Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“FILSAFAT YUNANI KUNO”

Untuk memenuhi tugas suatu mata kuliah yang dibina oleh dosen

Dr.H.Pujiono, M.Ag.

Disusun oleh:

1. Muhmmad Abdurrohman (212102030055)


2. Mutiara Salsabil (211102030052)
3. Moh Zidan Hasan (212102030084)
4. Alfilia Rahma (212102030096)
5. Ikhfina Sarry (212102030078)
6. Siti Uswatun Hasanah (212102030011)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KYAI ACHMAD


SIDDIQJEMBER, APRIL 2022

1|Makalah Filsafat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami limpahkan kepada allah SWT pencipta alam semesta
beserta isinya yang telah memberi rahmat dan karunia-NYA sehingga makalah
yang berjudul “Filsafat Yunani Kuno” dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti. Tak lupa pula shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan kita
semua sebagai ummatnya.

Makalah ini kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah “FILSAFAT” yang diampu oleh Bapak ”Dr.H.Pujiono,M.A.g.” Makalah
ini berisi tentangsejarah filsafat kuno. Dalam penyusunan makalah ini banyak
melibatkan campur tangan berbagai pihak,baik dari luar kelompok maupun dalam
kelompok. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas
kerjasamanya yang memberi banyak kontribusi dalam membantu penyusunan
makalah ini.

Meski sudah disusun secara maksimal, namun kami sebagai manusia


gudangnya salah bisa menyadari bahwa makalah ini masih belom layak dikatakan
sempurna.Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangunn
dari pembaca sekalian. Besar harapan kami makalah ini dapat membantu pembaca
dalam memahami filsafat yunani kuno. Demikian yang dapat kami
sampaikan,semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini.

Jember, 25 April 2022

penulis

2|Makalah Filsafat
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.Latar Belakang........................................................................................................4
2. Rumusan Masalah..................................................................................................5
3.Tujuan Penulisan.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6
1.Sejarah Perkembangan Filsafat Yunani Kuno........................................................6
2.Faktor Lahirnya Filsafat Yunani Kuno...................................................................10
3.Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani Kuno.......................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................16
1.Kesimpulan.............................................................................................................16
2.Saran........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17

3|Makalah Filsafat
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pada pembahasan Pengantar Filsafat sebelumnya telah di ketahui


bahwa“Filsafat itu adalah kekasih atau sahabat kebijaksanaan , maka filsafat
memiliki hasrat untuk selalu ingin dekat, ingin akrab, ingin mengasihi
kebijaksanaan atau pengetahuan. Tapi, kebijaksanaan atau pengetahuan merupakan
sesuatu yang sangat abstrak dan luas.Keabstrakan dan keluasan ini menjadikan
hasrat yang dimiliki filsafat tersebut takmudah untuk di puaskan sepenuhnya. Ini
menyebabkan filsafat terus menerus melakukan usaha untuk memenuhinya”.

Dalam mempelajari sejarah filsafat yunani, berarti menyaksikan kelahiran


filsafat. Filsafat lahir diawali dengan adanya para filusuf pertama yang
memilikikeraguan atas mitos-mitos atau dongeng tentang asal muasal segala
sesuatu,baikalam semesta maupun manusia yang tidak bisa di terima oleh akal
manusia. Sudahbarang tentu kemenangan akal atas mitos-mitos itu tidak mungkin
terjadi dengantiba-tiba. Kemenangan itu diperoleh secara berangsur-angsur,
berjalan hinggaberabad-abad.Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat
penting dalam sejarahperadaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan
pola pikir manusiadari mite-mitemenjadi lebih rasional.

Pola pikir miteadalah pola pikir yangmengandalkan mitos-mitos untuk


menjelaskan fenomena alam seperti gempabumi dan pelangi. Gempa bumi tidak
dianggap kejadian alam biasa, tapi dewabumi sedang menggoyangkan kepalanya.
Namun setelah filsafat ditemukan,fenomena tersebut tidak lagi dianggap sebagai
aktivitas dewa melainkanfenomena alam yang terjadi. Dan hal ini terus
dikembangkan oleh manusiamelalui filsafat sehingga alam dijadikan obyek
penelitian dan pengkajian sampai dalam bentuk yang paling mutakhir, seperti yang
kita kenal sekarang.

