Anda di halaman 1dari 22

BARISAN BILANGAN MATEMATIKA

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika SD
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Rahyu Setiyani, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 7
Kineta Asa Tamayo (18186206026)
Amanda Fara Nabila (18186206022)

KELAS : PGSD IV-A


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI TULUNGAGUNG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
MARET 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah yang maha kuasa karna atas berkat Rahmat
dan Hidayahnyalah yang senang tiasa dilimpahkan kepada kita, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami berupa makalah yang berjudul Barisan
Bilangan. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah pada junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas yang diberikan dari mata kuliah Konsep
Dasar Matematika SD Prodi PGSD IV-A pada semester Genap tahun ajaran 2019/2020. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkanbanyak terima kasih atas bimbingan dan kerja sama kepada
:
1. Dr. Hj. Rahyu Setiyani, M.Pd selaku dosen yang telah memberikan bimbingan dan membina
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Semua tim penyusun yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik material maupun
yang lainnya.
3. Serta teman-teman penulis yang membantu dalam penulisan makalah ini.

Atas segala partisipasi dari semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan
banyakterimakasih. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kami juga sadari bahwa didalam isi makalah yang kami buat ini sesungguhnya masih
banyak terdapat kekurangan – kekurangan yang seharusnya itu menjadi suatu hal yang sangat
Subtansi dalam makalah ini, oleh karena itu saya sebagai penyusun makalah ini sangat
mengharapkan masukan – masukan agar sekiranya makalah ini dapat sempurna sesuai apa yang
kita harapkan dan juga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Tulungagung, 1 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................ii
Daftar Isi ..................................................................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................................................3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bilangan ......................................................................................................3
2.1.1 Macam-macam Bilangan ..............................................................................................3
2.2 Barisan Bilangan ...........................................................................................................5
2.2.1 Pengertian Barisan Bilangan .............................................................................6
2.2 Pola Bilangan ................................................................................................................6
2.2.1 Macam-Macam Pola Bilangan ..........................................................................8
2.3 Macam Barisan Bilangan ..............................................................................................12
2.3.1 Barisan Bilangan Aritmatika.........................................................................................12
2.3.2 Barisan Bilangan Geometri ...........................................................................................16

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan .......................................................................................................................18
3.2 Saran .............................................................................................................................18

Daftar Pustaka ........................................................................................................................iv

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interkasinya dengan
bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika dalam interaksi ini
terletak pada struktur ilmu dan perlatan yang digunakan. Ilmu matematika sekarang ini masih
banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian,
dan di banyak bidang sosial maupun teknik.
Oleh karena itu pembuatan makalah yang berjudul Baris dan Deret Aritmatika ini dilatar
belakangi untuk mempermudah proses belajar mengajar mata kuliah matematika dasar serta untuk
melatih pembaca agar berfikir dalam menentukan pola bilangan, notasi sigma, jumlah baris
aritmatika serta dapat menghitung jumlah deret aritmatika.
Aritmetika (kadang salah dieja sebagai aritmatika) (dari kata bahasa
Yunani αριθμός - arithnos = angka) atau dulu disebut ilmu hitung merupakan cabang (atau
pendahulu) matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam, kata
"aritmetika" sering dianggap sebagai sinonim dari teori bilangan.
Aritmetika ialah cabang tertua dan terdasar dari matematika yang digunakan oleh hampir
semua orang, dari perhitungan dasar sehari-hari sampai perhitungan di dunia bisnis dan sains.
Aritmetika yang digunakan sehari-hari oleh kita semua biasanya hanya aritmetika dasar yang
mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, padahal masih banyak lagi
cabang-cabang dari aritmetika yang lebih kompleks seperti persentase, akar
kuadrat, pemangkatan, akar bilangan, barisan, deret dan logaritma.Pada bahasan kali ini akan
membahas konsep dasar aritmetika khususnya konsep dalam perpangkatan dan akar bilangan serta
barisan dan deret dalam menyelesaikan masalah matematika atau masalah lainnya.

