Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan adalah satuan pendidikan yang
diperuntukkan bagi anak usia 0 sampai 6 tahun. Hal tersebut merupakan upaya
strategis untuk menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas dalam rangka
memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai tantangan. Dalam hal
ini, sukses masa depan hanya dapat tercipta dengan mempersiapkan generasi
sekarang ini, salah satunya upaya kearah tersebut adalah PAUD yang terpadu
dan berorientasi masa depan.
Di Indonesia, perhatian terhadap PAUD mulai meningkat akhir-akhir
ini, setelah pemerintah menetapkan standar pendidikan anak usia dini.
Perhatian tersebut lebih terfokus lagi setelah tahun 2011 dijadikan sebagai
gerakan paudnisasi sehingga mendongkrak perhatian berbagai pihak, baik
secara formal, informal, dan non formal. 1 Berbagai kebijakan pun telah
dikeluarkan untuk dijadikan pedoman oleh para pelaksana di lapangan.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling rendah
tingkatannya, namun memiliki makna yang paling tinggi dari satuan-satuan
pendidikan lainnya karena PAUD akan melandasi pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dengan kata lain keberhasilan
seseorang dalam menempuh pendidikan dasar, menengah, dan tinggi sangat
ditentukan oleh apa yang diperoleh dan dialaminya di PAUD. Sehubungan
dengan itu, PAUD harus dikelola secara profesional dan standar agar dapat
mempersiapkan generasi yang berkualitas. Dalam melaksanakan program
layanan pendidikan anak usia dini ada persyaratan-persyaratan tertentu
berkaitan dengan standar yang harus dipenuhi dalam melaksanakan layanan
tersebut.

1
E. Mulyasa, Manajenen PAUD, Cet. ke-2, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. iii.

1
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PAUD sangatlah penting
karena merupakan awal dari pendidikan di atasnya (dasar, menengah, tinggi)
dan dalam pelaksanaannya harus memenuhi peraturan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah diantaranya yaitu mengenai standar sarana dan prasarana.
Peraturan pemerintah tersebut berlaku nasional dalam arti menyeluruh baik
PAUD yang ada di kota, desa, daerah terpencil sekalipun bahkan yang baru
berdiri seperti lembaga PAUD Kamulan School dan maupun yang sudah lama
berdiri.
Dengan adanya kebijakan tersebut bagaimanakah dampaknya terhadap
sarana dan prasarana yang ada pada lembaga PAUD Kamulan School.
Mengingat pentingnya sarana prasarana di sekolah maka penulis ingin
membahas lebih jauh mengenai evaluasi kebijakan sarana dan prasarana yang
ada di lembaga PAUD Kamulan School berdasarkan PERMENDIKNAS No.
58 tahun 2009 tentang standar sarana dan prasarana PAUD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Kebijakan Sarana dan Prasarana PAUD


1. Evaluasi Kebijakan
Sebuah kebijakan publik tidak bisa dilepaskan begitu saja, kebijakan
harus diawasai, dan salah satu mekanisme pengawasan tersebut disebut
sebagai evaluasi kebijakan. Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai
sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna dipertanggung jawabkan
kepada kanstituennya dan sejauh mana tujuan itu dicapai. Evaluasi
diperlukan untuk melihat kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran, pemberian angka, dan
penilaian. Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai
atau manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberikan informasi yang valid
dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan yaitu seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan
publik, evaluasi memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap
nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target dan evaluasi
memberikan sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan
lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Jadi, meski
berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan lebih
berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya pada implementasi
kebijakan publik.2

2. Sarana dan Prasarana


Keberhasilan program pendidikan melalui poses belajar dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan
secara optimal.

2
H.A.R. Tilaar & Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan, Cet. Ke-3, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2012), hlm. 226-227.

3
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses belajar dan mengajar, seperti
perabotan, buku, alat tulis, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. 3
Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan, seperti lokasi, halaman, kebun,
taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung dalam proses belajar mengajar maka menjadi sarana pendidikan,
seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah, sekaligus
lapangan oleh raga dan sebagainya.4 Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana
pendidikan itu diadakan setelah prasarana pendidikan tersedia.
Sebagaimana ditetapkan dalam UU Sikdiknas No. 20/2003 Bab XII
PASAL 45 ayat 1 dijelaskan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan
nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan da perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik”. 5
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan
dengan Standar Sarana dan Prasarana:
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 di Bab VII
dalam standar sarana dan prasarana pendidikan pasal 42 disebutkan:6
1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang

3
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materil, (Jakarta: Primakarya, 1987), hlm. 7.
4
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2004), hlm. 49.
5
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
6
Pemerintahan Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, ( Jakarta: Cv Eka Jaya, 2005).

