( diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Media dan Sumber Belajar )
Dosen Pembibing:
Luh Putu Indah Budyawati, S.Pd.,M.Pd.
Drs. Syarifuddin, M.Pd.
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
ini. Laporan ini dapat kami selesaikan karena dukungan dan bantuan dari banyak
pihak. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan laporan ini.
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu dalam rangka memenuhi tugas Media
dan Sumber Belajar yang telah diberikan Dosen kepada kami.
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, jika terdapat kesalahan atau
kekurangan penulisan dalam makalah ini kami bersedia menerima kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu peran seorang pendidik yaitu menjadi seorang fasilitator dalam
proses pembelajaran anak usia dini. Sebagai seorang fasilitator seorang pendidik
harus bisa memudahkan anak usia dini untuk belajar dan mengembangkan
pengetahuannya dengan baik. Pada dasarnya anak usia dini memiliki rasa ingin
tahu yang besar dan antusias yang kuat terhadap beberapa hal yang berada
disekitarnya. Hal itu bisa dimanfaatkan pendidik untuk mengenalkan anak usia
dini dengan lingkungannya. Oleh karena itu, memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar pada dasarnya akan memberikan pengalaman yang positif terhadap
anak dan dapat memberikan kesempatan pada anak untuk belajar mengenai hal
apa saja yang berada disekitarnya, serta dapat memberikan kebebasan kepada
anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan bereksplorasi dan
bereksperimen dengan hal-hal yang berada di sekelilingnya.
1
memahami lebih lanjut mengenai lingkungan sebagai sumber belajar anak.
Pemahaman mengenai lingkungan sebagai sumber belajar oleh calon pendidik
anak usia dini akan sangat bermanfaat nanti setelah terjun langsung dalam proses
pembelajaran yang berada di lembaga pendidikan. Hal ini dikarenakan mengingat
salah satu peran guru yaitu sebagai seorang fasilitator. Sehingga, dengan
memahami lingkungan sebagai sebagai sumber belajar dapat mempermudah calon
pendidik untuk mencapai standar pembelajaran nantinya.
2
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pengelolaan lingkungan sebagai
sumber belajar anak usia dini.
6. Untuk mengetahui dampak pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar terhadap aspek-aspek perkembangan anak.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jika menjadikan lingkungan
sebagai sumber belajar anak usia dini.
8. Untuk mengetahui kiat-kiat dalam pemanfaatan lingkungan sebagai media
belajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi lingkungan dikatakan sebagai sumber belajar karena semua yang ada
disekitar lingkungan anak dapat digunakan sebagai sumber belajarnya dalam
mencapai standar perkembangan kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial emosi,
seni, agama dan moral. Lingkungan termasuk jenis sumber belajar by utilization
(dimanfaatkan) yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran.
4
2.2 Manfaat Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Proses pembelajaran yang bermutu untuk anak usia dini yaitu menjadikan
lingkungan sekitar anak sebagai sumber belajarnya sehingga anak dapat
mengetahui dan memahami keadaan sesungguhnya yang lebih alami, nyata,
factual, dan sesuatu kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Manfaat
lingkungan sebagai sumber belajar di PAUD yaitu:
5
c. Proses membentuk kepribadian yang baik pada anak.
6
f. Dapat menghemat biaya
7
2.3 Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan merupakan sumber belajar yang dapat digunakan untuk
menarik perhatian anak dalam proses pembelajaran karena anak dapat belajar
secara langsung tentang hal-hal yang berkaitan dengan apa yang mereka pelajari
tersebut. Sebagai sumber belajar sebenarnya lingkungan yang berada disekitar
anak dapat dimanfaatkan semua oleh pendidik asalkan pendidik jeli dalam
memilah dan memilih obyek yang akan dijadikan sumber belajar anak yang akan
mencapai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak. Terdapat beberapa jenis
lingkungan menurut Zaman & Hernawan (2014) yaitu sebagai berikut:
a. Lingkungan alam
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang sifatnya alamiah
contohnya laut, pegunungan, sungai dan pantai. Lingkungan alam merupakan
lingkungan yang mudah dipelajari dan di kenal oleh anak karena alam
sifatnya relatif tetap. Anak dapat mengamati bagaimana proses terjadinya
perubahan alam yang berada di sekelilingnya dan yang mereka alami dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti perubahan siang dan malam.
b. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan merupakan lingkungan yang dibuat manusia
dengan tujuan tertentu yang dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Contohnya kebun binatang, bendunngan, dan penghijauan. Anak dapat
belajar mengenai lingkungan buatan dari berbagai aspek misalnya dari aspek
pembuatannya, pemeliharaanya, fungsinya dan pemanfatannya. Sumber
belajar dibagi menjadi dua macam, yaitu sumber belajar di rencanakan dan
8
dimanfaatkan. Lingkungan buatan ini termasuk dalam sumber belajar yang
direncakan sekaligus dimanfaatkan.
c. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial dugunakan sebagai sumber belajar anak untuk
mengenalkan nilai-nilai sosial dan kemanusian dalam kehidupan masyarakat,
seperti kebiasaan, adat istiadat, organisasi sosial dan kebudayaan. Hal yang
dapat dipelajari anak dari lingkungan sosial yaitu:
9
Cara pemanfaatan lingkungan yang pertama yaitu dengan membawa anak
didik ke dalam lingkungan yang dipelajarinya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
10
puskesmas, atau diajak pada suatu pabrik makanan. Tujuan karya wisata
dalam mengunjungi tempat-tempat tersebut yaitu untuk menumbuhkan
minat anak serta memberikan wawasan kepada anak tentang dunia kerja.
11
Kegiatan perkemahan ini dapat dilakukan dalam setengah hari atau
jika memungkinkan mungkin bisa sampai satu hari, dan dilakukan di
lingkungan lembaga PAUD ataupun di alam terbuka. Kegiatan
perkemahan di alam terbuka akan mengajak anak untuk mencintai
lingkungan di sekitar dan juga anak akan mengetahui secara nyata
bagaimana lingkungan yang ada di sekitarnya.
12
Cara pemanfaatan lingkungan sebagai media sumber belajar yang kedua
yaitu dengan cara membawa sumber belajar lingkungan ke dalam kelas.
Contohnya yaitu pada hari-hari tertentu guru akan mengundang dokter yang ahli
tentang kesehatan anak ke sekolah PAUD, kemudian dokter tersebut dapat
mengajarkan pada anak tentang pentingnya menjaga lingkungan, atau bagaimana
berpola hidup yang sehat. Selain dokter guru juga dapat mengundang Polisi ke
lembaga PAUD yang berfungsi untuk menjelaskan kepada anak tentang
pentingnya mentaati peraturan lalu lintas, anak juga diajarkan tentang rambu-
rambu lalu lintas yang ada di sekitar kita.
13
kegiatan pengolaan ini terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan, pengadaan,
penggunaan, pemeliharaan, dan evaluasi pelaksanaan.
1. Tahap Perencanaan
Sebelum memutuskan menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk anak usia dini. Pendidik harus mengetahui dan memahami terlebih
dahulu perencanaan lingkungan sebagai sumber belajar di lembaga pendidikan
anak usia dini. Hal ini dikarenakan, agar proses pembelajaran dengan
memberikan lingkungan sebagai sumber belajar PAUD akan memberikan
anak didik pengetahuan yang dibutuhkannya. Perencanaan pemanfaatan yang
matang juga dibutuhkan pendidik untuk dijadikan sebuah acuan pembelajaran
agar anak mendapatkan makna dari interaksinya dengan lingkungan. Sehingga
pembelajaran yang diberikan pendidik dapat membangun pengetahuan anak.
14
memanfaatkan lingkungan yang akan menjadi sumber belajar bagi anak usia
dini.
Pendidik anak usia dini dituntut untuk selalu kreatif dalam menentukan
sumber belajar bagi anak didiknya. Pendidik harus bisa memanfaatkan apa saja
yang ada disekelilingnya sebagai sumber belajar. Salah satunya menjadikan
lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat menyenangkan bagi anak, yang
15
pada dasarnya anak memiliki jiwa petualang dan rasa ingin tahu yang besar
terhadap lingkungan sekitarnya. Ada beberapa jenis pembelajaran yang
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, salah satunya yaitu: kegiatan
pariwisata, kegiatan berkemah (camping), dan pengamatan atau survei.
2. Tahap Pengadaan
Tahap pengadaan merupakan tahap dimana pendidik menyiapkan dan
melaksanakan perencanaan yang telah disusun dengan baik serta menentukan
lingkungan mana yang sesuai dengan standar yang ingin dicapai nantinya.
Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sebenarnya sudah
ada disekitar pendidik. Hanya saja diperlukan kreatifitas agar pendidik dapat
memanfaatkan lingkungan yang berada disekitarnya secara maksimal. Serta
kepekaan dan kejelian pendidik dalam menentukan obyek yang akan dijadikan
sebagai sumber belajar PAUD.
3. Tahap Pelaksanaan
16
Tahap ini adalah tahap dimana pendidik melaksanakan rancangan
lingkungan sebagai sumber belajar PAUD dan memanfaatkan lingkungan
yang berada disekitar anak sesuai dengan rancangan kegiatan yang telah
pendidik susun sebelum pelaksaaan dimulai. Dalam tahap ini pendidik juga
akan mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilaksanakannya dapat
mencapai standar pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dan apakah
aspek perkembangan anak juga berkembang sebagaimana mestinya. Tahap
pelaksanaan ini tidak hanya dapat dilakukan guru di lingkungan sekitar
lembaga maupun di sekitar anak, namun tahap pelaksanaan ini juga
menyesuaikan dimana guru melakukannya. Hal ini dikarenakan pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar juga menyesuaikan dengan lembaga
pendidikan anak.
4. Tahap Pemiliharaan
Dalam tahap pemeliharaan ini pendidik juga dapat melibatkan anak
untuk belajar memelihara dan melestarikan lingkungan sekitarnya. Salah
satunya dengan cara membiasakan anak untuk tidak membuang sampah
sembarangan dan dapat mengajak anak untuk ikut membantu membersihkan
lingkungan sekitarnya serta bisa juga memberikan pembelajaran kepada anak
mengenai cara-cara bercocok tanam. Selain anak belajar untuk mencintai
lingkungan sekitar, anak juga mendapatkan pengalaman belajar yang
menyenangkan dengan bereksperimen sendiri cara bercocok tanam.
17
berkesinambungan sehingga hasil evaluasi ini menentukan berhasil tidaknya
guru dalam menerapkan proses pembelajaran selanjutnya.
18
Anak dapat berinteraksi secara langsung dengan benda-benda yang
berada di lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan lingkungan dapat merangsang
rasa ingin tahu anak, membantu anak dalam belajar dan mendorong anak
untuk menggunakan bahasa dan konsep-konsep.
19
yang berada di lingkungan sekitarnya dan anak juga dapat mengungkapkan
keadaan yang berada di sekitarnya dalam bentuk tulisan contohnya dalam
bentuk puisi dan sajak.
20
sumber belajar dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan
aspek moral dan agama anak.
21
f. Pembelajaran di luar kelas tidak membuat peserta didik menjadi jenuh
atau bosan.
g. Membangun kepribadian yang baik pada peserta didik.
h. Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berimajinasi.
i. Pembelajaran yang diberikan lebih bervariasi.
j. Peserta didik lebih leluasa mengeksplor wawasannya, karena sudah
tersedia di depan mata.
2. Kekurangan lingkungan sebagai sumber belajar
a. Lingkungan cenderung digunakan dalam mata pelajaran yang
berhubungan dengan alam (sains atau ipa).
b. Kondisi lingkungan dimasing-masing daerah berbeda.
c. Lingkungan dapat berubah karena pergantian musim.
d. Kekhawatiran akan terjadinya bencana alam seperti tanah longsor,
banjir, dan sebagainya.
22
karenanya guru haruslah pandai dalam memilih serta menggunakan
pendekatan yang benar atau cocok dalam pemanfaatan lingkungan sebagai
lingkungan belajar. Dalam hal ini peran guru yaitu sebagai pembimbing dan
fasilitator, karena kegiatan pembelajaran akan berfokus pada anak.
23
ditanyakan anak, anak tidak mendapat kepuasan dari jawaban gurunya.
Seharusnya guru selalu mencari sebuah informasi dan pengetahuan dari
berbagai sumber agar siap menjawab semua pertanyaan dari anak dengan
benar. Sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak dan merasa
yakin kepada gurunya yang sudah membantunya dari segala hal.
24
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
25
3.2.Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27