Islam itu sebenarnya telah memberikan cara hidup untuk manusia dengan sangat jelas. Yang
pencapaiannya itu sangat bergantung pada ranah pendidikan. Dan itu merupakan kunci yang
sangat penting dalam membuka cara hidup atau kehidupan manusia ini. Demikianlah islam jelas
tak terpisahkan dan sangat berhubungan erat dalam dunia pendidikan. Anatar keduanya ada
hubungan yang bersifat : organis fungsional yaitu gunanya sebagai fungsi alat untuk mecapai
tujuan pendidikan yang telah diinginkan. Pengembangan pendidikan islam inilah yang menjadi
kerangka dasar dalam mensistem pendidikan islam dan juga merupakan landasan banyaknya
berbagai macam pemikiran tentang pendidikan.
Pendidikan merupakan bentuk interaksi dan juga sekaligus merupakan tindakan sosial yang
berlaku dalam jaringan hubungan manusia yang bisa menentukan gaya pendidikan dalam suautu
masyarakat. Untuk peranan dalam invidu yang mana didalamnya ada proses pembelajaran
1
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendekatan Nasional di Indonesia, (Jakarta:
Kencana),33.
2
M. Rusli Karim, Pendidikan Islam sebagai Upaya Pembebasan Manusia, dalam Muslih Usa, Pendidikan
Islam di Indonesia Antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta: Tiara Wacana,1991),48.
pendidikan. Pendidikan adalah proses yang untuk menjadikan seseorang agar lebih manusiawi
(being humanize).
Proses pembelajaran ada visi dan tujuan yang ingin didapat. Sebagai pendidik guru dan subyek
yang dididik, peserta didik. Maka keduanya itu adalah merupakan peranan manusia yang sejajar
dan berbeda. Dalam pandangan guru tentang manusia bisa mempengaruhi sikap dan prilaku
dalam mengerjakan dan mengelola tugas pendidikan.
Usaha yang dilakukan dalam proses memperoleh sesuatu perubahan yang bisa menjadi tingkah
laku adalah merupakan cara belajar mandiri. Atas hasil dari pengalaman dalam berinteraksi
dengan apapun, termasuk dengan lingkungannya. Seyogyanya ada 3 aspek cara pembelajaran
yang diketahui. Aspek kognitif, afektif dan juga psikomotorik.3
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan metode belajar agar efektif dan terarah karena
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar yang
dilakukan oleh peserta didik. Maka diperlukan peran aktif guru suapaya dapat berpengaruh untuk
karakterisktik siswa dengan memberikan dukungan moral dalam memberikan bimbingan dan
fasilitas belajar yang terbaik agar dapat memaksimalkan metode dalam pembelajaran.
Seperti yang kita ketahui metode yang biasanya dipakai dala kegiatan belajar menagajar adalah
dengan dilakukannya sistem hukuman siswa dengan cara preventif dan refpresif. Dengan
dilakukan cara tersebut diharapkan hukuman tersebut dapat mencegah terjadinya pelangaran
dalam peraturan saudah dibuat dan juga sebagai bentuk tindakn tegas yang dapat memunculkan
rasa takut terhadap akibat dari pelanggaran tersebut.
Menurut amir daien indrakusuma pengertian hukuman adalah tindakan yang diberikan untuk
anak dalam posisi sadar dan ada unsur kengajaan didalamnya sehingga akan menimbulkan effek
nestapa dengan dengan itulah akan sadar akan hasil dari setiap perbuatan pelanggaran yang
telahh dilakukan. Dan ia harus berjanji untuk tidak mengualgi perbuatannya dikemudian
hari.Hukuman adalah diberikannya penderitaan yang ditimbulkan secara sengaja yang dilakukan
oleh seseorang setelah terjadi pelanggaran yang buatnya.
Dalam psikologi Punishment / hukuman akan terjadi pada saat situasi kehilangan (deprivation).
Hukuman dapat diistilahkan pengalaman tidak enak yang hasilkan oleh sesorang atau suatu
kelompok secara sengaja dan sadar, dan juga merugikan kelompok lain disebabkan dari
pelanggaran tersebut. Perbuatan yang tidak benar/salah (misbehavior) itu bisa berupa
pelanggaran hukum, atau aturan, perundangan,dan perintah.
Hukuman itu awalnya dilakukan dengan cara retributive dan juga merupakan reaksi langsung
dari tingkah laku / perbuatan yang kita lakukan. Cara pandang retributive ini akan dakap dilihat
3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003),2.
pada saat dalam mamberikan hukuman dalam secara adil yang berkaitan dengan kesalahan yang
diperbuat atau effek yang dihasilkan oleh perbuatannya tersebut. Bisa diakatan hukuman ini
dilakukan agar dapat sebagai penangkal (deterrence). Dalam perkebangannya atas kegunaan
hukuman sebagai bentuk perubahan tingkah laku seseorang akan terlihat pada saat muncul cara
berfikir rehabilitative. Cara berfikir / paradigma tersebut akan melihat individu yang apa bila
melanggar aturan atau menyimpang dari peraturan yang sduah dibuat, maka jika demikian pada
dasarnya orang tersebut alah orang yang rusak, bisa jadi sakit atupun kekurangan dan memiliki
ketidakmampuan sehinggga akhirnya dia melakukan perbuatan pelanggaran tersebut. Oleh
karena itu hukuman pada dasarnya manfaatnya adalah untuk memperbaiki dan menyembuhkan
sikap dari pelakunya. Maka seiring berjalan dengan pola fikir tersebut maka bentuk hukuman
yang diterimapun berbeda dan berkembang luas, dan bahkan bervariasi. Cara / metode
hukumanpun diselaraskan dengan fitrhanya manusia pada umumnya. Yang merupakan ciri khas
pendidikan islam. Jka kita mau menilik sejarah, Nabi Muhammad SAW pun dalam menghadapi
kesalahan ummatnya tidak menghukum dengan cara yang tidak bijak, berlebihan ataupun
sembrono. Maksudnya, beliau kalau menghukum tidak memakai sikap yang kejam ataupun
keras, dan juga tidak membuat enteng hukumannya.4
Sebenarnya prinsip pokok dalam penggunaan hukuman ini semata-mata untuk sebagai opsi jalan
terakhir dan harus dilakukan dengan bijak dan tidak bersikap kejam pada anak didik. Karna
tujuan utama dalam hukuman yang kita terapkan adalah untuk menyadarkan pelakunya dari
kesalahan yang telah ia perbuat. Didalam buku karya Muhammad Athiya Al-abrasyi : Attarbiyah
Al islamiyah menerangkan bahwa, punushment atau hukuman (al-uqubah) adalah usaha
edukasi / pendidikan untuk memperbaiki dan memberikan arahan pada pelakunya kepada sesuatu
yang benar (al irsyad wa al ishlah). Hukuman bukan hanya bentuk tindakan menghantikan
kreativitas, melainkan sebagai bentuk usaha untuk mengembalikan pelakunya menjadi pribadi
yang produktif, kreatif dan imajinatif. Adapan manfaat hukuman dala perspektif / pandangan
islam tentu saja sebagai alat untuk membimbing fitrahnya anak didik pada sesuatu yang
maksimal dalam tumbuh kembangnya. Yaitu agar ia bisa menghayati , emahami dan
mengamalkan pedoman ajaran islam dengan sebaik mungkin.Oleh karena itu penelitian ini jika
kita tarik pada hal yang spesifik maka akan kita temukan bahwa dalam kontek ini akan terlihat
pada dunia pendidikan yang ada disekolah.
Sebenarnya ada banyak pendapat yang berbeda-beda tentang masalah bentuk hukuman yang ada
disekolah. Seperti orang yang bahwa apa bila seseorang memberikan hkuman pada siswa yang
bersalah dalam melanggar aturan itu dianggap memperkosa hak siswa dan tidak memberikan
serta menunjukan hukuma dari jiwa seorang pendidik. Sedangkan ada sebaian pendapat lain
mengatakan dan menyetujui hukuman kepada siswa adalah langkah untuk menghentikan
perbuatan siswa yang tidak dinginkan guru karna pasti akan mengakibat mudharat untuk dirinya
taupun orang lain. Jika demikian maka sebagai sebagai seorang pendidik harus bisa mengerti dan
faham perlu tidaknya hukuman diberlakukan pada siswa yang melanggar aturan. Tujuan
hukuman yang diberikan , serta manfaat yang didapat setelah menjalani hukuman. Jika disekolah
guru pasti kan mendapati masalah yang terdapat dan diperbuat oleh siswa. Maka guru harus mau
4
Armai Arief,,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,2002),131.
tidak mau atau suka tidak suka untuk bisa menangani problematika ini. Sebagai contoh ada guru
yang mengeluh bahwa ada siswanya yang gemar mencontek dan juga suka berkelahi, padahal dia
sering diberikan hukuman tapi tidak juga jera. Selain itu ada juga kenakalan siswa lainnya yang
sering dialkukan yaitu tawuran, mungkin juga terlibat narkoba ataupun aktivitas seksual dini
yang tidak semestinya mereka lakukan. Hal yang demikian umunya akan menjadikan siswa
sebagai objek dari tindak afirmatif dan juga sebagai bentuk tindakan dari sekolah yang tegas dari
guru-gurunya.
Tetapi saat ini yang dihadapi oleh tenaga pendidik kita kenyataanya sangat berbanding terbalik
dan bisa dikatakan serba salah. Ada anak didik yang salah tapi tetap kita perlakukan secara halus
tapi tetap tidak mengerti dan bahkan ngelunjak. Apa lagi jika da siswa yang diperlakukan
tindakan tegas dalam hukuman bisa berakibat runyam, baik untuk gurunya sendiri taupun pihak
sekolah.dan inilah yang menajdkan guru serbag salah dalam mmeberikan didikan pada siswa.
Sikap tegas pendidik dalam mberikan hukuman akan menjadi kesalahan danberakibat negatif ,
contohnya mungkin akan ada unsur balas dendam, merendahkan wibawa dan martabat pendidik
sendiri.5
Dalam menangani prilaku atau perbuatan anak sesudah orang tua , maka guru adalah sebuah
subyek kedua yang sangat penting dalam penangan pendidikan. Kadangkala guru hanya bisa
menghukum jka dianggap hukuman tersebut akan mengubah prilaku siswanya. Konsep hukuman
tidak bisa diabaikan karna akan sangat membantu fitrahnya yang baik. Walaupun demikian
pemahaman tentang manfaat hukuman dalam keadaaan tertentu tidak bisa dganggu-gugat dalam
menerapkan hukuman tanpa pandang bulu dan adil. Hukuman juga harus bisa menghindari kesan
kejam/sadis dan menakutkan yang bisa jadi terdapat kekerasan didalamnya.6
Dengan Adanya terdapat pelanggaran yang ada dan dilakukan siswa dan kenakalan para siswa,
menarik minat penulis untuk meneliti bagaimana implementasi peraturan sekolah tentang
hukuman dalam pendidikan Islam di Smp Muhammadiyah 3 Surabaya.
Adapun lokasi penelitian di Smp Muhammadiyah 3 Surabaya dipilih karena beberapa alasan:
1. Sekolah ini juga memiliki program unggulan seperti, pesantren singgah, one day
one ayah , muhadaharah, kelas sabat ( entrepreneur, hukum dan tahfidzh) dan outing
class. Sehingga dengan adanya kegiatan tersebut memudahkan mencari sumber
masaalah dan solusi penangan hukuman peserta didik disekolah tersebut.
2. Pelaksanaan peraturan sekolah tentang hukuman dalam pendidikan Islam juga telah
dilaksanakan. Jumlah peserta didik dan background siswa yang beragam yang ada
5
,Hery Noer Aly,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999),104.
6
Abdullah Abdurrahman Saleh, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2007),236.
disni merupakan tantangan tersendiri bagi guru Smp Muhammadiyah 3 Surabaya
dalam menerapkan peraturan sekolah tentang hukuman dalam pendidikan Islam.
Namun demikian Smp Muhammadiyah 3 Surabaya mampu melaksanakan peraturan
sekolah tersebut secara efektif dan efisien.
3. Suasana sekolah yang cukup harmonis dan kekeluargaan yang hangat. Mulai dari
anak didik disana dan semua staf serta guru-gurunya. (hal ini peneliti rasakan saat
pertama datang di sekolah tersebut), menjadi alasan lain atas ketertarikan peneliti
untuk memilih sekolah tersebut.
