Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FILSAFAT KLASIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat


Dosen Pengampu Dr. Nur Syarifuddin, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Khairul Ummah
Faizatul Umamah
Muhammad Akmalul Wildan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HASAN JUFRI BAWEAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta
sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan
agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan
ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Pengantar Filsafat pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam STAI HASAN JUFRI BAWEAN dengan ini
penulis mengangkat judul “Filsafat Klasik”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr wb

Penulis,

KELOMPOK 4
OJBCB JBGBV
GFBGFC
FCBGFCV
FGCHBGF
FCHBC

2
DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Karakteristik Filsafat Yunani Klasik 2
B. Tokoh-tokoh filsuf Barat era Klasik 3
C. Ajaran-Ajaran Socrates 6
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Filsafat Yunani klasik merupakan awal dari permulaan pemikiran filsafat atau
pembahasan masalah filsafat secara spekulatif rasional, dan tidak irrasional
dogmatis.Filsafat Yunani klasik juga merupakan ilustrasi pemikiran dan
pembahasan masalah filsafat secara sistematis dan lengkap dan juga berlaku
samapai sekarang.
Sejarah fisafat dipelajari dengan tujuan agar diperoleh apa yang menjadi masalah
pokok filsafat dan sejarah perkembangan pemikiran filsafat. Mempelajari sejarah
filsafat juga menyadarkan kita bahwa ajaran yang baik belum tentu diterapkan
dengan baik oleh sebab itu waktu dan tempat belum cukup masak memberikan
dan berlaku sampai sekarang.
Sejarah filsafat menyadarkan kita bahwa setiap teori ada kelemahannya dan ada
kebaikannya, karena itu menuntut adanya kerja sama antara sesama pengusaha
filsafat, saling memberi dan menerima (take and give), dalam rangka kepentingan
bersama, demi kesejahteraan hidup manusia.

Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik filsafat yunani klasik?
Siapa tokoh-tokoh filsuf barat era klasik ?
Bagaimana ajaran para ahli sokrates?

Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui karakteristik filsafat yunani klasik
Untuk mengetahui tokoh-tokoh filsuf barat era klasik
Untuk mengetahui ajaran sokrates

4
BAB II
PEMBAHASAN

Karakteristik Filsafat Yunani Klasik


Keberadaan filsafat Yunani pada masa kelahirannya (abad ke 600-300 SM),
menggambarkan adanya pengaruh yang kuat antara mythos dan logos. Mitologi
merupakan suatu factor yang mendahului filsafat dan mempersiapkan ke arah
timbulnya pemikiran filosofis. Mitologi Yunani mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan tentang alam semesta, tetapi jawaban-jawaban yang diberikan justru
dalam bentuk mitos yang tidak bisa diterima oleh akal sehat.
Adapun latar belakang penentuan dijatuhkan pada Filsafat Yunani Klasik,
adalahsebagai berikut:
1.Bahwa filsafat Yunani Klasik merupakan awal dari permulaan pemikiran filsafat
atau pembahasan masalah filsafat secara spekluatif rasional, dan tidak irrasional
dogmatis.
2.Bahwa Filsafat Yunani klasik merupakan contoh ilustrasi pemikiran dan
pembahasan maslah filsafat secara sitematis dan lengkap dan berlaku sampai
sekarang.
3.Bahwa sesuai dengan butir pada dasarnya pemikir-pemikir filsafat saat ini
merupakan komentator filsafat Yunani klasik dan menyesuaian dasar-dasar
pemikiran tokoh Klasik dengan tuntutan zaman da perkembangan kebudayaan.
4.Bahwa Filsafat Yunani Klasik dan para tokohnya merupakan bukti yang jelas,
bahwa apabila kebebasan pemikiran manusia dijamin akan menghasilkan sesuatu,
termasuk ajaran filsafat, yang benar, baik dan bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia yang manusiawi.
5.Bahwa filsafat Yunani Klasik yang agung itu menyadarkan kita yang lama tidak
selamanya itu salah dan jelek, bahkan menuntut kita untuk lebih cermat dan giat
menciptakan sesuatu lebih dari yang dilakukan mereka.
6.Bahwa berpikir dan pemikiran filsafat tidak berada dalam kekosongan sosial,
artinya berpikiran dan pikiran filsafat kita diilhami, bersumber dan bermodalkan
informasi-informasi hasil pemikiran para ahli filsafat sebelum kita.