13
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bilangan ?
2. Apa yang dimaksud dengan barisan bilangan ?
3. Sebutkan macam-macam barisan bilangan !
4. Apa yang dimaksud dengan pola bilangan ?
5. Sebutkan macam-macam pola bilangan !
6. Bagaimana peran matematika bab baris dalam kehidupan sehari-hari ?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, tujuan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Memahami pengertian bilangan,
2. Memaha pengertian barisan bilangan,
3. Memahami macam-macam barisan bilangan,
4. Mengidentifikasi pengertian pola bilangan,
5. Menyebutkan macam-macam pola bilangan,
6. Menambah wawasan dan membagikan pemahaman kepada peserta didik.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bilangan


Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran atau lebih mudahnya bilangan adalah suatu sebutan untuk menyatakan jumlah atau
banyaknya sesuatu. Symbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan
disebut angka atau lambing bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun
lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negative, bilangan rasional,
bilangan irasional, dan bilangan kompleks.

2.1.1 Macam-macam bilangan :


Bilangan Bulat
o Bilangan Bulat adalah semua bilangan selain pecahan atau desimal, terdiri
dari bilangan bulat positip, nol dan bilangan bulat negatif.
o Contah: dst.... -3,-2,-1,0,1,2,3...dst

Bilangan Genap
o Bilangan Genap adalah bilangan bulat yang habis dibagi dua.
o Contoh: 2,4,6,8,10,12,14......dst

Bilangan Ganjil
o Bilangan Ganjil adalah bilangan bulat yang tidak habis dibagi dua.
o Contoh: 1,3,5,7,9,11,13,15.....dst

Bilangan Cacah
o Bilangan Cacah adalah bilangan bulat positif yang dimulai dari angkal nol
(0) sampai dengan tak terhingga.
o Contoh: 0,1,3,4,5,6,7,8,9,10,11.... dst
4

Bilangan Asli
o Bilangan Asli adalah bilangan bulat positif yang dimualai dengan angka
satu (1) sampai tak terhingga.
o Contoh: 1,2,3,4,5,67,8,9,10,11,... dst

Bilangan Prima
o Bilangan Prima adalah bilangan yang hanya dapat dibagi oleh angka 1 atau
bilangan itu sendiri.
o Contoh: 2,3,5,7,... dst

Bilangan Pecahan
o Bilangan pecahan adalah bilangan yang terdiri dari pembilang dan
penyebut.
o Contoh : 5/7
5 dinyatakan sebagai bilangan pembilang
7 dinyatakan sebagai bilangan penyebut

Bilangan Rasional
o Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a/b
dimana a dan b adalah bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0.
o Contoh: 2/1 , 1/2, 2/3, 3/4, .... dst

Bilangan Irrasional
o Bilangan Irrasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi (hasil baginya
tidak pernah berhenti) atau bilangan yang tidak bisa dibuat pecahannya.
o Contoh: 3 = 1,732050807….

Bilangan Komposit
o Bilangan Riil adalah semua bilangan rasional dan irrasional.
o Contoh: 1,3,5,3,6, 1/2, 3/4,...dst
5

Bilangan Riil
o Bilangan Komposit adalah bilangan asli lebih besar dari 1 yang bukan
merupakan bilangan prima.
o Contoh: 4,6,8,9,10,12,14,16,18,...dst

Bilangan Kuadrat
o Bilangan Kuadrat adalah bilangan yang dikalikan dengan bilangan itu
sendiri
o Contoh: 22, 32 ….dst.

Bilangan Kubik
o Bilangan Kubik adalah perkalian bilangan dengan bilangan itu sendiri
sebanyak tiga kali
o Contoh: 23, 33, 43…. dst.

