Anda di halaman 1dari 28

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN IDI

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Kurikulum dan
Perencanaan Pembelajaran Teknik Bangunan yang diampu oleh :

Drs. Nandan Supriatna,M.Pd

Oleh

Kelompok 5

Annzada Nasa Juhanda NIM 1600790

Mu’thaz Ahmad Ridzal NIM 1601973

Dewi Janti Setyaningrum NIM 1602173

Jasmine Hasna Paradilla NIM 1603369

Syariifah Hisaanah NIM 1604192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja serta puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikannya Makalah
Model Desain Pembelajaran IDI ini selesai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunannya,penulis juga ingin mengucapkan terimakasih


kepada semua pihak atas bantuannya serta kerjasamanya yang telah terlibat dalam
pengerjaan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan referensi untuk mempelajari


Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Teknik Bangunan. Selain itu,
penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, maka
dari itu penulis sangat terbuka untuk menerima saran serta kritik untuk
kesempurnaan laporan diwaktu yang akan datang.

Bandung, Februari 2019

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 3


2.1 Pengertian IDI (Instructional Development Institute) ................... 3
2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran IDI (Instructional
Development Institute) .................................................................. 4
2.3 Kelebihan desain pembelajaran IDI (Instructional Development
Institute) ......................................................................................... 9
2.4 Kekurangan desain pembelajaran IDI (Instructional
Development Institute) .................................................................. 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10


3.1 Kesimpulan .................................................................................... 10
3.2 Saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran IDI (Instructional


Development Institute) ................................................................................... 4

Gambar 2.2 Tahapan Identifikasi Masalah .................................................... 5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,
metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri
khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
- Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
- Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
- Langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran
dapat dilaksanakan secara optimal.
- Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang,
misalnya sebagai disiplin, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,
desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta
proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang
memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk
berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
Dan sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan
sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur
untuk meningkatkan mutu belajar. Desain pembelajaran sebagai proses.
Merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan
menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu
pembelajaran.
Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan
dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Hal ini juga yang mendasari
perubahan sistem yang berlaku dalam dunia pendidikan.
Di karenakan untuk menyesuaikan dengan zaman dan kebutuhan yang
dihadapi. Salah satu sistem pendidikan tersebut adalah sistem yang dikenal

1
2

dengan sebutan IDI (Intructional Development Institute). Yang sudah tidak


digunakan lagi dalam dunia pembelajaran kita.
Pada makalah ini akan di bahas salah satu jenis model desain pembelajaran
dari perkembangan pembelajaran yaitu : IDI atau Intruksional Development
Institute.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka kami dapat menyusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud model desain pembelajaran versi IDI ?
2. Seperti apakah bentuk-bentuk tahapan model desain pembelajaran versi IDI ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui mengenai desain pembelajaran model IDI
2. Untuk mengetahui bagaimana tahapan-tahapan desain pembelajaran model
IDI
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan mengenai
bentuk pengembangan maupun tahapan-tahapan desain pembelajaran model IDI.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penyajiannya dibahas dan dijelaskan dengan sistematika penulisan
seperti berikut ini :
BAB I. PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II. Kajian Teori
Membahas teori-teori yang berkaitan dengan topik yang diangkat.
BAB III. PENUTUP
Membahas mengenai kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian IDI (Instructional Development Institute)


Terdapat tiga alasan pengembangan model instruksional yang dilakukan
dalam teknologi pendidikan, yaitu: pertama, sebagai alat untuk dikomunikasikan
kepada calon peserta didik dan pihak lainnya. Kedua, sebagai rancangan yang
digunakan dalam pengelolaan pembelajaran. Ketiga, model yang sederhana
memudahkan untuk dikomunikasikan kepada calon peserta didik serta model yang
rinci akan memudahkan dalam pengelolaan dan pembuatan keputusan
penggunaannya.
Model instruksional yang generik memudahkan setiap pihak yang
mengadopsinya untuk mengimplementasikan dalam berbagai macam setting.
Apabila diklasifikasi model-model yang berkembang dapat digolongkan ke dalam
dua bentuk, yaitu model mikro yang diantaranya dikembangkan oleh Banathy
(1968) dan model makro yang dikembangkan the National Special Media
Instritute (1971) yang disebut dengan the Instructional Development Institute
(IDI). Model IDI bertujuan untuk membantu sekolah yang memiliki keterbatasan
resources, adanya sejumlah guru yang memiliki dedikasi yang kuat dan ingin
membantu peserta didik, dan mengharapkan untuk menemukan inovasi sebagai
solusi yang efektif untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran.
Model ini dikembangkan oleh University Consortium for Instructional
Development and Technology (UCIDT) yang terdiri dari University of Sourthern
California (USC). International University di San Diego, Michigan State
University (MSU), Syracuse University, dan Indiana University. Sejak mulai
dikembangkannya, model ini telah dicobakan dengan berhasil di lebih dari 344
institusi pendidikan di Amerika Serikat dan di Negara-negara Asia atau Eropa.

