Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MAKALAH

JUDUL

PERKEMBANGAN ANAK DAN PERMASALAHANNYA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia serta
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Perkembangan Anak dan Permasalahahnya ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas study saya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Perkembangan Anak dan Permasalahahnya bagi para orang tua
atau pembaca secara umum..

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/ibu Dosen, yang telah memberikan


tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

05 April 2021

Td

nama

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan..................................................................................1

1.1. Latar Belakang...........................................................................1


1.2. Ruang Lingkup Permasalahan...................................................3
1.2.1 Identifikasi Masalah..............................................................3
1.2.2 Rumusan Masalah.................................................................3
1.2.3 Pembatasan Masalah.............................................................3
1.3 Tujuan Dan Mamfaat...................................................................4
1.3.1 Tujuan....................................................................................4
1.3.2 Manfaat..................................................................................4

Bab II Pembahasan..................................................................................5

2.1 Konsep Tumbuh Kembang Anak..................................................5


2.1.1 Pengertian Tumbuh Kembang...............................................5
2.2. Anak............................................................................................6
2.2.1 Pengerrtian Anak..................................................................6
2.2.2 Kebutuhan Dasar Anak........................................................6
2.2.3 Tingkat Perkembangan Anak...............................................7
2.2.4 Tugas Perkembangan Anak..................................................8
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak...............................8

ii
2.2.6 Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak...................13
2.2.7 Ciri-Ciri Anak.......................................................................13
2.2.8 Karakteristik Anak...............................................................14
2.3. Perkembangan Bahasa Anak.........................................................17
2.3.1.Pengertian Bahasa...................................................................17
2.3.1 Tata Cara Melatih Perkembangan Bahasa Anak..................18
2.3.2 Tugas-Tugas Perkembangan Bahasa Anak..........................18
2.3.3 Tugas-Tugas Perkembangan Bahasa Anak..........................19
2.3.4 Bagaimana Mendorong Tumbuh Kembang Anak...................21

3.1 Bab III Penutup................................................................................23

3.2.1. Esimpulan...............................................................................23

3.2.1 Saran.......................................................................................23

Daftar Pustaka.........................................................................................24

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anak adalah harta yang paling didambakan dalam sebuah keluarga, segala
sesuatunya akan diupayakan oleh orantua demi kebaikan perkembangan anaknya
tersebut. Anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun tersebut merupakan masa
keemasan (golden age), artinya pada masa ini anak berada dimasa peka yaitu masa
yang sangat mudah dalam menerima stimulasi pengetahuan dan keterampilan
yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Oleh
karena itu, stimulasi yang tepat dan berkesinambungan perlu diberikan supaya
tumbuh kembang anak dapat berjalan secara optimal. Perkembangan tersebut
adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan
fisik, motorik dan kemampuan bahasa. Tentu dalam proses perkebangan tersebut
harus dilakukan dengan serius.

Perkembangan fisik yang signifikan, biasanya ditandai dengan


kemampuannya merangkak hingga berlari dalam waktu sekitar 20 bulan. Saat
mereka berjalan, mereka merentangkan tangan mereka ke samping atau menahan
perut mereka untuk menjaga keseimbangan. Pada masa ini Ia masih cenderung
tidak stabil saat berjalan, maka wajar bila sering jatuh. Mereka menggunakan
kemampuan bergerak ini untuk mendorong dan menarik mainan, menari dan
memanjat.

Perkembangan motorik pada dasarnya, perkembangan ini berkembang


sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan
sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Dan patut
diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa sama, tergantung proses kematangan
masing-masing anak. Hal ini menjadi penting diperhatikan, agar segala
keterlambatan atau gangguan pada kemampuan motoriknya bisa segera terdeteksi

1
dan dikoreksi. Keterlambatan yang tidak diperhatikan bisa saja akan berpengaruh
ke perkembangan motorik kasar dan halus lainnya.

Perkembangan anak tersebut tentu harus kita ketahui sedini mungkin, baik
sebelum berkeluarga dan sebelum memiliki anak, atau bahkan sekalipun terlambat
sudah memiliki anak yaitu berada di fase memiliki anak yang butuh pengawasan
dan perawatan anak secara maksimal.

Dan perlu diingat bahwa mengetahui permasalahan-permasalahan anak


dalam proses perkembangannya akan lebih menguntungkan bagi orang tua untuk
mengetahui apa antispasi-antisipasi yang perlu di siapkan serta disediakan.
Dengan mengetahui perkembangan dan permasahan anak juga akan turut
menumbuhkan rasa cinta dan bangga orang tua terhadap anak.

Orang tua masih banyak yang belum mengetahui apa saja perkembangan
anak dan permasalahannya, mengapa anak mengangis, apakah sudah waktunya
memberi ASI, apakah anak sudah seharusnya tidur, anak proses merangkak, anak
tumbuh gusi, panas, batuk, emosi anak yang meledak-ledak dan lain sebagainya.

Jika kita amati bersama di sekitar kita kebanyakan orang tua belum
mengenali perkembangan anak dan apa permasalahannya dan serta bagaimana
solusi dalam menghadapinya, yang pada akhirnya orang tua menjadi gusar, takut,
dan tidak mengetahui apa yang seharusnya untuk di perbuat. Hal ini yang perlu
kita antispasi jangan sampai dengan terlambatnya kita memberikan perawatan
atau monitoring kepada anak, pada akhirnya anak mendapat dampak yang negatif.

Seseorang atau orang tua yang memiliki pemahaman dan kemampuan


mengenali perkembangan anak dan permasalahannya tentu akan mudah
berkominikasi dengan anak (verbal), mudah dan cepat memberikan perwatan
kepada anak, cerdas menyikapi apa permasalahan yang di hadapi anak dalam
proses perkembangannya.

Pengtahuan dan pemahaman orang tua mengenai proses perkembangan anak


dan permasalahannya erat kaitannya anak memperoleh hal yang positif baik dari
faktor internak dan externalnya.

2
Berdasarkan uraian diatas permasalahan yang dihadapi adalah perlunya
pengetahuan dan pemahaman orang tua dan serta infomasi terkait proses
perkembangan anak dan mengenali permasalahan-permasalahan yang di hadapi
anak, maka peneliti menyusun judul “Perkembangan Anak dan
Permasalahahnya”.

1.2 Ruang Lingkup Permasahan


1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian


ini adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya informasi terkait pertumbuhan dan perkembangan anak.


2. Rendahnya informasi terkait permasalahan-pemasalah yang di hadapi
anak dalam proses perkembangannya.
3. Rendahnya pengetahuan terkait perkembangan dan permasalahan yamg
dihadapi anak.
1.2.2 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji mendalam, maka
diperlukan pembatasan masalah.

Adapun pembatasan masalah yang dalam penelitian ini:

Perlunya pengetahuan dan informasi dalam mengenali perkembangan dan


permasalahan yang di hadapi anak di usia 2-5 tahun.

1.2.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas dapat


dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah dengan adanya pengetahuan dan informasi terkait perkembangan


dan permasalahan anak dapat mengurangi dampak negatif terhadap anak
secara fisik dan psikis?

3
2. Bagaimana cara mengurangi dampak negatif permasalahan yang dihadapi
anak saat proses perkembangan.
1.3 Tujuan Dan Mamfaat
1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka penelitian ini
bertujuan untuk :

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meberikan gambaran dalam
proses perkembangan anak di usia 2-5 tahun dan serta mengetahui apa saja
permasalahan-permasalahannya.

