Disusun oleh:
Kelas D
(IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahNya sehingga pada kali ini penulis dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah Perbandingan Pendidikan yang
berjudul “Studi Tentang Potret Sistem Pendidikan di Amerika Serikat”.
Sholawat serta salam tetap tercurah keharibaan Nabi agung Nabi Muhammad
Saw., yang telah membawa perubahan pada umat manusia dari masa jahilliyah ke
masa yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini, semoga kita tetap termasuk dalam
umatnya hingga akhir nanti. Amin.
Penulis memohon maaf apabila dalam makalah ini, masih banyak akan
kekurangan dan kesalahannya. Hal tersebut tidak lepas karena penulis hanyalah
manusia biasa dan masih dalam tahap belajar. Dan penulis berharap dengan
adanya kritik dan saran yang membangun, dapat membantu penulis dalam
penulisan makalah yang lainnya dengan baik dan benar.
Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis multidimensi sepertinya masih enggan hengkang dari
Indonesia tek terkecuali dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang
dipandang sebagai suatu proses memanusiakan manusia, dalam
kenyataannya masih sebatas wacana saja. Terbukti ketika pendidikan
hanya dijadikan sebagai alat politik oleh para penguasa, pendidikan hanya
digunakan untuk mengejar strata ekonomi dan sosial yang tinggi. Bukti-
bukti menunjukkan bahwa hakekat pendidikan jauh dari memanusiakan
manusia. fenomena tersebut mengisyaratkan adanya krisis yang dialami
dunia pendidikan kita dan mengingatkan agar dilakukan penanganan yang
serius. Sudahkah pendidikan Indonesia berpijak pada landasan yang kuat?
Salah satu persoalan dasar pendidikan di Indonesia selama ini
adalah masih rendahnya mutu pendidikan. Sedangkan rendahnya mutu
pendidikan menurut banyak ahli antara lain disebabkan oleh rendahnya
kualitas pengelola pendidikan di Indonesia, abik guru maupun pengelola
lembaga pendidikan yang lain. Ditambah lagi kurangnya fasilitas di
banyak daerah menyebabkan ketimpangan pendidikan yang luar biasa.
Makalah ini mengupas tentang gambaran pendidikan di Amerika
Serikat yang mungkin bisa dijadikan sebagai inspirasi untuk
pengembangan di Tanah Air.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potret sistem pemerintahan di Amerika Serikat?
2. Bagaimana kondisi demografi dan potensi income negara?
3. Bagaimana filsafat pendidikan yang dijadikan dasar pengembangan
pendidikan?
4. Bagaimana strategis di bidang pendidikan?
5. Bagaimana kebijakan negara terhadap pendidikan agama Islam?
6. Bagaimana pengembangan kurikulum dan pengembangan tenaga
kependidikan?
7. Bagaimana sistem penjenjangan pendidikan yang dikembangkan?
8. Bagaimana perbedaan antara lembaga pendidikan milik swasta dan
negeri?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abd. Rachman Assegaf. Internasionalisasi Pendidikan. (Yokyakarta: Gama
Media,2003), hlm. 219.
2
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung :Lubuk
Agung, 2001), Hlm. 14.
B. Kondisi Demografi dan Potensi Income Negara
1. Kondisi Demografi
Sistem pendidikan negara Amerika Serikat tidak terjadi begitu saja
dalam keadaan fakum, tetapi dipengaruhi oleh berbagai hal. Faktor utama
yang sangat berperan adalah faktor sejarah, faktor geografi, dan faktor
demografi. Negara yang berpenduduk nomor tiga di dunia ini (± 275 juta
jiwa), terdiri dari 50 negara bagian, dan Washington, D.C. (District of
Columbia). Luas daerahnya kurang lebih 9,4 juta km persegi, yang secara
fisik sangat bervariasi, beriklim yang bervariasi pula sehingga keadaan
flora dan faunanya juga beragam.
Penduduk pertamanya, Indian (sering disebut penduduk asli), saat
ini semakin berkurang (± 2 juta atau 1% tahun 1999 termasuk penduduk
asli di daerah Alaska), sementara imigran dari berbagai pelosok dunia
semakin bertambah besar jumlahnya. Berdasarkan sejarah, imigran
pertama (di luar Indian) datang dari Britanian, disusul kemudian dari
Jerman, Skandinavia, Eropa Selatan dan Eropa Timur. Walaupun dalam
skala yang semakin menurun, imigran terus berdatangan ke Amerika
Serikat, tidak hanya dari negara-negara Eropa, tetapi juga dari negara-
negara Asia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Di samping itu,
keturunan para budak yang diimpor dari benua Afrika di masa lalu,
membentuk kelompok minoritas kelompok hitam yang jumlahnya cukup
signifikan. Penduduk kulit putih yang dianggap kelompok mayoritas,
mencapai kurang lebih 87%, sementara penduduk kulit hitam 11%, dan
imigran Asia dan lain-lain 2%.
