Disusun Oleh :
FAKULTAS SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat
waktu. Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang
syafa’atnya kita nantikan kelak. Makalah ini berjudul “MANAJEMEN
EDUPREUNERSHIP”. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah kewirausahaan.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada ibu Mazulfah,M.Pd. sebagai dosen
mata kuliah kewirausahaan yang telah memberikan banyak bantuan, arahan, dan petunjuk
yang sangat jelas sehingga mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan pada makalah ini baik terkait penulisan,
segi kebahasaan, penyusunan, maupun dalam isi. Oleh karena itu, kami terbuka terhadap
kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat lebih baik.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan Ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Kewirausahaan.
Terima kasih
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi bangsa serta membangun
sebuah masyarakat yang mandiri adalah melahirkan sebanyak-banyaknya wirausahawan
baru. Asumsinya sederhana, kewirausahaan (entrepreneurship) pada dasarnya adalah
kemandirian, terutama kemandirian ekonomis dan kemandirian adalah keberdayaan. Upaya
pembentukan calon wirausahawan baru sangatlah tidak gampang. Hal ini dikarenakan
kewirausahaan memuat nilai-nilai yang diwujudkan dalam perilaku seseorang sebagai dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan tujuan hasil bisnis yang
diharapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Manajemen?
2. Bagaimana Konsep Edupreneurship secara Umum?
3. Bagaimana Prinsip-prinsip Manajemen Edupreneurship?
4. Apa saja Fungsi-Fungsi Manajemen Edupreneurship?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen
2. Untuk Mengetahui Konsep Edupreneurship secara Umum
3. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Manajemen Edupreneurship
4. Untuk Mengetahui Fungsi-Fungsi Manajemen Edupreneurship
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata kerja “manage”. Secara harfiah manage (iare) berarti
“menangani atau melatih kuda” secara maknawiah berarti “memimpin, membimbing, atau
mengatur” ada juga yang berpendapat bahwa manajemen berasal dari kata kerja bahasa
inggris “to manage” yang sinonim dengan to hand, to control, dan to guid (mengurus,
memeriksa dan memimpin).1
Manajemen adalah proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk
mengkoordinir berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Sedangkan
menurut james A. F. Stonner manajemen adalah proses perencanaan, pengoorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan2.
Dengan demikian manajemen adalah ilmu atau seni dalam sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan semua sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
1
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah (jakarta: Bumi Aksara, 2001) hal 2
2
Abdul Manap, Manajemen kewirausahaan (jakarta: Mitra Wacana Media, 2020) cetakan ke-2 hal 55
Secara etimologi kata Edupreneurship merupakan gabungan dari dua kata dalam
bahasa Inggris, yakni education dan entrepreneurship, dari dua kata tersebut dijadikan satu
untuk memberi satu makna baru. Adapun dalam English – Indonesia Dictionary karya John
M. Echols dan Hasan Shadily, makna dari education adalah pendidikan.3 Sedangkan
entrepreneurship memiliki makna kewirausahaan.4 Secara etimologis mengenai dua makna di
atas, edupreneurship dapat diartikan sebagai pendidikan kewirausahaan yakni proses
pembelajaran yang lebih spesifik pada kegiatan berwirausaha baik secara teori maupun
praktik, artinya realistik atau construct (bangunan) yang dapat dipelajari melalui proses
pembelajaran, pelatihan, simulasi, dan magang secara intens. Jadi, pada makna kata
entrepreneurship di sini memiliki tiga hal penting yang dapat diketahui, yaitu creativity
innovation (pembaruan daya cipta), opportunity creation (kesempatan berkreasi), dan
calculated risk talking (perhitungan resiko yang diambil).5
Dalam era global, manajemen lingkungan organisasi yang paling tepat adalah
menggunakan open system yaitu mengambil sumber daya dari lingkungan eksternal
dan mengubahnya menjadi barang dan jasa yang kemudian dikirim kembali ke
lingkungan itu. Dalam dunia pendidikan, open system ini dapat diterapkan dengan
memanfaatkan berbagai macam bentuk kerjasama dengan lingkungan eksternal
seperti dengan dunia usaha dan dunia industri, komite sekolah, dan masyarakat
umum. Kerjasama dilakukan untuk menyiapkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan mereka, atau menghasilkan produk barang dan jasa yang dibutuhkan
mereka.6
3
John M. Echols (dkk.), English-Indonesia Dictionary (Jakarta: Pustaka Utama Shadili, 2000), hal 207.
4
Ibid., hal 216.
5
Fadlullah, Pendidikan Entrepreneurship BerbasiS Islam dan Kearifan Lokal (Jakarta: Diadit Media Press, 2011),
hal 75.
6
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.
34.
Dalam gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau
yang tersirat. Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk
(hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible (dapat
dipegang) maupun yang intangible (tidak dapat dipegang).7 Sallis berpendapat:
“Sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang sangat tinggi yang tidak
dapat diungguli. Produk yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna
dan dengan biaya yang mahal. Produk tersebut dapat dinilai serta membuat puas dan
bangga para pemiliknya. Mutu di sini digunakan untuk menyampaikan keunggulan
status dan posisi, dan kepemilikan terhadap barang yang memiliki “mutu” akan
membuat pemiliknya berbeda dari orang lain yang tidak mampu memilikinya.8
Menurut Kotler, jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh satu pihak
pada pihak yang lainnya yang secara prisip tidak berwujud dan tidak menyebabkan
kepindahan kepemilikan. Jasa, pada dasarnya merupakan aspek interaksi antara pihak
konsumen dan pihak produsen. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau
aktivitas yang tidak berwujud. Adapun menurut William J. Stanton yang dikutip oleh
Buchari Alma, jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah, tidak
berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan
menggunakan benda-benda berwujud maupun tidak.10
d. Pemasaran Edupreneurship
Strategi pemasaran yang sering digunakan oleh penjual jasa atau produk
adalah marketing mix atau bauran pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu
product, price, place dan promotion untuk produk barang. Bauran pemasaran
kemudian berkembang menjadi 7P dengan menambah 3P lainnya, yaitu: People
(Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), dan Process (Proses). Produk layanan jasa
pendidikan lebih cocok menggunakan bauran pemasaran 7P.12
11
Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 167.
12
Phillip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis Perencanaan, Implementasi,
dan Pengendalian Buku Dua (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 51-52.