4
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, istalasi daya dan
jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia No. 58 tahun 2009
tentang standar sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini (PAUD)
pasal II disebutkan:7
1) Standar sarana dan Prasarana (Permendiknas 58 tahun 2009)
Sarana dan prasarana adalah perlengkapan untuk mendukung
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan.
Pengadaan sarana dan prasarana perlu disesuaikan dengan jumlah
anak, kondisi sosial, budaya, dan jenis layanan PAUD.
a) Prinsip
 Aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi
anak
 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
 Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan
sekitar, termasuk barang limbah / bekas layak pakai
b) Persyaratan
 PAUD jalur pendidikan formal
 Luas lahan minimal 300 m2
 Memiliki ruang anak dengan rasio minimal 3 m2 per peserta
didik, ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat UKS, jamban
dengan air bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan
kebutuhan kegiatan anak.
 Memiliki alat permainan edukatif baik buatan guru, anak dan
pabrik
 Memiliki fasilitas permainan baik di dalam maupun diluar
ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep.
7
Kementerian Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubilk
Indonesia No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional, 2011), hlm. 25.

5
 Memiliki peralatan pendukung keaksaraan
 PAUD jalur pendidikan nonformal
 Kebutuhan jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan
jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani,
dengan luas minimal 3 m2 per peserta didik
 Minimal memiliki ruangan yang digunakan untuk melakukan
aktifitas anak yang terdiri dari ruang dalam dan ruang luar,
dan kamar mandi/ jamban yang dapat digunakan untuk
kebersihan diri dan BAK/BAB (Toileting) dengan air bersih
yang cukup
 Memiliki sarana yang sesuai dengan jenis layanan, jumlah
anak, dan kelompok usia yang dilayani
 Memiliki fasilitas permainan baik yang di dalam dan di luar
ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep.
 Khusus untuk TPA harus tersedia fasilitas untuk tidur, mandi,
makan, dan istirahat siang

3. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Pendidikan bagi anak tidak saja dimulai semenjak anak lahir di
dunia, melainkan dapat dimulai semenjak anak masih di dalam kandungan,
bahkan jauh sebelum anak berada di dalam rahim seorang ibu (prakonsepsi),
yakni pada saat seorang ayah memilihkan istri atau calon ibu yang baik buat
anak-anaknya.8
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.9
8
Anik Pamilu, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan, Cet. Ke-2, (Jakarta: Citra
Media), hlm. 9.
9
Dinn Wahyudin dkk, Pengantar Pendidikan, Cet. Ke-12, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2011), hlm. 2.12.

6
Sedangkan anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan
dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang
usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya karena
perkembangan kecerdasan sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase
kehidupan yang unik, dan berada pada masa proses perubahan berupa
pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan penyempurnaan, baik pada
aspek jasmani maupun rohani yang berlangsung seumur hidup, bertahap dan
berkesinambungan.10
Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa pendidikan anak usia
dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga
6 tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik
dengan memberikan rangsangan, dengan memberikan rangsangan bagi
perkembangan jasmani, moral, spritual, motorik, emosional dan sosial yang
tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan
tentang sarana dan prasarana PAUD adalah suatu proses penilaian atas acuan
atau pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah tentang peralatan,
perlengkapan serta fasilitas yang mendukung proses pembinaan tumbuh
kembang anak usia 0 hingga 6 tahun secara menyeluruh.

B. Evaluasi PERMENDIKNAS No. 58 tahun 2009 tentang standar sarana


dan prasarana PAUD di Kamulan School
1. Profil Kamulan School 11
Kamulan School adalah lembaga PAUD berbasis alam yang berdiri
pada bulan juli tahun 2014, dalam lembaga ini terdapat tempat penitipan
anak (TPA), kelompok bermain (KB) dan taman kanak-kanak (TK).
Kamulan School terletak di Jl. Manggis 83 Gaten Pringwulung Condong
Catur Depok Sleman Yogyakarta.

10
E. Mulyasa, Manajemen PAUD, Cet ke-2, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. 16.
11
Tata Usaha (TU) Kamulan School, Tanggal 7/11/2014, Jam 11:20

7
Kamulan School memiliki tenaga pengajar 7 orang termasuk kepala
sekolah serta peserta didik 10 orang yang berumur dari 2 tahun sampai 6
tahun sebagai berikut:
a. Kelompok TPA : 2 orang
b. Kelompok KB : 5 orang
c. Kelompok TK : 4 orang

2. Sarana dan Prasarana Kamulan School 12


Kamulan School berdiri bulan juli tahun 2014 tepatnya baru 5 bulan,
namun sarana dan prasarana yang dimiliki sudah dikatakan cukup memadai.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai berikut:
a. 6 ruang terdiri dari:
1) 1 ruang kantor (ruang kepala sekolah dan ruang guru)
2) 1 ruang kelas

Gambar di atas merupakan ruang kelas sifatnya terbuka tanpa


dinding tertutup yang dilengkapi white board, buku, alat permainan
edukatif, tempat sepatu anak seperti tampak gambar di atas.
3) 1 ruang perpustakaan

12
Ibid.,

8
Gambar di atas merupakan perpustakaan biasanya digunakan
untuk proses pembelajaran seperti mengajari anak membaca yang
dilengkapi dengan rak buku yang penuh dengan buku, dan meja.
4) 1 ruang lobi

Gambar di atas merupakan ruang lobi / ruang tamu yang


digunakan untuk tamu dengan kata lain apabila ada yang bertamu
maka akan diajak ke ruangan tersebut.

