Anda di halaman 1dari 12

MANAGEMENT LEMBAGA PENDIDIKAN BERBASIS

KREATIVE

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata kuliah: Praktek Entrepreneurship
Dosen Pengampu: Ziaul Haq, M.Pd

Disusun oleh:
Ayu Robillah (2317080)
Kholivia Indriastuti (2317084)
Ega Novitasari (2317092)
Restu Hestiningsih (2317098)

KELAS A
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah pada mata kuliah praktek entrepreneurship dengan judul “management lembaga
berbasis kreatif”’ Shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al- Qur’an dan Sunnah
untuk keselamatan umat di dunia dan akhirat.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktek entrepreneurship
Semester V pada program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah
Institut Islam Agama Negeri Pekalongan.

Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan


dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Pekalongan, 19 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era kontemporer dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya model


pengelolaan pendidikan berbasis industry. Pengelolaan model ini mengandaikan
adanya upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu
pendidikan berdasarkan manajemen perusahaan. Secara filosofis, konsep ini
menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang
berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Strategi yang
dikembangkan daLAm penggunaan manajemen mutu terpadu dalam dunia
pendidikan adalah institusi pendidikan memposisikan dirinya sebagai institusi jasa
atau dengan kata lain menjadi industry jasa. Yakni institusi yang memberikan
pelayanan (service) sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan tentu saja
merupakan sesuatu yang bermutu dan memberikan kepuasan kepada mereka.
Maka pada saat itulah dibutuhkan suatu system manajemen yang mampu
memberdayakan institusi pendidikan yang lebih bermutu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang kamu ketahui mengenai arti manajement secara umum?
2. Apa yang kamu ketahui mengenai management dalam edupreneur?
3. Bagaimana quality control dalam edupreneur?
4. Bagaimana basis Management pelayanan pelanggan ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui mengenai arti manajement secara umum
2. Untuk mengetahui mengenai management dalam edupreneur
3. Untuk mengetahui quality control dalam edupreneur
4. Untuk mengetahui basis Management pelayanan pelanggan
BAB II

ISI

A. Management dalam Arti Umum


Secara umum pengertian management adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Management memiliki kegiatan
memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan, dan mengemangkan.
Management merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
kerja sama dengan orang lain. seni management terdiri dari kemampuan untuk
melihat totalitas di bagian-bagian yang terpisah dari suatu kesatuan gambaran
tentang visi. Jadi dapat disimpulkan bahwa management dalam arti umum adalah
sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang
atau organisasi tersebut dengan cara berkerja sama memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki.1
Management menurut Parker Follet (daft dan streers, 1986) sebagai “the
art of getting things done thourgh people” atau diartikan lebih luas sebagai proses
pencapaian tujuan melalui pemberdayaan sumber daya manusia dan material
secara efisien (Buford dan bedeian, 1988).
Sedangkan menurut James A.F Stoner 1982 “management is the process
of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizational
members and the use of other organizational resources in orther to achieve stated
organizational goals” yaitu manajemen adalah proses dari perencanaan, anggota
organisasi yang penggunan sumber-sumber daya organisatoris untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
B. Management dalam Edupreneur
Membangun edupreneurship menuntut perubahan-perubahan visi,
manajemen lembaga, dan budaya kerja organisasi. Oleh sebab itu, edupreneurship

1
Yuliana dan Nurhadi, Ekonomi SMA/MA Kelas XII (Jakarta: Bumi Aksara,2012),
hlm.6b4-73
memerlukan dukungan manajemen organisasi yang lebih fleksibel terhadap
perubahan.
Dalam situasi lingkungan yang selalu berubah-ubah diperlukan struktur
organisasi yang dinamik. Struktur organisasi yang tepat diterapkan di lembaga
pendidikan pengembangan edupreneurship adalah menggunakan struktur organik.
Organic structure merupakan struktur organisasi yang menerapkan sistem
desentralisasi. Otoritas untuk membagi tugas dan perannya dipegang oleh manajer
level menengah (ketua program studi). Garis perintah tidak selalu vertikal tetapi
juga mempertimbangkan lingkungan sejawat (horizontal) dengan mendorong
pendidik/staf organisasi untuk bekerja sama dan merespon dengan cepat jika ada
kejadian yang tidak sesuai dengan harapan.
Supaya pengelolaan edupreneurship lebih fleksibel dan mampu
beradaptasi dengan kebutuhan lingkungan, maka dalam satu sekolah perlu
dibangun beberapa satuan tugas. Tiap satuan tugas dipimpin oleh ketua yang ahli
dalam bidangnya. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda oleh
sebab itu menempatkan orang pada posisi jabatan tertentu harus memperhatikan
kemampuannya. Pimpinan dalam instansi harus bisa melihat kemampuan atau
kompetensi pegawainya sehingga bisa menempatkan dalam posisi yang pas,
karena hal ini akan berpengaruh terhadap kinerjanya.
Struktur organisasi pendukung edupreneurship minimal memiliki tiga
satuan tugas yaitu: akademik, non akademik dan profit. Bagian akademik
berusaha untuk menggenjot prestasi akademik siswa, merancang kegiatan dan
membuat proposal-proposal pengajuan dana kegiatan ke berbagai instansi
pendonor. Bagian non akademik bertugas menyiapkan sikap dan kepribadian
siswa dalam bekerja maupun bermasyarakat. Bagian profit menggali sumber dana
dari berbagai sumber daya yang dimiliki. Tiga satuan tugas ini bekerja secara
sinergis untuk menyeimbangkan antara hard skill dan soft skill (cipta, rasa dan
karsa atau knowledge, skill dan attitude). 2

2
Endang Mulyatiningsih, dkk, Pengembangan Edupreneurship Sekolah Kejuruan
(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,2014), hlm.51-52
Fungsi-fungsi Management Edupreneurship yaitu :

1. Struktur organisasi edupreneurship


Dalam era global, manajemen lingkungan organisasi yang paling tepat
adalah menggunakan open system yaitu mengambil sumber daya dari
lingkungan eksternal dan mengubahnya menjadi barang dan jasa yang
kemudian dikirim kembali ke lingkungan itu. Dalam dunia pendidikan, open
system ini dapat diterapkan dengan memanfaatkan berbagai macam bentuk
kerjasama dengan lingkungan eksternal seperti dengan dunia usaha dan
dunia industri, komite sekolah, dan masyarakat umum. Kerjasama dilakukan
untuk menyiapkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan mereka, atau
menghasilkan produk barang dan jasa yang dibutuhkan mereka.3
2. Penjaminan mutu produk edupreneurship
adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
ditentukan atau yang tersirat. Mutu mengandung makna derajat (tingkat)
keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun
jasa, baik yang tangible (dapat dipegang) maupun yang intangible (tidak
dapat dipegang).4
3. Penjaminan mutu jasa edupreneurship
Jasa, pada dasarnya merupakan aspek interaksi antara pihak konsumen dan
pihak produsen. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau
aktivitas yang tidak berwujud.
4. Pemasaran edupreneurship
Kegiatan pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan memiliki beberapa
tujuan yang hendak dicapai, baik jangka pendek maupun tujuan jangka
panjang. Dalam jangka pendek, biasanya untuk merebut konsumen terutama
untuk produk yang baru diluncurkan. Sedangkan dalam jangka panjang,

3
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 3
4
Suryosubroto, Manajamen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 210.
dilakukan untuk mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar tetap
eksis.5
Karakteristik sosial ekonomi pelanggan atau konsumen perlu
dipertimbangkan pada saat melakukan pemasaran. Masyarakat kalangan
sosial ekonomi atas sulit menjadi pelanggan yang setia karena karakter
mereka dinamis, memiliki ekspektasi semakin tinggi, dan suka menuntut
kualitas yang tinggi. Hal ini karena kalangan sosial ekonomi atas
memiliki kemampuan membeli yang tinggi sehingga mereka bebas memilih
tempat maupun merek produk membeli.
5. Strategi pemasaran edupreneurship
Strategi pemasaran yang sering digunakan oleh penjual jasa atau produk
adalah marketing mix atau bauran pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari
4P yaitu product, price, place dan promotion untuk produk barang. Bauran
pemasaran kemudian berkembang menjadi 7P dengan menambah 3P
lainnya, yaitu: People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), dan
Process (Proses). Produk layanan jasa pendidikan lebih cocok menggunakan
bauran pemasaran 7P.6
C. Quality Control dalam Edupreneur

Berbicara tentang mutu berarti bicara tentang sesuatu bisa barang atau jasa.
Barang yang bermutu adalah barang yang sangat bernilai bagi seseorang, barang
tersebut secara fisik sangat bagus, indah, elegant mewah, antik, tidak ada cacatnya
dan berhubungan dengan kebaikan, keindahan, kebenaran, dan idealitas.

Beberapa ahli mendefinisikan mutu sebagai berikut ini :

1. Goetsch dan Davis (1994), mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan

5
Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 167
6
Phillip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis
Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian Buku Dua (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 51-52.
2. Crosby (1983) berpendapat bahwa mutu adalah kesesuaian individual
terhadap persyaratan/tuntutan.
3. Ishikawa (1992) katakan bahwa “quality is customer satisfaction” dengan
demikian mutu tidak dapat dipisahkan dari kepuasan pelanggan.7

Mutu dapat diukur dari kepuasan pelanggan atau pengguna. Menurut Zahroh, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam implementasi Total Quality
Management yaitu sebagai beerikut :

1. Adanya perbaikan secara terus menerus


2. Adanya standar mutu
3. Adanya perubahan budaya atau kultur
4. Adanya usaha untuk mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan8

Quality Control (pengendalian mutu) merupakan suatu alat yang digunakan


dalam proses mengawal kita agar pelanggan memperoleh kepuasan dengan
produk yang kita miliki atau produksi. Pengendalian mutu adalah pelaksanaan
langkah-langkah teknis yang telah direncanakan secara kendali agar dapat berjalan
sesuai dengan mestinya, sehingga produk atau jasa yang direncanakan dapat
tercapai dan terjamin.

