Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN HASIL OBSERVASI

“ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNANETRA)


SLB AR-ROSYADIYAH”

Disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Pendidikan Inklusif

Dosen Pengampu :
Hanrezi Dhania, S.Pd.,M.Si

Disusun oleh :
Desti Agustin F.2010216
Dhea Amalia Novia F.2010148
Siti Nuraisyah F.2010053
Bangkit Maulana F.2010181
Muhammad Ryan F.2010490

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


segala rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Walau pun
dalam penyelesaiannya banyak sekali mendapat hambatan – hambatan, namun
pada akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Pendidikan Inklusi. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengenali
dan memahami anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam
penglihatan (Tunanetra),

Kami menyadari, bahwa dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan


kemampuan kami dalam penyusunan makalah ini, dirasakan masih jauh dari
sempurna, maka untuk itu kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah ini.

Mudah-mudahan segala amal baik yang telah diberikan kepada kami


mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Harapan kami mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Sukabumi 05 november 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Isi-------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang-----------------------------------------------------------------------------
B. Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------------
C. Tujuan Penulisan --------------------------------------------------------------------------
D. Manfaat Penulisan-------------------------------------------------------------------------
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus --------------------------------------------------
B. Definisi Anak Tunanetra -----------------------------------------------------------------
C. Karakteristik Anak Dengan Kebutuhan Khusus (Tunanetra)------------------------
D. Klasifikasi Tunanetra ---------------------------------------------------------------------
E. Layanan Pendidikan Tunanetra----------------------------------------------------------
F. Prinsip-prinsip Pembelajaran Anak Tunanetra ---------------------------------------
G. Fasilitas Atau Alat-alat Yang Diperlukan Dalam Belajar Anak Tunanetra
-----------------------------------------------------------------------------------------------
H. Hasil Observasi ---------------------------------------------------------------------------
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------------
B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------------
C. Dokumentasi ---------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA--------------------------------------------------------------------------

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan observasi ini merupakan kegiatan pembelajaran mata


kuliah Pendidikan Inklusi di Jurusan Manajemen Pendidikan Islam.
Kegiatan observasi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengenal secara
langsung anak-anak yang berkebutuhan khusus, terutama anak yang
mengalami tunanetra. Dengan mata kuliah ini diharapkan dapat membantu
para mahasiswa sebagai calon guru dalam mengimplementasikan
pendidikan inklusif di berbagai daerah di Indonesia.
Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, perlu adanya identifikasi
bagi anak didik berkebutuhan khusus agar keberadaan mereka dapat
diketahui sedini mungkin. Setelah dilakukan identifikasi, selanjutnya
diberikan program pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing yang
kemudian sebagai acuan untuk pemberian layanan Pendidikan Khusus
secara inklusif.  Berdasarkan peraturan menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No.70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi
peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan /
atau bakat istimewa perlu mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan dan hak asasinya yang diselenggarakan secara inklusif.
Yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem
penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan
peserta didik pada umumnya

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan


memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya.
Mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan sehingga mereka
memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar
masing-masing anak.

Klasifikasi anak berkebutuhan khusus diantaranya tunanetra,


tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,anak autis, anak
lamban belajar dan anak dengan kecerdasan istimewa (gifted and talented).

1|Pendidikan Inklusif
Pada kesempatan ini dilakukan observasi ke Sekolah Khusus SLB
Ar-rosyadiyah yang merupakan salah satu sekolah bagi anak berkebutuhan
khusus.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar anak tunanetra?
2. Sebutkan apa saja karakteristik anak yang tunanetra?
3. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak
tunanetra?
4. Bagaimana bentuk layanan pendidikan yang diberikan pada anak
tunanetra?

C. Tujuan Observasi
Tujuan observasi yaitu :
1. Untuk mengetahui secara langsung bagaimana kegiatan belajar
mengajar anak mengalami gangguan penglihatan (tunanetra).
2. Untuk mengetahui karakteristik anak yang tunanetra.
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam mengajar
anak tunanetra.
4. Untuk mengetahui layanan pendidikan yang sesuai untuk anak
tunanetra

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yakni untuk memberikan
informasi dan pemahaman konseptual mengenai anak berkebutuhan khusus
yang mengalami hambatan penglihatan (Tunanetra) di Sekolah Khusus
SLB Ar-rosyadiyah.

2|Pendidikan Inklusif
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa
selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang
termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat,
anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan
khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan
hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka,
contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan
menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan
bahasa isyarat
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa
jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan
Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis
Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta
didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara
inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan
dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara
khusus belum tersedia.

B. Definisi Anak Tunanetra


Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam
penglihatan. Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah
individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang
dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena
tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses
pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan
indra pendengaran.

3|Pendidikan Inklusif
Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan
pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus
bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille,
gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang
bersuara adalah perekam suara dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu
tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai
Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari
bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana
menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari
alumunium).

