JUDUL
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia serta
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Perkembangan Anak dan Permasalahahnya ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas study saya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Perkembangan Anak dan Permasalahahnya bagi para orang tua
atau pembaca secara umum..
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
05 April 2021
Td
nama
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan..................................................................................1
Bab II Pembahasan..................................................................................5
ii
2.2.6 Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak...................13
2.2.7 Ciri-Ciri Anak.......................................................................13
2.2.8 Karakteristik Anak...............................................................14
2.3. Perkembangan Bahasa Anak.........................................................17
2.3.1.Pengertian Bahasa...................................................................17
2.3.1 Tata Cara Melatih Perkembangan Bahasa Anak..................18
2.3.2 Tugas-Tugas Perkembangan Bahasa Anak..........................18
2.3.3 Tugas-Tugas Perkembangan Bahasa Anak..........................19
2.3.4 Bagaimana Mendorong Tumbuh Kembang Anak...................21
3.2.1. Esimpulan...............................................................................23
3.2.1 Saran.......................................................................................23
Daftar Pustaka.........................................................................................24
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah harta yang paling didambakan dalam sebuah keluarga, segala
sesuatunya akan diupayakan oleh orantua demi kebaikan perkembangan anaknya
tersebut. Anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun tersebut merupakan masa
keemasan (golden age), artinya pada masa ini anak berada dimasa peka yaitu masa
yang sangat mudah dalam menerima stimulasi pengetahuan dan keterampilan
yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Oleh
karena itu, stimulasi yang tepat dan berkesinambungan perlu diberikan supaya
tumbuh kembang anak dapat berjalan secara optimal. Perkembangan tersebut
adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan
fisik, motorik dan kemampuan bahasa. Tentu dalam proses perkebangan tersebut
harus dilakukan dengan serius.
1
dan dikoreksi. Keterlambatan yang tidak diperhatikan bisa saja akan berpengaruh
ke perkembangan motorik kasar dan halus lainnya.
Perkembangan anak tersebut tentu harus kita ketahui sedini mungkin, baik
sebelum berkeluarga dan sebelum memiliki anak, atau bahkan sekalipun terlambat
sudah memiliki anak yaitu berada di fase memiliki anak yang butuh pengawasan
dan perawatan anak secara maksimal.
Orang tua masih banyak yang belum mengetahui apa saja perkembangan
anak dan permasalahannya, mengapa anak mengangis, apakah sudah waktunya
memberi ASI, apakah anak sudah seharusnya tidur, anak proses merangkak, anak
tumbuh gusi, panas, batuk, emosi anak yang meledak-ledak dan lain sebagainya.
Jika kita amati bersama di sekitar kita kebanyakan orang tua belum
mengenali perkembangan anak dan apa permasalahannya dan serta bagaimana
solusi dalam menghadapinya, yang pada akhirnya orang tua menjadi gusar, takut,
dan tidak mengetahui apa yang seharusnya untuk di perbuat. Hal ini yang perlu
kita antispasi jangan sampai dengan terlambatnya kita memberikan perawatan
atau monitoring kepada anak, pada akhirnya anak mendapat dampak yang negatif.
2
Berdasarkan uraian diatas permasalahan yang dihadapi adalah perlunya
pengetahuan dan pemahaman orang tua dan serta infomasi terkait proses
perkembangan anak dan mengenali permasalahan-permasalahan yang di hadapi
anak, maka peneliti menyusun judul “Perkembangan Anak dan
Permasalahahnya”.
Agar penelitian ini efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji mendalam, maka
diperlukan pembatasan masalah.
3
2. Bagaimana cara mengurangi dampak negatif permasalahan yang dihadapi
anak saat proses perkembangan.
1.3 Tujuan Dan Mamfaat
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meberikan gambaran dalam
proses perkembangan anak di usia 2-5 tahun dan serta mengetahui apa saja
permasalahan-permasalahannya.
