Anda di halaman 1dari 17

Makalah Filsafat Ilmu

( SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN )
Di ajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen : Syobrun Jukhoir, MA

Disusun Oleh : Kelompok 2 PGMI A SEMESTER III


Nama Kelompok : 1. Carolin Azwelfis Adinda
2. Raudata Mymy

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
RAUDHATUL AKMAL
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
1|FILSAFAT ILMU
Kata Pengantar

 Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Filsafat Ilmu di Jurusan PGMI A Semester III. 

Dalam penulisan dan menyusun makalah, kami ingin menyampaikan ucapan


terimakasih kepada dosen mata kuliah Filsafat Ilmu ,Bapak Syobrun Jukhoir, M.A
yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Saya menyadari bahwa dalam penuliasan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu Saya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga  makalah ini dapat bernmanfaat bagi pembaca.

                                                               
     Penulis

2|FILSAFAT ILMU
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................
  
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan ilmu pada zaman Yunani................................................................
B. Perkembangan ilmu zaman Islam…................................................................
C.  Kemajuan ilmu zaman Renaisans dan Modern...............................................
D.  Kemajuan ilmu zaman Kontemporer..............................................................

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................

3|FILSAFAT ILMU
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya,
seperti bulan, bintang, dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu penjelasan yang bisa di
manfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari zaman
pra sejarah hingga awal abad ke 20.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan lainnya juga mengunakan tentang
peranan dunia islam di dalamnya. Sekitar abad ke 7 M. Pada zaman Bani Ummayyah,
orang islam menemukan cara pengamatan astronomi kemudia pada tahun 825 M. M
Al-Khawarizmi telah menyususn buku aljabar yang menjadi buku standar beberapa
abad lamanya di Eropa. Dari uraian tersebut, ternyata perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknolgi tidaklah muncul dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita
sebagai manusia yang selalu lapar akan pengetahuan harus mengetahui secara detail
sejarah perkembangan ilmu dari waktu ke waktu.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana landasan ilmu pada zaman Yunani ?
2. Bagaimana perkembangan ilmu dalam Islam?
3. Bagaimana kemajuan ilmu zaman renaisan dan modern ?
4. Kemajuan ilmu pada zaman kontemporer ?

C. Tujuan
1. Menegtahui landasan ilmu pada zaman Yunani.
2. Mengetahui perkembangan ilmu dalam Islam.
3. Mengetahui kemajuan ilmu zaman renaisan dan modern.
4. Mengetahui ilmu pada zaman kontemporer

4|FILSAFAT ILMU
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Ilmu Pada Zaman Yunani

Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah


peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari
mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitrosentris adalah pola pikir masyarakat
yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa
bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa
Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya, Namun, ketika filsafat diperkenalkan,
fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa, teapi aktivitas
alam yang terjadi secara kausalitas. Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya
sederhana, tetapi implikasinya tidak sederhana karena selama ini alam ditakuti dan
dijahui kemudian didekati bahkan dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam
menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam
dijadikan objek penelitian dan pengkajian. Dari proses inilah kemudian ilmu
berkembang dari Rahim filsafat, yang akhirnya kita nikmat dalam bentuk teknologi.
Karena itu, periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin untuk
memasuki peradaban baru umat manusia.
Filosof alam pertama yang mengkakji tentang asal usul alam adalah Thales
(624-546 SM). Ia digelari Bapak Filsafat karena dialah orang yang mula-mula
berfilsafat dan mempertanyakan. “Apa sebenarnya asal usul alam semesta ini?”
Pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas apapun jawabannya dengan pendekatan
rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan. Ia mengatakan asal alam
adalah airkarena air adalah unsur penting bagi setiap makhluk hidup, air dapat berubah
menjadi benda gas, seperti uap dan benda padat, seperti es, dan bumi ini juga berada
diatas air.1