Jadi, karna atas dasar realita diatas maka peneliti menjadi tertarik untuk meneliti dan mengkaji
lebih mendalam tentang apa strategi guru dalam mengimplementasikan peraturan sekolah yang
berlaku yang tentu saja dalam bentuk pendidikan islam. Mengacu pada hal demikian itu, maka
peneliti mencoba meneliti tentang “Implementasi Peraturan Sekolah tentang Hukuman dalam
Pendidikan Islam di Smp Muhammadiyah 3 Surabaya”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
C. Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai Implementasi Peraturan Sekolah tentang Hukuman dalam Pendidikan Islam
di Smp Muhammadiyah 3 Surabaya ini mempunyai beberapa tujuan yang menjadi kerangka
acuan dalam kerja penelitian. Tujuan ini adalah:
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasi penelitian ini bisa dijadikan pedoman implementasi untuk pertauran yang ada
disekolah tentang hukuman dalam konsep pendidikan islam yang ada di SMP Muhammadiyah 3
Surabaya. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini dapat membawa manfaat signifikan
baik secara praktis ataupun teoritis untuk para pendidik.
Manfaat praktis itu adalah memberikan sumbangsih pemikiran tentang pentingnya peraturan
yang ada disekolah yang dikombinasikan dengan pendidikan islam. Dan juga dapat menajdi
solusi praktis atas masalah yang bisa jadi muncul jika terdapat pelanggaran disekolah dengan
memberikan solusi hukuman terbaik. Sedangkan manfaat teoritisnya adalah penelitian ini bisa
jadi informasi yang sangat jelas dan detail mengenai penangan dan impentasi aturan sekolah di
SMP Muhammadiyah 3 Surabaya.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam hal ini Sejauh yang peneliti / penulis dapatkan dari penelitian sebelumnya, belum ada
penelitian yang membahas tentang implementasi peraturan sekolah tentang hukuman dalam
pendidikan Islam. Apalagi khususnya di Smp Muhammadiyah 3 Surabaya. Tapi sebenarnya
Memang ada penelitian sejenis mengenai reward (hadiah) dan punishmant (hukuman), misalnya
:
Jika sudah jelas semua tesis diatas membahas tentang reward dan punishment secara normatif
maupun dalam pengaplikasiannya. Maka berbeda dengan tesis diatas , penulis mencoba lebih
memfokuskan diri pada hukuman (punishment) dalam pendidikan islam. Dengan demikian
peneliti mengambil judul Implementasi Peraturan Sekolah tentang Hukuman dalam Pendidikan
Islam di Smp Muhammadiyah 3 Surabaya.
F. Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini rencana metodologi yang akan dipergunakan antara lain
sebagai berikut:
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Artinya yaitu teknik/strategi penelitian
yang biasanya dipakai untuk memahami masyarakat, timbulnya masalah yang timbul, dan
gejala / akibat dampak yang terjadi dimasyarakat. Dengan cara peneliti mengumpulkan
banyak bukti untuk mendapatkan fakta aktual dan mendalam yang disajikan dalam bentuk
verbal , bukang dalam bentuk angka. Yang disebut penelitian kualitatif. Adapun pengertian
metode ini adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, yang mana
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimental).teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi. Kalau menilik pada jenisnya maka akan diketahuin bahwa penelitian ini lebih
menekankan pada field research / penelitian lapangan. Dan juga pendekatan kualitatif ini
bisa juga dilakukan sebagai prosedur penelitian untuk menghasilkan data diskripsi berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati / diteliti.
Adapun lapangan yang menjadi sasaran penelitian adalah SMP Muhammadiyah 3 Surabaya,
selain itu juga tidak lepas dari library research (penelitian kepustakaan) untuk memperoleh
landasan teoritis secara ilmiah.
Agar data diperoleh secara lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku yang tampak, maka observasi penelitian ini menggunakan observasi
partisipatif dengan tipe partisipatif moderat sehingga terdapat keseimbangan peneliti
antara menjadi orang dalam dan orang luar.
Observasi dilakukan selama lebih kurang tiga bulan dengan rangkaian kegiatan yang
meliputi; observasi umum kegiatan yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3
Surabaya dan observasi khusus terhadap peraturan sekolah tentang hukuman.
b. Metode Wawancara
Wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada
responden. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/kecil.7
7
Masri Singarimbun, dkk. Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,1989),192
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang mengandung makna barang-barang tertulis
Metode dokumentasi berarti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. .
Kelebihan dari studi dokumentasi adalah data yang diperoleh stabil dan tidak cepat
berubah-ubah dan apabila terjadi kekeliruan atau kekurangan data dalam pembahasan.
maka dapat ditelusuri kembali dari sumber data yang sama yang kondisinya. tidak banyak
berubah.
Sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.8 Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber
sangat penting, bukan sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi,
sebagai sumber informasi (key informan) .9
Sumber data berupa data primer berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari situasi
alami yang terjadi di lingkungan sekolah, baik dari pimpinan sekolah, para guru serta
peserta didik. Subjek penelitian adalah pimpinan sekolah, guru mata pelajaran yang aktif
terlibat dalam mengimplementasikan peraturan sekolah tentang hukuman, bersedia dan
mempunyai waktu untuk memberi informasi serta peserta didik.
8
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi dengan Contoh Proposal dan Laporan
Penelitian, (Bandung: Alfabeta 2005),62.
9
Iman Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama,(Bandung: Remaja
Rosdakarya,2001),134.
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen . Sumber data sekunder
dalam penelitian ini berupa dokumen tertulis dan foto-foto. Jenis data yang diperoleh hasil
pengamatan terhadap implementasi peraturan sekolah tentang hukuman dari wawancara
dan hasil studi dokumentasi yang isinya mempunyai korelasi dengan pembahasan obyek
penelitian ini.
G. Sistematika Penulisan
Hasil penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk tulisan dengan sistematika sebagai berikut:
Bab pertama, pendahuluan yang membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, signifikansi penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika
penelitian.
Bab kedua, berisi pembahasan tentang Hukuman dalam Pendidikan Islam dan Tujuan Pendidikan
Islam yang terdiri 2(dua) sub bab yaitu sub bab Hukuman dalam Pendidikan Islam, meliputi
Pengertian, kedudukan dan Signifikansi; Tujuan dan Fungsi Hukuman dalam Pendidikan Islam;
Prosesual dan Unsur-unsur Hukuman dalam Pendidikan Islam; Jenis-jenis Hukuman dalam
Pendidikan Islam; Prinsip-prinsip Pelaksanaan Hukuman dalam Pendidikan Islam, terdiri dari
Prinsip Amr Ma’ruf Nahi Munkar; Prinsip Keadilan (Egalite); Prinsip Kasih Sayang; Prinsip
Lemah Lembut; Prinsip Targhib dan Tarhib. Sub bab Tujuan Pendidikan Islam, meliputi
Pengertian dan Fungsi; Prinsip-prinsip Pengembangan Tujuan Pendidikan Islam; Tujuan
Pendidikan Islam, terdiri dari Tujuan Akhir dan Tujuan Khusus Pendidikan Islam
.Bab ketiga berisi tentang Kondisi Obyektif Sekolah dan Peraturan Sekolah tentang Hukuman
dalam Pendidikan Islam di SMP Muhammadiyah 3 Surabaya yang terdiri dari: Situasi Umum
SMP Muhammadiyah 3 Surabaya Visi dan Misi Sekolah; Faktor Personal; Fasilitas Penunjang
dan Peraturan Sekolah tentang Hukuman dalam Pendidikan Islam.
10
Moleong, Lexy J.,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2000),103.
Bab keempat adalah tentang Analisis Peraturan Sekolah tentang Hukuman dalam Pendidikan
Islam di SMP Muhammadiyah 3 Surabaya yang meliputi Tahapan-tahapan Implementasi
Peraturan Sekolah tentang Hukuman dalam Pendidikan Islam di SMP Muhammadiyah 3
Surabaya dan Implikasinya terhadap Pencapaian Tujuan Pendidikan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Hery Noer, 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Arief, Armai, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press.
Daulay, Haidar Putra, 2006, Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendekatan Nasional di Indonesia,
Jakarta: Kencana.
Maimunah, 2001, Reward dan Punishment sebagai Metode Pendidikan Anak menurut Ulama
Klasik (Studi Pemikiran Ibnu Maskawaih, al-Ghazali dan al-Zarnuji), tesis, Program
Pascasarjana IAIN Walisongo, Semarang.
Moleong, Lexy J., 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suprayogo, Iman dan Tobroni, (2001), Metode Penelitian Sosial Agama, Bandung: Remaja
Rosdakarya.