2. 2 Barisan Bilangan
Sebelum kita mempelajari barisan, amati pola bilangan pada himpunan berikut ini:
1. Himpunan bilangan asli : {1, 2, 3, 4, 5, …}
2. Himpunan bilangan bulat : {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}
3. Himpunan bilangan asli ganjil : {1, 3, 5, 7, 9, …}
4. Himpunan bilangan asli genap : {2, 4, 6, 8, 10, …}
Setiap anggota himpunan di atas dapat diurutkan sehingga mempunyai keteraturan atau
pola. Penulisan beberapa anggota himpunan secara terurut seperti di atas akan dapat menyatakan
anggota himpunan yang lain yang mempunyai pola sama. Urutan bilangan yang mempunyai pola
atau keteraturan tertentu disebut barisan. Pada contoh himpunan di atas, diperoleh barisan bilangan
seperti berikut ini.
1. Barisan bilangan asli 1, 2, 3, 4, 5, …
2. Barisan bilangan bulat …, -2, -1, 0, 1, 2, …
3. Barisan bilangan (asli) ganjil 1, 3, 5, 7, 9, …
4. Barisan bilangan (asli) genap 2, 4, 6, 8, 10, …
6

2.2.1 Pengertian Barisan Bilangan


Barisan Bilangan adalah himpunan bilangan dengan tingkat pengaturan tertentu dan
dibentuk menurut sebuah aturan tertentu.
Perhatikan bilangan-bilangan berikut!
1. 2, 4, 6, 8
2. 1, 3, 5, 7, …
3. 3, 6, 9, 12, 15, …
Jika kamu perhatikan, bilangan-bilangan pada (1), (2), dan (3) disusun mengikuti pola
tertentu. Bilangan-bilangan tersebut disebut barisan bilangan. Di dalam Matematika,
sebuah barisan bilangan adalah daftar terurut bilangan dari kiri kanan yang mempunyai
karakteristik atau pola tertentu. Seperti layaknya himpunan yang memiliki pola bilangan tertentu.,
suatu barisan juga memiliki anggota (elemen) yang biasanya disebut suku. Dan setiap suku
digabungkan dengan tanda koma ( , ).
Suku barisan dilambangkan huruf “U” diambil dari kata “unit” yang merupakan istilah
Bahasa Inggris untuk menyatakan suku suatu barisan. Suku bilangan atau angka bilangan telah
tertuliskan U1, U2, U3,….. Sedangkan, “n” adalah lambang dari suku-suku suatu barisan disusun
secara terurut, dengan n merupakan himpunan bilangan asli terurut dari 1, 2, 3, ….dst. Oleh karena
itu suku ke-1 suatu barisan dilambangkan dengan U1, suku ke-2 dilambangkan dengan U2, dan
seterusnya. Demikian seterusnya sampai suku ke-n dengan un (n bilangan asli). Indeks n
menyatakan banyaknya suku dalam barisan itu. Untuk nilai n bilangan asli berhingga, barisan itu
dinamakan barisan berhingga. Suku ke-n dilambangkan dengan Un disebut suku umum barisan.
Pada umumnya, suku ke-n atau un merupakan fungsi dengan daerah asal (domain) bilangan asli n.
Bentuk umum sebuah barisan dapat ditulis :
U1, U2, U3, U4, ..., Un
Un = suku ke-n

2.3 Pola Bilangan


Sebelum kita memasuki materi pembahasan pola bilangan, kita harus mengetahui dan
memahami konsep pola terlebih dahulu. Pola adalah keteraturan sifat yang dimiliki oleh sederetan
atau serangkaian objek. Jadi, pola bilangan adalah urutan susunan suatu bilangan yang teratur. Pola
tersebut tersusun secara teratur dan tetap. Misalnya,
7

Contoh dari Pola Bilangan adalah sebagai berikut :