3
4

2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran IDI (Instructional Development


Institute)
Adapun bagan dari langkah-langkah dari model perencanaan IDI
(Instructional Development Istitute) adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran IDI (Instructional Development


Institute)
5

Pengembangan instruksional model IDI, sebagaimana model-model yang


lain, menerapkan prinsip-prinsip pendekatan sistem. Istilah sistem adalah suatu
konsep yang abstrak. Definisi tradisional menyatakan bahwa sistem adalah
seperangkat komponen atau unsure-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan.
Ada tiga tahapan besar pendekatan sistem, yaitu penentuan (define),
pengembangan (develop), dan evaluasi (evaluate). Ketiga tahapan tersebut
dihubungkan dengan umpan balik (feedback) untuk mengadakan revisi.
Selanjutnya tiap tahapa tersebut terbagi lagi kedalam tiga fungsi atau langkah,
sehingga kita dapati 9 fungsi atau langkah.
1. Tahap I : penentuan atau perumusan, dengan fungsinya :
a. Identifikasi masalah (analisis kebutuhan, menentukan prioritas,
merumuskan masalah) Identifikasi masalah dimulai dengan need
assessment. Seperti kita ketahui, pemdidikan diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan individu (anak didik dan keluarganya) dan kebutuhan
masyarakat. Pada prinsipnya need assessment berusaha menemukan
perbedaan (discrepancy) antara apa yang ada sekarang dan apa yang
idealnya diinginkan.

Gambar 2.2 Tahapan Identifikasi Masalah


Perbedaan atau discrepancy tersebut menyebabkan adanya kebutuhan
untuk memperdekat atau, kalau mungkin menghilangkannya. Ini berarti
pula timbul masalah.
Bila perbedaan dapat ditemukan, tujuan pemecahan masalah dapat kita
carikan. Oleh karena kebutuhan yang kita hadapi banyak, maka perlu
ditentuan skala prioritasnya.
6

Contoh:
1) Analisis kebutuhan :
- Keadaan ideal : Siswa di salahsatu SMK harus mengetahui cara
perawatan suatu gedung yang baik dan benar.
- Keadaan sekarang: mereka belum tahu cara-cara perawatan
gedung yang baik dan benar.
2) Menentukan prioritas:
Kebutuhan: mereka perlu mempelajari cara-cara perawatan gedung
yang baik dan benar.
3) Merumuskan masalah:
Bagaimana caranya agar mereka dapat mengetahui cara merawat
gedung yang baik dan benar
b. Analisis setting (audience (karakteristik siswa), kondisi, sumber-sumber
yang relevan)
1) Karakteristik siswa: kegiatan instruksional hendaknya berorientasi
pada siswa. Siswa tidak lagi dipandang sebagai onjek yang bersifat
pasif dan dapat diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh pegajar,
tetapi sebagai subjek yang masin-masing mempunyai cirri dan
karakteristik sendiri-sendiri..
Oleh karena mereka berbeda-beda, maka kegiatan instruksional yang
kita sajikan hendaknya kita sesuaikan dengan kekhususan
kekhususan tersebut. Informasi tentang siswa yang perlu kita cari
dalam mengembangkan program instruksional anatara lain meliputi
jumlah, jenis kelamin, latar belakang akademis, latar belakang
social-budayaekonomi, gaya belajar, motivasi, dan pengalaman atau
pengetahuannya di tingkat atau bidang yang akan dipelajari.
2) Kondisi: berbagai hambatan yang mungkin kita jumpai hendaknya
diidentifikasikan juga untuk mempertimbangkan langkah-langkah
selanjutnya.
3) Sumber-sumber yang relevan: kecuali hambatan, sumber-sumber
yang tersedia, baik yang bersifat human maupun nonhuman, baik
yang sengaja dirancang maupun yang dapat kita manfaatkan,
7

