Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cara kita berproses menggunakan daya pikir
yaitu

dengan

mencintai

kebenaran

atau

pengetahuan,

sehingga kita mampu membedakan mana yang ril dan yang


ilusi. Orang yunani pada awalnya sangat percaya pada
dongeng dan tahayyul, tetapi lama kelamaan meraka mampu
keluar dari lingkungan metologi dan mendapatkan dasar
pengetahuan ilmiah. Karena manusia selalu berhadapan
denagan alam yang begitu luas dan penuh misteri, timbul
rasa ingin mengetahui rahasia alam itu, sehingga filosof alam
berkembang pertama kali.
Awalnya manusia menggunakan mitos untuk menjawab
pertanyaan tentang alam. Kemudian, manusia berupaya
menemukan jawaban dengan cara terus berpikir tentang
masalah yang dihadapinya, serta melakukan pengamatan
terhadap segala sesuatu yang diduga dapat membantu
memecahkan masalahnya. Beberapa orang filsuf Yunani
sekitar abad VI II SM telah berupaya untuk mencari jawaban
atas pertanyaan yang amat mendasar tentang apakah asal
mula atau dasar dari segala yang ada dalam alam ini.
Sejarah filsafat pada masa kuno di mulai dengan munculnya berbagai
pemikiran yang mendalam tentang realitas atau alam yang ada ini. Kesadaran
ini memang awalnya merupakan renungan semata dari oarang-orang yang
dianggap bijak. Tetapi yang menarik bahwa renungan tersebut pada akhirnya
terumus dalam proposisi-proposisi yang sistematis dan logis. Dari sinilah
sejarah filsafat mulai muncul. Dalam catatan sejarah yang ada terutama
sejarah di barat,awal sejarah perkembangan filsafat dimulai dari milik
milete,di Asia kecil, sekitar tahun 600 SM. Pada waktu itu milete merupakan
kota yang penting yang mempertemukan jalu perdagangan antara Mesir,
1

Itali,Yunani dan Asia.Kerena merupakan kota Transit dari berbagai negara


yang terlibat dalam perdagangan,maka tidak menutup kemungkinan terjadi
pertemuan berbagai latar belakang kebudayaan dan pemikiran. Oleh karena
tidak berlebihan jika kemudian kota milete juga dikenal sebagai pusat
Intelektualitas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang munculnya filsafat Yunani kuno?
2. Bagaimana corak pemikiran filsafat Yunani kuno?
3. Bagaimana perkembangan filsafat pada zaman Yunani kuno?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui latar belakang munculnya filsafat Yunani kuno.
2. Mengetahui corak pemikiran filsafat Yunani kuno.
3. Mengetahui bagaimana perkembangan filsafat pada zaman Yunani kuno.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Munculnya Filsafat Yunani Kuno
Filsafat Pra Socrates atau Yunani kuno adalah filsafat yang dilahirkan
karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari
agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia
maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang
mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta
isinya tersebut.1 Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani
yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang
kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng
ataui mite-mite yang diterima dari agama.
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu
baik dunia maupun manusia yang menyebablan akal manusia tidak puas
dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal
manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang
menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari
turun dari surge, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa pelangi adalah
awan dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari
pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal).
Dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu
pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan
kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama hidup dimiletos kira-kira
pada abad ke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan
dari potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari atau
zaman.
Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para
ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang

1 Asmoro Ahmadi, Filsafat Umum, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), h 22.

menjadi sasaran para ahli filsafat teresbut (obyek pemikirannya adalah alam
semesta).
Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar dari mana
terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran
yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat majuu, rasioanl dan
radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja
keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa
mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak orang cukup puas
menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
B. Pemikiran dan Corak Filfasat Yunani Kuno
Pemikiran Filsafat Yunani periode awal acapakali disebut sebagai
flsafat alam.Penyebutan tersebut didasarkan pada munculnya banyak ahli pikir
alam yang arah dan perhatian pemikirannya lebih cenderung apa yang diamati
di sekitarnya,yakni alam semesta.2
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam
semesta serta dengan penghuninya,akantetapi ketrerangan-keterangan ini
berdasarkan kepercayaaan.Ahli-ahli pikir tidak puas akan keteranganketerangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.Mereka
menanyakan dan mencari jawabnya:apakah sebetulnya alam ini.Apakah
intisari nya?.Mungkin yang beraneka warna dalam alam ini dapat di
pulangkan kepada yang satu atau yang tidak banyak itu.Mereka mencari inti
alam,dengan istilah mereka:mereka mencari arche alam.(Arche dalam bahasa
Yunani berarti:mula,asal).3
Tokoh-tokoh Filsuf pada masa Yunani kuno,antara lain:
1. Thales (624-546 SM)
Orang Miletus itu digelari Bapak Filsafat karena dia adalah
orang yang mula-mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia
mengajukan pertanyaan yang amat mendasar,yang jarang diperhatikan
orang,juga orang zaman sekarang:What is the nature of the world
2 Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel,Pengantar Fisalfat,(Surabaya:Sunan Ampel
Press),Cet.I,2011,hal.18

3 Poedjawijatna, Pembimbing ke arah Alam Filsafat, (Jakarta:Rineka Cipta), 1997,hal.22

stuff ?(Mayer,1950:18) Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?.


Terlepas dari apapun jawabannya, pertanyaan ini saja telah dapat
mengangkat namanya menjadi filosof pertama. Ia sendiri mefnjawab air.
Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas karena
memunculkan pertanyaan baru yaitu dari apa air itu?,Thales mengambil air
sebagi asal alam semesta barang kali karena ia melihatnya sebagai sesuatu
yang sangat diperlukan dalam kehidupan,dan menurut pendapatnya buymi
ini terapung diatas air (Mayer,1950:18).
Dengan cara berfikir Thales mendapat keputusan tentang soal besar
yang senantiasa mengikat perhatian; apa asal alam itu? Apa yang menjadi
sebab penghabisan dari segala yang ada? Berdasarkan pengalamannya
sehari-hari dijadikanlah pikirannya untuk menyusun bangun alam sebagai
orang pesisir ia dapat melihat bahwa air laut menjadi sumber hidup. Thales
pula kemegahan air laut yang menjadikan ia takjub. Demikianlah laut
meyebarkan bibit seluruh dunia yang menjadi dasar penghidupan.
Pandangan pikirannya menyatukan semua pada air.4
Dari pernyataan Thales tersebut maka dapat diketahui bahwa
sesuatu yang sederhana pun dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
yang sangat kompleks.
2. Anaximander (610-546 SM)
Theophrastus menggambarkannya sebagai penerus dan murid
Thales. Seperti Thales, Anaximender tampaknya juga campuran antara ahli
astrologi, geologi, matematika, fisika dan filosof. Menurut Agathemerus,
orang pertama yang berani menggambar dunia yang tak berpenghuni
diatas tablet. Salah satu fragmen buku yang dikatakan telah (mengenai
alam).5
Anaximander berpendapat bahwa benda pembentuk dunia yang
asli adalah apeiron, suatu substansi yang tidak memiliki batas atau
definisi. Ia menjelaskan apeiron sebagai sesuatu yang mengelilingi segala
4 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h 23.
5 Diane Collinson, Lima Puluh Filosof Dunia yang Menggerakkan,(jakarta:PT Raja Grafindo
Persada),cet.1,2001,hal.5