2. Tujuan Khusus

Untuk menambah sumber informasi kepada orang tua dan calon orang tua terkait
perkembangan anak di usia 2-5 tahun serta menjelaskan apa saja permaslahan-
permaslahannya.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wacana dan program oleh orang tua dalam menjaga dan
merawat anak.
b. Sebagai dasar dalam pemilihan metode penjagaan dan pengawasan kepada
anak dalam proses perkembangannya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi oran tua


1. Sebagai dasar bagi orang tua dalam memilih metode untuk merawat anak
dalam proses perkembangannya.
2. Membantu mempermudah orang tua dalam mengurangi permaslahan yang
di hadapi anak dalam proses perkebangannya.

4
3. Sebagai rujukan dalam memberikan saran kepada orang tua untuk
meningkatkan perkembangan anak.

b. Manfaat bagi anak


1. Memperoleh monitoring yang tepat dari orang tua dan memungkinkan
untuk mendapat monitoring dan perawatan yang tepat,
2. Dapat memberikan kesempatan pada anak untuk berkembangan dengan
monitoring yang tepat dari orang tua.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Tumbuh Kembang Anak

2.1.1 Pengertian Tumbuh Kembang

Secara alamiah, setiap individu hidup akan melalui tahap pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu sejak embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan
ke arah peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan. Istilah
tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya saling berbeda tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Adriana, 2013).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya skill (kemampuan) dalam


struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

5
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2012)
Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran
besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuan
secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca,
dan lain-lain.

2.2 Anak.

2.2.1 Pengertian Anak.

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Pasal tersebut menjelaskan bahwa, anak adalah siapa saja
yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih didalam kandungan,
yang berarti segala kepentingan akan pengupayaan perlindungan terhadap anak
sudah dimulai sejak anak tersebut berada didalam kandungan hingga berusia 18
tahun (Damayanti,2008)

2.2.2 Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum digolongkan menjadi
kebutuhan fisik-biomedis (asuh) yang meliputi, pangan atau gizi, perawatan
kesehatan dasar, tempat tinggal yang layak, sanitasi, sandang, kesegaran jasmani
atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau kasih saying (Asih), pada tahun-tahun
pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau

6
pengganti ibu dengan anak merupakansyarat yang mutlakuntuk menjamin tumbuh
kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kebutuhan akan
stimulasi mental (Asah), stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses
belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini
mengembangkan perkembangan mental psikososial diantaranya kecerdasan,
keterampilan, kemandirian, kreaktivitas, agama, kepribadian dan sebagainya.

2.2.3 Tingkat perkembangan anak


Menurut Damaiyanti (2008), karakteristik anak sesuai tingkat perkembangan:
a. Usia bayi (0-1 tahun)
Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan
kata-kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi lebih banyak menggunakan
jenis komunikasi non verbal. Pada saat lapar, haus, basah dan perasaan tidak
nyaman lainnya, bayi hanya bisa mengekspresikan perasaannya dengan menangis.
Walaupun demikian, sebenarnya bayi dapat berespon terhadap tingkah laku orang
dewasa yang berkomunikasi dengannya secara non verbal, misalnya memberikan
sentuhan, dekapan, dan menggendong dan berbicara lemah lembut.

Ada beberapa respon non verbal yang biasa ditunjukkan bayi misalnya
menggerakkan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama terjadi pada bayi kurang
dari enam bulan sebagai cara menarik perhatian orang. Oleh karena itu, perhatian
saat berkomunikasi dengannya. Jangan langsung menggendong atau
memangkunya karena bayi akan merasa takut. Lakukan komunikasi terlebih
dahulu dengan ibunya. Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik
dengan ibunya.

b. Usia pra sekolah (2-5 tahun)

Karakteristik anak pada masa ini terutama pada anak dibawah 3 tahun adalah
sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai perasaan takut oada
ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan akan terjadi

7
padanya. Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan merasa melihat alat
yang akan ditempelkan ke tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan bagaimana akan
merasakannya. Beri kesempatan padanya untuk memegang thermometer sampai ia
yakin bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya.