 1,2,3,4,5,…Mempunyai pola bilangan ditambah satu dari bilangan sebelumnya,
dimulai dari 1.
 64,32,16,8,…Mempunyai pola bilangan dibagi dua dari bilangan sebelumnya,
dimulai dari 64.
 9,7,5,3,1,..Mempunyai pola bilangan dikurang dua dari bilangan sebelumnya,
dimulai dari 9.
Berdasarkan beberapa contoh diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pola
Bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki aturan atau pola tertentu secara teratur. Adapun
setiap bilangan dalam barisan bilangan disebut suku barisan yang dilambangkan dengan huruf
“U” . Huruf “U” diambil dari kata “unit” yang merupakan istilah Bahasa Inggris untuk menyatakan
suku suatu barisan. Suku bilangan atau angka bilangan telah tertuliskan U1, U2, U3,…..
Sedangkan, “n” adalah lambang dari suku-suku suatu barisan disusun secara terurut, dengan
n merupakan himpunan bilangan asli terurut dari 1, 2, 3, ….dst. Oleh karena itu suku ke-1 suatu
barisan dilambangkan dengan U1, suku ke-2 dilambangkan dengan U2, dan seterusnya. Demikian
seterusnya sampai suku ke-n dengan un (n bilangan asli). Indeks n menyatakan banyaknya suku
dalam barisan itu. Untuk nilai n bilangan asli berhingga, barisan itu dinamakan barisan berhingga.
Suku ke-n dilambangkan dengan Un disebut suku umum barisan. Pada umumnya, suku ke-n
atau un merupakan fungsi dengan daerah asal (domain) bilangan asli n.
Bentuk umum sebuah barisan dapat ditulis :
U1, U2, U3, U4, ..., Un
Un = suku ke-n
Contoh :
Pada barisan bilangan 2, 4, 6, 8, diperoleh

 U1 = suku ke-1 = 2
 U2 = suku ke-2 = 4
 U3 = suku ke-3 = 6
 U4 = suku ke-4 = 8
Jadi, barisan bilangan 2, 4, 6, 8 memiliki 4 buah suku.
8

Contoh Soal Barisan Bilangan


1. Diketahui barisan bilangan 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15.
 Tentukan banyaknya suku barisan dalam barisan bilangan tersebut!
 Sebutkan satu per satu suku yang dimaksud!

Jawab:
 Terdapat 8 suku barisan dalam barisan bilangan tersebut.
 Suku-suku yang dimaksud adalah;

1. U1 = 1
2. U2 = 3
3. U3 = 5
4. U4 = 7
5. U5 = 9
6. U6 = 11
7. U7 = 13
8. U8 = 15

2.2.1 Macam – macam Pola Bilangan


Macam – macam pola bilangan meliputi beberapa jenis berikut ini :
1. Pola Bilangan Ganjil
Pola bilangan ganjil yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan – bilangan ganjil .
Sedangkan pengertian dari bilangan ganjil sendiri memiliki arti suatu bilangan asli yang tidak habis
dibagi dua ataupun kelipatannya .
 Pola bilangan ganjil adalah : 1 , 3 , 5 , 7 , 9 , . . . .
 Gambar Pola bilangan ganjil :
9

 Rumus Pola Bilangan Ganjil


1 , 3 , 5 , 7 , . . . , n , maka rumus pola bilangan ganjil ke n adalah :
Un = 2n – 1
Contoh :
1 , 3 , 5 , 7 , . . . , ke 10
Berapakah pola bilangan ganjil ke 10 ?
Jawab :
Un = 2n – 1
U10 = 2 . 10 – 1
= 20 – 1 = 19
2. Pola Bilangan Genap
Pola bilangan genap yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan – bilangan genap.
Bilangan genap yaitu bilangan asli. Bilangan asli adalah bilangan yang habis dibagi dua atau
kelipatannya .
 Pola bilangan genap adalah : 2 , 4 , 6 , 8 , . . .
 Gambar pola bilangan genap :

