PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bidang teknologi dan pendidikan untuk itu pembinaan yang terus menerus
pendidikan yang memadai, dalam hal ini berdasarkan kepada Al-quran dan as-
Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD RI tahun 1945
pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada
pendidikan Islam.
pendidikan yang berlangsung secara naluriah tanpa rencana dan tujuan tetapi
berlangsung begitu saja. Pendidikan Intensional adalah lawan dari pendidikan
keluarga, organisasi.
2. Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang berlangsung secara
tertentu dan sadar tetapi tidak perlu mengikuti peraturan yang ketat.
Jelas pendidikan baik disekolah maupun diluar sekolah adalah sangat penting bagi
kemajuan Bangsa dan Negara yang madani. Ketiga poin hal diatas suatu
Sekolah sebagai pendidikan formal, terdiri dari guru (pendidik) dan murid-
murid/anak didik. Antara mereka sudah barang tentu menjadi saling hubungan,
baik antara guru/pendidik dengan muridnya maupun antara murid dengan murid.
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Manusia adalah mahluk yang lemah
yang dalam perkembangannya senan tiasa membutuhkan orang lain. Minat, bakat,
kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan
optimal. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar
kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan
disiplin
Berkata dengan tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai-
nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan
norma tersebut. guru juga harus bertanggung jawab terhadap atas segala
nilai spriritual, emosional moral, sosial dan intelektual dalam pribadinya, serta
dan lingkungan.
dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional, karena mereka
bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di Sekolah, terutama dalam
pembelajaran oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus memenuhi
pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk dapat mengajar dengan baik, yaitu
1. Pendekatan kompetensi
Strategi mencapai kompentensi (the enabling strategy), mrupan strategi
4. Pendekatan kontekstual
Pembelajran kontektual (contectual Taching and learning) yang sering
kurikulum 2004.
Dalam usaha untuk meningkatkan pendidikan dalam islam ada pada pundak
Keluarga merupakanlembaga pertama dan utama dikenal anak. Hal ini disebakan
karena kedua orang tuannyalah orang yang pertama dikenal dan diterimanya
keberhasilan proses pendidikan anak selanjutnya. Dalam hal ini Allah berfirman
(QS.66:6), yang artinya; hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka. Dalam usaha keberhasilan pendidikan dalam islam,
Rasulullah saw. Bersabda melalui riwat anas ra; jika ia sudah usia 6 tahun,
didiklah ia dengan adab susila (akhlak). Jika ia sudah usia 9 tahun hendaklah
pisahkan tempat tidurnya. Dan jika ia telah berusia 13 tahun pukullah ia jika tidak
2. Pendidikan Sekolah
Dalam perspektif pendidikan islam setidaknya ada dua sendi asasi bagi proses
belajar mengajar yaitu; pertama, tujuan yang jelas yakni sebagai bentuk
pengabdian kepada Allah swt. Kedua, memiliki kurikulum yang sistematis, dan
memuat materi bagi terjadinya proses berfikir dan bertingkah laku yang sesuai
Dalam konteks ini, paling tidak ada delapan fungsi sekolah, yaitu untuk
Dilhat secara makro pendidikan secara formal, upaya yang dapat ditempuh adalah
berbagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang bagi kelancaran proses
belajar mengajar secara optimal. Diantaranya adalah letak dan penataan gedung
yang strategis dan kondusif bagi suatu proses pendidikan, sarana dan prasarana
yang mendukung, baik itu peralatan kelas maupun sarana prasara lainnya,
Kesemuanya itu harus menilai edukatif dan tidak bertentangan dengan prinsif
pokok ajaran agama yang diyakini (Islam), serta adat kebiasaan yang berlku
dimasyarakat.
Sedangkan secara mikro, upaya yang ditempuh lebih berorientasi pada aspek
kurikulum pendidikan yang integral dan mampu menyentuh seluruh dimensi dan
potensi manusia secara utuh, serta bersifat dinamis dan universal. Kedua, rumusan
pendidikan yang jelas dan pragmatis. Ketiga, proses belajar dan mengajar yang
dialogis dan demokratis. Dimensi ini meliputi metode yang digunakan bersifat
dialetis dan mampu menstimuli seluruh potensi peserta didik secara utuh,
peserta didik dan bersifat dinamis, berbentuk evaluasi yang valid, yaitu tidak
meliputi pengamatan terhadap moralitas peserta didik dan sikap aplikatif setelah
kelompok individu pada suatu komunitas yang terkait oleh satu kesatuan visi
kebudayaan yang mereka sepakati bersama. Setidaknya ada dua macam bentuk
yaitu kelompok yang dimana manusia mula-mula berinteraksi dengan orang lain
secara langsung, seperti keluarga dan masyarakat secara umum. Kedua, kelompok
sekunder yaitu kelompok yang dibentuk secara sengaja atas pertimbangan dan
sebagainya. Kesatuan visi ini secara luas kemudian membentuk hubungan yang
zamannya.
Untuk itu setiap anggota masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab moral
masyarakat harus senan tiasa terpadu, bekerja sama sekaligus kontrol bagi
yang timbal balik antara masyarakat dan pendidikan. sebab lewat pendidikanlah
nilai-nilai kebudayaan suatu komunitas masyarakat dapat dipertahankan dan
dilestarikan.
Oleh karena itu, perlu adanya renovasi reorientasi kembali konsep pendidikan
yang dilaksanakan, agar mampu melibatkan ke tiga unsur tersebut dalam satu
kesatuanvisi dan misi pendidikan secara aktif dan dinamis. Dengan kesatuan visi
dan misi itulah, pelaksanaan proses pendidikan dapat mencapai tujuannya secara
yang paripurna, serta pencipta insan massa depan dan yang siap pakai, terutama
berkaitan, baik kerjasama antara keluarga dengan sekolah, dan masyarakat dengan
sekolah.
Peran kerjasama keluarga dengan sekolah, banyak cara yang dapat ditempuh
dengan cara ini seperti: adanya kunjungan kerumah anak didik, diundangnya
surat menyrurat antara sekolah dan keluarga, adanya daftar nilai atau raport.
pendidikan punya berkaitan dan saling berperan. Apalagi zaman sekarang ini,
setiap orang selalu menyadari akan peran dan nilai pendidikan. karena setiap
telur dengan ayam. (Komentar M.Noor Syam dalam bukunya Filsafat Pendidikan
dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila). Masyarakat maju karena pendidikan,
dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang maju.
menyangkut masalah pendidikan. Bahan yang akan diberikan kepada anak didik
dan sebagainya.
4. Masyarakay yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.
5. Masyarakat sebgai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar.
cara guru mengajar didepan kelas. Bukan pada kurikulumnya. Karena kurikulum
pada dasarnya sama disetiap negara. Oleh karenaa itu kombinasi antara kurikulum
kurikulum sehingga semua siswa di suatu sekolah faham benar tentang nilai-nilai
ruhani dalam Islam dapat membangkitkan daya kekuatan pada diri seorang
muslim untuk melaksanakan pola kehidupan islam yang benar, jauh dari sifat-sifat
moral, dan keagamaan. Oleh karena itu pendidikan jiwa ini mempunyai pengaruh
Tentang karakter orang-orang mukmin, tujuh butir yang harus diperhatikah dalam
pendidikan ruhanai;
pada dirinya, dan menghilangkan rasa cemas serta mendidik jiwa kearah positif
kebenaran karena jiwanya telah bertautan dengan Allah Swt. Seseorang yang
jiwanya telah bertaubatan dengan Allah SWT niscaya akan selalu mencintai
Keenam, pendidikan ini mengajar seseorang agar tidak melakukan kesalahan dan
tidak melanggar ketentuan islam, baik berupa hukum, syarat, maupun etika.
dan membenci keburukan, sehingga selalu siap melakukan amar ma’ruf dan nahi
mungkar.
Sesuai dengan ajaran Islam, kita yakin bahwa keluarga merupakan unit dalam
Pertama, membentuk keluarga muslim dalam kerangka dasar dan landasan yang
Ketiga, disaat ruhani seseorang telah terdidik dengan tarbiyah islamiah maka
masyarakat dalam membentuk interaksi sosial yang baik menuju keridhoan Allah.
Pergaulan yang bersumber dari nilai-nilai islam itu akan mencerminkan sebuah
sistem dan etika islam dalam segala hal, semua yang berkaitan dengan tata cara
kepentingan.
Keenam, pendidikan ruhani dalam islam memberikan andil yan besar dalam
Ketujuh, selain pengaruh sosial tersebut, pendidikan ruhani dalam islam juga
baru pada keluarga dan masyarakat dalam menghadapi segala perubahan dengan
Pendidikan ruhani dalm islam mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
kondisi, dengan lapang dada dan sepenuh hati. Cabang-cabang amal islam itu;
memegang teguh rukun iman, rukun islam, berbuat adil berbuat ihsan, dan
melatih manusia untuk menjalankan islam dalam kehidupan sehari hari mereka
secara praktikal, kontribusi setiap individu muslim dengan apa yang dia mampu
kerjakan.
pendidikan moral yang telah berlangsung sejak lama di semua jenjang pendidikan
dalam pancasila, baik dalaam pola pikir, pola rasa maupun pola perilaku dalam
kehidupan sehari-hari.
Socrates berpendapat bahwa tujuan yang paling mendasar dari pendidikan adalah
untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah islam,
Lickona, brooks dan Goble seakan menggemakan kembali gaung yang disuarakan
socrates dan Muhammad Saw. bahwa moral, akhlak atau karakter adalah tujuan
yang tak terhindarkan dari dunia pendidikan. Begitu juga Marthin Luther King
that is the true aim of education”. Kecerdasan plus karakter, itulah tujuan yang
Menurut Forster ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter yaitu;
prinsip, dan tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut resiko.
Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak
menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaia atas keputusan
sendiri.
2. Effective, proses pendidikan harus dilaksanakan dengan efektif.
3. Extended into community, komunitas harus membantu dan mendukung
esensial.
6. Epistemological, harus ada koherensi antara cara berpikir meknatik dengan
benar.
7. Evaluative, menurut Kidder terdapat lima hal yang harus diwujudkan
tentang etik,
c. Mempunyai kapasitas untuk menampilkan kepercayaan diri secara
nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Masalah penelitian ini, bahwa strategi meningkatkan mutu pendidikan
melalui berkarakter itu dapat dilaksanakan dengan baik dan maksimal. Hal ini
perlu penelitian yang lebih khusus dalam permasalahan ini yang lebih
ini begitu luas cakupannya, maka permasalahan penelitian ini akan dibatasi
oleh waktu penelitian dan tema yang dibahas. Penulis hanya akan membatasi
memadai.
3. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari identifikasi dan pembatasan masalah peneliti ini adalah
sebelumnya baik internasional maupun lokal. Dari hasil penelusuran yang telah
dan dia mendukung lagi seperti belajar menerima (receptive learning), belajar
“Intellegence plus character, that is the true aim of education”. Kecerdasan plus
Socrates berpendapat bahwa tujuan yang paling mendasar dari pendidikan adalah
Rusworth Kidder dalam How Good People Make Tough Choices (1995)
disuarakan socrates dan Muhammad Saw, bahwa moral, akhlak atau karakter
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
bermanfaat untuk:
yang positif.
3. Menjadi sumber insfirasi dan rekomendasi bagi pemerintah dalam membuat
Islam.
4. Bahan kajian bagi peneliti selanjutnya terutama untuk mengembangkan
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian, ada beberapa jenis yang dipergunakan
peneliti, yaitu:
a. Penelitian Deskriptif (Descriptive Research) adalah penelitian yang
kecenderungan.
b. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut
gambaran ini maka tidak ada garis yang tegas antara penelitian
kuantitatif dengan penelitian ditinjau hanya penggunaan angka-
angka.
c. Hipotesis komparatif, peneliti menggunakan parameter populasi
Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi anatara dua sampel dan
komparasi antara lebih dari dua sampel yang sering disebut komparasi k sampel.