Setelah Thales, muncul Anaximandros (610-540 SM). Anaximandros mencoba


mejelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi
segalanya. Dia tidak setuju unsur utama alam adalah salah satu dari unsur-unsur yang
1
Ahmad Tafsir, filsafat umum, bandung. Remaja Rosda Karya, 1992, cet 2 hlm 4 dalam Amsal Bahtiar, 2014,
Filsafat Ilmu, Jakarta, rajawali Press hlm 24
5|FILSAFAT ILMU
ada, seperti air atau tanah. Unsur utama alam harus yang mencakup segalanya dan
diatas segalanya, yang dinamakan apeiron. Ia adalah air, maka air haus meliputi
segalanya, termasuk api yang merupakan lawannya. Padahal, tidak mungkin air
menyingkirkan anasir api. Karena itu , Anaximandros tidak puas dengan menunjukkan
salah satu anasir sebagai perinsip alam, tetapi dia mencari yang lebih dalam, yaitu zat
yang tidak dapat diamati oleh pancaindera.2

Berbeda dengan Thales dan Anaximandros, Heraklitos (540-480 SM) Melihat


alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah; sesuatu yang dingin berubah menjadi
panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bila kita hendak memahami
kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Segala sesuatu
saling bertentangan dan dalam pertentangan itulah kebenaan. Gitar tidak akan
meghasilkan bunyi jika dawai tidak ditegangkan antara dua ujungnya. Karena itu dia
berkesimpulan, tidak ada suatupun yang benar-benar ada, semua menjadi. Ungkapan
yang terkeal dari Heraklitos dalam menggambarkan perubahan ini adalah panta rhei
uden menei (semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal mantap).

Filosof alam yang cukup berpengaruh adalah Parmenides (515-440 SM), yang
lebih muda umurnya dari pada Heraklitos. Pandangannya bertolak belakang dengan
Heraklitos. MENURUT Heraklitos, realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain
daripada gerak dan perubahan, sedangkan menurut Parmenides, gerak dan perubahan
tidak mungkin terjadi . menurutnya realitas merupakan keseluruhan yang bersatu,
tidak bergerak dan tidak berubah. Dia menegaskan bahwa yang ada itu ada.

Pythagoras (580-500 SM) mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan.


Baginya tidak ada satupun yang dialam ini terlepas dari bilangan. Semua realitas dapat
di ukur dengan bilangan (kuantitas). Karena itu, dia berpendapat bahwa bilangan
adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran.

Setelah berakhirnya para filosof alam, maka muncul masa transisi, yakni
penelitian terhadap alam tidak menjadi focus utama, tetapi sudah mulai menjurus pada
penyelidikan pada manusia. Filosof alam ternyata tidak dapat memberikan jawaban
yang memuaskan, sehingga timbullah kaum “Sofis”. Kaum Sofis ini memulai kajian
tentang manusia dan menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Tokoh
utamanya adalah Protagoras (481-411 SM) Ia menyatakan bahwa “manusia” adalah

2
K. bartens, sejrah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius,1981, hlm 29 dalam Ibid
6|FILSAFAT ILMU
ukuran kebenaran. Pernyataan ini merupakan cikal bakal humanisme. Pertanyaan yang
muncul adalah apakah yang dimaksudnya itu manusia individu atau manusia pada
umumnya. Memang dua hal itu menimbulkan konsekuensi yang sungguh berbeda.
Namun tidak ad jawaban yang pasti, mana yang dimaksud oleh Protagoras. Yang jelas
ia menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat subyektif dan relative. Akibatnya, tidak
akan ada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. Bahkan teori
matematika tidak dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolut.

Tokoh lain dari kaum Sofis adalah Gorgias (483-375 SM), ia datang ke Athena
pada tahun 427 SM dari Leontini. Menurutnya ada tiga proposisi : pertama, tidak ada
yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Pemikiran lebih baik tidak
menyatakan apa-apa tentang realitas. Kedua, bila sesuatu itu ada ia tidak akan dapat
diketahui. Ini di sebabkn oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu
sumber ilusi. Akal, tidak juga mampu meyakinkan kita bahwa semesta alam ini karena
akal kita telah diperdaya oleh dilemma subjektivitas. Dan ketiga, sekalipun realitas itu
dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beri tahukan kepada orang lain. Sikap
skeptic Georgias ini dianggap oleh sebagian filosof sebagai pandangan nihilism, yakni
kebenaran itu tidak ada. Jadi dia lebih ekstrim dibandingkan Protagoras.

Pengaruh positif gerakan kaum Sofis cukup terasa karena mereka


membangkitkan semangat berfilsafat. Mereka mengingatkan filosof bahwa persoalan
pokok dalan filsafat bukanlah alam melaikan manusia. Mereka juga membangkitkan
jiwa humanism. Mereka tidak memberikan jawaban final tentang etika, agama, dan
metafisika.

Periode setelah Socrates disebut dengan zaman keemasan filsafat Yunani


karena pada zaman ini kajian-kajian yang muncul adalah perpaduan antara filsafat
alam dan filsafat tentang manusia. Tokoh yang sangat menonjol adalah Plato (429-347
SM), Yang sekaligus murid Socrates dan yang menulis ide-ide Socrates. Menurutnya,
esensi itu mempunyai realitas dan realitasnya ada di alam idea. Kebenaran umum itu
ada bukan dibuat-buat bahkan ada dialam idea. Plato berhasil mnsentesakan antara
pandangan Heraklitos dan Parmenides. Menurut Heraklitos segala sesuatu berubah,
sedangkan Parmenides mengatakan sebaliknya, yaitu segala sesuatu diam.

Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM).
Ia murid Plato, Seorang filsof yang berhasil menemukan pemecahan persoalan-

7|FILSAFAT ILMU
persoalan besar filsafat yang dipersatukannya dalam satu sistem: logika, matematika,
fisika, dan metafisika.

Dalam bidang fisika, Ariestoteles membagi gerak pada dua macam, yaitu gerak
aksidental dan gerak substansial. Aristotles yang pertama kali membagi filsafat
pada hal yang teoretis dan praktis. Yang teroretis mencakup logika, metafisika, dan
fisika, sedangkan yang praktis mencakup etika, ekonomi, dan politik.

Filsafat Yunani yang rasional itu boleh dikatakan berakhir setelah Aristoteles
menuangkan pemikirannya. Akan tetapi sifat rasional itu masi digunakan selama
berabad-abad sesudahnya sampai sebelum filsafat benar-benar memasuki dan
tenggelam dalam abad pertengahan. Namun jelas, setelah perioe ketiga filosof besar
itu mutu filsafat semakin merosot. Kemunduran filsafat itu sejalan dengan
kemunduran politik ketika itu, yaitu sejalan dengan terpecahnya kerajaan Macedonia
menjadi pecahan-pecahan kecil setelah wafatnya Alexander The Great.tepatnya pada
ujung zaman Helenisme, yaitu pada ujung sebelum Masehi menjelang Neo
Platonisme, filsafat benar-benar mengalami kemunduran.

B. Perkembangan Ilmu Zaman Islam

Kalau diacak akar sejarahnya, pandangan islam tentang pentingnya ilmu


tumbuh bersama dengan munculnya islam itu sendiri. Ketika Rasulullah Saw.
Menerima wahyu pertama, yang mula-mula diperintahkan kepadanya adalah
“membaca”. Jibril memerintahkan Muhammad dengan bacalah dengan menyebut
nama Tuhanmu Yang menciptakan.3 Dari kata iqra inilah kemudian lahir aneka makna
seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan
membaca teks yang tertulis maupun tidak.4 Wahyu pertama itu menghendaki orang
Islam untuk senantiasa “membaca” dengan landasi bismi Rabbika, dalam arti hasil
bacaan itu nantinya dapat bermanfaat untuk kemanusiaan.

Selain ayat-ayat tersebut diatas, ada juga hadis Rasulullah yang menekankan
wajibnya mencari ilmu, bahkan begitu pentingnya kalau perlu “carilah ilmu sampai ke
negeri Cina”. Dengan demikian Al-qur’an dan Hadis kemudian dijadikan sebagai
sumber ilmu yang dikembangkan oleh umat Islam dalam sepektrum yang seluas-

3
Al Alaq : 96 ayat 1
4
M. Quraissihab, wawasan Al Qur’an: Tafsir Maudhu’I atas berbagai persoalan umat, Bandung Mizan, 2001 cet
12 hlm 433 dalam ibid
8|FILSAFAT ILMU
luasnya. sejarah perkembangan ilmu dalam Islam dalam beberapa zaman, seperti
uraian berikut ini.