4|Makalah Filsafat
2. RUMUSAN MASALAH
2.1 Bagaimana sejarah filsafat yunani kuno?
2.2 Apa saja factor lahirnya filsafat yunani kuno?
2.3 Siapa saja tokoh tokoh filsafat yunani kuno?

3. TUJUAN PENULISAN
3.1 Untuk Mengetahui Sejarah Filsafat Yunani Kuno
3.2 Untuk Mengetahui Faktor Lahirnya Filsafat Yunani Kuno
3.3 Untuk Mengetahui Tokoh-tokoh Filsafat Yunani Kuno

5|Makalah Filsafat
BAB II
PEMBAHASAN

1. SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT YUNANI KUNO

Filsafat yunani kuno adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenanganakal


atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang
memberitahukantentang asal usul segala sesuatu. Baik manusia maupun
dunia.Kemunculan ilmu di Eropa bermula dari filsuf-filsuf Yunani yang mendiami
pantai dan pulau-pulau Mediterania di akhir abad ke-6 sampai ke-5 SM.
Perkembangan itu ditandai dengan karya-karya filsuf alam dan filsuf kaum
sofis.Dalam kaitannya dengan filsafat alam ini, Thales (625-545 SM)
mengatakan,bahwa asal alam adalah air, sedangkan Anaximados (610-540 SM)
mengatakan bahwa asal alam adalah dari berbagai campuran unsur yang disebut
aperon.
Menurut Parmanides realitas alam merupakan keseluruhan yang bersatu
tidak bergerak dan tidak berubah, sedangkan Phytagoras (580-500 SM) berpendapat
bahwa realitas alam adalah harmoni antara bilangan dan gabungan antara dua hal
yang berlawanan 1. Setelah masa filsafat alam berakhir, maka muncul masa transisi
yakni fokus filsafat tidak lagi pada alam akan tetapi pada manusia. Hal ini
dikarenakan alam tidak dapat memberikan penjelasan yang memuaskan tentang
manusia. Oleh sebab itu kaum sofis memulai kajian tentang manusia dan
menganggap manusia sebagai ukuran kebenaran.
Dalam kaitannya dengan filsafat kaum sofis ini, Protagoras berpendapat
bahwa kebenaran bersifat subjektif dan relatif, Gorgias mengatakan kebenaran itu
tidak ada. Pemikiran-pemikiran filsafat Yunani membawa berbagai perubahan
dalam perkembangan ilmu pengetahuan, hingga melahirkan zaman
keemasannyaSetelah masa filsafat alam berakhir, maka muncul masa transisi yakni
fokus filsafat tidak lagi pada alam akan tetapi pada manusia.

Jalaluddin. Filsafat ilmu pengetahuan, (Jakarta: RAJA GRAFINDO


1

PERSADA, 2014), cet.2, h.53

6|Makalah Filsafat
Hal ini dikarenakan alam tidak dapat memberikan penjelasan yang
memuaskan tentang manusia. Oleh sebab itu kaum sofis memulai kajian tentang
manusia dan menganggap manusia sebagai ukuran kebenaran. Dalam kaitannya
dengan filsafat kaum sofis ini, Protagoras berpendapat bahwa kebenaran bersifat
subjektif dan relatif, Gorgias mengatakan kebenaran itu tidak ada. Pemikiran-
pemikiran filsafat Yunani membawa berbagai perubahan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, hingga melahirkan zaman keemasannya2.Pada masa ini para filsuf
menggabungkan filsafat alam dengan filsafat manusia, diantara tokoh filsuf
diperiode keemasan itu adalah Socrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan
Aristoteles (384-322 SM).
Menurut Socrates pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan
tentang diri sendiri, sedangkan Plato mengatakan bahwa realitas kebenaran bukan
ada di dalam idea melainkan di alam empiris. Adapun puncak dari zaman keemasan
itu berada di zaman Aristoteles ia merupakan murid Plato yang mencari jalan keluar
dari berbagai persoalan besar dalam filsafat dan mempersatukannya dalam satu
sistem: logika, matematika, dan metafisika. Analisisnya ini dikenal dengan istilah
silogisme. Pasca Aristoteles kira-kira lima abad kemudian muncul lagi pemikiran
jenius seperti Plotinus (284-269 SM). Zaman ini adalah zaman filsafat Hellenisme
dimana perkembangan ilmu tidak mengalami kemajuan yang pesat hingga abad
pertengahan. Pada masa ini pemikiran filsafat yang teoritis menjadi praktis dan
hanya menjadi hidup saja3.
Pada abad ke-6 SM, filsafat masih berupa mitologi atau dongeng-dongeng
yang di percayai oleh bangsa Yunani. Masyarakat Yunani memiliki sistem
kepercayaan bahwa semuanya harus diterima sebagai segala sesuatu yang
bersumber dari dongeng-dongeng atau dengan kata lain tidak mengandalkan akal
pikiran (Vedanti & Unyi, 2017). Kemudian hingga pada suatu ketika Thales
menanyakan pertanyaan yang berbobot dan berbeda tidak hanya pertanyaan yang
biasa atau hanya bertanya mengenai dari mana kopi berasal. Thales bertanya

2
Aceng Rahmat dkk, Filsafat Ilmu Lanjutan, h. 116.
3
Endang Komara, Filsafat Ilmu Dan Metodologi Penelitian, (Bandung:
PT.Refika Aditama, 2011), cet.1, h.2

7|Makalah Filsafat
sebenarnya apa bahan pembuat dari alam ini. Pertayaan Thales ini bahkan membuat
sains dan mitologi terdiam tak dapat menjawab pertanyaan aneh Thales
(Nurgiansah, 2021).
Thales kemudian menyatakan bahwa bahan alam semesta adalah air.
Karena air dapat berubah bentuk. Filsafat pada masa Yunani kuno terjadi pada abad
ke-6 SM sampai dengan sekitar abad ke-6 masehi. Masyarakat kala itu bersikap
kritis terhadap sebuah pengetahuan atau dalam mencari jawaban dari sebuah
pertanyaan dan masyarakat Yunani kala itu menolak sikap menerima begitu saja
jawaban atau pengetahuan yang tidak berdasar dari akal dan tidak dapat dijelaskan
melalui akal pikiran manusia (Hamdi, Muslimah, Musthofa, & Sardimi, 2021).
Yunani kuno berada pada masa jayanya ketika berada di bawah kepemimpinan
Iskandar Agung pada 356-323 SM dan di sebut sebagai zaman Hellenisme
(Darusman & Wiyono, 2019).
Di Yunani tidak seperti di daerah lain, saat itu Yunani tidak terikat kasta,
tidak terikat oleh paham agama atau terpaku terhadap pemikiran yang disebarkan
oleh pendeta, sehingga secara intelektual mereka lebih bebas dalam kehidupannya.
Pada awal kemunculannya, telah penulis sebutkan di atas bahwa fokus utama dari
filsafat masa itu adalah berupa penngetahuan mengenai alam semesta, baik
mengenai bagaimana alam ini terbentuk, dari mana alam dibentuk
Setelah masa filsafat alam berakhir, filsafat mengalami transisi tidak lagi
pada alam tetapi pada manusia. Masyarakat Yunani mulai menganggap manusia
sebagai ukuran kebenaran setelah mengkaji dan mendalami manusia. Para filsuf
melahirkan zaman keemasan dan membawa berbagai perubahan hingga melahirkan
keemasanya. Perkembangan filsafat manusia lahir karena filsafat mengenai alam
tidak memberikan kepuasan berarti bagi para pemikir. Mereka merasa , filsafat
mengenai alam tidak mampu menjawab dan memberikan penjelasan yang
memuaskan tentang manusia. Pada masa itu, para pemikir yang terkenal adalah
Socrates, Plato dan Aristoteles. Menurut Socrates pengetahuan yang sangat
berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri. Plato mengatakan bahwa realitas
kenbenaran buan ada di dalam idea melainkan di alam empiris.

8|Makalah Filsafat
Pasca Aristoteles kira-kira lima abad kemudian muncul lagi pemikiran
jenius seperti plotinus (284-269 SM). Zaman ini adalah zaman Hellenisme di mana
perkembangan ilmu tidak mengalami kemajuan yang pesat hingga abad
pertengahan. Pada masa ini pemikiran filsafat yang teoritis menjadi praktis dan
hanya menjadi hidup saja (Tadjuddin, Sani, & Yeyeng, 2016). Ada beberapa faktor
lahirnya filsafat di Yunani yaitu sebagai berikut :
a. Bangsa Yunani kaya akan mitos
b. Karya sastra Yunani
c. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan.

Bangsa Yunani kaya akan mitos dan dongeng. Mitos dan dongeng
digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau untuk mengetahui sesuatu
yang tidak diketahui. Karya sastra Yunani juga dianggap sebagai faktor lahirnya
filsafat (Marzuki et al., 2021). Seperti karya Homerous memberikan pesan atau
nilai-nilai edukatif sebagai pedoman hidup masyarakat Yunani. Selain itu,
perkembangan ilmu pengetahuan dari Mesir yang tidak hanya dikembangkan
berdasarkan aspek praktis saja karena berkat kecakapan dan kemampuan mereka
mampu menerapkannya menjadi teoritis praktis (Darusman & Wiyono, 2019).

Ada 3 pembagian pemikiran filsafat yang terdapat di masa Yunani kuno.


Filsafat Yunani secara umum mengkaji 3 objek yaitu:

1. CosmosentriesKajian cosmosentries adalah kajian yang mencatat tentang alam,


yaitu asal muasal alam dan perkembangannya yang meliputi ruang wkatu,
gerak, jarak, gaya, materi, interaksi, bilangan, kualitas, kwantitas, kaulitas.
2. TheosntrisKajian ini adalah kajian yang membahas tentang Tuhan yang
meliputi keberadaanya, kekuasaan, peran Tuhan dan karakter-Nya.
3. Antrophosentries Kajian ini adalah kajian yang membicarakan tentang manusia
yang membicarakan tentang asal usul, kedudukan dari objek, termasuk masalah
agama dan moral.
Adapun salah satu dari yang tiga pembagian kajian filosof Yunani yang
membicarakan tentang Tuhan adalah (Husaini, 2020):

9|Makalah Filsafat
1. Xenophanes: Tuhan itu hanya 1 yang besar di antara dewa dan manusia, ia
tidak sama dengan makhluk dan tidak berpikir seperti manusia. Tuhan tidak
dijadikan dan ia mengisi seluruh alam.
2. Plato: menurutnya kebenerana itu bersumber dari ide yaitu suatu pandangan
bahwa terdapat suatu dunia dibalik alam kenyataanya. Itulah hakikat dari
segala yang ada. Artinya sesuatu yang kita amati sehari-hari adalah bayangan
atau gambaran dari alam ide sebagai segala sumber yang ada, kebaikan
keburukan. Oleh, karena itu, ide-ide itu tidak bergantung kepada pemikiran.
Tetpi pemikirannya yang bergantung kepada ide. Dengan demikian ide
tersebut bersifat objektif bukan obejktif. Puncak ide di jadikan sebagai
kebaikan tertinggi yang disebut Idea of god yang di formulasikan.
3. Aristoteles: menurutnya keberadaan Tuhan itu kita ketahui berdasarkan
gerakan alam, karena setiap gerakan yang ada di alam ini digerakkan oleh
sesuatu yang tidak bergerak, yaitu Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan adalah,
sebagai peggerak utama dan sebagai tujuan gerak. Jadi sesuatu yang bergerak
mustilah digerakkan oleh yang tidak bergerak dan sesuatu yang tidak bergerak
itu hanya mungkin berTuhan karena ia terlepas dari materi.

