Oleh : If Sujalma
NIM: 20192550003
Dosen Pengampu:
Dr M.Arfan Mu’ammar,MPdi
TAHUN 2020
A. Latar Belakang Masalah
Pandangan klasik tentang pendidikan pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang
dapat menjalakan 3 fungsi sekaligus yaitu : Pertama, generasi muda disiapkan supaya bisa
memegang peranan penting / tertentu yang ada didlam masyarakat. Kedua , memindahkan
ilmu pengetahuan seperti hasil yang diharapkan. ketiga, transfer nilai untuk menjaga
keutuhan dan kesatuan masyarakat dan juga peradaban.. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pendidikan secara umum dan pendidikan Islam secara khususnya, tidak cuma
bertujuan sekedar memproses transfer budaya (transfer of culture) atau mungkin transfer
pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga sekaligus sebagai proses pindah nilai
Pendidikan sebenarnya mempunyai nilai pendidikan yang strategis dan urgent dalam
proses pembentukan suatu bangsa didunia. Pendidikan itu upaya untuk menjamin hidup dan
keberlangsungan bangsa tersebut. Sebab lewat pendidikanlah semua nilai-nilai luhur akan
diwariskan serta didapati oleh bangsa tersebut akan bertahan, karena itu pendidikan tidak
hanya berfungsi sebagai bentuk how to know, dan juga how to do, tetapi yang mungkin sangat
penting yaitu adalah how to be, bagaimana agar how to be supaya cepat terwujud maka akan
diperlukan transfer nilai budaya dan transfer nilai kultur.Islam datang sebagai ajaran yang
diberikan oleh Allah sebenarnya menjalankan nilai-nilai pendidikan untuk membimbing serta
mengarahkan manusia didunia ini agar menjadi manusia / insan yang sempurna.2
Islam itu sebenarnya telah memberikan cara hidup untuk manusia dengan sangat
jelas. Yang pencapaiannya itu sangat bergantung pada ranah pendidikan. Dan itu merupakan
kunci yang sangat penting dalam membuka cara hidup atau kehidupan manusia ini.
1
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendekatan Nasional di Indonesia, (Jakarta:
Kencana),33
2
M. Rusli Karim, Pendidikan Islam sebagai Upaya Pembebasan Manusia, dalam Muslih Usa, Pendidikan Islam di
Indonesia Antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta: Tiara Wacana,1991),48.
Demikianlah islam jelas tak terpisahkan dan sangat berhubungan erat dalam dunia
pendidikan. Antar keduanya ada hubungan yang bersifat : organis fungsional yaitu gunanya
sebagai fungsi alat untuk mecapai tujuan pendidikan yang telah diinginkan. Pengembangan
pendidikan islam inilah yang menjadi kerangka dasar dalam mensistem pendidikan islam dan
Pendidikan merupakan bentuk interaksi dan juga sekaligus merupakan tindakan sosial
yang berlaku dalam jaringan hubungan manusia yang bisa menentukan gaya pendidikan
dalam suautu masyarakat. Untuk peranan dalam invidu yang mana didalamnya ada proses
pembelajaran pendidikan. Pendidikan adalah proses yang untuk menjadikan seseorang agar
Proses pembelajaran ada visi dan tujuan yang ingin didapat. Sebagai pendidik guru
dan subyek yang dididik, peserta didik. Maka keduanya itu adalah merupakan peranan
manusia yang sejajar dan berbeda. Dalam pandangan guru tentang manusia bisa
mempengaruhi sikap dan prilaku dalam mengerjakan dan mengelola tugas pendidikan.
Usaha yang dilakukan dalam proses memperoleh sesuatu perubahan yang bisa
menjadi tingkah laku adalah merupakan cara belajar mandiri. Atas hasil dari pengalaman
dalam berinteraksi dengan apapun, termasuk dengan lingkungannya. Seyogyanya ada 3 aspek
cara pembelajaran yang diketahui. Aspek kognitif, afektif dan juga psikomotorik.3
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan metode belajar agar efektif dan terarah
karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses
belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Maka diperlukan peran aktif guru suapaya dapat
3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),2.
memberikan bimbingan dan fasilitas belajar yang terbaik agar dapat memaksimalkan metode
dalam pembelajaran.
Seperti yang kita ketahui metode yang biasanya dipakai dala kegiatan belajar
menagajar adalah dengan dilakukannya sistem hukuman siswa dengan cara preventif dan
refpresif. Dengan dilakukan cara tersebut diharapkan hukuman tersebut dapat mencegah
terjadinya pelangaran dalam peraturan saudah dibuat dan juga sebagai bentuk tindakn tegas
yang dapat memunculkan rasa takut terhadap akibat dari pelanggaran tersebut.
Menurut amir daien indrakusuma pengertian hukuman adalah tindakan yang diberikan
untuk anak dalam posisi sadar dan ada unsur kengajaan didalamnya sehingga akan
menimbulkan effek nestapa dengan dengan itulah akan sadar akan hasil dari setiap perbuatan
pelanggaran yang telahh dilakukan. Dan ia harus berjanji untuk tidak mengualgi
secara sengaja yang dilakukan oleh seseorang setelah terjadi pelanggaran yang buatnya.4
Dalam psikologi Punishment / hukuman akan terjadi pada saat situasi kehilangan
(deprivation). Hukuman dapat diistilahkan pengalaman tidak enak yang hasilkan oleh
sesorang atau suatu kelompok secara sengaja dan sadar, dan juga merugikan kelompok lain
disebabkan dari pelanggaran tersebut. Perbuatan yang tidak benar/salah (misbehavior) itu
Hukuman itu awalnya dilakukan dengan cara retributive dan juga merupakan reaksi
langsung dari tingkah laku / perbuatan yang kita lakukan. Cara pandang retributive ini akan
dakap dilihat pada saat dalam mamberikan hukuman dalam secara adil yang berkaitan dengan
kesalahan yang diperbuat atau effek yang dihasilkan oleh perbuatannya tersebut. Bisa
4
Armai Arief,,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,2002),131.
diakatan hukuman ini dilakukan agar dapat sebagai penangkal (deterrence). Dalam
perkebangannya atas kegunaan hukuman sebagai bentuk perubahan tingkah laku seseorang
akan terlihat pada saat muncul cara berfikir rehabilitative. Cara berfikir / paradigma tersebut
akan melihat individu yang apa bila melanggar aturan atau menyimpang dari peraturan yang
sduah dibuat, maka jika demikian pada dasarnya orang tersebut alah orang yang rusak, bisa
jadi sakit atupun kekurangan dan memiliki ketidakmampuan sehinggga akhirnya dia
Oleh karena itu hukuman pada dasarnya manfaatnya adalah untuk memperbaiki dan
menyembuhkan sikap dari pelakunya. Maka seiring berjalan dengan pola fikir tersebut maka
bentuk hukuman yang diterimapun berbeda dan berkembang luas, dan bahkan bervariasi.
Cara / metode hukumanpun diselaraskan dengan fitrhanya manusia pada umumnya. Yang
merupakan ciri khas pendidikan islam. Jka kita mau menilik sejarah, Nabi Muhammad SAW
pun dalam menghadapi kesalahan ummatnya tidak menghukum dengan cara yang tidak bijak,
berlebihan ataupun sembrono. Maksudnya, beliau kalau menghukum tidak memakai sikap
yang kejam ataupun keras, dan juga tidak membuat enteng hukumannya.
Sebenarnya prinsip pokok dalam penggunaan hukuman ini semata-mata untuk sebagai
opsi jalan terakhir dan harus dilakukan dengan bijak dan tidak bersikap kejam pada anak
didik. Karna tujuan utama dalam hukuman yang kita terapkan adalah untuk menyadarkan
pelakunya dari kesalahan yang telah ia perbuat. Didalam buku karya Muhammad Athiya Al-
uqubah) adalah usaha edukasi / pendidikan untuk memperbaiki dan memberikan arahan pada
pelakunya kepada sesuatu yang benar (al irsyad wa al ishlah). Hukuman bukan hanya bentuk
pelakunya menjadi pribadi yang produktif, kreatif dan imajinatif. Adapan manfaat hukuman
dala perspektif / pandangan islam tentu saja sebagai alat untuk membimbing fitrahnya anak
didik pada sesuatu yang maksimal dalam tumbuh kembangnya. Yaitu agar ia bisa menghayati
, memahami dan mengamalkan pedoman ajaran islam dengan sebaik mungkin.Oleh karena
itu penelitian ini jika kita tarik pada hal yang spesifik maka akan kita temukan bahwa dalam
kontek ini akan terlihat pada dunia pendidikan yang ada disekolah.
hukuman yang ada disekolah. Seperti orang yang bahwa apa bila seseorang memberikan
hkuman pada siswa yang bersalah dalam melanggar aturan itu dianggap memperkosa hak
siswa dan tidak memberikan serta menunjukan hukuma dari jiwa seorang pendidik.
Sedangkan ada sebaian pendapat lain mengatakan dan menyetujui hukuman kepada siswa
adalah langkah untuk menghentikan perbuatan siswa yang tidak dinginkan guru karna pasti
akan mengakibat mudharat untuk dirinya taupun orang lain. Jika demikian maka sebagai
sebagai seorang pendidik harus bisa mengerti dan faham perlu tidaknya hukuman
Tujuan hukuman yang diberikan , serta manfaat yang didapat setelah menjalani
hukuman. Jika disekolah guru pasti kan mendapati masalah yang terdapat dan diperbuat oleh
siswa. Maka guru harus mau tidak mau atau suka tidak suka untuk bisa menangani
problematika ini. Sebagai contoh ada guru yang mengeluh bahwa ada siswanya yang gemar
mencontek dan juga suka berkelahi, padahal dia sering diberikan hukuman tapi tidak juga
jera. Selain itu ada juga kenakalan siswa lainnya yang sering dialkukan yaitu tawuran,
mungkin juga terlibat narkoba ataupun aktivitas seksual dini yang tidak semestinya mereka
lakukan. Hal yang demikian umunya akan menjadikan siswa sebagai objek dari tindak
afirmatif dan juga sebagai bentuk tindakan dari sekolah yang tegas dari guru-gurunya.
Tetapi saat ini yang dihadapi oleh tenaga pendidik kita kenyataanya sangat
berbanding terbalik dan bisa dikatakan serba salah. Ada anak didik yang salah tapi tetap kita
perlakukan secara halus tapi tetap tidak mengerti dan bahkan ngelunjak. Apa lagi jika da
siswa yang diperlakukan tindakan tegas dalam hukuman bisa berakibat runyam, baik untuk
gurunya sendiri taupun pihak sekolah.dan inilah yang menjadikan guru serbag salah dalam
mmeberikan didikan pada siswa. Sikap tegas pendidik dalam mberikan hukuman akan
menjadi kesalahan danberakibat negatif , contohnya mungkin akan ada unsur balas dendam,
Dalam menangani prilaku atau perbuatan anak sesudah orang tua , maka guru adalah
sebuah subyek kedua yang sangat penting dalam penangan pendidikan. Kadangkala guru
hanya bisa menghukum jka dianggap hukuman tersebut akan mengubah prilaku siswanya.
Konsep hukuman tidak bisa diabaikan karna akan sangat membantu fitrahnya yang baik.
Walaupun demikian pemahaman tentang manfaat hukuman dalam keadaaan tertentu tidak
bisa dganggu-gugat dalam menerapkan hukuman tanpa pandang bulu dan adil. Hukuman juga
harus bisa menghindari kesan kejam/sadis dan menakutkan yang bisa jadi terdapat kekerasan
didalamnya.6
Dengan Adanya terdapat pelanggaran yang ada dan dilakukan siswa dan kenakalan
para siswa, menarik minat penulis untuk meneliti bagaimana implementasi peraturan sekolah
Adapun lokasi penelitian di Smp Muhammadiyah 3 Surabaya dipilih karena beberapa alasan:
5
Hery Noer Aly,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999),104.
6
Abdullah Abdurrahman Saleh, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2007),236.
1. Sekolah ini juga memiliki program unggulan seperti, pesantren singgah, one
day one ayah , muhadaharah, kelas sabat ( entrepreneur, hukum dan tahfidzh)
mencari sumber masaalah dan solusi penangan hukuman peserta didik disekolah
tersebut.
telah dilaksanakan. Jumlah peserta didik dan background siswa yang beragam
yang ada disni merupakan tantangan tersendiri bagi guru Smp Muhammadiyah 3
3. Suasana sekolah yang cukup harmonis dan kekeluargaan yang hangat. Mulai
dari anak didik disana dan semua staf serta guru-gurunya. (hal ini peneliti
rasakan saat pertama datang di sekolah tersebut), menjadi alasan lain atas
Jadi, karna atas dasar realita diatas maka peneliti menjadi tertarik untuk meneliti dan
mengkaji lebih mendalam tentang apa strategi guru dalam mengimplementasikan peraturan
sekolah yang berlaku yang tentu saja dalam bentuk pendidikan islam. Mengacu pada hal
demikian itu, maka peneliti mencoba meneliti tentang “Implementasi Peraturan Sekolah
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi peraturan sekolah tentang hukuman dalam pendidikan
Muhammadiyah 3 Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Islam di Smp Muhammadiyah 3 Surabaya ini mempunyai beberapa tujuan yang menjadi
Muhammadiyah 3 Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
1) Kegunaan Teoritik
Adapun hasi penelitian ini bisa dijadikan pedoman implementasi untuk pertauran yang
ada disekolah tentang hukuman dalam konsep pendidikan islam yang ada di SMP
membawa manfaat signifikan baik secara praktis ataupun teoritis untuk para pendidik.
2) Kegunaan Praktis
peraturan yang ada disekolah yang dikombinasikan dengan pendidikan islam. Dan juga dapat
menajdi solusi praktis atas masalah yang bisa jadi muncul jika terdapat pelanggaran disekolah
dengan memberikan solusi hukuman terbaik. Sedangkan manfaat teoritisnya adalah penelitian
ini bisa jadi informasi yang sangat jelas dan detail mengenai penangan dan impentasi aturan
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain
yang ingin melakukan penelitian yang berupa istilah istilah yang penting dalam isi makalah
sehingga memudahkan pembaca untuk merupakan hal yang sangat penting guna
menghindari penyimpangan atau kesalah pahaman pada saat pengumpulan begitu pula istilah
itilah ini sangat penting guna menghindari penyimpangan atau kesalahpahaman terhadap
pembaca.
Guna memudahkan dalam memahami dan memeperoleh gambaran yang lebih jelas
secara komprehensif tentang judul tesis di atas ,maka disini akan di jelaskan istilah istilah
1. Implementasi
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin yaitu: skhole, scola, scolae atau skhola
yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah
mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak
dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung,
cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika
orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan
berbagai pelajaran di atas. Namun saat ini kata sekolah telah berubah arti menjadi
suatu bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima
dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala
sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah di setiap
disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan
Ukuran dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumber daya dan tujuan
sebuah lokasi tempat bertemu seorang pengajar dan beberapa peserta didik, atau
mungkin, sebuah kompleks bangunan besar dengan ratusan ruang dengan puluhan
8
Lihat di http:// edukasimedia.wordpress.com/2011/07/15/definisi-sekolah. Diakses pada tanggal 19 Juli 2020
pukul 06:10.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, sekolah berarti bangunan atau lembaga
untuk belajar dan mengaajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.9
Sekolah merupakan saalah satu lembaga pendidikan formal sebagai pusat kegiatan
3. Peraturan
Peraturan adalah suatu tata cara yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk
juga berguna bagi perkembangan mental dan psikologis bagi yang menaatinya.
sekolah adalah peraturan yang diterapkan oleh sekolah tertentu dengan tujuan
untuk memberi batasan dan mengatur sikap anak muda yang sering bersikap
orang beranggapan bagaimana seharusnya peraturan itu dibuat dan bagaimana isi
Kita ambil contoh sebuah peraturan di sekolah. Setiap sekolah memiliki aturannya
sendiri dan mereka yang membuatnya sendiri.4 Karakteristik tata tertib dan
Pada dasarnya tata tertib dan disiplin merupakan harapan yang dinyatakan secara
explisit yang mengandung peraturan tertulis mengenai perilaku peserta didik yang
9
Kamus besar bahasa indonesia v1.1
Ada dua dimensi penting dari disiplin yaitu: persetujuan kepala sekolah dan guru
terhadap kebijakan disiplin sekolah dan dukungan yang diberikan kepada guru
a. Terdapat peraturan tertulis yang menetapkan tingkah laku peserta didik yang
bisa diterima.
4. Hukuman
Hukuman menurut bahasa berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata Punishment
yang berarti Law (hukuman) atau siksaan”.10 Dalam Kamus Lengkap Bahasa
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para
(orang tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran,kejahatan atau
suatu perbuatan yang tidak menyenangkan dari orang yang lebih tinggi
10
John M. Echole dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996), hal. 456
11
Ananda S. dan S. Priyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kartika Putra Press, 2010), hal.196
12
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 186.
kedudukannya untuk pelanggaran dan kejahatan, yang bermaksud untuk
5.Pendidikan
mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dan masyarakat.15
a. Penelitian Terdahulu
Dalam hal ini Sejauh yang peneliti / penulis dapatkan dari penelitian sebelumnya, belum
ada penelitian yang membahas tentang implementasi peraturan sekolah tentang hukuman
sebenarnya ada memang penelitian sejenis mengenai reward ( hadiah ) dan punishmant
( hukuman ), misalnya :
13
Ny. Roestiyah N.K., Didaktik/Metodik, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hal. 63.
14
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.39
15
Ibid, 41.
1. Tulisan Abdurrahman Mas’ud yang berjudul, Reward dan Punishment dalam
dari pada reward / hadiah kepada siswa. Akan tetapi meneurtunya, barat
rosulullah SAW. Seprti halnya sikap, ulet, sabar, pemaaf, tanpa dendam dan
menurut Ulama Klasik (Studi Pemikiran Ibnu Maskawaih, al-Ghazali dan al-
dalam tesisnya tentang padangan dan berbagai pemikiran dari para ulama’ klasik
tentang opsi / cara konsep hukuman dan hadiah yang diterapkan dalam konsep
sebenarnya hukuman yang efektif yang dapat dietrapkan pada anak didik. Yaitu
adalah dengan cara bersikap kasih sayang dan lemah lembut. Anak salah itu
wajar kta peneliti karna sudah jadi tabiatnya anak. Dan dalam memberikan harus
2002). Dia menjelaskan bahwa pada hakikatnya reward dan punihsment adalah
merupakan sitem pendidikan islam. Dan pada sistem terdapat cara yang
berlaku. Punishment sebenrnya untuk agar sipelaku untuk faham bahwa yang
Jika sudah jelas semua tesis diatas membahas tentang reward dan punishment secara
normatif maupun dalam pengaplikasiannya. Maka berbeda dengan tesis diatas , penulis
mencoba lebih memfokuskan diri pada hukuman (punishment) dalam pendidikan islam.
b. Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini rencana metodologi yang akan dipergunakan antara lain
sebagai berikut:
1. Pendekatan Penelitian
yang timbul, dan gejala / akibat dampak yang terjadi dimasyarakat. Dengan cara
peneliti mengumpulkan banyak bukti untuk mendapatkan fakta aktual dan mendalam
yang disajikan dalam bentuk verbal , bukang dalam bentuk angka. Yang disebut
penelitian kualitatif. Adapun pengertian metode ini adalah metode penelitian yang
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Kalau
menilik pada jenisnya maka akan diketahuin bahwa penelitian ini lebih menekankan
pada field research / penelitian lapangan. Dan juga pendekatan kualitatif ini bisa juga
dilakukan sebagai prosedur penelitian untuk menghasilkan data diskripsi berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati / diteliti.
Adapun lapangan yang menjadi sasaran penelitian adalah SMP Muhammadiyah 3 Surabaya,
selain itu juga tidak lepas dari library research (penelitian kepustakaan) untuk memperoleh
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi:
a. Metode Observasi
Metode observasi yaitu dengan pengamatan yang dilakukan dengan cara pengamatan
Dalam penelitian ini penulis akan mengamati secara langsung implementasi peraturan
sekolah tentang hukuman dalam pendidikan Islam di sekolah tersebut. Kondisi secara
dari setiap perilaku yang tampak, maka observasi penelitian ini menggunakan
Observasi dilakukan selama lebih kurang tiga bulan dengan rangkaian kegiatan yang
b. Metode Wawancara
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
terbuka dan tertutup, yaitu dilakukan wawancara bebas dipadukan dengan wawancara
yang draf pertanyaannya sudah disiapkan. Wawancara dilakukan secara bervariasi dan
melihat momen, kapan dan di mana akan dilakukan wawancara secara informal,
hukuman.
16
Masri Singarimbun, dkk. Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,1989),192
Penetapan wawancara terhadap subjek-subjek penelitian dilakukan atas pertimbangan
bahwa subjek penelitian tersebut lebih memahami dan terkait dengan tujuan atau
di sekolah dan waka kurikulum, guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan guru mata pelajaran lain yang beragama Islam.
Wawancara tambahan dilakukan hanya sepintas kepada guru senior, atau peserta didik
c. Metode Dokumentasi
tertulis Metode dokumentasi berarti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
sudah tersedia di lapangan, sehingga data yang didapatkan. berupa data sekunder.
Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dan untuk
Kelebihan dari studi dokumentasi adalah data yang diperoleh stabil dan tidak cepat
berubah-ubah dan apabila terjadi kekeliruan atau kekurangan data dalam pembahasan.
maka dapat ditelusuri kembali dari sumber data yang sama yang kondisinya. tidak
banyak berubah.
Studi dokumentasi .dilakukan terhadap .dokumen-dokumen tertulis misalnya; sejarah
pendirian, profil, program sekolah, dokumen tentang guru dan siswa, dokumen
peraturan sekolah tentang hukuman, data pelanggaran siswa, program .penilaian, buku
daftar nilai siswa, jurnal pelaksanaan belajar mengajar sekolah, atau foto-foto
penyelenggaraan kegiatan.
Sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian kualitatif posisi nara
sumber sangat penting, bukan sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai
Sumber data berupa data primer berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari
situasi alami yang terjadi di lingkungan sekolah, baik dari pimpinan sekolah, para guru
serta peserta didik. Subjek penelitian adalah pimpinan sekolah, guru mata pelajaran
bersedia dan mempunyai waktu untuk memberi informasi serta peserta didik.
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen . Sumber data
sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen tertulis dan foto-foto. Jenis data yang
17
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi dengan Contoh Proposal dan Laporan Penelitian,
(Bandung: Alfabeta 2005),62.
diperoleh hasil pengamatan terhadap implementasi peraturan sekolah tentang hukuman
dari wawancara dan hasil studi dokumentasi yang isinya mempunyai korelasi dengan
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
penganalisasian terhadap data-data tersebut, mulai dari hasil wawancara, pengamatan yang
sudah dituliskan dari catatan lapangan, dokumen resmi dan sebagainya. Kemudian diteruskan
dengan melakukan reduksi data melalui cara abstraksi, menyusunnya dalan satuan-satuan,
mengadakan kategorisasi dan melakukan proses pemeriksaan keabsahan data. Data yang
c. Sistematika Pembahasan
Hasil penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk tulisan dengan sistematika sebagai
berikut:
2. Bab kedua, berisi pembahasan tentang Hukuman dalam Pendidikan Islam dan Tujuan
Pendidikan Islam yang terdiri 2(dua) sub bab yaitu sub bab Hukuman dalam
18
Iman Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2001),134.
Pendidikan Islam, meliputi Pengertian, kedudukan dan Signifikansi; Tujuan dan
Ma’ruf Nahi Munkar; Prinsip Keadilan (Egalite); Prinsip Kasih Sayang; Prinsip
Islam; Tujuan Pendidikan Islam, terdiri dari Tujuan Akhir dan Tujuan Khusus
Pendidikan Islam
3. .Bab ketiga berisi tentang Kondisi Obyektif Sekolah dan Peraturan Sekolah tentang
dari: Situasi Umum SMP Muhammadiyah 3 Surabaya Visi dan Misi Sekolah; Faktor
Pendidikan Islam.
Pendidikan Islam.
BAB I . PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
E. Definisi Penelitian
F. Sistematika Pembahasan
A. Tinjauan Pustaka
B. Kerangka Teori
A. Jenis Penelitian
B. Sumber Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
2. Teknik Lapangan
a) Observasi
b) Dokumentasi
1. Reduksi Data
2. Display Data
3. Verifikasi Data
B. Penyajian Data
BAB V . PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Kata Penutup
D. Daftar Pustaka
E. Lampiran-Lampiran.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Hery Noer, 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Arief, Armai, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Press.
Suprayogo, Iman dan Tobroni, (2001), Metode Penelitian Sosial Agama, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
M. Ngalim Purwanto, 2006, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
John M. Echole dan Hasan Shadily, 1996, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia.
Ananda S. dan S. Priyanto, 2010, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Surabaya: Kartika Putra
Press.