1. Penyampaian Ilmu dan Filsafat Yunani ke Dunia Islam

Dalam perjalanan ilmu dan juga filsafat didunia Islam, pada


dasarnya terdapat upaya rekonsiliasi-dalam arti mendekatkan dan
mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan seringkali
ekstrim-antara pandangan filsafat Yunani, seperti filsafat Plato dan
Aristoteles, dengan pandangan keagamaan dalam Islam yang seringkali
menimbulkan benturan-benturan. Sebagai contoh konkret dapat
disebutkan bahwa Plato dan Aristoteles telah memberikan pengaruh
yang besar pada mazhab-mazhab Islam, khususnya mazhab
eklektisisme.

Proses penyampaian ilmu dan filsafat Yunani kedunia islam,


kita harus melihat sisi lain yang juga menunjang keberhasilan Islam
dalam menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sisi lain itu
adalah aktifitas penerjemahan. Menurut C.A Qadir, proses penafsiran
dan penerjemahan buku-buku Yunani dinegeri-negeri Arab dimulai
jauh sebelum lahirnya agama Islam atau penaklukan daerh-daera di
Timur Dekat, pada saat itu Suriah merupakan tempat bertemunya dua
kekuasaan dunia, Romawi dan Persia. Atas dasar itu, bangsa Suriah
disebut-sebut memainkan perang penting dalam penyebaran
kebudayaan Yunani ke Timur dan Barat. Dikalangan umat Kristen
Suriah, terutama kaum Nestorian, ilmu pengetahuan Yunani dipelajari
dan disebarluaskan melalui sekolah-sekolah mereka. Walaupun tujuan
utama sekolah-sekolah tersebut menyebarluaskan pengetahuan Injil,
namun pengetauan ilmiah, seperti kedokteran, banyak diminati oleh
para pelajar. Sayangnya pihak gereja memandang ilmu kedokteran itu
sebagai ilmu secular dan dengan demikian posisinya lebih renda dari
ilmu pengobatan spiritual yang merupakan hak istimewa para pendeta

2. Perkembangan Ilmu Pada Masa Islam Klasik.

9|FILSAFAT ILMU
Satu hal yang patut dicatat dalam kaitannya dengan
perkembangan ilmu dalam Islam adalah peristiwa Fitnah al-Kubra,
yang ternyata tidak hanya membawa konsekuensi-logis dari segi politis
an sich-seperti yang dipahami selama ini-tapi ternyata juga membawah
perubahan besar bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu didunia
Islam. Pasca terjadinya Fitnah al-Kubra, muncul berbagai golongan
yang memiliki aliran teologis tersendiri yang pada dasarnya
berkembang pada alasan-alasan politis. Pada saat itu muncul aliran
Syi’ah yang membela Ali, aliran Khawariji, dan kelompok Muawiyah.

Pasca Fitnah al-Kubra bermunculan berbagai aliran politik dan


teologi. Dari sini kemudian dapat dikatakan bahwa sejak awal islam
kajian-kajian dalam bidang teologi sudah berkembang, meskipun masih
berbentuk embrio. Embrio inilah yang pada masa kemudian
menemukan bentuknya yang lebih sistematis dalam kajiankajian
teologis dalam Islam.

Tahap penting berikutnya dalam peroses perkembangan dan


tradisi keilmuan Islam ialah masuknya unsur-unsur budaya Peroso-
Semitik (Zoroastianisme- khususnya Mazdaisme, serta Yahudi dan
Kristen) dan budaya hellenisme.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik sebuah hipotesis


sementara bahwa pada awal Islam pengaruh Hellenisme dan juga
filsafat Yunani terhadap teradisi terhadap keilmuan Islam sudah
sedemikian kental, sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itupun
terus mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya

3. Perkembangan Ilmu Pada Masa Kejaaan Islam

Dalam sejarah Islam, kita mengenal nama-nama seperti Al-


Mansur, Al-Ma’mun, dan Harun Al-Rasyid, yang memberikan
perhatian yang teramat besar bagi perkembangan ilmu didunia Islam.
Pada masa pemerintahan Al-Mansur, misalnya, proses penerjemahan
karya-karya filosof Yunani kedalam bahasa Arab berjalan dengan
pesat. Dikabarkan bahwa Al-Mansur telah memerintahkan penerjemah

