Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

( diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Media dan Sumber Belajar )

Dosen Pembibing:
Luh Putu Indah Budyawati, S.Pd.,M.Pd.
Drs. Syarifuddin, M.Pd.

Disusun oleh :

Dinanda Kusumaningrum (170210205035)


Verendica Fatima Azzahra (170210205049)
Sayati (170210205063)
Luluk Ilmaknunah (170210205067)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
ini. Laporan ini dapat kami selesaikan karena dukungan dan bantuan dari banyak
pihak. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan laporan ini.

Makalah ini kami susun dengan judul “Lingkungan Sebagai Sumber


Belajar”. Makalah ini menjelaskan tentang bagaimana lingkungan yang berfungsi
sebagai sumber belajar pada PAUD.

Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu dalam rangka memenuhi tugas Media
dan Sumber Belajar yang telah diberikan Dosen kepada kami.

Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, jika terdapat kesalahan atau
kekurangan penulisan dalam makalah ini kami bersedia menerima kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Kami berharap makalah yang kami buat dapat memberikan manfaat


kepada pembaca, serta mohon maaf apabila terdaat kesalahan dalam penulisan
makalah ini.

Jember, 14 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................. i

Daftar isi ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian lingkungan sebagai sumber belajar ................................. 3


2.2 Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar ..................................... 4
2.3 Jenis lingkungan sebagai sumber belajar .......................................... 7
2.4 Cara pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar ..................... 8
2.5 Pengelolaan lingkungan sebagai sumber belajar ............................... 12
2.6 Dampak pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar ............... 17
2.7 Kelebihan dan kekurangan lingkungan sebagai sumber belajar ....... 20
2.8 Kiat-kiat dalam memafaatkan lingkungan sebagai sumber belajar .... 21

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 24

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 24


3.2 Saran .................................................................................................. 25

Daftar pustaka ............................................................................................... 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran seorang pendidik dalam lembaga PAUD adalah mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki oleh anak usia dini tanpa mengurangi masa-masa
bermainnya. Anak usia dini pada hakikatnya sudah membawa potensi masing-
masing. Oleh karena itu, seorang pendidik harus bisa mengembangkan potensi-
potensi tersebut yang terdapat didalam berbagai aspek seperti aspek fisik motorik,
aspek kognitif, aspek moral agama, aspek bahasa, dan aspek seni dan kreatifitas.
Untuk mengembangkan beberapa aspek diatas seorang pendidik harus paham
terlebih dahulu mengenai karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh anak dan
dapat membuat rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak
serta memahami apa saja peran yang dimiliki seorang pendidik dalam lembaga
pendidikan anak usia dini.

Salah satu peran seorang pendidik yaitu menjadi seorang fasilitator dalam
proses pembelajaran anak usia dini. Sebagai seorang fasilitator seorang pendidik
harus bisa memudahkan anak usia dini untuk belajar dan mengembangkan
pengetahuannya dengan baik. Pada dasarnya anak usia dini memiliki rasa ingin
tahu yang besar dan antusias yang kuat terhadap beberapa hal yang berada
disekitarnya. Hal itu bisa dimanfaatkan pendidik untuk mengenalkan anak usia
dini dengan lingkungannya. Oleh karena itu, memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar pada dasarnya akan memberikan pengalaman yang positif terhadap
anak dan dapat memberikan kesempatan pada anak untuk belajar mengenai hal
apa saja yang berada disekitarnya, serta dapat memberikan kebebasan kepada
anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan bereksplorasi dan
bereksperimen dengan hal-hal yang berada di sekelilingnya.

Berdasarkan hal tersebut, didalam makalah ini penulis akan membahas


mengenai lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak usia dini. Penulisan
makalah ini dapat dimanfaatkan oleh calon pendidik anak usia dini dalam

1
memahami lebih lanjut mengenai lingkungan sebagai sumber belajar anak.
Pemahaman mengenai lingkungan sebagai sumber belajar oleh calon pendidik
anak usia dini akan sangat bermanfaat nanti setelah terjun langsung dalam proses
pembelajaran yang berada di lembaga pendidikan. Hal ini dikarenakan mengingat
salah satu peran guru yaitu sebagai seorang fasilitator. Sehingga, dengan
memahami lingkungan sebagai sebagai sumber belajar dapat mempermudah calon
pendidik untuk mencapai standar pembelajaran nantinya.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk memperkecil cakupan pembahasan pada makalah ini, penulis
menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian lingkungan sebagai sumber belajar anak usia dini?


2. Bagaimana manfaat lingkungan sebagai sumber belajar anak usia dini?
3. Apa saja jenis lingkungan yang dapat dijadikan sumber belajar bagi anak
usia dini?
4. Bagaimanakah cara pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar?
5. Bagaimana pengelolaan lingkungan sebagai sumber belajar anak usia dini?
6. Bagaimana dampak pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
terhadap aspek perkembangan anak?
7. Bagaimana kelebihan dan kekurangan menjadikan lingkungan sebagai
sumber belajar anak usia dini?
8. Apa saja kiat-kiat dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan sebagai sumber belajar anak usia


dini.
2. Untuk mengetahui manfaat apa saja yang akan didapat setelah memahami
lingkungan sebagai sumber belajar anak usia dini.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis lingkungan yang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar untuk anak usia dini.
4. Untuk mengetahui cara pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

2
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pengelolaan lingkungan sebagai
sumber belajar anak usia dini.
6. Untuk mengetahui dampak pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar terhadap aspek-aspek perkembangan anak.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jika menjadikan lingkungan
sebagai sumber belajar anak usia dini.
8. Untuk mengetahui kiat-kiat dalam pemanfaatan lingkungan sebagai media
belajar.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Di dunia ini yang namanya makhluk hidup dan benda mati pasti saling
berinteraksi. Makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan
benda mati yaitu air, tanah, dan udara. Semuanya saling berhubungan dan saling
beradaptasi membentuk suatu sistem yang bernama ekosistem. Dimana manusia
juga berperan di dalam lingkungan hidup yaitu manusia yang memelihara dan
dapat mengubah lingkungan, tetapi manusia juga yang dapat merusak lingkungan.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), lingkungan berarti


bulatan yang melingkari. Di dalam Kamus Bahasa Inggris istilah lingkungan
cukup banyak seperti area (daerah), domain, circle, range, surroundings
(sekitarnya), sphere, dan environment (lingkungan hidup) yang artinya keadaan,
situasi, atau segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan.

