Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan


Da’wah Amar Ma’ruf nahi Munkar, beraqidah Islam, bersumber pada Al
Qur’an dan As Sunnah, bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, bergerak
dalam segala bidang kehidupan, antara lain bidang pendidikan, kesehatan,
dan sosial ekonomi.

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom, memiliki


tugas mengemban visi dan misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak,
remaja dan pemuda, sehingga mereka menjadi muslim yang sebenar-
benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.

Sebagai suatu gerakan, setiap anggota Hizbul Wathan berarti memiliki tugas
dan tanggungjawab untuk ikut serta secara aktif mengamalkan dan menyebar-
luaskan maksud dan tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

Hizbul Wathan sendiri memiliki arti Pembela Tanah Air. Hal ini
dimaksudkan agar setiap anggota memiliki jiwa dan semangat nasionalisme
yang tinggi, sehingga sanggup untuk membela dan mempertahankan tanah
air Indonesia dari segala hal yang dapat mengancam keutuhan dan
kedaulatannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah yang akan di bahas dalam Makalah ini adalah :

1. Sejarah Kelahiran Hizbul Wathan?

2. Sejarah Berdirinya Hizbul Wathan?


3. Sejarah Pemberian Nama Hizbul Wathan ?

4. Asas, Maksud dan Tujuan Gerakan Hizbul Wathan?

5. Metode Pendidikan Gerakan Hizbul Wathan?

6. Keanggotaan dan Keorgansisasian?

C. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari Penulisan Makalah ini yaitu :

1. Untuk Mengetahui Sejarah Kelahiran Hizbul Wathan.

2. Untuk Mengetahui Sejarah Berdirinya Hizbul Wathan.

3. Untuk Mengetahui Sejarah Pemberian Nama Hizbul Wathan.

4. Untuk Mengetahui Asas, Maksud dan Tujuan Gerakan Hizbul Wathan.

5. Untuk Mengetahui Metode Pendidikan Gerakan Hizbul Wathan.

6. Untuk Mengetahui Keanggotaan dan Keorgansisasian.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kelahiran Hizbul Wathan

Berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 mei 1908 menjadi tonggak sejarah
kebangkitan indonesia. Pada tahun 1912 tokoh NPO (Nederland Padvinders
Organitation) mendirikan cabangnya di indonesia dan diresmikan pada tahun
1914 dengan nama Nederland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV).

Pada tahun 1916 SP Mangkunegara VII di surakarta mendirikan kepanduan


dengan nama JPO (Java Padvinders Organitation) disusul dengan lahirnya
“Taruna Kembang” untuk daerah kasunanan oleh pangeran Suryobrata.

Pada tahun 1918, KH. A. Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah, dengan


didampingi Bapak Mulyadi Djojomartono sepulang pengajian SATF (Sidik
, amanat, tabligh, Fathonah) di solo melihat NIPV, JPO dan Taruna
Kembang sedang latihan baris-berbaris di alun-alun Mangkunegaraan
Surakarta beliau menghendaki putera Muhammadiyah didik seprti itu, untuk
mengabdi atau menghamba kepada Allah.

Beberapa waktu kemudian, Bapak Mulyadi Djojomartono mengumpulkan


para pemuda Muhammadiyah dan dilatih pertama kali dihalaman Masjid
Agung Solo dengan seragam seadannya. Pada perkembangan selanjutnya,
pemuda Donowardoyo ikut bergabung (1924).

Sesampai di Jogja, beliau menunjuk bebrapa guru antara lain: mantri Guru
SD Muhammadiyah Suronatan (Standart School) Bapak Somodirjo, Bapak
Siradj Dahlan dan Bapak Syarbini guru SD Muhammadiyah bausasran,
untuk mengarahkan pemuda Muhammadiyah.

Dengan resmi lahirlah Padvinders Muhammadiyah, baik yang ada di solo


maupun Yogyakarta. Pembinanya diserahkan kepada pemuda
Muhammadiyah bagian sekolah. Latihan bermula bagi guru-guru, setiap
ahad sore di standart school, Suronatan Yogyakarta.

Selanjutnya dibentuk anak-anak dan dewsa dengan seraga kemeja drile


khekhi, celana biru tua, kacu merah tua berbentuk hitam (deler kecer) atas
usaha bapak H. Nawawi.

B. Sejarah Berdirinya Hizbul Wathan

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan didirikan di Yogyakarta pada tahun 1336


H/1918 M. Namun pada tahun 1943 M. bersama dengan organisasi
kepanduan lainnya, Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dibubarkan oleh
pemerintah penjajahan Jepang.

Pada tanggal 29 Januari 1950 M. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan bangkit


kembali dengan berbagai perubahan. Namun berdasarkan surat keputusan
Presiden Republik Indonesia nomor 238/61 tanggal 9 meret 1961 M. bersama
dengan organisasi kepanduan lainnya, Gerkan Kepanduan Hizbul Wathan
dilebur menjadi Pramuka, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di
Indonesia.

Dan pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H. bertepatan dengan tanggal 18


November 1999 M. oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan dibangkitkan kembali untuk kedua kalinya,
dengan surat keputusan nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 dan dipertegas
dengan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor
10/Kep/I.O/B/2003.

C. Sejarah Pemberian Nama Hizbul Wathan

Dalam pertemuan di rumah Bapak H. Hilal di Kauman Yogyakarta, atas


prakarsa bapak H. Hadjid diusulkan mengganti nama Padvinders
Muhammadiyah menjadi HIZBUL WATHAN, yang bermakna cita tanah
(Pembela Tanah Air), Sesuai dengan jiwa perjuangan melawan penjajah
belanda pada saat itu. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1920.
D. Asas, Maksud dan Tujuan Hizbul Wathan

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berasaskan Islam. Sedangkan maksud


dan tujuannya adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda
menjadi manumur muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader
Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.

E. Metode Pendidikan Kepanduan Hizbul Wathan

Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan


sekolah untuk anak, remaja dan pemuda. Dilakukan di alam terbuka dengan
metode yang menarik, menyenangkan dan menantang, dalam rangka
membentuk warga negara yang berguna dan mandiri.

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah Kepanduan Islami, artinya dalam


upaya menanamkan aqidah Islamiyah dan membentuk akhlaq mulia kepada
peserta didik dilakukan dengan metode kepanduan.

Ciri khas Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ada dalam prinsip dasar dan
metode pendidikannya , yaitu:

1. Pengamalan aqidah Islamiyah.

2. Pembentukan dan pembinaan akhlaq mulia menurut ajaran Islam.

3. Pengamalan kode kehormatan pandu.

4. Pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu.

5. Kegiatan dilakukan di alam terbuka.

6. Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan


menantang.

7. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan.

8. Sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putera dan pandu puteri.

9. Tidak terkait dan berorientasi pada partai politik atau golongan tertentu.
F. Usaha Hizbul Wathan

Dalam mencapai maksud dan tujuan yang telah diterangkan di atas, Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan berusaha :

1. Mengembangkan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di seluruh


Indonesia.

2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja, dan


pemuda muslim.

3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk para pelatih,


pimpinan, dan pemimpin anak didik.

4. Menyelenggarakan pendidikan kepanduan Islami.

5. Mengadakan kerjasama kelembagaan di dalam dan di luar negeri.

6. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Gerakan


Kepanduan Hizbul Wathan.

G. Keanggotaan dan Keorgansisasian Kepanduan Hizbul Wathan

1) Anggota Kepanduan Hizbul Wathan adalah warga negara Republik


Indonesia, beragama Islam, yang terdiri dari :

a. Anggota Biasa adalah peserta didik putera dan puteri yang


dikelompokkan menjadi:

b. Athfal : berumur 6 sampai 10 tahun

c. Pengenal : berumur 11 sampai 16 tahun

d. Penghela : berumur 17 sampai 20 tahun

e. Penuntun : berumur 21 sampai 25 tahun

2) Anggota Pembina adalah mereka yang tugas utamanya memimpin dan


atau melatih peserta didik serta mengelola dan atau memimpin Kwartir
atau Qabilah. Anggota pembina terdiri dari pelatih, Instruktur, Pemimpin
Satuan, dan Pimpinan Kwartir atau Qabilah.

3) Anggota Kehormatan adalah para pecinta Kepanduan Hizbul Wathan,


yang karena usia, kesehatan, atau kesibukan kerja tidak dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepanduan.

a. Pandu Wreda Hizbul Wathan dan Pandu Wreda Nasyiatul ‘Aisyiyah.

b. Orang yang berjasa dalam pengembangan Gerakan Kepanduan


Hizbul Wathan.

c. Simpatisan Kepanduan Hizbul Wathan.

Jenjang organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diatur sejajar


dengan jenjang organisasi di Persyarikatan Muhammadiyah, sebagai
berikut :

a. Di tingkat PP Muhammadiyah disebut Kwartir Pusat.

b. Di tingkat PW Muhammadiyah disebut Kwartir Wilayah.

c. Di tingkat PD Muhammadiyah disebut Kwartir Daerah.

d. Di tingkat PC Muhammadiyah disebut Kwartir Cabang.

e. Di tingkat PR Muhammadiyah disebut Qabilah.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada tahun 1918, KH. A. Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah, dengan


didampingi Bapak Mulyadi Djojomartono sepulang pengajian SATF (Sidik ,
amanat, tabligh, Fathonah) di solo melihat NIPV, JPO dan Taruna Kembang
sedang latihan baris-berbaris di alun-alun Mangkunegaraan Surakarta beliau
menghendaki putera Muhammadiyah didik seprti itu, untuk mengabdi atau
menghamba kepada Allah.

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan didirikan di Yogyakarta pada tahun 1336


H/1918 M. Namun pada tahun 1943 M. bersama dengan organisasi
kepanduan lainnya, Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dibubarkan oleh
pemerintah penjajahan Jepang.

Pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H. bertepatan dengan tanggal 18 November


1999 M. oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan dibangkitkan kembali untuk kedua kalinya, dengan surat keputusan
nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 dan dipertegas dengan surat keputusan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 10/Kep/I.O/B/2003.

B. Saran

Dengan adamya Makalalah yang singkat ini Penulis berharap mudah-


mudahan dapat sedikit memberikan pengetahuan bagi Pembaca tentang
Bagaimana Sejarah dari Kepanduan Hizbul Wathan yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://nurhaya1990.blogspot.co.id/2014/06/

Anda mungkin juga menyukai