Selanjutnya setiap model komparasi sampel dibagi menjadi dua jenis yaitu sampel
yang berkorelasi dan sampel yang tidak berkorelasi disebut dengan sampel
reperensi berupa buku-buku, pendapat para ulama, para pakar pendidikan, artikel-
artikel, jurnal-jurnal, serta teks-teks hasil rumusan lain yang berkaitan dengan
dan demontrasi untuk mencari makna dari seluruh fenomena atau perbuatan yang
diinterprestasikan.
3. Sumber Data
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer
masalah yang berkaitan dengan penelitian secara mendalam dan dapat dipercaya
untuk menjadi sumber data yang akurat. Kedua: orang yang terlibat langsung
dalam maslah yang berkaitan dengan penelitian atau proses pembelajarana disuatu
pertimbangan diatas, maka yang jadi informan kunci adalah; Kepala sekolah,
media publikasi dan penerbitan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti
Secara keseluruhan, penelitian ini terdiri dari lima Bab. Data-data dilapangan
yang menjadi sumber penelitian dituangkan kedalam beberapa bab dan sub bab
penelitian ini
belakang masalah sebagai rasa ke kurang puasan penulis dari permasalahan yang
terjadi sehingga topik ini layak untuk diteliti. Dari sini ditentukan pokok-pokok
fokus penelitian yang diteliti. Setelah itu terdapat pemamaran tujuan dan
pemanfaatan penelitian baik secara akademik maupun praktis. Bab pertama ini
dilengkapi dengan metode penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa
data. Sebagi pelengkap bab pertama ini juga menyajikan sistematika penulisan
mengenai penerapan sistem pendidikan pada bab ini berisi sejumlah konsep
penting yang merupakan konstruksi dalam studi ini. Fokus penelitian ini adalah
Kabupaten Tangerang.
Bab kelima sebagai bab penutup berisi uraian kesimpulan dari empat bab
yang ditulis sebelumnya. Selain kesimpulan, bab ini juga merokomendasi yang
maupun praktis. Semoga studi penelitian dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca
umumnya.
BAB II
A. Pengertian Strategi
Istilah strategi pada awalnya digunakan dalam dunia milter yang diartikan sebagai
Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahas
yunani. Sebagai kata benda , strategos merupakan gabungan kata stratos (militer)
plan).
Semakin luasnya penerapan strategi, Mintzberg dan Waters (1983)
mengendalikan kegiatan).
adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk
melakukan kegiatan atu tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang
terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang
kegiatan.
efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Strategi
yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu.
dan situasi dimana proses tersebut berlangsung jaka panjang dalam jangka
panjang. Metode adalah jalan yang harus dimulai untuk menncapai tujuan.
Strategi yang baik adalah bila dapat melahirkan metode yang baik pula, sebab
sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan yang ada. Sebagaimana dalam QS. Al
Qashash:77 adalah “Dan berusahalah mendapatkan segala apa yang telah Allah
nasib hidupmu didunia, dan berbuatlah kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat
kebaikan kepadamu”.
suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan
kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat
1. Pengembangan Kurikulum
Pada prisipnya pengelolaan kurikulum yang berbasis sekolah membagi peran dan
pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif dan fisikomotor. Sistem penilaian yang
diharapkan diterapkan untuk mengukur hasil belajar siswa menurut kurikulum
seberapa jauh peserta didik telah memiliki kompentensi dasar maka diperlukan
dalam setiap mata pelajaran. hal ini yang sangat signifikan dalam perencanaa,
Tujuan penilaian yang dilakukan guru dikelas hendaknya diarahkan pada 4 hal
yaitu; keeping track, yaitu untuk menulusuri agar proses pembelajaran anak didik
tetap sesuai dengan rencana. Checking up, yaitu untuk mengecek adakah
Finding out, yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Suming up, yaitu
untuk menyimpulkan apakah anak didik telah mencapai kompentensi yang
Penilaian guru berbasis kelas dengan tujuan utamanya adalah untuk memamntau
kemajuan dan pencapai belajar siswa sesuai dengan matriks kompentensi belajar
yang telah ditetapkan, guru atau wali kelas diharapkan mengembangkan sistem
sistematis tentang kemajuan dan hasil belajar siswa. Portofolyo siswa memberikan
belajar dan psikososial anak (developmental), catatan prestasi khusus yang dicapai
siswa (showcase), catatan yang menyeluruh kegiatan belajar siswa dari awal
dikuasi anak secara komulatif. Portofolio ini sangat berguna baik bagi sekolah
baik orang tua serta pihak-pihak lain yang memerlukan informasi secara rinci
adalah:
1. Perlunya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus dititikberatkan
memaksimalkan pelaksanaannya.
3. Perlunya sistem penilaian yang sistematik dan periodik untuk mengetahui
Untuk lebih mendorong tumbuhnya profesionalisme guru selain apa yang telah
terhadap profesi guru masih sangat penting. Seperti yang diundangkan bahwa
guru berhak mendapat tunjangan profesi. Realisasi pasal ini tentunya akan sangat
Adapun yang diungkapkan oleh H. Djohar, MS, dari kondisi pendidikan yang
unggulan kemampuan apabila dibandingkan dengan orang lain, dan sebagai insan
demokrasi hanya dirasakan sebagai pernyataan verbal, bisa diucapkan akan tetapi
kejuruan yang lebih kuat dan mendasar, memilih dan menggunakan metode
perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan
B. Suryo Broto (1990 : 29) mengartikan alat pendidikan sebagai suatu yang dapat
murid dan masing-masing guru. Contoh alat pengajaran ini adalah: alat-alat
tulis, buku pelajaran, untuk murid, buku pegangan, buku-buku persiapan
Alat peraga adalah ialah alat pengajaran yang berfungsi untuk memperjelas atau
memberi gambaran yang kongkrit tentang hal-hal yang dianjurkan dan larangan
Alat pendidikan dapat dujga disebut sebagai sarana dan prasarana pendidikan,
diberikan pada kursus-kursus yang aturannya tidak terlalu ketat, sedangkan secara
b. Media Pendidikan
proses pendidikan yang pada dan pada masa modern alat-alat tersebut sudah
semakin canggih dan mutakhir seperti yang dapat kita saksikan sekarang ini
Hal ini adalah alat pendidikan yang tidak berupa bangunan tetapi berupa materi
a. Kurikulum
yang diproses dalam sistem kependidikan islam. Disamping itu juga kurikulum
jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. William B. Ragan,
Islam, maka isi kurikulum seperti metode, alat, dan sistem evaluasi yang
dimaksud[29].
Dr. Hasan langgulung yang menterjemahkan dari buku Omar Muhammad Al-
Toumy Al-Syaibani dalam Bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” dan di kutif oleh
Dr. Armai Arief, MA, di dalam Buku Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam, bahwa ada delapan prinsip dalam pengembangkan tujuan pendidikan Islam
antara lain :
berpegang teguh kepada prinsip ini akan terwujud tujuan, kurikulum, dan
yang saling menunjang dan membantu antara satu dengan yang lainnya.
5. Prinsip relisme dan dapat dilaksanakan;
Adalah sebuah prisif yang selalu menjungjung tinggi realitas atau
segi kebutuhan, emosi, tingkat kematangan berfikir dan bertindak atau sikap
agama.
Islam
dasar manusia yaitu; 1) tubuh; 2). Ruh dan 3). Akal yang masing-masing harus
dijaga.
