Anda di halaman 1dari 15

TUGAS II

TUTORIAL MPDR5302
STUDI KOMPARATIF PENDIDIKAN DASAR
DI BERBAGAI NEGARA

N. CHANIA ZAMZANI
NIM: 530067563

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
1. Sistem Pendidikan ASEAN dan Asia Pasifik
A. Sistem pendidikan Indonesia
Salah satu cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagai landasan pokok pada bidang
Pendidikan sebagai tujuan pendidikan nasional utama yang tercantum pada Pembukaan
UUD 1945 alinea keempat, adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sehingga dapat
dikatakan bahwa orientasi cita-cita bangsa Indonesia akan pendidikan yang berkualitas
serta adanya pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia untuk
mewujudkan kehidupan yang cerdas diantara penduduknya.
Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia secara lebih rijit diatur dalam “UU Nomor
20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sitem pendiidkan nasional”. Fungsi pendidikan nasional
Indonesia swendiri adalah mengembangkan kapasitas dan membentuk kepribadian
serta peradaban negara Indonesia. mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan
tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sistem pendidikan Indonesia berada di bawah kewenangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kurikulum di Indonesia saat ini
adalah Kurikulum Merdeka, yang pengembangannya diserahkan kepada masing-masing
sekolah untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri atas:
a. PAUD (pendidikan usia dini) dilaksanakan sebelum sekolah dasar, terdiri atas TK/RA
(jalur pendidikan formal) dan KB/TPA (jalur pendidikan nonformal).
b. Pendidikan dasar, yang merupakan pendidikan yang wajib bagi semua warga negara,
terdiri atas Sekolah Dasar (6 tahun) dilanjutkan SMP (3 tahun).
c. Pendidikan menengah meliputi sekolah menengah umum (SMA/MA) dan sekolah
menengah kejuruan (SMK/MAK) yang dilaksanakan selama 3 tahun.
d. Pendidikan tinggi, meliputi program strata 1/sarjanah, starat 2/magister, doktor, dan
spesialis yang dilaksanakan perguruan tinggi. Normalnya untuk sarjana ditempuh
dalam waktu 4 tahun, magister 2 tahun, dan doktor yang pada umumnya ditempuh
dalam 2 tahun, sisanya untuk penelitian.
Indonesia saat ini berada pada posisi ke-108 di dunia. Sehingga masih banyak
peserta didik yang gagal untuk menyelesaikan pendidikan dasar sehingga masih
menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

B. Sistem Pendidikan di Malaysia


Perkembangan sistem Pendidikan di Malaysia selama tiga dasawarna, mengantar
Malaysia menjadi salah satu negara dengan kemajuan dunia Pendidikan yang lumayan
pesat. Sistem pendidikan di Malaysia merupakan wewenang dari Kementerian Pelajaran
Malaysia, sedangkan untuk perguruan tinggi diatur oleh Kementerian Pengajian
Malaysia.
Jenjang pendidikan di Malaysia terdiri atas:
a. Pendidikan prasekolah (tadika) bagi anak-anak pada umur 4-6 tahun. Pada tahap ini
tidak diwajibkan di Malaysia.
b. Pendidikan rendah, ditempuh selama 6 tahun untuk anak usia 6-12 thn dengan
muatan pelajaran yang wajib dan utama yaitu Bahasa Melayu dan Inggris.
c. Pendidikan menengah, berlangsung selama 5 tahun, di mana pelajar akan diberi
kebebasan untuk memilih bidang yang diminati.
d. Pendidikan pra-universiti, merupakan pendidikan khusus untuk pelajar yang akan
menempuh pendidikan lebih lanjut di tingkat pendidikan lebih tinggi di Malaysia,
ditempuh dalam waktu 6 bulan – 2 tahun.
e. Pengajian tinggi, adalah bentuk kegiatan pendidikan tinggi yang banyak terdapat
beapeserta didik atau subsidi yang cukup besar dari kerajaan.
Skor Indeks Pendidikan Malaysia adalah 0,671 dan menempati nomor 62 dalam
urutan rating pendidikan terbaik di dunia dan menempati urutan 3 pada tingkat Asia
Tenggara.