hendaknya diidentifikasikan pula. Termasuk dalam sumber-sumber


ini juga ketersediaan biaya.
c. Pengelolaan organisani: (tugas, tanggung jawab, jadwal)
Pengelolaan organisasi pada hakikatnya pengembangan instruksional
adalah pekerjaan suatu tim.maka pertanyaan penting yang perlu dijawab
agar memenuhi ketiga fungsi dalam pengelolaan organisasi adalah
1) Tugas: apa yang harus dikerjakan?
2) Tanggung jawab:
- Siapa atau apa yang akan mengrjakan itu?
- Siapa atau apa yang mempunyai kemampuan untuk mengerjakan
itu?
3) Jadwal: kapan dan dimana harus dikerjakan?5
2. Tahap II : Pengembangan dengan fungsinya :
a. Identifikasi tujuan (TIU (Tujuan Instruktur Umum), TIK (Tujuan
Instruksional Khusus))
Pada tahap ini tujuan instruksional yang hendak dicapai perlu
diidentifikasi. Ada dua macam tujuan instruksional, yaitu: TIU (Tujuan
Instruktur Umum), atau disebut juga terminal objectives, dan TIK
(Tujuan Instruksional Khusus), kadang-kadang disebut behavioral
objectives atau enabling objectives. Karena TIK merupakan penjabaran
lebih terinci dari TIU, maka bila TIK tercapai, kemungkinan akan
tercapainya TIU akan lebih besar. Dengan demikian TIK perlu sekali
dalam pengembangan instruksional. Dari segi lain perumusan TIK parlu
karena:
- Membantu mahasiswa dan dosen memahai dengan jelas apa-apa
yang diharapakan sebagai hasil suatu kegiatan instruksional.
- TIK merupakan building blocks dari kuliah yang kita berikan
- TIK merupakan penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan
mahasiswa sesuai dengan kegiatan instruksional.
Bersama dengan perumusan TIK hendaknya telah dipikirkan (kalau
mungkin dibuatkan) instrument evaluasinya.
8

b. Menentukan metode (belajar, mengajar, media dan materi)


Dalam menentukan metode untuk mencapai tujuan-tujuan diatas,
pertanyaan pertanyaan yang penting yang perlu dijawab adalah:
1) Materi : bagaimanakah urutn isi atau bahan yang akn kita sajikan?
Apakah akan kita pakai pendekatan yang bersifat induktif (dari hal-hal
yang khusus atau contoh-contoh ke hal yang umum atau generalisasi)
ataukan bersifat deduktif (dari hal yang umum kekhusus)
2) Belajar, mengajar : bentuk instruksional yang bagaimana yang akan
kita pakai? Kegiatan laboratorium, kegiatan di kelas, atau belajar
sendiri?
3) Media: teknologi instruksional apa yang kita pilih sesuai dengan
karakteristik siswa dan situasi kondisi disini? Apakah kita pakaii
ceramah, field trip,diskusi, tugas individual, praktikum, dan
sebagainya?
c. Membuat prototipe (paket perkuliahan, instrument evalusai)
Pada tahap ini prototype bahan instruksional dikembangkan sesuai
dengan TIK yang sudah dirumuskan. Dengan demikian antara TIK dan
bahan instruksional harus ada hubungan yng erat (relevan).
Pada tahap ini juga instrument evaluasi perlu disusun. Antara TIK
dengan bahan evaluasi harus terdapat kaitan yang erat karenaevaluasi
bertujuan utnuk mengetahui apakah TIK telah tercapai atau belum. Pada
tahap ini pula, media yang diperlukan tetapi belum ada, harus dibuatkan
propotipenya.
3. Tahap III: Penilaiannya, dengan fungsinya:
a. Testing propotipe (uji coba, kumpulkan data)
Setelah propotipe-propotipe program instruksional tersebut selesai
kita susun, harus diujicobakan. Uji coba ini bisa dilakukan pada sampl
audience, mungkin pada teman-teman kita sendiri.
Tujuan uji coba ini adalah untuk mengumpulkan data tentang
kebaikan atau kelemahan dan efisinsi atau keefektifan program yang kita
susun.
9

b. Analisis hasil (tujuan, metode, teknik evaluasi)