Kombinasi karakteristik geografis dan demografis seperti
diutarakan diatas, mengakibatkan terjadinya variasi yang sangat besar
antara daerah yang satu dan daerah yang lain. Negara bagian Alaska,
misalnya, merupakan daerah yang paling luas (590.000 mil2) tetapi
berpenduduk yang terkecil jumlahnya, yaitu sekitar 406.000 orang.,
sementara negara bagian Rhode Island merupakan yang terkecil luas
daerahnya (1.214 mil2) berpenduduk terdapat di Amerika Serikat yaitu
mendekati 1000 jiwa per kilometer persegi. Sebaliknya, negara bagian
California berpenduduk kurang lebih 33 juta orang, yang tertinggi di
antara negera-negara bagian, dengan kepadatan penduduk hanya sekitar
195 orang per kilometer persegi. Oleh sebab itu, pemerintah negara-negara
bagian menghadapi kondisi yang sangat berbeda dan tentunya mempunyai
persoalan yang berbeda pula dalam pengadaan sekolah sebagai tempat-
tempat resmi kegiatan pendidikan formal. Kota-kota besar seperti New
York, Washington, D.C.., Chicago, Detroit dan Los Angeles merupakan
tempat-tempat terkonsentrasinya para penganggur, orang-orang miskin,
orang-orang yang tidak bisa berbahasa Inggris dan minoritas etnis yang
diiringi pula oleh masalah-masalah sosial-ekonomi. Keadaan ini tentu
mempengaruhi pula bentuk pengadaan dan pertimbangan pendidikan. 3
2. Potensi Income
Ekonomi Amerika mengikuti pola kapitalis dalam arti usaha bebas.
Pada umumnya pemerintah federal telah dipengaruhi oleh konsep
Laissez faire/usaha pasar bebas.. oleh karena itu sektor swasta
memainkan peran yang sangat pengting bagi pertumbuhan ekonomi
aAmerika. Negara ini juga merupakan negara yang pertama kali
memiliki senjata Nuklir. 4
3
Ibid. hlm. 13-14
4
Op.Cit., Abd. Rachman Assegaf, hlm. 225.
sebagainya dapat diintegrasikan dalam cara hidup amerika(way of
american life) serta diajarkan tentang persamaan hak dan kewajibannya.5
Selain itu, Amerika merupakan suatu negara yang dibentuk dari
bangsa-bangsa asing yang mendiaminya mereka secara sadar memilih
menjadi warga negara Amerika. Kondisi tersebut berbeda dengan bangsa-
bangsa lain di dunia, karena pada umumnya suatu negara dibentuk dari
penduduk asli bangsanya. Perbedaan tersebut memicu berkembangnya dua
aliran filsafat yang berlainan yaitu transendentalisme dan pragmatisme.
Transendentalisme mengekspresikan hal-hal yang berkenan dengan
kebudayaan, sedangkan pragmatisme merupakan pemikiran yang berusaha
membentuk amerika yang hidup, dinamis, dan progresif. Kedua filsafat
tersebut saling tidak bersesuaian sehingga belum ada kesepakatan tentang
filsafat nasional amerika. Meskipun demikian, kegiatan pendidikan
amerika tetap berpijak pada landasan kependidikan yang berupa pemikiran
kefilsafatan keilmuan/wawasan lain.(Dimyati, 1988).6
D. Kebijakan Strategis di Bidang Pendidikan
Ada ketentuan dan aturan pemerintah federal mengenai kelompok-
kelompok minoritas rasial dan orang-orang cacat. Pemerintah federal juga
mendukung penelitian pendidikan. Tetapi Amerika Serikat tidak
mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang bersifat nasional.
Namun demikian, ini tidak berarti bahwa pemerintah federal tidak
memberikan arah dan pengaruhnya terhadap masalah-masalah pendidikan.
Sesungguhnya, ketiga badan legislatif, judikatif, dan eksekutif federal
sangat aktif dalam proses pembuatan keputusan mengenai pendidikan,
terutama setelah Perang Dunia II. Pemerintah federal ikut mengupayakan
menghilangkan sistem sekolah yang memisah-misahkan sekolah
berdasarkan ras, khususnya antara anak-anak dari ras kulit hitam dan ras
kulit putih; menyamakan alokasi pendanaan sekolah; menyediakan akses
pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan pendidikan bagi
anak-anak penyandang cacat, dan juga berupaya memenuhi tuntutan atas
5
M.Arifin.Ilmu Perbandingan Pendidikan.(Jakarta:Golden Trayon Press,1986).Hal.73
6
Id. Wikipedia. Org/wiki/amerika_serikat, diakses pada tanggal 19 april 2015
pendidikan yang berkualitas serta tuntutan atas akuntabilitas sekolah.
Partisipasi ini tidak berarti bahwa ada sistem pendidikan federal. Itu hanya
berbagai cara bagaimana pemerintah federal bisa memberikan
pengaruhnya dalam menentukan kebijakan pendidikan.
Kebijakan utama mengenai pendidikan berada pada pemerintah
negara bagian dan daerah. Terdapat 50 negara bagian dan 15,358 distrik,
dan sebanyak itu local school boards, yang masing-masingnya
mempunyai aturan dan sistem pendidikan. Sungguhpun demikian, tujuan
sistem pendidikan Amerika secara umum dirumuskan sebagai berikut7:
1. Untuk mencapi kesatuan dalam kebinekaan
2. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
3. Untuk membantu pengembangan individu
4. Untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat
5. Untuk mempercepat kemajuan nasional.
Isu-isu Pendidikan
8
Ibid., hlm.30.
suci islam, muslim diberbagai wilayah dan budaya, dan lain sebagainya.
Selain itu Univercity of california humanities research institute juga
menyadari betapa pentingnya kajian islamdan muslim belakangan ini. Pad
tahun 1977, institusi ini mengajukan dan menerima grant dari kantor
presiden universitas california untuk mencairkan dana bantuan dalam
rangka perkembangan gagasan selama beberapa tahun amerika akhir-akhir
ini semakin berminat melihat islam dan muslim lebih jauh.
F. Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Tenaga Kependidikan
1. Pengembangan Kurikulum
Kebiasaan otonomi yang sudah lama dan kuat serta keadaan
masyarakat yang pluralistik sangat mempengaruhi bentuk kurikulum serta
cara mengajar di Amerika Serikat. Di sini tidak ada kurikulum nasional
yang resmi. Bagian pendidikan negara bagian menggariskan kurikulum
dengan tingkat variasi yang cukup besar, dan memberikan peluang kepada
daerha-daerah setempat untuk menampung kekhususan lokal dan
perbedaan individu. Para ahli mata pelajaran, administrator sekolah, dan
guru-guru semuanya terlibat dalam proses pengembangan kurikulum. Di
samping itu ikut pula ambil bagian berbagai apihak yang mendorong ke
arah penyeragaman kurikulum secara nasional, seperti para profesor
bidang studi tertentu, para penyusun dan penghasil buku teks atau bahan
pelajaran lainnya. Organisasi guru-guru bidang studi pada jenjang
pendidikan tertentu, dan juga Badan Testing Pendidikan yang berstatus
swasta dan bersifat non-profit berperan pula sebagai kekuatan ke arah
penyeragaman kurikulum.9
2. Pengembangan Tenaga Kependidikan
a) Dosen Perguruan Tinggi
Kualifikasi dan Pengangkatan
Pada dasarnya kualifikasi Doktor (S-3) merupakan prasyarat
untuk menjadi dosen pada perguruan tinggi Amerika Serikat,
dan pengecualian hanya dilakukan bagi orang-orang di bidang
9
Ibid. hlm. 26.
seni, dan pribadi-pribadi yang memiliki profesi luar biasa. Pada
beberapa perguruan tinggi, terutama pada Community/Junior
College, kualifikasi Master (S-2) dapat dianggap memadai.
Kepangkatan
Pangkat dosen perguruan tinggi Amerika Serikat yanglazim
dipakai adalah Instructor, Assistant Professor, Associate
Professor, Professor, dan Professor Emeritus. Lecturer, Adjunct
Professor dan Professor Emeritus sesungguhnya bukanlah
pangkat karena ketiganya tidak berpengaruh terhadap promosi.
b) Guru Pendidikan Dasar dan Menengah
Pada tahun 1990 tercatat 1,680,000 guru sekolah dasar dan
1,072,00 guru sekolah menengah di Amerika Serikat.
Pengangkatan guru adalah wewenang pemerintah negara bagian,
dan masing-masing negara bagian mempunyai ketentuan sendiri
mengenai persyaratan untuk memperoleh sertifikat mengajar. Di
samping itu, ada negara bagian yang mengadakan ketentuan yang
bersifat darurat (emergency) atau sebagai alternatif yang
memungkinkan pengangkatan.
Semua negara bagian mempersyaratkan diploma Sarjana
Muda bagi seorang guru dalam bidang studi tertentu dan bidang
kependidikan. Namun demikian, setiap negara bagian tidak sama
dalam hal ini. Ada yang meminta persyaratan telah menyelesaikan
kuliah-kuliah dalam bidang pendidikan khusus, bidang tentang
penyalahgunaan narkoba, bidang komputer dan sebagainya.
Banyak pula negara bagian yang memberikan sertifikat mengajar
secara bertahap. Tahap pertama diberikan kepada orang-orang
yang telah mempunyai ijazah Sarjana Muda (S-1) dalam bidang
pendidikan; tahap kedua setelah memperoleh gelar Master (S-2)
atau telah menyelesaikan beberapa semester pada program pasca
sarjana dan berpengalaman mengajar beberapa tahun. Di samping
itu, kebanyakan negara bagian melakukan pula ujian tertulis dan
praktek mengajar sebagai syarat pengangkatan atau syarat untuk
tetap dipakai sebagai guru. Negara bagian juga punya wewenang
untuk mengeluarkan sertifikat bagi staf administratif sekolah
seperti kepala sekolah atau Kakanwil pendidikan.10
10
Ibid. hlm. 23-25.
anak-anak tuna rungu, tuna netra, cacat tubuh, idiot, serta yang mendapat
gangguan emosional. Di samping itu, pendidikan non-formal disponsori
tidak hanya oleh badan-badan pemerintah, tetapi juga oleh badan-badan
swasta, serikat-serikat buruh, badan-badan keagamaan, serta oleh individu-
individu yang kadangkala menjadikannya usaha bisnis. Sekolah dan
lembaga-lembaga pendidikan tinggi sering pula melakukan program
pendidikan non-formal ini sebagai bagian dari kegiatan “continuing
education” bagi orang-orang dewasa. Program pendidikan non-formal ini
mencakup antara lain: tulis-baca, pendidikan persamaan, hobi, kerajinan,
seni dan rekreasi.
Pada tingkat pendidikan tinggi, struktur dan jenis/jenjang
pendidikan pada dasarnya dikelompokkan dalam tiga bentuk, baik
pendidikan tinggi negeri maupun swasta, yaitu:
1) Pendidikan tinggi 2 tahun yang lazim disebut “Junior, Community
atau Technical Collegel”, memberikan sertifikat, dan kadangkala
memberikan gelar “Associate of Arts” (A.A).
2) Pendidikan tinggi 4 tahun yang menyediakan pendidikan Strata -1
(S-1) di samping pendidikan profesional (Program Diploma); level ini
lazim disebut “undergraduate”; tamatan program S-1 diberi gelar
Bachelor of Science (B.S).
3) Universitas yang biasanya terdiri dari berbagai fakultas yang
menyediakan program-program Diploma, S-1, Pascasarjana S-2
(Master) dan kebanyakan menyediakan program Doktor (S-3). Para
lulusan program S-2 diberi gelar Master of Arts (M.A) atau Master of
Sciences (M.S). Lulusan program doktor (S-3) diberi gelar Doctor of
Philosophy (Ph.D) atau Doctor of Education (Ed.D). Dalam bidang-
bidang tertentu seperti kedokteran, hukum, teologi, bisnis, pada level
S-3 tersedian program-program spesialis, dan juga memberikan gelar:
Doctor of Medicine (M.D), Doctor of Law (L.L.D), Doctor of
Divinity (D.D), dan Master of Business Administration (M.B.A).
Dalam sistem pendidikan tinggi Amerika Serikat, juga tersedia
program pendidikan dan penelitian bagi mereka yang telah
menyelesaikan program doktor untuk masa 1-4 tahun. Ini disebut
Postdoctoral work and research, termasuk pemagangan selama 3
tahun, seperti pada bidang kedokteran.11
BAB III
PENUTUP
11
Ibid., hlm. 16
A. Kesimpulan
o Sistem pemerintahan di amerika lebih kepada sistem desentralisasi
o Amerika serikat berpenduduk nomor tiga dari 50 negara
o Filsafat yang diterapkan pada sistem pendidikan di amerika adalah
transendentalisme dan pragmatisme
o Tujuan pendidikan di AS untuk mencapai kesejahteraan bagi
wargha dan negaranya
o Dalam pendidikan agama AS lebih menekankan pada demokrasi
dan memberi kebebasan bagi setiap warga negaranya dalam
mengembangkan ilmunya
o Amerika memiliki trahapan-tahapan dalam pendidikan
DAFTAR PUSTAKA