Lingkungan merupakan kesatuan antar keadaan makhluk hidup dengan


semua benda yang di dalamnya ada manusia dengan perilakunya dan makhluk
hidup yang lain. Unsur-unsur lingkungan yaitu unsur biotik (makhluk hidup),
abiotic (benda mati), dan kebudayaan. Dalam lingkungan tidak hanya ada
manusia, jenis makhluk hidup yang lainnya, dan benda mati tetapi budaya
manusia juga masuk dalam keadaan lingkungan.

Jadi lingkungan dikatakan sebagai sumber belajar karena semua yang ada
disekitar lingkungan anak dapat digunakan sebagai sumber belajarnya dalam
mencapai standar perkembangan kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial emosi,
seni, agama dan moral. Lingkungan termasuk jenis sumber belajar by utilization
(dimanfaatkan) yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran.

4
2.2 Manfaat Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Proses pembelajaran yang bermutu untuk anak usia dini yaitu menjadikan
lingkungan sekitar anak sebagai sumber belajarnya sehingga anak dapat
mengetahui dan memahami keadaan sesungguhnya yang lebih alami, nyata,
factual, dan sesuatu kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Manfaat
lingkungan sebagai sumber belajar di PAUD yaitu:

a. Lingkungan menyediakan hal-hal yang dapat anak pelajari

Sumber belajar yang terdapat di lingkungan jumlahnya itu tidak


terbatas sehingga dapat memperbanyak pengetahuan maupun wawasan
anak. Anak dapat mengalami secara langsung (real), dan dengan
memanfaatkan lingkungan anak dapat mengembangkan kemampuan panca
indranya seperti melihat, meraba, merasa, mendengar, menyentuh, dan
mengecap.

b. Proses belajar akan lebih bermakna

Dengan menggunakan lingkungan dalam proses pembelajaran anak


dapat mengenali suasana, makhluk hidup ataupun benda-benda nyata yang
ada disekitar lingkungan dan anak pastinya lebih memahami sesuatu yang
terlihat nyata daripada dengan sebuah gambar. Prinsip pembelajaran di
PAUD salah satunya juga menggunakan prinsip kekonkretan. Hal ini
berarti, pembelajaran yang diberikan pendidik harus bisa membangun
pengetahuan anak dengan cara melibatkan anak dalam proses pembelajan.
Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar anak akan
melibatkan diri secara langsung serta dapat membangun pengetahuan dari
apa yang ada disekitarnya seperti mengindetifikasi apa yang mereka lihat,
dengar. Raba dan sebagainya. Ketika seorang anak dilibatkan secara
langsung maka pengetahuan yang dimiliki anak akan lebih bertahan lama
sehingga anak dapat menyatukan pengetahuan yang dipelajari saat ini
dengan pengetahuan yang didapatnya kemudian.

5
c. Proses membentuk kepribadian yang baik pada anak.

Hal ini bermaksud, setelah memberi pemahaman tentang


lingkungan yang ada disekitar anak, diharapkan menumbuh kecintaan anak
pada lingkungan seperti memelihara dan tidak merusak lingkungan. Proses
pembelajaran dengan lingkungan ini juga dapat dimanfaatkan pendidik
untuk mengenalkan sekaligus menyelipkan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kepribadian baik anak. Seperti yang sudah disebutkan
bahwa dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar anak akan
belajar banyak dari lingkungannya dan membangun pengetahuannya
mengenai seberapa pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia dan
mengajarkan apa saja hal yang dapat dilakukan anak agar lingkungan tetap
lestari. Selain itu, dengan pembelajaran tersebut anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang mencintai lingkungannya, dan anak juga memiliki
rasa serta keinginan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan
sekitarnya.

d. Sumber belajar yang disediakan lingkungan sangat beragam, unik dan


banyak pilihan

Lingkungan yang berada dilingkungan anak yang sangat beragam


dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran agar anak tidak merasa
bosan jika pembelajaran yang berlangsung hanya ada di dalam kelas saja.
Sehingga, dengan menghilangnya rasa kebosanan, hati anak menjadi
senang dan belajar pun menjadi giat. Artinya dapat memotivasi anak
dalam belajar.

e. Lingkungan membangun aktivitas anak dalam belajar

Memanfaatkan lingkungan dalam metode pembelajaran yang


bermacam-macam seperti proses mengamati, tanya jawab, menemukan
sesuatu lalu membuktikannya itu dapat menumbuhkan atau membangun
aktivitas belajar anak sehingga suasana kelas menjadi aktif.