2. FAKTOR LAHIRNYA FILSAFAT YUNANI KUNO


Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu
pertama, bangsa yunani yang kaya akan mitos dongeng, dimana mitos dianggap
sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos
tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan
rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus,
Orpheus dan lain-lain.
Kedua, karya sastra yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong
kelahiran filsafat yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat
penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung
nilai-nilai edukatif.
Ketiga pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia Mesir
di lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu

10 | M a k a l a h F i l s a f a t
tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada
aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos
akal, sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.Periode yunani kuno ini
lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini
ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian
pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-
pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati berdasarkan akal pikir dan
tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta arche yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.Para pemikir
filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani
yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang oleh nuansa
dan ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa yang ada di belakang semua
materi itu

3. TOKOH TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO


Beberapa tokoh yang memegang peranan besar atas berkembangnya ilmu
pengetahuan di Yunani:
3.1 Thales (624-546 SM)
Thales merupakan ahli matematika dan astronomi. Thales juga
merupakan filsuf alam, yang berusaha untuk memberikan jawaban terkait asal
mula alam dengan mengabaikan penjelasan mitos dari dewa-dewa Yunani. 4 Ia
mengembangkan filsafat alam kosmologi yang tidak hanya mempertanyakan
asal mula tetapi juga sifat dasar, dan struktur komposisi alam semesta.
Pada awalnya Thales bekerja sebagai saudagar dan sering berlayar ke
Mesir. Di Mesir ini, ia mempelajari ilmu ukur atau perhitungan dan
membawanya ke Yunani. Lalu dengan ilmu ini, ia berhasil memprediksi
terjadinya gerhana matahari. Selain itu, ia juga bisa menghitung ketinggian

4
Dr. Akhyar Yusuf Lubis, Filsafat Ilmu: Klasik Hingga Kontemporer (Jakarta:
RajawaliPers, 2016), hlm. 6.

11 | M a k a l a h F i l s a f a t
piramida dengan menghitung bayangannya saja.5 Thales juga berpendapat
bahwa bumi itu berasal dari air6. Jadi bumi itu terletak di atas dan bumi
merupakan bahan yang muncul dari air dan terapung diatasnya dan semua yang
berasal dari air akan kembali menjadi air kembali.
Selain ahli matematika dan astonomi, Thales juga seorang politikus,
ahli geometri, dan filsafat. Sebagai “Bapak Filsafat/ The Father of Philosophy”
Thales merupakan ahli filsuf atau ilmuan yang menciptakan sejarah filsafat
Barat pada abad ke-6 SM. Ia merupkan ahi filsafat pertama di Eropa yang
mencoba menjelaskan bahwa dunia dan gejala isinya tidak bersandar pada
mitos, melainkan pada rasio dan logika manusia.

3.2 Anaximandros (640-546)


Anaximandros merupakan murid Thales dan ia seorang ahli filsuf dari
madzhab Miletos. Ia adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam
kesusastraan Yunani, dan berjasa dalam bidang astrinomi dan geografi. Jadi,
dia merupakan orang pertama yang membuat peta bumi. Ia juga berhasil
memimpin sekelompoak orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yunani.
Anaximandros memberikan pendapat tentang arche (asas pertama
dalam alam semesta), ia tidak menunjukk pada salah satu unsur yang dapat
diamati oleh indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak
dapat diamati oleh indra, yaitu to aperion. To apeiron berasal dari bahasa
Yunani. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala
sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu.
Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai
unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang
basah, malam dan terang).7

5
Juhaya S. Praja.  Aliran-Aliran Filsafat dan Etika (Jakarta: Kencana, 2005),
hlm 71-75.
6
Djaja, W. Sejarah Eropa dari Eropa kuno hingga Eropa modern
(Ombak.Yogyakarta,2012), hlm 14.
7
Simon Petrus L. Tjahjadi, Petualangan Intelektual (Yogyakarta: Kanisius,
2004), hlm 21-22.

