Untuk memenuhi tugas suatu mata kuliah yang dibina oleh dosen
Dr.H.Pujiono, M.Ag.
Disusun oleh:
1|Makalah Filsafat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami limpahkan kepada allah SWT pencipta alam semesta
beserta isinya yang telah memberi rahmat dan karunia-NYA sehingga makalah
yang berjudul “Filsafat Yunani Kuno” dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti. Tak lupa pula shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan kita
semua sebagai ummatnya.
Makalah ini kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah “FILSAFAT” yang diampu oleh Bapak ”Dr.H.Pujiono,M.A.g.” Makalah
ini berisi tentangsejarah filsafat kuno. Dalam penyusunan makalah ini banyak
melibatkan campur tangan berbagai pihak,baik dari luar kelompok maupun dalam
kelompok. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas
kerjasamanya yang memberi banyak kontribusi dalam membantu penyusunan
makalah ini.
penulis
2|Makalah Filsafat
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.Latar Belakang........................................................................................................4
2. Rumusan Masalah..................................................................................................5
3.Tujuan Penulisan.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6
1.Sejarah Perkembangan Filsafat Yunani Kuno........................................................6
2.Faktor Lahirnya Filsafat Yunani Kuno...................................................................10
3.Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani Kuno.......................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................16
1.Kesimpulan.............................................................................................................16
2.Saran........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
3|Makalah Filsafat
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
4|Makalah Filsafat
2. RUMUSAN MASALAH
2.1 Bagaimana sejarah filsafat yunani kuno?
2.2 Apa saja factor lahirnya filsafat yunani kuno?
2.3 Siapa saja tokoh tokoh filsafat yunani kuno?
3. TUJUAN PENULISAN
3.1 Untuk Mengetahui Sejarah Filsafat Yunani Kuno
3.2 Untuk Mengetahui Faktor Lahirnya Filsafat Yunani Kuno
3.3 Untuk Mengetahui Tokoh-tokoh Filsafat Yunani Kuno
5|Makalah Filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
6|Makalah Filsafat
Hal ini dikarenakan alam tidak dapat memberikan penjelasan yang
memuaskan tentang manusia. Oleh sebab itu kaum sofis memulai kajian tentang
manusia dan menganggap manusia sebagai ukuran kebenaran. Dalam kaitannya
dengan filsafat kaum sofis ini, Protagoras berpendapat bahwa kebenaran bersifat
subjektif dan relatif, Gorgias mengatakan kebenaran itu tidak ada. Pemikiran-
pemikiran filsafat Yunani membawa berbagai perubahan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, hingga melahirkan zaman keemasannya2.Pada masa ini para filsuf
menggabungkan filsafat alam dengan filsafat manusia, diantara tokoh filsuf
diperiode keemasan itu adalah Socrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan
Aristoteles (384-322 SM).
Menurut Socrates pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan
tentang diri sendiri, sedangkan Plato mengatakan bahwa realitas kebenaran bukan
ada di dalam idea melainkan di alam empiris. Adapun puncak dari zaman keemasan
itu berada di zaman Aristoteles ia merupakan murid Plato yang mencari jalan keluar
dari berbagai persoalan besar dalam filsafat dan mempersatukannya dalam satu
sistem: logika, matematika, dan metafisika. Analisisnya ini dikenal dengan istilah
silogisme. Pasca Aristoteles kira-kira lima abad kemudian muncul lagi pemikiran
jenius seperti Plotinus (284-269 SM). Zaman ini adalah zaman filsafat Hellenisme
dimana perkembangan ilmu tidak mengalami kemajuan yang pesat hingga abad
pertengahan. Pada masa ini pemikiran filsafat yang teoritis menjadi praktis dan
hanya menjadi hidup saja3.
Pada abad ke-6 SM, filsafat masih berupa mitologi atau dongeng-dongeng
yang di percayai oleh bangsa Yunani. Masyarakat Yunani memiliki sistem
kepercayaan bahwa semuanya harus diterima sebagai segala sesuatu yang
bersumber dari dongeng-dongeng atau dengan kata lain tidak mengandalkan akal
pikiran (Vedanti & Unyi, 2017). Kemudian hingga pada suatu ketika Thales
menanyakan pertanyaan yang berbobot dan berbeda tidak hanya pertanyaan yang
biasa atau hanya bertanya mengenai dari mana kopi berasal. Thales bertanya
2
Aceng Rahmat dkk, Filsafat Ilmu Lanjutan, h. 116.
3
Endang Komara, Filsafat Ilmu Dan Metodologi Penelitian, (Bandung:
PT.Refika Aditama, 2011), cet.1, h.2
7|Makalah Filsafat
sebenarnya apa bahan pembuat dari alam ini. Pertayaan Thales ini bahkan membuat
sains dan mitologi terdiam tak dapat menjawab pertanyaan aneh Thales
(Nurgiansah, 2021).
Thales kemudian menyatakan bahwa bahan alam semesta adalah air.
Karena air dapat berubah bentuk. Filsafat pada masa Yunani kuno terjadi pada abad
ke-6 SM sampai dengan sekitar abad ke-6 masehi. Masyarakat kala itu bersikap
kritis terhadap sebuah pengetahuan atau dalam mencari jawaban dari sebuah
pertanyaan dan masyarakat Yunani kala itu menolak sikap menerima begitu saja
jawaban atau pengetahuan yang tidak berdasar dari akal dan tidak dapat dijelaskan
melalui akal pikiran manusia (Hamdi, Muslimah, Musthofa, & Sardimi, 2021).
Yunani kuno berada pada masa jayanya ketika berada di bawah kepemimpinan
Iskandar Agung pada 356-323 SM dan di sebut sebagai zaman Hellenisme
(Darusman & Wiyono, 2019).
Di Yunani tidak seperti di daerah lain, saat itu Yunani tidak terikat kasta,
tidak terikat oleh paham agama atau terpaku terhadap pemikiran yang disebarkan
oleh pendeta, sehingga secara intelektual mereka lebih bebas dalam kehidupannya.
Pada awal kemunculannya, telah penulis sebutkan di atas bahwa fokus utama dari
filsafat masa itu adalah berupa penngetahuan mengenai alam semesta, baik
mengenai bagaimana alam ini terbentuk, dari mana alam dibentuk
Setelah masa filsafat alam berakhir, filsafat mengalami transisi tidak lagi
pada alam tetapi pada manusia. Masyarakat Yunani mulai menganggap manusia
sebagai ukuran kebenaran setelah mengkaji dan mendalami manusia. Para filsuf
melahirkan zaman keemasan dan membawa berbagai perubahan hingga melahirkan
keemasanya. Perkembangan filsafat manusia lahir karena filsafat mengenai alam
tidak memberikan kepuasan berarti bagi para pemikir. Mereka merasa , filsafat
mengenai alam tidak mampu menjawab dan memberikan penjelasan yang
memuaskan tentang manusia. Pada masa itu, para pemikir yang terkenal adalah
Socrates, Plato dan Aristoteles. Menurut Socrates pengetahuan yang sangat
berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri. Plato mengatakan bahwa realitas
kenbenaran buan ada di dalam idea melainkan di alam empiris.
8|Makalah Filsafat
Pasca Aristoteles kira-kira lima abad kemudian muncul lagi pemikiran
jenius seperti plotinus (284-269 SM). Zaman ini adalah zaman Hellenisme di mana
perkembangan ilmu tidak mengalami kemajuan yang pesat hingga abad
pertengahan. Pada masa ini pemikiran filsafat yang teoritis menjadi praktis dan
hanya menjadi hidup saja (Tadjuddin, Sani, & Yeyeng, 2016). Ada beberapa faktor
lahirnya filsafat di Yunani yaitu sebagai berikut :
a. Bangsa Yunani kaya akan mitos
b. Karya sastra Yunani
c. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan.