Pengembangaan kurikulum meurut para tokoh-tokoh pendidikan islam yang telah
berkembang pada masa abad 10 sampai dengan abad 12 an, yang telah berhasil
tidak dapat dilepaskan dari konsepnya tentang manusia dan akhlak. Konsep
manusia, menurutnya ada tiga daya; (1) Daya bernasu (an-nasf al-babimiyyat),
pendidikan. konsep akhlak yang ditawarkannya berdasar pada doktrin jalan tengah
(al-wasath) yang bahasa inggris dikenala dengan istilah The Doctrin of The Mean
atau The Golden. Dalam pengertiannya jalan ini antara lain dengan keseimbangan,
As-Sunah dan Fiqih, ini termasuk kepada kurikulum yang disebut ijbari yaitu
kurikulum yang keharusan atau wajib bagi setiap anak. Kurikulum Ikhtiyari (tidak
wajib/pilihan) yang diberikakan tentang hitung, seluruh ilmu nahu, bahas arab,
dengan ilmu ijbari. Illmu Ijbariyah lebih dekat jaraknya dengan pembinaan
sebagian besar terkonsentrasi pada masalah etika hubungan guru dan murid dalam
proses belajar mengajar. Dia dia memandang penting seorang guru yang memiliki
sikap tawadlu (rendah hati), ikhlas, bahkan dia pun melarang seseorang mengajar
Berdasarkan sikap ikhlas tersebut, maka seorang guru akan tampil melaksanakan
tugasnya secara profesional. Hal ini ditandai oleh beberapa sikap diantaranya; 1)
ketekunan dan keuletan dalam bekerja, 5) memiliki daya kreasi dan motivasi
tinggi.
Ibn Sina dengan nama lengkap Abu ‘Ali al-Hsayn Ibn Abdullah (370- /980-1037
M), dalam pemikiran Ibn Sina di bidang pendidikan antara lain berkenaan dengan
Tujuan pendidikan yang dikemukan oleh Ibn Sina sudah terkandung strategi yang
diberikan kepada anak didik, selain harus dapat mengembangkan potensi dan
bakat dirinya secara optimal dan menyeluruh, juga harus mampu menolong
menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Hal ini sependapat dengan Ibn
anak usia 3 samapi 5 tahun diberikan mata pelajaran olah raga, budi pekerti,
pelajaran Olah raga. Dan dari 14 tahu keatas yang harus dibereikan lebih banyak
praktis.
Metode pembelajaran yang diberikan dengan cara metode talqin yaitu untuk
salah satu metode pengajaran yang paling efektif, khususnya dalam mengajarkan
akhlak. Metode diskusi, metode magang, metode penugasan inilah yang telah
Konsep guru dan hukuman dalam pengajaran. Guru adalah sebagai taulaaaadan
menyakitkan.
Al-Ghazali dengan nama lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-
banyak ilmu agama yang membawakan keselamatan dunia dan akherat, dan ilmu-
pengajaran yang diberikan oleh beliau adalah metode khusus bagi pengajaran
sifat-sifat keutaman pada diri mereka. Hal ini mendapatkan perhatian khusus dari
adalah sebagai kerja yang memerlukan hubungan yang erat antara dua hal pribadi,
2010
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
2003
Marifin Aminuddin Rasyad. Dasar-dasar Kependidikan, Dirjen. Bimbingan Islam
1990 hal.204
M. Sholeh Mutasir. Mencari avidensi Islam, analisis sistem filsafat, strategi dan
2002
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian . Cv. Alfabet bandung 2003
H.M. Arifin. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan teoritis dan Praktis Berdasarkan
pengembangan perasaan, sikap nilai dan emosi. Psikomotorik adalah ranah yang
Quraisy 2005
Armai Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Ciputata Pers
2002
Abuddin Nata. Pemikiran Para Tokoh-tokoh Pendidikan Islam. Pt. Raja Garfindo
Persada, 2003
Crow dan crow. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta; Rake Sarasin 1990 edisi
III
Marthin Luther King. “Intellegence Plus character, that is the rrue aim of
education”. Kecerdasan plus carakter, itulah tujuan yang benar dari pendidikan