Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN

“PROFESI KEPENDIDIKAN”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan

FIP

Dosen pengampu:

Dr. Nurlaila, S.Pd, M.Pd

Oleh:

Hermawan Telaumbanua 1183311036 (H Ekstensi)

Nopa Budiah 1183311040 (H Ekstensi)

Dinda Andriany Hasibuan 1183311044 (H Ekstensi)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah tuhan semesta alam dengan segala sifat ke-
Maha-anya, atas limpahan rahmat dan karunianya yang tiada terbatas, sehingga meski dengan
segala keterbatasan, penulis dapat menyelesaikan makalah yang cukup sederhana ini dengan
judul ” Konsep Dasar Profesi Kependidikan” Sholawat beriring salam tak henti tercurahkan
kepada baginda nabi Muhammad SAW, nabi pembawa perdamaian bagi seluruh alam, serta
kepada keluarga dan para Sahabatnya.
Selanjutnya, meski upaya keras telah kami kerahkan dengan mengorbankan waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyusun makalah ini, dengan dada terbuka penulis menyadari
bahwa makalah sederhana yang kami ajukan ini masih jauh dari kesempurnaan dan perlu
perbaikan. Kepada dosen pengampu, bimbingan dan pengarahan ibu sangat saya harapkan.
Serta kepada pembaca, kritik, saran, dan masukan yang membangun kami rasa sangat perlu
demi tercapainya hasil yang lebih baik, sebagaimana yang kita harapkan.
Harapan saya, makalah sederhana yang saya sajikan ini dapat memberi manfaat
dalam menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin….

Medan, 13 Februari 2019

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan ................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1 Pengertian dan syarat-syarat profesi..................................................... 5
2.2 Pengertian dan syarat-syarat profesi kependidikan .............................. 5
2.3 Perkembangan Profesi Kependidikan .................................................. 6
2.4 Kode etik profesi kependidikan ............................................................ 7
2.5 Fungsi Organisasi Profesional Kependidikan dan Jenisnya ................. 7
2.6 Profesional ............................................................................................ 8
2.7 Profesionalisasi ..................................................................................... 9
2.8 Profesionalisme .................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang. Oleh Sebab itu,
tidak heran apabila suatu Negara menempatkan Pendidikan sebagai variable utama dalam
konteks pembangunan bangsa dan negaranya, termasuk di Negara Indonesia. Dalam
konteks The Founding Father, tujuan kemerdekaan Indonesia adalah ikut serta dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai isi Pembukaan Undang-undang dasar 1945. Dengan
kata lain sudah tercipta sebuah komitmen mulia yang harus dilaksanakan Negara ini.
Dewasa ini pendidikan di Indonesia dihadapkan dengan beberapa permasalahan.
Dalam Term of Reference EADC 2010 dengan Tema “Cerdas Indonesiaku” memaparkan
bahwa rendahnya kualitas guru di Indonesia merupakan rangkaian dari rantai masalah
pendidikan di Indonesia yang harus diberantas hingga ke akarnya. Hal ini berkaitan
dengan peran guru yang merupakan komponen penting dalam dunia pendidikan yang berada
di barisan terdepan.
Berangkat dari masalah di atas, kami yang merupakan calon guru ingin membuka pikiran
bahwa keprofesionalan harus tertanam kuat pada diri kita. Sudah selayaknya guru
mempunyai kompetensi serta tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan profesinya,
sehingga nasib pendidikan di Indonesia akan berubah kearah yang lebih baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Untuk mempermudah kita dalam memahami materi tentang Profesi Keguruan, penulis akan
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian dan syarat-syarat profesi, dilanjutkan dengan penjelasan tentang profesi
keguruan serta perkembangannya di Indonesia.
2. Bahwa setiap profesi memiliki kode etik, termasuk guru.
3. Fungsi dan tujuan PGRI sebagai organisasi yang menaungi guru.
4. Pengertian professional, profesionalisasi, serta profesionalisme.

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
Seperti yang tetera dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, bahwa Indonesia telah
berkomitmen menjadikan bangsanya cerdas dan keberhasilan tersebut sedikit banyaknya

3
tergantung pada guru sebagai pasukan terdepan dalam pendidikan. Oleh sebab itu tujuan
dibuatnya makalah ini tidak lain untuk Open Mind bahwa keprofesionalan harus dimiliki
oleh seorang guru. Dengan cara tau dulu permulaannya untuk memahami melalui pengertian-
pengertian profesi, professional, profesionalisasi, dan profesionalisme. Bahkan kita sebagai
calon guru juga harus berpikir bagaimana menjadi guru yang professional.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Syarat-syarat Profesi


Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatu pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan
khusus yang didapat dari pendidikan akademis yang intensif (Webstar, 1989). Dari
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan pekerjaan yang tidak
sembarang orang bisa melakukannya dan dari pengertian tersebut dapat dilihat syarat-syarat
suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi, yakni :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja yang diperoleh
melalui pendidikan dan latihan khusus.
2. Adanya kode etik profesi.
3. Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.
4. Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi masyarakat dari
layanan yang tidak semestinya.

2.2 Pengertian dan Syarat-Syarat Profesi Kependidikan


Profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan penguasaan
pengetahuan khusus yang mendalam. Profesi kependidikan dalam hal ini, guru merupakan
suatu profesi karena dia memiliki 4 persyaratan yang telah dibahas sebelumnya. Jadi dapat
kita simpulkan pengertian dari profesi kependidikan/keguruan adalah keahlian khusus dalam
bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian
dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan (guru) serta menuntut keprofesionalan
pada bidang tersebut.
Adapun syarat-syarat sebuah profesi dapat disebut Profesi kependidikan antara lain :
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
c. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama
d. Jabatan yang memerlukan “Latihan dalam jabatan” yang berkesinambungan
e. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
f. Jabatan yang menentukan standarnya sendiri
g. Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi

5
h. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat
2.3 Perkembangan Profesi Kependidikan
Kapan guru itu lahir dan kapan guru itu ada ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita tidak
pernah lepas dari sejarahnya, bahkan perkembangannya tidak lepas dengan sejarahnya.
Perkembangan profesi kependidikan dapat dibagi menjadi beberapa periodisasi, yakni :
a. Masa Penjajahan
Dalam bukunya Sejarah Pendidikan Indonesia, Nasution (1987) mengatakan zaman
penjajahan merupakan bagian sejarah profesi kependidikan. Pada zaman penjajahan, guru
tampil dan ikut mewarnai perjuangan bangsa Indonesia. Bahkan pada tahun 1912 mereka
mendirikan organisasi perjuangan guru-guru pribumi yakni Persatuan Guru Hindia
Belanda yang beranggotakan guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah.
Kemudian pada 1932, HIS mengambil langkah ekstrim dengan mengubah namanya
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). PGI tetap eksis sampai penjajahan belanda
berakhir karena semangat nasionalisme yang tinggi.
Dalam masa penjajahan Jepang, PGI tidak bisa bearktivitas secara terang-terangan, karena
semua organisasi dianggap membahayakan.
Peran guru pada masa penjajahan amatlah penting karena guru mempunyai nilai strategis
untuk membangkitkan nasionalisme, meskipun banyak aral melintang dalam proses
penanaman nasionalisme tersebut.
b. Masa Kemerdekaan
Masa inilah peran guru dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat lebih
terbuka dan maksima. Pada 24-25 November 1945 diselenggarakan Kongres Guru Indonesia
di Surakarta. Pada tanggal 25 November 1945 lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) sebagai perwujudan aspirasi guru Indonesia dalam mewujudkan cita-cita perjuangan
bangsa (Hermawan S., 1989).
Dengan adanya Kongres Guru Indonesia, maka semua guru yang ada di Indonesia melebur
dan menyatu dalam suatu wadah, yakni PGRI sehingga tiada lagi perbedaan latar belakang.
Bahkan pada kelanjutannya, 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Melalui
Kepres No.78 Tahun 1994, kiprah PGRI makin bersinar. Namun kiprah PGRI terseret dalam
kepentingan penguasa karena kedekatannya dengan partai politik tertentu.
Pada zaman reformasi, guru lebih berani berekspresi untuk menyampaikan aspirasi dan
keluhannya, seperti menuntut perbaikan kesejahteraan, dll. Tuntutan perbaikan kesejahteraan
guru akhirnya direspon pemerintah. Pemerintah menempatkan peningkatan kesejahteraan
guru dalam konteks kompetensi. Guru yang dulunya belum sepenuhnya dianggap sebagai

6
profesi akhirnya diakui sebagai profesi dengan adanya pencanangan guru sebagai profesi oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 2 Desember 2004.

2.4 Kode Etik Profesi Kependidikan


Setiap profesi pasti mempunyai kode etik. Kode etik guru Indonesia merupakan kumpulan
nilai-nilai dan norma-norma yang harus ditaati. Fungsi kode etik profesi kependidikan adalah
serbagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru anggota PGRI dalam
menunaikan tugas sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Adapun kode etik guru Indonesia adalah :
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk mrmbentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar-mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
social.
h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI serana
sarana perjuangan dan pengabdian.
i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

2.5 Fungsi Organisasi Profesional Kependidikan dan Jenisnya


Organisasi Profesi kependidikan adalah suatu wadah yang memayungi guru dan menyatukan
gerak langkah anggotanya berdasarkan misi-misi yang ada di organisasi serta melindungi
masyarakat dari layanan yang tidak semestinya.
Jenis-jenis organisasi kependidikan antara lain :
a. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
b. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-masing.

7
c. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI).

2.6 Profesional
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesional
KUSNANTO
Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dala suatu pekerjaan tertentu

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA


Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya

DARYL KOEHN
Profesional adalah orang yang memberikan pelayanan kepada klien

AHOLIAB WATLOLY
Profesional adalah orang yang berdisiplin dan menjadi "kerasan" dalam pekerjaannya

OERIP S. POERWOPOESPITO
Profesional merupakan sikap yang mengacu pada peningkatan kualitas profesi

LISA ANGGRAENY
Profesional merupakan suatu tuntutan bagi seseorang yang sedang mengemban amanahnya
agar mendapatkan proses dan hasil yang optimal

BUDY PURNAWANTO
Profesional merupakan bagian dari proses, fokus kepada output, dan berorientasi ke customer

HARY SUWANDA
Profesional adalah seorang yang benar-benar ahli di bidangnya dan mengandalkan
keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya

A. PRASETYANTOKO
Profesional adalah elemen individuao yang meletak dalam rangkaian besar mesin kapitalisme

8
TANRI ABENG (2002)
Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam,
mampu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu
berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan
dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan
atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
“Professional” mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan
unjuk kerja sesuai dengn profesinya. Penyandangan dan penampilan “professional” ini telah
mendapat pengakuan, baik segara formal maupun informal.
Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin Nurdin, diartikan
sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi
yang digunakan sebagai prangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatan
yang bermanfaat.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan
hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang
profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau
dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi
waktu luang.

2.7 Profesionalisasi
Beberapa Pengertian profesionalisasi:
Dari segi bahasa: Profesionalisasi berasal dari kata professionalization yang berarti
kemampuan profesional.

Dedi Supriadi (1998) mengartikan profesionalisasi sebagai pendidikan prajabatan dan/atau


dalam jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif.

Menurut Eric Hoyle (1980) konsep profesionalisasi mencakup dua dimensi yaitu : …..the
improvement of status and the improvement of practice”. Peningkatan status dan peningkatan
pelatihan.

9
Profesionalisasi” adalah sutu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi
dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2.8 Profesionalisme
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesionalisme:
KIKI SYAHNARKI
Profesionalisme merupakan "roh" yang menggerakkan, mendorong, mendinamisasi dan
membentengi TNO dari tendensi penyimpangan serta penyalahgunaannya baik secara
internal maupun eksternal

DONI KOESOEMA A
Profesionalisme merupakan salah satu cara bagi guru untuk merealisasikan keberadaan
dirinya sebagai pendidik karakter

ONNY S. PRIJONO
Profesionalisme merupakan kemampuan untuk memasuki ajang kompetisi sebagai antisipasi
menghadapi globalisasi

PAMUDJI, 1985
Profesionalisme memiliki arti lapangan kerja tertentu yang diduduki oleh orang - orang yang
memiliki kemampuan tertentu pula

KORTEN & ALFONSO, 1981


Yang dimaksud dengan profesionalisme adalah kecocokan (fitness) antara kemampuan yang
dimiliki oleh birokrasi (bureaucratic-competence) dengan kebutuhan tugas (ask -
requirement)

AHMAD BAHAR
Profesionalisme merupakan usaha suatu kelompok masyarakat untuk memperoleh
pengawasan atas sumber daya yang berhubungan dengan suatu bidang pekerjaan

AHOLIAB WATLOLY
Profesionalisme adalah sikap seorang "profesional" atau "profi"

10
ABD. RAHIM ABD. RASHID
Profesionalisme merupakan satu aspek penting dalam meningkatkan integriti sumber daya
manusia

AHMAN SUTARDI & ENDANG BUDIASIH


Profesionalisme adalah wujud dari upaya optimal yang dilakukan untuk memenuhi apa-apa
yang telah diucapkan, dengan cara yang tidak merugikan pihak-pihak lain, sehingga
tindakannya bisa diterima oleh semua unsur yang terkait.

Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya. Komitmen tersebut


ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus
untuk mengembangkan kemampuan profesional, dst.
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus.
Profesionalisme berasal dan kata profesional yang mempunyai makna yaitu berhubungan
dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994).
Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang
professional(Longman,1987).
“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya.
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja
tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan –serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian
selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di
tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Tidak semua pekerjaan bisa dikatakan profesi, karena profesi memiliki 4 kriteria yang harus
dipenuhi. Untuk profrsi kependidikan pada mula perkembangannya masih belum dapat
dikatakan sebagai profesi. Guru mulai diakui sebagai profesi ketika adanya pencangangan
guru sebagai profesi pada tanggal 2 Desember 2004. PGRI sebagai organisasi guru yang
diakui pemerintah mempunyai kode etik yang mengatur anggotanya agar sesuai dengan
tujuan, misi-visi PGRI serta melindungi masyarakat dari layanan tak semestinya dari guru.
Selain PGRI, adapula MGMP dan ISPI sebagai organisasi kependidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://kuninghijau.wordpress.com/2014/03/06/konsep-profesi-kependidikan-2/

Kunandar. Guru Profesional, Jakarta: Rajawali Pers, 2007.

Soetjipto dan Kosasi, Raflis. Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000

https://www.maribelajarbk.web.id/2015/04/pengertian-profesional-profesi.html

http://bankidonk.blogspot.com/p/resume-profesi-kependidikan.html

13

Anda mungkin juga menyukai