( SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN )
Di ajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Filsafat Ilmu
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Filsafat Ilmu di Jurusan PGMI A Semester III.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Saya menyadari bahwa dalam penuliasan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu Saya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga makalah ini dapat bernmanfaat bagi pembaca.
Penulis
2|FILSAFAT ILMU
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan ilmu pada zaman Yunani................................................................
B. Perkembangan ilmu zaman Islam…................................................................
C. Kemajuan ilmu zaman Renaisans dan Modern...............................................
D. Kemajuan ilmu zaman Kontemporer..............................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................
3|FILSAFAT ILMU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya,
seperti bulan, bintang, dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu penjelasan yang bisa di
manfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari zaman
pra sejarah hingga awal abad ke 20.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan lainnya juga mengunakan tentang
peranan dunia islam di dalamnya. Sekitar abad ke 7 M. Pada zaman Bani Ummayyah,
orang islam menemukan cara pengamatan astronomi kemudia pada tahun 825 M. M
Al-Khawarizmi telah menyususn buku aljabar yang menjadi buku standar beberapa
abad lamanya di Eropa. Dari uraian tersebut, ternyata perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknolgi tidaklah muncul dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita
sebagai manusia yang selalu lapar akan pengetahuan harus mengetahui secara detail
sejarah perkembangan ilmu dari waktu ke waktu.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana landasan ilmu pada zaman Yunani ?
2. Bagaimana perkembangan ilmu dalam Islam?
3. Bagaimana kemajuan ilmu zaman renaisan dan modern ?
4. Kemajuan ilmu pada zaman kontemporer ?
C. Tujuan
1. Menegtahui landasan ilmu pada zaman Yunani.
2. Mengetahui perkembangan ilmu dalam Islam.
3. Mengetahui kemajuan ilmu zaman renaisan dan modern.
4. Mengetahui ilmu pada zaman kontemporer
4|FILSAFAT ILMU
BAB II
PEMBAHASAN
Filosof alam yang cukup berpengaruh adalah Parmenides (515-440 SM), yang
lebih muda umurnya dari pada Heraklitos. Pandangannya bertolak belakang dengan
Heraklitos. MENURUT Heraklitos, realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain
daripada gerak dan perubahan, sedangkan menurut Parmenides, gerak dan perubahan
tidak mungkin terjadi . menurutnya realitas merupakan keseluruhan yang bersatu,
tidak bergerak dan tidak berubah. Dia menegaskan bahwa yang ada itu ada.
Setelah berakhirnya para filosof alam, maka muncul masa transisi, yakni
penelitian terhadap alam tidak menjadi focus utama, tetapi sudah mulai menjurus pada
penyelidikan pada manusia. Filosof alam ternyata tidak dapat memberikan jawaban
yang memuaskan, sehingga timbullah kaum “Sofis”. Kaum Sofis ini memulai kajian
tentang manusia dan menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Tokoh
utamanya adalah Protagoras (481-411 SM) Ia menyatakan bahwa “manusia” adalah
2
K. bartens, sejrah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius,1981, hlm 29 dalam Ibid
6|FILSAFAT ILMU
ukuran kebenaran. Pernyataan ini merupakan cikal bakal humanisme. Pertanyaan yang
muncul adalah apakah yang dimaksudnya itu manusia individu atau manusia pada
umumnya. Memang dua hal itu menimbulkan konsekuensi yang sungguh berbeda.
Namun tidak ad jawaban yang pasti, mana yang dimaksud oleh Protagoras. Yang jelas
ia menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat subyektif dan relative. Akibatnya, tidak
akan ada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. Bahkan teori
matematika tidak dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolut.
Tokoh lain dari kaum Sofis adalah Gorgias (483-375 SM), ia datang ke Athena
pada tahun 427 SM dari Leontini. Menurutnya ada tiga proposisi : pertama, tidak ada
yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Pemikiran lebih baik tidak
menyatakan apa-apa tentang realitas. Kedua, bila sesuatu itu ada ia tidak akan dapat
diketahui. Ini di sebabkn oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu
sumber ilusi. Akal, tidak juga mampu meyakinkan kita bahwa semesta alam ini karena
akal kita telah diperdaya oleh dilemma subjektivitas. Dan ketiga, sekalipun realitas itu
dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beri tahukan kepada orang lain. Sikap
skeptic Georgias ini dianggap oleh sebagian filosof sebagai pandangan nihilism, yakni
kebenaran itu tidak ada. Jadi dia lebih ekstrim dibandingkan Protagoras.
Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM).
Ia murid Plato, Seorang filsof yang berhasil menemukan pemecahan persoalan-
7|FILSAFAT ILMU
persoalan besar filsafat yang dipersatukannya dalam satu sistem: logika, matematika,
fisika, dan metafisika.