12 | M a k a l a h F i l s a f a t
Pendapat yang lain ia menyatakan bahwa bumi di ibaratkan seperti
silinder yang ukurannya lebih kecil dari matahari. Dan juga pendapatnya yang
lain bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini berasal dari satu bahan tunggal
tetapi bukan air.8

3.3. Pythagoras (572-497 SM)


Pythagoras dilahirkan di daerah Samos (polis Ioni), selanjutnya
berpindah ke Kroton (Italia Selatan). Pythagoras merupakan soeranng ilmuan
yang ahli dalam bidang matematika. ia dikenal sebagai Bapak Bilangan, dan
salah satu ilmu yang masih digunakan yaitu mengenai teorema Pythagoras, ia
berpendapat bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah
sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya atau sisi-sisi siku-sikunya. 9
Meskipun teori ini telah banyak diketahui oleh manusia sebelum Pythagoras,
namun teorema ini dinobatkan kepada Pythagoras karena ia merupakan
manusia pertama yang membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Pythagoraslah yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu
merupakan satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam
music. Keharmonisan dapat tercapai dengan membungkam hal-hal yang
berlawanan.10
3.4. Socrates (469-399 SM)

Socrates lahir di Athena. Ia merupakan generasi pertama dari tiga ahli


filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates juga
dikenal sebgai salah satu figure tradisi filosofis Barat yang paling penting yang
mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.

Socrates dengan pemikiran filsafatnya, selalu berusaha untuk


menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai

8
Djaja, W. Op.Cit. hlm. 15.

Aizid, R. Sejarah Terlengkap Peradaban Dunia (Depok: PT Huta


9

Parhapuran,2018), hlm. 430.


10
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008),
hlm. 36.

13 | M a k a l a h F i l s a f a t
jasmani dan rohania. Menurutnya, kedua hal itu tidak dapat dipisahkan, dan
karena dengan keterkaitan kedua hal itulah banyak nilai yang dihasilkan.

Socrates mengemukakan pendapatnya bahwa pengetahuan dan


kehidupan adalah satu dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya. Untuk itu, pengujian diri sendiri merupakan dasar dari penelitian dan
pembahasannya. Bagi Socrates pengetahuan yang sangat berharga adalah
pengetahuan tentang diri sendiri. Semboyan yang paling disukainya adalah
tulisan yang tertera di Kuil Delphi yaitu “Kenalilah dirimu sendiri”. 11 Di akhir
hidupnya ia dihukum mati dengan cara dipaksa untuk minum racun karena
tuduhan telah merombak dasar-dasar etika masyarakat Yunani Kuno serta tidak
percaya kepada dewa-dewa yang telah disembah dari zaman nenek moyang.

3.5. Plato (427-347 SM)


Plato dilahirkan di Athena dan pada usia 20 tahun ia menjadi murid
dari Socrates dan merupakan satu-satunya yang menggunakan terminologi
filsafat. Ia berasal dari keluarga aristokrasi yang turun temurun memegang
peranan penting dalam politik Athena. Sejak muda, ia bercita-cita menjadi
pejabat negara. Akan tetapi, perkembangan polotik pada masanya tidak
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengikuti jalan hidup yang
diinginkannya
Sebagai titik total pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan
permasalahan lama yang benar yang berubah-ubah (heracleitos) atau yang
tetap (parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indra
dengan pengetahuan yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indra
disebutnya pengetahuan indra (bersifat tidak tetap). Sementara itu,
pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut pengetahuan akal (bersifat
tetap).
Selain berkosep mengenai idea Plato juga berkonsep mengenai Tuhan.
Bahwa Tuhan bagi seorang Plato dipahami sebagai jiwa alam semesta artinya
adalah ajaran Tuhan sebagai sumber utama dari semua gerakan yang terjadi