C. Karakteristik Anak dengan Kebutuhan Khusus (Tunanetra)


Karakteristik Anak dengan Kebutuhan Khusus (Tunanetra)
Setiap anak dengan kebutuhan khusus memiliki karakteristik (ciri-ciri)
tertentu yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Berikut ini
ciri-ciri yang menonjol dari anak dengan kebutuhan khusus (tunanetra).
Ciri-ciri tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan
adalah sebagai berikut, tidak mampu melihat, tidak mampu mengenali
orang pada jarak 6 meter, kerusakan nyata pada kedua bola mata, sering
meraba-raba/tersandung waktu berjalan, mengalami kesulitan
mengambil benda kecil di dekatnya, bagian bola mata yang hitam
berwarna keruh/besisik/kering, peradangan hebat pada kedua bola mata,
mata bergoyang terus

D. Klasifikasi Tunanetra
Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta
total (Totally Blind) dan low vision.
1) Kelompok yang mengalami keterbatasan penglihatan:
 Mengenal bentuk atau obyek dari berbagai jarak
 Menghitung jari dari berbagai jarak
 Tidak mengenal tangan yang digerakkan
2) Kelompok yang Mengalami Keterbatasan Penglihatan yang Berat
(Buta) :
 Yang tergolong mempunyai persepsi cahaya (light perception)
 Yang tergolong tidak memiliki persepsi cahaya (no light
perception)

E. Layanan Pendidikan Tunanetra


Layanan Pendidikan Tunanetra Dikelompokkan Menjadi:
 Mereka mampu membaca cetakan standart

4|Pendidikan Inklusif
 Mampu membaca cetakan standart dengan menggunakan kaca
pembesar
 Mampu membaca cetakan besar (ukuran huruf:18)
 Mampu membaca cetakan kombinasi cetakan reguler dan catakan
besar
 Membaca cetakan besar dengan kaca pembesar
 Menggunakan Braille tetapi masih bisa melihat cahaya (sangat
berguna untuk mobilitas)
 Menggunakan Braille tetapi tidak punya persepsi cahaya

F. Prinsip – prinsip pembelajaran anak Tunanetra


Dalam pembelajaran anak tunanetra, terdapat prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan, antara lain :
1) Prinsip Individual
Prinsip individual adalah prinsip umum dalam pembelajaran
manapun (PLB maupun pendidikan umum) guru dituntut untuk
memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu. Pada siswa
yang mengalami ketunanetraan harus ada beberapa perbedaan
layanan pendidikan antara anak low vision dengan anak yang buta
total. Prinsip layanan individu ini lebih jauh mengisyaratkan
perlunya guru untuk merancang strategi pembelajaran yang sesuai
dengan keadaan anak. Inilah alasan dasar terhadap perlunya
(Individual Education Program – IEP).

2) Prinsip kekonkritan/pengalaman penginderaan


Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru harus
memungkinkan anak tunanetra mendapatkan pengalaman secara
nyata dari apa yang dipelajarinya. Strategi pembelajaran harus
memungkinkan adanya akses langsung terhadap objek, atau situasi.
Anak tunanetra harus dibimbing untuk meraba, mendengar,
mencium, mengecap, mengalami situasi secara langsung dan juga
melihat bagi anak low vision. Prinsip ini sangat erat kaitannya
dengan komponen alat/media dan lingkungan pembelajaran. Untuk
memenuhi prinsip kekonkritan, perlu tersedia alat atau media
pembelajaran yang mendukung dan relevan.

3) Prinsip totalitas
Strategi pembelajaran yang dilakukan guru haruslah memungkinkan
siswa untuk memperoleh pengalaman objek maupun situasi secara
utuh dapat terjadi apabila guru mendorong siswa untuk melibatkan
semua pengalaman penginderaannya secara terpadu dalam

5|Pendidikan Inklusif
memahami sebuah konsep. Dalam bahasa Bower (1986) gagasan ini
disebut sebagai multisensory approach, yaitu penggunaan semua alat
indera yang masih berfungsi secara menyeluruh mengenai suatu
objek.

4) Prinsip aktivitas mandiri (selfactivity)


Strategi pembelajaran haruslah memungkinkan atau mendorong anak
tunanetra belajar secara aktif dan mandiri. Anak belajar mencari dan
menemukan, sementara guru adalah fasilitator yang membantu
memudahkan siswa untuk belajar dan motivator yang
membangkitkan keinginannya untuk belajar. Prinsip ini pun
mengisyaratkan bahwa strategi pembelajaran harus memungkinkan
siswa untuk bekerja dan mengalami, bukan mendengar dan mencatat.
Keharusan ini memiliki implikasi terhadap perlunya siswa
mengetahui, menguasai, dan menjalani proses dalam memperoleh
fakta atau konsep. Isi pelajaran (fakta, konsep) adalah penting bagi
anak, tetapi akan lebih penting lagi bila anak menguasai dan
mengalami guna mendapatkan isi pelajaran tersebut.
Pola Pembelajaran
Permasalahan pembelajaran dalam pendidikan tunanetra adalah
masalah penyesuaian. Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran
pada anak tunanetra lebih banyak berorientasi pada pendidikan
umum, terutama menyangkut tujuan dan muatan kurikulum. Dalam
strategi pembelajaran, tugas guru adalah mencermati setiap bagian
dari kurikulum, mana yang bisa disampaikan secara utuh tanpa harus
mengalami perubahan, mana yang harus dimodifikasi, dan mana
yang harus dihilangkan sama sekali.