Dalam bidang fisika, Ariestoteles membagi gerak pada dua macam, yaitu gerak
aksidental dan gerak substansial. Aristotles yang pertama kali membagi filsafat
pada hal yang teoretis dan praktis. Yang teroretis mencakup logika, metafisika, dan
fisika, sedangkan yang praktis mencakup etika, ekonomi, dan politik.
Filsafat Yunani yang rasional itu boleh dikatakan berakhir setelah Aristoteles
menuangkan pemikirannya. Akan tetapi sifat rasional itu masi digunakan selama
berabad-abad sesudahnya sampai sebelum filsafat benar-benar memasuki dan
tenggelam dalam abad pertengahan. Namun jelas, setelah perioe ketiga filosof besar
itu mutu filsafat semakin merosot. Kemunduran filsafat itu sejalan dengan
kemunduran politik ketika itu, yaitu sejalan dengan terpecahnya kerajaan Macedonia
menjadi pecahan-pecahan kecil setelah wafatnya Alexander The Great.tepatnya pada
ujung zaman Helenisme, yaitu pada ujung sebelum Masehi menjelang Neo
Platonisme, filsafat benar-benar mengalami kemunduran.
Selain ayat-ayat tersebut diatas, ada juga hadis Rasulullah yang menekankan
wajibnya mencari ilmu, bahkan begitu pentingnya kalau perlu “carilah ilmu sampai ke
negeri Cina”. Dengan demikian Al-qur’an dan Hadis kemudian dijadikan sebagai
sumber ilmu yang dikembangkan oleh umat Islam dalam sepektrum yang seluas-
3
Al Alaq : 96 ayat 1
4
M. Quraissihab, wawasan Al Qur’an: Tafsir Maudhu’I atas berbagai persoalan umat, Bandung Mizan, 2001 cet
12 hlm 433 dalam ibid
8|FILSAFAT ILMU
luasnya. sejarah perkembangan ilmu dalam Islam dalam beberapa zaman, seperti
uraian berikut ini.
9|FILSAFAT ILMU
Satu hal yang patut dicatat dalam kaitannya dengan
perkembangan ilmu dalam Islam adalah peristiwa Fitnah al-Kubra,
yang ternyata tidak hanya membawa konsekuensi-logis dari segi politis
an sich-seperti yang dipahami selama ini-tapi ternyata juga membawah
perubahan besar bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu didunia
Islam. Pasca terjadinya Fitnah al-Kubra, muncul berbagai golongan
yang memiliki aliran teologis tersendiri yang pada dasarnya
berkembang pada alasan-alasan politis. Pada saat itu muncul aliran
Syi’ah yang membela Ali, aliran Khawariji, dan kelompok Muawiyah.
10 | F I L S A F A T I L M U
naskah-naskah Yunani mengenai filsafat dan ilmu, dengan memberikan
imbalan yang besar kepada para ahli bahasa (penerjemah). Pada masa
Harun Al-Rasyid (786-809) peroses penerjemahan itu juga masi terus
berlangsung. Harun memerintahkan Yuhanna (Yahya) Ibn Masawayh
(w. 857), seorang dokter istana, untuk menerjemahkan buku-buku kuno
mengenai kedokteran. Dimasa itu juga diterjemahkan karya-karya
dalam bidang astronomi, seperti Siddhamta; sebuah risalah India yang
diterjemahkan oleh Muhammad Ibnu Ibrahim al-Fazari (w. 806).5 Pada
masa selanjutnya oleh al-Khawarizmi Siddhanta ini dibuat versi baru
terjemahannya dan diberikan komentar-komentar.6 Selain itu juga ada
Quadripartitus karya Purdemy, dan karya-karya bidang astrologi yang
diterjemahkan oleh satu tim sarjana.7
5
Majid fakhry, a history of islami philosophy, new york Columbia University Press 1970 hlm 45 dalam ibid
6
Syeed ameer ali, the spirit of islam : history of the evolution and ideals of islam, London : Kristphers, 1955, hlm
370 dalam ibid
7
C.A. Qadir, filsafat, hlm. 37-38 dalam ibid
8
C.A. Qadir, filsafat, hlm. 39-40 dalam ibid
11 | F I L S A F A T I L M U
Selain tokoh diatas, kita juga mengenal Al-Kindi, seorang
ilmuan yang sering disebut saintis ketimbang filosof, yang berminat
besar dalam bidang matematika dan fisika. Ia bahkan pernah
berpendapat bahwa seorang mungkin dapat menjadi filosof sebelum
mempelajari filsafat. Tokoh lainnya adalah al-Farabi yang mengadakan
penelitian dalam bidang geometrid an mekanika, dan ia juga seorang
musikus Muslm yang terbesar. Salah satu karyanya dalam bidang
musik adalah kitab al-Musiqi al-Kabir. Kemudian kita mengenal Ibn
Bajah, Ibn Tafail, dan Ibn Rushd, yang hidup di Andalusia dan bergelut
secara intensif dalam bidang kedokteran. Ibn Rushd, misalnya,
mengarang al-Kulliyat yang diterjemahkan dalam bahasa Latin pada
pertengahn abad ke-13 M. Selanjutnya ada Muhammad Ibd Zakaria Al-
Razi, dokter terbesar dalam Islam, bahkan diseluruh masa Abad
Pertengahan. Ia terkenal karena orisinalitasnya dan pandangannya yang
jernih dan kemampuannya menemukan jenis-jenis penyakit yang belum
dikenal sebelumnya. Kitabnya yang berjudul al-Hawai adalah kitab
yang paling terkemuka diantara karya-karya kedokteran Arab yang
diambil manfaatnya oleh orang-orang Latin.9
Selain dalam bidang Al-qur’an dan Hadis, ilmu fiqih dan ushul
fiqih telah mengalami perjalanan panjang hingga terbentuk seperti
sekarang ini. Fiqih menjadi sebah disiplin ilmu dengan mengalami
beberapa tahapan.