sesuatu secara tak terbatas dan juga sebagai sesuatu makhluk dari mana
semua langit dan dunia didalamnya maujud:bumi, udara, api, dan air
bagaimanapun juga digerakkan oleh substansi yang tak terbatas.
Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak
terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron
yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas serta tidak
dapat dirupakan dan tidak ada persamaannnya dengan
apapun. Meskipun tentang teori asal kejadian alam tidak
begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan
cerdas. Pendapatnya yang lain yaitu, bumi seperti silinder,
lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Sedangkan
bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun6
Anaximander percaya bahwa bumi bentuknya bulat silinder,
kedalamannya sepertiga dari lebarnya sehingga bumi seperti drum.
Menurut Anaximender bumi tidak ditopang oleh apa-apa, tetapi tetap
berada pada jarak yang sama dari smua benda. Ia juga berpendapat bahwa
makhluk pertama yang hidup dilahirkan dalam kelembaban yang melekat
pada kulit kayu yang berduri dan kemudian mengalami perkembangan
kehidupan organik.7
4. Anaximenes (585-528 SM)
Adalah yang ketiga dari trio filosof yang dikenal dengan milesian.
Ia diperkirakan berkibar sekitar 540 SM dan dia adalah murid dari
Anaximander. Seperti Anaximander, Anaximanes berpendapat bahwa
prinsip pertama dari segala benda adalah tak terbatas. Ia menyatakan
bahwa prinsip pertama tersebut adalah udara karena udaralah yang
meliputi seluruh alam dan menjadika dasar hidup bagi manusia yang
sangat diperlukan oleh nafasnya.8
6 Muzairi, Filsafat Umum, Yogyakarta : Teras, 2009, h. 46
7 Diane Collinson, Lima Puluh Filosof Dunia yang Menggerakkan, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada),cet.1,2001,hal.6

8 Ibid,8

Anaximenes mengajarkan bahwa bumi datar dan melayang


diudara, bahwa bintang-bintang ditanam seperti paku dalam kristal dan
benda-benda langit bergerak mengitari bumi seakan-akan seperti topi yang
mengitari kepala kita. Ia juga menjelaskan bahwa terjadinya gempa bumi
merujuk pada pilihan pertukaran bumi antara keadaan kering dan basah.
Aetius menyatakan bahwa ia telah mengatakan matahari adalah datar
seperti daun dan smua benda langit seperti api tetapi mempunyai bendabenda bumi diantara benda-benda tersebut.9
5. Pythagoras (571-496 SM)
Ia adalah ahli matematika dan mistik, lahir di Samos, sebuah pulau
dekat

pantai Ionia, tetapi menghabiskan sebagian besar hidupnya di

Croton (sebelah selatan Italia). Pemikirannya, substansi dari semua benda


adalah bilangan dan segala gejala alam merupakan pengungkapan
inderawi

dari

perbandingan-perbandingan

matematis.

Bilangan

merupakan intisari dasar poko dari sifat-sifat benda (Number rules the
universe = bilangan memerintah jagat raya).pemikirannya tentang
bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10
mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula segala
sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal
(ganjil) lebih sempurna daripada bilangan genap dan identik dengan finite
(terbatas). Salah seorang penganut Pythagoras mengatakan bahwa tuhan
adlah bilangan tujuh, jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.10
6. Heraclitus (544-484 SM)
Ia lahir dikota Ephesos diasi minor, ia mempunyai
pendangan

yang

berbeda

dengan

filosof-filosof

sebelumnya. Ia menyatakan bahwa asal segala suatu


hanyalah satu yakni api. Ia memandang bahwa api sebagai
unsur yang asal pandangannya semata-mata tidak terikat
9 Diane Collinson, Lima Puluh Filosof Dunia yang Menggerakkan, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada),cet.1,2001,8-9

10 Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009), hlm.47

pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosoffilosof Miletos.


Segala kejadian didunia ini serupa dengan api yang
tidak

putusnya

dengan

berganti-ganti

memakan

dan

menghidupi dirinya sendiri segala permulaan adalah mula


dari akhirnya. Segala hidup mula dari pada matinya.
Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya mengalir. Tidak
sulit untuk mengerti apa sebab Heraklitos memilih api.
Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang baru dan
bahan bakar itu dan berubah menjadi abu dan asap. Oleh
karena itu api cocok sekali untuk melambangkan suatu
kesatuan

dalam

perubahan.