10 | F I L S A F A T I L M U
naskah-naskah Yunani mengenai filsafat dan ilmu, dengan memberikan
imbalan yang besar kepada para ahli bahasa (penerjemah). Pada masa
Harun Al-Rasyid (786-809) peroses penerjemahan itu juga masi terus
berlangsung. Harun memerintahkan Yuhanna (Yahya) Ibn Masawayh
(w. 857), seorang dokter istana, untuk menerjemahkan buku-buku kuno
mengenai kedokteran. Dimasa itu juga diterjemahkan karya-karya
dalam bidang astronomi, seperti Siddhamta; sebuah risalah India yang
diterjemahkan oleh Muhammad Ibnu Ibrahim al-Fazari (w. 806).5 Pada
masa selanjutnya oleh al-Khawarizmi Siddhanta ini dibuat versi baru
terjemahannya dan diberikan komentar-komentar.6 Selain itu juga ada
Quadripartitus karya Purdemy, dan karya-karya bidang astrologi yang
diterjemahkan oleh satu tim sarjana.7

Perkembangan ilmu selanjutnya berada pada masa


pemerintahan al-Ma’mun (813-833). Ia adalah seorang pengikut
Mu’tazilah dan seorang rasionalis yang berusaha memaksakan
pandangannya kepada rakyat melalui mekanisme Negara. Walaupun
begitu, ia telah berjasa besar dalam mengembangkan ilu didunia Islam
dengan membangun Bait al-Hikmah, yang terdiri dari sebuah
perpustakaan, sebuah departemen penerjemahan. Orang terpenting di
Bait al-Hikmah adalah Hunain, seorang murid Masawayh, yang telah
berjasa menerjemahkan buku-buku Plato, Aristoteles, Galenus,
Appolonuis, dan Archimedes. Selanjutnya pada pertengahan abad 10
muncul dua penerjemah terkemukah yaitu Yahya Ibn A’di (w. 974),
dan Abu Ali Isa Ishaq Ibn Zera (w. 1008). Yahya banyak memperbaiki
terjemahan dan menulis komentar mengenai Aristoteles seperti
Categories, Sophist, Poetics, Metaphysics, dan karya Plato seperti
Timaesus dan Laws. Yahya juga dikenal sebagai ahli logika dan
menerjemahkan The Prolegomena of Ammonius dan sebuah kata
pengantar untuk Isagoge-nya Pophyrius.8

5
Majid fakhry, a history of islami philosophy, new york Columbia University Press 1970 hlm 45 dalam ibid
6
Syeed ameer ali, the spirit of islam : history of the evolution and ideals of islam, London : Kristphers, 1955, hlm
370 dalam ibid
7
C.A. Qadir, filsafat, hlm. 37-38 dalam ibid
8
C.A. Qadir, filsafat, hlm. 39-40 dalam ibid
11 | F I L S A F A T I L M U
Selain tokoh diatas, kita juga mengenal Al-Kindi, seorang
ilmuan yang sering disebut saintis ketimbang filosof, yang berminat
besar dalam bidang matematika dan fisika. Ia bahkan pernah
berpendapat bahwa seorang mungkin dapat menjadi filosof sebelum
mempelajari filsafat. Tokoh lainnya adalah al-Farabi yang mengadakan
penelitian dalam bidang geometrid an mekanika, dan ia juga seorang
musikus Muslm yang terbesar. Salah satu karyanya dalam bidang
musik adalah kitab al-Musiqi al-Kabir. Kemudian kita mengenal Ibn
Bajah, Ibn Tafail, dan Ibn Rushd, yang hidup di Andalusia dan bergelut
secara intensif dalam bidang kedokteran. Ibn Rushd, misalnya,
mengarang al-Kulliyat yang diterjemahkan dalam bahasa Latin pada
pertengahn abad ke-13 M. Selanjutnya ada Muhammad Ibd Zakaria Al-
Razi, dokter terbesar dalam Islam, bahkan diseluruh masa Abad
Pertengahan. Ia terkenal karena orisinalitasnya dan pandangannya yang
jernih dan kemampuannya menemukan jenis-jenis penyakit yang belum
dikenal sebelumnya. Kitabnya yang berjudul al-Hawai adalah kitab
yang paling terkemuka diantara karya-karya kedokteran Arab yang
diambil manfaatnya oleh orang-orang Latin.9