 Rumus Pola bilangan genap


2, 4 , 6 , 8 , . . . . , n . Maka rumus pola bilangan genap ke n adalah :
Un = 2n
Contoh :
2 , 4 , 6 , 8 , . . . ke 10 .berapakah pola bilangan genap ke 10 ?
Jawab :
Un = 2n
U10 = 2 x 10
= 20
10

3. Pola bilangan Persegi


Pola bilangan persegi, yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk suatu pola persegi .
 Pola bilangan persegi adalah 1 , 4 , 9 , 16 , 25 , . . .
 Gambar Pola bilangan persegi :

 Rumus Pola bilangan persegi


1 , 4 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . , n . Maka rumus untuk mencari pola bilangan persegi ke n adalah
Un = n2

Contoh :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 2 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . ,ke 10 . Berapakah pola bilangan ke
10 dalam pola bilangan persegi ?
Jawab :
Un = n2
U10 = 102 = 100

4. Pola Bilangan Persegi Panjang


Pola bilangan persegi panjang yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk pola persegi
panjang
 Pola persegi panjang adalah 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . .
 Gambar Pola Bilangan persegi panjang :

 Rumus pola bilangan persegi panjang


2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . n . Maka Rumus Pola bilangan Persegi panjang ke n adalah :
Un = n . n + 1
11

Contoh :
Dari suatu barisan bilangan 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . , ke 10 . Berapakah pola bilangan persegi
ke 10 ?
Jawab :
Un = n . n+ 1
U10 = 10 . 10 + 1
= 10 . 11
= 110

5. Pola Bilangan Segitiga


Pola bilangan segitiga yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk sebuah pola bilangan
segitiga

 Pola bilangan segitiga adalah : 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , . . .


 Gambar Pola bilangan segitiga :

 Rumus Pola Bilangan Segitiga :


1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . , ke n . Maka rumus pola bilangan segitiga ke n adalah :
Un = 1 / 2 n ( n + 1 )

Contoh Soal :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke 10 . Berapakah pola
bilangan segitiga ke 10 ?
Jawab :
Un = 1/2 n ( n + 1 )
U 10 = 1/2 .10 ( 10 + 1 )
= 5 ( 11 ) = 55
12

6. Pola Bilangan FIBONACCI


Pola bilangan fibonacci yaitu suatu bilangan yang setiap sukunya merupakan jumlah dari
dua suku di depanya .

 Pola bilangan fibonacci :


1, 1, 2 , 3 , 5 , 8 , 13 , 21 , 34 , 56 , . . .
2, 2 , 4 , 6 , 10 , 16 , 26 , 42 , . . ..
Penjelasannya sebagai berikut
U3 = 1+1 = 2
U4 = 1+2 = 3
U5 = 2+3 = 5
U6 = 3+5 = 8
U7 = 5+8 = 13
U8 = 8+13 = 21, dst.

2.3 Macam-macam barisan bilangan


Barisan bilangan bilangan bisa berupa barisan Aritmetika maupun barisan Geometri. Suku-
suku yang berdekatan dari suatu barisan Aritemetika selalu memiliki selisih yang tetap/konstan,
biasa disebut dengan beda. Dalam barisan geometri hasil bagi suku-suku yang saling berdekatan
selalu tetap/konstan, yang disebut dengan rasio. Barisan bilangan adalah urutan suatu bilangan
yang mempunyai aturan tertentu. Macam-macamnya, meliputi : barisan bilangan aritmatika dan
geometri.

2.3.1 Barisan Bilangan Aritmatika


Barisan bilangan aritmatika , yaitu barisan yang selisih antar suku yang berdekatan konstan
atau barisan aritmatika disebut juga bilangan yang suku selanjutnya merupakan penjumlahan dari
suku sebelumnya dengan rasio .

Perhatikan barisan aritmatika !


1, 3, 5, 7,… dan 2, 4, 6, 8,….; setiap selisih anatara dua suku yang berurutat adalah tetap nilainya
yaitu:
13

3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2


4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2
Secara umum U1, U2, U3, ... , Un adalah barisan aritmatika apabila U2 – U1 = U3 – U2 = U4 –
U3 = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b.

