Wajib belajar di Cina berlangsung selama 9 tahun, Pendidikan dasar Cina terdiri
dari 3 tahun PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), 6 tahun pendidikan dasar, 3 tahun
pendidikan menengah pertama, dan 3 tahun pendidikan menengah atas. Ada pula
pendidikan tinggi setingkat akademi 2‐3 tahun, pendidikan tinggi kejuruan teknik 4 tahun,
pendidikan gelar sarjana 4 tahun, pendidikan gelar magister 2‐3 tahun, dan pendidikan
doktor 3 tahun.
Tujuan pendidikan nasional Cina adalah untuk mempersiapkan pelajar mengembangkan
dirinya dalam dimensi moral, intelektual, fisik, dan estetika sesuai dengan bidang
pekerjaannya kelak agar menjadi pekerja sosialis yang memiliki idealisme, terdidik dan
berbudaya serta memiliki karakter yang kuat dan disiplin (Wenjing. 2006).
Setelah menyelesaikan pendidikan wajib belajar 9 tahun, siswa menempuh ujian nasional
untuk memasuki pendidikan menengah atas yang terdiri 3 kategori, yaitu:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA) Umum, merupakan sekolah menengah atas yang
mempersiapkan siswanya memasuki jenjang pendidikan tinggi.
2. SMA Spesialis/Teknik, sekolah menengah atas yang mempersiapkan siswanya dengan
keterampilan dan diklat khusus dibidang teknik yang siap terjun di dunia kerja. Lulusan
sekolah ini diperbolehkan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. SMA Vokasi/Profesional, sekolah menengah atas yang mempersiapkan siswanya
dengan keterampilan dan diklat khusus di bidang vokasi yang siap terjun di dunia kerja.
e. Kurikulum Pendidikan
Di negara yang memiliki populasi besar seperti Cina adalah tidak mudah
mengorganisasi sekolah‐sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar sampai
menengah, namun demikian Cina sukses memaksa 85% penduduk usia sekolah mengenyam
pendidikan wajib belajar di tahun 2000 dan meningkat mencapai 93% di tahun 2004.
Tujuan
Pendidikan di Cina selama dua dekade terakhir telah dipandu oleh prinsip dasar, yang
diusulkan oleh Deng Xiaoping, bahwa pendidikan harus berorientasi modernisasi, ke dunia
luar, dan ke masa depan. Tujuan pendidikan adalah "mengaktifkan siswa untuk belajar
dengan cara yang aktif dan hidup serta berkembang secara moral, intelektual, dan fisik dengan
cara pengembangan semua potensi dan untuk mempersiapkan generasi baru yang memiliki
cita‐cita, kebajikan moral yang dididik dalam disiplin". Tujuan pendidikan, hakikatnya
terdiri dari dua elemen penting yaitu: 1) penekanan pada "pengembangan semua potensi
peserta didik", dan 2) pergeseran fokus dari "pengetahuan dasar dan pengembangan
keterampilan dasar", nilai‐nilai atau pengembangan sikap serta dari akuisisi doktrin
politik‐ideologis ke pendekatan holistik humanistik untuk pembangunan manusia
seutuhnya.
Secara rinci tujuan kurikulum yang dijabarkan di atas tertuang dalam falsafah Su‐Shi‐
Jiao‐Yu yang merupakan perwujudan pendidikan berorientasi kualitas. Berikut tujuan
kurikulum yang dimaksud:
1. Mengembangkan rasa patriotisme, kolektivisme, cinta sosialisme, dan pelestarian tradisi
budaya nasional;
2. Mengembangkan kesadaran/rasa demokrasi sosialis dan taat aturan hukum serta
mematuhi hukum dan norma‐norma sosial;
3. Mengembangkan cara pandang hidup sehat dan bertumpu pada nilai‐nilai kehidupan;
4. Mengembangkan rasa tanggung‐jawab sosial dan kewajiban untuk melayani rakyat;
5. Membudayakan semangat kreatifitas, kemampuan praktek, kompetensi ilmiah dan
humanistik dan kesadaran lingkungan;
6. Mengembangkan dasar pengetahuan, keterampilan dan pendekatan untuk belajar
sepanjang hayat; dan
7. Mengembangkan tubuh yang sehat, kualitas psikologis yang solid, apresiasi estetika dan
cara‐cara hidup sehat.
f. Struktur Kurikulum berbasis Keanekaragaman dan Fleksibilitas dalam
Pendidikan
Di Cina, guru atau para pengajar mendapat tempat yang sangat penting di kehidupan
masyarakat. Budaya Confisius sendiri berperan penting dalam membentuk karakteristik
orang Cina yang menghormati para guru. Sehingga tidak mengherankan apabila guru
mendapatkan posisi dan strata yang penting dan mendapatkan kehormatan di negeri tirai
bambu tersebut
Pendidikan guru di Cina ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni: pre‐service education
dan in‐service training. Di dalam pre‐service training, terdapat program 4 tahun di
institusi pelatihan guru (termasuk program universitas keguruan dan institut) dan
program 3 tahun (termasuk program training colleges dan sekolah pelatihan guru
menengah). Instansi pendidikan ini memberikan pelatihan yang layak terhadap
guru‐guru untuk level‐level sekolah Taman Kanak‐kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan,
Universitas dan yang lainnya. In‐ service training juga menyediakan instansikhusus
untuk pelatihan guru‐guru di pendidikan sekolah.
Pendidikan Pre‐Service
Pendidikan In‐Service
Wang Dinghua. 2006. The Development of Basic Education in Rural China: Issues
and Problems. A presentation to the International Forum on
Contemporary Rural Development in China.
Yu Xing‐guo. 2006. The Status Quo of School Teachers and Teacher Education in
Rural China, a report to FAO. (in Chinese).