6
f. Dapat menghemat biaya

Dengan pemanfaatan benda-benda yang ada di lingkungan dapat


menghemat biaya dan tidak perlu peralatan yang khusus seperti listrik
sehingga mudah dilaksanakan (praktis).

g. Dapat menegmbangkan aspek sosial anak

Secara alami lingkungan mendorong anak berinterkasi dengan


orang-orang yang ada disekitarnya seperti teman sebayanya dan orang-
orang dewasa (orangtua, tetangga, masyarakat) supaya keterampilan sosial
anak dapat dikembangkan.

h. Anak dapat belajar mandiri

Pembelajaran di luar kelas dapat mengajarkan anak untuk mandiri


karena anak akan bebas berekplorasi tentang hal-hal atau sesuatu yang ada
disekitarnya sehingga anak dapat menggali pengetahuan dengan
sendirinya.

i. Dapat memperluas pengetahuan anak

Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar anak


dapat memperluas wawasan atau pengetahuannya dimana anak dapat
berfikir tentang alam sekitar, keadaan sosial, dan lingkungan yang
sebenarnya. Sehingga, pengetahuan yang dimiliki anak akan beragam.

j. Dapat meningkatnya prestasi belajar anak

Prestasi anak dalam belajar dapat meningkat secara optimal jika


menggunakan sumber belajar yang mendukung seperti lingkungan sekitar
(alam), keadaan sosial dan budaya. Hal ini dikarenakan, pengetahuan yang
diperoleh oleh anak berasal dari pengalaman yang dialami sendiri seperti
saat melakukan eksperimen pada waktu belajar diluar ruangan dan
menambah pengetahuannya dengan cara eksplorasi. Sehingga,
pengetahuan anak melekat dalam ingatan anak

7
2.3 Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan merupakan sumber belajar yang dapat digunakan untuk
menarik perhatian anak dalam proses pembelajaran karena anak dapat belajar
secara langsung tentang hal-hal yang berkaitan dengan apa yang mereka pelajari
tersebut. Sebagai sumber belajar sebenarnya lingkungan yang berada disekitar
anak dapat dimanfaatkan semua oleh pendidik asalkan pendidik jeli dalam
memilah dan memilih obyek yang akan dijadikan sumber belajar anak yang akan
mencapai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak. Terdapat beberapa jenis
lingkungan menurut Zaman & Hernawan (2014) yaitu sebagai berikut:

a. Lingkungan alam
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang sifatnya alamiah
contohnya laut, pegunungan, sungai dan pantai. Lingkungan alam merupakan
lingkungan yang mudah dipelajari dan di kenal oleh anak karena alam
sifatnya relatif tetap. Anak dapat mengamati bagaimana proses terjadinya
perubahan alam yang berada di sekelilingnya dan yang mereka alami dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti perubahan siang dan malam.

Dengan mempelajari lingkungan alam anak dapat belajar secara


langsung, anak dapat mengetahui gejala-gejala alam dalam kehidupan sehari-
hari, dan menumbuhkan rasa cinta anak terhadap alam agar anak mempunyai
kesadaran untuk menjaga kelestariannya dan tidak merusaknya. Selain itu,
dengan mengajak anak untuk belajar dengan alam anak akan memperoleh
suatu pengalaman baru yang pada dasarnya tidak mereka peroleh pada proses
pembelajaran yang berada di kelas.

b. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan merupakan lingkungan yang dibuat manusia
dengan tujuan tertentu yang dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Contohnya kebun binatang, bendunngan, dan penghijauan. Anak dapat
belajar mengenai lingkungan buatan dari berbagai aspek misalnya dari aspek
pembuatannya, pemeliharaanya, fungsinya dan pemanfatannya. Sumber
belajar dibagi menjadi dua macam, yaitu sumber belajar di rencanakan dan

8
dimanfaatkan. Lingkungan buatan ini termasuk dalam sumber belajar yang
direncakan sekaligus dimanfaatkan.

c. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial dugunakan sebagai sumber belajar anak untuk
mengenalkan nilai-nilai sosial dan kemanusian dalam kehidupan masyarakat,
seperti kebiasaan, adat istiadat, organisasi sosial dan kebudayaan. Hal yang
dapat dipelajari anak dari lingkungan sosial yaitu:

1. Mengenalkan berbagai macam budaya yang ada di masyarakat


2. Mengenalkan nilai-nilai moral dan adat istiadat yang berlaku di
masyarakat agar anak dapat berinteraksi dengan baik di lingkungannya.
3. Mengenalkan struktur pemerintahan dilingkungan sekitarnya, misalnya
kelurahan, RT dan RW.
4. Mengenalkan organisasi-organisasi yang berada di masyarakat, misalnya
5. Mengenalkan ragam mata pencaharian masyarakat, misalnya buruh tani,
pedagang dan serabutan

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, jenis-jenis lingkungan sebagai


sumber belajar tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal di dalam lembaga
PAUD apabila pendidik dapat menyusun sebuah rancangan pembelajaran yang
matang dan terencana. Kegiatan pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar biasanya dilaksanakan pada waktu puncak tema atau waktu-waktu
khusus. Kegiatan pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
ini bisa terlaksanakan secara efektif jika sudah disusun dalam rancangan
pembelajaran harian atau mingguan.

2.4 Cara Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Kegiatan pembelajaran yang memanfaatakan lingkungan sebagai sumber
media pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan membawa
anak didik ke dalam lingkungan yang dipelajarinya dan yang kedua yaitu dengan
membawa sumber belajar lingkungan ke dalam kelas.

9
Cara pemanfaatan lingkungan yang pertama yaitu dengan membawa anak
didik ke dalam lingkungan yang dipelajarinya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

a. Karya Wisata atau Filedtrip

Karya wisata atau Filedtrip dilaksanakan dengan mengunjungi


objek belajar anak. Objek belajar tersebut bisa jaraknya agak jauh dari
lembaga PAUD atau disekitar lembaga PAUD tersebut. Objek yang
jaraknya jauh dari lembaga PAUD contohnya yaitu museum, kebun
binatang, taman lalu lintas, dan pantai. Kegiatan karya wisata yang
jaraknya agak jauh dari lembaga ini dilakukan hanya pada hari-hari
tertentu yang telah di programkan oleh lembaga PAUD tersebut. Dan pasti
kegiatan karya wisata ini harus mendapat persetujuan dari para wali murid.
Guru PAUD harus mengadakan rapat terlebih dahulu sebelum kegiatan
karya wisata ini bisa dilaksanakan, dan guru tidak boleh memaksa anak
didik atau wali murid untuk mengikuti karya wisata ini

Karya wisata atau Filedtrip ini memiliki manfaat salah satunya


yaitu untuk merangsang atau mengembangkan minat anak didik terhadap
sesuatu, memperluas informasi yang didapat anak di sekolah, dan
menambah wawasan anak didik.

