c. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi dari Pendidikan Malaysia adalah sebagai berikut:
1) Ujian Penilaian Sekolah Rendah (UPSR)
2 Penilaian Menengah Rendah (PMR), diadakan saat tahun 3 sekolah menengaH.
3) Sijil Pelajaran Malaysia (SPM), diadakan saat 5 tahun sekolah menengah
4) Sertifikat Tinggi Persekolahan Malaysia (STPM), diadakan saat tahun 6 sekolah
menengah
B. Profil Kurikulum Pendidikan dasar/SD di negara Singapura
1. System Pendidikan Singapura
Sistem Pendidikan Singapura bertujuan untuk menyediakan pengetahuan dasar
dan agama bagi murid-murid. Untuk menyatukan keberagaman karasteristik perbedaan ras
dan budaya di Singapura, keberagaman bahasa, setiap siswa belajar Bahasa Inggris sebagai
bahasa keseharian. Siswa juga belajar Bahasa Ibu mereka (China, Malaysia dan
Tamil/Thailand) untuk membantu mereka mempertahankan identitas, budaya, warisan, dan
nilai-nilai bangsa.
c. Evaluasi pembelajaran
Di Belanda, hampir semua murid sekolah dasar naik kelas secara
otomatis dari satu grade ke grade yang lebih tinggi. Kelulusan dari sekolah dasar
diperoleh melalui sertifikat atau ijazah berdasarkan tes yang disusun oleh sebuah
lembaga tes pusat (CITO). Pada tingkat pendidikan menengah ujian akhir sekolah
terdiri dari 2 bagian, ujian sekolah dan ujian yang bersifat nasional yang ditempuh
pada tahun terakhir dan dilaksanakan secara serentak.
D. Profil Kurikulum Pendidikan dasar/SD di negara Korea Selatan
1. System Pendidikan
Pendidikan dasar di negara Korea Selatan berlangsung selama 6 tahun.
Pendidikan di Korea Selatan dilaksanakan dalam beberapa jenjang. Untuk jenjang
Pendidikan dasar disebut dengan Pendidikan primer.
c. Evaluasi Pembelajaran
1) Mengevaluasi untuk layanan khusus
2) Menilai keterampilan akademik dan bakat untuk belajar
3) Tentukan perkembangan sosial-emosional dan status kesehatan mental
4) Mengevaluasi lingkungan belaja
E. Profil Kurikulum Pendidikan 2. Kerangka Dasar Kurikulum Jenjang
Dasar/SD di negara Jepang Pendidikan Dasar
1. System Pendidikan Jepang a. Mata Pelajaran
Sekolah Pendidikan dasar di Jepang 1) Pengetahuan Dasar (Aritmatika, Pendidikan
berlangsung selama 6 tahun dan dijadikan Sosial dan Alam
sebagai dasar Pendidikan bagi seluruh system 2) Bahasa Jepang
sekolah. Siswa masuk sekolah dasar saat usia 6 3) Studi Terpadu/Sogo-Teki Na Gakushu No
tahun terhitung mulai dari 1 April. Sekolah Jikan
Dasar di Jepang akan mengelompokkan kelas 4) Bahasa Asing
berdasarkan usia anak sehingga tidak ada 5) Pendidikan Moral
pengulangan berdasarkan prestasi akademik. 6) Seni Musik, Seni Rupa, dan Kerajinan
Selain itu, bagi siswa yang cuti Panjang karena Tangan
sakit maupun alasan lain juga akan 7) Pendidikan Olahraga
dikelompokkan berdasarkan usia mereka. 8) Ekonomi Rumahan
b. System Pembelajaran
Jepang menerapkan wajib belajar sembilan tahun seperti halnya di
Indonesia, wajib belajar di Jepang terdiri dari SD dan SMP. Namun lain
dengan Indonesia, wajib belajar sembilan tahun benar-benar ditekankan oleh
pemerintah kepada semua penduduk yang tinggal di Jepang baik warga
negara Jepang maupun warga negara asing. Setiap orang tua yang
mempunyai anak berusia 6-15 tahun harus menyekolahkan anaknya. Apabila
terdapat orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya, maka sanksi hukum
dapat dikenakan kepada orang tua tersebut.
F. Profil Kurikulum Pendidikan Dasar/SD
di Negara Amerika Serikat 2. Kerangka Dasar Kurikulum Jenjang
1. System Pendidikan Amerika Serikat Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar di Amerika Serikat a. Mata Pelajaran
berjenjang dari Kindergarten hingga Fithh grade 1) Matematika
(Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang 2) Bahasa Inggris
hingga Fourth grade (kelas 4), Sixth grade (kelas 3) Sejarah dan Ilmu Sosial
6) atau eighth grade (kelas 8) tergantung sistem 4) Science
kurikulum pada school district tersebut. 5) Olahraga
Kurikulum pembelajaran dipilih oleh school 6) Kesenian
district mengacu pada standar pembelajaran di b. System Pembelajaran
Negara bagian tersebut. Standar pembelajaran 1) 20-30 siswa per kelas
adalah tujuan yang harus dicapai oleh School 2) 6,5 sampai 7 jam di dalam kelas
district yang harus mengacu pada AYP 3) Guru sekolah dibekali pendidikan lanjutan
(Adequate yearly program). mengenai perkembangan cognitive and
psychological development
c. Evaluasi Pembelajaran
Secara lokal, State juga melakukan evaluasi terhadap siswa di berbagai
sekolahan di District atau County di wilayah State. Evaluasi tidak merupakan kewajiban,
tetapi sangat disarankan dan didorong dengan adanya No Child Left Behind Act.
Berdasarkan Undang-Undang ini, maka sekolah sekolah yang baik akan bisa
mendapatkan bantuan dari Pemerintah Federal.
State dalam melakukan evaluasi juga menggunakan lembaga swasta seperti
ETS. Independensi lembaga swasta seperti ETS ini sangat dijamin. Hasil evaluasi
digunakan untuk perbaikan internal dan menentukan sekolah mana yang akan mendapat
penghargaan atau sekolah mana yang masih harus terus diperbaiki oleh State dan County.
G. Profil Kurikulum Pendidikan Dasar/SD di Negara Finlandia
1. Sistem Pendidikan Finlandia
Di Finlandia, pendidikan dianggap sebagai hak dasar semua warga negara, dan
tujuan utama kebijakan pendidikan Finlandia adalah untuk menawarkan semua warga
negara kesempatan yang sama untuk menerima pendidikan, tanpa memandang usia,
kebangsaan, tempat tinggal, situasi keuangan, atau bahasa ibu. Pemerintah Finlandia
menentukan tujuan umum pendidikan dasar dan alokasi waktu pembelajaran di antara mata
pelajaran yang berbeda.
c. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi belajar siswa dilakukan secara berkelanjutan oleh guru terkait, dan
laporan hasil belajar diberikan setidaknya sekali dalam satu tahun akademis. Hasil evaluasi
inilah yang digunakan untuk menentukan arah pembelajaran siswa selanjutnya di tingkat
menengah atas. Evaluasi ini juga dimaksudkan untuk menjadi bahan masing-masing siswa
untuk memahami area-area pengembangan dirinya ke depannya dan menumbuhkan minat
pembelajaran mandiri. Setelah menyelesaikan Pendidikan Dasar 9 tahun, siswa mendapat
sertifikat kelulusan.
02
Kurikulum yang
Relevan dengan
Kebutuhan Indonesia
A. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI merupakan standar untuk satuan pendidikan dalam merancang kurikulum
yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, serta menghasilkan lulusan yang memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dunia kerja. Prinsip dasar yang
dikembangkan dalam KKNI adalah menilai unjuk kerja seseorang dalam aspek-aspek
keilmuan, keahlian dan keterampilan sesuai dengan capaian pembelajaran.
Perancangan Kurikulum Pendidikan tentu saja perlu melewati beberapa tahapan,
agar hasil belajar peserta didik dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam Fatirul & Walujo (2022) memaparkan ada 10 langkah dalam tahapan perancangan
Kurikulum Pendidikan berdasarkan KKNI, antara lain:
1) Mengidentifikasi Capaian Pembelajaran Lulusan pada sebuah mata pelajaran/mata kuliah
dan merumuskannya pada Capaian Pembelajaran Lulusan Mata Pelajaran/Mata Kuliah yang
bersifat lebih spesifik, serta sub Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran/Mata Kuliah yang
merupakan kemampuan akhir yang direncanakan;
2) Melakukan analisis pembelajaran untuk memberikan gambaran tentang apa yang akan
dipelajari oleh peserta didik;
3) DLL
B. Kurikulum Merdeka
Merdeka belajar merupakan bagian dari kebijakan baru yang ditetapkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Menurut
Nadiem, bahwa kebijakan kurikulum terkait merdeka belajar harus dilakukan penerobosan
awal terlebih dahulu kepada para pendidik sebelum hal tersebut disampaikan atau
diterapkan kepada peserta didik.
Penerapan sistem pembelajaran yang menekankan pada pembentukan karakter
peserta didik maka bentuk penilaian yang terjadi juga tidak hanya sebatas akademik, namun
lebih menekankan bagaimana karakteristik peserta didik masing-masing. Dengan demikian
sistem kebijakan baru terkait dengan kurikulum merdeka ini diharapkan dapat membentuk
peserta didik yang memiliki kecakapan hidup yang dapat diimplementasikan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Dalam bidang kurikulum 1. Memahami karakteristik satuan
setidaknya terdapat 3 pola desain, yaitu pendidikan
sebagai berikut: 2. Menyusun visi, misi, dan tujuan satuan
1. Subject centered design, yaitu desain pendidikan
kurikulum yang berpusat pada bahan ajar. 3. Melakukan perencanaan mencakup ATP,
2. Learner centered design, yaitu desain asesmen, modul ajar, media ajar, juga
kurikulum yang mengutamakan peranan program prioritas satuan pendidikan
peserta didik. 4. Melakukan pemetaan pembelajaran: baik
3. Problems centered design, yaitu desain muatan kurikulum, beban belajar, program
kurikulum yang berpusat pada intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan
masalahmasalah yang dihadapi dalam kokurikuler (Projek Penguatan Profil
masyarakat. Pelajar Pancasila/ P5)
5. Merencanakan sistem pendampingan,
Berikut langkah-langkah evaluasi, dan pengembangan profesional
pengembangan kurikulum merdeka pada
satuan pendidikan:
C. Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan adalah desain sistematis dari sumber daya
manusia, metode, dan media untuk mengejar tujuan pendidikan. Ini
mencakup teknologi instruksional yang berfokus pada pengembangan dan
penggunaan media dan proses belajar untuk meningkatkan kinerja peserta
didik, serta teknologi manajemen yang berfokus pada penggunaan teknologi
untuk mengelola dan meningkatkan sistem pendidikan secara keseluruhan.
D. Desain Kurikulum Berbasis Budaya
Desain kurikulum berbasis budaya merupakan sebuah desain kurikulum yang
berorientasi pada penyiapan lulusan yang berbudaya. Berbudaya berarti setiap individu
mampu menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang
berkembang di masyarakat. Nilai-nilai kemanusiaan yang berlaku dan diakui masyarakat
dijadikan acuan untuk menentukan materi, proses, dan sistem evaluasi.