Anda di halaman 1dari 17

ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah: Aplikasi Entrepreneurship Dalam Pendidikan
Dosen Pengampu: Muhammad Fajar, M. Pd.I

Disusun Oleh:

1. Sulis Setiawati 2120028


2. Adinda Zalfa Rania 2120037
3. Nirmala Hidayati 2120110
4. Dir Dian Yanti S 2120340

Kelas H

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Entrepreneurship Dalam Pendidikan” tepat pada waktunya. Terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Aplikasi Entrepreneurship dalam pendidikan bapak
Muhammad Fajar, M. Pd.I dan semua pihak yang telah ikut serta dalam
membantu menyusun makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Aplikasi


Entrepreneurship dalam Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
menambah wawasan mengenai Entrepreneurship dalam Pendidikan bagi pembaca
dan penulis. Penulis menyadari karya tulis ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca umumnya.

Pekalongan, 1 Maret 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I.................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................5

C. Tujuan....................................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................6

A. Definisi Entrepreneurship dalam Pendidikan.............................................................6

B. Internalisasi Program Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah................................8

C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Entrepreneurship Dalam Pendidikan...................10

D. Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Entrepreneur Pendidikan....................................13

BAB III............................................................................................................................16

PENUTUP.......................................................................................................................16

A. Kesimpulan...........................................................................................................16

B. Saran....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membangun lembaga pendidikan pada hakekatnya adalah membangun


keunggulan sumber daya manusia, yang menghargai keragaman potensi (multiple
intelligences) manusia, pendidikan entrepreneurship menjadi salah satu langkah
konkrit untuk lebih memberdayakan lembaga pendidikan. Dalam
perkembangannya penanaman nilai-nilai kewirausahaan tidak hanya dikalangan
usahawan dan wiraswasta tetapi telah berkembang kedunia pendidikan, dimana
dalam kegiatannya juga jiwa kewirausahaan sangat dibutuhkan. Kewirausahaan
didalam pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik),
sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai
wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan
secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan
pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu
komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum
dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat
merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di
sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek. Kewirausahaan dalam
pendidikan merupakan kerja keras yang terus-menerus yang dilakukan pihak
sekolah terutama kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu.
Konsep kewirausahaan ini meliputi usaha membaca dengan cermat peluang-
peluang, melihat setiap unsur institusi sekolah adanya sesuatu yang baru atau
inovatif, menggali sumber daya secara realistic dan dapat dimanfaatkan,
mengendalikan resiko, mewujudkan kesejahteraan (benefit) dan mendatangkan
keuntungan financial (profit). Benefits dan profits ini terutama dilihat untuk
kepentingan peserta didik, guru-guru, kepala sekolah. Oleh karena itu
kewirausahaan dalam pendidikan adalah seorang individu yang berani
mengembangkan usaha dan ide barunya untuk memperbaiki kualitas hidup yang
diintergrasikan dalam pendidikan di sekolah melalui berbagai kegiatan seperti
ekstrakurikuler, pembelajaran sebuah mata pelajaran yang diintegrasikan dengan
kewirausahaan. Guru dan kepala sekolah harus mampu mengintegrasikan
pembelajaran afektif (pendidikan kewirausahaan) dalam pembelajaran kognitif
dengan berbagai pendekatan dan metode mengajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini


sebagai berikut:
1. Apa definisi dari Entrepreneurship dalam Pendidikan?
2. Bagaimana internalisasi program pendidikan kewirausahaan di sekolah ?
3. Bagaimana Peran kepala sekolah sebagai Entrepreneurship dalam
pendidikan?
4. Apa saja Fungsi Kepala Sekolah sebagai Entrepreneurship dalam pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk memahami definisi dari Entrepreneurship dalam Pendidikan


2. Untuk mengetahui internalisasi program pendidikan kewirausahaan di
sekolah
3. Untuk memahami Peran kepala sekolah sebagai Entrepreneurship dalam
pendidikan
4. Untuk memahami Fungsi Kepala Sekolah sebagai Entrepreneurship dalam
pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Entrepreneurship dalam Pendidikan

Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship


dalam bahasa ingress di kenal dengan between taker atau go between . Kata
entrepreneurship sendiri sebenarnya berasal dari bahasa prancis yaitu
‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. Istilah ini
diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon(1975). Istilah ini makin
popular setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B.Say (1803) untuk
menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya
ekonomis dara menghasilkan lebih tingkat produktivitas rendah ke tingkat yang
lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi. Kata Entrepreneur diartikan
sebagai seseorang yang selalu membawa perubahan inovasi, ide-ide baru dan
aturan baru. Entrepreneur yaitu seseorang yang mempunyai dan membawa
sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta asset yang lainnya pada suatu
kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan/ menambahkan nilai yang
lebih besar daripada nilai yang sebelumnya. Sedangkan Entrepreneurial yaitu
aktifitas/ kegiatan dalam menjalankan suatu usaha atau berwirausaha.
Pendidikan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu pedagogics.
Pedagogics sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu 'pais' yang berarti anak
dan 'again' yang berarti membimbing. Istilah pendidikan (pedagogy) dapat
diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh
orang dewasa secara sadar dan bertanggungjawab, baik mengenai aspek
jasmani maupun aspek rohani menuju ketingkat kedewasaan anak. 1 Sedangkan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan berasal dari kata
didik (mendidik) yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran,
tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Disebutkan pula
bahwa Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
1
Saiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet. Ke-6
(Bandung: Alfabeta), hlm. 2
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Maka dapat
disimpulkan, Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Entrepreneur Pendidikan
adalah seseorang yang membawa inovasi, ide-ide baru yang mempunyai
sumber daya berupa tenaga kerja seperti jasa dan asset yang dikombinasikan
untuk menambahkan nilai yang lebih besar dalam upaya mengembangkan anak
untuk mencapai kedewasaan dan menjalankan aktifitasnya agar bahagia dalam
kehidupan. Pendidikan kewirausahaan dalam sekolah telah disosialisasikan
mulai dari tahun 2010 oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Hal tersebut didasarkan pada butir-butir
kebijakan nasional yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 yang berkaitan
dengan peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan,
dan efisien mengarah terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat,
kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Adanya
pembangunan dalam bidang pendidikan bertujuan untuk tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang didukung dengan adanya keseimbangan antara
ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan yang meliputi dua hal yaitu
menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan menjawab berbagai
tantangan kebutuhan akan tenaga kerja.2

2
Dina Apriana, “Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Menyiapkan Siswa Smk
Berwirausaha (Kajian Praktis Smk Negeri 6 Palembang)” (Phd Thesis, Palembang, Universitas
Pgri Palembang, 2019), Hlm. 6
B. Internalisasi Program Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah

Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara


terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan
(konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas
pendidikan. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat
diinternalisasikan melalui berbagai aspek:
1. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran yaitu
dengan adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya
nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses
pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada
semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan,
juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal,
menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan
menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara
mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh
mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa
dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran
maupun melalui sistem penilaian. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang
diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 (enam) nilai
pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada
tindakan dan kerja keras. Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata
pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan,
silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya
memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara
menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan
mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam
silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan.
Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilainilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada
dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah pembelajaran atau
penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan. Pengintegrasian nilai-nilai
kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan melalui langkah-
langkah berikut:
 Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai
kewirausahaan sudah tercakup didalamnya.
 Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam
SKdan KD kedalam silabus.
 Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang
memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi
nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.
 Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam RPP
2. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler
karena Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan
minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta
didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi ekstra
kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2)
menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau
kelompok.
3. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri secara khusus
bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: bakat,
minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan
kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan
perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian.
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan
sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya peserta
didik, dll).3

C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Entrepreneurship Dalam Pendidikan

Menurut Caldwell dan Spinks, dalam konteks organisasi Sekolah dewasa


ini, yang berpandangan bahwa Sekolah memerlukan pemimpin Entrepreneur/
wirausaha “An appraisal of current context of schooling suggests that
entrepreneurial schools and entrepreneurial leaders are precisely what are
called for…… original meaning of entrepreneurship, one which emphasises
creativity, confidence, and an enduring contribution to the
community” (penilaian terhadap persekolahan dewasa ini menyarankan
agar sekolah dan pemimpin wirausaha benar-benar diperlukan…makna
orsinil dari kewirausahaan, adalah seseorang yang menekankan pada
kreativitas, kepercayaan, dan kontribusi yang terus menerus bagi
kepentingan masyarakat/komunitas).4 Pemimpin sekolah yang menekankan
pada kreativitas, kepercayaan serta kontribusi bagi masyarakat sebagai cirri
kepemimpinan entrepreneur amat diperlukan dalam suatu organisasi sekolah.
Dengan kepemimpinan entrepreneur seorang kepala sekolah akan mampu
mengembangkan organisasi kearah yang lebih inovatif melalui peningkatan
kreativitas, kepercayaan dan kerjasamanya dengan masyarakat. Pemimpin

3
Safroni Isrososiawan, “Peran Kewirausahaan Dalam Pendidikan”, Jurnal Jurusan
Pendidikan IPS Ekonomi Edisi ix, (Mataram, April 2013), Hal. 43-45
4
Caldwell, Spinks, Leading the Self-Managing School, (London: Falmer Press, 1992)
hlm. 79
entrepreneur adalah pemimpin yang proaktif dalam mencari dan
memanfaatkan peluang untuk mencapai kesuksesan, dan hal ini menunjukan
bahwa pemimpin yang demikian akan membawa perubahan dalam organisasi
kearah yang lebih adaptif dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan,
dan hal ini juga menunjukan orientasi ke masa depan menjadi dominan pada
pemimpin entrepreneur. Secara umum kepemimpinan wirausaha merupakan
kepemimpinan yang dapat mendorong organisasi dinamis, inovatif serta
memberdayakan melalui pembelajaran yang terjadi dari mulai tahapan
individu, kelompok sampai organisasi (masalah ini akan dibahas dalam topic
learning organization), semua itu hanya dapat dilakukan apabila kepala
sekolah sebagai Key Factor dari keberhasilan pendidikan di sekolah dapat
berperan optimal serta dapat menerapkan prinsip kewirausahaan dalam
mengelola organisasi sekolah. Ciri-ciri Kepala Sekolah Wirausaha
Ciri Generik
1. Berinisiatif untuk melakukan sesuatu bagi kepentingan organisasi
2. Inovatif kreatif dalam menjalankan tugas
3. Visioner dengan orientasi yang kuat ke masa depan
4. Berfikir strategis
5. Mempunyai motivasi berprestasi yang kuat
6. Mandiri dan optimis
7. Berani mengambil resiko dalam melakukan sesuatu
8. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, tidak menyalahkan orang
lain
9. Mampu berubah dan mengelola perubahan/manajemen perubahan
10. Berani melakukan sesuatu meskipun berbeda dari yang lain dan dari
kebiasaan
11. Menjadi model dalam menjalankan tugas secara baik
12. Belajar dan membelajarkan bawahan secara terus menerus untuk
meningkatkan kompetensi/kemampuan organisasi
13. Mencari dan memanfaatkan peluang secara efektif
14. Mendorong kreativitas pegawai/bawahan
15. Komunikatif dan memberdayakan pegawai/bawahan
Ciri Spesifik

1. Memperkuat dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat serta


Memberdayakan komite sekolah
2. Mentransformasikan aspirasi siswa, guru, tenaga kependidikan serta komite
sekolah ke dalam visi sekolah, serta mensosialisasikannya kepada seluruh
pemangku kepentingan pendidikan
3. Memfasilitasi Guru dan Tenaga Kependidikan untuk meningkatkan
kompetensi melalui diskusi, pelatihan dan sekolah lanjut
4. Menjadi mitra Guru dalam mengembangkan mutu proses pembelajaran
5. Aktif mencari informasi tentang perkembangan ilmu khususnya ilmu di
bidang kependidikan serta menerapkan kebijakan dari superstruktur
pendidikan secara kreatif
6. Memperkuat dan mentransformasikan proses pembelajaran dengan
menggunakan pengetahuan yang terus berkembang
7. Berfokus pada memperbaiki proses pendidikan/pembelajaran ketimbang
menunggu hasil pendidikan/pembelajaran
Ciri-ciri tersebut, baik ciri generik maupun spesifik pada dasarnya melihat
kepemimpinan dan pemimpin entrepreneur/wirausaha pada apa yang
dikerjakannya atau pada performance (actual performance), sehingga arahnya
lebih menekankan pada best practices dari kerakter kinerja pemimpin wirausaha
dan dalam konteknya dengan dunia pendidikan. Kompetensi kewirausahaan
kepala sekolah bila termanifestasikan dalam kinerja kepemimpinan akan
mewujudkan kepemimpinan entrepreneur kepala sekolah, dimana dengan
kepemimpinan itu kepala sekolah akan selalu berusaha mengembangkan
organisasi sekolahnya melalui kinerja inovatif dengan motivasi berprestasi yang
tinggi, sehingga mentransformasikan kewirausahaan kedalam kepemimpinan
pendidikan menjadi sesuatu yang tepat yang akan membawa organisasi sekolah
mampu berkembang dan kompetitif dalam perkembangan masyarakat yang sangat
cepat perubahannya serta perkembangan iptek  yang amat akseleratif, yang semua
itu memerlukan respon kepemimpinan dan implementasi kepemimpinan
entrepreneur kepala sekolah merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar
lagi pada saat sekarang ini.5

D. Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Entrepreneur Pendidikan

Sebagai Entrepreneur tugas kepala sekolah erat hubungannya dengan berbagai


aktivitas administrasi sekolah, baik secara fungsional maupun substansial.
Kegiatan administrasi yang dimaksud meliputi pencatatan dan penyusunan, dan
pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesisifik kepala sekolah harus
memiliki kemampuan mengelola kurikulum, mengelola administrasi kearsipan
dan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu perlu dilakukan secara efektif
dan efisien, untuk menunjang produktivitas sekolah. Dalam pelbagai kegiatan
administrasi sekolah, maka pembuatan perencanaan mutlak di perlukan.
Perencanaan yang akan dibuat oleh kepala sekolah tergantung oleh banyak factor
seperti, banyaknya SDM ynag dimiliki, dana yang tersedia dan jangka waktu
untuk melaksanakan rencana yang telah di buat. Tugas-tugas ini harus dilakukan
secara logis dan sistematis, yang semuanya memoros pada kepentingan proses
pendidikan dan pembelajaran demi peningkatan mutu kelulusan, dengan indikator
antara lain peningkat nilai siswa dan akses mudah melanjutkan studi.

Sebagai administrator kepala sekolah harus menjadi wirausaha atau


entrepreneur sejati. Istilah wirausaha ini merujuk pada usaha dan sikap mental,
tidak selalu dalam tafsir komersial. Untuk menjadi seorang entrepreneur,
administrator sekolah harus percaya diri atau memiliki kepercayaan, ketidak
tergantungan, kepribadian mantap dan optimism, berorientasi pada tugas dan hasil
dan haus akan prestasi, berorientasi pada laba atau hasil, bekerja keras, tekun,
tabah, energik, penuh inisiatif, berani mengambil resiko sesuai dengan peluang
yang ada, suka pada tantangan, fleksibel, serta berpandangan terhadap masa
depan. Kepala Sekolah sebagai sosok wirausahawan setidaknya mampu
memberdayakan unit produksi sekolah sebagai berikut :

5
Uhar Suharsaputra, Kepemimpinan Entrepreneur Kepala Sekolah, diakses pada 16 Mei
2014 http://www.ispi.or.id/2014/05/16/4493/#:~:text=Kepemimpinan%20Entrepreneur
%20(Wirausaha)%20Kepala%20Sekolah&text=Dengan%20kepemimpinan%20entrepreneur
%20seorang%20kepala,kepercayaan%20dan%20kerjasamanya%20dengan%20masyarakat
1. Kepala Sekolah dapat menganalisis peluang bisnis yang berkembang
dilingkungan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

2. Kepala Sekolah mampu mempromosikan sekolah melalui kegiatan promosi


dengan ikut berpartisipasi pada event-event yang digelar oleh pemerintah
maupun kalangan bisnis,

3. Kepala Sekolah mampu melakukan terobosan-terobosan baru yang diiringi


oleh kemampuan dan percaya diri yang tinggi,

4. Kepala Sekolah mampu mandiri dalam menuju kemandirian sekolah, langkah


awal dari usaha ini adalah dengan memberdayakan unit produksi. Disamping
itu dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Sekolah, Kepala Sekolah
selaku manajer pendidikan harus dapat meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah yang dipimpin tanpa mengabaikan kebijakan dalam pendidikan
seperti konsep: Manajemen Berbasis Sekolah, Pendidikan Berbasis
Masyarakat, Pelaksanaan Kurikulum6