5
Butir (6) diatas dapat diartikan pula bahwa mustahil pemikiran filsafat timbul dan
berkembang di dalam tata susunan sosiokultural yang tidak mendukung ke arah
itu. Maka dari itu, pengajuan beberapa pendapat tentang dasar-dasar sosiokultural
masyarakat, bangsa atau negara Yunani mungkin akan diperoleh manfaat
daripadanya.

Tokoh-tokoh filsuf Barat era Klasik


Adapun filsuf-filsuf yang hidup sebelum masa Sokrates adalah:

Thales (625-545 SM)


Dalam sejarah filsafat Thales dijuluki sebagai filsuf Yunani pertama. Dia dalah
satu dari tujuh orang bijak di zamannya (bersama Bias dari Priene, Pittakos dari
Mytilene, Soloon dari Athena, Kleouboulous dari Lindos, Khilon dari Sparta, dan
Priandros dari Korinthos). Thales dalah filsuf dan ilmuwan praktis.
Sebagai filsuf Thales dan Miletus berusaha menjawab pertanyaan: apa sala usul
segala sesuatu? Menurut Thales, bahan dasar dari segala sesuatu adalah air. Itu
merupakan kesimpulan setelah ia mengamati dominasi peran air di alam dan
kehidupan manusia. Seperti dikatakan Aristoteles, Thales dari hari ke hari
mengamati bahwa kabut member kehidupan bagi segala sesuatuahkan panas itu
sendiri berasal dari kelembaban.
Dia juga mengamati bahwa segala macam benih mempunyai kodrat kelembaban,
dan air merupakan asal dari hakekat benda-benda yang lembab. Thales mungkin
juga dipengaruhi oleh teologi-teologi kuno, di mana air merupakan obyek
komando di kalangan dewa-dewi.

Anaximandros (611-545 SM)


Anaximander juga seorang ilmuwan. Konon, menurut Theophrastus, dia membuat
sebuah peta, yang mungkin digunakan oleh para pelaut Milesia ke laut hitam.
Menurut Theophrastus, Anaximander adalah rekan sejawat Thales, dan
nampaknya lebih muda. Di samping kegiatan ilmiahnya, dia juga mencari

6
jawaban atas pertanyaan sama yang menggugah Thales. Tapi menurut dia, prinsip
pertama dan utama itu tidak mungkin air seperti yang dikatakan Thales.
Kalau perubahan, kelahiran dan kematian, pertumbuhan dan kehancuran
disebabkan oleh konflik, maka tak dapat dijelaskan mengapa ada benda-benda lain
yang tidak dapat melebur menjadi air. Maka menurut dia, prinsip pertama dari
segala benda adalah to apeiron (yang berarti substansi yang tak terbatas). To
apeiron itu kekal dan tak dimakan usia, itulah yang merangkum seluruh jagad.
Anaximander mengajarkan bahwa bumi bukan berbentuk piringan (disc) tapi
silinder pendek. Kehidupan berasal dari laut, dan melalui adaptasi dengan
lingkunagn bentuk-bentk hewan yang sekarang berevolusi.
Tentang asal usul manusia Anaximander mengatakan bahwa pada mulanya
manusia dilahirkan dari hewan-hewan spesies lain. Hewan-hewan lain, katanya,
cepat menemukan makanan bagi diri mereka sendiri, tapi manusia sendiri
membutuhkan waktu yang panjang untuk menjadi dewasa. Tapi dia tak dapat
menjelaskan bagaimana manusia bias hidup dalam tahap transisi. Jadi, doktrin
Anaximander merupakan suatu langkah maju dibandingkan Thales. Dia tidak
menunjuk unsure tertentu, tapi konsep to apeiron, yakni substansi tak terbatas.

Anaximenes (588-524 SM)


Menurut Anaximenes, prinsip dasar segala sesuatu adalah udara. Kesimpulan ini
mungkin sekali didasarkan pada fakta bahwa manusia hanya bisa hidup kalau
bernafas. Jadi, udara adalah prinsip kehidupan. “Sebagaimana halnya dengan jiwa
kita, yakni udara, mempersatukan kita, demikian juga nafas dan udara merangkul
seluruh dunia,” kata Anaximenes. Jadi udara dalah prinsip dasar (urstoff) dari
dunia.
Udara tak dapat dibagi, tapi dapat kelihatan dalam proses kondensasi dan
perengangan. Ketika udara menjadi renggang (rarefaction), ia menjadi lebih
panas, dan denderung terbakar menjadi api. Sebaliknya, kalau terjadi kondensasi,
ia menjadi lebih dingin dan menjadi keras. Maka udara berada di antara cincin
nyala dan kedinginan, dengan massa kelembaban di dalamnya.

