Anda di halaman 1dari 6

MERESUME

PERKEMBANGAN SEJARAH FILSAFAT BARAT DAN


TOKOH TOKOHNYA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum
Dosen Pengampu:
Mukhamad Zainul

Disusun oleh Kelompok 5:


Nabila Izah Nurlaili 1860102231024
Ismatul Maula Al Bantani 1860102231023
Putri Fatkul Lufiana 1860102231014

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI
RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2023
PERKEMBANGAN SEJARAH FILSAFAT BARAT DAN TOKOH
TOKOHNYA

A. Sejarah Filsafat Barat


Filsafat Barat adalah sebutan yang digunakan untuk pemikiran-
pemikiran filsafat dalam dunia Barat (occidental). Masa awalnya
dimulai dengan filsafat Yunani di Yunani Kuno. Filsafat muncul ketika
orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia,
dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri
kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaannya.
Periodesasi Filsafat Barat:
1. Filsafat Yunani Klasik/Zaman Kuno (600 SM-400 M)
Zaman Filsafat Yunani Kuno ini merupakan zaman yang disebut
sebut sebagai zaman filsafat pra Socrates. Pemikir-pemikir filsafat
yang pertama kali ini disebut dengan sebutan filsuf alam atau filsuf
pertama. Sebab mereka adalah para pemikir yang pertama kali
menggunakan filsafat. Adapun unsur yang dicari kala itu merupakan
unsur induk (arche) yang dianggap sebagai asal mula dari segala
sesuatu yang ada. Thales berpendapat bahwa arche merupakan air,
sementara Anaximandros beranggapan bahwa arche merupakan
sesuatu yang tak terbatas (to apeiron) (Syafei, 2018).
2. Filsafat Abad Pertengahan (400-1500 M)
Histori filsafat barat ketika memasuki Abad Pertengahan ini disebut
sebagai masa kegelapan. Anggapan ini berdasarkan dari sejarah gereja
yang kala itu sangat mengekang kehidupan manusia. Alhasil, manusia
tidak mempunyai kebebasan dalam memperluas potensi guna
mencapai sebuah perubahan yang besar. Dominasi ajaran agama pada
masa itu telah menjadikan agama Kristen semakin kuat. Sehingga
pemikiran-pemikiran yang ada harus selaras dengan ajaran agama.
Pada abad pertengahan ini, kemajuan terbagi menjadi dua periode,
yaitu periode patristik dan periode skolastik. Patristik yang diambil
dari kata pater dalam bahasa Latin dimaknai sebagai Bapa gereja, atau
orang yang mengerti dan ahli dalam agama Kristen. Periode yang
kedua ini disebut dengan periode skolastik. Ciri khusus dari periode
skolastik awal adalah lahirnya sebuah metode yang disebabkan oleh
kedekatan hubungan filsafat dan agama. Adapun periode skolastik
yang terakhir yaitu periode ini sangat kental dengan pemikiran filsafat
yang mengarah kepada nominalisme.
3. Filsafat Abad Modern (1500-1800 M)
Filsafat abad ini diawali dengan renaissance atau diartikan sebagai
kelahiran kembali. Istilah kelahiran kembali digunakan untuk
menunjukkan kebangkitan intelektual yang meningkat di Eropa,
terkhusus di wilayah Italia sepanjang abad 15 dan 16. Ketika masa
filsafat Yunani Kuno, kebebasan begitu dijunjung sehingga kala itu
kemajuan mulai terjadi. Namun ketika memasuki abad pertengahan,
dominasi agama menyebabkan pemikiran dikekang dan menghambat
kemajuan. Maka era renaissance kebebasan hendak dihidupkan
kembali untuk mencapai sebuah kemajuan.
4. Filsafat Kontemporer (Postmodernisme)
Filsafat masa kini berlangsung setelah 1800 M atau sekitar abad
ke-19 dan ke-20 yang ditandai dengan kemunculan beberapa aliran,
diantara aliran yang muncul seperti Positivisme. Aliran ini pertama kali
dipelopori oleh Auguste Comte sekitar tahun 1798 hingga 1857. Ia
juga merupakan sosiolog pertama yang mengatakan bahwa terdapat
tiga tahap yang harus dilalui pada setiap pemikiran manusia, yaitu
teologis, metafisis, dan tahap positif ilmiah. Selain positivisme, aliran
lain yang berkembang pesat adalah pragmatisme. Pragmatisme
merupakan aliran filsafat yang berpendapat bahwa kriteria sebuah
kebenaran ketika mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari
atau kehidupan nyata. Sehingga kebenaran tidak bersifat mutlak atau
hanya relatif saja, serta tidak terdapat kebenaran yang berlaku umum.
Pada abad ke-20, salah satu aliran yang memberi pengaruh besar
adalah Eksistensialisme. Eksistensialisme merupakan sebuah cara yang
dilakukan oleh manusia ketika hidup di dunia ini.