Api

mempunyai

sifat

memusnahkan segala yang ada, dan mengubah segala


sesuatu itu menjadi abu dan asap. Walaupun sesuatu itu
apabila dibakar menjadi abu dan asap, toh adanya api
tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan
kembali

menjadi

api11.

Pernyataan

itu

mengandung

pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap.


Pengertian adil pada hari ini belum tentu masih benar
besok. Hari ini 2 x 2 = 4 besok dapat saja bukan empat.
Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme12
7. Parmanides (501-492 SM)
Adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting, yang lahir
pada akhir abad 16 SM. Ia adalah warga negara Elea sebelah selatan Italia.
Ia dikatakan sebagai logi kawan pertama dalam segala segala filsafat,
bahkan disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya
secara keseluruhan didasarkan pada deduksi logis, tidak seperti Heraclitus,
misalnya, menggunakan metode intuisi. Dalam the way of truth
Parmanides bertanya : Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas?
11 Muzairi, Op.Cit., 49
12 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010, h. 49

Bagaimana hal itu dapat dipahami? Ia menjawab : ukurannya ialah logika


yang konsisten.13
Parmanides mengakui adanya pengetahuan yang tidak tetap dan
berubah-ubah serta pengetahuan mengenai yang tetap yaitu pengetahuan
indra dan budi. Menurut Permanides pengetahuan budi itu sangat utama
karena ia beranggapan bahwa pengetahuan indra dianggapnya keliru
belaka, tidak mampu mencapai kebenaran.14
8. Zeno ( 490-430 SM)
Zeno lahir di Elea , dan murid dari Parmenides. Sebagai murid ia
dengan gigih mepertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan
argumentasi secara baik sehingga kemudian hari ia dianggap sebagai
peletak dasar dialektika. Menurut Aristoteles, Zeno lah yang menemukan
dialektika yaitu suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu
pengandaian ayau hipotesa, dan dari hipotesa tersebut ditarik suatu
kesimpulan. Dalam melawan penentang-penentangnya kesimpulan yang
diajukan oleh Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan
yang mustahil, sehingga terbukti bahwa hipotesa itu salah.
Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesis terhadap melawan gerak:
a. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagi hal yang tidak
bergerak, karena pada setiap saat panah tersebut berhenti di suatu
tempat tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke suatu
tempat pemberhentian yang lain dan seterusnya.. memang dikatakan
anak panah tersebut meleset hingga sampai pada yang dituju, artinya
perjalanan anak panah tersebut sebenarnya merupakan kumpulan
b.

pemberhentian-pemberhentian anak panah.


Achilles si jago lari yang termasyur dalam mitologi Yunani tdak dapat
menang melawan kura-kura, karena kura-kura berangat sebelum
Achilles, sehingga Achileslebih dahulu harus melewati atau mencapai
titik dimana dimana kura-kura berada pada saat ia berangkat.setelah
Archles berada pada suatu titik, kura-kura tersebut sudah lebih jauh

13 Ibid,49
14 Poedjawijatna,.., 24

lagi seterusnya sehingga jarak antara Achiles dan kura-kura selalu


berkurang akan tetapi idak pernah habis. Argumentasi Zeno ini selama
20 abad lebih tidak dapat dipecahkan orang secara logis. Baru dapat
dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian limit
dari seri tak terhingga.15
9. Empedocles (490-435 SM )
Lahir di Akragos, Pulau Sicilia, ia sangat dipengaruhi oleh ajaran
kaum Ptagorean dan aliran keagamaan refisme. Ia pandai dalam bidang
kedokteran, penyair retorika, politik dan pemikir. Ia menulis karyanya
dalam bentuk puisi, seperti Parmenides. Dalam bukunya tentang alam
dikatakan oleh Empedocles bahwa sebenarnya tak ada menjadi dan hilang,
ia mengikuti Parmenides. Adapun perbedaan dalam seluruh keadaan itu
tak lain adalah daripada campuran dan penggabungan unsur-unsur
(rizomata) : air. Udara. Api, dan atnah. Keempat unsur inilah yang
merupakan dasar terakhir dari segala sesuatu. Prosese penggabungan ini
terpelihara oleh dua kekuatan yang saling bertentangan, yaitu cinta dan
benci. Karena cinta maka pada mulanya keempt unsur tersebut tersusun
dalam