7
Pythagoras (580-500 SM)
Tentang Pythagoras tidak banyak diketahui. Yang pasti adalah bahwa Pythagoras
mendirikan sebuah tarekat keagamaan di Kroton, Italia selatan, pada paruh kedua
abad 6 SM. Pythagoras sendiri dilahirkan di Samos, masih daerah Ionia.
Iamblicus, salah satu sumber untuk mengetahui Pythagoras, menyebut Pythagoras
antara lain sebagai “pemimpin dan bapak filsafat Ilahi”. Tapi kisah kehidupan
Pythagoras seperti yang ditulis Iamblicus, porphyries, dan Diogenes Laertius
dinilai sebagai roman dan bukan catata sejarah.
Ajaran tentang bilangan merupaka ajaran Pythagoras yang penting. Tapi, di pihak
lain filsafat methematico-metafisik ini sngat sulit dipahami. Yang penting,
Pythagoras dan para pengikutnya sangat terobsesi dengan matematika. Sampai-
sampai dikatakan bahwa Tuhan itu seorang ahli matematika.
Menurut Pythagoras, prinsip dari segala-galanya adalah matematika. Semua benda
dapat dihitung dengan angka, dan kita dapat mengekspresikan banyak hal dengan
angka-angka. Mereka terpesona oleh kenyataan bahwa interval-interval music
antara dua not pada lyra dapat dinyatakan secara numerik. Seperti halnya harmoni
musik bergantung pada angka, maka harmoni jagad raya juga bergantung pada
angka. Bahkan menurut Pythagoras, benda-benda adalah angka-angka (things are
numbers).
Menurut Pythagoreanisme, pusat jagad raya adalah api (Hestia). Di sekeliling api
itu beredar kontra bumi (antikhton), bumi, bulan, matahari dan planet lainnya dan
akhirnya langit dengan bintang-bintang tetap. Pythagoreanisme berpandangan
bahwa seluruh langit merupakan suatu tangga nada musik serta bilangan. Ketika
mengelilingi api sentral tiap benda langit mengeluarkan bunyi yang sesuai dengan
tangga nada. Telinga kita sudah terbiasa dengan musik itu, sehinga kita tak
mendengarnya lagi. Dikisahkan bahwa Pythagoras sendiri telah mendengar music
jagad raya itu. Filosof-filosof lain yang hidup sebelum masa Sokrates, di
antaranya:
Xenophanes (570-480 SM)
Heracleitos
Parmenides dan Melissus

8
Zeno
Empedocles
Leocippus
Para filsuf Atomisme

Ajaran-Ajaran Socrates
Adapun ajaran-ajaran Socrates adalah sebagai berikut:
Socrates mengajarkan tentang definisi atau hal-hal yang umum (universals) yng
bersifat tetap. Menurut Socrates konsep universal tetap sama. Hanya hal-hal
partikular dapat beragam, tapi defenisi tetap sama.
Socrates mengajarkan tentang argumen-argumen induktif. Argumen induktif yang
dikembangkan Socrates bukan diperoleh melalui logika, melainkan melalui
wawancara atau dialektik. Untuk membuat definisi tentang sesuatu, Socrates
bertanya pada orang lain, sementara ia sendiri memperlihatkan ketaktahuan.
Dialektik Socrates dimulai dari defenisi-definisi kurang lengkap sampai akhrnya
mencapai definisi yang lebih lengkap.
Tujuan dialektik bukan untuk mempermalukan orang, tapi untuk memperoleh
kebenaran. Kebenaran itu bukan sekedar spekulasi murni, melainkan dalam
kehidupan yang baik. Menurut Socrates, agar bertindak dengan benar, orang harus
tahu apakah kehidupan yang baik itu. Socrates percaya akan jiwa yang hanya
dapat dipelihara semestinya lewat pengetahuan, yakni kebijaksanaan yang benar.
Pengetahuan yang jelas akan kebenaran sangat penting bagi kehidupan yang
benar. Untuk ini adalah tugasnya untuk membidani lahirnya ide-ide yang benar
dalam bentuk definisi yang jelas. Metode ini dinamakan mayetika.
Socrates menaruh perhatian besar pada etika. Dia menganggap misi yang
ditetapkan dewa padanya adalah menyadarkan orang-orang agar memelihara harta
paling agung yakni jiwa lewat upaya memperoleh kebijaksanaan dan kabajikan.
Kehidupan politikpun tak dapat dilepaskan dari etika.
Etika Socrates memilki ciri pengetahuan dan kebajikan. Menurut dia, pengetahuan
dan kebajikan adalah satu, dalam arti bahwa seorang bijaksana, yakni orang yang
tahu apa yang baik, juga akan melakukan apa yang benar.

9
Socrates mengajarkan bahwa hanya ada satu kebajikan, yakni pengetahuan akan
apa yang betul-betuk baik bagi manusia, apa yang betul-betul dapat menghasilkan
kesehatan dan harmoni jiwa.
Dalam ajaran tentang agama, Socrates mengakui adanya allah-allah, pengetahuan
akan allah-allah tidak terbatas. Terkadang Socrates memang percaya akan adanya
Allah yang tunggal, tapi nampaknya Socrates tidak memberi perhatian besar
untuk masalah monoteisme dan polyteisme. Menurut Socrates sebagaimana tubuh
manusia berasal dari bahan-bahan yang dikumpulkan dari dunia materi, akal
budinya juga merupakan bagian dari akal budi universal.
Pada tahun 400 atau 399 Socrates diadili oleh para pemimpin demokrasi baru.
Tuduhan yang dibacakan di depan pengadilan raja Archon adalah bahwa:
Socrates tidak menyembah allah-allah yang disembah negara, tapi
memperkenalkan praktik-praktik agama yang baru, dan
Socrates merusak kaum muda. Atas kesalahan-kesalahan tersebut Socrates
dituntut hukuman mati.
Adapun para pengikut Socrates:
Sekolah Megara yang didirikan oleh Euclid pengikut setia Socrates
Sekolah Elea-Eretria yang didirikan oleh Phaedo dari Elis dan Menedemus dari
Eretria.
Sekolah Cyrene Awal didirikan oleh Antisthenes.
Sekolah Cyrene didirikan oleh Arisrippus di Cyrene.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keberadaan filsafat Yunani pada masa kelahirannya (abad ke 600-300 SM),
menggambarkan adanya pengaruh yang kuat antara mythos dan logos. Mitologi
merupakan suatu factor yang mendahului filsafat dan mempersiapkan ke arah
timbulnya pemikiran filosofis. Mitologi Yunani mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan tentang alam semesta, tetapi jawaban-jawaban yang diberikan justru
dalam bentuk mitos yang tidak bisa diterima oleh akal sehat.
Filsafat di masa Pra-Sokrates merupakan tahap pertama dalam filsafat Yunani.
Meskipun bukan merupakan filsafat murni, tetapi ia merupakan filsafat yang
sesungguhnya. Sebaliknya, filsafat Pra-Sokrates bukannya merupakan unit
tertutup yang tidak berhubungan dengan pemikiran filosofis sesudahnya, tapi
merupakan persiapan bagi periode sesudahnya.
Perhatian masa Pra-Sokrates adalah alam atau kosmos. Pada masa sesudahnya,
yakni sokrates, perhatian bergeser pada manusia itu sendiri, faktor-faktor
penyebabnya anatara lain:
Timbulnya sikap skeptic terhadap filsafat Yunani yang tidak dapat menjelaskan
pertanyaan tentang asala usul alam semesta. Filsafat Pra-Sokrates juga tidak
mampu menjelaskan fenomena kesatuan (unity) dan kejamakan (diversity)
Semakin besar minat terhadap fenomena kebudayaan dan peradaban. Ini
disebabkan pergaulan yang makin gencar antara orang Yunani dan peradaban
asing seperti Persia, Babylonia dan Mesir.

11
DAFTAR PUSTAKA

Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat-I, (Kanisius, Yogyakarta, 1980)


Sudarsono, Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar,(Rineka Cipta, Jakarta, 1993)
Ahmad Tafsir. Filsafat Umum (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010).
Asmoro Hadi. Filsafat Umum (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2011).

12

Anda mungkin juga menyukai