9
Ibrahim matkoer, filsafat hal 120-121 dalam ibid
12 | F I L S A F A T I L M U
4. Masa Keruntuhan Tradisi Keilmuan Dalam Islam
Tidaklah mudah untuk membuat garis batas yang tegas antara zaman
renainsans denganzaman modern. Sementara orang mengangap bahwa zaman
modern hanyalah perluasan renainsans. Akan tetapi, pemikiran ilmiah
membawah manusia lebih maju kedepan dengan kecepatan yang besar, berkat
kemampuan-kemampuan yang dihasilkan oleh masa-masa sebelumnya.
10
C.A. qadir, hlm 130, dalam ibid.
11
Hasan sadili, nsiklopedi Indonesia, Jakarta: iqtiar baru fanhoeve, 1984, hlm 2880, dalam ibid.
13 | F I L S A F A T I L M U
Manusia maju dengan langkah raksasa dari zaman uap ke zaman listrik,
kemudian ke zaman atom, electron, radio, televise, roket, dan zaman ruang
angkasa.
Pada zaman renainsans ini manusia Barat mulai berpikir secara baru,
dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja
yang selama ini telah membelenggu kebebasan dalam mengemukakan
kebenaran filsafat dan ilmu. Pemikir yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini
antara lain: Nicholas Copernicus (1473-1543) dan Francis Bacon (1561-1626).
2. Zaman modern
Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para filsuf, maka bidang fisika
menempati kedudukan yang paling tinggi.Menurut Root fisika dipandang sebagai ilmu
pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamentalis yang
membentuk alam semesta.
12
Rizal mustanser, filsafat ilmu, hlm 71, dalam ibid
14 | F I L S A F A T I L M U
Fisikawan termashur abad ke-20 adalah Albert Einstein.Ia mengatakan bahwa
alam itu tak terhingga dan tak terbatas, tetapi juga statis dari waktu ke waktu. Einsten
percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta ini bersifat kekal, atau
dengan kata lain tidak mengakui adanya pencipta alam. Namun pada tahun 1929
seorang fisikawan lain Hubble yang mempergunakan teropong terbesar di dunia
melihat galaksi-galaksi disekeliling kita dengan kelajuan yang sebanding dengan
jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam semesta ini tidak statis,
melainkan dinamis, sehingga meruntuhkan pendapat Einsten tentang teori kekekalan
materi dan alam semesta yang statis.Dan jagad raya ternyata berekspansi.
Disamping teori tentang fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman
kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih.Teknologi
komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat
pesat.Mulai dari penemuan computer, berbagai satelit komunikasi, internet dan lain
sebagainya.Mobilitas manusia yang sangat tinggi saat ini merupakan pengaruh
teknologi komunikasi dan informasi.
Dalam pertengahan abad ini, dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian ilmu
perilaku (behavioral science) yang menggabungkan ilmu psikologi dengan berbagai
cabang ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi untuk menelaah tingkah laku
manusia. Contoh lain ilmu antar disiplin ialah Anatomi Sosial Manusiawi (Human
Social anatomy) yang memadukan anatomi,ilmu fosil, antropologi Ragawi, dan
Epotologi studi tentang pola perilaku organisme.
Bidang ilmu lainnya juga mengalami perkembangan yang pesat sehingg terjadi
spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer cenderung
mengetahui hal yang sedikit tapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam
dalam spesialis dan sub-spesialis atau super-spesialis, demikian juga bidang-bidang
lain. Di samping cenderung ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis
antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga dihasilkannya bidang ilmu baru,
seperti: Bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan teknologi kloning.
BAB III
15 | F I L S A F A T I L M U
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Abad modern ,maka dapat di simpulkan bahwa :
4. zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun terakhir yang
kita jalani hingga saat ini sekarang.
B. SARAN
16 | F I L S A F A T I L M U
DAFTAR PUSTAKA
17 | F I L S A F A T I L M U