5) 1 ruang tempat tidur anak

9
Gambar di atas merupakan ruangan tidur anak yang sangt
nyaman dilengkapi dengan AC, tempat tidur sesuai dengan anak, baik
dari segi warna dan ukuran.
6) 1 ruang kitchen

Gambar di atas merupakan ruang kithen / dapur, ruangan ini


digunakan oleh guru sebagai tempat makan anak, disini anak diajari
untuk makan bersama.

b. Saran dan prasarana lainnya


 APE dan Alat permainan anak lainnya
1. 2.

10
3.

Gambar di atas merupakan alat permainan edukatif yang terletak


di dalam kelas (gambar 1 dan gambar 2) dan di luar kelas (gambar 3).
 Kamar mandi, toilet, tempat cucu tangan, halaman, Sumur dan lainya
1. 2.

1. 2.

11
3.

Gambar di atas pada gambar no. 1 merupakan tempat


pengimpanan tas anak pada, gambar no.2. merupakan halaman
sekolah dan gambar no. 3. Merupakan tempat sepatu anak yang
terletak di dalam kelas.

3. Analisis sarana dan prasarana yang ada di Kamulan School


berdasarkan PERMENDIKNAS No. 58 tahun 2009 tentang standar
sarana dan prasarana PAUD
Berdasarkan data sarana dan prasarana yang ada di Kamulan School
dikaitkan dengan PERMENDIKNAS No. 58 tahun 2009 tentang standar
sarana dan prasarana PAUD yaitu:

a. Prinsip

12
Untuk prinsip secara umum sarana dan prasarana yang ada di
Kamulan School sudah mengacu pada PERMENDIKNAS No. 58 tahun
2009 tentang standar sarana dan prasarana PAUD yaitu:
1) Aman, nyaman, terang, memenuhi kriteria kesehatan bagi anak.
Nyaman , terang dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak.
Nyaman karena lingkungan bersih, pencahayaan nya cukup, jauh dari
orang lain (orang asing) harus lapor kalau mau memasuki area
sekolah.
Namun ada beberapa hal yang menurut penulis harus
diperhatikan yaitu dari segi peletakkan prasarana (sumur) yang mana
sumur tersebut terletak di halaman tingginya sama dengan tinggi anak
dan tanpa penutup. Menurut penulis itu sangat tidak aman karena anak
tanpa bisa saja terjatuh ke dalam sumur tersebut, sebaiknya sumur
tersebut diberi penutup dan apabila anak sedang bermain atau
melakukan kegiatan di halaman maka harus didampingi oleh guru.
Kemudian di area kitchen dan kelas terdapat parit yang menurut
penulis itu tidak aman karena anak bisa saja terjatuh ke dalam parit
namun lagi-lagi pengawasan dari guru sangat diharapkan untuk
mendampingi anak baik sedang bermain maupun sedang melakukan
kegiatan lainya dan hendaknya disekitar parit maupun sumur diberi
pembatas yaitu pagar agar lebih aman.
Kemudian semua ruangan sifatnya terbuka tanpa dinding
kecuali tempat tidur anak, karena apabila ada hujan yang disertai petir
maka ruang tersebut kurang efektif dan kurang aman seharusnya pihak
sekolah juga menyediakan ruang tertutup untuk menghadapai jika hal
tersebut terjadi.
2) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
Menurut analisis penulis sarana dan prasaran yang ada di
Kamulan School sudah sesuai dengan tingkat perkembangan anak
karena berdasarkan wawancara dan observasi penulis sarana dan

13
prasarana tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan anak lihat
pada gambar diatas.
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan
sekitar, termasuk barang limbah / bekas layak pakai
Berdasarkan prinsip yang ke 3 menurut penulis sarana dan
prasarana yang ada di Kamulan School sudah mencakup prinsip
tersebut karena terbukti banyak barang-barang bekas yang dijadikan
sarana pembelajaran oleh guru seperti botol bekas, daun kering dan
dalam pelaksanaan pembelajaran guru mengacu pada lingkungan
sekitar dengan kata lain memanfaatkan lingkungan sekitar.
b. Persyaratan
Kamulan School merupakan PAUD jalur pendidikan formal
secara umum persyaratannya sudah mengacu pada PERMENDIKNAS
No. 58 tahun 2009 tentang standar sarana dan prasarana PAUD yaitu:
1) Luas lahan minimal 300 m2
Berdasarkan observari penulis di lembaga PAUD Kamulan
School sudah memiliki luas lahan lebih dari 300 m2.
2) Memiliki ruang anak dengan rasio minimal 3 m2 per peserta didik,
ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat UKS, jamban dengan air
bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan
anak.
Berdasrkan observasi penulis sarana dan prasaran yang ada di
Kamulan School belum memenuhi persyaratan karena di lembaga
PAUD Kamulan School tidak terdapat ruang UKS dan ruang guru,
ruang kepala sekolah serta ruang TU itu menyatu, padahal menurut
persyaratan harus mempunyai ruangan tersendiri.
Kemudian di ruang kelas tidak ditemukan kursi dan meja, tidak
selamanya anak belajar di luar kelas jadi menurut penulis perlu juga
disediakan paling tidak itu meja yang ukuran kakinya pendek atau
disebut meja osin agar anak tidak jenuh.

14
3) Memiliki alat permainan edukatif baik buatan guru, anak dan pabrik.
Berdasrkan observasi penulis alat permainan edukatif di
lembaga PAUD Kamulan School alat permainan edukatif sudah
tersedia seperti gambar di atas, walaupun alat permainan edukatif
tersebut banyak dari pabrik.
4) Memiliki fasilitas permainan baik di dalam maupun di luar ruangan
yang dapat mengembangkan berbagai konsep
Berdasrkan observasi penulis di lembaga PAUD Kamulan
School sudah memiliki fasilitas permainan khususunya di luar kelas
5) Memiliki peralatan pendukung keaksaraan.
Berdasrkan observasi penulis, di lembaga PAUD Kamulan
School sudah memiliki peralatan pendukung keaksaraan seperti yang
ditempel di ruang kelas yang dapat dilihat pada gambar di atas.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana pendidikan anak usia dini merupakan salah satu faktor penunjang
keberhasilan program yang telah ditetapkan pemerintah untuk mencapai tujuan
pendidikan anak usia dini yaitu mengembangkan kemampuan / kecardasan
anak. Sarana dan prasarana yang dimilIki oleh Lembaga PAUD Kamulan
School secara keseluruhan sudah mengacu pada PERMENDIKNAS No. 58
Tahun 2009 Tentang Standar Sarana dan Prasarana PAUD, baik secara prinsip
maupun persyaratannya namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
lembaga PAUD Kamulan School yaitu dari segi keamanan karena terdapat
sumur di halaman sekolah serta lingkungan sekolah terdapat parit yang apa
bila tanpa pengawasan guru akan membahayakan anak kemudian dari segi
ruang masih kurang khususnya ruang UKS dan tidak disediakannya kursi meja
di kelas.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka pada bagian ini akan
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada pemerintah memberikan bimbingan berupa pelatiahan
kepada lembaga PAUD tentang standar sarana dan prasarana yang sesuai
dengan PERMENDIKNAS No. 58 Tahun 2009.
2. Diharapkan kepada pemerintah menguraikan indikator-indikator dari setiap
prinsip dan persyaratan sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 58 Tahun
2009 Tentang Standar Sarana dan Prasarana.
3. Diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan berupa materi
(uang) yang tidak terpaku pada nominal lama (25 juta untuk pendirian dan
5 juta setelah lembaga PAUD berdiri) maupun non materi (dalam bentuk
barang) demi tercapainya sarana dan prasarana sesuai dengan
PERMENDIKNAS No. 58 Tahun 2009.

16
4. Diharapkan kepada lembaga PAUD Kamulan School agar meninjau ulang
keamanan sarana dan prasarana yang ada di sekitar lembaga (sekolah) agar
tidak membahayakan anak.
5. Diharapkan kepada lembaga PAUD Kamulan School agar menambah
sarana dan prasaran seperti ruang UKS, meja, kursi dan sarana dan prasaran
lainya yang belum lengkap.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anik Pamilu, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan, Cet. Ke-2, Jakarta:
Citra Media.

Dinn Wahyudin dkk, Pengantar Pendidikan, Cet. Ke-12, Jakarta:


Universitas Terbuka, 2011.

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Rosdakarya, 2004.

E. Mulyasa, Manajenen PAUD, Cet. ke-2, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2012.

Kementerian Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Repubilk Indonesia No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini, Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2011.

Pemerintahan Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Cv
Eka Jaya, 2005.

Riant Nugroho & H.A.R. Tilaar, Kebijakan Pendidikan, Cet. Ke-3,


Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012.

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materil, Jakarta: Primakarya, 1987.

Tata Usaha (TU) Kamulan School, Tanggal 7/11/2014, Jam 11:20

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional

18

Anda mungkin juga menyukai