11
Aizid, R. Op.Cit. hlm. 422.

14 | M a k a l a h F i l s a f a t
dalam alam semesta. Plato menyadari tidak ada yang bisa menggerakan alam
semesta beserta isinya selain Tuhan. Bulan, matahari dan bintang-bintang,
mengatur gerakan semua benda langit dalam orbitnya masing-masing.12
3.6. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adaalah murid palto. Ia lahir di Stagyra, Yunani Utara pada
tahun 384 SM. Ayahnya seorang dokter pribadi raja Macedonia Amyntas. Ia
mewarisi pengetahuan empiris ayahnya. Ia juga banyak mempelajari filsafat,
matematika, astronomi, retorika, dan ilmu-ilmu lainnya.
Jika dibandingkan dengan Plato yang pandangan filsafatnya lebih
condong ke aspek abstrak dan idealism, maka orientasi Aristoteles lebih pada
hal-hal yang konkret (empiris). Ia menjadi guru bagi Alexander yang
merupakan Raja Macedonia.13 Berkat bantuan rajanya itu ia dapat mendirikan
sekolah. Didalam dunia filsafat, Aristoteles terkenal sebagai Bapak Logika.
Logika Aristoteles itu sering disebut “logika formal”. Bila orang-orang sophis
banyak yang menggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran,
Aristoteles dalam Metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai
kebenaran.
Hasil karyanya yang terkenal adalah Klasifikasi Flora dan Fauna yang
dilakukan di Kepulauan Aegea Yunani. Ada lagi dibidang Ketatanegaraan,
Aristoteles mengemukakan bahwa sistem pemerintahan yang baik yaitu
mengutamakan kebahagiaan rakyatnya, bukan malah sebaliknya, rakyat
menderita karena penguasa yang serakah.

12
Weismann, I. Th.J. Filsafat Ketuhanan Menurut Plato, (Jurnal Jaffray 3(1),
2015), hlm. 12
13
Kristiawan, Muhammad. Hendri, L., dan Juharmen, ed. Filsafat Pendidikan:
The Choice Is Yours. (Yogyakarta: Penerbit Valia Pustaka Jogjakarta), hlm. 95.

15 | M a k a l a h F i l s a f a t
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah rasionalisme,
yaitu suatu pemahaman tentang sebuah pengetahuan yang lebih
mengutamakan akal atau logika. Dimana filsafat muncul karena
adanya keheranan terhadap sesuatu yang ada dan filsafat juga
mengkaji pertanyaan pertanyaan umum seperti halnya nilai nilai
luhur, akal dan bahasa. Beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya
filsafat diantaranya Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng),
Karya sastra yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong
kelahiran filsafat Yunani, Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang
berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil. Dan filsafat
Yunani kuno lebih terkenal dengan sebutan filsafat alam.
.

B. SARAN
Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Dan
Filsafat lebih akan berpikir secara akal dan logika. Filsafat suatu
pemikiran yang kritis dan sistematis. Dan sebaiknya kita memahami
filsafat dengan baik dan benar secara terperinci serta mengamalkan
ilmu filsafat atau menerapkan pada kehidupan sehari hari.

16 | M a k a l a h F i l s a f a t
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin. Filsafat ilmu pengetahuan, (Jakarta: RAJA GRAFIND


PERSADA, 2014), cet.2, h.53

Endang Komara, Filsafat Ilmu Dan Metodologi Penelitian, (Bandung:


PT.Refika Aditama, 2011), cet.1, h.2

Dr. Akhyar Yusuf Lubis, Filsafat Ilmu: Klasik Hingga Kontemporer


(Jakarta: RajawaliPers, 2016), hlm. 6.

Juhaya S. Praja.  Aliran-Aliran Filsafat dan Etika (Jakarta: Kencana,


2005), hlm 71-75.

Djaja, W. Sejarah Eropa dari Eropa kuno hingga Eropa modern


(Ombak.Yogyakarta,2012), hlm 14.

Simon Petrus L. Tjahjadi, Petualangan Intelektual (Yogyakarta: Kanisius,


2004), hlm 21-22.

Aizid, R. Sejarah Terlengkap Peradaban Dunia (Depok: PT Huta


Parhapuran,2018), hlm. 430.

Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,


2008), hlm. 36.

Weismann, I. Th.J. Filsafat Ketuhanan Menurut Plato, (Jurnal Jaffray 3(1),


2015), hlm. 12

Kristiawan, Muhammad. Hendri, L., dan Juharmen, ed. Filsafat


Pendidikan: The Choice Is Yours. (Yogyakarta: Penerbit Valia Pustaka
Jogjakarta), hlm. 95.

17 | M a k a l a h F i l s a f a t

Anda mungkin juga menyukai