Hermawan Telaumbanua
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi pembelajaran daring dirumah pada
siswa Sekolah Dasar akibat dari adanya pandemik COVID-19. Penelitian menggunakan penelitian
kepustakaan dimana dalam mengumpulkan informasi data dengan teknik dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal yang relevan dari berbagai macam yang ada di perpustakaan seperti
dokumen, buku, majalah, berita. Kriteria artikel dan berita yang dipilih yaitu adanya pembahasan
tentang dampak COVID-19 dan pembelajaran daring di sekolah dasar. Dampak COVID-19
terhadap implementasi pembelajaran daring di SD dapat terlaksana dengan cukup baik apabila
adanya kerjasama antara guru, siswa dan orang tua dalam belajar di rumah.
Kata Kunci: dampak Covid, pembelajaran daring.
membuat pemerintah dan lembaga terkait Bidang Tumbuh Kembang Anak juga
harus menghadirkan alternatif proses menunjukan harapan anak tentang program
pendidikan bagi peserta didik maupun belajar dirumah. Anak-anak yang mengikuti
mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan survei dari 29 provinsi berharap agar sekolah
proses pendidikan pada lembaga pendidikan. tidak terlalu banyak memberikan tugas dan
komunikasi dua arah antara guru dan murid
Dengan munculnya pandemik COVID-
dirasa lebih efektif. (Ade Nasihudin Al
19 kegiatan belajar mengajar yang semula
Ansori, 2020).
dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar
di rumah melalui daring. Pembelajaran daring Lebih lanjut, tantangan pembelajaran
dilakukan dengan disesuaikan kemampuan daring adalah ketersediaan layanan internet.
masing-maisng sekolah. Belajar daring Sebagian siswa mengakses internet
(online) dapat menggunakan teknologi digital menggunakan layanan selular, dan sebagian
seperti google classroom, rumah belajar, kecil menggunakan layanan WiFi. Siswa
zoom, video converence, telepon atau live mengalami kesulitan sinyal selular ketika di
chat dan lainnya. Namun yang pasti harus daerah masing-masing, jikapun ada sinyal
dilakukan adalah pemberian tugas melalui yang didapatkan sangat lemah. Hal ini
pemantauan pendampingan oleh guru melalui menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan
whatsapp grup sehingga anak betul-betul pembelajaran daring. Pembelajaran daring
belajar. Kemudian guruguru juga bekerja dari memiliki kelemahan ketika layanan internet
rumah dengan berkoordinasi dengan orang lemah, dan intruksi guru yang kurang
tua, bisa melalui video call maupun foto dipahami oleh siswa (Astuti, P., & Febrian,
kegiatan belajar anak dirumah untuk F.,2019).
memastikan adanya interaksi antara guru
Tantang lain yang dihadapi adalah
dengan orang tua.
kendala dalam pembiayaan pembelajaran
Beberapa sekolah yang belum dapat daring. Orangtua siswa mengungkapkan
menyelenggarakan KBM daring dapat bahwa untuk mengikuti pembelajaran daring,
mengembangkan kreativitas guru untuk mereka harus mengeluarkan biaya cukup
memanfaatkan media belajar alternatif selama mahal untuk membeli kuota data internet.
peserta didik belajar di rumah. Mereka dapat Menurut mereka, pembelajaran dalam bentuk
menggunakan sumber belajar yang ada yaitu konferensi video telah menghabiskan banyak
buku siswa sesuai dengan tema-tema yang kuota data, sementara diskusi online melalui
diajarkan sesuai jadwal yang telah dibuat applikasi pesan instan tidak membutuhkan
sebelumnya. banyak kuota. Rata-rata siswa menghabiskan
dana Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000 per
Menurut Vicky dan Putri (Wicaksono &
minggu, tergantung provider seluler yang
Rachmadyanti, 2016) Penyelenggaran google
digunakan. Penggunaan pembelajaran daring
classroom di sekolah dasar tanpa
menggunakan konferensi video membutuhkan
menyampingkan pembelajaran konvensional
biaya yang cukup mahal (Naserly, M. K.,
yang dilakukan. Hal ini merupakan kelebihan
2020).
blended learning, dimana menggabungkan
dua metode pembelajaran konvensional dan Pembelajaran daring juga memiliki
daring untuk membuat siswa merasa nyaman kelebihan mampu menumbuhkan kemandirian
dan aktif dalam mengonstruksi belajar (self regulated learning). Penggunaan
pengetahuannya. Survei yang dilakukan aplikasi on line mampu meningkatkan
Lenny N Rosalin Deputi Menteri PPPA kemandiri belajar (Oknisih, N., & Suyoto, S.,
Artikel
2019). Kuo et al., (2014) menyatakan bahwa memerikan jadwal-jadwal belajar khusus agar
pembelajaran daring lebih bersifat berpusat bisa belajar seperti siswa yang lainnya. Jadi,
pada siswa yang menyebabkan mereka adanya kerjasama dan timbal balik anatara
mampu memunculkan tanggung jawab dan guru, siswa dan orang tua yang menjadikan
otonomi dalam belajar (learning autuonomy). pembelajaran daring menjadi efektif.