G. Fasilitas atau Alat-alat yang Diperlukan dalam Belajar


AnakTunanetra
Alat pendidikan bagi tunanetra dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu alat
pendidikan khusus, alat bantu dan alat peraga.
a. Alat pendidikan khusus anak tunanetra antara lain:
1. Reglet dan pena atau stilus
2. Mesin tik Braille
3. Komputer dengan program Braille
4. Printer Braille
5. Abacus
6. Calculator bicara
7. Kertas braille
8. Penggaris Braille

6|Pendidikan Inklusif
9. Kompas bicara
10. Tongkat putih
11. Tongkat Laser (Laser Cane)
12. Sonic Guide (Penuntun Bersuara).

b. Alat Peraga. Alat peraga tactual atau audio yaitu alat peraga yang
dapat diamati melalui perabaan atau pendengaran. Alat peraga tersebut
antara lain:
1. benda asli : makanan, minuman, binatang peliharaan
2. benda asli yang diawetkan : binatang liar/buas atau yang sulit di
dapatkan
3. benda asli yang dikeringkan
4. benda/model tiruan; model kerangka manusia, model alat
pernafasan.

Fasilitas penunjang pendidikan untuk anak tunanetra secara umum sama


dengan anak normal, hanya memerlukan penyesuaian untuk informasi
yang memungkinkan tidak dapat dilihat, harus disampaikan dengan
media perabaan atau pendengaran. Fasilitas fisik yang berkaitan dengan
gedung, seharusnyajumlah parit yang sedikit dan variasi tinggi rendah
lantainya, menghindari dinding yang mempunyai sudut lancip dankeras.
Perabot sekolah sedapat mungkin memiliki sudut yang tumpul.
menurut Anastasia Widjajanti dan Immanuel Hitipeuw (1995)
adalah Braille dan peralatan orientasi dan mobilitas, serta media
pelajaran yang memungkinkan anak untuk memanfaatkan fungsi peraba
dengan optimal
Fasilitas pendidikan bagi anak tunanetra antara lain adalah :
a. Huruf Braille
Huruf Braille merupakan fasilitas utama penyelenggaraan pendidikan
bagi anak tunanetra. Huruf Braille ditemukan pertama kali oleh Louis
Braille. Cara membaca huruf Braille sama seperti pada umumnya
yaitu dari kiri ke kanan. Sedangkan untuk menulis, prinsip kerjanya
berbeda dengan membaca. Cara menulis huruf Braille tidak seperti
pada umumnya yaitu mulai dari kanan ke kiri, biasanya sering disebut
dengan menulis secara negatif. Jadi menulis Braille secara negatif
akan menghasilkan tulisan secara timbul positif, yang dibaca adalah
tulisan timbulnya.
Ada tiga cara untuk menulis Braille, yaitu dengan :
1) reglet dan pen atau stilus,
2) mesin tik Braille, dan

7|Pendidikan Inklusif
3) computer yang dilengkapi dengan printer Braille. Media yang
digunakan berupa kertas tebal yang tahan lama (manila, atau
yang lain). Kertas standar untuk Braille adalah kertas braillon.

b. Tongkat putih
Tongkat putih merupakan fasilitas pendukung anak tunanetra untuk
orientasi dan mobilitas. Dengan tongkat putih anak tunanetra berjalan
untuk mengenali lingkungannya. Berbagai media alat bantu mobilitas
dapat berupa tongkat putih, anjing penuntun, kacamata elektronik,
tongkat elektronik.
Program latihan orientasi dan mobilitas meliputi jalan dengan
pendamping awas, jalan mandiri, dan latihan bantu diri (latihan di
kamar mandi dan WC, latihan di ruang makan, latihan di kamar tidur,
latihan di dapur, latihan di kamar tamu) dan latihan orientasi sekolah.

c. Laser cane (tongkat laser)


Tongkat laser adalah tongkat penuntun berjalan yang menggunakan
sinar inframerah untuk mendeteksi rintangan yang ada pada jalan
yang akan dilalui dengan memberi tanda lisan (suara), serta dapat juga
menggunakan alat bantu yang lainnya yang relevan dan sesuai dengan
kebutuhan.

H. Hasil Observasi

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TERPADU/INKLUSI

DIREKTORAT PENDIDIKAN LUAR BIASA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2004

FORM 1

INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK 

(Diisi Oleh Orang Tua)

Petunjuk : 

8|Pendidikan Inklusif
Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang
sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan kepada guru kelas tempat
anak Bapak/Ibu bersekolah

A. Identitas Anak
1. Nama : Attallah Hilqi Rahman
2. Tempat dan tanggal lahir : Bekasi, 08 september 2008
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Status Anak : Anak Kandung
6. Anak ke dari jumlah saudara : 1 dari 1 bersaudara
7. Nama sekolah : SLB Al-ROSYADIYAH
8. Kelas : 5 SD
9. Alamat rumah : Jl.Raya siliwangi
kp.bangkongreang, Gg.roda RT.03/RW.04, desa.Benda
kec.cicurug, kab.sukabumi