Selain adanya perkembangan ilmu yang dapat dikategorikan


kedalam bidan eksata, matematika, fisika, kimia, geometri dan lain
sebagainya, sejarah juga mencatat sejarah ilmu-ilmu keislaman, baik
dalam bidang tafsir, hadis, fiqi, ushul fiqih, dan disiplin ilmu keislaman
yang lain. Perkembangan ilmu tfsir dan ‘ulum al-qur’an belum
menemukan bentuknya yang kongkret sampai dengan abad ke-3 H.

Selain dalam bidang Al-qur’an dan Hadis, ilmu fiqih dan ushul
fiqih telah mengalami perjalanan panjang hingga terbentuk seperti
sekarang ini. Fiqih menjadi sebah disiplin ilmu dengan mengalami
beberapa tahapan.

9
Ibrahim matkoer, filsafat hal 120-121 dalam ibid
12 | F I L S A F A T I L M U
4. Masa Keruntuhan Tradisi Keilmuan Dalam Islam

Abad ke-18 dalam sejarah Islam adalah abad yang paling


menyedihkan bagi umat Islam dan memperoleh catatan buruk bagi
peradaban Islam secara universal. Seperti yang diungkapkan oleh
Lothrop Stoddard, bahwa menjelang abad ke-18, dunia Islam telah
merosot ketingkat yang terendah. Islam tampaknya sudah mat, dan
yang tertinggal hanyalah cangkangnya yang kering kerontang berupa
ritual tanpa jiwa dan takhayul yang merendahkan martabat umatnya. Ia
menyatakan seandainya Muhammad bisa kembali hidup, dia pasti akan
mengutuk para pengikutnya sebagai kaum murtad dan musyrik.10

C. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans dan Modern

1. Masa Renaisans (Abad ke-15-16)

Renainsans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan


perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang
menyaksikan dilancarkanya gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi
gereja Katolik Roma, bersamaan dengan berkembangnya Humanisme. Zaman
ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang
diwujudkan dalam diri jenius serba bias, Leonardo da Vinci. Penemuan
percetakan (kira-kira 1440 M) dan ditemukannya benua baru (1492 M) oleh
Colombus memberikan dorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu.
Kelahiran kembali satra di Inggris, Prancis, dan Spanyol diwakili Shakespeare,
Spencer, Rabelains, dan Ronsand. Pada masa itu seni musik juga mengalami
perkembangan. Adanya penemuan para ahli perbintangan seperti Cobernicus
dan Galelio menjadi dasar bagi munculnya astronomi modern yang merupakan
titik balik dalam pemikiran ilmu dan filsafat.11

Tidaklah mudah untuk membuat garis batas yang tegas antara zaman
renainsans denganzaman modern. Sementara orang mengangap bahwa zaman
modern hanyalah perluasan renainsans. Akan tetapi, pemikiran ilmiah
membawah manusia lebih maju kedepan dengan kecepatan yang besar, berkat
kemampuan-kemampuan yang dihasilkan oleh masa-masa sebelumnya.
10
C.A. qadir, hlm 130, dalam ibid.
11
Hasan sadili, nsiklopedi Indonesia, Jakarta: iqtiar baru fanhoeve, 1984, hlm 2880, dalam ibid.
13 | F I L S A F A T I L M U
Manusia maju dengan langkah raksasa dari zaman uap ke zaman listrik,
kemudian ke zaman atom, electron, radio, televise, roket, dan zaman ruang
angkasa.

Pada zaman renainsans ini manusia Barat mulai berpikir secara baru,
dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja
yang selama ini telah membelenggu kebebasan dalam mengemukakan
kebenaran filsafat dan ilmu. Pemikir yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini
antara lain: Nicholas Copernicus (1473-1543) dan Francis Bacon (1561-1626).

