Anda di halaman 1dari 28

SISTEM PENDIDIKAN DI AMERIKA

SERIKAT
Kelompok 3

1.DEWI SARTIKA BR.MALAU(20150004)

2.IKE THERESIA HANDAYANI BR.PANJAITAN(20150008)

3.NATALIA PERBINA BR.TARIGAN(20150012)

4.ASRUL DAVID MAIKEL MALAU(20150028)

5.VICTORY DEPARI(20150044)
Pendidikan di Amerika Serikat
PENGANTAR ; Pendidikan di Amerika Serikat abad ke-19 dan abad ke-20

Pendidikan Pertengahan Abad 19: Periode Reformasi


Pada abad 19 “Public School” tersebar luas di seluruh Amerika, tetapi ironisnya tenaga
pendidik dan fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan ketika itu sangat minim. Dalam
perkembangan selanjutnya, terjadilah reformasi di bidang pendidikan yang berhasil memunculkan
gerakan yang bisa mempersatukan kelompok-kelompok sosial yang berbeda keinginannya.
Keberhasilan gerakan tersebut mendukung perkembangan “Public School”. Pada tengah abad 19
“Public School” dirancang untuk memberikan pendidikan dasar umum sehingga lulusannya
diharapkan mampu berpartisipasi dalam kehidupan politik dan dapat memasuki dunia kerja.
Pendidikan Awal Abad 20: Priode progressive
Pada zaman progressive terjadi sentralisasi pengawasan dan elaborasi dalam sistem
pendidikan “Common School”. Para ahli pendidikan menggunakan kekuatan negara untuk
memperkuat posisi, misalnya untuk memperoleh sertifikasi, dana, standarisasi fasilitas dan
kurikulum. Pada masa ini muncul pemikiran bahwa “Common School” tidak hanya membekali
siswanya dengan pendidikan dasar di bidang 3 R (reading, writing, aritmathic) dan pendidikan
moral saja, tetapi juga diharapkan mampu menyiapkan siswa secara langsung agar dapat
melakukan peranan dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian sekolah merupakan suatu
lembaga yang menjadi pintu gerbang untuk mengarahkan siswa kearah dunia kerja.
A. SISTEM PENDIDIKAN DI AMERIKA SECARA UMUM

1. Susunan Pendidikan Tak jauh berbeda


dengan di Indonesia, sistem pendidikan dasar atau wajib di Amerika Serikat adalah 12 tahun atau 12 grade. Mulai dari
sekolah primer kindergarten (sekolah persiapan) atau dari elementary school, lalu berlanjut ke sekolah
sekunder.Sekolah dasar dan menengah wajib bagi seluruh pelajar di Amerika Serikat. Namun, jenjang usia dimulainya
pendidikan berbeda-beda di setiap negara bagian. Ini bergantung pada kebijakan pendidikan yang berlaku.

• Pendidikan Dasar :Pendidikan dasar di Amerika Serikat berjenjang dari Kindergarten hingga Fithh grade
(Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang hingga Fourth grade (kelas 4), Sixth grade (kelas 6)
atau eighth grade (kelas 8) tergantung sistem kurikulum pada school district tersebut. Kurikulum
pembelajaran dipilih oleh school district mengacu pada standar pembelajaran di Negara bagian
tersebut. Standar pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai oleh School district yang harus
mengacu pada AYP (Adequate yearly program).


• Sekolah sekunder ( sekolah Menengah ) : Jenjang pendidikan menengah di Amerika Serikat dibagi menjadi
dua tahap, yaitu ;
a. Jenjang pendidikan pada middle school/ junior high (kelas 6, 7, 8) mulai pada jenjang sixth, seventh, eighth
grade ditentukan oleh faktor demografi seperti jumlah usia siswa sekolah menegah. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan populasi siswa sekolah yang stabil. Pada jenjang ini, siswa diberikan kebebasan untuk memilih
mata pelajaran yang dikehendaki dan menggunakan sistem kelas berpindah (moving class).
b. Senior High (kelas 9,10,11,12) adalah jenjang lanjutan setelah
middle school/ junior high, biasanya Jenjang ini dimulai dari ninth grade (freshman), tenth grade (sophomores),
eleventh grade (Juniors), twelfth grade (seniors). Perlu diketahui bahwa jenjang middle school (Junior
high) dan Senior high berbeda-beda di setiap Negara bagian, mengacu pada demografi usia siswa di Negara
bagian tersebut.
Tingkat Pendidikan Tinggi
• Tingkat Pertama: Undergraduate S1
1. Pada tingkat pendidikan S1, rata-rata memerlukan waktu empat tahun untuk memperoleh gelar bachelor.
Kamu bisa memulai pendidikan untuk mengejar gelar bachelor di community college, yakni perguruan tinggi 2
tahun atau di universitas bermasa studi 4 tahun.
2. Dalam dua tahun pertama, kamu wajib mengambil kelas-kelas prasyarat seperti literatur, sains, ilmu sosial,
seni, sejarah, dan lain-lain. Harapannya, hal ini akan menentukan pilihanmu dalam mengkhususkan
pembelajaran di bidang studi yang lebih spesifik.
• Tingkat Kedua: Graduate atau Pascasarjana untuk Master (S2) dan Doktoral (S3)
1. Program graduate untuk gelar master pada umumnya memerlukan waktu studi selama satu atau dua tahun.
Contohnya seperti MBA (Master Bisnis), yaitu program yang sangat populer dan memerlukan masa studi dua
tahun. Program-program master lainnya seperti jurnalisme, hanya memakan waktu satu tahun.
2. Sebagian besar program-program master dan doktoral melaksanakan pembelajaran di dalam ruang kelas.
Mahasiswa pascasarjana harus mempersiapkan penelitian yang cukup panjang dengan
sebutan master’s thesis (tesis master) atau melengkapi penelitian master’s project (proyek master).
3. Untuk program doktoral, dalam dua tahun pertama sebagian besar kandidat mendaftar pada kelas-kelas
pilihan yang lebih spesifik dan kelas seminar. Lalu, berlanjut satu tahun untuk penelitian dan menulis tesis atau
disertasi yang terdiri dari pandangan, rencana, atau riset yang belum pernah terpublikasi.
4. Pelajar yang melanjutkan pada tingkat ini biasanya karena ingin fokus untuk melanjutkan karier atau pekerjaan
yang lebih spesifik.
Tahun Akademik
1. Kalender akademik biasanya mulai sejak musim gugur atau setelah libur musim panas pada bulan Agustus atau
September. Kemudian, dilanjutkan sampai bulan Mei atau Juni. Itu sudah termasuk libur musim dingin dan
akhir dari tahun akademik biasanya jatuh saat musim panas.
2. Tahun akademik terdiri dari dua waktu atau term yang akrab kita kenal dengan sebutan semester. Beberapa
perguruan tinggi menggunakan tiga term yang disebut sebagai sistem trimester.
3. Sebagian lagi menggunakan sistem kuarter dari empat term, termasuk sesi sekolah pilihan di musim panas.
Namun, sesi atau sekolah pada musim panas tidak terhitung karena tahun akademik terdiri dari dua semester
atau tiga term kuarter.
Struktur Penilaian Pendidikan
1. Di Amerika Serikat, sistem penilaian dalam transkrip akademik menggunakan nilai (grade) dengan
sebutan Grade Point Average (GPA) atau yang biasa kita kenal sebagai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Mata
pelajaran biasanya dinilai dengan menggunakan persentase yang nantinya akan diubah ke dalam penilaian
huruf.
2. Rata-rata pelajar di Amerika Serikat sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat
selanjutnya, akan menemui penasihat pendidikan atau konselor terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar mereka
mendapatkan bimbingan dalam memutuskan apakah mereka layak memasuki bidang pendidikan terkait di
tingkatan selanjutnya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan di Amerika Serikat
Sistem pendidikan Negara Amerika Serikat dipengaruhi oleh berbagai hal adalah: faktor
sejarah, faktor geografi dan faktor demografi, faktor kependudukan, faktor gender dan faktor
perilaku. Faktor-factor yang mempengaruhi pendidik di Amerika (Agustiar Syah Nur: 2001, 13)
sebagai berikut:

A. Faktor Sejarah
Penduduk pertamanya atau asli Negara Amerika Serikat adalah Indian. Tetapi, penduduk
Indian semakin tahun semakin berkurang jumlahnya. Misalnya tahun 1999 berkurang sekitar 2
juta atau 1% dari penduduk asli di daerah Alaska. Sementara imigran pertama (di luar Indian)
datang dari Britania, disusul kemudian dari Jerman, Skandinavia, Eropa Selatan dan Eropa Timur.
Imigran terus berkembang berdatangan ke Amerika Serikat, tidak hanya dari Negara-negara Eropa,
tetapi juga dari Negara-negara Asia, Amerika tengah dan Amerika selatan. Di samping itu,
keturunan para budak yang diimpor dari benua Afrika, di masa lalu, membentuk kelompok
minioritas kulit hitam yang jumlahnya cukup signifikan. Penduduk kulit putih itu yang dianggap kelompok
minioritas mencapai kurang lebih 87%, sementara penduduk kulit hitam 11% dan
imigran Asia dan lan-lain 2%.
B. Faktor Geografis dan Demografis
Kombinasi karakteristik geografis dan demografis tercatat
sebagai berikut:
Pertama, negara bagian Alaska adalah daerah paling luas
sekitar 590.000 mil tetapi berpenduduk yang terkecil
jumlahnya, yaitu sekitar 406,00 orang. Alaska bagian Rhode
Island yang merupakan yang terkecil, luas daerahnya sekitar
1,214 mil dan berpenduduk terpadat di Amerika Serikat yaitu
mendekati 1.000 jiwa per kilometer persegi.
Kedua, negara bagian California berpenduduk kurang lebih
33 juta orang, yang tertinggi di antara Negara-negara bagian,
dengan kepadatan penduduk hanya sekitar 195 orang per
kilometer persegi.
Ketiga, New York, Washington, D,C., Chicago, Detroit dan
Los Angeles adalah daerah padat tetapi tempat
terkonsentrasinya para penganggur, orang-orang miskin,
orang-orang yang tidak bisa berbahasa Inggris dan minioritas
etnis yang diiringi pula oleh masalah-masalah soial ekonomi.
C. Faktor`Kependudukan
Ada tiga masalah kependudukan adalah:

Pertama, besarnya jumlah anggota keluarga di Amerika Serikat


menentukan kebijaksaan pendidikan. Perkembangan jumlah
keanggotaan keluarga menurun secara drastis. Pada tahun 1970,
besarnya keluarga rata-rata 3,61 %, menurun
menjadi 3,37% dalam tahun 1977, menjadi 2,63% dalam tahun
1990, dan cenderung terus menurun.

Kedua, masalah kependudukan lain ialah semakin berkurangnya


orang yang bergerak di bidang pertanian sebagai buruh pengasuh
pertanian (blue-collar) dan kira-kira 50% penduduk bekerja sebagai
“white-collar”, mulai dari juru tulis sampai pada tenaga-tenaga
yang professional. Jumlah tenaga kerja wanita juga semakin
meningkat, sementara tingkat pengangguran relative masih tinggi
(4,5% pada tahun 1998).
Ketiga, pendidikan di Amerika Serikat
dilandasi oleh pemikiran bahwa pendidikan
harus menyeluruh untuk pria dan wanita,
orang kaya maupun miskin. Pendidikan juga
tidak boleh mempersoalkan masalah
perbedaan agama, ras, golongan, dan etnik.
Sesuai paham kapitalis yang dianutnya, maka
penyelenggaraan pendidikan di Amerika
Serikat lebih memberikan kesempatan
kepada masyarakat luas untuk berpartisipasi
di dalamnya. Degradasi budaya dan moral
bangsa mengisyaratkan betapa pentingnya
pendidikan yang berkebudayaan.
D. Faktor Perilaku
Dimyati yang dikutip oleh Udin Syaud dan Nur Aedi (2007: 2) ada seperangkat nilai yang
merupakan sumber perilaku dan sikap orang Amerika yang mempengaruhi pendidikannya yaitu:
1. berorientasi pada prestasi kerja individual.
2. bekerja atau melakukan kegiatan sebagai nilai kesusilaan.
3. berorientasi pada efisiensi, nilai praktis dan kegunaan.
4. berorientasi pada masa yang akan datang sebagai suatu kemajuan, oleh karenanya harus bekerja keras.
5. percaya bahwa dengan rasionalitas dan ilmu pengetahuan orang akan dapat menguasai lingkungan.
6. berorientasi pada keuntungan material.
7. berorientasi pada nilai kesamaan derajat di bidang kesempatan pada berbagai bidang kehidupan.
8. berorientasi pada kemerdekaan
9. berorientasi pada nilai kemanusiaan, dalam arti membantu yang lemah
Tujuan Sistem Pendidikan Amerika
Tujuan sistem pendidikan Amerika secara umum dirumuskan sebagai berikut:
(1) Untuk mencapai kesatuan dalam kebinekaan.
(2) Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi.
(3) Untuk membantu pengembangkan individu; (4) Untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat, dan
(5) Untuk mempercepat kemajuan nasional.

Di luar 5 tujuan tersebut, Amerika Serikat mengembangkan visi dan misi pendidikan gratis bagi anak usia sekolah untuk
masa 12 tahun pendidikan awal, dan biaya pendidikan relatif murah untuk tingkat pendidikan tinggi
Landasan Filosofis Pendidikan “Transcendentalisme” dan “Pragmatisme”
Iwan Sunarya Panjaitan (2013: 4) mengatakan bahwa berdasarkan letak geografi,
pembentukan lahirnya Amerika dari bangsa-bangsa asing yang mendiaminya, paham kapitalis,
dan nilai karakter orang Amerika, maka dapat mempengaruhi lahirnya filsafat pendidikan yang
dirumuskannya. Ada dua aliran filsafat “Transcendentalisme” dan “Pragmatisme” yang
mempengaruhi filsafat pendidikan di Amerika.

Pertama, Transcendentalisme. Transcendentalisme mengekspresikan hal-hal yang


berkenaan dengan kebudayaan, yang hidup, dinamis dan progresif. Pendidikan Amerika berpijak
pada landasan kependidikan yang berupa: pemikiran kefilsafatan, keilmuwan dan wawasan-
wawasan lain (Dimyati, 1988).

Kedua, Filsafat Pendidikan Pragmatisme. Tokoh yang mengembangkan filsafat


pragmatisme adalah John Dewey. Pragmatisme merupakan doktrin bahwa tes akhir dari sesuatu
baik bergantung pada apakah sesuatu itu bekerja dan bermanfaat atau tidak. Terdapat dua
pandangan mengenai tujuan pendidikan dari aliran pragmatisme, yaitu: konsep sosial dan konsep
kreatif. Dewey berpendapat bahwa pendidikan harus mengajarkan seseorang tentang
bagaimana berpikir dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Dengan demikian maka sekolah harus bertujuan mengembangkan pengalaman-pengalaman
tersebut yang akan memungkinkan seseorang terarah kepada kehidupan yang baik (Simanjuntak,
2013: 30)
Kedua, Filsafat Pendidikan Pragmatisme. Tokoh yang
mengembangkan filsafat
pragmatisme adalah John Dewey. Pragmatisme
merupakan doktrin bahwa tes akhir dari sesuatu baik
bergantung pada apakah sesuatu itu bekerja dan
bermanfaat atau tidak. Terdapat dua pandangan
mengenai tujuan pendidikan dari aliran pragmatisme,
yaitu: konsep sosial dan konsep kreatif. Dewey
berpendapat bahwa pendidikan harus mengajarkan
seseorang tentang bagaimana berpikir dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat. Dengan demikian maka sekolah
harus bertujuan mengembangkan pengalaman-
pengalaman tersebut yang akan memungkinkan
seseorang terarah kepada kehidupan yang baik
(Simanjuntak, 2013: 30)
B. Kurikulum Pembelajaran

Siswa diwajibkan mengambil sejumlah mata pelajaran wajib (mandatory subjects) dan
memilihi mata pelajaran pilihan (electives) adalah:
Pertama, Mata Pelajaran Wajib (mandatory subjects) meliputi:
(1) Science (Ilmu pengetahuan alam) meliputi: Biologi, Kimia dan Fisika.
(2) Mathematics (Matematika) meliputi: aljabar, geometri, pre-calculus dan statistika.
(3) English (pelajaran bahasa inggris) meliputi: sastra, humaniora, mengarang dan verbal (praktek).
(4) Physical education (Olahraga).
Kedua, Mata Pelajaran Pilihan (electives) meliputi:
(1) Atletics meliputi: cross country,football, basketball, track and field, swimming, tennis, gymnastics, waterpolo,
soccer, softball, wrestling, cheerleading, volleyball, lacrosse, ice hockey, fieldhockey, crew, boxing,
skiing/snowboarding, golf, mountain biking dan marching band.
(2) Career and Technical Education meliputi: agriculture (agriscience), Business (Marketing), Family and Consumer
Science, Health languages.
(3) Computer word processing meliputi: Languages and design.
(4) Foreign Languages meliputi: bahasa Spanyol dan Perancis (umum), Cina, Latin, Yunani, Jerman,
itali dan Jepang (tidak umum).
(5) Performing Arts (Visual Arts) meliputi: paduan suara, band, orchestra, drama, seni rupa, fotografi, ceramics dan
dance.
(6) Publishing meliputi: Journalisme (Koran siswa), buku tahunan dan majala siswa.
Jenis Jenis Kurikulum Pendidikan Amerika Serikat
Berikut adalah daftar jenis-jenis kurikulum yang ada di Amerika:
1. Kurikulum Formal dan Informal
Para siswa di sekolah mendapatkan kurikulum formal dan informal. Kurikulum formal lebih sering digunakan
daripada kurikulum informal. Akan tetapi, kurikulum informal juga penting untuk diterapkan.Contoh kurikulum
formal yang diterapkan dalam pendidikan di Amerika Serikat adalah pada buku teks. Sementara contoh kurikulum
informal yang digunakan adalah tentang mendidik para siswa agar punya perilaku sopan dan santun.
2. Kurikulum Tersembunyi
Kurikulum tersembunyi dikembangkan oleh Philip Jackson pada tahun 1968 melalui buku yang ia tulis yaitu Life in
Classroom. Ia menyebutkan bahwa kurikulum tersebut merupakan budaya dan nilai menonjol siswa dan guru pada
suatu sekolah.
3. Kurikulum Nol
Prinsip dari kurikulum nol berhubungan erat dengan kurikulum tersembunyi. Kurikulum ini mengacu pada pelajaran
yang diberikan secara tidak sengaja. Disebutkan oleh Eisner pada tahun 1985 bahwa kurikulum nol dibagi dalam
dua bagian.Pertama, yaitu proses kognitif dan materi pelajaran lebih diutamakan untuk diajarkan, baik yang ada
pada kurikulum formal ataupun tidak. Misalnya, untuk mendidik anak-anak TK menghafal abjad, maka guru bisa
menggunakan cara hafalan depan kelas, atau guru bisa mengulang-ulang materi di depan kelas.
4. Jarak Fisik
Menurut beberapa pendidik, apa yang terjadi saat di sekolah merupakan bagian dari kurikulum. Desain fisik sekolah
juga termasuk kurikulum pendidikan di Amerika. Pada abad ke-19, desain sekolah dibuat mirip gereja dan candi.
Tujuannya adalah sekolah sebagai candi atau katredal pengetahuan.
C. Sistem Evaluasi
3. Sistem Evaluasi

A. Evaluasi Belajar Nasional


Sekolah wajib secara teratur mengevaluasi siswa dan melaporkan hasil evaluasi secara periodik untuk para siswa
dan orang tua mereka. Secara umum, para siswa dan prestasi belajarnya secara teratur dinilai oleh sekolah dengan
menggunakan berbagai tes. Tes-tes ini diselenggarakan oleh sekolah secara desentralisasi. Secara nasional,
kemampuan belajar siswa K12 dievaluasi oleh institusi yang disebut  National Assessment of Educational Progress
(NAEP) yang merupakan program dari Departemen Pendidikan. Program ini merupakan satu-satunya program yang
secara menerus mengevaluasi kemampuan siswa secara nasional untuk berbagai bidang studi. 
B. Evaluasi Belajar Lokal
Secara lokal, State juga melakukan evaluasi terhadap siswa di berbagai sekolahan di District atau County di wilayah
State. Evaluasi tidak merupakan kewajiban, tetapi sangat disarankan dan didorong dengan adanya No Child Left
Behind Act. Berdasarkan Undang-Undang ini, maka sekolah sekolah yang baik akan bisa mendapatkan bantuan dari
Pemerintah Federal. State dalam melakukan evaluasi juga menggunakan lembaga swasta seperti ETS. Independensi
lembaga swasta seperti ETS ini sangat dijamin.  Hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan internal dan menentukan
sekolah mana yang akan mendapat penghargaan atau sekolah mana yang masih harus terus diperbaiki oleh State
dan County. Hasil dari evaluasi dimasukkan dalam laporan yang disebut sebagai  Nation’s Report Card yang
memungkinkan perbandingan dari kualitas pendidikan di berbagai State. Laporan ini juga digunakan untuk
perbandingan kualitas sekolah yang dievaluasi terhadap kualitas nasional, atau perbandingan antar State. Penilaian
dilakukan secara periodik dalam mata pelajaran Matematika, Membaca, Ilmu Pengetahuan, Menulis, Seni,
Kewarganegaraan, Ekonomi, Geografi dan Sejarah AS .NAEP bekerja sama dengan ETS (Educational Testing Service),
sebuah lembaga privat yang melakukan evaluasi secara nasional. Hasil tes dimasukkan ke dalam statistik
pendidikan di Amerika, tapi tidak digunakan untuk terminal penilaian. 
C. Evaluasi masuk Perguruan Tinggi
Untuk penilaian untuk masuk universitas, semua anak harus mengikuti tes yang bersifat nasional, yaitu SAT atau
Scholastic Assessment Test. SAT dikembangkan oleh lembaga swasta yang bernama College Board, yang digunakan
untuk menilai kesiapan siswa untuk masuk universitas. SAT digunakan bersama dengan tulisan esai untuk seleksi
masuk ke universitas. Selain SAT, ada juga yang menggunakan ACT atau bahkan ada juga yang menggunakan
keduanya, SAT dan ACT. ACT singkatan dari American College Testing. ACT sudah digunakan sejak tahun 1959 dan
menilai mata uji yang lebih banyak dari SAT. Mata pelajaran yang diujikan, antara lain bahasa Inggris, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam.
ACT dan SAT adalah tes yang menilai kemampuan siswa, namun keduanya berbeda dalam kontruksinya. ACT
menilai kemampuan yang sesuai dengan kurikulum SMA. Sementara, SAT menilai berdasarkan pengetahuan umum
dan penalaran kuantita Di AS tidak ada peraturan secara nasional mengenai sertifikasi guru, walaupun secara
nasional guru harus bersertifikat. Sertifikasi guru berbeda di tiap State. Peraturan dan prosedur sertifikasi di
tentukan oleh State Department of Education (Kantor Wilayah Pendidikan).
D. Kualifikasi Guru
1. Teachers are Committed to Students and Their Learning (Guru yang berkomitmen pada siswa dan
pembelajaran mereka ) mencakup :
a. penghargaan guru terhadap perbedaan individual siswa,
b. pemahaman guru tentang perkembangan belajar siswa,
c. perlakuan guru terhadap seluruh siswa secara adil,dan
d. misi guru dalam memperluas cakrawala berfikir siswa.

2. Teachers Know the Subjects They Teach and How to Teach Those Subjects to Students (guru yang
mengetahui mata pelajaran yang mereka ajarkan dan bagaimana mengajarkan mata pelajaran tersebut
kepada siswa ) mencakup :
a. apresiasi guru tentang pemahaman materi mata pelajaran untuk dikreasikan, disusun dan dihubungkan
dengan mata pelajaran
b. kemampuan guru untuk menyampaikan materi pelajaran
c. mengembangkan usaha untuk memperoleh pengetahuan dengan berbagai cara (multiple path).
3. Teachers are Responsible for Managing and Monitoring Student Learning (guru yang efektif mengelola dan
memantau pembelajaran siswa, ) mencakup:
a. penggunaan berbagai metode dalam pencapaian tujuan pembelajaran,
b. menyusun proses pembelajaran dalam berbagai setting kelompok (group setting), kemampuan untuk
memberikan ganjaran (reward) atas keberhasilan siswa,
c. menilai kemajuan siswa secara teratur, dan
d. kesadaran akan tujuan utama pembelajaran.

4. Teachers Think Systematically About Their Practice and Learn from Experience (guru yang berpikir secara
sistematis tentang praktik mereka dan belajar dari pengalaman,) mencakup:
a. Guru secara terus menerus menguji diri untuk memilih keputusan-keputusan terbaik,
b. guru meminta saran dari pihak lain dan melakukan berbagai riset tentang pendidikan untuk meningkatkan
praktek pembelajaran.
5. Teachers are Members of Learning Communities (guru yang yang terlibat secara efektif sebagai anggota
komunitas belajar ) mencakup :
a. guru memberikan kontribusi terhadap efektivitas sekolah melalui kolaborasi dengan teman sejawat (guru, dosen)
serta kalangan profesional lainnya,
b. guru bekerja sama dengan tua orang siswa,
c. guru dapat menarik keuntungan dari berbagai sumber daya masyarakat.
 
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/3
48350040_EDUCATION_SYSTEMS_IN
_THE_UNITED_STATES_OF_AMERIC
A

https://myskill.id/blog/masa-kuliah/siste
m-pendidikan-amerika/

https://
anwar-math.blogspot.com/2015/04/siste
m-evaluasi-di-amerika.html?m=1

https://www.gurusumedang.com/2021/0
7/5-standar-kompetensi-guru-profesion
al.html
Dewi Sartika( Ike Theresia( Natalia Tariga Asrul Malau( Victory Depar
20150004) 20150008) n(20150012) 20150028) i(20150044)

Anda mungkin juga menyukai