B. Riwayat Kelahiran
1. Perkembangan masa kehamilan : Tidak ada Keluhan
2. Penyakit pada masa kehamilan : Tidak ada
3. Usia kandungan : 9 Bulan
4. Riwayat proses kelahiran : Normal
5. Tempat kelahiran : Rs. Karya medika
6. Penolong proses kelahiran : dokter Lilis
7. Gangguan pada saat bayi lahir : seluruh badan nya tidak
bergerak/kaku
8. Berat badan bayi lahir : 3.9
9. Panjang badan bayi lahir : 49 cm
10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : Tidak menangis

9|Pendidikan Inklusif
C. Perkembangan Masa Balita

1. Menyusui ibunya hingga umur : 2 Tahun


2. Minum susu formula hingga umur : 4 Tahun
3. Imunisasi (lengkap/tidak) : Lengkap
4. Pemeriksaan/penimbangan rutin/tidak: Rutin
5. Kualitas makanan : Baik
6. Kuantitas makanan : Baik
7. Kesulitan makan (Ya/Tidak) : Ya

D. Perkembangan Fisik

1. Dapat berdiri umur : 1.5 Tahun


2. Dapat berjalan pada umur : 1.8 Tahun
3. Naik sepeda roda tiga pada umur : 3 Tahun
4. Naik sepeda roda dua pada umur : 3 Tahun
5. Bicara dengan kalimat lengkap pada umur : 3 Tahun
6. Kesulitan gerakan yang dialami : Berjalan
7. Status gizi balita (baik/kurang) : Baik
8. Riwayat kesehatan (baik/kurang) : Kurang

E. Perkembangan Sosial

1. Hubungan dengan saudara : Baik


2. Hubungan degan teman : Kurang
Bersosialisasi
3. Hubungan dengan orangtua : Baik
4. Hobi : bermain piano dan
membaca Al-quran

10 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
5. Minat : Menjadi Hafidz
quran

F. Perkembangan Pendidikan

1. Masuk TK umur : 5 Tahun


2. Lama pendidikan di TK : 2 Tahun
3. Kesulitan selama di TK : Menulis, Membaca
dan Mewarnai
4. Masuk SD umur : 7 tahun
5. Kesulitan selama di SD : menulis, berhitung
dan beradaptasi
6. Pernah tidak naik kelas :-
7. Pelayanan khusus yang pernah diterima anak: Terapi dan kursus
8. Prestasi belajara yang pernah dicapai : Tidak Ada
9. Mata pelajaran yang dirasa paling sulit : Matematika
10. Mata pelajaran yang paling disenangi : IPS, B.indonesia,
IPA, B.sunda
11. Keterangan lain yang dianggap perlu : cepat dalam
menghafal al-quran dan gemar sekali mendengarkan murotal quran
melalui youtube.

Selasa, 02 november 2021

Orangtua,

(Nusan Abdurrahman)

FORM II

11 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
DATA ORANGTUA/ WALI SISWA

(Diisi orangtua/wali siswa)

A. Identitas Orangtua/wali

Ayah

1. Nama ayah : Nusan Abdurrahman

2. Tempat tanggal lahir : Bekasi, 04 April 1990

3. Agama : Islam

4. Status ayah : Menikah

5. Pendidikan tertinggi : SMK

6. Pekerjaan pokok : Montir

7. Alamat tinggal : Kp.Cijulang

Ibu

1. Nama ibu : Sri Suriyawati

2. Tempat tanggal lahir : Tegal, 12 Desember 1995

3. Agama : Islam

4. Status ibu : Menikah

5. Pendidikan tertinggi : SMA

6. Pekerjaan pokok : Ibu Rumah Tangga

7. Alamat tinggal : Kp.Cijulang

B. Hubungan Orangtua-anak

12 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
1. Kedua orangtua satu rumah : Ya
2. Anak satu rumah dengan kedua orangtua : Ya
3. Anak diasuh oleh salah satu orangtua saja : Ya
4. Anak diasuh wali/saudara : Tidak

C. Sosial ekonomi Orangtua

1. Jabatan formal ayah di kantor (bila ada) :-


2. Jabatan formal ibu di kantor (bila ada) :-
3. Jabatan informal ayah di kantor (bila ada) :-
4. Rata-rata penghasilan (kedua rangtua)/bulan : 1.0000.000

D. Tanggungan dan Tanggapan Keluarga

1. Jumlah anak :1
2. Yang bersangkutan anak nomor berapa :1
3. Persepsi orangtua ke anak :
 Mendukung segala aktivitas yang dilakukan Oleh anak selagi itu baik
dan Positif
 Selalu memberikan arahan dan motivasi kepada anak dengan cara
yang baik dan sesuai dengan keadaan anak
 Mengajarinya pengetahuan-pengetahuan yang baru dengan cara yang
menarik
 Selalu berusaha mendampingi anak dalam segala aktivitasnya
 Selalu mengajari anak berfikir positif dalam menjalani kehidupan
4. Kesulitan orangtua terhadap anak : Mengajarkan belajar
menulis
5. Harapan orangtua terhadap pendidikan anak :
 Bisa terus sekolah sampai ke jenjang yang lebih Tinggi
 Menjadi anak yang selalu dapat membanggakan orang tua dengan
cara terus berusaha belajar semaksimal mungkin

13 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
 Selalu menjadi anak yang haus akan ilmu dan pengetahuan
6. Bantuan yang diaharapkan orangtua untuk anak :
 Pemerintah Daerah sebaiknya lebih memperhatikan Sekolah-
sekolah SLB di Kampung
 Untuk segenap guru dan sekolah yang mendapatkan bagian dalam
mengajari anak berkebutuhan khusus semoga selalu diberikan
kesabaran dalam mengajari mereka.