Dari hal bahasa, anak belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan karena
anak belum mampu berkata-kata 900-1200 kata. Oleh karena itu saat menjelaskan,
gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang dikenalnya.
Berkomunikasi dengan anak melalui objek transisional seperti boneka. Berbicara
dengan orangtua bila anak malu-malu, beri kesempatan pada yang lebih besar
untuk berbicara tanpa keberadaan orangtua.
Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya.

2.2.4 Tugas Perkembangan Anak

Tugas perkembangan menurut teori Havighurst (1961) adalah tugas yang harus
dilakukan dan dikuasai individu pada tiap tahap perkembangannya. Tugas
perkembangan bayi 0-2 adalah berjalan, berbicara,makan makanan padat,
kestabilan jasmani. Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat
kesempatan bermain, berkesperimen dan berekplorasi, meniru, mengenal jenis
kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan social dan alam,
belajar mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan salah dan benar
serta mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi.

2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak menurut

Adriana, 2013 adalah

1. Faktor internal

Berikut ini adalah faktor-faktor internal yang berpengaruh pada tumbuh


kembang anak, yaitu.

8
a. Ras/etnik atau bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika tidak memiliki faktor


herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

b. Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,


gemuk, atau kurus.

c. Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun


pertama kehidupan, dan pada masa remaja.

d. Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada


laki-laki. Akan tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak
laki-laki akan lebih cepat.

e. Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak


yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak, contohnya seperti kerdil.

f. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan


seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

g. Faktor eksternal

Berikut ini adalah faktor-faktor eksternal yang berpengaruh pada tumbuh


kembang anak.
1) Faktor prenatal

9
a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan


memengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital


seperti club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin atau Thalidomid dapat


menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis

d) Endokrin

Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,


dan hyperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radiasi dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan


pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, serta kelainan
jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH


(Toksoplasma, Rubella, Citomegali virus, Herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu tuli,
mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital.
g) Kelainan imunologi

10
Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolysis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kerniktus yang
akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta


menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah atau


kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat


menyebabkan kerusakan jaringan otak

3) Faktor pasca persalinan

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b) Penyakit kronis atau kelainan kongenital

Tuberculosis, anemia, dan kelainan jantung bawaan mengakibatkan


retardasi pertumbuhan jasmani.

c) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan yang sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut


hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

11
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif dan zat kimia tertentu (Pb, Merkuri, rokok,

dan lain-lain) mempunyai dampak yang negatif terhadap


pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak


dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa
tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangan.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid, akan


menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosioekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta


kesehatan lingkungan yang jelek dan tidaktahuan, hal tesebut
menghambat pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat


memengaruhi tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, khususnya


dalam keluarga, misalnya penyediaan mainan, sosialisasi anak, serta
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat-obatan

12
Pemakaian kortikosteroid jangka panjang akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.

2.2.6 Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009) menyebutkan aspek-aspek


perkembangan yang dapat dipantau meliputi gerak kasar, gerak halus, kemampuan
bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.

1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan

otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.

3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan


kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.


4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya, dan sebagainya.

13
2.2.7 Ciri-Ciri Anak

Snowman (dalam Patmonodewo, 2008) mengemukakan ciri-ciri anak usia


prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya berada di Taman Kanak-Kanak. Ciri-ciri
yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak

1. Ciri fisik

Anak usia prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka memiliki penguasaan


(kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat suka melakukan kegiatan yang
dilakukan sendiri. Setelah melakukan berbagai kegiatan, anak usia prasekolah
membutuhkan istirahat yang cukup. Otot-otot besar pada anak usia prasekolah
lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu,
mereka biasanya belum terampil dalam melakukan kegiatan yang agak rumit
seperti mengikat tali sepatu. Anak usia prasekolah juga sering mengalami
kesulitan apabila harus memfokuskan perhatiannya pada objek-objek yang
kecil ukurannya. Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala
mereka masih lunak. Selain itu, walaupun anak laki-laki lebih besar, akan
tetapi anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang praktis.

2. Ciri sosial

Umumnya pada tahap ini mereka mempunyai satu atau dua sahabat, tetapi
sahabat ini cepat berganti. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak
terlalu terorganisir dengan baik. Anak yang lebih muda sering kali bermain
bersebelahan dengan anak yang lebih tua. Selain itu permainan mereka juga
bervariasi sesuai dengan kelas sosial dan gender. Sering terjadi perselisihan
tetapi kemudian berbaikan kembali. Pada anak usia prasekolah juga sudah
menyadari peran jenis kelamin dan sextyping.

3. Ciri emosional

14
Anak usia prasekolah cenderung mengekspresikan perasaan secara bebas dan
terbuka. Iri hati juga sering terjadi diantara mereka dan anak usia prasekolah
pada umumnya sering kali merebut perhatian guru.

4. Ciri kognitif

Anak usia prasekolah umumnya sudah terampil dalam berbahasa. Kompetensi


anak juga perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan,
memahami dan kasih sayang.

2.2.8 Karakteristik Anak

1. Perkembangan Motorik

Pada saat anak mencapai tahapan usia prasekolah (4-6 tahun) ada ciri yang
jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak usia prasekolah. Perbedaannya
terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat, panjang badan dan
keterampilan yang mereka miliki. Bertambahnya usia, perbandingan antar
bagian tubuh akan berubah. Gerakan anak usia prasekolah lebih terkendali dan
terorganisasi dalam pola-pola. Perkembangan lain yang terjadi pada anak usia
prasekolah , umumnya ialah jumlah gigi yang tumbuh mencapai 20 buah. Gigi
susu akan tanggal pada akhir masa usia prasekolah. Gigi yang permanen tidak
akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang akan terus
berkembang sejalan dengan usia mereka. Kepala dan otak mereka telah
mencapai ukuran orang dewasa pada saat anak mencapai usia prasekolah.

Perkembangan motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.
Motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi
otototot besar, seperti; berjalan, melompat, berlari, melempar dan naik.

15
Motorik halus berkaitan dengan gerakan yang menggunakan otot halus,
seperti; menggambar, menggunting, melipat kertas, meronce, dan lain
sebagainya.

2. Perkembangan Kognitif

Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir. Kognitif adalah


pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi kognitif
merupakan tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh
pengetahuan. Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara
anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara
berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai
tolok ukur pertumbuhan kecerdasan.

Piaget (Patmonodewo, 2008) menjelaskan perkembangan kognitif terdiri dari


empat tahapan perkembangan yaitu tahapan sensorimotor, tahapan
praoperasional, tahapan kongkret operasionaldan tahapan formal operasional

3. Perkembangan Bahasa

Bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, dapat diwujudkan
dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan
sendiri yang berkembang menjadi komunikasi melalui ujaran yang tepat dan
jelas. Dalam membicarakan perkembangan bahasa terdapat 3 butir yang perlu
dibicarakan (Patmonodewo, 2008), yaitu:

a. Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa biasanya


dipahami sebagai sistem tata bahasa yang rumit dan bersifat semantik,
sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk katakata.
Walaupun bahasa dan kemampuan berbicara sangat dekat hubungannya
tapi keduanya berbeda.

b. Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat


pengertian/reseptif (understanding) dan pernyataan/ekspresif (producing).

16
Bahasa pengertian (misalnya mendengarkan dan membaca) menunjukkan
kemampuan anak untuk memahami dan berlaku terhadap komunikasi yang
ditujukan kepada anak tersebut. Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan)
menunjukkan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada orang lain.

c. Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak akan
berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat
merencanakan menyelesaikan masalah, dan menyerasikan gerakan mereka.
Anak usia prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan
bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat
menggunakan bahasa dengan berbagai cara, antara lain dengan bertanya,
melakukan dialog dan menyanyi.

4. Perkembangan Psikososial

Merupakan perkembangan yang membahas tentang perkembangan kepribadian


manusia, khususnya yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan perkembangan
kepribadian.

2.3 Perkembangan Bahasa Anak

2.3.1 Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan sarana komunikasi, maka segala yang berkaitan dengan


komunikasi tidak lepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis dalam menggapai
ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, tanpa memiliki kemampuan berbahasa,
seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur
(Setiawan, 2007). Bahasa adalah bentuk aturan atau system lambang yang
digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya
yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa
diekspresikan melalui bicara mengacu pada symbol verbal. Bahasa juga dapat
mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau
pantomime (Judarwanto, 2009). Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi,

17
baik yang digunakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak
tubuh, ekspresi wajah pantomime atau seni. Bahasa memiliki peranan penting
dalam kehidupan seorang anak karena bahasa memiliki pengaruh yang besar
terhadap komunikasi dan interaksi sosial, dan bahsa merupakan barometer yang
kritis dari perkembangan kognitif maupun emosi (Hockenberry & Wilson, 2007).
Perkembangan bahasa selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak
(Yusuf, 2005).

Laju perkembangan bahasa bervariasi dari satu anak ke anak lain dan berkaitan
langsung dengan kompetensi neurologik dan perkembangan kognitif. Kebanyakan
ahli di bidang perkembangan anak menggolongkan pertumbuhan dan perilaku
anak ke dalam berbagai tahap usia atau istilah yang menggambarkan kelompok
usia. Pengelompokkan ini merupakan cara yang baik untuk menjelaskan
karakteristik mayoritas anak-anak saat periode munculnya perubahan
perkembangan dan tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai.

2.3.2 Tugas-tugas Perkembangan Bahasa Anak.

Suyanto (2005) dalam Susanto (2011), melatih anak belajar bahasa dapat
dilakukan dengan cara berkomunikasi melalui berbagai setting berikut ini :

1. Kegiatan bermain bersama, biasanya anak-anak secara otomatis


berkomunikasi dengan temannya sambil bermain bersama.

2. Cerita, baik mendengar cerita maupun menyuruh anak untuk bercerita.

3. Bermain peran, seperti memerankan penjual dan pembeli,guru dan murid, atau
orang tua dan anak.

4. Bermain puppet dan boneka tangan yang dapat dimainkan dengan jari
(fingerplay), anak berbicara mewakili boneka ini.

5. Belajar dan bermain dalam kelompok (cooperative play dan cooperative

18
learning).

2.3.3 Tugas-tugas Perkembangan Bahasa Anak.

Dalam berbahasa anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas
pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan (Yusuf, 2005). Keempat tugas
pokok perkembangan bahasa adalah :

1. Pemahaman

Yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.

2. Pengembangan perbendaharaan kata

Perbendaharaan kata anak-anak berkembang dimulai secara lambat pada usia


dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo yang cepat pada usia
prasekolah dan terus meningkat setelah anak masuk sekolah.

3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat

Kemampuan menyusun kata-kata menjadi kalimat pada umumnya


berkembang sebelum usia 2 tahun. Bentuk kalimat pertama kalimat tunggal
(kalimat satu kata) dengan disertai gesture (bahasa tubuh) untuk melengkapi
cara berfikirnya.

4. Ucapan

Kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui imitasi


(peniruan) terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain (terutama
orang tua). ejelasan ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar 3 tahun. Hasil
studi tentang suara dan kombinasi suara menunjukkan bahwa anak mengalami
kemudahan dan kesulitan dalam huruf-huruf tertentu. Huruf yang mudah
diucapkan yaitu huruf hidup (vokal) a, i, u, e, o dan huruf mati (konsonan) b,

19
m, n, p, dan t sedangkan yang sulit diucapkan adalah huruf mati tunggal: z, w,
s, g, dan huruf rangkap (diftong): st, str, sk, dan dr.

2.3.4 Tumbuh Kembang Anak 2-5 Tahun

Berikut adalah beberapa tumbuh kembang anak berusia dua tahun secara umum:

1. Pertumbuhan fisik Mencakup tumbuhnya 16 gigi pertama, namun jumlah


sebenarnya bisa sangat bervariasi. Pertumbuhan fisik juga mencakup
kenaikan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Idealnya, berat
badan anak dua tahun berkisar 10-13 kilogram dengan tinggi badan anak
mencapai kisaran 84-89 cm.

2. Perkembangan sensorik dan kognitif Anak usia ini dapat berbicara dengan
menggabungkan 2-3 kata dan kosa kata meningkat menjadi sekitar 50-300
kata, walaupun jumlah tersebut bisa sangat bervariasi. Dengan kosa kata
yang makin banyak, anak mulai bisa berkomunikasi tentang
kebutuhanannya. Hal-hal semacam ingin ke toilet, sedang haus atau
sedang lapar, kini bisa disampaikannya dengan lebih jelas.Selain itu, anak
mulai bisa memakai dan melepas baju sendiri. Anak bisa menunjukkan
objek yang Anda sebutkan dan mulai mengetahui nama-nama anggota
keluarga atau orang yang dekat dengannya, serta mengetahui bagian-
bagian tubuhnya.

3. Perkembangan keterampilan motorik Mencakup kemampuan untuk bisa


berlari dengan koordinasi yang lebih baik. Selain itu, keseimbangan anak
juga telah menjadi lebih baik. Anak bisa berdiri sambil mengambil objek,
melempar bola, dan bisa menendang bola tanpa kehilangan keseimbangan.
Anak juga mulai terampil di lingkungannya, dia bisa memutar gagang
pintu, bisa memerhatikan buku dan membalik halamannya, bisa menyusun
balok mainan, dan siap untuk menjalani toilet training. Anak juga bisa
berjalan menaiki atau menuruni tangga sendiri sambil berpegangan,
namun sebaiknya tetap didampingi orangtua. Untuk melatih kemampuan

20
tersebut pada Si Kecil, Bunda dan Ayah bisa melakukan beberapa cara
untuk melatih keterampilan motorik anak.

4. Perkembangan emosi dan sosial Mulai usia 2-5 tahun, anak-anak belajar
untuk mengenali dan mengendalikan emosi secara bertahap. Dia mulai
bisa menunjukkan kemandirian serta suka meniru orang lain yang lebih tua
darinya. Selain itu, dia mulai bersemangat bertemu dan bermain bersama
teman. Pada usia dua tahun, anak-anak biasanya mengalami masalah
kebiasaan, seperti menghisap jempol, mengalami mimpi buruk, dan
temper tantrum.

 Temper tantrum adalah kondisi ketika emosi anak meledak-ledak, bahkan hingga


dia menggigit, menendang, atau menjerit-jerit. Umumnya hal ini terjadi karena
anak belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya, atau berusaha ingin
menyampaikan apa yang dia rasakan hingga membuatnya frustrasi. Anak
memperlihatkan perilaku temper tantrum ketika sedang merasa tidak nyaman,
lelah, lapar, atau tidak mendapatkan yang mereka inginkan. Namun, bukan
berarti tantrum boleh dibiarkan begitu saja. Orang tua harus belajar teknik
menenangkan anak ketika mereka sedang melancarkan tantrum.

2.3.5 Bagaimana Mendorong Tumbuh Kembang Anak

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua guna mendorong
semangat belajar anak usia dua tahun untuk menjelajahi dunianya.

1. Libatkan anak Ajak anak terlibat ke dalam kegiatan sehari-hari keluarga,


seperti membongkar belanjaan, mencuci buah, menyiram tanaman, atau
kegiatan lain di sekeliling rumah. Cara ini tak hanya bisa mendukung
tumbuh kembangnya tetapi juga menumbuhkan kemandirian anak.
Namun, jagalah keamanan anak dengan menjauhkan bahan-bahan atau
peralatan berbahaya dari jangkauannya.