Bangsa Yunani kaya akan mitos dan dongeng. Mitos dan dongeng
digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau untuk mengetahui sesuatu
yang tidak diketahui. Karya sastra Yunani juga dianggap sebagai faktor lahirnya
filsafat (Marzuki et al., 2021). Seperti karya Homerous memberikan pesan atau
nilai-nilai edukatif sebagai pedoman hidup masyarakat Yunani. Selain itu,
perkembangan ilmu pengetahuan dari Mesir yang tidak hanya dikembangkan
berdasarkan aspek praktis saja karena berkat kecakapan dan kemampuan mereka
mampu menerapkannya menjadi teoritis praktis (Darusman & Wiyono, 2019).
9|Makalah Filsafat
1. Xenophanes: Tuhan itu hanya 1 yang besar di antara dewa dan manusia, ia
tidak sama dengan makhluk dan tidak berpikir seperti manusia. Tuhan tidak
dijadikan dan ia mengisi seluruh alam.
2. Plato: menurutnya kebenerana itu bersumber dari ide yaitu suatu pandangan
bahwa terdapat suatu dunia dibalik alam kenyataanya. Itulah hakikat dari
segala yang ada. Artinya sesuatu yang kita amati sehari-hari adalah bayangan
atau gambaran dari alam ide sebagai segala sumber yang ada, kebaikan
keburukan. Oleh, karena itu, ide-ide itu tidak bergantung kepada pemikiran.
Tetpi pemikirannya yang bergantung kepada ide. Dengan demikian ide
tersebut bersifat objektif bukan obejktif. Puncak ide di jadikan sebagai
kebaikan tertinggi yang disebut Idea of god yang di formulasikan.
3. Aristoteles: menurutnya keberadaan Tuhan itu kita ketahui berdasarkan
gerakan alam, karena setiap gerakan yang ada di alam ini digerakkan oleh
sesuatu yang tidak bergerak, yaitu Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan adalah,
sebagai peggerak utama dan sebagai tujuan gerak. Jadi sesuatu yang bergerak
mustilah digerakkan oleh yang tidak bergerak dan sesuatu yang tidak bergerak
itu hanya mungkin berTuhan karena ia terlepas dari materi.
10 | M a k a l a h F i l s a f a t
tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada
aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos
akal, sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.Periode yunani kuno ini
lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini
ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian
pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-
pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati berdasarkan akal pikir dan
tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta arche yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.Para pemikir
filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani
yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang oleh nuansa
dan ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa yang ada di belakang semua
materi itu
4
Dr. Akhyar Yusuf Lubis, Filsafat Ilmu: Klasik Hingga Kontemporer (Jakarta:
RajawaliPers, 2016), hlm. 6.
11 | M a k a l a h F i l s a f a t
piramida dengan menghitung bayangannya saja.5 Thales juga berpendapat
bahwa bumi itu berasal dari air6. Jadi bumi itu terletak di atas dan bumi
merupakan bahan yang muncul dari air dan terapung diatasnya dan semua yang
berasal dari air akan kembali menjadi air kembali.
Selain ahli matematika dan astonomi, Thales juga seorang politikus,
ahli geometri, dan filsafat. Sebagai “Bapak Filsafat/ The Father of Philosophy”
Thales merupakan ahli filsuf atau ilmuan yang menciptakan sejarah filsafat
Barat pada abad ke-6 SM. Ia merupkan ahi filsafat pertama di Eropa yang
mencoba menjelaskan bahwa dunia dan gejala isinya tidak bersandar pada
mitos, melainkan pada rasio dan logika manusia.
5
Juhaya S. Praja. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika (Jakarta: Kencana, 2005),
hlm 71-75.
6
Djaja, W. Sejarah Eropa dari Eropa kuno hingga Eropa modern
(Ombak.Yogyakarta,2012), hlm 14.