2. Tujuan Khusus
Untuk menambah sumber informasi kepada orang tua dan calon orang tua terkait
perkembangan anak di usia 2-5 tahun serta menjelaskan apa saja permaslahan-
permaslahannya.
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wacana dan program oleh orang tua dalam menjaga dan
merawat anak.
b. Sebagai dasar dalam pemilihan metode penjagaan dan pengawasan kepada
anak dalam proses perkembangannya.
2. Manfaat Praktis
4
3. Sebagai rujukan dalam memberikan saran kepada orang tua untuk
meningkatkan perkembangan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara alamiah, setiap individu hidup akan melalui tahap pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu sejak embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan
ke arah peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan. Istilah
tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya saling berbeda tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Adriana, 2013).
5
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2012)
Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran
besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuan
secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca,
dan lain-lain.
2.2 Anak.
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Pasal tersebut menjelaskan bahwa, anak adalah siapa saja
yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih didalam kandungan,
yang berarti segala kepentingan akan pengupayaan perlindungan terhadap anak
sudah dimulai sejak anak tersebut berada didalam kandungan hingga berusia 18
tahun (Damayanti,2008)
Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum digolongkan menjadi
kebutuhan fisik-biomedis (asuh) yang meliputi, pangan atau gizi, perawatan
kesehatan dasar, tempat tinggal yang layak, sanitasi, sandang, kesegaran jasmani
atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau kasih saying (Asih), pada tahun-tahun
pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau
6
pengganti ibu dengan anak merupakansyarat yang mutlakuntuk menjamin tumbuh
kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kebutuhan akan
stimulasi mental (Asah), stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses
belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini
mengembangkan perkembangan mental psikososial diantaranya kecerdasan,
keterampilan, kemandirian, kreaktivitas, agama, kepribadian dan sebagainya.
Ada beberapa respon non verbal yang biasa ditunjukkan bayi misalnya
menggerakkan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama terjadi pada bayi kurang
dari enam bulan sebagai cara menarik perhatian orang. Oleh karena itu, perhatian
saat berkomunikasi dengannya. Jangan langsung menggendong atau
memangkunya karena bayi akan merasa takut. Lakukan komunikasi terlebih
dahulu dengan ibunya. Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik
dengan ibunya.
Karakteristik anak pada masa ini terutama pada anak dibawah 3 tahun adalah
sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai perasaan takut oada
ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan akan terjadi
7
padanya. Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan merasa melihat alat
yang akan ditempelkan ke tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan bagaimana akan
merasakannya. Beri kesempatan padanya untuk memegang thermometer sampai ia
yakin bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya.
Dari hal bahasa, anak belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan karena
anak belum mampu berkata-kata 900-1200 kata. Oleh karena itu saat menjelaskan,
gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang dikenalnya.
Berkomunikasi dengan anak melalui objek transisional seperti boneka. Berbicara
dengan orangtua bila anak malu-malu, beri kesempatan pada yang lebih besar
untuk berbicara tanpa keberadaan orangtua.
Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya.
Tugas perkembangan menurut teori Havighurst (1961) adalah tugas yang harus
dilakukan dan dikuasai individu pada tiap tahap perkembangannya. Tugas
perkembangan bayi 0-2 adalah berjalan, berbicara,makan makanan padat,
kestabilan jasmani. Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat
kesempatan bermain, berkesperimen dan berekplorasi, meniru, mengenal jenis
kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan social dan alam,
belajar mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan salah dan benar
serta mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi.
1. Faktor internal
8
a. Ras/etnik atau bangsa
b. Keluarga
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Genetik
f. Kelainan kromosom
g. Faktor eksternal
9
a) Gizi
b) Mekanis
c) Toksin/zat kimia
d) Endokrin
e) Radiasi
f) Infeksi
10
Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolysis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kerniktus yang
akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h) Anoksia embrio
i) Psikologi ibu
2) Faktor persalinan
a) Gizi
11
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif dan zat kimia tertentu (Pb, Merkuri, rokok,
d) Psikologis
e) Endokrin
f) Sosioekonomi
g) Lingkungan pengasuhan
h) Stimulasi
i) Obat-obatan
12
Pemakaian kortikosteroid jangka panjang akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.