Secara umum, ada tiga jenis kepuasaan (satisfaction), yakni kepuasaan


berinteraksi langsung, kepuasaan pada pelayanan servis itu sendiri, terakhir yaitu
kepuasaan setelah bertransaksi.

Fungsi Quality Control tentu sangat strategis, pada tahapan ini dapat
menjamin kepuasan tiga aspek tersebut dan kesepakatan dengan pelanggan.
Pengendalian mutu yang baik mampu mendeteksi jika terdapat sesuatu yang tidak
sesuai untuk kemudian ditindaklanjut dalam proses bisnis.

7
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm.203
8
Muhammad Kristiawan, dkk. Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Budi Utama, 2017),
hlm.136
Tujuan seorang pengusaha menjalankan penjaminan mutu (QC) adalah
untuk memperoleh keuntungan dengan cara fleksibel dan menjamin agar
pelanggan merasa puas serta perusahaan atau lembaga pendidikan dapat
memperoleh keuntungan dalam jangka yang panjang.

D. Management Pelayanan Pelanggan (Custumer Service)


Pelayanan merupakan bagian dan fungsi manajemen organisasi yang
melibatkan pelanggan. Pelaksanaan pelayanan dilakukan pada produk jasa untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pelayanan merupakan produk jasa yang tak kasap mata namun dapat
dirasakan mutunya. Gazpers (1997:241) mengutarakan karakteristik produk jasa
atau pelayanan, adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan merupakan output tidak kasap mata
2. Pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat diasumsikan
sebagai produksi
3. Terdapat hubungan langsung yang erat dengan pelanggan melalui proses
pelayanan, pelanggan sebagai pihak yang menerima layanan dan
perusahaan sebagai pihak yang memberi layanan.
4. Pelayanan tidak dapat diproduksi secara masal.
5. Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subjektif.

Produk (barang maupun jasa) dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai


dengan keinginan pelanggan. Fitzsimmons mengatakan bahwa kualitas pelayanan
merupakan suatu yang kompleks sehingga untuk menentukan pelayanan tersebut
telah berkualitas atau belum dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu:
1 Tangibles, yaitu sesuatu yang dapat dilihat seperti fasilitas fisik,
penampilan para pegawai, peralatan atau perlengkapan pendukung, alat-
alat komunikasi maupun isi materi yang dikomunikasikan.
2 Reliability, yaitu konsistensi untuk memberikan pelayanan secara tepat dan
benar sesuai dengan apa yang telah dijanjikan kepada konsumen atau
pelanggan. Kualitas pelayanan selalu baik meski diawasi maupun tidak
diawasi, atau diberi penghargaan maupun tidak diberi penghargaan.
3 Responsiveness, yaitu kesadaran terhadap tanggung jawab. Hal ini
ditunjukkan oleh kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan
yang cepat.
4 Assurance, atau jaminan yaitu kemampuan karyawan (pengetahuan,
wawasan, kesopan-santunan) memberi kepercayaan akan dapat melayani
konsumen dengan baik.
5 Empathy yaitu kemauan untuk peduli, memberi perhatian, menjaga
perasaan kepada masing-masing pelanggan secara perorangan.9
Sistem pelayanan yang baik harus memiliki keadilan yang merata dalam
arti cakupan atau jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas mungkin dengan
distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil. Pelayanan diberikan tepat
waktu sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang baik minimal memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Mudah dalam pengurusan bagi yang berkepentingan
2. Mendapatkan pelayanan yang wajar
3. Mendapat perlakuan yang sama tanpa pilih kasih
4. Mendapat perlakuan yang jujur dan terbuka.10

9
Fandy Tjiptono & Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction Edisi 4
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2016), 137.
10
Endang Mulyatiningsih, dkk,….hlm.65-67
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara umum pengertian management adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Management memiliki kegiatan
memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan, dan mengemangkan.
Membangun edupreneurship menuntut perubahan-perubahan visi, manajemen
lembaga, dan budaya kerja organisasi. Oleh sebab itu, edupreneurship
memerlukan dukungan manajemen organisasi yang lebih fleksibel terhadap
perubahan.
B. SARAN

Demikian makalah yang berjudul “management lembaga berbasis


kreative” Penulis buat. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangan. Maka, kritik dan saran konstruktif penulis harapkan demi terciptanya
makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini menjadi motivator dan inspirator
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. Kewirausahaan. 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Komariah, Aan dan Engkoswara. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung:


Alfabeta

Kotler, Phillip & Kevin Lane Keller. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia:
Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian Buku Dua.
Jakarta: Salemba Empat

Kristiawan, Muhammad dkk. 2017. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Budi


Utama,

Mulyatiningsih, Endang, dkk. 2014. Pengembangan Edupreneurship Sekolah


Kejuruan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.


Jakarta: RajaGrafindo Persada

Tjiptono, Fandy & Chandra, Gregorius. 2016. Service Quality & Satisfaction
Edisi 4 Yogyakarta: Penerbit Andi

Suryosubroto. 2010. Manajamen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Yuliana dan Nurhadi. 2012. Ekonomi SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai