Anda di halaman 1dari 6

Nama: Kristi Intan Kurniati

NIM: 857360565
Mata Kuliah: Perspektif Pendidikan SD
Dosen Pengampu: Iswatun Khoiriyah, M.PdProgram Studi: PGSD
UPB JJ: UT bogor – Pokjar Cibinong

TUGAS TUTORIAL 1

1. Menurut pendapat anda sudah tepatkah program wajib belajar 9 tahun yang
ditetapkanpemerintah ditinjau dari segi landasan filosofis, psikologis, pedagogis dan
yuridis? Program Wajib Belajar 9 Tahun adalah program pendidikan yang
diberlakukan olehpemerintah untuk memastikan bahwa semua anak-anak di suatu
negara memiliki akseske pendidikan dasar selama minimal 9 tahun. Program ini
mewajibkan anak-anak untukmengikuti pendidikan formal dari tingkat pendidikan
dasar hingga tingkat menengahpertama atau setara, dan ini biasanya mencakup
tingkat kelas 1 hingga kelas 9.Pendidikan nasional merupakan alat utama untuk
mengembangkan kemampuan sertameningkatkan mute kehidupan dan martabat
bangsa. Pendidikan pada hakekatnyamerupakan indirect investment bagi proses
produksi dan direct investment bagipeningkatan kualitas sumber daya manusia
(human quality). Untuk itu, menurut sayaprogram ini sudah tepat dilaksanakan
dalam ranah Pendidikan untuk mengembangkanSDM yang unggul dan berkualitas
berdasarkan beberapa landasam berikut:
1) Landasan Filosofis:
Program wajib belajar 9 tahun biasanya didasarkan pada filosofi bahwa pendidikan
adalah hak asasi manusia dan sarana untuk mencapai perkembangan pribadi,
kesejahteraan sosial, dan kemajuan negara. Landasan filosofis ini mencerminkan
prinsip-prinsip kemanusiaan dan kesetaraan.
2) Landasan Psikologis:
Program wajib belajar 9 tahun sejalan dengan prinsip psikologis bahwa anak-anak
dan remaja memerlukan waktu yang cukup lama untuk pengembangan
intelektual,emosional, dan sosial mereka. Program ini memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dasar sebelum
memasuki tahap pendidikan lanjutan.
3) Landasan Pedagogis:
Program wajib belajar 9 tahun harus didesain berdasarkan prinsip-prinsip
pedagogis yang mendukung pembelajaran efektif dan pengembangan peserta
didik. Ini mencakup kurikulum yang relevan, metode pengajaran yang sesuai, dan
penilaian yang adil. Program ini juga harus mempertimbangkan kebutuhan
individual siswa dan berbagai gaya belajar.
4) Landasan Yuridis:
Program wajib belajar 9 tahun biasanya didasarkan pada hukum dan peraturan
yangditetapkan oleh pemerintah. Yuridis ini mengatur hak dan kewajiban siswa,
orang tua, dan lembaga pendidikan dalam konteks program wajib belajar. Dalam
hal ini tertuang dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 dan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2008 pasal 12 ayat 3 Pemerintah kab/kota wajib mengupayakan agar
setiap warga negara Indonesia usia wajib belajar mengikuti program wajib belajar 9
tahun.

2. Karakteristik SD, SDLB, Program Paket A dan sekolah rumah. Jika anda meiliki anak
dengan keterlambatan belajar (slow learnear) umur 7 tahun lembaga mana yang akan
menjadi pilihan anda: berikan alasannya.
Karakteristik beberapa jenis pendiidkan:
1) Sekolah Dasar (SD):
- Ditujukan untuk anak-anak usia 6-12 tahun.
- Terdiri dari kelas 1 hingga kelas 6.
- Kurikulumnya mencakup mata pelajaran seperti matematika, bahasa, ilmu
pengetahuan, seni, pendidikan agama, dan lainnya.
- Umumnya diberikan oleh guru-guru berpendidikan dan dilaksanakan di
lembaga pendidikan formal yang diakui oleh pemerintah.
- Tujuannya adalah memberikan pendidikan dasar yang mencakup
keterampilanliterasi dan numerasi kepada anak-anak.
2) Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB):
- Untuk meninkaMerupakan sekolah khusus untuk anak-anak dengan
kebutuhankhusus atau disabilitas.
- Menawarkan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan individual
siswa,baik fisik, intelektual, emosional, maupun perkembangan.
- Mungkin memiliki staf pendukung seperti guru pendamping atau terapis
untukmembantu siswa.
- Tujuannya adalah memberikan pendidikan inklusif dan mendukung
perkembangan optimal anak-anak dengan disabilitas.
3) Program Paket A:
- Program pendidikan non-formal yang diselenggarakan untuk siswa yang tidak
dapat mengikuti pendidikan formal di lembaga pendidikan reguler.
- Sering ditawarkan sebagai alternatif untuk siswa dewasa yang ingin mengejar
pendidikan dasar dan menengah setelah melewati usia sekolah.
- Biasanya berfokus pada materi dasar seperti membaca, menulis, matematika,
dan pengetahuan umum.
- Mungkin dilaksanakan di sekolah malam, pusat pendidikan khusus, atau
melalui pendidikan jarak jauh.
- Tujuannya adalah memberikan kesempatan bagi mereka yang telah
melewatkan pendidikan dasar untuk mengejar pendidikan tinggi atau
perbaikan dalam kehidupan kerja.
4) Sekolah Rumah:
- Pendidikan yang dilaksanakan oleh orang tua atau wali untuk anak-anak
merekadi rumah.
- Kurikulum dan metode pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan
danpreferensi individu.
- Orang tua atau wali bertanggung jawab penuh atas pendidikan anak-anak
mereka.
- Sekolah rumah bisa berdasarkan filosofi pendidikan tertentu, agama, atau
alasanlain.
- Tujuannya adalah memberikan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai,
keyakinan, dan kebutuhan individu anak.

Jika saya memiliki anak yang dengan keterlambatan belajar (slow learnear) umur 7
tahun maka saya akan memilih lembaga SLDB atau sekolah rumah (home
schooling). Dengan memasukan anak slow learnear di SLB agar anak bisa
mendapatkan penanganan khusus dan memberikan pendidikan yang disesuaikan
dengan kebutuhan mereka. Dengan staf yang terlatih, SDLB dapat memberikan
dukungan khusus dan metode pembelajaran yang sesuai. Atau dengan home
schooling agar anak bisa lebih terarah karena biasanya terdapat tenaga kerja
khususdan kurikulum khusus yang menangani khusus satu anak. Ini dapat menjadi
pilihan
yang baik untuk mengendalikan kurikulum dan metode pembelajaran anak karena
memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan pendidikan dengan kecepatan dan
gaya belajar anak.

3. Uraikan perkembangan Pendidikan SD mulai era orde baru sampai reformasi.


Bagaimana anda merefleksikan perkembangan tersebut kaitannya dengan Pendidikan
di era Merdeka Belajar sekarang ini?
Perkembangan pendidikan di Indonesia dari era Orde Baru hingga Reformasi
mencakup sejumlah perubahan penting dalam sistem Pendidikan:
1) Era Orde Baru (1966-1998):
Pengaturan Pendidikan Sentralistik: Pemerintah mengendalikan dan
mengkoordinasikan sistem pendidikan secara ketat. Pendidikan menjadi alat bagi
pemerintah untuk mencapai tujuan politik dan sosial.
Kurikulum Nasional: Diperkenalkan kurikulum nasional yang mencerminkan nilai-
nilai nasionalisme dan ideologi pemerintah Orde Baru.
Keterbatasan Kemerdekaan Akademik: Pengawasan ketat pemerintah terhadap
lembaga pendidikan dan kebijakan seperti Sapta Marga mengurangi kemerdekaan
akademik.
2) Era Reformasi (Setelah 1998):
Desentralisasi Pendidikan: Reformasi membawa perubahan signifikan dalam
sistem pendidikan, termasuk desentralisasi yang memberi kewenangan lebih
besarkepada pemerintah daerah dalam mengelola pendidikan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi: Pergantian kurikulum nasional dengan
pendekatan berbasis kompetensi untuk memberikan fleksibilitas lebih besar
dalamdesain pendidikan.
Kemerdekaan Akademik: Reformasi membawa perubahan yang lebih terbuka
dalam pendidikan dan penelitian, memungkinkan lebih banyak kemerdekaan
akademik dan berpikir kritis.
Inklusi Pendidikan: Lebih banyak perhatian diberikan kepada inklusi pendidikan,
yang mencakup anak-anak dengan kebutuhan khusus dan mendukung
keberagaman.
3) Era Merdeka Belajar (Sekarang):
Otonomi Sekolah: Era Merdeka Belajar menekankan otonomi sekolah, yang
memberi sekolah lebih banyak kewenangan dalam mengelola pendidikan mereka
sendiri.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi: Pendidikan saat ini masih mengadopsi
pendekatan berbasis kompetensi, yang mendorong penguasaan keterampilan dan
pengetahuan yang relevan.
Pemanfaatan Teknologi: Pendidikan semakin menggabungkan teknologi,
terutama dalam konteks pembelajaran jarak jauh dan pendidikan online.
Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat: Orang tua dan masyarakat semakin
terlibat dalam pendidikan, termasuk dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan pendidikan.
Kemajuan Pendidikan Inklusif: Pendidikan inklusif terus menjadi fokus, dan upaya
dilakukan untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang setara ke
pendidikan.
Maka dalam perkembangannya sistem pendidikan Merdeka Belajar semakin
berkembang dan meningkat sejalan dengan kemajuan ICT. Dalam konteks era Merdeka
Belajar saat ini, konsep-konsep seperti otonomi sekolah, pembelajaran berbasis
kompetensi, pemanfaatan teknologi, dan keterlibatan orang tua dan masyarakat terus
ditingkatkan. Selain itu, pendidikan semakin mengarah pada memberikan lebih banyak
kebebasan kepada siswa untuk mengelola pendidikan mereka sendiri,
mengidentifikasiminat dan bakat mereka, dan menjadi pembelajar mandiri. Dalam
lingkungan pendidikan saat ini, ada dorongan lebih besar untuk mengembangkan
keterampilan seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan komunikasi yang efektif,
sejalan dengan perkembangan global dalam dunia pendidikan.

4. Uraikan 3 metode yang biasa anda gunakan dalam pembelajaran di SD. Diantara ketiga
metode tersebut, mana yang menurut anda paling efektif. Jelaskan alasannya.
Tiga metode pembelajaran yang biasanya saya gunakan di Sekolah Dasar (SD) yaitu:
1) Pembelajaran Kooperatif: Metode ini melibatkan kerja sama antara siswa dalam
kelompok kecil. Mereka bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Pendekatan ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa, keterampilan
sosial, dan pemahaman konsep karena siswa berkolaborasi dalam menyelesaikan
tugas atau proyek.
2) Pembelajaran Berbasis Proyek dan Demonstrasi: Siswa belajar melalui
penyelidikan dan pengerjaan proyek atau tugas yang memiliki relevansi dalam
kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk
mengembangkan keterampilan kritis, pemecahan masalah, dan penerapan konsep
dalam konteks nyata. Setelah itu, siswa dapat memperagakan dan
medemonstrasikan capaiannya.
3) Pembelajaran Bermain (Game-Based Learning): Metode ini menggunakan elemen
permainan, seperti permainan papan atau permainan komputer, untuk
mengajarkan konsep-konsep akademik. Pendekatan ini sering digunakan untuk
memotivasi siswa, memfasilitasi pemahaman konsep, dan meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah.

Menurut saya metode yang paling efektif adalah metode pembelajaran berbasis
proyekdan demontrasi. Metode ini menjadi manarik untuk dilakukan karena setiap
anak dapat mendemonstrasikan secara nyata sehingga tidak selalu berfokus pada
materi di buku secara fisik tetapi juga dapat menumbuhkembangkan keterampilan
dan softskill siswa dalam critical thinking, problem solve dan public speaking. Metode
ini menjadi metodepembelaran yang menyenangkan (fun-learning). Namun nyatanya
tidak ada metode pembelajaran yang secara mutlak lebih efektif daripada yang lain
karena efektivitasnya sangat tergantung pada konteks, materi pelajaran, dan gaya
belajar siswa. Selain itu, kombinasi dari metode yang berbeda dapat seringkali menjadi
pendekatan yang paling efektif, tergantung pada tujuan pembelajaran dan situasi
kelas.

Anda mungkin juga menyukai