C. Sistem Pendidikan Singapura


Pendidikan di Singapura merupakan kewenangan Kementerian Pendidikan
Singapura. Tujuan dari sistem pendidikan Singapura adalah untuk memberikan
pengetahuan dasar dan agama kepada peserta didik. Kurikulum di Singapura disusun
berdasarkan pola pikir bahwa setiap peserta didik mempunyai kemampuan, minat dan
bakat yang special pada tiap individu. Program ini menggunakan pendekatan yang
fleksibel untuk membantu mengembangkan potensi siswa dan tidak dibebani dengan
hasil tes dalam hal nilai, angka, dan nilai sebagai ukuran pencapaian. Hal tersebut akan
memudahkan peserta didik untuk berkembang lebih dan lebih baik lagi dalam minat dan
kecakapan sosialnya.
Jenjang pendidikan di Singapura meliputi:
a. Kindergarten School (setara TK di Indonesia) untuk anak usia 3-6 tahun.
b. Primary School (setara SD) yang ditempuh dalam waktu 6 tahun, yang terbagi atas 4
tahun tahap dasar pertama (kelas 1-4) dan dua tahun orientasi (kelas 5-6). Terdapat
Primary School Leaving Examination bagi peserta didik yang akan menuju ke jenjang
pendidikan selanjutnya.
c. Secondary School yang ditempuh selama 4 atau 5 tahun, terbagi atas 4 jalur, yaitu:
Special (Express) School, Normal (Academic) School, Normal (Technical) School,
dan Integrated Programme Course. Kurikulum pada pendidikan lanjutan di Singapura
ini memuat duan bahasa yaitu: Bahasa Inggris dan Bahasa Daerah.
Singapura memiliki Indeks Pendidikan 0,768 yang menempati posisi kesembilan
dunia. Dengan demikian, singapura merupakan salah satu negara dengan sistem
pendidikan dengan mutu terbaik di tingkat ASEAN.

D. Sistem Pendidikan di Filipina


Filipina merupakan perpaduan dari tiga budaya, yakni Spanyol, Amerika, dan Asia.
Akulturasi budaya ini berpengaruh dalam bidang pendidikan, yakni suasana belajar yang
nyaman dan santai namun tetap serius dan fokus merupakan pengaruh dari budaya
Spanyol. Sedangkan pengaruh budaya Amerika terlihat dari tingkat kehadiran dan
partisipasi aktif dari pelajar yang tinggi. Dan tetap terihat budaya Asia yang memberikan
corak ras, cita rasa, dan pola pikir ketimuran pada umumnya.
Jenjang pendidikan Filipina meliputi:
a. Pra-pendidikan dasar, yang terdiri atas PAUD (anak-anak dengan usia 3-4 tahun), TK
(anak-anak dengan usia 4-5 tahun), dan Sekolah Persiapan SD (anak-anak yang
berusia 5-6 tahun).
b. Pendidikan dasar, terdiri atas 6 sampai 7 tingkat, meliputi tingkat dasar (3 tahun
pertama) dan tingkat lanjutan (3 atau 4 tingkat). Terdapat National Achievement Test
(NAT) untuk mengukur kompetensi sekolah, bukan mengukur kecerdasan peserta
didik.
c. Pendidikan menengah, ditempuh dalam waktu empat tahun untuk peserta didik
berusia 12-16 tahun yang terpusat pada tema atau muatan tertentu pada setiap
tingkat.
d. Pendidikan teknik dan kejuruan, merupakan pendidikan pasca sekolah menengah
berupa pendidikan teknik dan kejuruan, termasuk orientasi, pelatihan, dan
pengembangan keterampilan bagi kaum muda dan komunitas orang dewasa yang
menganggur.
e. Pendidikan tinggi, diklasifikasikan menjadi universitas dan perguruan tinggi negeri;
dan universitas dan perguruan tinggi lokal.
Dengan skor Indeks Pendidikan sebesar 0,610, Filipina menempati urutan ke-117
di dunia. Tingkat kegagalan peserta didik dalam menuntaskan sekolah di Filipina masih
termasuk tinggi, mencapai 24,2%, sedangkan penduduk yang sudah menuntaskan
pendidikan menengah sebesar 64%.

E. Sistem Pendidikan di Thailand


Sebagian besar pendidikan di Thailand dikelola oleh Kementerian Pendidikan
Thailand. Saat ini, sistem pendidikan di Thailand berdasarkan reformasi pendidikan
dalam UU Pendidikan Nasional tahun 1999. Terdapat perubahan yang signifikan pada
implementasi kebijakan yang seragam serta fleksibilitas dalam implementasiannya,
desentralisasi, penjaminan mutu, peningkatan kualitas guru, dan mobilisasi sumber
daya.
Adapun jenjang pendidikan di Thailand meliputi:
a. PAUD, untuk anak usia 3-6 tahun.
b. Pendidikan dasar selama 6 tahun untuk grade 1-6.
c. Pendidikan menengah pertama selama 3 tahun untuk grade 7-9.
d. Pendidikan menengah atas selama 3 tahun untuk grade 10-12.
Pada tingkat grade 7 sampai 12 terdapat pada satu instansi sekolah, sehingga
tidak perlu mendaftar lagi karena sudah terdaftar secara otomatis di sekolah tersebut.
Indeks Pendidikan di Thailand sebesar 0,608 yang merupakan urutan ke-89 di
dunia dan keempat di Asia Tenggara.