Hasil uji coba perlu dianalisis. Tiga hal yang perlu disoroti:
1) Tujuan : apakah tujuan yang dapat tercapai? bila tidak, dimanakah
kesalahannya? Sudah tepatkah perumusannya?
2) Metode: apakah metode atau teknik yang dipakai sudah cocok untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut mengingat karakteristik siswa
seperti yang telah diidentifikasi?
3) Teknik evaluasi: apakah tidak ada kesalahan dalam pembuatan
instrument evaluasi? Apakah sudah dievaluasi hal-hal yang
seharusnya perlu dievaluasi?
c. Implementasi (review, revisi, tindak lanjut)

2.3 Kelebihan desain pembelajaran IDI (Instructional Development Institute)


Model IDI ini memiliki keberhasilan yang sangat optimal dalam
memecahkan pembelajaran peserta didik, dan para ahli mengakui bahwa model
pembelajaran ini sebagai hasil rekayasa pembelajaran. Selain itu dalam
perencanaan pembelajaran ini pelajar dituntut untuk dapat berinovasi untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga
dapat terpecahkannya suatu masalah yang timbul dimasyarakat.

2.4 Kekurangan desain pembelajaran IDI (Instructional Development


Institute)
Model perencanaan pembelajaran ini banyak diterapkan pada institute.
Maka jika model ini diterapkan di sekolah-sekolah dasar atau menengah atas
kurang cocok karena pada perencanaan model belajar ini banyak mendidik
pelajarnya untuk menemukan sendiri masalah dan menutut peserta didiknya untuk
berinovasi sendiri dalam pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model IDI dikembangkan oleh University Consortium for Instructional
Development and Technology (UCIDT) yang terdiri dari University of Sourthern
California (USC). International University di San Diego, Michigan State
University (MSU), Syracuse University, dan Indiana University. Sejak mulai
dikembangkannya, model ini telah dicobakan dengan berhasil di lebih dari 344
institusi pendidikan di Amerika Serikat dan di Negara-negara Asia atau Eropa.
Model IDI ini memiliki keberhasilan yang sangat optimal dalam
memecahkan pembelajaran peserta didik, dan para ahli mengakui bahwa model
pembelajaran ini sebagai hasil rekayasa pembelajaran yang sangat matang.
Langkah-langkah dari model perencanaan IDI ada tiga yaitu:
1. Kegiatan penentuan masalah dan pengorganisasian alat untuk
memecahkan masalah, meliputi kegiatan: analisis kebutuhan mahasiswa,
identifikasi karakteristik mahasiswa
2. Kegiatan analisis dan pengembangan pemecahan masalah, meliputin
kegiatan: perumusan tujuan instruksional, analisis tugas dan jenjang
belajar, strategi instruksional, pemilihan media dan pengembangan
prototype
3. Kegiatan evaluasi pemecahan masalah, meliputi kegiatan: uji coba, review
dan revisi, implementasi, serta evaluasi.

10
3.2 Saran
Sebagai alat untuk dikomunikasikan kepada calon peserta didik dan pihak
lainnya, model haruslah sesederhana mungkin agar memudahkan untuk
disamoaikan kepada calon peserta didik dan agar mudah dipahami serta model
harus juga rinci agar memudahkan dalam pengelolaan dan pembuatan keputusan
penggunaannya agar memudahkan siswa menentukan masalah dan menyelesaikan
masalah. Contoh kegiatannya yaitu menganalisis kebutuhan siswa, identifikasi
karakteristik siswa, setelah menyelesaikan masalah, peserta didik akan mudah
mereview revisi, implementasi, serta evaluasi model atau permasalahan yang ada
disekitarnya tersebut.
Apabila model pembelajaran IDI dapat diterapkan dalam sekolah
menengah kejuruan siswa harus dibekali dasar – dasar pengetahuan dan stimulus
- stimulus terlebih dahulu agar rasa ingin tahu siswa tinggi lalu kemudian siswa
tersebut dapat mencari tahu sendiri dan siswa dapat berinovasi sendiri dalam
pelajaran, hal ini berkaitan dengan kurukulum 2013 yang mengacu pada
perkembangan rasa ingin tahu siswa untuk dapat mandiri dan tidak harus disuapi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta


Malik, Oemar. 2002. Perecanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara
Drs. Slamaeto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester
(SKS). Jakarta: Bumi Aksara
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK PU Negeri Bandung

Mata Pelajaran : Ilmu Ukur Tanah

Kompetensi Keahlian : Desain permodelan dan informasi bangunan

Kelas/Semester : X/1

Tahun Pelajaran : 2018/2019

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

B. Kompetensi Inti
KI : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional lanjut, dan metakognitif secara
multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator


1. Menerapkan prinsip-prinsip teknik pengukuran tanah.

- Mendeskripsikan prinsip-prinsip teknik pengukuran tanah

2. Melaksanakan pengukuran sesuai dengan prinsip-prinsip ukur tanah

- Melaksanakan prinsip ukur tanah

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah diberikan materi, peserta didik dapat :
1. Mendeskripsikan prinsip-prinsip teknik pengukuran tanah
2. Melaksanakan prinsip pekerjaan ukur tanah

E. Materi Pembelajaran
Prinsip-prinsip Teknik Pengukuran Tanah

 Prinsip teknik pengukuran tanah


F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran : Instructional Development Institute (IDI)
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1

Alokasi
Kegiatan Sintaks Model Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam 15
kepada peserta didik dan memulai dengan doa menit
sebelum belajar
 Mengecek kehadiran peserta didik dengan sikap
disiplin
 Memberikan motivasi untuk mendorong
semangat belajar peserta didik
 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
indikator yang akan dicapai
 Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik ke
materi yang akan diajarkan untuk mendorong
rasa ingin tahu dan berpikir kritis

Inti 1. Orientasi siswa  Guru meminta peserta didik untuk membaca 15


pada masalah buku teks mengenai prinsip teknik pengukuran menit
tanah
 Peserta didik membaca buku teks mengenai
prinsip teknik pengukuran tanah

 Guru memberikan pertanyaan kepada peserta


didik mengenai prinsip teknik pengukuran tanah

 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru


sesuai yang mereka ketahui.

 Guru memberikan kasus untuk diselesaikan


mengenai prinsip teknik pengukuran tanah

 Siswa mengerjakan tugas dari guru


2. Mengorganisasi  Guru memberikan instruksi kepada peserta didik 10
siswa untuk belajar untuk melakukan diskusi kelompok yang terdiri menit
dari 4 orang, yang kemudian hasil diskusi
Alokasi
Kegiatan Sintaks Model Deskripsi Kegiatan
Waktu
tersebut harus dituliskan di buku catatan masing-
masing.
 Peserta didik melakukan diskusi kelompok,
dengan setiap anggota kelompok wajib
berpendapat dan memahami yang mereka tulis

3. Membimbing  Guru mendatangi kelompok satu per satu, untuk 30


penyelidikan bertanya mengenai hal yang didiskusikan dalam menit
individu maupun kelompok tersebut agar diskusi tidak meluas dan
kelompok tetap fokus pada materi yang sedang di bahas.

4.  Peserta didik mengemukakan pendapatnya dan 30


Mengembangkan pendapat dari peserta didik harus memiliki menit
dan menyajikan alasan dan bukti yang kuat.
hasil karya  Guru menugaskan masing-masing kelompok
untuk mengungkapkan kesimpulan
kelompoknya.
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas secara lisan dengan
jelas disertai alasan dan bukti yang kuat.

 Peserta didik yang lain harus memberikan


pertanyaan ataupun tanggapan kepada kelompok
yang sedang presentasi di depan kelas.

5. Menganalisis  Guru memberikan kesempatan kepada peserta 20


dan mengevaluasi didik untuk memberikan kesimpulan akhir dari menit
proses pemecahan diskusi kelas.
masalah  Peserta didik memberikan kesimpulan masing-
masing pada setiap kelompok mengenai
pembahasan yang didiskusikan di kelas.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan akhir mengenai 15
materi yang sedang dibahas. menit
 Guru mengapresiasi proses pembelajaran, dan
menyampaikan materi yang akan dipelajari
dipertemuan selanjutnya.
 Mengucapkan salam penutup
Pertemuan ke-2

Alokasi
Kegiatan Sintaks Model Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam 15
kepada peserta didik dan memulai dengan doa menit
sebelum belajar
 Mengecek kehadiran peserta didik dengan sikap
disiplin
 Memberikan motivasi untuk mendorong
semangat belajar peserta didik
 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
indikator yang akan dicapai
 Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik ke
materi yang akan diajarkan untuk mendorong
rasa ingin tahu dan berpikir kritis

Inti 1. Orientasi siswa  Guru meminta peserta didik untuk membaca 15


pada masalah buku teks mengenai prinsip teknik pengukuran menit
tanah
 Peserta didik membaca buku teks mengenai
prinsip teknik pengukuran tanah

 Guru memberikan pertanyaan kepada peserta


didik mengenai prinsip teknik pengukuran tanah

 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru


sesuai yang mereka ketahui.

 Guru memberikan kasus untuk diselesaikan


mengenai prinsip teknik pengukuran tanah

 Siswa mengerjakan tugas dari guru


Alokasi
Kegiatan Sintaks Model Deskripsi Kegiatan
Waktu
2. Mengorganisasi  Guru memberikan instruksi kepada peserta didik 10
siswa untuk belajar untuk melakukan diskusi kelompok yang terdiri menit
dari 4 orang, yang kemudian hasil diskusi
tersebut harus dituliskan di buku catatan masing-
masing.
 Peserta didik melakukan diskusi kelompok,
dengan setiap anggota kelompok wajib
berpendapat dan memahami yang mereka tulis

3. Membimbing  Guru mendatangi kelompok satu per satu, untuk 30


penyelidikan bertanya mengenai hal yang didiskusikan dalam menit
individu maupun kelompok tersebut agar diskusi tidak meluas dan
kelompok tetap fokus pada materi yang sedang di bahas.

4.  Peserta didik mengemukakan pendapatnya dan 30


Mengembangkan pendapat dari peserta didik harus memiliki menit
dan menyajikan alasan dan bukti yang kuat.
hasil karya  Guru menugaskan masing-masing kelompok
untuk mengungkapkan kesimpulan
kelompoknya.
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas secara lisan dengan
jelas disertai alasan dan bukti yang kuat.

 Peserta didik yang lain harus memberikan


pertanyaan ataupun tanggapan kepada kelompok
yang sedang presentasi di depan kelas.

5. Menganalisis  Guru memberikan kesempatan kepada peserta 20


dan mengevaluasi didik untuk memberikan kesimpulan akhir dari menit
proses pemecahan diskusi kelas.
masalah  Peserta didik memberikan kesimpulan masing-
masing pada setiap kelompok mengenai
pembahasan yang didiskusikan di kelas.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan akhir mengenai 15
materi yang sedang dibahas. menit
 Guru mengapresiasi proses pembelajaran, dan
menyampaikan materi yang akan dipelajari
dipertemuan selanjutnya.
 Mengucapkan salam penutup
Pertemuan ke-3

Alokasi
Kegiatan Sintaks Model Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam 15
kepada peserta didik dan memulai dengan doa menit
sebelum belajar
 Mengecek kehadiran peserta didik dengan sikap
disiplin
 Memberikan motivasi untuk mendorong
semangat belajar peserta didik
 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
indikator yang akan dicapai
 Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik ke
materi yang akan diajarkan untuk mendorong
rasa ingin tahu dan berpikir kritis

Inti 1. Orientasi siswa  Guru meminta peserta didik untuk membaca 15


pada masalah buku teks mengenai prinsip teknik pengukuran menit
tanah
 Peserta didik membaca buku teks mengenai
prinsip teknik pengukuran tanah

 Guru memberikan pertanyaan kepada peserta


didik mengenai prinsip teknik pengukuran tanah

 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru


sesuai yang mereka ketahui.

 Guru memberikan kasus untuk diselesaikan


mengenai prinsip teknik pengukuran tanah

 Siswa mengerjakan tugas dari guru


2. Mengorganisasi  Guru memberikan instruksi kepada peserta didik 10
siswa untuk belajar untuk melakukan diskusi kelompok yang terdiri menit
dari 4 orang, yang kemudian hasil diskusi
tersebut harus dituliskan di buku catatan masing-
masing.
Alokasi
Kegiatan Sintaks Model Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Peserta didik melakukan diskusi kelompok,
dengan setiap anggota kelompok wajib
berpendapat dan memahami yang mereka tulis

3. Membimbing  Guru mendatangi kelompok satu per satu, untuk 30


penyelidikan bertanya mengenai hal yang didiskusikan dalam menit
individu maupun kelompok tersebut agar diskusi tidak meluas dan
kelompok tetap fokus pada materi yang sedang di bahas.

4.  Peserta didik mengemukakan pendapatnya dan 30


Mengembangkan pendapat dari peserta didik harus memiliki menit
dan menyajikan alasan dan bukti yang kuat.
hasil karya  Guru menugaskan masing-masing kelompok
untuk mengungkapkan kesimpulan
kelompoknya.
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas secara lisan dengan
jelas disertai alasan dan bukti yang kuat.