keseimbangan,

adapun

bencilah

yang

mencerai

beraikan

keseimabangan yang semula itu. Cinta lalu mengambil tindakan dan


mengembalikan yang semula. tetapi dicerai beraikan lagi oleh benci.
Penegtahuan tidak lain daripada proses pergabungan : karena tergabung
dengan tanah, kita tahu akan tanah, tergabung dengan air kta tahu akan air.
Dengan demikian, dalam kejadian di alam semesta ini, unsur cinta
dan benci selalu menyertai. Juga, proses penggabungan dan penceraian
tersebut berlaku untuk melahirkan anak-anak makhluk hidup. Sedangakn
manusia pun terdiri dari empat unsur (api, udara, tanah dan air) juga
mengenal akan empat unsur. Hal ini karena teori pnegenalan yang
dikemukakan oleh Empedocles bahwa yang sama mengenal yang sama.
10. Anaxagoras (499-20 SM )
Ia dilahirkan di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di
Athena selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang
15 Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009),hlm.53-54

10

berdomisili di Athena , dimana dikemudia hari Athena inlah menjadi pusat


utama perkembangan filsafat yunani samapi abad ke 2 SM.
Pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh
Empedocles tentang cinta dan benci yang menyebabkan adanya
penggabungan dan penceraian, maka Anaxagros mengemukakan yang
menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus, yang berarti roh
atau rasio, tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua
benda. Oleh karena ajrannya tentang nus inilah Anaxagoras untuk pertama
kalinya dalam filsafat dikenal adanya perbedaan antara jasmani dan yang
rohani.16
11. Democritos (460-370 SM)
Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia
berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia
bepergian ke Mesir dan negeri negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya
ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bernacam-macam
masalah seperti, kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik,
mesin, puisi dan lain-lain. Sehingga ia dipandang sebagai seorang sarjana
yang menguasai banyak bidang.
Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari
banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut
merupakan bagian materi yang sangat tidak dapt dibagi-bagi lagi. Unsur
tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain
karena ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan
tidak berkualitas.17
Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus
ada ruang yang kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan
menduduki satu tempat saja. Sehingga Democratos berpendapat bahwa
realitas itu ada dua, yaitu : atom itu sendiri (yang patuh) dan ruang tempat
atom bergerak (kosong). Democritos pun membedakan adanya dua macam
16 I.R.Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT Pembangunan,
1980), cetakan kelima,hlm.24
17 Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009),hlm.58

11

pengetahuan, yaitu pengetahuan indera yang keliru dan pengetahuan budi


yang sebenarnya.ada dua pengetahuan katanya, pengetahuan yang
sebenarnya dan pengetahuan yang tidak sebenarnya. Adapun yang tidak
sebenanya adalah penglihatan, penciuman, rasa.18
C. Perkembangan Filsafat Pada Zaman Yunani Kuno
Dilihat dari pendekatan historis, ilmu filsafat dipahami melalui sejarah
perkembangan pemikiran filsafat. Menurut catata sejarah, filsafat barat
bermula di Yunani.Bangsa Yunani mulai mempergunakan akal ketika
mempertanyakan mitos yang berkembang di masyarakat sekitar abad VI SM.
Perkembangan pemikiran ini menandai bahwa suatu usaha pemikiran
manusia untuk mempergunakan akal dalam memahami segala sesuatu.
Pemikiran Yunani sebagai embrio filsafat barat berkembang menjadi titik tolak
pemikiran barat abad pertengahan,modern dan masa berikutnnya. Pemahaman
filsafat tidak dapat dilepaskan dari perjalanan panjang sejarah pemikiran
manusia itu sendiri. Sebagimana pemikiran manusia pada awalnya masih
diliputi dengan corak berpikir mitilogis. Corak pemikiran ini diwarnai dengan
pertimbangan-pertimbangan magis dan animistik terkait dengan corak
kehidupannya sehari-hari.
Dalam perkembangan selanjutnya manusia mulai berpikir yang lebih
rasional dengan disertai argumentasi-argumentasi logis. Dari sinilah fase awal
dari berpikir secar filsafati, manusia mulai merumuskan pernyataanpernyataan logis dan sistematis terkait dengan persoalan-persoalan yang
tengah di hadapinya. Filsafat Yunani muncul dari pengaruh mitologi,
mistisisme, matematika dan persepsi yang kental sehingga segalanya nyaris
tidak jelas dan seakan mengacaukan pandangan dunia. Kebudayaan mereka
kaya dan kreatif namun dikelilingi oleh orang-orang yang sportif dan
kompetitif. 19
BAB III
18 I.R.Poedjawijatna,Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT Pembangunan, 1980),
cetakan kelima,hlm. 24

19 Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya,..,17

12

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari perkembangan pemikiran inilah muncul beberapa pemikiran
filosofis pada masa Yunani kuno antara lain Thales (624-546 SM),
Anaximander (610-546 SM), Anaximenes (585-528 SM), Pythagoras (571496 SM), Heraclitus (544-484 SM), Parmanides (501-492 SM), Zeno (490430 SM), Empedocles (490-435 SM), Anaxagoras (499-20 SM ), Democritos
(460-370 SM).
Secar umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah rasionalisme,
yaitu suatu pemahamn tentang sebuah pengetahuan yang lebih mengutamakn
akal (logika). Rasionalisme Yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang
sofis.
B. Saran
Didalam

pembuatan

makalah

ini

tentunya

penulis

memiliki banyak kekeliruan yang mungkin tidak disadari oleh


penulis. Dari itu, diharapkan kepada seluruh pembaca, jika
menemukan kekeliruan dalam makalah yang kami buat ini,
maka penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun, supaya penulis tidak lagi melakukan
kesalahan yang sama. Dan demi mewujudkan karya-karya
ilmiah yang lebih baik.

13

DAFTAR PUSTAKA
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Asmoro Ahmadi, Filsafat Umum. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Collinson, Diane. Lima Puluh Filosof Dunia yang Menggerakkan, Jakarta : PT
Rajagravindo Persada, 2001.
Muzairi, Filsafat Umum, Yogyakarta : Teras, 2009.
Poedjawijatna. Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, Jakarta : Rineka Cipta, 1997.
Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Filsafat,
Surabaya : IAIN SA Press, 2011

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN DAN CORAK


14

FILSAFAT YUNANI KUNO

Disusun Oleh :
1. AKMAL AHMAD
2. NURHALISA
3. MUH. HAERUDDIN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)


WATAM PO N E
2016
KATA PENGANTAR

15

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya


menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah

ini

disusun

agar

pembaca

dapat

memperluas

ilmu

tentang

Perkembangan Pemikiran Dan Corak Filsafat Yunani Kuno, yang kami


sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang
telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Watampone, 25 April 2016


Penyusun

DAFTAR ISI
i

Halaman

16

KATA

PENGANTAR
.....................................................................................................
.....................................................................................................
i

DAFTAR

ISI
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
2
C. Tujuan
Penulisan
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah
Munculnya
Filsafat
Yunani
Kuno
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
3
B. Pemikiran
dan
Corak
Filfasat
Yunani
Kuno
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
4
C. Perkembangan Filsafat Pada Zaman Yunani Kuno
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
12

17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
13
B. Saran
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA

ii

18

Anda mungkin juga menyukai