F. Sistem Pendidikan di Brunei Darussalam


Brunei Darussalam terkenal sebagai negara yang makmur di ASEAN. Negara ini
telah memperkenalkan dasar pendidikan dwibahasa di semua sekolah (bahasa Melayu
dan bahasa Inggris) sejak tahun 1984. Program pendidikan di Brunei Darussalam
bertujuan untuk menciptakan manusia yang berakhlak, beragama, dan menguasai
teknologi. Sistem pendidikan di negara ini tidak jauh berbeda dengan negara bekas
jajahan Inggris lainnya, yang dikenal dengan pola A7-3-2-2 (7 tahun tingkat dasar, 3
tahun tingkat menengah pertama, 2 tahun tingkat menengah atas, dan 2 tahun pra-
universitas).
Jenjang pendidikan di negara Brunei Darussalama meliputi:
a. Pendidikan dasar 7 tahun, dimulai dari tingkat TK selama 1 tahun untuk anak usia 5
tahun yang dilanjutkan kenaikan tingkat ke SD secara otomatis yang diikuti selama 6
tahun.
b. Pendidikan tingkat menengah pertama selama 3 tahun.
c. Pendidikan tingkat menengah atas selama 2 tahun kemudian pelajar harus
mengikuti ujian sebelum masuk ke pra-universitas.
d. Pendidikan pra-universitas, ditempuh selama 2 tahun.
Bagi lulusan SMA yang tidak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, dapat
melanjutkan pendidikan di SMK untuk mendapatkan akses langsung ke dunia kerja.
Indeks Pendidikan di Brunei Darussalam sebesar 0,692 menempati urutan 30 di dunia
dan kedua di Asia Tenggara. Biaya pendidikan yang meliputi penginapan, makanan,
buku, dan transportasi semuanya ditanggung oleh pemerintah.

G. Sistem Pendidikan di Vietnam


Pendidikan Vietnam secara nasional dikelola oleh Departemen Pendidikan dan
Pelatihan Vietnam. Kementerian Pendidikan dan Pelatihan Vietnam mengawasi seluruh
aspek sistem pendidikan, meliputi kurikulum, pembuatan buku ajaran, persyaratan
masuk, pemberian sertifikat, dan ijazah.
Jenjang pendidikan di Vietnam meliputi:
a. Pra-sekolah atau taman kanak-kanak, tingkat ini bersifat opsional untuk anak mulai
usia 18 bulan.
b. Pendidikan dasar (setingkat SD), bersifat wajib mulai usia 6-11 tahun yang ditempuh
selama 5 tahun.
c. Sekolah menengah, terbagi atas dua program, yakni rendah menengah (untuk
peserta didik berusia 11-15 tahun), dan menengah atas untuk melayani
mahapeserta didik yang telah lulus program pendidikan lebih rendah sampai usia 18
tahun. Terdapat pilihan ilmu pengetahuan berbasis program atau program seni dan
humaniora.
d. Sekolah Tinggi/Akademi, dengan jangka waktu sekitar 4 atau 5 tahun.
Negara ini menempati posisi 121 dengan skor Indeks Pendidikan 0,413 dan 93,5%
tingkat literasi penduduk dewasa.

H. Sistem Pendidikan di Laos


Dalam sistem pendidikan di Laos terlihat pengaruh kolonial Perancis, seperti
kalender pendidikan yang dimulai sejak September sampai Juni. Tujuan pendidikan di
Laos dirancang ulang pada tahun 1987 dalam konteks pembangunan ekonomi, dan
mengakui peran pendidikan sebagai penggerak pembangunan sosial ekonomi dan mulai
memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan untuk menyediakan tenaga kerja
terampil. Perbaikan sistem pendidikan masih terhambat oleh kurangnya sumber daya
manusia, guru yang tidak berkualitas, kurikulum yang tidak memadai, dan sarana dan
prasarana pendidikan yang tidak memadai.
Jenjang pendidikan di Laos meliputi:
a. Pendidikan pra-sekolah, untuk anak berusia 3-5 tahun, dan jenjang ini merupakan
tanggung jawab orang tua sebagai persiapan anaknya memasuki sekolah dasar.
b. Pendidikan dasar, berlangsung selama 5 tahun. Meskipun bersifat wajib, namun
masih banyak anak usia sekolah yang belum terdaftar karena terbatasnya akses
pendidikan.
c. Pendidikan menengah rendah, ditempuh selama 3 tahun.
d. Pendidikan menengah atas, ditempuh selama 3 tahun.
e. Pendidikan tinggi yang mulai berkembang pada tahun 1990.
Laos termasuk negara dengan tingkat kemampuan literasi penduduk dewasa yang
rendah, yakni hanya 72,7% dan 40% penduduknya belum pernah menikmati
kesempatan memperoleh pendidikan formal. Saat ini, Laos berada pada urutan ke-139.

