TUGAS TUTORIAL I
NIM : 856798024
Kelas :3A
Semester : Tiga
1. Dalam melihat pendidikan dapat menggunakan tiga perspektif, yaitu perspektif filosofis,
perspektif psikologis-pedagogis, dan perspektif sosiologis-antropologis. Jelaskan yang
dimaksud dengan pandangan filosofis, psikologis-pedagogis, dan sosiologis-antropologis!
Jawab :
a. Pandangan Filosofis adalah cara melihat pendidikan dasar dari hakikat pendidikan dalam
kehidupan manusia. Pendidikan dasar yang dimaksud adalah berupa pendidikan yang
dipersiapkan dan ditekankan pada penguasaan siswa dalam baca, tulis, dan hitung,
menanamkan pengetahuan serta keterampilan dasar, dan mempersiapkan siswa untuk
memasuki tahap dan jenjang selanjutnya.
b. Pandangan Psikologis-Pedagogis adalah cara melihat pendidikan dasar dari fungsi proses
pendidikan dasar dalam pengembangan potensi individu sesuai dengan karakteristik
psikologis peserta didik. Pandangan psikologis-pedagogis terhadap sekolah dasar harus
diikuti oleh anak usia 6-13 tahun. Proses dalam pendidikan dasar ini merupakan proses
Pendidikan yang lebih baik, sistematis dengan keilmuan yang lebih terstuktur dan terarah
daripada proses perkembangan anak yang dilepas secara alami dan secara sosial tanpa
adanya bimbingan pembelajaran yang sistematis.
c. Pandangan sosiologis-antropologis adalah cara melihat pendidikan dasar dari fungsi
proses Pendidikan dasar dalam sosialisai atau pendewasaan peserta didik dalam konteks
kehidupan bermasyarakat, dan proses ekulturasi atau pewarisan nilai dari generasi tua
kepada peserta didik yang sedang mendewasa dalam konteks pembudayaan. Pandangan
sosiologis-antropologis dapat menjadi displin ilmu bagi manusia karena dapat
menyeimbangkan kemampuan dalam menjalani kehidupan sosial, karena dalam proses
mempelajarinya anak akan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan karena mereka
telah siap setelah melakukan proses pembelajaran tersebut.
3. Dalam sistem pendidikan nasional penyelenggara pendidikan terdiri dari pendidikan formal,
nonformal, dan informal. Dari jenis pendidikan formal terdapat pendidikan dasar, menengah,
dan pendidikan tinggi. Jelaskan bentuk-bentuk penyelenggaraan dasar yang formal!
Jawab :
Bentuk-bentuk penyelenggaran dasar yang bersifat formal adalah :
a. Sekolah Dasar (SD). SD merupakan jenjang pertama Pendidikan dasar yang
menyelenggarakan Pendidikan umum bagi anak-anak usia 6-12 tahun.
b. Madrasah Ibtidaiyah (MI). MI adalah madrasah yang menyelenggarakan Pendidikan
umum setingkat SD, di samping Pendidikan Agama Islam.
c. SD Unggulan atau Sekolah Nasional Plus. Sekolah ini menyelenggarakan Pendidikan
umum dengan keunggulan yang merupakan kelebihannya dari SD biasa. Kelebihan
tersebut dapat berupa : (1) Penggunaan Bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari atau
penggunaan dwi Bahasa, (2) Jumlah jam Pelajaran lebih banyak, (3) Tersedia
Pendidikan khusus, dan sertifikat bagi siswa yang memnuhi standar kompetensi pada
Lembaga Pendidikan global, (4) Fasilitas yang lengkap dan lebih baik dari sekolah
nasional, dan (5) Jumlah siswa dalam satu kelas relatif kecil. Sekolah ini juga dapat
menggunakan Kurikulum Internasional.
d. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). SDLB adalah Pendidikan khusus untuk tingkat SD
yang menyediakan layanan Pendidikan bagi anak-anak yang mempunyai kesulitan dalam
melihat (tunanetra), mendengar (tunarungu), fisik (tunadaksa), kelemahan mental
(tunagrahita), dan yang mempunyai kesulitan emosional-sosial (tuna laras)
e. SD Inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah yang juga memberikan Pendidikan untuk
anak berkebutuhan khusus (ABK). Di sekolah ini, baik anak yang berkebutuhan khus
maupun tidak, akan belajar di kelaas yang sama dan mendapat Pendidikan yang serupa.
5. Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk-bentuk kegiatan belajar yang bisa
dilakukan oleh siswa SD. Jelaskan bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dimaksud!
Jawab :
Bentuk-bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan siswa SD adalah :
a. Belajar menemukan. Menurut Jerome S. Bruner inti belajar menemukan ini adalah
bagaimana orang memilih , mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara
aktif.
b. Belajar menyimak. Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses
mengidentifikasi bunyi, Menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan
proses penyimpana, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan
keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.
c. Belajar meniru. Meniru adalah suatu aktivitas yang dilakukan manusia secara alamiah,
karena secara naluriah anak kecil akan mengikuti apa yang dilakukan dan dilihatnya,
dan mereka adalah peniru yang cakap.
d. Belajar menghafal. Belajar dengan cara menghafal mengakibatkan tingkat kemampuan
kognitif siswa yang terbentuk hanya pada tataran tingkat yang rendah, yaitu hanya pada
daerah tingkatan atau pemahaman saja.
e. Belajar merangkai. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan
kemampuan belajar merangkai dapat dilakukan dengan permainan aneka jenis binatang.
f. Belajar mengamalkan. Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan
mata Pelajaran PPKn dan Agama, karena pada mata Pelajaran tersebut anak diajarkan
tentang nilai-nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka
bersosialisai di Masyarakat.
g. Belajar menganalisis. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka melatih
anak belajar menganalisis, yaitu melaui permainan teka-teki.
h. Belajar merespon. Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai
reaksi dari suatu tertentu. Kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon
bagi siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar peristiwa yang
terjadi di sekitarnya.
i. Belajar mengorganisasikan. Menurut Rogers belajar mengorganisasikan ini sesuai
dengan teori belajar humanistik yang didalam proses pembelajarannya guru
memperhatikan prinsip Pendidikan dan pembelajaran.
j. Belajar mengambil keputusan. Sejak dini, anak sudah harus dididik agar bisa dan mampu
untuk mengambil keputusan, mulai dari keadaan yang dialami sehari-hari sampai
keadaan yang lebih sulit.
k. Berlatih. Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari-hari, guru dapat
mengadakan kegiatan beemain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli.
l. Belajar menghayati. Kegiatan belajar menghayati adalah kegiatan yang mengalami dan
merasakan sesuatu (dalam batin). Contoh : kita semua harus menghayati dan
mengamalkan Pancasila.
m. Belajar mengamati. Menurut Bandura, orang mengamati perilaku baik secara langsung
melalui interaksi sosial dengan orang lain, maupun secara tidak langsung dengan
mengamati perilaku melalui media.