1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.
13
2.2.7 Ciri-Ciri Anak
1. Ciri fisik
2. Ciri sosial
Umumnya pada tahap ini mereka mempunyai satu atau dua sahabat, tetapi
sahabat ini cepat berganti. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak
terlalu terorganisir dengan baik. Anak yang lebih muda sering kali bermain
bersebelahan dengan anak yang lebih tua. Selain itu permainan mereka juga
bervariasi sesuai dengan kelas sosial dan gender. Sering terjadi perselisihan
tetapi kemudian berbaikan kembali. Pada anak usia prasekolah juga sudah
menyadari peran jenis kelamin dan sextyping.
3. Ciri emosional
14
Anak usia prasekolah cenderung mengekspresikan perasaan secara bebas dan
terbuka. Iri hati juga sering terjadi diantara mereka dan anak usia prasekolah
pada umumnya sering kali merebut perhatian guru.
4. Ciri kognitif
1. Perkembangan Motorik
Pada saat anak mencapai tahapan usia prasekolah (4-6 tahun) ada ciri yang
jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak usia prasekolah. Perbedaannya
terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat, panjang badan dan
keterampilan yang mereka miliki. Bertambahnya usia, perbandingan antar
bagian tubuh akan berubah. Gerakan anak usia prasekolah lebih terkendali dan
terorganisasi dalam pola-pola. Perkembangan lain yang terjadi pada anak usia
prasekolah , umumnya ialah jumlah gigi yang tumbuh mencapai 20 buah. Gigi
susu akan tanggal pada akhir masa usia prasekolah. Gigi yang permanen tidak
akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang akan terus
berkembang sejalan dengan usia mereka. Kepala dan otak mereka telah
mencapai ukuran orang dewasa pada saat anak mencapai usia prasekolah.
Perkembangan motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.
Motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi
otototot besar, seperti; berjalan, melompat, berlari, melempar dan naik.
15
Motorik halus berkaitan dengan gerakan yang menggunakan otot halus,
seperti; menggambar, menggunting, melipat kertas, meronce, dan lain
sebagainya.
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, dapat diwujudkan
dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan
sendiri yang berkembang menjadi komunikasi melalui ujaran yang tepat dan
jelas. Dalam membicarakan perkembangan bahasa terdapat 3 butir yang perlu
dibicarakan (Patmonodewo, 2008), yaitu:
16
Bahasa pengertian (misalnya mendengarkan dan membaca) menunjukkan
kemampuan anak untuk memahami dan berlaku terhadap komunikasi yang
ditujukan kepada anak tersebut. Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan)
menunjukkan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada orang lain.
c. Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak akan
berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat
merencanakan menyelesaikan masalah, dan menyerasikan gerakan mereka.
Anak usia prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan
bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat
menggunakan bahasa dengan berbagai cara, antara lain dengan bertanya,
melakukan dialog dan menyanyi.
4. Perkembangan Psikososial
17
baik yang digunakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak
tubuh, ekspresi wajah pantomime atau seni. Bahasa memiliki peranan penting
dalam kehidupan seorang anak karena bahasa memiliki pengaruh yang besar
terhadap komunikasi dan interaksi sosial, dan bahsa merupakan barometer yang
kritis dari perkembangan kognitif maupun emosi (Hockenberry & Wilson, 2007).
Perkembangan bahasa selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak
(Yusuf, 2005).
Laju perkembangan bahasa bervariasi dari satu anak ke anak lain dan berkaitan
langsung dengan kompetensi neurologik dan perkembangan kognitif. Kebanyakan
ahli di bidang perkembangan anak menggolongkan pertumbuhan dan perilaku
anak ke dalam berbagai tahap usia atau istilah yang menggambarkan kelompok
usia. Pengelompokkan ini merupakan cara yang baik untuk menjelaskan
karakteristik mayoritas anak-anak saat periode munculnya perubahan
perkembangan dan tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai.
Suyanto (2005) dalam Susanto (2011), melatih anak belajar bahasa dapat
dilakukan dengan cara berkomunikasi melalui berbagai setting berikut ini :
3. Bermain peran, seperti memerankan penjual dan pembeli,guru dan murid, atau
orang tua dan anak.
4. Bermain puppet dan boneka tangan yang dapat dimainkan dengan jari
(fingerplay), anak berbicara mewakili boneka ini.
18
learning).
Dalam berbahasa anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas
pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan (Yusuf, 2005). Keempat tugas
pokok perkembangan bahasa adalah :
1. Pemahaman
4. Ucapan
19
m, n, p, dan t sedangkan yang sulit diucapkan adalah huruf mati tunggal: z, w,
s, g, dan huruf rangkap (diftong): st, str, sk, dan dr.
Berikut adalah beberapa tumbuh kembang anak berusia dua tahun secara umum:
2. Perkembangan sensorik dan kognitif Anak usia ini dapat berbicara dengan
menggabungkan 2-3 kata dan kosa kata meningkat menjadi sekitar 50-300
kata, walaupun jumlah tersebut bisa sangat bervariasi. Dengan kosa kata
yang makin banyak, anak mulai bisa berkomunikasi tentang
kebutuhanannya. Hal-hal semacam ingin ke toilet, sedang haus atau
sedang lapar, kini bisa disampaikannya dengan lebih jelas.Selain itu, anak
mulai bisa memakai dan melepas baju sendiri. Anak bisa menunjukkan
objek yang Anda sebutkan dan mulai mengetahui nama-nama anggota
keluarga atau orang yang dekat dengannya, serta mengetahui bagian-
bagian tubuhnya.
20
tersebut pada Si Kecil, Bunda dan Ayah bisa melakukan beberapa cara
untuk melatih keterampilan motorik anak.
4. Perkembangan emosi dan sosial Mulai usia 2-5 tahun, anak-anak belajar
untuk mengenali dan mengendalikan emosi secara bertahap. Dia mulai
bisa menunjukkan kemandirian serta suka meniru orang lain yang lebih tua
darinya. Selain itu, dia mulai bersemangat bertemu dan bermain bersama
teman. Pada usia dua tahun, anak-anak biasanya mengalami masalah
kebiasaan, seperti menghisap jempol, mengalami mimpi buruk, dan
temper tantrum.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua guna mendorong
semangat belajar anak usia dua tahun untuk menjelajahi dunianya.
2. Biarkan anak bermain Sediakan ruangan yang cukup luas bagi dirinya agar
dia bisa bermain dan beraktivitas fisik secara sehat. Ajak anak untuk
21
bermain balok dan membangun menara atau kreativitas lainnya. Di
samping itu, cobalah hindarkan anak dari kegiatan pasif, seperti menonton
televisi. Batasan paparan televisi terhadap anak sebaiknya kurang dari satu
jam sehari, dan tidak boleh melebihi 3 jam sehari. Selain itu, pilihlah
konten yang tidak mengandung kekerasan.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
23
c. Jika anak memiliki permasalahan baik internal maupun external, jangan
langsung panik, baiknya konsultasi ke pihak-pihak yang lebih memahami
permasalahan anak seperti dokter, orang tua yang lebih berpengalaman,
dan sibisa mungkin selalu mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan
tentang anak.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. (2013). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak.
Jakarta: Salemba Medika.
24
William, C. (2007). Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi Edisi III. Jakata:
Pustaka Pelajar
25