I. Sistem Pendidikan di Myanmar


Puluhan tahun Myanmar berada dalam cengkeraman junta militer membuat
negara mengalami berbagai konflik internal, termasuk yang berpengaruh dalam bidang
pendidikan. Namun, Myanmar telah memprioritaskan pendidikan setelah
kemerdekaannya pada tahun 1948 sehingga tingkat melek huruf mencapai 91,8% pada
tahun 2002.
Jenjang pendidikan di Myanmar meliputi:
a. Pendidikan dasar, meliputi:
a) Pra-sekolah, untuk anak usia 3-5 tahun.
b) Pendidikan dasar, ditempuh selama 5 tahun yang terdiri atas kelas 1-3 dan
primer atas kelas 4-5.
c) Pendidikan menengah, ditempuh selama 6 tahun yang terdiri atas menengah
pertama kelas 6-9 dan menengah atas kelas 10-11.
b. Pendidikan tinggi, meliputi:
a) Lembaga teknis selama 2 tahun untuk mendapat penghargaan dari AGTI.
b) Program gelar sarjana rata-rata ditempuh dalam waktu 3 tahun, namun untuk
hukum 4 tahun, kedokteran dan bedah 6 tahun.
c) Pascasarja 2 tahun
d) Doktor 4 tahun
Dengan skor Indeks Pendidikan sebesar 0,371 Myanmar berada pada urutan ke-
150 di dunia dan hanya sekitar 19% penduduk di Myanmar pernah menempuh dan lulus
pendidikan dasar.

J. Sistem Pendidikan di Kamboja


Pendidikan di Kamboja dipengaruhi oleh kolonial Perancis. Setelah reformasi pada
tahun 1996, Kamboja mengalami perubahan struktur pendidikan formalnya. Hal ini
berarti bahwa untuk menyelesaikan pendidikan umum di Kamboja memerlukan waktu 12
tahun, yang terdiri atas pendidikan dasar 6 tahun serta pendidikan menengah umum 6
tahun. Rumusan ini tidak termasuk jenjang pra-sekolah dan pendidikan tinggi.
Jenjang pendidikan di Kamboja terdiri atas:
a. Pra-sekolah untuk anak usia 3-6 tahun.
b. Pendidikan dasar ditempuh selama 6 tahun.
c. Pendidikan menengah, terbagi atas pendidikan menengah rendah (kelas 7-9) dan
pendidikan menengah atas (kelas 10-12).
d. Pendidikan universitas ditempuh selama 4-5 tahun.
Kamboja berada pada urutan ke-136 dunia dengan skor Indeks Pendidikan
sebesar 0,495. Tingkat kegagalan peserta didik dalam menuntaskan pendidikan dasar
mencapai 35,8% dan penduduk yang menuntaskan pendidikan tingkat menengah hanya
sekitar 15,5%.

K. Sistem Pendidikan Jepang


Jepang memiliki prinsip pendidikan berupa legalisme, administrasi yang
demokratis, netralitas, penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan, dan
desentralisasi. Pendidikan di Jepang mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. mengembangkan kepribadian secara utuh;
b. berupaya mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas baik mental
maupun fisik;
c. mengajarkan setiap siswa untuk selalu menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran;
d. setiap siswa dididik untuk menjaga kesopanan dan rasa hormat terhadap lingkungan
sosial setiap saat;
e. setiap siswa harus disiplin, menghargai waktu; dan memiliki etos kerja;
f. mengembangkan sikap bertanggung jawab terhadap setiap pelajaran dan tugas yang
diberikan kepada siswa berdasarkan tingkat kelas;
g. meningkatkan semangat kemandirian setiap siswa untuk membangun negara dan
menjaga perdamaian dunia.
Adapun jenjang pendidikan yang terdapat di Jepang meliputi:
a. TK, memiliki fungsi sebagai pembudayaan kebiasaan sehari-hari, tidak berorientasi
terhadap pengembangan intelektual anak.
b. Sekolah Dasar, ditempuh dalam waktu 6 tahun. Sifat dan karakteristik kurikulum
sekolah dasar di Jepang tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia, namun
pembiasaan dalam kehidupan diajarkan di kelas 1 dan 2 untuk membantu anak
membiasakan gaya hidup mandiri.
c. Sekolah Menengah Pertama, ditempuh selama 3 tahun, yang mengutamakan pada
mata program studi bahasa Jepang, matematika, IPA, dan IPS. SD dan SMP
merupakan wajib belajar bagi Jepang, dan orang tua akan dikenakan sanksi hukum
jika tidak menyekolahkan anaknya pada usia tersebut.
d. Sekolah Menengah Atas, ditempuh selama 3 tahun dengan kurikulum yang sering
berubah dan pelajarannya bersifat kompleks.
e. Pendidikan tinggi, meliputi gelar Sarjana, Magister, dan PhD yang disediakan oleh
universitas swasta atau negeri dan perguruan tinggi junior.
Rata-rata skor peserta didik berdasarkan Program OECD untuk PISA adalah 540
dalam literasi membaca, matematika, dan sains, sehingga menjadikan Jepang sebagai
salah satu negara teratas dalam kemampuan dan keterampilan peserta didik.
L. Sistem Pendidikan di Korea Selatan
Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik
dunia. Pada tahun 2015 angka literasi orang dewasa mencapai 98-100%. Beberapa
aspek pendukung dalam sistem pendidikan di Korea Selatan antara lain:
a. Administrasi sistem pendidikan, yakni adanya kebijakan otonom yang jauh lebih
besar pada bidang penganggaran dan administrasi sistem sekolah.
b. Kalender akademik, yang berlangsung mulai bulan Maret sampai Februari, 5 hari
dalam seminggu, pecan libur pada bulan juli/agustus (libur musim panas ), dan
liburan pada bulan desember/januari (libur musim dingin).
c. Bahasa pengantar, khususnya penggunaan bahasa Korea sebagai bahasa
pengantar utama, berlaku, dan beberapa sekolah internasional menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
Adapun jenjang pendidikan di Korea Selatan terdiri atas:
a. Pra-sekolah
b. Sekolah Dasar dengan grade 1-6 dengan jumlah angka partisipasi murni 99,8% dan
angka putus sekolah 0%.
c. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama bagi anak usia 12-15 tahun.
d. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada grade 10-12 dengan pilihan umum atau
kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan, dan teknik.
e. Program tinggi/sarjana pada grade 13-16.
f. Program pasca sarjana.

Dari paradigma yang tercantum di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum
sistem pendidikan di ASEAN dan Asia Pasifik dimulai dari pendidikan pra-sekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Untuk pendidikan pra-
sekolah, ada negara yang mewajibkan, ada pula yang bersifat opsional. Pendidikan pra-
sekolah ini mayoritas bertujuan untuk menyiapkan anak sebelum memasuki masa sekolah
formal. Namun ada yang berbeda dengan kurikulum yang diterapkan pada pendidikan pra-
sekolah ini. Misalnya di Jepang, kurikulum untuk setingkat TK berupa pengembangan dan
pembiasaan positif sehari-hari, namun di Indonesia sudah menyangkut tentang intelektual.
Pada pendidikan dasar dan menengah, banyak perbedaan berkaitan dengan lama
waktu tempuh, kurikulum, yang diberlakukan, serta kebijakan masing-masing negara dalam
menentukan sistem pendidikan. Di beberapa negara terdapat jenjang pendidikan untuk
menyiapkan pelajar sebelum masuk ke pendidikan tinggi, misalnya di negara Brunei
Darussalam dan Myanmar. Jenjang pendidikan tinggi yang diterapkan di ASEAN dan Asia
Pasifik secara umum terdiri atas gelar Sarjana, Magister, dan Doktor.
Jepang, Korea Selatan, dan Singapura merupakan contoh-contoh negara di Asia
yang sistem pendidikannya sangat maju dan diakui oleh dunia berdasarkan peringkat
indeks pendidikan OECD dan PISA. Korea Selatan menganggarkan dana pendidikan yang
sangat besar dalam rangka memajukan sistem pendidikan melalui sektor sarana,
prasarana, dan evaluasi, hal tersebut bertujuan supaya mutu pendidikan dapat terjaga. Di
Jepang, pembangunan karakter lebih ditekankan pada beberapa tahun pertama sekolah.
Jepang juga menerapkan kurikulum yang lebih menonjolkan kolaborasi daripada individu.
Sedangkan Singapura menganut sistem pendidikan yang fleksibel sehingga mampu
memberikan kebebasan bagi peserta didiknya untuk memilih ilmu yang dipelajari sesuai
kebutuhannya. Peserta didik di Singapura peserta didik juga dapat menentukan metode
belajar yang efektif untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
Namun di sisi lain, pendidikan di negara-negara ASEAN juga masih perlu diperbaiki,
seperti kualitas pendidikan yang masih rendah karena terbatasnya akses pendidikan,
sarana dan prasarana yang kurang memadai, kebijakan yang diskriminatif, kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, dan lain-lain.
2. Kelebihan dan kekurangan sistem pendidikan di Singapura, Malaysia, dan Australia
Negara Kelebihan Kekurangan
Singapura  Kebijakan menggunakan dua bahasa  Tingginya tingkat stres pada peserta didik sekolah
(Inggris/Melayu/Mandarin/Tamil). dasar akibat dari tekanan persaingan sekolah dan
 Kurikulum lengkap, diutamakan pada pembaharuan dan orang tua.
kewiraswastaan.  Kurangnya pengembangan keterampilan perilaku dan
 Adanya seleksi ketat bagi calon pendidik, memberikan sosial.
pembekalan berupa pelatihan sebelum setelah diterima
untuk mengajar.
Malaysia  Kurikulum yang fokus pada keahlian praktis yang  Sistem pendidikan dengan berbagai aliran
dibutuhkan dalam dunia kerja, tidak hanya menekankan (vernakular) dilihat dari adanya sekolah kebangsaan
pada pengetahuan teoritis. dan sekolah jenis kebangsaan.
 Memupuk keberagaman dari berbagai kaum dan etnis.  Adanya kesenjangan budaya (tidak klop) dalam
 Adanya integrasi nasional pada Kurikulum Baru Sekolah sekolah kebangsaan dan sekolah jenis kebangsaan
Rendah (KBSR) dan Kurikulum Bersepadu Sekolah karena perbedaan bahasa pengantar.
Menengah (KBSM).  Berorientasi pada pencapaian akademik sebagai tiket
untuk memperoleh pekerjaan.
Australia  Suasana belajar yang kondusif dengan adanya beragam  Secara umum tidak ada bahan pengajaran tentang
media, kumpulan portofolio, lengkapnya alat peraga, serta pendidikan agama, namun ada pada sekolah
dinding kelas yang penuh karya peserta didik. berbasis agama.
 Bobot materi pada kelas 1-2 sekolah dasar lebih
mengutamakan pada pondasi untuk belajar mandiri,
mengenali diri sendiri, dan mengembangkan sikap positif.
 Terdapat Buddy System berupa kegiatan tutorial bagi
pelajar yang berada pada tingkat di bawahnya.
 Sistem penilaian yang mengutamakan literasi dan numerasi
 Laporan hasil belajar dalam format deskriptif kualitatif.
 Adanya reward atas segala hasil kerja peserta didik dan
konsekuensi logis bagi tindakan yang melanggar aturan
yang dibuat dan disepakati bersama oleh kelas.
3. Perbandingan kebijakan sistem pendidikan di Singapura, Malaysia, dan Australia dengan sistem pendidikan di
Indonesia
Aspek
Singapura Malaysia Australia Indonesia
Kebijakan
Dasar Adaya keyakinan bahwa Berdasarkan Kebanggaan akan Pancasila dan UUD 1945
setiap peserta didik kepercayaan dan percampuran
memiliki bakat dan kepatuhan terhadap multibudaya, menghargai
minatnya sendiri Tuhan perbedaan dan liberalis
Falsafah Pendidikan
Kebangsaan (FPK)
Tujuan Membentuk masyarakat Untuk menciptakan Tujuan pendidikan Mengembangkan potensi
Singapura yang memiliki sistem pendidikan kelas menuntut keseimbangan peserta didik agar
budaya etika, disiplin dan dunia yang mengeluarkan antara pemenuhan menjadi warga negara
perilaku sosial sehari-hari potensi penuh setiap kebutuhan individu dan yang bertakwa dan
yang tinggi, serta individu, sekaligus kebutuhan masyarakat. beriman, bermartabat,
mengembangkan memenuhi aspirasi Dalam pendidikan dasr,, sehat, berilmu, cakap,
kreativitas siswa masyarakat Malaysia. penekanannya adalag kreatif, mandiri dan
khususnya di bidang pengembangan potensi demokratis, bertanggung
teknologi informasi. peseta didik. Pada level jawab.
pendidikan tinggi,
penekanan pada
pencapaian kebutuhan
pendidikan untuk
kepentingan ekonomi
serta masyarakat umum.
Jenjang a. Pra-sekolah a. Pendidikan prasekolah a. Kindergarten f. Pra-sekolah
b. Sekolah dasar (6 (tadika) (untuk anak b. Pendidikan dasar (Kelompok bermain 2
tahun, terdiri atas 4 usia 4-6 tahun) (untuk anak usia 6 tahun dan TK 2 tahun)
tahun pendidikan b. Pendidikan rendah atau 7 tahun dengan g. Sekolah dasar (6
dasar dan 2 tahun (ditempuh 6 tahun) menempuh tingkatan tahun)
masa orientasi) c. Pendidikan Year 1 sampai Year h. Sekolah menengah
c. Sekolah lanjutan (5 menengah, (selama 5 6). pertama (3 tahun)
tahun) tahun) c. Sekolah menengah i. Sekolah menengah
d. Pra-universitas (3 d. Pendidikan pra- (ditempuh selama 5 atas atau sekolah
tahun) universiti (ditempuh atau 6 tahun) menengah kejuruan (3
e. Kuliah (4 tahun) dalam waktu 6 bulan – d. Yang berminat ke tahun)
2 tahun) bidang aplikatif, bisa j. Kuliah (4 tahun)
e. Pengajian tinggi melanjutkan ke VET
dan TAFE. Jika ingin
melanjutkan ke
universitas, maka
mengikuti
Matriculation Year.
e. Pendidikan tinggi
meliputi jenjang
sarjana dan jenjang
pascasarjana.
Kurikulum Kurikulum yang Kurikulum ditetapkan oleh Kecenderungan kurikulum Sejak tahun 2013
diberlakukan mendorong Kementerian Pengajaran dibuat terpusat, namun Indonesia menerapkan
kerja proyek dan Malaysia yang relatif sekolah dapat melakukan Kurikulum 2013 sebagai
pemikiran kreatif, fokus tetap dan tidak adaptasi untuk memenuhi penyempurnaan KTSP
pada pembekalan peserta mengalami banyak tuntutan dan kebutuhan yang terfokus pada
didik dengan perubahan. Sejak 2011, lokal. Menggunakan capaian pembelajaran.
keterampilan dan Malaysia menerapkan panduan dari Melbourne Kegiatan pembelajaran
pengetahuan pemecahan Kurikulum Standard Declaration on merupakan sarana bagi
masalah untuk Sekolah Rendah (KSSR) Educational Goals for pengembangan sikap dan
memberikan bekal yang merupakan Young Australians. Isinya budi peserta didik.
kepada peserta didik peningkatan dari meliputi hal-hal dasar Kurikulum merujuk pada
dalam menghadapi kurikulum bersepadu untuk mencapai sukses, pengalaman belajar
tantangan di dunia nyata. dengan melibatkan belajar seumur hidup, dan peserta didik, baik yang
Adanya strategi Teach kesepaduan antara partisipasi dalam diperoleh di dalam
Less, Learn More untuk intelek, rohani, emosi, masyarakat Australia. lingkungan sekolah
menginspirasi guru agar dan jasmani, kesepaduan Terdapat tiga dimensi maupun di luar
fokus terhadap kualitas antara aspek dalam lintas kurikulum, lingkungan sekolah.
pembelajaran, bukan pengetahuan, nilai, yakni: a) sejarah dan
hanya kuantitasnya. kemahiran, dan kebudayaan penduduk
ketuhanan, serta pribumi; b) Asia dan
kesepaduan antara teori keterlibatan Australia di
dengan penerapannya Asia; dan c) Kelestarian.
yang bersifat kontekstual.

Ujian Di akhir tingkat SD  Ujian Penilaian Sekolah Tidak ada tes sebagai Sebelumnya ada Ujian
terdapat PSLE (Primary Rendah (UPSR) di persyaratan naik kelas. Nasional dengan passing
School Leaving sekolah dasar pada Terdapat NAPLAN grade tertentu. Sekarang
Examination) agar dapat tahun ke-6 (National Assesment UN dihapuskan dan ada
melanjutkan ke jenjang  PMR (Penilaian Program Literacy and kebijakan baru yakni
selanjutnya (Secondary). Menengah Rendah) Numeracy) sebagai Asesmen Nasional untuk
Tes ini merupakan tes pada tahun ke-3 persiapan untuk peserta didik di tingkat 5,
penempatan dimana sekolah menengah memasuki Year-10 untuk 8, dan 11 (bukan peserta
peserta didik akan  SPM (Sijil Pelajaran mengukur kemampuan didik di tingkat akhir
dibedakan menjadi 4 Malaysia) pada tahun membaca, menulis, dan dalam suatu jenjang
golongan, yakni express, ke-5 sekolah menengah menghitung yang pendidikan). Asesmen
special, normal academic,  STPM (Sertifikat Tinggi diadakan secara Nasional meliputi
dan normal technical. Persekolahan Malaysia) serentak. Asesmen Kompetensi
Untuk express dan pada tahun ke-6 Minimum, Survei
special akan mengikuti sekolah menengah. Karakter, dan Survei
ordinary test di tingkat 4 Lingkungan Belajar.
Secondary, sedangkan
untuk normal akan
mengambil ordinary test
pada tahun kelima.
Pembiayaan Anggaran pendidikan Pemerintah Malaysia Pembiayaan sekolah Sejak tahun 2009
sebesar 20% dari mengucurkan dana bersifat amalgam meliputi anggaran pendidikan
anggaran tahunan sekitar 30% dari 99% dibiayai pemerintah sebesar 20% dari APBN.
nasional, sekitar 3,6% anggaran, adanya dan 1% dari orang tua. Terdapat Program BOS
dari GDP. dukungan finansial Pemerintah untuk tingkat SD, SMP
berupa student loan. mengalokasikan $6000- dan SMA.
Sedangkan biaya $8000 per tahun untuk
pendidikan yang perlu pendidikan dan biaya dari
dibayarkan orang tua orang tua sebesar
adalah RM50 – RM75 Aus400-500 per tahun.
yang dibayarkan saat
awal masuk.

Dari data tentang perbedaan kebijakan keempat negara di atas, dapat disumpulkan bahwa keempat negara tersebut
mempunyai dasar yang berbeda dalam mengembangkan sistem pendidikan. Hal ini bergantung pada ideologi yang dianut oleh
masing-masing negara. Ideologi ini juga berpengaruh terhadap tujuan yang akan diraih oleh negara tersebut melalui pendidikan.
Pada aspek kebijakan kurikulum, terdapat negara yang kurikulumnya sering berganti-ganti seperti Indonesia untuk
mengadakan penyesuaian dengan perkembangan zaman. Namun ada pula kurikulum yang cenderung tetap seperti negara
Malaysia yang memang berpijak pada hal mendasar yang wajib dikuasai oleh peserta didik. Sedangkan pada Australian,
kurikulum bersifat desentralistik, tergantung pada negara bagian dan teritorial masing-masing. Untuk Indonesia sendiri,
pendidikan merupakan urusan wajib yang menjadi urusan pemerintah ppusat dan urusan pemeirntah daerah.
Pada aspek jenjang pendidikan, terdapat perbedaan dalam hal waktu tempuh pendidikan dasar, ada yang 5 tahun, 6
tahun, maupun 7 tahun. Sedangkan pendidikan menengah juga bervariasi waktunya. Untuk memasuki universitas, di negara
Singapura dan Malaysia terdapat pendidikan pra-universitas, dan di Australia terdapat Matriculation Year, sedangkan di
Indonesia tidak ada.
Dalam bidang ujian, ada dua hal yang dapat diamati, yakni kenaikan kelas dengan mempersyaratkan ujian dan tanpa
ujian. Demikian pula dengan kelulusan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Rata-rata ujian bersifat placement test untuk
membantu peserta didik dalam memilih bidang yang merupakan bakat dan minatnya. Dan Indonesia masih menuju ke arah
tersebut.
Dalam bidang pembiayaan, masing-masing negara telah mengalokasikan anggaran pendidikan yang cukup besar, baik
untuk biaya operasional, penyediaan sarana dan prasarana, pinjaman, dan pengembangan kualitas pendidikan lainnya.
Terutama pada pendidikan dasar yang merupakan pendidikan wajib bagi tiap anak usia sekolah, sehingga rata-rata negara
tersebut menggratiskannya secara operasional.

Herman, T. (2016). Studi komparatif pendidikan dasar di berbagai negara. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
http://atdikbudbangkok.org/Sistem-Pendidikan-di-Thailand.pdf
https://www.nottingham.edu.my/Education/documents/education-leadership-conference/Policy-Brief-No-7-BM.pdf

Anda mungkin juga menyukai