Teori Copernicus melahirkan revolusi pemikiran tentang alam semesta,


terutama astronomi. Bacon adalah pemikiran yang seolah-olah meloncat keluar
dari zamannya dengan melihat perintis filsafat ilmu. Ungkapan Bacon yang
terkenal adalah Knowladge is Power (Pengetahuan adalah Kekuasaan). Ada 3
contoh yang dapat membuktikan pernyataan ini, yaitu:

1) Mesin menghasilkan kemenangan dan perang modern


2) Kompas memungkinkan manusia mengarungi lautan
3) Percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu12

2. Zaman modern

ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.


Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah
dirintis sejak Zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal
sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti.
Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat .

D. Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer

Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para filsuf, maka bidang fisika
menempati kedudukan yang paling tinggi.Menurut Root fisika dipandang sebagai ilmu
pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamentalis yang
membentuk alam semesta.

12
Rizal mustanser, filsafat ilmu, hlm 71, dalam ibid
14 | F I L S A F A T I L M U
Fisikawan termashur abad ke-20 adalah Albert Einstein.Ia mengatakan bahwa
alam itu tak terhingga dan tak terbatas, tetapi juga statis dari waktu ke waktu. Einsten
percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta ini bersifat kekal, atau
dengan kata lain tidak mengakui adanya pencipta alam. Namun pada tahun 1929
seorang fisikawan lain Hubble yang mempergunakan teropong terbesar di dunia
melihat galaksi-galaksi disekeliling kita dengan kelajuan yang sebanding dengan
jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam semesta ini tidak statis,
melainkan dinamis, sehingga meruntuhkan pendapat Einsten tentang teori kekekalan
materi dan alam semesta yang statis.Dan jagad raya ternyata berekspansi.

Disamping teori tentang fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman
kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih.Teknologi
komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat
pesat.Mulai dari penemuan computer, berbagai satelit komunikasi, internet dan lain
sebagainya.Mobilitas manusia yang sangat tinggi saat ini merupakan pengaruh
teknologi komunikasi dan informasi.

Dalam pertengahan abad ini, dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian ilmu
perilaku (behavioral science) yang menggabungkan ilmu psikologi dengan berbagai
cabang ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi untuk menelaah tingkah laku
manusia. Contoh lain ilmu antar disiplin ialah Anatomi Sosial Manusiawi (Human
Social anatomy) yang memadukan anatomi,ilmu fosil, antropologi Ragawi, dan
Epotologi studi tentang pola perilaku organisme.

Bidang ilmu lainnya juga mengalami perkembangan yang pesat sehingg terjadi
spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer cenderung
mengetahui hal yang sedikit tapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam
dalam spesialis dan sub-spesialis atau super-spesialis, demikian juga bidang-bidang
lain. Di samping cenderung ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis
antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga dihasilkannya bidang ilmu baru,
seperti: Bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan teknologi kloning.

BAB III
15 | F I L S A F A T I L M U
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang Abad modern ,maka dapat di simpulkan bahwa :

1. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah


peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia
dari mitosentris menjadi logosentris.Pola pikir mitrosentris adalah pola pikir
masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena
alam, seperti gempa bumi dan pelangi.

2. Sejak awal kelahirannya, islam sudah memberikan penghargaan yang begitu


besar kepada ilmu. Sebagaimana sudah diketahui, Nabi Muhammad
SAW.Ketika diutus oleh Allah sebagai rasul, mengubah masyarakat Arab
jahiliya menjadi masyarakat yang berilmu dan beradab.

3. Renainsans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan


perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Dan zaman
modern merupakan zaman ilmu yang sudah sangat berkembang pesat.

4. zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun terakhir yang
kita jalani hingga saat ini sekarang.

B. SARAN

Dengan ucapan Alhamdulillah, Demikian makalah,” Sejarah Perkembangan


Ilmu Pengetahuan” Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Banyak kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya
para pembaca sekalian mau memberikaan masukan kritik dan saran guna perbaikan
dimasa yang akan datang.

16 | F I L S A F A T I L M U
DAFTAR PUSTAKA

1. Amsal Bahtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)


2. https://2017/01/makalah-filsafat-ilmu-tentang-sejarah.html
3. Ahmad Tafsir, filsafat umum, (bandung: Remaja Rosda Karya, 1992)
4. K. bartens, Sejrah Filsafat Yunani, (Yogyakarta: Kanisius,1981)

17 | F I L S A F A T I L M U

Anda mungkin juga menyukai