7
Simon Petrus L. Tjahjadi, Petualangan Intelektual (Yogyakarta: Kanisius,
2004), hlm 21-22.
12 | M a k a l a h F i l s a f a t
Pendapat yang lain ia menyatakan bahwa bumi di ibaratkan seperti
silinder yang ukurannya lebih kecil dari matahari. Dan juga pendapatnya yang
lain bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini berasal dari satu bahan tunggal
tetapi bukan air.8
8
Djaja, W. Op.Cit. hlm. 15.
13 | M a k a l a h F i l s a f a t
jasmani dan rohania. Menurutnya, kedua hal itu tidak dapat dipisahkan, dan
karena dengan keterkaitan kedua hal itulah banyak nilai yang dihasilkan.
11
Aizid, R. Op.Cit. hlm. 422.
14 | M a k a l a h F i l s a f a t
dalam alam semesta. Plato menyadari tidak ada yang bisa menggerakan alam
semesta beserta isinya selain Tuhan. Bulan, matahari dan bintang-bintang,
mengatur gerakan semua benda langit dalam orbitnya masing-masing.12
3.6. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adaalah murid palto. Ia lahir di Stagyra, Yunani Utara pada
tahun 384 SM. Ayahnya seorang dokter pribadi raja Macedonia Amyntas. Ia
mewarisi pengetahuan empiris ayahnya. Ia juga banyak mempelajari filsafat,
matematika, astronomi, retorika, dan ilmu-ilmu lainnya.
Jika dibandingkan dengan Plato yang pandangan filsafatnya lebih
condong ke aspek abstrak dan idealism, maka orientasi Aristoteles lebih pada
hal-hal yang konkret (empiris). Ia menjadi guru bagi Alexander yang
merupakan Raja Macedonia.13 Berkat bantuan rajanya itu ia dapat mendirikan
sekolah. Didalam dunia filsafat, Aristoteles terkenal sebagai Bapak Logika.
Logika Aristoteles itu sering disebut “logika formal”. Bila orang-orang sophis
banyak yang menggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran,
Aristoteles dalam Metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai
kebenaran.
Hasil karyanya yang terkenal adalah Klasifikasi Flora dan Fauna yang
dilakukan di Kepulauan Aegea Yunani. Ada lagi dibidang Ketatanegaraan,
Aristoteles mengemukakan bahwa sistem pemerintahan yang baik yaitu
mengutamakan kebahagiaan rakyatnya, bukan malah sebaliknya, rakyat
menderita karena penguasa yang serakah.
12
Weismann, I. Th.J. Filsafat Ketuhanan Menurut Plato, (Jurnal Jaffray 3(1),
2015), hlm. 12
13
Kristiawan, Muhammad. Hendri, L., dan Juharmen, ed. Filsafat Pendidikan:
The Choice Is Yours. (Yogyakarta: Penerbit Valia Pustaka Jogjakarta), hlm. 95.
15 | M a k a l a h F i l s a f a t
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah rasionalisme,
yaitu suatu pemahaman tentang sebuah pengetahuan yang lebih
mengutamakan akal atau logika. Dimana filsafat muncul karena
adanya keheranan terhadap sesuatu yang ada dan filsafat juga
mengkaji pertanyaan pertanyaan umum seperti halnya nilai nilai
luhur, akal dan bahasa. Beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya
filsafat diantaranya Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng),
Karya sastra yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong
kelahiran filsafat Yunani, Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang
berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil. Dan filsafat
Yunani kuno lebih terkenal dengan sebutan filsafat alam.
.
B. SARAN
Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Dan
Filsafat lebih akan berpikir secara akal dan logika. Filsafat suatu
pemikiran yang kritis dan sistematis. Dan sebaiknya kita memahami
filsafat dengan baik dan benar secara terperinci serta mengamalkan
ilmu filsafat atau menerapkan pada kehidupan sehari hari.
16 | M a k a l a h F i l s a f a t
DAFTAR PUSTAKA
17 | M a k a l a h F i l s a f a t