Karya wisata yang dilakukan di kebun binatang akan menambah


wawasan anak tentang berbagai macam hewan, karakteristik hewan-hewan
tertentu dan pasti anak didik akan mencoba mengamati tingkah dari
binatang yang mereka amati.

Contoh dari tempat yang cocok untuk dijadikan temapt karya


wisata di daerah Jember, yaitu: taman botani Sukorambi, Kebun Binatang
Galaxy di Tempurejo, masjid Roudhotul Muchlisin di jalan Gajah Mada,
dan wisata edukasi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jenggawah.

Karya wisata juga dapat dilakukan pada instunsi-instunsi atau


dunia kerja, yaitu seperti anak dibawa ke kantor pos, dibawa ke

10
puskesmas, atau diajak pada suatu pabrik makanan. Tujuan karya wisata
dalam mengunjungi tempat-tempat tersebut yaitu untuk menumbuhkan
minat anak serta memberikan wawasan kepada anak tentang dunia kerja.

Karya wisata juga dapat dilakukan di sekitar lingkungan sekolah


yang tidak memerlukan waktu dan transportasi khusus. Tempat-tempat di
daerah sekitar yang dapat dijadikan tempat untuk karya wisata yaitu
sawah, kolam ikan, kebun, masjid, atau mungkin kantor pos.

Sebelum melakukan karya wisata seorang guru juga harus


mempersiapkan dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan, apa yang harus
anak pelajari, dan bagaimana cara memelajarinya. Pada kunjungan wisata
yang sedikit jauh guru juga perlu memikirkan tetang kendaraan apa yang
akan dinaiki serta beraa besar biaya yang harus dikeluarkan.

b. Berkemah atau camping

Kegiatan berkemah atau camping dapat menjadi kegiatan rutin


yang dilakukan pada instunsi-instunsi PAUD pada negara-negara maju.
Berkemah bukan hanya dimanfaatkan untuk kegiatan rekreasi saja, tetapi
juga dapat memperkenalkan anak terhadap lingkungan sekitar. Dengan
mengadakan perkemahan ini anak dapat di ajak untuk menyayangi dan
mencintai lingkungan, dapat mengajarkan anak tentang indahnya
pedesaan, dan juga anak dapat diajak untuk bersosialisasi antar teman dan
juga masyarakat sekitar.

Kegiatan berkemah atau camping ini juga mengajarkan anak untuk


bersosialisasi dengan temannya dan juga mempererat hubungan antar
sesama teman satu kelas. Kegiatan ini bisa di rancang oleh guru anak
dengan memberikan beberapa permainan atau games saat kemah
berlangsung. Anak juga akan diajarkan untuk menyatu pada alam sekitar,
seperti contohnya anak diajarkan untuk menyayangi lingkungan mereka
dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.

11
Kegiatan perkemahan ini dapat dilakukan dalam setengah hari atau
jika memungkinkan mungkin bisa sampai satu hari, dan dilakukan di
lingkungan lembaga PAUD ataupun di alam terbuka. Kegiatan
perkemahan di alam terbuka akan mengajak anak untuk mencintai
lingkungan di sekitar dan juga anak akan mengetahui secara nyata
bagaimana lingkungan yang ada di sekitarnya.

Sama seperti karya wisata kegiatan berkemah ini juga perlu


persetujuan dari wali murid supaya tidak ada kesalah pahaman antara
lembaga pendidikan PAUD dengan wali murid. Guru bisa mengadakan
rapat dengan wali murid sebelum perkemahan berlangsung atau juga bisa
dengan mengirimkan suatu surat edaran.

c. Pengamatan atau Survey

Pengamatan atau survey adalah kegiatan menndatangi suatu objek


tertentu yang berhubungan dengan tujuan belajar atau tingkat
perkembangan anak, misalnya anak di ajak ke sebuah tempat pembuatan
makanan ringan atau snack rumahan. Kegiatan belajar yang dapat
dilakukan oleh anak yaitu anak diminta untuk bertanya kepada pembuat
makanan ringan atau snack tersebut atau anak diminta mengamati secara
langsung proses pembuatan makanan ringan atau snack tersebut. Kegiatan
lain yang dilakukan dengan pengamatan atau survey yaitu anak diajak
untuk bermain atau berkarya wisata ke sebuah taman, kemudian anak akan
mengamati tanaman-tanaman apa saja yang ada di taman tersebut.

Kita sebagai guru juga dapat mengajarkan anak tentang menanam


tanaman kemudian anak tersebut akan mengamati sendiri tumbuhan yang
telah ditanamnya. Seperti contohnya saat anak diminta membawa biji
kecambah dan gelas aqua bekas dari rumah, kemudian sesampainya di
sekolah anak akan mencoba menanam biji kecambah tersebut ke dalam
gelas aqua yang dimilikinya. Kemudian setiap hari anak tersebut akan
mencoba mengamati pertumbuhan biji kecambah yang mereka tanam
tersebut.

12
Cara pemanfaatan lingkungan sebagai media sumber belajar yang kedua
yaitu dengan cara membawa sumber belajar lingkungan ke dalam kelas.
Contohnya yaitu pada hari-hari tertentu guru akan mengundang dokter yang ahli
tentang kesehatan anak ke sekolah PAUD, kemudian dokter tersebut dapat
mengajarkan pada anak tentang pentingnya menjaga lingkungan, atau bagaimana
berpola hidup yang sehat. Selain dokter guru juga dapat mengundang Polisi ke
lembaga PAUD yang berfungsi untuk menjelaskan kepada anak tentang
pentingnya mentaati peraturan lalu lintas, anak juga diajarkan tentang rambu-
rambu lalu lintas yang ada di sekitar kita.

Dokter dan juga polisi tersebut merupakan narasumber yang langsung


berbicara mengenai berbagai hal yang berkaitan langsung dengan bidang dan
tugasnya masing-masing kepada anak. Dalam kegiatan ini anak akan mendapat
informasi langsung yang berguna sebagai bahan penunjang untuk menambah
wawasan pengetahuan.

Sebelum mengundang narasumber ke lembaga PAUD, guru harus


mempersiapkan dahulu siapa yang tepat dijadikan sebagai narasumber, serta topik
yang dibahas, dan juga waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut.

2.5 Pengelolaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Keberhasilan pembelajaran dalam jenjang pendidikan anak usia dini pada
dasarnya juga ditentukan oleh bagaimana pendidik mengelola berbagai sumber
belajar yang ada agar bermanfaat untuk mengembangkan berbagai aspek
perkembangan anak usia dini. Salah satunya yaitu memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar anak. Menurut Zaman & Hermawan (2014) mengatakan
bahwa pengelolaan terkait dengan bagaimana cara seorang pendidik mengatur
segala sesuatunya, agar pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan.

Hakikat pengelolaan pada dasarnya yaitu mengkoordinasi dan


mengintegrasikan kegiatan pelaksanaan agar berjalan efektif dan efesien. Adapun

13
kegiatan pengolaan ini terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan, pengadaan,
penggunaan, pemeliharaan, dan evaluasi pelaksanaan.

1. Tahap Perencanaan
Sebelum memutuskan menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk anak usia dini. Pendidik harus mengetahui dan memahami terlebih
dahulu perencanaan lingkungan sebagai sumber belajar di lembaga pendidikan
anak usia dini. Hal ini dikarenakan, agar proses pembelajaran dengan
memberikan lingkungan sebagai sumber belajar PAUD akan memberikan
anak didik pengetahuan yang dibutuhkannya. Perencanaan pemanfaatan yang
matang juga dibutuhkan pendidik untuk dijadikan sebuah acuan pembelajaran
agar anak mendapatkan makna dari interaksinya dengan lingkungan. Sehingga
pembelajaran yang diberikan pendidik dapat membangun pengetahuan anak.

Tanpa perencanaan yang matang proses pembelajaran yang


menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar akan berdampak terhadap
pengetahuan yang dimiliki oleh anak. Anak tidak akan memahami apa yang
guru sampaikan kepada mereka. Sehingga capaian pembelajaran yang telah
disusun guru tidak dapat tercapai secara maksimal. Oleh karena itu, sebelum
menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar guru memerlukan sebuah
perencanaan yang matang. Adapun langkah-langkah perancangan lingkungan
sebagai sumber belajar menurut Zaman & Hermawan (2014) yaitu sebagai
berikut:

a. Menentukan tujuan yang harus dicapai anak berkaitan dengan penggunaan


lingkungan sebagai sumber belajar.
Pada dasarnya penentuan tujuan pembelajaran ini berisi standar
pencapaian belajar anak pada aspek sosial emosi, kognitif, agama moral,
bahasa, maupun fisik motoriknya yang disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Penentuan standar pencapaian ini
sudah ditentukan oleh Permendiknas no 58 tahun 2009 tentang standar
pendidikan anak usia dini. Tugas seorang pendidik hanya menyesuaikan
lingkup dan tingkat pencapaian perkembangannya yang berkaitan dengan

14
memanfaatkan lingkungan yang akan menjadi sumber belajar bagi anak usia
dini.

b. Menentukan objek lingkungan yang akan dipelajari dan dikunjungi


Sebelum menentukan objek lingkungan yang akan dijadikan sumber
belajar anak, seorang pendidik harus mempertimbangkan banyak hal seperti
ketersediaan sumber belajar lingkungan yang akan dipelajari, waktu,
keamanan, biaya dan jarak tempuh.

c. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran yang menggunakan


sumber belajar lingkungan.
Agar anak mendapat pengalaman yang nyata dari pembelajaran yang
dilakukan. Seorang pendidik harus jelas menentukan kegiatan apa saja yang
akan anak lakukan. Kegiatan tersebut harus melibatkan anak secara langsung
dan dapat menumbuhkan kerja sama dengan anggota kelompok serta kegiatan
yang dilaksanakan harus memperluas pengetahuan yang dimiliki oleh anak.

d. Menyiapkan hal-hal teknis


Hal-hal teknis ini akan menentukan berhasil tidaknya guru dalam
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar anak. Salah satu persiapan
yang disiapkan guru yaitu:

1. Menyiapkan tata tertib yang harus dipatuhi anak ketika melaksanakan


pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Menyiapkan dan menyampaikan kepada anak perlengkapan apa saja yang
harus dibawa anak atau kelompoknya agar pembelajaran yang akan
disampaikan nantinya bisa diterima dengan baik oleh anak.
3. Menyiapkan surat-surat perizinan jika memang diperlukan.

Pendidik anak usia dini dituntut untuk selalu kreatif dalam menentukan
sumber belajar bagi anak didiknya. Pendidik harus bisa memanfaatkan apa saja
yang ada disekelilingnya sebagai sumber belajar. Salah satunya menjadikan
lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat menyenangkan bagi anak, yang

15
pada dasarnya anak memiliki jiwa petualang dan rasa ingin tahu yang besar
terhadap lingkungan sekitarnya. Ada beberapa jenis pembelajaran yang
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, salah satunya yaitu: kegiatan
pariwisata, kegiatan berkemah (camping), dan pengamatan atau survei.

2. Tahap Pengadaan
Tahap pengadaan merupakan tahap dimana pendidik menyiapkan dan
melaksanakan perencanaan yang telah disusun dengan baik serta menentukan
lingkungan mana yang sesuai dengan standar yang ingin dicapai nantinya.
Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sebenarnya sudah
ada disekitar pendidik. Hanya saja diperlukan kreatifitas agar pendidik dapat
memanfaatkan lingkungan yang berada disekitarnya secara maksimal. Serta
kepekaan dan kejelian pendidik dalam menentukan obyek yang akan dijadikan
sebagai sumber belajar PAUD.

Untuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar anak usia


dini, seorang pendidik dapat memanfaatkan lingkungan yang berada disekitar
lembaga sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar ini selain dapat ditempuh tanpa memerlukan biaya yang banyak juga
dapat mengenalkan anak terhadap lingkungan yang berada disekitarnya.
Pendidik juga dapat melakukan beberapa jenis pembelajaran seperti dengan
karyawisata atau sebagainya. Hal ini disesuaikan dengan rancangan yang telah
dibuat sebelumnya.

Selain beberapa hal diatas dalam proses pembelajaran yang


memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar adakalanya pendidik juga
memerlukan bantuan seorang narasumber lingkungan dalam proses
pembelajaran. Sehingga, anak dapat mendapatkan pengetahuan yang lebih
luas. Misalnya, proses pembelajaran anak saat ini bertema mengenai binatang
maka pendidik mengajak anak ke kebun binatang yang ada di kotanya. Dalam
hal ini pendidik dapat meminta bantuan terhadap petugas kebun binatang
untuk menjadi narasumber selama berada didalam kebun binatang tersebut.

3. Tahap Pelaksanaan

16
Tahap ini adalah tahap dimana pendidik melaksanakan rancangan
lingkungan sebagai sumber belajar PAUD dan memanfaatkan lingkungan
yang berada disekitar anak sesuai dengan rancangan kegiatan yang telah
pendidik susun sebelum pelaksaaan dimulai. Dalam tahap ini pendidik juga
akan mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilaksanakannya dapat
mencapai standar pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dan apakah
aspek perkembangan anak juga berkembang sebagaimana mestinya. Tahap
pelaksanaan ini tidak hanya dapat dilakukan guru di lingkungan sekitar
lembaga maupun di sekitar anak, namun tahap pelaksanaan ini juga
menyesuaikan dimana guru melakukannya. Hal ini dikarenakan pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar juga menyesuaikan dengan lembaga
pendidikan anak.

4. Tahap Pemiliharaan
Dalam tahap pemeliharaan ini pendidik juga dapat melibatkan anak
untuk belajar memelihara dan melestarikan lingkungan sekitarnya. Salah
satunya dengan cara membiasakan anak untuk tidak membuang sampah
sembarangan dan dapat mengajak anak untuk ikut membantu membersihkan
lingkungan sekitarnya serta bisa juga memberikan pembelajaran kepada anak
mengenai cara-cara bercocok tanam. Selain anak belajar untuk mencintai
lingkungan sekitar, anak juga mendapatkan pengalaman belajar yang
menyenangkan dengan bereksperimen sendiri cara bercocok tanam.

5. Tahap Evaluasi penggunaan


Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan capaian
pembelajaran yang telah dilakukan, seorang pendidik juga harus melakukan
evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Tahap
evaluasi ini bertujuan mengetahui apakah proses pembelajaran yang
dilaksanakan sudah sesuai dan dapat mencapai standar pembelajaran anak usia
dini. Tahap evaluasi ini juga akan menjadi acuan guru untuk merencanakan
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya. Hal ini dikarenakan
proses pembelajaran yang terjadi dilingkungan anak usia dini saling

17
berkesinambungan sehingga hasil evaluasi ini menentukan berhasil tidaknya
guru dalam menerapkan proses pembelajaran selanjutnya.

2.6 Dampak Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Lingkungan merupakan sumber belajar yang dapat digunakan untuk menarik
perhatian anak dalam proses pembelajaran karena anak dapat belajar secara
langsung tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupannya. Pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar harus dikembangkan karena memberikan
dampak yang positif dalam mencetak generasi bangsa yang cinta akan
lingkungannya.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar juga memberikan dampak


tehadap aspek perkembangan anak misalnya terhadap aspek perkembangan
kognitif dan aspek perkembangan sosial emosi anak. Berikut ini dampak
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar di PAUD terhadap aspek
perkembangan anak yaitu:

1. Dampak Terhadap Pengembangan Fisik Motorik


Lingkungan berperan untuk merangsang perkembangan fisik motorik
anak. Anak dapat bermain dan menggerakkan semua anggota tubuhnya tanpa
terbatas, contohnya anak dapat melompat, berlari-lari, dan berkejar-kejaran
dengan temannya. Kegiatan ini sangat membantu dalam pengembangan aspek
fisik motorik anak.

Kegiatan lain yang dapat megembangkan kemampuan fisik motorik


anak yaitu anak bermain di pasir, mengumpulkan batu-batuan yang mereka
ambil dari sungai, memetik daun-daunan atau benda-benda kecil lainnya.
Anak juga dapat melatih keseimbangan tubuhnya, contohnya pada saat anak
berjalan diatas titian yang berada di sungai.

2. Dampak Terhadap Pengembangan Intelektual/Kognitif

18
Anak dapat berinteraksi secara langsung dengan benda-benda yang
berada di lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan lingkungan dapat merangsang
rasa ingin tahu anak, membantu anak dalam belajar dan mendorong anak
untuk menggunakan bahasa dan konsep-konsep.

Lingkungan memberikan pengalaman belajar secara nyata untuk


memmperkuat konsep-konsep yang telah dimiliki anak. Contohnya, konsep
tentang bentuk dan warna. Anak dapat mengamati secara langsung warna
alami yang berada di lingkungan sekitarnya, seperti warna langit yang
berwarna biru, daun yang berwarna hijau dan bunga yang berwarna-warni.
Dari sini konsep warna yang telah anak ketahui sebelumnya akan menjadi
lebih kuat setelah melihat secara nyata di lingkungan sekitarnya.

Penguatan konsep lainnya yaitu dapat ditunjukkan ketika anak diajak


untuk menyiram dan merawat tanaman yang berada di kebun. Anak dapat
diberi tahu untuk menghubungkan beberapa konsep, contohnya agar bunga
mawar itu tidak layu karena kekeringan maka bunga mawar tersebut harus
disiram setiap hari. Selain itu juga mawar tersebut harus dirawat dengan baik
agar tidak mati. Kemampuan anak dalam menghubungkan konsep-konsep
tersebut dapat disampaikan dengan cara yang sederhana dan disesuaikan
dengan tingkat kemampuan anak.

3. Dampak Terhadap Pengembangan Bahasa


Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar juga memberikan
dampak terhadap perkembangan bahasa anak. Pemanfaatan lingkungan dapat
memberikan dampak terhadap kemampuan mendengar anak. Contohnya,
ketika guru ingin peserta didiknya menirukan suara sapi, maka guru akan
mengajak anak mengunjungi lingkungan sekitar yang memelihara sapi. Dari
sini anak bisa mendengarkan suara sapi secara langsung dan anak dapat
menirukannya.

Pemanfaatn lingkungan juga memberikan dampak terhadap


kemampuan anak untuk mengungkapkan bahasa. Kemampuan ini muncul
dalam bentuk kemampuan menulis dan berbicara. Anak dapat meniru tulisan

19
yang berada di lingkungan sekitarnya dan anak juga dapat mengungkapkan
keadaan yang berada di sekitarnya dalam bentuk tulisan contohnya dalam
bentuk puisi dan sajak.

4. Dampak Terhadap Pengembangan Sosial Emosional


Lingkungan dapat mendorong anak untuk berinteraksi dengan
lingkungan yang berada di sekitarnya. Ketika anak menemukan sesuatu yang
baru di lingkungan sekitarnya pasti mereka akan menceritakan kepada orang
lain, dan dari sinilah anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain. Anak-
anak membangun keterampilan sosialnya pada saat mereka terlibat dalam
suatu perjanjian dengan temannya. Misalnya anak membuat kesepakatan
dengan teman-temannya untuk bergantian menggunakan alat-alat permainan
yang ada. Melalui kegiatan tersebut anak bersosialisasi dengan temannya dan
saling menikmati suasana yang menyenangkan.

Adapun dampaknya terhadap perkembangan emosi anak yaitu


lingkungan memungkinkan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak secara
positif dan lingkungan memberikan tantangan yang dapat memacu semangat
anak.

5. Dampak Terhadap Pengembangan Nilai Moral dan Agama Anak


Salah satu tujuan utama didirikannya lembaga PAUD yaitu untuk
mengembangkan aspek perkembangan moral dan agama anak usia dini. Salah
satu kompetensi yang ingin dicapai yaitu anak dapat melakukan ibadah,
percaya dan yakin akan ciptaan tuhannya, mencintai sesama, dan menanamkan
sikap keteladanan dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari anak.

Pengembangan nilai moral dan agama tidak hanya diterapkan dalam


kegiatan beribadah, akan tetapi juga bisa diterapkan dalam semua aktivitas
anak dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya, menanamkan kasih sayang
antar sesama, sopan santun, disiplin, ketertiban, tanggung jawab dan patuh
terhadap aturan. Pengembangan nilai-nilai moral dan agama juga bisa
ditanamkan melalui kehidupan sehari-hari anak untuk berinteraksi denga
lingkungan sekitarnya. Dengan begitu, pemanfaatan lingkungan sebagai

20
sumber belajar dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan
aspek moral dan agama anak.

6. Dampak Terhadap Pengembangan Estetika


Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar juga memberikan
pengaruh terhadap perkembangan estetika anak. Memberikan peluang kepada
anak untuk bereksperimen dengan bahan seni dan musik, memberikan
kesempatan kepada anak untuk menjadi lebih ekspresif dan kreatif,
menumbuhkan kesadaran dan mengapresiasi kehalusan dan keindahan.

2.7 Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber


Belajar
Adapun kelebihan dan kekurangan menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk anak usia dini menurut Hamzah & Mohamad (2014) mengatakan
bahwa pembelajaran yang menggunakan lingkungan dijadikan sebagai sumber
belajar dan motivasi untuk mengembangkan potensi anak. Hal ini berarti
lingkungan dijadikan faktor pendorong untuk menentukan tingkat pemahaman
anak disetiap proses pembelajarannya.

1. Kelebihan lingkungan sebagai sumber belajar


a. Membangun pengetahuan anak secara konkret dalam arti pembelajaran
secara langsung (nyata). Jadi anak memahaminya dan melihatnya
secara langsung.
b. Lingkungan itu ada disekitar kita dan dapat dimanfaatkan kapanpun,
dimanapun tetapi disesuaikan dengan pembelajaran yang akan
disampaikan pendidik.
c. Pendidik tidak memerlukan biaya yang besar (gratis).
d. Peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
e. Peserta didik terdorong rasa ingin tahunya terhadap hal-hal yang ada
disekitarnya.

21
f. Pembelajaran di luar kelas tidak membuat peserta didik menjadi jenuh
atau bosan.
g. Membangun kepribadian yang baik pada peserta didik.
h. Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berimajinasi.
i. Pembelajaran yang diberikan lebih bervariasi.
j. Peserta didik lebih leluasa mengeksplor wawasannya, karena sudah
tersedia di depan mata.
2. Kekurangan lingkungan sebagai sumber belajar
a. Lingkungan cenderung digunakan dalam mata pelajaran yang
berhubungan dengan alam (sains atau ipa).
b. Kondisi lingkungan dimasing-masing daerah berbeda.
c. Lingkungan dapat berubah karena pergantian musim.
d. Kekhawatiran akan terjadinya bencana alam seperti tanah longsor,
banjir, dan sebagainya.

2.8 Kiat-Kiat Dalam Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Adapun kita-kiat dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar di
PAUD yaitu:
a. Mengamati apa saja yang membuat anak tertarik
Anak-anak biasanya menjadi fokus pada suatu hal yang menarik
perhatian anak tersebut. Ketika guru melihat anak tersebut, bertanyalah apa
yang diamatinya dan meminta anak menjelaskan atau membahas yang sedang
diamatinya sesuai dengan bahasa anak. Sehingga kemampuan sosial dalam
berinteraksi dengan orang dewasa dapat dikembangkan dan dapat dilatih.
Selain itu, guru yang mengamati apa yang membuat anak tertarik juga bisa
meningkatkan kemampuan emosi dan bahasa anak. Seperti guru yang
mengajukan pertanyaan apa saja yang diamati oleh anak didik, otomatis
kemampuan bahasa serta bertambahnya kosa kata dalam berbahasa.

b. Pilih cara pendekatan pembelajaran yang cocok


Lingkungan menyediakan banyak sumber belajar sehingga antara anak
satu sama lainnya pasti melakukan aktivitas belajar yang berbeda. Oleh

22
karenanya guru haruslah pandai dalam memilih serta menggunakan
pendekatan yang benar atau cocok dalam pemanfaatan lingkungan sebagai
lingkungan belajar. Dalam hal ini peran guru yaitu sebagai pembimbing dan
fasilitator, karena kegiatan pembelajaran akan berfokus pada anak.

c. Bertanya menggunakan pertanyaan yang terbuka


Bertanya kepada anak dengan pertanyaan terbuka ketika berada di luar
kelas pembelajaran dengan lingkungan sekitar akan mendorong anak untuk
menjelaskan ataupun bercerita tentang apa yang mereka lihat dan yang
dialaminya. Pertanyaan terbuka seperti “apa”, “dimana”, “mengapa”, “siapa”,
“kapan”, dan “bagaimana” (5W+1H) dapat membuat anak untuk bercerita
atau mengutarakan apa yang dilihatnya dari hasil yang diamati dan yang dia
temukan, bahkan anak akan bertanya pada gurunya.

d. Gunakan kosakata yang beraneka ragam dalam menjelaskan sesuatu yang


baru
Guru perlu mengenalkan kosakata yang baru dan beraneka ragam pada
anak ketika melakukan pengamatan di sekitar lingkungan agar anak dapat
menambah kemampuan bahasa yang dimilikinya. Biasanya anak-anak
mengalami kesulitan dalam mengucapkan atau menjelaskan apa yang dia
lihat, oleh karena itu guru harus membantu anak untuk menemukan sebuah
kata agar anak dapat mengutarakan apa yang dilihatnya. Sehingga
kemampuan berbahasa dan kosakatanya semakin bertambah. Misalnya saat
kegiatan bercocok tanam di halaman sekolah, kemudian anak-anak bertanya
tentang apa yang terjadi setelah biji mangga ditanam. Guru menjawab dan
menjelaskan “Anak-anak, biji mangga ini setelah kita tanam akan keluar
sesuatu yang panjang, namanya itu adalah akar yang mengambil makanan di
dalam tanah untuk si tanaman”.

e. Berusaha mengetahui semua hal soal anak


Namanya anak usia dini pasti keiingin tahuannya pada sesuatu sangat
besar, apa yang dilihat pasti akan ditanyakan pada orang dewasa (orangtua,
guru, saudara, dll). Jika guru tidak banyak mengetahui suatu hal, maka anak
akan merasa tidak yakin kepada gurunya karena setiap pertanyaan yang

23
ditanyakan anak, anak tidak mendapat kepuasan dari jawaban gurunya.
Seharusnya guru selalu mencari sebuah informasi dan pengetahuan dari
berbagai sumber agar siap menjawab semua pertanyaan dari anak dengan
benar. Sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak dan merasa
yakin kepada gurunya yang sudah membantunya dari segala hal.

24
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

lingkungan dikatakan sebagai sumber belajar karena semua yang ada


disekitar lingkungan anak dapat digunakan sebagai sumber belajarnya dalam
mencapai standar perkembangan kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial emosi,
seni, agama dan moral. Lingkungan termasuk jenis sumber belajar by
utilization (dimanfaatkan) yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran.

Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar di PAUD yaitu:

1) Lingkungan menyediakan hal-hal yang dapat anak pelajari


2) Proses membentuk kepribadian yang baik pada anak.
3) Proses belajar akan lebih bermakna
4) Sumber belajar yang disediakan lingkungan sangat beragam, unik dan
banyak pilihan
5) Lingkungan membangun aktivitas anak dalam belajar
6) Dapat menghemat biaya
7) Dapat menegmbangkan aspek sosial anak
8) Anak dapat belajar mandiri
9) Dapat memperluas pengetahuan anak
10) Dapat meningkatnya prestasi belajar anak

Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar antara lain yaitu:


lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial.
Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar anak usia dini,
seorang pendidik dapat memanfaatkan lingkungan yang berada disekitar
lembaga sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar ini selain dapat ditempuh tanpa memerlukan biaya yang banyak juga
dapat mengenalkan anak terhadap lingkungan yang berada disekitarnya.
Pendidik juga dapat melakukan beberapa jenis pembelajaran seperti dengan
karyawisata atau sebagainya

25
3.2.Saran

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar di PAUD sangat penting


untuk dipahami karena dapat mempengaruhi semua aspek perkembangan anak
seperti aspek perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosi, dan juga aspek
perkembangan lainnya. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat diterapkan
dalam pembelajaran di PAUD.

26
DAFTAR PUSTAKA

Awak, Uda. 2013. Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. https://


www.matrapendidikan.com/2013/08/manfaat-lingkungan-sebagai-sumber-
belajar.html?m=1. [diakses tanggal 15 September 2018].
Hamzah, Mohamad. 2014. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi
Aksara.
Zaman, B. dan A. H. Hermawan. 2014. Media dan Sumber Belajar
PAUD. Edisi Pertama. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.

27

Anda mungkin juga menyukai