Selasa, 02 november 2021

Orangtua/wali

(Sri Suruyawati)

FORM 3

ALAT IDENTIFIKASI ANAK LUAR BIASA (AI- ALB) 

NAMA SEKOLAH : SLB AL-ROSYADIYAH

KELAS : 5 SD

DIISI TANGGAL : 2 November 2021

NAMA PEMERIKSA :

 Desti Agustin F.2010216


 Dhea Amalia Novia F.2010148
 Siti Nuraisyah F.2010053
 Bangkit Maulana F.2010181
 Muhammad Ryan F.2010490
GURU KELAS :

 Nusan Abdurrahman
 Sri Suriyawati

14 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
GEJALA YANG DIAMATI Attallah Hilqi
Rahman

1.Tunanetra/anak yang mengalami gangguan


pengelihatan

a. Tidak mampu melihat ✔️

b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter ✔️

c. Kerusakan nyata pada kedua bola mata ✔️

d. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan ✔️

e. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di ✔️


dekatnya
f. Bagian bola mata yang hitam berwarna ✔️
keruh/besisik/kering,
g. Peradangan hebat pada kedua bola mata, ✔️

h. Mata bergoyang terus

Nb : Nilai standar : 4 (di luar a dan b), maksudnya, jika a ✔️


dan b terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan
berikutnya.

2. tunarungu/anak yang mengalami gangguan


pendengaran

a. Tidak mampu mendengar

b. Terlambat perkembangan Bahasa

c. Sering menggunakan isyarat dalam


berkomunikasi
d. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara

e. Ucapan kata tidak jelas

15 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
f. Kualitas suara aneh/monoton

g. Sering memiringkan kepala dalam usaha


mendengar
h. Banyak perhatian terhadap getaran

i. Keluar cairan ‘nanah’ dari kedua telinga

Nb : Nilai Standar : 6 (di luar a), maksudnya jika a


terpenuhi, maka berikutnya tidak perlu dihitung.

3.tunadaksa/anak yang mengalami kelainan anggota


tubuh/Gerakan

a. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh

b. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak ✔️


lentur/tidak 
terkendali),

c. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak


lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa,
d. Terdapat cacat pada alat gerak

e. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam, ✔️

f. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan


menunjukkan sikap tubuh tidak normal

g. Hiperaktif/tidak dapat tenang.

Nb : Nilai Standar : 5 2

4. Anak Berbakat/ memiliki kemampuan dan


kecerdasan luar biasa

a. Membaca pada usia lebih muda

b. Membaca lebih cepat dan lebih banyak

c. Memiliki perbendaharaan kata yang luas ✔️

16 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
d. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat ✔️

e. Mempunayi minat yang luas, juga terhadap


masalah orang dewasa

f. Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri, ✔️

g. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ✔️


ungkapan verbal,

h. Memberi jawaban-jawaban yang baik ✔️

i. Dapat memberikan banyak gagasan ✔️

j. Luwes dalam berpikir ✔️

k. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari ✔️


lingkungan
l. Mempunyai pengamatan yang tajam

m. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, ✔️


terutama terhadap tugas atau bidang yang
diminati,

n. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri ✔️

o. Senang mencoba hal-hal baru, ✔️

p. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan


sintesis yang tinggi
q. Senang terhadap kegiatan intelektual dan ✔️
pemecahan-pemecahan masalah

r. Cepat menangkap hubungan sebab akibat,

s. Berperilaku terarah pada tujuan, ✔️

17 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
t. Mempunyai daya imajinasi yang kuat

u. Mempunyai banyak kegemaran (hobi), ✔️

v. Mempunyai daya ingat yang kuat ✔️

w. Tidak cepat puas dengan prestasinya

x. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),

y. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan


Tindakan
Nb : nilai standar : 18 16

5. tunagrahita

a. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala


terlalu kecil/ besar

b. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,

c. Perkembangan bicara/bahasa terlambat

d. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap


lingkungan (pandangan kosong),

e. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak


terkendali),

f. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)

Nb : nilai standar : 6

6. anak lamban belajar

a. Rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang


dari 6)
b. Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik

18 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
sering terlambat dibandingkan teman-teman
seusianya
c. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat

d. Pernah tidak naik kelas.

Nb : nilai standar : 4

1. Anak yang mengalami kesulitan belajar


spesifik

• Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)

a. Perkembangan kemampuan membaca terlambat,

b. Kemampuan memahami isi bacaan rendah,

c. Kalau membaca sering banyak kesalahan

Nilai standarnya 3

• Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis


(disgrafia)

a. Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai, ✔️

b. Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan ✔️


q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan
sebagainya,

c. Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca, ✔️

d. Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,

e. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak ✔️

19 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
bergaris.