Bentuk barisan aritmatika


a. Barisan aritmatika berderajat satu
Secara umum, barisan aritmatika ditulis sebagai berikut :
a , a+b , a+2b , a+3b , a+4b , . . . .
Keterangan :
U1 = a
U2 = a+b
U3 = a+2b
U4 = a+ 3b
U10= a + 9b,….. dst.
Jadi , diperoleh Rumus barisan aritmatika sebagai berikut :
Rumus Barisan Aritmatika
Un = a + ( n – 1 ) b
b = Un -U(n-1) atau b= U(n+1) – Un
Keterangan :
Un = suku ke n
n = banyaknya suku
a = suku pertama
b = rasio atau beda
Contoh Soal
1. 7 , 13 , 19 , 25 , 31 , 37 , . . .
Dari barisan bilangan di atas , tentukan :
a.) a
b.) b
Penyelesaian :
14

Diketahui :
a.) a = suku pertama maka a = 7
b.) b = U2 – U1
= 13 – 7
b =6

2. Suatu arisan aritmatika suku ke-3 = 13 dan suku ke -6 = 28 . Tentukan :


a.) b
b.) a
c.) U8
d.) Tulislah enam suku pertama
Penyelesaian :
Diketahui : U3 = 13 dan U6= 28
Jawab :
a. ) U3 = 13 ->> a + 2b = 13
U6 = 28 ->> a + 5b = 28 _
-3b = – 15
b = -15 / -3
b=5
b.) a + 2b = 13
a + ( 2.5) = 13
a + 10 = 13
a =3
c.) Un = a + (n-1)b
U8 = a + 7b
=3+7.5
= 38
d.) 3 ,8 , 13 , 18 , 23 , 28 , . . .
15

b. Barisan Aritmatika Berderajat Dua


Barisan aritmatika berderajat dua , yaitu barisan aritmatika yang beda atau rasionya tidak
tetap dan dan apabila beda tersebut dijadikan barisan maka akan terbentuk rasio yang tetap atau
mengalami dua tahap baru diketahui beda atau rasio yang sama atau tetap .

Rumus umum barisan aritmatika berderajat dua :


Un = an2 + bn + c
Contoh :
1 , 3 , 6 , 10 , 15 , .. . .
Dari barisan aritmatika diatas , tentukan :
a.) Un
b.) U20
Penyelesaian :

Barisan di atas merupakan barisan aritmatika berderajat dua , karena dua tahap baru sama
rasionya
Misal Un = an2 + bn + c
U1 = 1 –> a + b + c = 1 . . . . .(1)
U2 = 3 –> 4a + 2b + c = 3 . . . (2)
U3 = 6 –> 9a + 3b + c = 6 . . .(3)

 Dari persamaan ( 2 ) dan (1 )


4a + 2b + c = 3
a+b+c=1 _
3a + b = 2 . . . .( 4 )

 Dari persamaan ( 3 ) dan ( 2 )


9a + 3b + c = 6
4a + 2b + c = 3 _
5a + b = 3 . . . . ( 5 )
16

 Dari persamaan ( 5 ) dan ( 4 ) untuk mencari nilai a


5a + b = 3
3a + b = 2 _
2a = 1
a = 1/2
 Mencari nilai b , maka gunakanlah salah satu persamaan dan kali ini supaya
mempermudah maka gunakan persamaan (4 )
3a + b = 2
3.1/2 + b =2
1 1/2 + b = 2
b = 1/2
 Mencari nilai c , maka gunakanlah persamaan ( 1 )
a+b+c=1
1/2 + 1/2 + c = 1
1+c=1
c=0
 Mencari Un , maka gunakanlah persamaan misal , yaitu
Un = an2 + bn + c
= 1/2n2 + 1/2n + 0
= 1/2 n ( n + 1 )
Jadi , jawaban nya adalah :
a.) Un = 1/2 n ( n + 1 )
b.) U20 = . . .?
Un = 1/2 n ( n + 1 )
U20 = 1/2 .20 ( 20 + 1 )
= 10 ( 21 ) = 210

2.3.2 Barisan Bilangan Geometri


Barisan Bilangan Geometri , yaitu suatu barisan bilangan yang suku – sukunya terdiri dari
atau terbentuk dari perkalian antara rasio dengan suku sebelumnya.
17

Bentuk umum dari suatu barisan geometri adalah :


a , a.r , a.r2 , a.r3 , a.r4 , a.r5 , . . . . .
Keterangan :
U1 = a
U2 = a.r
U3 = a.r2
U4 = a.r3
U10 = a.r9
Jadi , Rumus Barisan bilangan Geometri secara umum adalah
Un = a.rn-1
Contoh soal :

1. Sebuah barisan geometri , diketahui U3 = 18 dan U6 = 486 . Tentukan :


a.) a dan r
b.) U7
c.) Tulislah tujuh suku pertama
Penyelesaian :
Diketahui : U3 = 18 U6 = 486
Jawab :
a.) U3 = 18 –> a.r2 = 18
U6 = 486 –> a.r 5 = 486
U6 / U3 = 486 / 18 —-> a.r 5 / a.r2 = 486 / 18
—–> r3 = 27
r=3
a.r2 = 18
a. 32 = 18
a=2
b.) U7 = a.r 6
= 2 .3 6 = 2 . 729 = 1458
c.) Tujuh suku pertama yaitu :
2 , 6 , 18 , 54 , 162 , 486 , 1458 , . . .
18

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Bilangan adalah simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan
disebut angka atau lambang bilangan. Bilangan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : bilangan
bulat, bilangan genap, bilangan ganjil, bilangan cacah, bilangan asli, bilangan prima, bilangan
pecahan, bilangan rasional, bilangan irrasional, bilangan komposit, bilangan riil, bilangan kuadrat
dan bilangan kubik.
Barisan Bilangan adalah himpunan bilangan dengan tingkat pengaturan tertentu dan
dibentuk menurut sebuah aturan tertentu. Sedangkan, Pola Bilangan adalah susunan bilangan yang
memiliki aturan atau pola tertentu. Di dalam pola barisan terdapat macam-macam pola antara lain:
pola bilangan ganjil, pola bilangan genap, pola bilangan persegi, pola bilangan persegi panjang,
pola bilangan segitiga, pola bilangan FIBONACCI.
Barisan bilangan aritmatika , yaitu barisan yang selisih antar suku yang berdekatan konstan
atau barisan aritmatika disebut juga bilangan yang suku selanjutnya merupakan penjumlahan dari
suku sebelumnya dengan rasio. bahwa Adapun setiap bilangan dalam barisan bilangan
disebut suku barisan yang dilambangkan dengan huruf “U” . Suku ke-n suatu barisan bilangan
dilambangkan dengan Un.

3.2 Saran
Penulis bisa memahami kajian materi yang akan disampaikan, dan dapat menyalurkan
pemahamannya kepada peserta didik dengan baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.berpendidikan.com/2016/10/pengertian-dan-contoh-barisan-bilangan-serta-macam-
macam-barisan-bilangan.html
https://rumusrumus.com/barisan-bilangan/
https://blog.ruangguru.com/matematika-kelas-8-smp-mencari-pola-bilangan
http://sule-epol.blogspot.com/2017/08/makalah-barisan-dan-deret.html

http://wikimatematika.blogspot.com/2017/04/makalah-barisan-dan-deret.html
http://konsepdasararitmetika.blogspot.com/

https://www.ruangguru.co.id/pengertian-dan-contoh-bilangan-rasional-dan-irrasional/

http://ringkasanpelajaransd.blogspot.com/2014/01/matematika-bilangan.html

iv

Anda mungkin juga menyukai