Sejarah Pramuka di dunia sendi bermula pada 25 Juli 1907 saat Lord Robert
Baden Powell pada saat itu sebagai Letnan Jenderal tentara Inggris untuk
perdana mengadakan perkemahan pramuka di Pulau Brown Sea, Inggris selama
8 hari.
Setelah itu pada tahun 1908 Baden Powell menulis sebuah buku tentang prinsip
dasar kepramukaan “Scouting for Biys” yang memiliki arti Pramuka Untuk
Anak Laki-laki. Di tahun 1912 dengan bantuan dari adik perempua Baden
Powell yang bernama Agnes, maka terbentuklah pramuka untuk perempuan
dengan sebutan “Girls Guides”.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1918, Baden Powell kembali
membentuk Rover Scout, yaitu organisasi untuk pemuda yang sudah berusia 17
tahun. Berselang 4 tahun setelah itu tepatnya pada tahun 1922, Baden Powell
menerbitkan buku yang berjudul “Rovering To Success”, buku ini
menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju
pantai yang bahagia.
Jambore Dunia
Pada tahun 1920, merupakan tahun yang paling berpengaruh dalam sejarah
pramuka, dimana pada ditahun tersebut merupakan untuk pertama kalinya
diadakan Jambore di dunia. Selain itu pada tahun tersebut juga dibentuk Dewan
Internasional pramuka yang beranggotakan 9 orang biro dan biro berpusat di
London.
Biro pramuka putra dunia mempunyai lima kantor wilayah yaitu di negara
Costa Rica, Mesir, Filipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan untuk putri
mempunyai lima kantor pusat sekretariat di London dan biro kantor wilayah di
Amerika latin, Asia pasifik, Arab dan Eropa.
Sejarah pramuka di Indonesia tidak lepas berasal dari Gagasan Baden PowelI
yang merupakan Bapak Pandu sedunia. Lord Robert Baden-Powell Of Gilwell
menuliskan pengalaman didalam pembinaan remaja di negara lnggris, yang
kemudian tumbuh berkembang jadi gerakan kepanduan (kepramukaan).
Ide cemerlang Baden-Powell yang ditulis didalam buku Scouting for Boys
menyebar ke bermacam negara, juga ke Netherland (Belanda) bersama nama
“Padvinder”. Oleh orang Belanda, gagasan itu dibawa ke Hindia Belanda
(Indonesia) yang merupakan wilayah jajahannya.