B. Tokoh Tokoh Filsafat Barat


1. Thales dari Miletus
a. Thales adalah filsuf pertama dalam tradisi Filsafat Barat.
b. Ia adalah pemikir pertama dalam sejarah Filsafat Barat yang
mencoba membaca gejala alam tanpa mengaitkannya dengan
kehendak para dewa yang saat itu digambarkan dengan simbol
dewa yang berbentuk dan berperilaku seperti manusia
(anthropomorphic gods) atau dikenal sebagai dewa orang
Homerian.
c. Filsafat metafisikanya mengatakan bahwa unsur penyusun alam
semesta adalah air, dan bumi yang berbentuk datar ini
mengapung di air.
d. Ia mampu menghitung orbit matahari dan bulan dengan tepat
sehingga diriwayatkan mampu memprediksi terjadinya gempa
matahari total dengan tepat.
e. Filsafat etika mengatakan bahwa harta bersifat baik jika
diperoleh dengan cara yang tidak merugikan orang lain, dan
apa pun yang orang lain tidak ingin dilakukan pada diri sendiri
janganlah dilakukan pada orang lain.
f. Ia juga ahli di bidang geometri dan astronomi.

2. Thomas Aquinas
a. Filsafat utama Aquinas adalah “Lima Argumen” yang berisi
pembuktian keberadaan Tuhan.
b. Semua hal di alam semesta ini berubah, kecuali Tuhan yang
abadi.
c. Semua proses terjadi sesuai hukum sebab-akibat dan Tuhan
sebagai Sebab Pertama.
d. Semua hal di alam semesta ini keberadaannya bersifat mungkin
atau datang dan pergi, sementara keberadaan Tuhan bersifat
Pasti atau Selalu Ada.
e. Semua hal di alam semesta ini memiliki kualitas yang
bergantung pada kesempurnaan kualitas yang hanya dimiliki
Tuhan.
f. Alam semesta yang tidak memiliki pikiran dan intelektualitas
ini berjalan teratur sesuai dengan rancangan Tuhan.

3. Rene Descartes
a. Descartes adalah Bapak Filsafat Modern yang terkenal dengan
ungkapan “Cogito ergo sum” yang dalam bahasa inggris
diterjemahkan menjadi “I think therefore I am” (Saya berpikir,
maka saya ada).
b. Dia juga dikenal sebagai Bapak Rasionalis karena
menyandarkan metode pencarian kebenaran hanya dengan
pikiran (rasio, reasoning) dan menyingkirkan metode empiris
karena empiris yang menyandarkan pada indra pengamatan
dianggap sering salah sehingga dianggap tidak pantas
digunakan sebagai alat pencari kebenaran hakiki.
c. Pendapat dualisme tentang manusia atau sering disebut
Dualisme Descartes atau terkenal juga disebut Dualisme
Kartesian, yaitu pendapat yang memandang manusia sebagai
makhluk yang terdiri dari Jiwa dan Raga secara tegas
membuatnya terkenal.
d. Peninggalannya yang secara luas dipakai dalam bidang
matematika adalah penggunaan koordinat Kartesius atau
Kartesian.

Anda mungkin juga menyukai