2. Biarkan anak bermain Sediakan ruangan yang cukup luas bagi dirinya agar
dia bisa bermain dan beraktivitas fisik secara sehat. Ajak anak untuk

21
bermain balok dan membangun menara atau kreativitas lainnya. Di
samping itu, cobalah hindarkan anak dari kegiatan pasif, seperti menonton
televisi. Batasan paparan televisi terhadap anak sebaiknya kurang dari satu
jam sehari, dan tidak boleh melebihi 3 jam sehari. Selain itu, pilihlah
konten yang tidak mengandung kekerasan.

3. Bacakan dongeng dan mengobrol dengan anak Kegiatan ini akan


membantu memperkaya kosa kata anak, juga membantu mereka
menemukan ide baru sekaligus belajar bahasa.

4. Pastikan anak beristirahat dengan cukup Waktu tidur yang dibutuhkan


anak berusia 2-5 tahun adalah minimal 11 jam dan maksimal 13 jam
sehari.

5. Ajarkan anak melakukan rutinitas Termasuk cara memakai dan melepas


baju, serta bagaimana menggunakan toilet.

6. Berikan anak makanan sehat Sebaiknya pilih sayuran, buah-buahan, dan


camilan sehat. Menjelang usia 2 tahun, anak juga bisa mulai diajarkan
untuk minum dengan gelas atau sippy cup. Orang tua dianjurkan untuk
rutin melakukan beberapa kali pemeriksaan tumbuh kembang anak pada
usia 2-5 tahun. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi apakah ada
masalah dengan pertumbuhan atau perkembangannya.

Pada pemeriksaan tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengukur


tinggi dan berat anak, menanyakan perilaku anak dan keluarga, menanyakan
kegiatan atau teman bermain anak, serta memberikan suntikan suplemen bila
dibutuhkan. Pada proses pemeriksaan tersebut, orang tua juga dapat berkonsultasi
dengan dokter terkait kesehatan, perilaku, serta tumbuh kembang anak.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda dan


pola tumbuh kembangnya pun tidak sama dengan anak-anak yang lain. Oleh
karena itu, masa perkembangan anak tidak terlepas dari problematika atau
masalah-masalah yang membutuhkan penyelesaian seperti rewel, demam karena
mau tumbuh gusi, sulit berkomunikasi, mengatasi pemalu dan miningkatkan rasa
percaya diri, Anak yang penakut, Anak temper tantrum, Kecemasan karena
berpisah, Prilaku agresif, tramua akan perilaku child abuse, dan Stunting dan
adapun beberapa solusi mencegah anak mendapatkan permasalahan dimasa
perkembangannya yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk
menggali akar permasalahan yang dihadapi anak.

3.2 SARAN

a. Sebelum berkeluarga baiknya berikan perhatian untuk mempelajari anak


baik perkembangan dan permasalahannya.
b. Rajin mempelajari teori dan praktek terkait perawatan, pengawasan anak.

23
c. Jika anak memiliki permasalahan baik internal maupun external, jangan
langsung panik, baiknya konsultasi ke pihak-pihak yang lebih memahami
permasalahan anak seperti dokter, orang tua yang lebih berpengalaman,
dan sibisa mungkin selalu mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan
tentang anak.

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. (2013). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak.
Jakarta: Salemba Medika.

Bagong, Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarata : Kencana Prenanda


Media Group.

Damayanti, M. (2008). Komunikasi Teraupetik Dalam Praktik Keperawatan.


Bandung. PT refika Adama.

Departemen Kesehatan Republik Indonsia. (2015). Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2015. www.depkes.go.id

Suyanto, Slamet. (2005). Pembelajaran untuk Anak TK. Jakarta: Depdiknas,


Dikti.

Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku


Ajar I Ilmu Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta :Agungseto

24
William, C. (2007). Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi Edisi III. Jakata:
Pustaka Pelajar

Yusuf, Syamsu. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:


Rosda Karya.

25

Anda mungkin juga menyukai