Nilai standarnya 4. ✔️

• Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung


(diskalkulia)

a. Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, = ✔️

b. Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan, ✔️

c. Sering salah membilang dengan urut,

d. Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17


dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan
sebagainya,
e. Sulit membedakan bangun-bangun geometri.

Nilai standarnya 4. 2

8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi

a. Sulit menangkap isi pembicaraan orang lain,

b. Tidak lancar dalam berbicaraa/mengemukakan


ide,
c. Sering menggunakan isyarat dalam
berkomunikasi,
d. Kalau berbicara sering gagap/gugup,

e. Suaranya parau/aneh,

f. Tidak fasih mengucapkan kata-kata


tertentu/celat/cadel,
g. Organ bicaranya tidak normal/sumbing.

Nilai standarnya 5

9. Tunalaras (anak yang mengalami gangguan emosi


dan perilaku).

a. Bersikap membangkang,

20 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
b. Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah
marah
c. Sering melakukan tindakan aggresif, merusak,
mengganggu

d. Sering bertindak melanggar norma social/norma


susila/hukum.
Nilai standarnya 4.

Alat Identifikasi Autisme

Berikut adalah alat identifikasi ASD (Autism Spectrum Disorder) berdasarkan


DSM V

NO GEJALA ADA TIDAK

1 Kurangnya komunikasi dan interaksi sosial yang


bersifat menetap pada berbagai konteks (baik yang
terjadi sekarang ataupun ada riwayat sebelumnya).

a. Kekurangan dalam kemampuan


komunikasi sosial dan emosional.
Contohnya : pendekatan sosial yang
tidak normal dan kegagalan untuk
melakukan komunikasi dua arah;
kegagalan untuk berinisiatif atau
merespon pada interaksi sosial. 
b. Terganggunya perilaku komunikasi non- ✔️
verbal yang digunakan untuk interaksi
sosial. Contohnya :  Integrasi
komunikasi verbal dan non-verbal yang
sangat parah, hilangnya kontak mata,
bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
c. Kekurangan dalam mengembangkan,
mempertahankan hubungan. Contohnya
kesulitan menyesuaikan perilaku pada
berbagai konteks sosial, kesulitan dalam
bermain imajinatif atau berteman, tidak
adanya ketertarikan terhadap teman

21 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
sebaya
2 Perilaku yang terbatas, repetitive, ketertarikan, atau
aktifitas yang terwujud minimal dua dari perilaku
berikut: Pergerakan motor repetitif atau stereotype,
penggunaan objek-objek atau bahasa, ontohnya :
perilaku stereotype yang sederhana, membariskan
mainan-mainan atau membalikkan objek.

a. Perhatian yang berlebihan pada


kesamaan, rutinitas yang kaku atau pola
perilaku verbal atau non-verbal yang
diritualkan, contohnya stress ekstrim
pada suatu perubahan yang kecil,
kesulitan pada saat adanya proses
perubahan, pola pikir yang kaku. 
b. Kelekatan dan pembatasan diri yang
tinggi pada suatu ketertarikan yang
abnormal. Contoh: kelekatan yang kuat
atau preokupasi pada objek-objek yang
tidak biasa, pembatasan yang berlebihan 
c. Hiperaktivitas/hipoaktivitas pada input
sensori atau ketertarikan yang tidak
biasa pada aspek sensori pada
lingkungan. Contoh: sikap tidak peduli
pada rasa sakit atau temperature udara,
respon yang berlawanan pada suara atau
teksture tertentu, penciuman yang
berlebihan atau sentuhan dari objek,
kekaguman visual pada cahaya atau
gerakan
 Gejala-gejala harus muncul pada periode perkembangan awal (tapi
mungkin tidak termanifestasi secara penuh sampai tuntutan sosial
melebihi kapasitas yang terbatas, atau mungkin tertutupi dengan strategi
belajar dalam kehidupannya). 
  Gejala-gejala menyebabkan perusakan yang signifikan pada kehidupan
sosial, pekerjaan atau setting penting lain dalam kehidupan. 
 Gangguan-gangguan ini lebih baik tidak dijelaskan dengan istilah
ketidakmampuan intelektual (intellectual disability) atau gangguan
perkembangan intelektual atau keterlambatan perkembangan secara

22 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
global

Alat Identifikasi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)/ GPPH


(Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas)

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV)


(Westwood, 1995), gejala GPPH terdiri atas tiga geiala utama, yaitu :

N JENIS GEJALA
O

1 Inatensivitas : kesulitan dalam a. Gagal menyimak hal


memusatkan perhatian terhadap sesuatu yang rinci. 
yang sedang dihadapinya
b. Kesulitan bertahan
pada satu aktivitas. 
c. Tidak mendengarkan
sewaktu diajak
berbicara
d. Sering tidak
mengikuti instruksi
e. Kesulitan mengatur
jadwal tugas dan
kegiatan
f. Sering menghindar
dari tugas yang
memerlukan
perhatian lama
g. Sering kehilangan
barang yang
dibutuhkan untuk
tugas
h. Sering beralih
perhatian oleh
stimulus dari luar. 
i. Sering pelupa dalam
kegiatan sehari-hari.
2 Impulsivitas : Ketidakmampuan untuk a. Sering memberi

23 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
mengontrol perilaku dan lebih jawaban sebelum
mengutamakan rnenuruti dorongan hati. pertanyaan selesai
Impulsif dapat berupa impulsif motorik
b. Sering mengalami
dan impulsif verbal atau kognitif kesulitan menunggu
giliran. 
c. Sering memotong
atau menyela orang
lain
d. Sering melakukan
tindakan berbahaya
tanpa pikir paniang
e. Sering berteriak di
kelas
f. Tidak sabaran
g. Suka mengganggu
siswa lain
h. Permintaannya harus
segera dipenuhi
i. Mudah frustrasi dan
putus asa
3 Hiperaktivitas : Kecenderungan 1. Sering menggerakkan
berperilaku berlebihan, baik motorik kaki atau tangan dan
maupun verbal sering menggeliat
2. Sering meninggalkan
tempat duduk di kelas
3. Sering berlari dan
memanjat
4. Mengalami kesulitan
melakukan kegiatan
dengan tenang.
5. Sering bergerak
seolah diatur oleh
motor penggerak. 
6. Sering berbicara
berlebihan.

24 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)/ GPPH (Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas)

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV)


(Westwood, 1995), gejala GPPH terdiri atas tiga geiala utama, yaitu :

N JENIS GEJALA GEJALA TEMPAT


O MUNCUL GEJALA
TERJADI

1 Inatensivitas : 1) Gagal menyimak Jarang Sekolah


halyang rinci
Kesulitan dalam memutuskan
perhatian terhadap sesuatu
yang sedang dihadapinya 2) Kesulitan Sering Rumah
mengatur jadwal
tugas dan
kegiatan

3) Sering kehilangan Sering Sekolah


barang yang dan rumah
dibutuhkan untuk
tugas

4) Sering pelupa Jarang Rumah dan


dalam kegiatan sekolah
sehari-hari

Nb : untuk keterangan gejala-gejala yang terjadi

1. Terkadang anak gagal menyimak hal yang rinci di sekolah menurut para
guru yang mengajar di sekolah
2. Ketika ada jadwal tugas dan ada kegiatan dari sekolah terkadang anak
sulit mengaturnya menurut orang tua dirumah
3. Terkadang anak sering kehilangan barang yang di butuhkan untuk tugas
baik disekolah maupun rumah menurut guru dan orang tua
4. Ketika melakukan kegiatan sehari-hari anak sering lupa menurut para
guru dan orang tua di rumah dan sekolah

25 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Waktu Observasi

Kegiatan observasi dilakukan di Sekolah SLB Rosyadiyah, yang dilaksanakan


pada hari Selasa, 02 November 2021. Mulai pukul 11.00 hingga pukul 15.30
WIB. Bertempatan di daerah Jl.Raya siliwangi kp.bangkongreang, Gg.roda
RT.03/RW.04, desa.Benda kec.cicurug, kab.sukabumi. Di sebuah sekolah LB AR-
ROSYADIYAH .

Hasil Observasi

Berdasakan hasil observasi yang telah kami lakukan pada siswa yang


mengalami gangguan penglihatan (Tuna Netra) di Sekolah SLB AR-
ROSYADIYAH, di Sekolah tersebut terdapat 12 orang siswa yang mengalami
gangguan penglihatan dari berbagai kalangan usia dan tingkatan kelas mulai dari
tingkatan SD sampai SMP. Di Sekolah Khusus tersebut hanya menerima siswa
yang mengalami ketunaan, atau tunanetra. Dalam kelas ini proses pembelajaran
dilaksanakan secara umum seperti pada Sokalah reguler lainnya, namun
ada perbedaan bagi siswa yang mengalami gangguan penglihatan. Metode yang
digunakan adalah metode ceramah yang dipadukan dengan alat peraga supaya
siswa mengetahui konsep yang sebenarnya. Misalnya, pada pelajaran IPS guru
menyediakan peta dan globe timbul dan mata pelajaran Matematika menggunakan
peraga geometri seperti bangun ruang (kubus, bola, balok, kerucut, prisma dll).

Kurikulum yang digunakan di SLB Ar-Rosyadiyah adalah KTSP 2006 dan


Kurikulum 2013. Pada jenjang pendidikan dasar (SD) masih menggunakan KTSP
dan pada jenjang pendidikan menengah (SMP) menggunakan kurikulum 2013.
Kurikulum strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang ada di yang
digunakan sama seperti sekolah pada umumnya, hanya memerlukan modifikasi
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

Nama siswa berkebutuhan khusus yang telah kita wawancarai bernama


Attallah Hilqi Rahman dia menglami hambatan dalam penglihatan/tunanetra sejak
lahir, dia berasal dari Bekasi dan pindah ke Sekolah Ar-rosyadiyah pada tahun
2015. Saat pindah ke SLB Ar-Rosyadiyah Attallah belum bisa membaca dan
menulis huruf braile sehingga ia diturunkan level pembelajarannya yang lebih
rendah, ini dilakukan agar Attallah belajar sesuai dengan kemampuannya.

26 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Tahapan dalam mengajarkan membaca dan menulis dimulai dari
memperkenalkan  angka, tanda baca dan huruf-huruf braile. Mengenalkan posisi
buku dimana letak tepi kanan-kiri maupun atas-bawah sehingga memudahkan
dalam membaca (orientasi atas-bawah). Kemudian memperkenalkan kalimat
dalam satu baris, dan bagaimana cara membaca pada baris berikutnya (pindah
baris) yaitu dengan berpindah baris dengan cara zig-zag. Dalam memperkenalkan
huruf-huruf braile awalnya menggunakan alat yang disebut dengan papan braile.
Salah satu bentuk kegiatan belajar yang dilakukan Tita yaitu menyusun kalimat
yang ditulis menggunakan huruf braile serta menemukan kata-kata yang sulit
dipahami.

Ada yang special attallah memiliki kemampuan daya ingat yang kuat
dengan mahir memainkan alat music seperti piano dan juga mengahfal Al-qlur’an
di usianya yang ke 13 tahun ini attallah sudah Hafal 2 Juz dengan menggunakan
metode mengahafal dari mendengar langsung bacaan yang ia dengar di youtobe.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Khusus SLB AR-


ROSYADIYAH berlangsung selama 5 hari dari hari senin-jumat dari pukul
07.30-11.00 WIB, di SLB Ar-rosyadiyah juga di ajarkan orietantasi mobilitas
seperti :

 Berpindah tempat ( contohnya: mengajarkan cara duduk yang benar dan


rapih,  menghafal tata letak benda yang ada didalam ruangan)
 Bina diri ( mengenal bagian tubuhnya sendiri dan memperhatikan
batasan-batasan bagian tubuh mana  yang boleh di sentuh dan tidak boleh
di sentuh oleh orang lain)
 ·Melatih kemandirian siswa ( seperti mencuci, mandi, memasak,
mengambil benda milik pribadi seperti tongkat dan alat tulis nya sendiri)
 Alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya:
peraga geometri, mesin ketik Braile, Reglet, kertas Braille, papan braille
dan lain sebagainya. Dalam penulisan huruf Braille, jika terdapat
kesalahan penulisan cukup dengan menekan huruf yang salah sampai
tidak teraba lagi titik-titik huruf Braille tersebut.
Kelemahan dalam proses pembelajaran yang terjadi di SLB Ar-rosyadiyah ini
adalah:

a) Keterbatasan tenaga pengajar, sehingga satu guru dapat


mengajar dua jenjang kelas dengan jenis kelainan yang sama
b) Sulit menyesuaikan materi pelajaran antara siswa yang satu dengan yang
lainnya. Karena semua siswa tunanetra ditempatkan di satu kelas yang
sama. Sedangkan tenaga pengajar dikelas tersebut hanya satu guru. Hal

27 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
ini memperlambat proses belajar karena hanya satu guru yang menangani
lima siswa bahkan yang berbeda jenjang pendidikannya.
c) Evaluasi pembelajaran hampir sama dengan sekolah normal hanya saja
saat Ujian menggunakan huruf Braile.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

28 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Dari laporan observasi yang telah kami buat ini ada beberapa kesimpulan
yang dapat kita ambil, seperti :
pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan
yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang
berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam
lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada
umumnya

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan


memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya.
Mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan sehingga mereka
memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar
masing-masing anak.

Hal-hal yang menjadi acuan sebagai pengetahuan kita dalam


mengenal anak-anak yang berkebutuhan khusus terlebih kepada anak yang
mengalami tunanetra yaitu: bagaimana karakteristik anak dengan
kebutuhan khusus terlebih kepada anak yang mengalami tunanetra, dan
juga klasifikasi, layanan Pendidikan, prinsip-prinsip pembelajran dan
fasilitas atau alat-alat yang di perlukan dalam belajar bagi anak tunanetra.

Adapun hasil dari observasi yang dilakukan dengan cara


mengunjungi sekolah tersebut, dan mewawancarai salah satu guru dan
murid serta mewawancarai wali dari murid yang diwawancarai.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah menyarankan agar para
pembaca tidak hanya berpegangan dengan makalah ini. Karena pemakalah
menyadari masih ada kekurangan baik dalam isi maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, pemakalah mengharapkan kritikan dari para pembaca, yang dapat
memberikan masukan tentang penulisan makalah yang lebih baik.

C. Dokumentasi :

 Nama Yayasan

29 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
 Sesi wawancara

 Foto anak dan orangtua sekaligus guru Yayasan

 Wawancara orang tua sekaligus guru

30 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
 Sesi foto Bersama

 Pemberian bingkisan kepada anak yang bersangkutan

31 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
 Foto kegiatan anak-anak ABK

DAFTAR PUSTAKA

www.berpendidikan.com/2020/04/pengertian-anak-berkebutuhan-khusus.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Tunanetra

https://www.paud.id/pengertian-anak-berkebutuhan-khusus-abk/

32 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f

Anda mungkin juga menyukai