Anda di halaman 1dari 12

KLIPING PENDIDIKAN

oleh :

Nama : Kadek Ocha Aryati Okantari


No : 17
Kelas : X7

SMA NEGERI 10 DENPASAR


Jln, Baypass Ngurah Rai, No 732, Pedungan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali

1
 Pengertian

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang


yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan
secara otodidak
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu
secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi
tanggung jawab Kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemdikbud), dahulu bernama
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas). Di Indonesia, semua
penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam
tahun di sekolah dan tiga tahun di sekolah menengah pertama.
Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

 Tingkatan

a) Prasekolah
Dari kelahiran sampai usia 2 tahun, kanak-kanak Indonesia pada umumnya tidak memiliki akses
terhadap pendidikan formal. Dari usia 2 sampai 3 atau 4 tahun, mereka memasuki taman kanak-
kanak. Pendidikan ini tidak wajib bagi warga negara Indonesia, tujuan pokoknya adalah untuk
mempersiapkan anak didik memasuki sekolah dasar. Dari 49.000 taman kanak-kanak yang ada di
Indonesia, 99,35% diselenggarakan oleh pihak swasta. Periode taman kanak-kanak biasanya
dibagi ke dalam "Kelas A" (atau Nol Kecil) dan "Kelas B" (atau Nol Besar), masing-masing
untuk periode satu tahun.

b) Sekolah dasar
Kanak-kanak berusia 6–11 tahun memasuki sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiyah (MI).
Tingkatan pendidikan ini adalah wajib bagi seluruh warga negara Indonesia berdasarkan
konstitusi nasional. Tidak seperti taman kanak-kanak yang sebagian besar di antaranya
diselenggarakan pihak swasta, justru sebagian besar sekolah dasar diselenggarakan oleh sekolah-
sekolah umum yang disediakan oleh negara (disebut "sekolah dasar negeri" atau "madrasah
ibtidaiyah negeri"), terhitung 93% dari seluruh sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang ada di
Indonesia. Sama halnya dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat dan Australia, para siswa
harus belajar selama enam tahun untuk menyelesaikan tahapan ini. Beberapa sekolah
memberikan program pembelajaran yang dipercepat, di mana para siswa yang berkinerja bagus
dapat menuntaskan sekolah dasar selama lima tahun saja.
c) Sekolah menengah pertama
Sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) adalah bagian dari
pendidikan dasar di Indonesia. Setelah tamat dari SD/MI, para siswa dapat memilih untuk
memasuki SMP atau MTs selama tiga tahun pada kisaran usia 12-14. Setelah tiga tahun dan
tamat, para siswa dapat meneruskan pendidikan mereka ke sekolah menengah atas (SMA),
sekolah menengah kejuruan (SMK), atau madrasah aliyah (MA).

d) Sekolah menengah atas

Sebuah sekolah menengah atas negeri di Jakarta

Di Indonesia, pada tingkatan ini terdapat tiga jenis sekolah, yaitu sekolah menengah
atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah (MA). Siswa SMA
dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, sedangkan siswa SMK
dipersiapkan untuk dapat langsung memasuki dunia kerja tanpa melanjutkan ke tahapan
pendidikan selanjutnya. Madrasah aliyah pada dasarnya sama dengan sekolah menengah atas,
tetapi porsi kurikulum keagamaannya (dalam hal ini Islam) lebih besar dibandingkan dengan
sekolah menengah atas.
Jumlah sekolah menengah atas di Indonesia sedikit lebih kecil dari 9.000 buah.

e) Pendidikan tinggi
Setelah tamat dari sekolah menengah atas atau madrasah aliyah, para siswa dapat memasuki
perguruan tinggi. Pendidikan tinggi di Indonesia dibagi ke dalam dua kategori: yakni negeri dan
swasta. Kedua-duanya dipandu oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Terdapat beberapa jenis
lembaga pendidikan tinggi; misalnya universitas, sekolah tinggi, instutut, akademi,
dan politeknik.
Ada beberapa tingkatan gelar yang dapat diraih di pendidikan tinggi, yaitu Diploma
3 (D3), Diploma 4 (D4), Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), dan Strata 3 (S3).

Jenis tingkatan Gelar

D3 Ahli madya

D4 Sarjana Terapan

S1 Sarjana

S2 Magister

S3 Doktor
 Kurikulum

Kurikulum telah diterapkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda dan Jepang sebelum


kemerdekaan Indonesia tercapai. Belanda menerapkan kurikulum pada sekolah-sekolah yang
dikuasainya. Pembuatan kurikulum disesuaikan dengan kepentingan Belanda. Belanda membentuk
kurikulum ntuk tujuan memperlancar perdagangan dengan pribumi serta mempercepat penyebaran
agama Kristen di Indonesia.
Dalam lembaga pendidikan, penduduk pribumi diajari cara membaca dan menulis agar dapat
bekerja di perdagangan yang dikuasai oleh Belanda. Setelah Belanda menyerah kepada Jepang,
kurikulum di Indonesia diubah sesuai dengan kepentingan Jepang. Di Indonesia, Jepang
mendirikan sekolah rakyat yang bernama ”Kokumin Gako”. Penduduk pribumi diharuskan
mengikuti pembelajaran selama 6 tahun. Dalam penerapan kurikulum di Indonesia oleh Jepang,
bahasa Belanda digunakan hanya sebagai bahasa pengantar.

Setelah Indonesia melakukan proklamasi kemerdekaan, kurikulum di Indonesia telah berubah


beberapa kali pada masa Orde lama, Orde baru maupun masa reformasi. Pada masa Orde Lama,
kurikulum di Indonesia mengalami 3 kali perubahan melalui kebijakan negara tentang
pendidikan nasional. Periode pertama merupakan periode penetapan kurikulum pertama di
Indonesia. Kurikulum ini diterbitkan dan ditetapkan pada tahun 1947. Pembuatannya dimulai
sejak tahun 1945 dan berlaku hingga tahun 1949. Periode kedua dimulai dengan penetapan
kurikulum baru pada tahun 1952.

Perancangannya sejak tahun 1950 dan berlaku hingga tahun 1960. Perubahan kurikulum ketiga
sekaligus terakhir pada masa pemerintahan Orde Lama adalah kurikulum 1964. Kurikulum ini
telah dipersiapkan pada tahun 1961 dan dilaksanakan hingga tahun 1968. Pada masa Orde Lama,
kurikulum di Indonesia bertujuan untuk menetapkan karakter kebangsaan tetapi disertai dengan
tujuan politik penguatan ideologi kekuasaan Soekarno. Setelah pemerintahan Orde Lama
berakhir dan pemerintahan Orde Baru dimulai, kurikulum di Indonesia bertujuan untuk
memperkuat ideologi Pancasila dan pembangunan negara. Pada masa Orde Baru terjadi 4 kali
pergantian kebijakan kurikulum. Penetapan kurikulum dilandasi oleh pemanfaatan alumnus
pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja terampil dan menciptakan stabilitas politik serta
keamanan. Secara berurutan, nama kurikulum pada masa Orde Baru ialah Kurikulum 1968,
Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994. Setelah masa Orde Baru berakhir dan
digantikan dengan masa reformasi, kurikulum di Indonesia telah berganti sebanyak 3 kali.
Kurikulum yang pertama pada masa reformasi adalah Kurikulum berbasis kompertensi atau
Kurikulum 2004, Kurikulum tingkat satuan pendidikan atau Kurikulum 2006, dan Kurikulum
2013.
MENGENAL ALIRAN - ALIRAN
PENDIDIKAN

Apa si aliran-aliran pendidikan?

Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia


pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni
pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya,
sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu
dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap
calon tenaga kependidikan harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan. Dalam
dunia pendidikan setidaknya terdapat 3 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran
modern dan aliran pendidikan pokok di Indonesia.
Mengenal aliran-aliran pendidikan?

1. Aliran - Aliran Klasik dalam pendidikan


pemikiran tentang pendidikan sejak zaman dulu sampai sekarang mungkin yang akan datang
juga dapat bervariasi mulai dari pesimis dan optimis. 

Aliran empirisme
Aliran empirisme bertolak dari lockeal tradition yang mementingkan setimulus eksternal didalam
perkembangan manusia dan menyatakan bahwa perkembangan anak bergantung kepada
lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalama yang diperoleh anak dalam
kehidupan kehidupan sehari hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulus –stimulus.

Aliran nativisme
Aliran nativisme bertolak dari leibnitzion tradition yang menekankan kemampuaan dalam dari
anak sehingga faktor lingkungan termasuk factor pendidikan kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak lahir. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan
anak karena hasil pendidikan tergantung pada pembawaan.

Aliran naturalisme
Pandangan yang memiliki persamaan dengan Aliran natuivisme adalah aliran naturalisme bahwa
semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan yang baik tetapi pembawaan yang
baik itu akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rosseau juga berpendapat
bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang
baik itu.
Aliran ini disebut negativisme bahwa pendidik wajib menyerahkan pertumbuhan anak didik
kepada alam. Dengan kata lain, pendidik tidak diperlukan. Hal yang diperlukan adalah
menyerahkan anak didik kepada alam agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh
tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan.
Aliran konvergensi
Aliran konvergensi  bahwa seorang anak dilahirkan kedunia sudah disertai dengan pembawaan
baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun
faktor lingkungan, sama sama mempunyai perana yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada
waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai
untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan
perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang
diperlukan untuk pengembangan anak. 

2. Aliran pendidikan moderen di Indonesia


Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan
yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-centered).
Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak merupakan
pusat adari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan Progresivisme sangat
memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam
betuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak
mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri, anak
mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri, yang
berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus diperlakukan berbeda dari orang
dewasa.

Esensialisme
Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan
progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut
esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan
yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama
beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam
perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di
kelas.
Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman
yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya
pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat

Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu
ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-
kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar di kelas. 

Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita
adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita)
dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan
suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata
hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman.
Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat
menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang
dialami sehari-hari.

3. Aliran Pokok Pendidikan


Aliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang
Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan
di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau dikenal sebagai Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) didirikan untuk mencapai tujuan kerja sama di berbagai bidang,
termasuk pendidikan.

Contoh kerja sama negara ASEAN di bidang pendidikan pun beragam. Mulai dari pertukaran
pelajar, program beasiswa, hingga pembangunan fasilitas pendidikan di masing-masing negara
anggota.
Mengutip Buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paket A Setara SD/MI Kelas VI Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berjudul “Rekam jejak Indonesia di ASEAN”,
tujuan kerja sama di bidang pendidikan ini sudah dituangkan oleh para negara pendiri ASEAN
sejak organisasi berdiri pada 8 Agustus 1967.
Tujuan itu dituliskan dalam Deklarasi Bangkok. Khususnya pada poin ketiga, yaitu memajukan
kerja sama dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek).

Kerja sama ini juga tertuang di poin keenam, yakni mempromosikan studi terhadap Asia
Tenggara.

Berikut contoh kerja sama negara ASEAN di bidang pendidikan.

1. Pertukaran pelajar

Program pertukaran pelajar dilakukan oleh para negara anggota ASEAN. Indonesia sendiri telah
memiliki program pertukaran pelajar dengan Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Laos.

Tak hanya melakukan pertukaran pelajar, para pelajar pun diberi fasilitas beasiswa. Contohnya,
ASEAN Scholarships for Indonesia dari Pemerintah Singapura.

2. Program magang
Indonesia memiliki program magang mahasiswa dengan Thailand. Salah satunya pernah terjadi
untuk program magang mahasiswa dari Universitas Slamet Riyadi di Solo, Jawa Tengah.

3. Pengiriman tenaga pengajar


Indonesia dan Brunei Darussalam pernah menginisiasi program pengiriman tenaga pengajar dari
Tanah Air. Selain itu, Indonesia dan Kamboja juga pernah mengadakan program pertukaran
dosen untuk perguruan tinggi antar-kedua negara.

4. Pelatihan guru
Program pelatihan guru pernah didirikan oleh Indonesia dan Vietnam. Tak hanya melatih para
guru, kedua negara juga saling berbagi soal materi belajar dan cara mengelola sekolah-sekolah di
negara masing-masing.
5. Pembangunan fasilitas pendidikan
Indonesia pernah memfasilitasi berdirinya Madrasah Al Munawarah di Davao, Filipina. Selain
itu, Indonesia juga membangun dua sekolah di Desa La Ma Chae dan Desa Thet Kay Pyia Ywar
Ma di Myanmar.

Anda mungkin juga menyukai