Begitu besar fungsi dari seorang Kepala Sekolah dalam pengembangan


wirausaha didalam sekolah yang pimpin. Seorang kepala sekolah harus memiliki
kepercayaan diri dan ketekunan yang tinggi dalam menjalankan fungsinya sebagai
entrepreneur pendidikan. Selain Peran sebagai entrepreneur, kepala sekolah
berperan untuk melihat adanya peluang dan memanfaatkan peluang untuk
kepentingan sekolah. a) Kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. b) Kemampuan bekerja
keras untuk mencapai hasil yang efektif. c) Kemampuan memotivasi yang kuat
untuk mencapai sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
Kepala Sekolah sekaligus sebagai Entrepreneur Pendidikan.7 Kepemimpinan
kewirausahaan yang dimiliki kepala sekolah dapat meningkatkan pengetahuan
kewirausahaan pada warga sekolah terutama guru sebagai pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

6
Sagala, Saiful. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet. Ke-6.
(Bandung: Alfabeta)
7
Yusuf, Munir, Pengantar Ilmu Pendidikan. (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo , 2018)
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan
dasar dan menengah. Pengetahuan kewirausahaan pada guru biasa disebut
teacherpreneurship. Guru yang memiliki jiwa kewirausahaan akan menjadi sosok
yang produktif, bukan konsumtif.8

8
Wafrotur Rohmah, Auliya Marfuatin Nurjanah, Dina Nur Hayati, “Kepemimpinan
Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Teacherpreneurship Di Era Mea”, Seminar
Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa ISBN 978-602-70471-2-9,
(Surakarta), hlm. 530
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Entrepreneur Pendidikan adalah seseorang yang membawa inovasi, ide-


ide baru yang mempunyai sumber daya berupa tenaga kerja seperti jasa dan
asset yang dikombinasikan untuk menambahkan nilai yang lebih besar dalam
upaya mengembangkan anak untuk mencapai kedewasaan dan menjalankan
aktifitasnya agar bahagia dalam kehidupan. . Pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan
(konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas
pendidikan. program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat
diinternalisasikan melalui berbagai aspek Pendidikan Kewirausahaan
Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran, Pendidikan Kewirausahaan yang
Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler, Pendidikan Kewirausahaan
Melalui Pengembangan Diri. Dengan kepemimpinan entrepreneur seorang
kepala sekolah akan mampu mengembangkan organisasi kearah yang lebih
inovatif melalui peningkatan kreativitas, kepercayaan dan kerjasamanya
dengan masyarakat. Pemimpin entrepreneur adalah pemimpin yang proaktif
dalam mencari dan memanfaatkan peluang untuk mencapai kesuksesan, dan
hal ini menunjukan bahwa pemimpin yang demikian akan membawa
perubahan dalam organisasi kearah yang lebih adaptif dalam menghadapi
berbagai perubahan lingkungan, dan hal ini juga menunjukan orientasi ke
masa depan menjadi dominan pada pemimpin entrepreneur.

B. Saran

Konsep tentang kewirausahaan di dalam pendidikan sebenarnya bukanlah


suatu yang baru. Jika seorang pendidik ‘mau berpikir dan bertindak nyata’
atas suatu masalah yang sedang terjadi di dalam proses pembelajaran yang
dipimpinnya, kemudian mencari solusi atas masalah tersebut, nah ini juga
sudah termasuk dalam kajian kewirausahaan. Hanya saja, syarat solusi yang
ditawarkan harus memenuhi unsur sistematis, kreatif, inovatif, produktif,
responsif.

DAFTAR PUSTAKA

Apriana, Dina. 2019. Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Menyiapkan Siswa Smk
Berwirausaha (Kajian Praktis Smk Negeri 6 Palembang). Palembang:
Universitas Pgri Palembang,

Caldwell dkk. 1992. Leading the Self-Managing School. London: Falmer Press

Isrososiawan, Safroni. 2013. Peran Kewirausahaan Dalam Pendidikan, Jurnal


Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Edisi ix, (Mataram, April),

Munir, Yusuf..2018. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Lembaga Penerbit


Kampus IAIN Palopo

Rohmah, Wafrotur dkk. Kepemimpinan Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam


Meningkatkan Teacherpreneurship Di Era Mea. dalam Seminar Nasional
Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa ISBN 978-602-
70471-2-9, (Surakarta)

Sagala, Saiful. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet.


Ke-6. Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. Kepemimpinan Entrepreneur Kepala Sekolah, diakses pada


16 Mei 2014
http://www.ispi.or.id/2014/05/16/4493/#:~:text=Kepemimpinan
%20Entrepreneur%20(Wirausaha)%20Kepala%20Sekolah&text=Dengan
%20kepemimpinan%20entrepreneur%20seorang%20kepala,kepercayaan
%20dan%20kerjasamanya%20dengan%20masyarakat diakses pada 16
Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai