TUTORIAL MPDR5302
STUDI KOMPARATIF PENDIDIKAN DASAR
DI BERBAGAI NEGARA
N. CHANIA ZAMZANI
NIM: 530067563
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
1. Sistem Pendidikan ASEAN dan Asia Pasifik
A. Sistem pendidikan Indonesia
Salah satu cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagai landasan pokok pada bidang
Pendidikan sebagai tujuan pendidikan nasional utama yang tercantum pada Pembukaan
UUD 1945 alinea keempat, adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sehingga dapat
dikatakan bahwa orientasi cita-cita bangsa Indonesia akan pendidikan yang berkualitas
serta adanya pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia untuk
mewujudkan kehidupan yang cerdas diantara penduduknya.
Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia secara lebih rijit diatur dalam “UU Nomor
20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sitem pendiidkan nasional”. Fungsi pendidikan nasional
Indonesia swendiri adalah mengembangkan kapasitas dan membentuk kepribadian
serta peradaban negara Indonesia. mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan
tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sistem pendidikan Indonesia berada di bawah kewenangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kurikulum di Indonesia saat ini
adalah Kurikulum Merdeka, yang pengembangannya diserahkan kepada masing-masing
sekolah untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri atas:
a. PAUD (pendidikan usia dini) dilaksanakan sebelum sekolah dasar, terdiri atas TK/RA
(jalur pendidikan formal) dan KB/TPA (jalur pendidikan nonformal).
b. Pendidikan dasar, yang merupakan pendidikan yang wajib bagi semua warga negara,
terdiri atas Sekolah Dasar (6 tahun) dilanjutkan SMP (3 tahun).
c. Pendidikan menengah meliputi sekolah menengah umum (SMA/MA) dan sekolah
menengah kejuruan (SMK/MAK) yang dilaksanakan selama 3 tahun.
d. Pendidikan tinggi, meliputi program strata 1/sarjanah, starat 2/magister, doktor, dan
spesialis yang dilaksanakan perguruan tinggi. Normalnya untuk sarjana ditempuh
dalam waktu 4 tahun, magister 2 tahun, dan doktor yang pada umumnya ditempuh
dalam 2 tahun, sisanya untuk penelitian.
Indonesia saat ini berada pada posisi ke-108 di dunia. Sehingga masih banyak
peserta didik yang gagal untuk menyelesaikan pendidikan dasar sehingga masih
menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Dari paradigma yang tercantum di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum
sistem pendidikan di ASEAN dan Asia Pasifik dimulai dari pendidikan pra-sekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Untuk pendidikan pra-
sekolah, ada negara yang mewajibkan, ada pula yang bersifat opsional. Pendidikan pra-
sekolah ini mayoritas bertujuan untuk menyiapkan anak sebelum memasuki masa sekolah
formal. Namun ada yang berbeda dengan kurikulum yang diterapkan pada pendidikan pra-
sekolah ini. Misalnya di Jepang, kurikulum untuk setingkat TK berupa pengembangan dan
pembiasaan positif sehari-hari, namun di Indonesia sudah menyangkut tentang intelektual.
Pada pendidikan dasar dan menengah, banyak perbedaan berkaitan dengan lama
waktu tempuh, kurikulum, yang diberlakukan, serta kebijakan masing-masing negara dalam
menentukan sistem pendidikan. Di beberapa negara terdapat jenjang pendidikan untuk
menyiapkan pelajar sebelum masuk ke pendidikan tinggi, misalnya di negara Brunei
Darussalam dan Myanmar. Jenjang pendidikan tinggi yang diterapkan di ASEAN dan Asia
Pasifik secara umum terdiri atas gelar Sarjana, Magister, dan Doktor.
Jepang, Korea Selatan, dan Singapura merupakan contoh-contoh negara di Asia
yang sistem pendidikannya sangat maju dan diakui oleh dunia berdasarkan peringkat
indeks pendidikan OECD dan PISA. Korea Selatan menganggarkan dana pendidikan yang
sangat besar dalam rangka memajukan sistem pendidikan melalui sektor sarana,
prasarana, dan evaluasi, hal tersebut bertujuan supaya mutu pendidikan dapat terjaga. Di
Jepang, pembangunan karakter lebih ditekankan pada beberapa tahun pertama sekolah.
Jepang juga menerapkan kurikulum yang lebih menonjolkan kolaborasi daripada individu.
Sedangkan Singapura menganut sistem pendidikan yang fleksibel sehingga mampu
memberikan kebebasan bagi peserta didiknya untuk memilih ilmu yang dipelajari sesuai
kebutuhannya. Peserta didik di Singapura peserta didik juga dapat menentukan metode
belajar yang efektif untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
Namun di sisi lain, pendidikan di negara-negara ASEAN juga masih perlu diperbaiki,
seperti kualitas pendidikan yang masih rendah karena terbatasnya akses pendidikan,
sarana dan prasarana yang kurang memadai, kebijakan yang diskriminatif, kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, dan lain-lain.
2. Kelebihan dan kekurangan sistem pendidikan di Singapura, Malaysia, dan Australia
Negara Kelebihan Kekurangan
Singapura Kebijakan menggunakan dua bahasa Tingginya tingkat stres pada peserta didik sekolah
(Inggris/Melayu/Mandarin/Tamil). dasar akibat dari tekanan persaingan sekolah dan
Kurikulum lengkap, diutamakan pada pembaharuan dan orang tua.
kewiraswastaan. Kurangnya pengembangan keterampilan perilaku dan
Adanya seleksi ketat bagi calon pendidik, memberikan sosial.
pembekalan berupa pelatihan sebelum setelah diterima
untuk mengajar.
Malaysia Kurikulum yang fokus pada keahlian praktis yang Sistem pendidikan dengan berbagai aliran
dibutuhkan dalam dunia kerja, tidak hanya menekankan (vernakular) dilihat dari adanya sekolah kebangsaan
pada pengetahuan teoritis. dan sekolah jenis kebangsaan.
Memupuk keberagaman dari berbagai kaum dan etnis. Adanya kesenjangan budaya (tidak klop) dalam
Adanya integrasi nasional pada Kurikulum Baru Sekolah sekolah kebangsaan dan sekolah jenis kebangsaan
Rendah (KBSR) dan Kurikulum Bersepadu Sekolah karena perbedaan bahasa pengantar.
Menengah (KBSM). Berorientasi pada pencapaian akademik sebagai tiket
untuk memperoleh pekerjaan.
Australia Suasana belajar yang kondusif dengan adanya beragam Secara umum tidak ada bahan pengajaran tentang
media, kumpulan portofolio, lengkapnya alat peraga, serta pendidikan agama, namun ada pada sekolah
dinding kelas yang penuh karya peserta didik. berbasis agama.
Bobot materi pada kelas 1-2 sekolah dasar lebih
mengutamakan pada pondasi untuk belajar mandiri,
mengenali diri sendiri, dan mengembangkan sikap positif.
Terdapat Buddy System berupa kegiatan tutorial bagi
pelajar yang berada pada tingkat di bawahnya.
Sistem penilaian yang mengutamakan literasi dan numerasi
Laporan hasil belajar dalam format deskriptif kualitatif.
Adanya reward atas segala hasil kerja peserta didik dan
konsekuensi logis bagi tindakan yang melanggar aturan
yang dibuat dan disepakati bersama oleh kelas.
3. Perbandingan kebijakan sistem pendidikan di Singapura, Malaysia, dan Australia dengan sistem pendidikan di
Indonesia
Aspek
Singapura Malaysia Australia Indonesia
Kebijakan
Dasar Adaya keyakinan bahwa Berdasarkan Kebanggaan akan Pancasila dan UUD 1945
setiap peserta didik kepercayaan dan percampuran
memiliki bakat dan kepatuhan terhadap multibudaya, menghargai
minatnya sendiri Tuhan perbedaan dan liberalis
Falsafah Pendidikan
Kebangsaan (FPK)
Tujuan Membentuk masyarakat Untuk menciptakan Tujuan pendidikan Mengembangkan potensi
Singapura yang memiliki sistem pendidikan kelas menuntut keseimbangan peserta didik agar
budaya etika, disiplin dan dunia yang mengeluarkan antara pemenuhan menjadi warga negara
perilaku sosial sehari-hari potensi penuh setiap kebutuhan individu dan yang bertakwa dan
yang tinggi, serta individu, sekaligus kebutuhan masyarakat. beriman, bermartabat,
mengembangkan memenuhi aspirasi Dalam pendidikan dasr,, sehat, berilmu, cakap,
kreativitas siswa masyarakat Malaysia. penekanannya adalag kreatif, mandiri dan
khususnya di bidang pengembangan potensi demokratis, bertanggung
teknologi informasi. peseta didik. Pada level jawab.
pendidikan tinggi,
penekanan pada
pencapaian kebutuhan
pendidikan untuk
kepentingan ekonomi
serta masyarakat umum.
Jenjang a. Pra-sekolah a. Pendidikan prasekolah a. Kindergarten f. Pra-sekolah
b. Sekolah dasar (6 (tadika) (untuk anak b. Pendidikan dasar (Kelompok bermain 2
tahun, terdiri atas 4 usia 4-6 tahun) (untuk anak usia 6 tahun dan TK 2 tahun)
tahun pendidikan b. Pendidikan rendah atau 7 tahun dengan g. Sekolah dasar (6
dasar dan 2 tahun (ditempuh 6 tahun) menempuh tingkatan tahun)
masa orientasi) c. Pendidikan Year 1 sampai Year h. Sekolah menengah
c. Sekolah lanjutan (5 menengah, (selama 5 6). pertama (3 tahun)
tahun) tahun) c. Sekolah menengah i. Sekolah menengah
d. Pra-universitas (3 d. Pendidikan pra- (ditempuh selama 5 atas atau sekolah
tahun) universiti (ditempuh atau 6 tahun) menengah kejuruan (3
e. Kuliah (4 tahun) dalam waktu 6 bulan – d. Yang berminat ke tahun)
2 tahun) bidang aplikatif, bisa j. Kuliah (4 tahun)
e. Pengajian tinggi melanjutkan ke VET
dan TAFE. Jika ingin
melanjutkan ke
universitas, maka
mengikuti
Matriculation Year.
e. Pendidikan tinggi
meliputi jenjang
sarjana dan jenjang
pascasarjana.
Kurikulum Kurikulum yang Kurikulum ditetapkan oleh Kecenderungan kurikulum Sejak tahun 2013
diberlakukan mendorong Kementerian Pengajaran dibuat terpusat, namun Indonesia menerapkan
kerja proyek dan Malaysia yang relatif sekolah dapat melakukan Kurikulum 2013 sebagai
pemikiran kreatif, fokus tetap dan tidak adaptasi untuk memenuhi penyempurnaan KTSP
pada pembekalan peserta mengalami banyak tuntutan dan kebutuhan yang terfokus pada
didik dengan perubahan. Sejak 2011, lokal. Menggunakan capaian pembelajaran.
keterampilan dan Malaysia menerapkan panduan dari Melbourne Kegiatan pembelajaran
pengetahuan pemecahan Kurikulum Standard Declaration on merupakan sarana bagi
masalah untuk Sekolah Rendah (KSSR) Educational Goals for pengembangan sikap dan
memberikan bekal yang merupakan Young Australians. Isinya budi peserta didik.
kepada peserta didik peningkatan dari meliputi hal-hal dasar Kurikulum merujuk pada
dalam menghadapi kurikulum bersepadu untuk mencapai sukses, pengalaman belajar
tantangan di dunia nyata. dengan melibatkan belajar seumur hidup, dan peserta didik, baik yang
Adanya strategi Teach kesepaduan antara partisipasi dalam diperoleh di dalam
Less, Learn More untuk intelek, rohani, emosi, masyarakat Australia. lingkungan sekolah
menginspirasi guru agar dan jasmani, kesepaduan Terdapat tiga dimensi maupun di luar
fokus terhadap kualitas antara aspek dalam lintas kurikulum, lingkungan sekolah.
pembelajaran, bukan pengetahuan, nilai, yakni: a) sejarah dan
hanya kuantitasnya. kemahiran, dan kebudayaan penduduk
ketuhanan, serta pribumi; b) Asia dan
kesepaduan antara teori keterlibatan Australia di
dengan penerapannya Asia; dan c) Kelestarian.
yang bersifat kontekstual.
Ujian Di akhir tingkat SD Ujian Penilaian Sekolah Tidak ada tes sebagai Sebelumnya ada Ujian
terdapat PSLE (Primary Rendah (UPSR) di persyaratan naik kelas. Nasional dengan passing
School Leaving sekolah dasar pada Terdapat NAPLAN grade tertentu. Sekarang
Examination) agar dapat tahun ke-6 (National Assesment UN dihapuskan dan ada
melanjutkan ke jenjang PMR (Penilaian Program Literacy and kebijakan baru yakni
selanjutnya (Secondary). Menengah Rendah) Numeracy) sebagai Asesmen Nasional untuk
Tes ini merupakan tes pada tahun ke-3 persiapan untuk peserta didik di tingkat 5,
penempatan dimana sekolah menengah memasuki Year-10 untuk 8, dan 11 (bukan peserta
peserta didik akan SPM (Sijil Pelajaran mengukur kemampuan didik di tingkat akhir
dibedakan menjadi 4 Malaysia) pada tahun membaca, menulis, dan dalam suatu jenjang
golongan, yakni express, ke-5 sekolah menengah menghitung yang pendidikan). Asesmen
special, normal academic, STPM (Sertifikat Tinggi diadakan secara Nasional meliputi
dan normal technical. Persekolahan Malaysia) serentak. Asesmen Kompetensi
Untuk express dan pada tahun ke-6 Minimum, Survei
special akan mengikuti sekolah menengah. Karakter, dan Survei
ordinary test di tingkat 4 Lingkungan Belajar.
Secondary, sedangkan
untuk normal akan
mengambil ordinary test
pada tahun kelima.
Pembiayaan Anggaran pendidikan Pemerintah Malaysia Pembiayaan sekolah Sejak tahun 2009
sebesar 20% dari mengucurkan dana bersifat amalgam meliputi anggaran pendidikan
anggaran tahunan sekitar 30% dari 99% dibiayai pemerintah sebesar 20% dari APBN.
nasional, sekitar 3,6% anggaran, adanya dan 1% dari orang tua. Terdapat Program BOS
dari GDP. dukungan finansial Pemerintah untuk tingkat SD, SMP
berupa student loan. mengalokasikan $6000- dan SMA.
Sedangkan biaya $8000 per tahun untuk
pendidikan yang perlu pendidikan dan biaya dari
dibayarkan orang tua orang tua sebesar
adalah RM50 – RM75 Aus400-500 per tahun.
yang dibayarkan saat
awal masuk.
Dari data tentang perbedaan kebijakan keempat negara di atas, dapat disumpulkan bahwa keempat negara tersebut
mempunyai dasar yang berbeda dalam mengembangkan sistem pendidikan. Hal ini bergantung pada ideologi yang dianut oleh
masing-masing negara. Ideologi ini juga berpengaruh terhadap tujuan yang akan diraih oleh negara tersebut melalui pendidikan.
Pada aspek kebijakan kurikulum, terdapat negara yang kurikulumnya sering berganti-ganti seperti Indonesia untuk
mengadakan penyesuaian dengan perkembangan zaman. Namun ada pula kurikulum yang cenderung tetap seperti negara
Malaysia yang memang berpijak pada hal mendasar yang wajib dikuasai oleh peserta didik. Sedangkan pada Australian,
kurikulum bersifat desentralistik, tergantung pada negara bagian dan teritorial masing-masing. Untuk Indonesia sendiri,
pendidikan merupakan urusan wajib yang menjadi urusan pemerintah ppusat dan urusan pemeirntah daerah.
Pada aspek jenjang pendidikan, terdapat perbedaan dalam hal waktu tempuh pendidikan dasar, ada yang 5 tahun, 6
tahun, maupun 7 tahun. Sedangkan pendidikan menengah juga bervariasi waktunya. Untuk memasuki universitas, di negara
Singapura dan Malaysia terdapat pendidikan pra-universitas, dan di Australia terdapat Matriculation Year, sedangkan di
Indonesia tidak ada.
Dalam bidang ujian, ada dua hal yang dapat diamati, yakni kenaikan kelas dengan mempersyaratkan ujian dan tanpa
ujian. Demikian pula dengan kelulusan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Rata-rata ujian bersifat placement test untuk
membantu peserta didik dalam memilih bidang yang merupakan bakat dan minatnya. Dan Indonesia masih menuju ke arah
tersebut.
Dalam bidang pembiayaan, masing-masing negara telah mengalokasikan anggaran pendidikan yang cukup besar, baik
untuk biaya operasional, penyediaan sarana dan prasarana, pinjaman, dan pengembangan kualitas pendidikan lainnya.
Terutama pada pendidikan dasar yang merupakan pendidikan wajib bagi tiap anak usia sekolah, sehingga rata-rata negara
tersebut menggratiskannya secara operasional.
Herman, T. (2016). Studi komparatif pendidikan dasar di berbagai negara. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
http://atdikbudbangkok.org/Sistem-Pendidikan-di-Thailand.pdf
https://www.nottingham.edu.my/Education/documents/education-leadership-conference/Policy-Brief-No-7-BM.pdf