Anda di halaman 1dari 13

MATAN DAN KEYAKINAN CITA-CITA HIDUP

MUHAMMADIYAH

DISUSUN OLEH:
Kelompok V
Cicih Sutarsih
Kapriana Tanty N
Kelik Kurniawan Saputro
Moh. Maryono
Putri Diah Kusuma

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015

PENDAHULUAN
Muhammadiyah

adalah

salah

satu

persyarikatan

Islam

terbesar di Indonesia resmi didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah


1330 H / 18 November 1912 M di Yogyakarta oleh KH. Ahmad
Dahlan. Kondisi umat islam yang cukup memprihatinkan saat itu
mengakibatkan

banyakknya

perbedaan

pendapat

tentang

pemikiran islam, sehingga KH.Ahmad Dahlan terpanggil untuk


membuat sebuah gerakan dahwah yang menyeru kepada amar
maruf nahi mungkar dan berusaha mengembalikan umat kepada
ajaran Al Quran dan Al Hadist.
Muhammadiyah

salah

satu

persyarikatan

terbesar

di

Indonesia memiliki posisi dan peranan yang trategis, baik


sebelum Indonesia merdeka, setelah kemerdekaan, hingga saat
ini. Muhammadiyah bukan saja dikenal sebagai gerakan dahwah
saja namun dikenal pula sebagai gerakkan tadjid (pembaharu)
dan

gerakan

kebangsaan

(nasional).

Muhammadiyah

juga

memberikan kontribusi yang sangat signifikan terutama didalam


bidang

pendidikkan.

Lembaga

pendidikkan

muhammadiyah

banyak tersebar diseluruh nusantara.


Matan

keyakinan

dan

cita-cita

hidup

muhammadiyah

dijadikan sebagai butir-butir yang dipelajari disegala aspek yang


berkaitan dengan kegiatan kemuhammadiyahan, baik disekolahsekolah, dikantor-kantor serta dilapangan. Matan ini selayaknya
ada disetiap tempat tersebut, karena setiap butirnya mesti
ditanamkan disetiap hati para partisipan muhammadiyah pada
1

khususnya, bahkan setiap muslim pada umumnya. Namun setiap


butin matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah
memang berisi segala pedoman-pedoman yang telah ada dari
ajaran islam itu sendiri, sehingga dari isinya diharpka sejalan dan
tidak bertentangan dengan ajaran islam yang dibawa oleh
Rosululloh pada masa Nya.
Muhammadiyah telah berpedoman pada Al Quran dalam
menyusun setiap butir matan keyakinan dan cita-cita hidup
muhammadiyah dengan penelahaan dan persetujuan dari segala
pihak dalam lingkup muhammadiyah diharapkan matan ini
menjadi visi dan isi yang dipegang teguh para masyarakat
muhammadiya
Muhammadiyah merupakan keputusan tanwir pada tahun 1969 di
ponorogo

dan

rumusan

matan

tersebut

telah

mendapat

perubahan dan perbaikan oleh pimpinan pusat muhammadiya :


1. Atas kuasa tanwir 1970 di Yogyakarta
2. Disesuai dengan keputusan muktamar muhammadiyah ke 41
di Surakarta

SEJARAH PERUMUSAN MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA


HIDUP MUHAMMADIYAH (MKCH)
Keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah di sah kan
oleh muktamar muhammadiyah ke 37 yang diselenggarakan pada
tahun 1968 di kota Yogyakarta. Dalam siding tanwir menjelang
muktamar ke-37 dibahas berbagai masalah yang akan dijadikan
acara muktamar, antara lain dibahas tentang perlunya tajdid
disegala

bidang,

termasuk

tajdid

ideology

muhammadiyah.

Kegagasan tersebut dapat diterima oleh siding dan untuk


merumuskannya oleh siding diserahkan oleh suatu panitia.
Hasil rumusan dari panitia ini selanjutnya dibawa ke
muktamar ke-37. Setelah melalui berbagai pembahasan akhirnya
disetujui oleh muktamar dengan catatan agar rumusan tersebut
disempurnakan oleh PP Muhammadiyah. Rumumusan pipmpinan
pusat

muhammadiyah

muktamar

atas

muhammadiyah

dasar
tersebut

amanat

dan

seterusnya

kepada sidang tanwir yang berlangsung diponorogo

tigas

dari

diserahkan

MATAN ATAU TEKS


Rumusan yang kemudian menjadi pegangan adalah sebagai
berikut:
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar
Maruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al
Quran dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya
masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT,
untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba
Allah dimuka bumi
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah
yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh,
Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai nabi penutup
Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada
umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahterahan
hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasrkan :
a. Al Quran :Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW
b. Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran
Al Quran

yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW

dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa


ajaran islam.
4

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran


Islam yang meliputi bidang-bidang :
a. Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam
yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bidah
dan

Churafat,

tanpa

mengabaikan

prinsip

toleransi

menurut ajaran Islam.


b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak
mulia dengan berpedoman kepada ajaran Al Quran dan
Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan
manusia
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang
dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan
perubahan perubahan dari manusia
d. Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalat
duniawiyah

(pengolahan

dunia

dan

pembinaan

masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta


menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah
kepada Allah SWT
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia
yang telah mendapat karunia Allah beruba tanah air yang
memounyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa
dan

Negara

Republik

Indonesia

yang

berdasarkan

pada

Pancasila dan UUD 1945, untuk berusaha bersama-sama


menjadikan suatu Negara yang adil dan makmur dan di ridhoi

Alloh SWT : BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR


(Keputusan Tanwir Tahun 1969 diponorogo)

Rumusan

PENJELASAN MATAN
matan
keyakinan
dan

cita-cita

hidup

muhammadiyah terdiri dari lima angka. Kelima angka tersebut


dikelompokan menjadi 3 kelompok persoalan:
1. Kelompok kesatu : mengandung pokok-pokok persoalan yang
bersifat ideologis. Kelompok kesatu ini terdiri dari nomor satu
dan nomor dua
2. Kelompok kedua : mengandung persoalan mengenai faham
agama menurut muhammadiyah. Kelompok kedua ini terdiri
dari nomor tiga dan nomor empat
3. Kelompok ketiga : mengandung persoalan mengenai fungsi
dan misi muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik
Indonesia. Kelompok ketiga ini adalah nomor lima

FAHAM AGAMA
Agama Islam adalah agama Allah yang diturunkan kepada
para RasulNya sejak nabi Adam a.s hingga nabi akhir yaitu Nabi
Muhammad SAW. NabiMuhammad SAW sebagai Nabi terakhir
diutus Allah dengan membawa syariat agama yang sempurna,
untuk seluruh umat sepanjang masa. Oleh karena itu agama yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tetap berlaku
sampai sekarang dan untuk masa-masa yang akan dating. Dasar
Agama Islam yaitu :
1. Al Quran : Kitab Allah

yang diwahyukan

kepada Nabi

Muhammad SAW
2. As Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al Quran
yang

diberikan

oleh

Nabi

Muhammad

SAW

dengan

menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.


Al

Quran

serta

As

sunnah

sebagai

penjelasannya

merupakan ajaranyang serba benar seluruhannya, sedang akal


fikiran atau Ar Rayu berfungsi sebagai alat untuk :
1. Mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung
dalam Al Quran dan As Sunnah
2. Mengetahui
maksud-maksud

yang

tercangkup

dalam

pengertian Al Quran dan As Sunnah


3. Mencari jalan dan bagaimana cara-cara melaksanakan ajaran
Al Quran dan As Sunnah dalam rangka upaya mengatur dunia
guna memakmurkannya
Karena fungsinya itu, akal fikiran yang dinamik dan progesif
memiliki peranan dan lapangan yang luas sekali. Demikian juga
akal fikiran dapat mempertimbangan seberapa jauh factor

pengaruh keadaan, waktu dan tempat terhadap penerapan


hokum dalam batas maksud-maksud ajaran agama.
Dengan pendirian seperti tersebut diatas, muhammadiyah
berkeyakinan bahwa pintu ijtihad tetap terbuka sepanjang zaman.
Adapun yang dimaksud dengan ijtihad disini ialah mengerahkan
segala kemampuan untuk mendapatkan kepastian hokum syara
(hokum agama) atas sesuatu perkara yang telah terjadi dan
diperlukan

mengetahui

hukumnya

karena

akan

diamalkan,

sedang perkara tersebut bukan sesuatu yang bersangkutan


dengan ibadah mahdly, alas an untuknya tidak diketemukan
dalilnya secara qathI (pasti) dan sharih (tegas), baik dalam Al
Quran maupun Al Hadist yang shahih. Diantara sekian banyak
perkara yang memerlukan ijtihad antara lain seperti hukumnya
bank, asuransi, pencangkokan kornea mata, keluarga berencana,
pencangkokan jantung dsb
Ajaran Islam the menjelaskan bahwa Isam bahwa Islam
diturunkan kepada umat manusia tidak lain kecuali untuk
menyebar luaskan rahmat Allah SWT ke seluruh alam. Penegasan
seperti ini memberikan pengertian bahwa fungsi untama agama
islam adalah sebagai pengayom bagi hidup dan kehidupan umat
manusia dimana dan kapan pun juga.
Namun suatu keyakinan yang tidak dapat dipungkiri oleh
siapapun juga bahwa pada diri manusia terdapat cirri yang
menyolok, yaitu senantiasa berkembang maju dan dinamik.
Didalam kehidupan yang seperti itu manusia dan masyarakat
akan selalu menemui berbagai perkara baru yang ditimbulkan
oleh adanya perkembanagn ilmu pengetahuan dan teknologi
8

yang kadang kala menyangkut kehidupan beragama. Disinilah


agama

akan

pemeluknya.
untuk

dimintai

jawabanya

Manakala

dicarikan

secara

pasti

persoalan-persoalan

jawabanya

pada

oleh

tersebut

hasil-hasil

para
dicoba

ijtihad

para

imammujtahid pada abad ke-4 atau ke-5 Hijriyah, atau dicari


jawabannya dari para imam maujtahid seperti imam hambali,
imam

hanafi,

diketemukan .

imam

syafii,

dll

jelas

tidak

mungkin

dapat

Hal ini dapat dipahami karena situasi dan

kondisinya sudah jauh berbeda, sehingga akibat-akibat yang


ditimbulkan pun berbeda pula. Seperti masalah cangkok kornea
mata. Pada zaman imam syafiI dan imam-imam seangkatannya
masalah

tersebut

tergambarkan.

masalah

Masalah

tersebut

itu

baru

sama

muncul

berbarengan dengan perkembangan ilmu

sekali

belum

baru-baru

ini

pengetahuan dan

teknologi maju. Justru karena itu dengan faham ijtihad tetap


terbuka akan memberikan arti tetap bertahannya fungsi agama
Islam sebagai pengayom bagi hidup dan kehidupan manusia dan
masyarakat. Islam dengan pintu ijtihad yang senantiasa terbuka
akan

mampu

memberikan

jawaban

yang

relevan

dengan

kemajuan tuntunan zaman


Muhammadiyah berpendirian bahwa dalam melaksanakan
agama hendaknya dilakukan berdasarkan pengertian yang benar,
dengan jalan ijtihad atau ittiba (meneladani atau mencontoh Nabi
SAW).

Muhammadiyah

berhubungan
perorangan

dengn
ataupun

dalam

masalah
bagi

menentukan

perntukan

agama,

bagi

kehidupan

baik

yang

kehidupan

kemasyarakatan

dan

gerakan adalah dengan dasar-dasar seperti tersebut diatas,


9

dilakukan dengan musyawarah oleh para ahlinya, dengan cara


yang sudah lazim dikenal dengan istilah tarjih.
Tentang pengertian tarjih sendiri tidak lain ialah usaha
membanding-bandingkan bergai pendapat dalam musyawarah,
kemudian mengambil pendapat yang didukng oleh alas an dalil
yang paling kuat (yang tarjih)
Dengan dasar dan cara memahami ajaran islam seperti
tersebut

Muammadiyah

berpendirian

bahwa

ajaran

islam

merupakan kesatuan ajaran yang tidak oleh dipisah-pisahkan


satu sama lain.
Ajaran Islam sendiri terdiri dari :
1. Ajaran aqidah
Yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan atau
keyakinan
2. Ajaran akhlak
Yaitu ajaran yang berhubungan dengan pembentkan sikap
mental (mental attitude)
3. Ajaran ibadah (madlah)
Yaitu ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tata
ubungan manusia dan sang pencipta (Allah SWT)
4. Ajaran muamalat duniawi
5. Yaitu ajaran yang berhubungan dengan pengelolaan dunia
serta pembinaan masyarakat

10

FUNGSI DAN MISI MUHAMMADIYAH


Berdasarkan

keyakinan

dan

cita-cita

hidup

yang

bersumber ajaran islam yang murni seperti tersebut diatas


Muhammadiyah

menyadari

akan

kewajibannya

berjuang

mengajak segenap golongan dan laposan bangsa Indonesia,


untuk mengatur dan membangun tanah air sehingga merupakan
masyarakat dan Negara adil dan makmur, sejahtera bahagia
materil dan spiritual yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Mengingat

pola

perjuangan

Muhamadiyah

dalam

melaksanakan, dan mencapai keyakinan dan cita-cita hidupnya


dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, satu-satunya jalan
yang ditempuh ialah, menggunakan dakwah Islam dan amar
maruf nahi mungkar dalam arti dan proposi yang sebenarbenarnya

11

DAFTAR PUSTAKA
Maulana, I. 2011.
Muhammadiyah.

Matan

Keyakinan

http://mazipanneh.wordpress.com

dan

Diakses

cita-cita
15

hidup

September

2015

Kamal, M. Yusuf, C. Sholeh, R. 1994. Muhammadiyah sebagai


gerakan Islam.
Persatuan Yogyakarta. Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai