandalkan mitos-mitos untuk menjelaskan fenomena-fenomena alam. Namun,
setelah filsafat ditemukan fenomena tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas
dewa melainkan fenomena alam yang terjadi. Dan hal ini terus dikembangkan oleh
manusia melalui Filsafat. Sehingga alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian
sampai dalam bentuk seperti yang kita kenal sekarang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya Filsafat di Yunani ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi lahirnya Filsafat di Yunani ?
3. Bagaimana perjalanan Filsafat Yunani Kuno dan Filsafat Klasik ?
4. Siapa saja Filsuf Yunani Kuno dan Yunani Klasik ?
5. Apa saja periodisasi Filsafat Barat ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah lahirnya Filsafat di Yunani
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya Filsafat di Yunani
3. Mengetahui bagaimana perjalanan periode Filsafat di Yunani
4. Mengetahui siapa saja Filsuf-filsuf di Yunani
5. Mengetahui apa saja periodisasi Filsafat Barat

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lahirnya Filsafat di Yunani

Lahirnya filsafat Yunani diperkirakan pada abad ke-6 Sebelum Masehi. Pada
awalnya orang Yunani mempunyai sistem kepercayaan, bahwa segala sesuatunya
harus diterima sebagai suatu kebenaran yang bersumber pada mitos atau dongeng-
dongeng, suatu kebenaran yang lewat akal piker (logos) tidak berlaku.

Setelah pada abad ke-6 Sebelum Masehi muncul sejumlah ahli pikir yang
menentang adanya mitos. Mereka menginginkan pertanyaan tentang misteri alam
semesta ini jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini
sebagai suatu demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan
akal-pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir
untuk mengarahkan pada suatu kebebasan berpikir ini menyebabkan banyak orang
yang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara
murni. Maka, timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle, yang nantinya dapat
dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.1

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Filsafat di Yunani


1. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng)

Dimana mitologi ini dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat,


karena mite-mite sudah merupakan percobaan untuk mengerti. Mite-mite sudah
memberi jawaban ats pertanyaan yang hidup dalam hati manusia. Melalui mite-mite,
manusia mencari keterangan tentang asal usul alam semesta dan kejadian-kejadian
yang berlangsung didalamnya. Khusus bangsa Yunani bahwa mereka mengadakan
berbagai usaha untuk menyusun mite-mite yang diceritakan oleh rakyat menjadi
keseluruhan yang sistematis. Dalam usaha itu sudah tampaklah sifat rasional bangsa

1
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta:Rajawali Pers, 2014) hlm 31

2
Yunani. Karena dengan mencari suatu keseluruhan yang sistematis, mereka sudah
menyatakan keinginan untuk mengerti hubungan mite-mite satu sama lain dan
menyingkirkan mite yang tidak dapat dococokkan dengan mite lain
2. Kesusasteraan Yunani
Dua karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai
kedudukan istimewa dalam kesusasteraan Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut
sudah lama digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat Yunani. Plato
mengatakan Homeros telah mendidik seluruh Hellas. Karena puisi Homeros sangat
digemari oleh rakyat untuk mengisi waktu luang dan serentak juga mempunyai nilai
edukatif.
3. Pengaruh ilmu pengetahuan sudah terdapat di Timur Kuno
Orang Yunani tentu berutang budi kepada bangsa lain dalam menerima
beberapa unsur ilmu pengetahuan. Seperti ilmu ukur dan ilmu hitung sebagian berasal
dari Mesir. Pengaruh Babylonia dalam perkembangan ilmu astronomi di negeri
Yunani. Namun, andil dari bangsa lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan
Yunani tidak boleh dilebih-lebihkan. Orang Yunani telah mengolah unsur-unsur tadi
dengan cara yang tidak pernah disangka-sangka oleh bangsa Mesir dan Babylonia.
Baru pada bangsa Yunani didapatkan ilmu pengetahuan yang bercorak dan sungguh
ilmiah.2 Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos
(akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
Pengertian filsafat pada saat itu masih berwujud ilmu pengetahuan yang masih
global, sehingga nantinya satu demi satu berkembang dan memisahkan diri menjadi
ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.

2.3 Periode Filsafat Yunani Dan Yunani Klasik

2
Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) hlm 154

3
Zaman Yunani terbagi menjadi dua periode, yaitu periode Yunani Kuno dan
periode Yunani Klasik. Periode Yunani Kuno diisi oleh ahli pikir alam (Thales,
Anaximandros, Pythagoras, Xenophanes, dan Democritos). Sedangkan periode
Yunani Klasik diisi oleh ahli pikir seperti Socrates, Plato, Aristoteles.3

1. Yunani Kuno

Periode Yunani Kuno lazim disebut periode filsafat alam, karena pada periode
ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian
pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya. Mereka membuat pernyataan-
pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati dan tidak berdasarkan mitos.
Mereka mencari asas pertama dari alam semesta (arche) yang bersifat mutlak, yang
berada dibelakang segala sesuatu yang berubah.

2. Yunani Klasik

Pada periode Yunani Klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan


kepesatan, yang ditandai dengan semakin besar minat orang terhadap filsafat. Aliran
yang mengawali periode Yunani Klasik ini adalah sofisme. Keberadaan Sofisme ini
dengan keahliannya dalam bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama memaparkan
tentang kosmos dan kehidupan manusia dimasyarakat sehingga keberadaan Sofisme
ini dapat membawa perubahan budaya dan peradaban Athena.

Antara kaum Sofis dan Socrates mempunyai hubungan yang erat sekali.
Bahkan Aristophanes menyebutkan bahwa sesungguhnya Socrates termasuk kaum
Sofis. Perbedaan antara kaum Sofis dengan Socrates adalah bahwa pemikiran filsafat
Socrates sebagai suatu reaksi dan kritik terhadap pemikiran kaum Sofis. 4

Aspek positif dari adanya aliran Sofisme ini akan mempengaruhi terhadap
kebudayaan Yunani, yaiitu suatu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia
sebagai objek pemikirsn filsafat.
3
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) hlm 32
4
Ibid., hlm 48

4
Aspek negatifnya, aliran Sofisme membawa pengaruh yang tidak baik
terhadap kebudayaan Yunani, terutama nilai-nilai tradisional (agama dan moral)
dihancurkan.

2.4 Filsuf Yunani Kuno dan Yunani Klasik


1. Filsuf Yunani Kuno
a. Thales (625-545SM)

Nama Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodotus pada abad ke-5.
Aristoteles memberikan gelar The Father Of Philosophy5,juga menjadi penasihat
teknis ke-12 kota Lonia.

Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal


mula, sifat dasar, dan struktur komposisi alam semesta. Menurut pendapatnya, semua
yang berasal dari air sebagai materi dasar kosmis. Sebagai ilmuwan pada masa itu dia
mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Ia juga
mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat bahwa
bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadinya gerhana
matahari, dan bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki sama besarnya.
Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga sebagai
The Father Of deductive Reasoning (bapak penalaran deduktif).

b. Anaximandros (640-546SM)

Ia adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusatreraan


Yunani, dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi. Ia merupakan orang yang
pertama kali membuat peta bumi. Dan ia juga berhail memimpin sekelompok orang
yang membuat kota baru di Apollonia, Yunani.

Dalam pemikirannya, ia memberikan pendapat tentang arche (asas pertama


alam semesta), ia tidak menunjukkan pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh

5
Bertens, Sejarah Filsafat Yunani (Yogyakarta: Kanisius,1975), hlm 26

5
indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati oleh
indra, yaitu to apeiron, sebagi sesuatu yang tidak terbatas, abad sifatnya, tidak
berubah-ubah, ada pada segala-galanya, dan sesuatu yang paling dalam. Alasannya,
apabila arche menunjukkan padasalah satu unsur, maka unsur tersebut akan
mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai dengan sifatnya sehingga tidak ada
tempat bagi unsur yang berlawanan.

Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar
dari tingginya. Bumi tidak terletak atau bersandar pada pusat jagad raya.

c. Pythagoras (572-497SM)

Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala
alam merupakan pengungkapan indrawi dari perbandingan-perbandingan matemais.
Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda (number rules the
universe = bilangan memerintah jagad raya). Ia juga mengembangkan pokok soal
matematik yang termasuk teori bilangan. Umpamanya, dikembangkan susunan
bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.

Ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai


kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Pythagoraslah yang mengatakan pertama kali bahwa
alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang
harmonisseperti dalam musik.

Menurut Pythagoras, kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan


saja, oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai orang arif seperti Thales, akan
tetapi menyebut dirinya sebagai philosophos yaitu pencipta kearifan. Istilah
philosophos ini kemudian menjadi philosophia yang terjemahannya secara harfiah
adalah cinta kearifan atau kebijaksanaan.

d. Xenophanes (570SM)

6
Ia lahir di Xolophon, Asia Kecil. Waktu berumur 25 tahun ia mengembara ke
Yunani. Ia dikatakan sebagai penyair daripada ahli pikir (filosof), hanya karena ia
mempunyai daya nalar yang kritis dan mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat pada
saat itu. Namanya menjadi terkenal karena untuk pertama kali melontarkan anggapan
bahwa adanya konflik antara pemikiran filsafat (rasio) dengan pemikiran mitos.

Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus, ia


membantah adanya antropomorfisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan digambarkan
sebagai (seakan-akan) manusia. Karena manusia selalu mempunyai kecendrungan
berpikir, Tuhan pun seperti manusia yang bersuara, berpakaian, dan lain-lainnya. Ia
juga membantah bahwa tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan. Ia juga
menolak anggapan bahwa tuhan mempunyai jumlah yang banyak dan menekan atas
keesaan Tuhan. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-anggapan lama yang berdasar
pada mitologi.6

e. Democritos (460-370SM)

Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia berasal


dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia pergi ke Mesir dan
negeri-negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70
karangan tentang bermacam-macam masalah, seperti kosmologi, matematika,
astronomi, logika, etika, music, puisi, dan lain-lainnya. Oleh karena itu dia dipandang
sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.

Pemikirannya adalah bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak
unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi
yang sangat kecil sehingga indra kita tidak mampu mengamatinya dan tidak dapat
dibagi lagi. Unsur-unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari
yang lain karena tiga hal yaitu bentuk, urutan, dan posisinya, atom-atom ini tidak
dapat dimusnahkan, tidak berubah, dan tidak berkualitas.

6
Ibid., Asmoro Achmadi (hlm 37-44)

7
Menurut pendapatnya, atom-atom ini selalu bergerak,berarti harus ada ruang
kosong. Satu atom hanya dapt bergerak dan menduduki satu tempat. Maka,
Democritos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu atom itu sendiri (yang
penuh) dan ruang tempat atom bergerak (yang kosong).

2. Filsuf Yunani Klasik


1. Socrates

Socrates mengarahkan perhatiannya kepada manusia sebagai objek pemikiran


filsafatnya dengan cara memberikan pelajaran kepada muridnya dengan metode
dialog (tanya jawab), yang bertujuan untuk mengupas kebenaran semu yang selalu
menyelimuti para muridnya. Kebenaran semu tersebut muncul karena ketidaktahuan
muridnya tentang hal-hal tertentu. Dengan cara dialog pengetahuan semu akan
terdobrak sehingga mampu melahirkan pengetahuan sejati.

Pengetahuan sejati atau pengertian sejati sangat penting dalam mencapai


keutamaan moral. Barang siapa yang mempunyai pengertian sejati berarti memiliki
kebajikan (arête) atau keutamaan moral berarti pula memiliki kesempurnaan manusia
sebagai manusia.7 Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia
secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmani dan rohani yang
keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut
banyak nilai yang dihasilkan.

2. Plato

Plato adalah pengikut Socrates yang taat diantara para pengikutnya yang
mempunyai pengaruh besar. Selain dikenal sebagai ahli pikir juga terkenal sebagai
sastrawan yang terkenal. Tulisannya sangat banyak sehingga keterangan tentang
dirinya dapat di peroleh secara cukup.

7
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat ( Kanisius, Yogyakarta 2016) hlm 37

8
Sebagi titik tolak pemikiran filsaftnya, ia mencoba menyelesaikan
permasalahan lama yaitu mana yang benar (Heracleitos) atau yang tetap
(Parmenides). Pengetahuan yang diperoleh lewat indra disebut pengetahuan indra
atau pengetahuan pengalaman. Sementara itu, pengetahuan yang di peroleh lewat akal
disebut pengetahuan akal. Pengetahuan indra bersifat tidak tetap atau berubah-ubah
sedangkan pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak berubah.

Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia,
yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap dan dunia ide yang bersifat tetap.
Dunia pengalaman merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia realitas. Dunia
inilah yang menjadi “model” dunia pengalaman. Dengan demikian, dunia yang
sesungguhnya itu adalah dunia ide.

Jadi, dengan ajarannya tentang ide, berhasil menjembati pertentangan


pendapat antara Herakleitos dan Parmenides. Plato mengemukakan bahwa ajaran
Herakleitos itu benar tetapi hanya berlaku pada dunia pengalaman. Sebaliknya,
pendapat Parmenides juga benar, tetapi hanya berlaku pada dunia ide yang hanya
dapat dipikirkan oleh akal.

Pemikirannya tentang Tuhan, Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa


masalah yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya. Masalah tersebut adalah
sebagi berikut:

a. Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.


b. Tuhan itu mengetahui segala sesuatuyang di perbuat oleh manusia.
c. Tuhanlah yang menjadikan aam ini dari tidak mempunyai peraturan
menjadi mempunyai peraturan.

Sebagai puncak pemikiran filsafat Plato adalah pemikirannya tentang negara,


yang tertera dalam Polites dan Nomoi. Pemikirannya tentang negara ini sebagai
upaya Plato untuk memperbaiki keadaan negara yang dirasakan buruk.

9
Konsepnya tentang negara didalamnya terkait etika dan teorinya tentang
negara. Yaitu bahwa tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau
well-being). Akan tetapi, untuk hidup yang baik tidak mungkin dilakukan tanpa
didalam polis (negara). Alasannya, karena manusia menurut kodratnya merupakan
makhluk sosial dan kodratnya di dalam negara. Maka, untuk hidup yang lebih baik,
dituntut adanya negara yang baik. Sebaliknya, negara yang jelek atau buruk tidak
mungkin menjadikan para warganya hidup dengan baik.8

3. Aristoteles

Setelah Plato meninggal dunia, Aristoteles bersama rekannya Xenokrates


meninggalkan Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat pengganti Plato di
Akademia tentang filsafat.

Beberapa pemikiran yang dikemukakan oleh Aristoteles yang terdiri dari

a. Ajarannya tentang logika

Logika tidak di pakai oleh Aristoteles, ia memakai istilah analitika. Logika


memiliki arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.

Menurut Aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada


pengertian-pengertian suatu benda.
b. Ajarannya tentang sillogisme
Menurut Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan
dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses berpikir yang
bertolak pada hal-hal yang khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum.
Deduksi adalah proses berpikir yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak
diragukan lagi untuk mencapai kesimpulan.
8
Ibid., hlm51-53

10
c. Ajarannya tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
Aristoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Ilmu pengetahuan praktis.
b. Ilmu pengetahuan produktif.
c. Ilmu pengetahuan teoretis.
d. Ajarannya tentang potensia dan dinamika

Menurut Aristoteles, titik tolak ajaran atau pemikiran filsafatnya adalah ajaran
plato tentang ide. Realitas yang sungguh-sungguh ada bukanlah yang umum dan
yang tetap seperti yang dikemukakan Plato, tetapi realitas terdapat pada yang khusus
dan yang individual. Keberadaan manusia bukan didunia ide, tetapi manusia berada
yang satu per satu. Dengan demikian, realitas itu terdapat pada yang konkret, yang
bermacam-macam, yang berubah-ubah. Itulah realitas sesungguhnya.

d. Ajarannya tentang pengenalan

Menurut Aristoteles, terdapat dua macam pengenalan, yaitu pengenalan


indrawi dan pengenalan rasional. Dengan pengenalan indrawi kita hanya memperoleh
pengetahuan tentang bentuk benda (bukan materinya) dan hanya mengenal hal-hal
yang konkret. Sedangkan pengenalan rasional kita dapat memperoleh pengetahuan
tentang hakikat dari sesuatu benda.

e. Ajarannya tentang etika

Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus terhadap masalah etika. Karena


etika bukan diperuntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi sebagai hokum kesusilaan.
Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan
(eudaimonia). Kebahagiaan harus sebagai suatu aktivitas yang nyata, dan dengan
perbuatannya itu dirinya semakin disempurnakan. Kebahagiaan manusia yang
tertinggi adalah berpikir murni.

f. Ajarannya tentang negara

11
Menurut Aristoteles, negara akan damai apabila rakyatnya juga damai. Negara
yang paling baik adalah negara yang dengan system demokrasi moderat, artinya
system demokrasi yang berdasarkan Undang-Undang Dasar.

2.5 Periodisasi Filsafat Barat

1. Zaman Filsafat Yunani Kuno

Zaman Kuno meliputi zaman filsafat pra-Socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya


dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari induk yang
dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut Thales, arche itu air, Anaximandors
berpendapat arche itu yang tak terbatas, menurut Anaximenes arche itu udara.
Parmendes mengatakan bahwa segala sesuatu itu tetap dan tidak bergerak.

2. Zaman Keemasan Filsafat Yunani

Pada waktu Athena dipimpin oleh Perikles, kegiatan politik dan filsafat dapat
berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato dinamakan
kaum Sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum muda.

Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia,


sebagaimana yang dikatakan oleh Prothagoras, “manusia adalah ukuran untuk segala-
galanya”. Hal ini ditentang oleh Socrates dengan mengatakan “bahwa yang benar dan
yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yamg dijunjung tinggi oleh
semua orang”. Akibat ucapannya tersebut Socrates dihukum mati

Hasil pemikiran Socrates dapat ditemukan pada muridnya Plato. Dalam


filsafatnya Plato mengatakan “realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya
terbuka bagi panca indra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita, dunia yang
pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua adalah dunia ide”.

Pendapat tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang


ada itulah manusia-manusia yang konkret. “ide manusia” tidak terdapat dalam

12
kenyataan. Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya kepada perkembangan
ilmu pengetahuan besar sekali.

Teori Aristoteles yang terkenal adalah tentang materi dan bentuk. Keduanya
ini merupakan prinsip-prinsip metafisis, mataeri adalah prinsip yang tidak ditentukan,
sedangkan bentuk adalah prinsip yang menentukan.

3. Masa Helinistis

Pada zaman Alexander Agung telah berkembang sebuah kebudayaan trans


nasional yang disebut kebudayaan Helinistis, karena kebudayaan Yunani tidak
terbatas lagi pada kota-kota Yunani saja, tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang
ditaklukan Alexander Agun

Pada masa ini muncul beberapa aliran, yaitu:

a. Stoisisme.
b. Epikurisme.
c. Skeptisisme.
d. Eklektisisme.
e. Neo Platonisme.9

4. Zaman Abad Pertengahan

Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang menyolok dengan abad


sebelumnya. Perbedaan ini terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen
yang diajarkan oleh Nabi Isa as. pada permulaan abad Masehi membawa perubahan
besar terhadap kepercayaan keagamaan.

Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa


wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan
pandagan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dicapai oleh kemampuan
akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu
9
Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta: Bumi Aksara,2012)hlm 154-156

13
Pada abad pertengahan mengalami dua periode, yaitu:

a. Masa Patristik

Istilah Patristik berasal dari kata latin pater, yang artinya para pemimpin
gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pikir.
Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya.
Mereka ada yang menolak filsafat Yunani da nada yang menerimanya.

b. Masa Skolastik

Istilah Skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti
sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Periode ini
dibagi menjadi empat tahap:

1. Periode skolastik awal


Ditandai oleh pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang
rapat antara agama dan filsafat.
2. Periode puncak perkembangan skolastik

Ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh Aristoteles akibat


datangnya filsafat Arab dan Yahudi.

3. Periode skolastik akhir


Ditandai dengan pemikiran kefilsfatan yang berkembang kearah
nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme
tidak memberi petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum
mengenai adanya sesuatu hal.
4. Periode Arab (Islam)
Dalam bukunya, Hasbullah Bakry menerangkan bahwa istilah
skolastik islam jarang dipakai dikalangan Islam. Istilah yang biasa

14
dipakai adalah ilmu kalam atau filsafat Islam. Dalam pembahasan
antara Ilmu kalam dan filsafat islam biasanya dipisahkan.10

5. Zaman Modern

Zaman modern dimulai dengan masa renaissance yang berarti kelahiran


kembali, yaitu usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik (Yunani-
Romawi).

Latar belakang dan implikasi dari renaissance adalah sebagai berikut:

a. Pudarnya kekuasaan politik dan kekuasaan spiritual yang


mengakibatkan lahirnya cita-cita semangat pembaruan dan
pembalasan.
b. Berkembangnya jiwa dan semangat individualisme.
c. Pertentangan antara universalia dan individualia berakhir dengan
kemenangan individualia.
d. Timbulnya rasa bangga terhadap harta dan derajat manusia. Gejala
ini menunjukkan manifestasinya kepada kepercayaan diri bahwa
manusia dengan kebebasan, nilai individualis yang optimal,
dankemampuan ilmiahnya merasa mampu untuk menguasai alam
semesta ini.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Filsafat Yunani lahir diperkirakan pada abad ke-6 Sebelum Masehi. Pada saat
itu Yunani mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya
berdasarkan pada mitos. Masa Filsafat Yunani merupakan masa terpenting
10
Hasbullah Bakry, Disekitar Filsafat Skolastik Islam (Solo: AB Sitti Syamsiyah,1961) hlm 9

15
dalam peradaban manusia, hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi
peristiwa ajaib yaitu The Greek Miracle.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya filsafat adalah:
a. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos atau dongeng, dimana mitos
dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau
mengerti.
b. Kesusasteraan Yunani sebagai pendorong lahirnya Filsafat Yunani.
c. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan.
3. Periode Yunani Kuno disebut periode filsafat alam, karena pada periode ini
munculnya beberapa ahli pikir alam, diamana arah perhatian pemikirannya
kepada apa yang diamati sekarang. Para ahli pikir membuat pernyataan-
pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati.
Periode Yunani Klasik, perkembangan Filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu
ditandai dengan semakin besarnya minat orang terhadap Filsafat. Aliran ini
yang mengawali periode Yunani Klasik ini adalah Sofismeg. .

4. Filsuf –filsuf Yunani Kuno

a. Thales
b. Anaximandors
c. Pythagoras
d. Xenophanes
e. Democritos

Filsuf-filsuf Yunani Klasik

a. Socrates
b. Plato
c. Aristoteles

5. Periodisasi Filsafat Barat

16
a. Zaman Filsafat Yunani Kuno
b. Zaman keemasan Filsafat Yunani
c. Masa Helinistis
d. Zaman abad pertengahan
e. Zaman modern
3.2 Saran
Menurut penulis, makalah ini masih banyak hal hal yang perlu di perbaiki
dalam penulisan makalah, bahwa penulisan kami masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber sumber yang lain banyak yang tentu nya dapat di pertanggung
jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro. 2014. Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali Pers

Surajiyo. 2012. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Bertens. 1975. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakara: Kanisius,

Hadiwijono, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Kanisius

17
Bakry, Hasbullah 1961 Disekitar Filsafat Skoastik Islam Solo: AB Sitti Syamsiyah

18

Anda mungkin juga menyukai