 Peserta didik yang lain harus memberikan


pertanyaan ataupun tanggapan kepada kelompok
yang sedang presentasi di depan kelas.

5. Menganalisis  Guru memberikan kesempatan kepada peserta 20


dan mengevaluasi didik untuk memberikan kesimpulan akhir dari menit
proses pemecahan diskusi kelas.
masalah  Peserta didik memberikan kesimpulan masing-
masing pada setiap kelompok mengenai
pembahasan yang didiskusikan di kelas.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan akhir mengenai 15
materi yang sedang dibahas. menit
 Guru mengapresiasi proses pembelajaran, dan
menyampaikan materi yang akan dipelajari
dipertemuan selanjutnya.
 Mengucapkan salam penutup

H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
 White board dan spidol
 Laptop
 Proyektor
 Power point

I. Sumber Belajar
Muda, Iskandar. 2008. Teknik Survei Dan Pemetaan Jilid 1. Jakarta :
Kemendikbud.

J. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian:
 Tugas
 Observasi : Proses pelaksanaan pembelajaran dan ketika diskusi
 Tes : Lisan/Tulisan yang terkait dengan gaya dan
kesetimbangan

Teknik Waktu
No. Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
1 Sikap
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran
b. Bekerjasama dalam kegiatan tanya jawab
Selama
dan mencari jawaban atas pertanyaan
Pembelajaran
c. Toleran terhadap proses dan penyelesaian Pengamatan
dan saat
pemecahan masalah yang berbeda dan
diskusi
kreatif
d. Berpikir kritis terhadap materi yang
dibahas
2 Pengetahuan Selama
Pemahaman tentang prinsip pengukuran tanah Tes proses
(KDV, KDH, dan Teori Kesalahan) belajar
3 Keterampilan Selama
Terampil tentang prinsip pengukuran tanah Tes proses
(KDV, KDH, dan Teori Kesalahan) belajar

2. Instrumen Penilaian

Kisi-Kisi dan Soal Tes Uraian

No Kompetensi
Indikator Materi Soal
. Dasar
Menerapkan Mendeskrip Prisip teknik 1. Sebutkan pembagian survey dan
prinsip-prinsip sikan pengukuran pemetaan? (Skor 30)
teknik prinsip- tanah 2. Sebutkan pengertian geodetic
pengukuran prinsip surveying? (Skor 30)
tanah. teknik 3. Sebutkan 3 bagian ilmu ukur
pengukuran tanah? (Skor 40)
tanah

Bandung, Februari 2019

Mengetahui

WaKa Kurikulum SMK Negeri PU Bandung Guru Mata Pelajaran

…………………. Riky Hamdan, S.Pd.


Lampiran 1

Jawaban Tes Uraian Indikator

1. Pengukuran dan pemetaan pada dasarnya dapat dibagi 2, yaitu :


 Geodetic Surveying
 Plan Surveying
2. Geodetic Surveying adalah llmu, seni, teknologi untuk menyajikan informasi
bentuk kelengkungan bumi atau pada keiengkungan bola.
3. Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu :
a) Pengukuran kerangka dasar Vertikal (KDV)

b) Pengukuran kerangka dasar Horizontal (KDH)

c) Pengukuran Titik-titik Detail


Lampiran 2

Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap

Satuan Pendidikan : SMK Negeri PU Bandung

Program Keahlian : Desain permodelan dan informasi bangunan

Kelas/Semester : X/1

Nama Komunikatif Kerjasama Kreatif Kritis


Peserta
No Nilai Akhir
didik/ 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kelompok

1.

2.

3.

4.

Indikator Penilaian Sikap:

Komunikatif

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien


b. Menyampaikan pesan dengan baik
c. Penggunaan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai
d. Berkomunikasi yang tidak menyinggung perasaan orang lain

Kerjasama

a. Membantu teman lain yang mengalami kesulitan


b. Memberikan kontribusi pemikiran
c. Mengajak teman lain untuk melakukan tugas secara bersama
d. Berbagi bersama dalam menangani permasalahan

Kreatif

a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi


b. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi
c. Mampu memproduksi gagasan-gagasan baru
d. Mampu menemukan masalah dan mampu memecahkannya.

Kritis

a. Menanyakan dan menjawab pertanyaan


b. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah-masalah
c. Berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari sumber lain
d. Berpikir terbuka, yaitu berbicara secara kongkret.

Anda mungkin juga menyukai