Anda di halaman 1dari 25

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

Makalah Disusun Untuk Memenui Tugas Mata kuliah


“Manajemen Diklat”

Dosen Pengampu:
Zainal Abidin, S.Pd, M.Pd.I

Disusun oleh:

Nurul Lailatul Choiriyah (932122419)


Risa Hurul Aini (932130719)
Yeni Indriani (932130819)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2

A. Pengertian Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan .................................. 2


B. Prinsip-prinsip Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan ............................ 6
C. Tujuan Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan ...................................... 10
D. Manfaat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan .................................... 16
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .................................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang
benar. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Diklat yang
membahas tentang “Pelatihan dan Pengembangan” dengan baik tanpa halangan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
khususnya Bpk Zainal Abidin, S.Pd, M.Pd.I Selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Diklat dan teman-temanku seperjuangan yang tealah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami selaku
Penyusun meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
penyusun juga senantiasa mengharap saran dan kritik yang membangun agar dapat
memperbaiki penulisan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Kediri, 6 Maret 2022

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja di
perusahaan, organisasi, lembaga, atau bahkan dalam pendidikan. Hal ini dapat
diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga
kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang
dijabat atau akan dijabat kedepan.
Dalam peningkatan tenaga kerja dilakukan melalui upaya pendidikan,
pelatihan dan pengembangan. Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk
mendapatkan kualitas sumber daya manusia yang baik dan siap untuk
berkompetisi di pasar tenaga kerja.
Salah satu fungsi manajemen surmber daya manusia adalah training and
development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kesehatan yang
bersumber daya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan
pengembangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan?
2. Bagaimana Prinsip Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan?
3. Apa Tujuan pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan?
4. Apa Manfaat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan.
2. Untuk mengetahui Prinsip Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan.
3. Untuk mengetahui Tujuan pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan.
4. Untuk mengetahui Manfaat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
1. Pengertian pendidikan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari
kata dasar didik (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan
mempunyai pengertian proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara
mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti,
pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu
hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Pendidikan merupakan suatu proses yang diperlukan untuk
mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan
individu maupun masyarakat. Penekanan pendidikan dibanding dengan
pengajaran terletak pada pembentukan kesadaran dan kepribadian individu
atau masyarakat di samping transfer ilmu dan keahlian.
Pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan umum dan
pemahaman terhadap lingkungan kehidupan manusia secara menyeluruh dan
proses pengembangan pengetahuan, kecakapan/keterampilan, pikiran, watak,
karakter dan sebagainya”.1
Menurut Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang dimaksud pendidikan adalah “Usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.

1
Andrew E. Sikula, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Erlangga, 2014), 118.

2
Pendidikan merupakan totalitas interaksi manusia untuk
pengembangan manusia seutuhnya, dan pendidikan merupakan proses yang
terus-menerus yang senantiasa berkembang. Peserta didik merupakan
masukan, setelah mengalami proses pendidikan dengan memanfaatkan tujuan
pendidikan yaitu sumber daya dari kurikulum yang ada, menghasilkan
keluaran berupa kemampuan tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa
perubahan tingkah laku termasuk didalamnya pengetahuan, sikap, tindakan,
penampilan dan sebagainya.2
Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, yang dapat dikatakan
sebagai suatu proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan
kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Dengan demikian
pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan spesialis atau bidang-bidang
tertentu, oleh karena itu perhatian dan minatnya lebih bersifat teknis. Dari
pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa
pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai
kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya.

2. Pengertian penelitian

Pelatihan (training) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti


proses, cara, perbuatan melatih,pekerjaan melatih. Menurut Poerwadarminta
kata pelatihan berasal dari kata “latih” ditambah awalan “pe”, dan akhiran
“an” yang artinya telah biasa, keadaan telah biasa yang diperoleh seseorang
melalui proses belajar atau diajar. Latihan berarti pelajaran untuk
membiasakan diri atau memperoleh kecakapan tertentu. Dan pelatih adalah
orang-orang yang memberikan latihan.3
Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang merupakan sarana
pembinaan dan pengembangan karir serta salah satu upaya untuk

2
Edy Sutrisno. Budaya Organisasi (Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group, 2013), 3.
3
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), 11.

3
meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan. Pada dasarnya, kegiatan pelatihan diperlukan karena
adanya kesenjangan antara keterampilan pekerja sekarang dengan
keterampilan yang dibutuhkan untuk menempati posisi atau jabatan baru.
Oemar Hamalik dalam bukunya merumuskan kembali bahwa:
“Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya)
yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada
tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan
waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam
bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas
dalam suatu organisasi.
Pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampiran di luar sistem pendidikan
yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih
mengutamakan pada praktik daripada teori, sementara itu keterampilan adalah
meliputi pengertian physical skill, social skill, managerial skill dan lain-lain.4
Menurut Mathis dan Jakson Pelatihan adalah suatu proses di mana
orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan Menurut Davis dan Werther “Training prepares people
to do their present job and development prepares employess needed
knowledge, skill and attitude”. Artinya, bahwa pelatihan mempersiapkan
orang untuk melakukan pekerjaan mereka sekarang dan pengembangan
mempersiapkan pegawai yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap.5

4
Zainal, Veithzal Rivai, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke
Praktik (Depok: Raja Grafindo Persada, 2014), 164.
5
Baharudin, Aris dkk, “Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan”, Manajemen dan Bisnis, Vol.6 No.2, (Juni, 2015), 58.

4
3. Pengertian pengembangan
Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) (Human
resource development) dalam organisasi, hakikatnya merupakan suatu usaha
demi peningkatan daya saing terhadap ancaman lingkungan eksternal dan
upaya meningkatkan daya inovatif demi menciptkan peluang. Pengembangan
Sumber Daya Manusia dalam organisasi bersifat integral sebagai individu dan
sistem serta organisasi sebagai wadah SDM secara terencana dan
berkesinambungan untuk menigkatkan kompetensi pekerja melalui program
pelatihan (training), pendidikan, dan pengembangan.6
Secara umum Pengembangan (development) dapat diartikan sebagai
penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang
Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan.
Pengembangan (development) karyawan dimaksudkan untuk
menyiapkan karyawan untuk memegang tanggung jawab pekerjaandi masa
yang akan datang. Pengembangan karyawan bisa dilakukan secara
formalmaupun informal. Secara formal berarti karyawan ditugaskan oleh
perusahaan. Sedangkan secara informal berarti karyawan melatih dan
mengembangkan dirinya ataskeinginan dan inisiatif sendiri tanpa ditugaskan
oleh perusahaan. Program pengembangan karyawan akan membuat karyawan
semakin produktif sehinggamemungkinkan organisasi atau perusahaan
mempertimbangkan untuk melakukan pengembangan karir karyawan.7
Pengembangan (development) karyawan sebagai aktivitas
pengembangan (development) karir karyawan terhadap organisasi, penyediaan
landasan bagi karyawanagar dapat berprestasi secara efektif dan menghasilkan
prestasi baru dalam lingkungan perusahaan. Pengembangan (development)
karyawan dalam pelaksanaannya seringkali dilakukan untukmembantu

6
Noe, Manajemen Sumber Daya Manusia Mencapai Keunggulan Bersaing (Jakarta: Salemba Empat,
2008), 89.
7
Handoko, Manajemen Personalia & Sumber daya Manusia (Yogyakarta: BPFE, 2010), 104.

5
karyawan memasuki dunia kerja yang kompetitif yang berbeda dari
kondisikehidupan sebelumnya Karyawan yang akan mengikuti program
pengembangan (development) adalah karyawan baru agar memahami,
terampil, dan ahli dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan karyawan lama
supaya mereka lebih memahami technical skill,human skill, conceptual skill,
dan managerial skill.8
Menurut Rivai pengembangan manajemen adalah suatu proses
bagaimana manajemen mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk
menjadi atau meraih sukses sebagai pemimpin dalam organisasi mereka.9
B. Prinsip-prinsip Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan

1. Prinsip Pendidikan
Pendidikan sejatinya merupakan usaha yang dilakukan secara terus menerus
untuk memperoleh hasil yang optimal dari pendidikan itu sendiri. Hasil yang
optimal dapat diperoleh dengan aplikasi pendidikan yang tepat sesuai dengan
prinsip-prinsip pendidikan, yaitu: humanisme, humanisasi, humaniora dan
humanitas.
a. Humanisme
Humanisme merupakan filsafat pendidikan, pandangan awal yang
mendasari kegiatan kependidikan.
b. Humanisasi
Humanisasi merupakan proses pendidikan. Visi dalam humanisme itu
harus dicapai melalui proses yang manusiawi pula, yaitu humanisasi.
c. Humaniora
Humaniora sebagai sarana menghumanisasikan pengajaran.
Humaniora disini dimaksudkan dalam dua arti. Pertama, sekumpulan
ilmu-ilmu kemanusiaan seperti filsafat, sejarah, dan ilmu-ilmu bahasa.

8
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: STIE YKPN, 2008), 286.
9
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan (Depok: Raja Grafindo
Persada, 2015), 164.

6
Kedua, cara pengajaran yang mencoba mengangkat unsur-unsur
pemanusiaan dalam pengajaran.
d. Humanitas
Humanitas dikatakan sebagai tujuan akhir pendidikan yang pada akhirnya
bermuara pada kemanusiaan utuh yang terus menerus harus
disempurnakan bercirikan:
1) Memiliki kepekaan budaya
2) Memperhatikan tantangan sejarah yang terus berubah
3) Mampu memprakarsai berbagai terobosan dan inovasi serta
menemukan makna baru dalam berbagai dimensi kehidupan
4) Memiliki keunggulan akademik dan sekaligus memiliki kepedulian
kepada keadilan dan ketidakadilan.10
Pendidikan nasional di negara Indonesia diselenggarakan dalam rangka
mencapai tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut
Kemendikbud, ada lima prinsip pendidikan nasional yaitu:
a. Prinsip demokratis berlandaskan HAM
Adanya keselarasan atau keharmonisan antara pendidik dengan yang
dididik, hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam pendidikan harus
benar-benar diperhatikan. Misal, guru mempunyai kewajiban mengajar dan
siswa mempunyai hak untuk mendapatkan pengajaran, guru berhak untuk
memberikan tugas dan siswa berkewajiban mengerjakan tugas tersebut.
b. Prinsip proses pembudayaan dan pemberdayaan sepanjang hayat
Sekolah merupakan salah satu tempat proses belajar terjadi. Sekolah
merupakan tempat kebudayaan, karena pada dasarnya proses belajar
merupakan proses pembudayaan. Dalam hal ini, proses pembudayaan di
sekolah adalah untuk pencapaian akademik siswa, untuk membudayakan

10
Sulkipani, Prinsip-Prinsip dan Praktik Pendidikan untuk Membangun Warga Negara yang
Demokratis, 102-103.

7
sikap, pengetahuan, keterampilan dan tradisi yang ada didalam suatu
komunitas budaya
c. Prinsip sistemik, terbuka, multimakna dan legalitas
Maksud prinsip sistemik adalah pendidikan merupakan suatu proses
yang melibatkan banyak komponen yang terorganisir terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan. Terbuka artinya pendidikan harus
dilaksanakan secara terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia untuk
semua jenjang pendidikan dan merupakan tanggung jawab masyarakat.
d. Prinsip ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri
handayani
Pendidikan harus dilaksanakan dengan prinsip tersebut artinya dari
depan guru dapat memberikan contoh, dari tengah depat membangun
keinginan siswa untuk bertindak, dari belakang dapat memberikan
dorongan.
e. Prinsip memberdayakan masyarakat
Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai proses yang dapat
memberdayakan manusia. Bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab
secara bersama-sama dengan masyarakat.
2. Prinsip pelatihan
a. Prinsip partisipasi
Para peserta harus diberikan dorongan agar aktif dalam pembicaraan-
pembicaraan seperti mengemukakan pendapatnya, memberikan saran,
menyanggah dan juga yang lainnya. Jika peserta tidak menunjukkan
motivasi yang tinggi, kegiatan cenderung berjalan dengan membosankan.
Tetapi jika selama kegiatan pelatihan berjalan secara dinamis, akan dirasa
waktu begitu cepat berjalan dan para instruktur maupun peserta pelatihan
memiliki motivasi yang tinggi.

8
b. Prinsip repetisi
Repetisi disini adalah peserta dapat mengulangi apa yang sudah
dipelajari dalam pelatihan sehingga dapat berguna dalam pelaksanaan
tugas kebutuhan sehari-hari. Setelah pelatihan, peserta dituntut agar dapat
lebih terampil, mampu serta mahir dalam bidang-bidang tertentu.
c. Prinsip relevansi
Relevansi dapat dikatakan sebagai hubungan antara masalah organisasi
atau perusahaan, materi pelatihan maupun semua komponen penting
dalam pelatihan itu sendiri. Jika masalah yang dihadapi dan topik sesuai,
maka pelatihan dikatakan relevan.
d. Prinsip pengalihan pengetahuan dan keterampilan
Pengalihan pengetahuan dan keterampilan terjadi karena ada
penerapan teori dalam situasi nyata atau karena praktik simulasi.
e. Prinsip umpan balik
Instruktur harus mampu memberikan umpan balik kepada peserta
untuk setiap kegiatan pada materi pelatihan yang tersaji.11
3. Prinsip Pengembangan
a. Motivasi
Suatu rencana pendidikan dan pelatihan harus didasari semangat para
pesertanya. Untuk itu harus memberikan perhatian pula terhadap para
pesertanya dalam mengikuti program tersebut.12 Tingginya motivasi yang
dimiliki oleh seseorang dapat mendorongnya untuk semakin cepat dan
sungguh-sungguh dalam mempelajari suatu pengetahuan.
b. Perbedaan-perbedaan individu
Dalam merencanakan suatu pendidikan dan pelatihan tentu harus
disadari adanya perbedaan potensi setiap orang, karena perbedaan dalam

11
Yohanes Arianto Budi Nugroho, Pelatihan dan Pengembangan SDM: Teori dan Aplikasi (Jakarta:
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019), 22-23.
12
Firman Nugraha, Pendidikan dan Pelatihan (Jakarta: Litbang Diklat Press, 2020), 20.

9
pendidikan, pengalaman, bakat-bakat dan minat-minat merupakan hal
yang sangat perlu diperhatikan untuk merencanakan program pelatihan.
c. Latihan
Pengembangan SDM yang lebih efektif adalah dengan latihan yang
dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Namun,
pengembangan SDM melalui latihan ini membutuhkan pengorbanan
waktu dan biaya yang tidak sedikit, tetapi hasil yang akan didapatkan akan
jauh lebih memuaskan bagi perusahaan.
d. Laporan kemajuan
Hasil dari pengembangan dapat dijadikan sebagai informasi bagi
perbandingan antara sesudah dan sebelum mendapat pengembangan.
Perbandingan tersebut dapat bersifat positif dan negatif.13
C. Tujuan Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan

1. Tujuan pendidikan
a. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang
seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertaqwa kepada tuhan yang maha
esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan kerampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
b. Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu
Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional juga harusmenumbuhkan jiwa patriotik dan
memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkansemangat kebangsaan

13
Yohanes Arianto Budi Nugroho, Pelatihan dan Pengembangan SDM: Teori dan Aplikasi, 21-24.

10
dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap
menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.
c. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di
bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan
diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang
berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan
rohaninya, memiliki pengetahuan danketerampilan yang dapat
mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapatmenyuburkan sikap
demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkankecerdasan
yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanyadan
mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan sesuai UUD 1945.
2. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan adalah untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan untuk merubah perilaku peserta pelatihan sehingga program
pelatihan harus dirancang sedemikian rupa supaya benar-benar dapat
memberikan manfaat sesuai dengan tujuan kegiatan pelatihan. Secara khusus
dalam kaitan dengan pekerjaan, tujuan pelatihan sebagai berikut:
a. Memperbaiki kinerja
Individu yang bekerja tidak memuaskan karena kurangnya
keterampilan dapat mengikuti pelatihan supaya dapat meningkatkan
kinerjanya. Meskipun pelatihan tidak dapat memecahkan semua
permasalahan kinerja, tetapi program pelatihan bisa meminimalkan
permasalahan kondisi–kondisi baru.
b. Memutakhirkan keahlian tenaga kerja sejalan dengan kemajuan teknologi.
Dengan perubahan yang sudah modern, pelatih (trainer) harus
memastikan bahwa tenaga kerja dapat mengikuti perubahan teknologi
baru. Seiring dengan perubahan tersebut, pekerjaan juga akan berubah,
maka keterampilan dan kemampuan karyawan harus ditingkatkan lagi,

11
dan perlu diperbarui melalui pelatihan untuk mengintegrasikan kemajuan
teknologi ini secara efektif ke dalam organisasi atau perusahaan.
c. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten
dalam pekerjaannya.
Beberapa orang masih belum mempunyai keterampilan dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi “job competent”, artinya
belum bisa mencapai standar kualitas yang diharapkan oleh perusahaan.
Alasannya, meskipun hasil tes wawancara dan data lain menunjukkan
bahwa individu memiliki probabilitas keberhasilan kerja yang tinggi,
tetapi terdapat saat-saat tertentu dalam beberapa kasus prediksi tidak
valid. Maka dari itu, perusahaan atau organisasi mengadakan pelatihan
untuk karyawan baru. Apabila jumlah lowongan melebihi jumlah
pelamar, manajemen sengaja merekrut karyawan yang membutuhkan
pelatihan untuk mencapai level standar. Manajemen juga merekrut tenaga
kerja berbakat untuk mempelajari berbagai pekerjaan sesuai dengan
kemampuan serta semi-terampil untuk mengikuti kegiatan pelatihan yang
diadakan oleh organisasi maupun perusahaan.
d. Membantu memecahkan masalah operasional
Manajer harus bisa menghadapi sumber daya langka dan berbagai
kendala operasional, seperti konflik interpersonal, standar dan kebijakan,
penundaan rencana, kekurangan persediaan, tingginya tingkat
ketidakhadiran dan pergantian karyawan, serta berbagai kendala lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan internal dan eksternal.
Pelatihan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan tersebut. Tujuan khusus untuk memecahkan
masalah operasional meliputi:
1) Meningkatkan kualitas output.
2) Menurunkan biaya limbah dan perawatan.
3) Menurunkan jumlah dan biaya terjadinya kecelakaan.

12
4) Mencegah timbulnya antipasi karyawan.
5) Mengurangi ketidakhadiran dan tingkat kepuasan kerja.
e. Memenuhi kebutuhan perkembangan pribadi
Bagi kebanyakan manajer yang perlu berorientasi pada pencapaian,
mereka membutuhkan tantangan pekerjaan baru, dengan hal ini pelatihan
dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan berbagai aktivitas
yang dapat meningkatkan efisiensi organisasi dan mendorong
pertumbuhan pribadi semua karyawan.
f. Mempersiapkan karyawan untuk promosi
Pelatihan memungkinkan individu untuk menguasai keterampilan
yang diperlukan untuk pekerjaan tindak lanjut tingkat yang lebih tinggi
dalam organisasi atau perusahaan, dan memfasilitasi transisi dari
pekerjaan karyawan saat ini ke posisi atau pekerjaan yang melibatkan
tanggung jawab yang lebih besar. Dengan terus mengembangkan dan
mempromosikan karyawan yang ada melalui pelatihan, manajemen dapat
menikmati karyawan yang termotivasi dengan kepuasan kerjanya. Karena
jika tidak demikian, karyawan yang berorientasi pada prestasi akan
memilih keluar dan mencari perusahaan lain yang dapat memberikan
peluang kemajuan untuk pengembangan karir mereka.
g. Efisiensi
Pengelolaan faktor produksi yang efektif dan efisien merupakan upaya
untuk mengembangkan faktor produksi dalam suatu perusahaan.
Perusahaan yang efisien sangat penting untuk meningkatkan daya saing
perusahaan. Efektif menghemat tenaga, waktu, biaya, bahan baku, dan
mengurangi kerusakan mesin sehingga membuat mesin menjadi efisien.
Kegiatan ini juga dapat meningkatkan keuntungan yang diharapkan
perusahaan.

13
h. Jenjang karier
Menurut Mills tujuan pelatihan untuk membantu tenaga kerja
menguasai keterampilan, sikap, dan kebiasaan berpikir secara efektif.
Dalam merealisasikan jenjang karier, perlu terus dilakukan peningkatan
pengetahuan dan kemampuan melalui pelatihan yang dapat dicapai
dengan melihat keahlian, kemampuan, dan keterampilan karyawan
sehingga semua itu dapat dijadikan sebagai peluang promosi untuk
mendapatkan posisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Secara umum, tujuan pelatihan sebagai berikut:
1) Mengembangkan keterampilan agar pekerjaan dapat diselesaikan
dengan cepat dan efisien.
2) Mengembangkan pengetahuan agar pekerjaan dapat dilakukan secara
rasional.
3) Menumbuhkan sikap yang dapat menimbulkan kemauan untuk
bekerja sama.14
3. Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan sumber daya manusia mempunyai dua
dimensi, yaitu dimensi individual dan dimensi konstitusional/organisasional.
Tujuan yang berdimensi individual mengacu kepada sesuatu yang dicapai
oleh seorang pegawai. Sedangkan tujuan yang berdimensi organisasional
mengacu kepada apa yang dapat dicapai oleh organisasi sebagai hasil dari
program-program pengembangan sumber daya manusia (LAN dan
DEPAGRI, 2007).15

14
Bernadheta Nadeak, Manjemen Pelatihan dan Pengembangan (Jakarta: UKI Press, 2019), 23.
15
Depdagri, Modul Kebijakan Pelayanan Publik, Diklat Teknis Pelayanan Publik, Akuntabilitas dan
Pengelolaan Mutu (Jakarta: LAN, 2007), 144.

14
Menurut Tohardi tujuan pengembangan dapat dibedakan sebagai
berikut:
a. Produktivitas
Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat,
kualitas dan kuantitas produksi akan semakin baik, karena technical skill,
human skill dan managerial skill karyawan akan semakin baik.
b. Efisiensi
Pengembangan karyawan untuk meningkatkan efisiensi sumber daya
manusia, waktu, bahan baku dan mengurangi ausnya mesin-mesin.
Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing
perusahaan semakin kecil.
c. Kerusakan
Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan
barang, produksi dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan
terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
d. Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan
karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang keluarkan perusahaan
berkurang.
e. Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih
baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian
pelayanan yang lebih baik merupakan daya penarik yang sangat penting
bagi rekanan-rekanan perusahaan bersangkutan.
f. Moral
Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena
keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga
merek antusias menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

15
g. Karier
Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier
karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan dan prestasi
kerjanya lebih baik, promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian
dan prestasi kerja seseorang.
h. Konseptual
Dengan pengembangan, manajer akan semakin cakap dan cepat dalam
mengambil keputusan yang lebih baik, karena technical skill, human skill
dan managerial skill nya lebih baik.
i. Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih
baik, human relationsnya lebih luas, motivasi lebih terarah sehingga
pembinaan kerja sama vertikal dan horizontal semakin harmonis.
j. Balas Jasa
Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah, intensif dan benefit)
karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.
k. Konsumen
Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang lebih baik
bagi masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau
pelayanan yang lebih bermutu.16
D. Manfaat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan

1. Manfaat pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM


a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktifitas
b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai
standar-standar kinerja yang ditentukan
c. Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih menguntungkan

16
Tohardi, Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Universitas Tanjung
Pura, Mandar Maju, 2008), 101.

16
d. Memenuhi persyaratan perencanaan Sumber Daya Manusia
e. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja
f. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembanagan pribadi
mereka.17
2. Manfaat pelatihan dalam meningkatkan kinerja SDM

a. Meningkatnya daya produksi kerja organisasi/instansi secara


menyeluruh.
b. Meningkatnya proses dalam penentuan keputusan dengan sigap dan
tepat.
c. Dapat menyelesaikan konflik/masalah secara praktis.
d. Dapat membantu karyawan agar dapat mengambil keputusan dengan
baik.
e. Dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam pemecahan masalah
dengan baik.
f. Dapat meningkatkan kepuasan kerja.
g. Dapat menyediakan informasi mengenai program secara teknikal dan
intelektual.18
3. Manfaat pengembangan dalam meningkatkan kinerja SDM
a. Mampu mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk.
Kegiatan pengembangan akan mampu meningkatkan kinerja pegawai.
Jika pegawai saat ini dirasa kurang dapat bekerja secara efektif, serta
ditujukan untuk dapat mencapai efektivitas kerja sebagaimana yang
diharapkan oleh organisasi.
b. Meningkatkan produktivitas Individiu & Tim.
Mengikuti program pengembangan berarti pegawai juga memperoleh
tambahan ketrampilan dan pengetahuan baru. Hal ini bukan hanya

17
Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: YKPN, 1995), 155.
18
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: BPFE, 1997), 349.

17
bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka namun juga kerja tim
secara kesuluruhan.
c. Meningkatkan fleksibilitas angkatan kerja.
Dengan banyaknya ketrampilan yang dimiliki, maka akan lebih
fleksibel juga bagi karyawan untuk menyesuaikan diri dengan
kemungkinan adanya perubahan yang terjadi dilingkungan organisasi.
Contoh saja jika organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi
tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah pegawai yang baru,
oleh Karena pegawai yang dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk
pekerjaan tersebut.
d. Meningkatkan komitmen karyawan.
Dengan melalui kegiatan pengembangan, pegawai diharapkan akan
memiliki persepsi yang baik tentang organisasi yang secara tidak
langsung akan meningkatkan komitmen kerja pegawai serta dapat
memotivasi mereka untuk menampilkan kinerja yang baik.
e. Mengurangi turn over dan absensi.
Bahwa dengan semakin besarnya komitmen pegawai terhadap
organisasi akan memberikan dampak terhadap adanya pengurangan
tingkat turn over absensi. Dengan demikian juga berarti meningkatkan
produktivitas organisasi
f. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas di masa yang akan datang
Melalui kegiatan pengembangan, karyawan akan semakin meningkat
kemampuannya untuk menghadapi berbagai tugas di masa yang akan
datang.19

19
Schuller dan Jackson, Human Resources Management Positioning (Centuries: West Publishing,
1992), 98.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang dimaksud pendidikan adalah Usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pelatihan (training)
adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang
dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan ke pada
tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam
satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta
dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan
produktivitas dalam suatu organisasi. Sedangkan pengembangan
(Development) karir adalah usaha yang diakukan secara formal dan
berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan penambahan
kemampuan seorang pekerja.
2. Hasil yang optimal dapat diperoleh dengan aplikasi pendidikan yang tepat
sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan, yaitu: humanisme, humanisasi,
humaniora dan humanitas.Prinsip pelatihan antara lain prinsip partisipasi,
repetisi, relevansi, pengalihan pengetahuan dan keterampilan, umpan balik.
Adapun prinsip pengembangan antara lain motivasi, perbedaan-perbedaan
individu, latihan dan laporan kemajuan.
3. Pendidikan yakni usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis yang
bertujuan mendorong, membantu serta membimbing seseorang dalam
mengembangkan segala potensinya dan kualitas yang satu ke kualitas yang
lebih tinggi. Tujuan pelatihan adalah untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan untuk merubah perilaku peserta pelatihan sehingga program
pelatihan harus dirancang sedemikian rupa supaya benar-benar dapat
memberikan manfaat sesuai dengan tujuan kegiatan pelatihan. Sementara

19
pengembangan (Development) memiliki tujuan untuk peningkatan
kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang, sasarannya
untuk Peningkatan kinerja jangka panjang dan orientasi nya pada Kebutuhan
perubahan terencana atau tidak terencana, sementara efek terhadap
keterkaitan dengan karir relatif tinggi.
4. Pendidikan, pelatihan dan pengembangan sangat diperlukan bagi sumber
daya manusia, sebagai upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia
atau tenaga kerja yang siap untuk menghadapi pekerjaan yang dianggap
belum dikuasai oleh sumber daya manusia tersebut. Langkah ini dilakukan
untuk menghindari kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggung
jawab kerja, sehingga sumber daya manusia atau tenaga kerja dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efektif dan efisien yang akan
memberikan dampak baik bagi organisasi atau perusahaan maupun bagi
sumber daya manusia itu sendiri.
B. Saran
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan oleh
penulis guna membangun dan menyempurkan penyusunan makalah selanjutnya,
karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin. Aris dkk. “Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Dan Disiplin Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan”, Manajemen dan Bisnis, Vol.6 No.2, (Juni,
2015), 58.
Depdagri. Modul Kebijakan Pelayanan Publik, Diklat Teknis Pelayanan Publik,
Akuntabilitas dan Pengelolaan Mutu. Jakarta: LAN, 2007.
Handoko. Manajemen Personalia & Sumber daya Manusia. Yogyakarta: BPFE,
2010.
Nadeak, Bernadheta. Manjemen Pelatihan dan Pengembangan. Jakarta: UKI Press,
2019.
Noe. Manajemen Sumber Daya Manusia Mencapai Keunggulan Bersaing. Jakarta:
Salemba Empat, 2008.
Nugraha, Firman. Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta: Litbang Diklat Press, 2020.
Nugroho, Yohanes Arianto Budi. Pelatihan dan Pengembangan SDM: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019.
Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Depok: Raja
Grafindo Persada, 2015.
Schuller. dan Jackson. Human Resources Management Positioning. Centuries: West
Publishing, 1992.

Sikula, Andrew E. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga, 2014.


Simamora. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: YKPN, 1995.
Simamora, Henry. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE, 1997.
Simamora, Henry. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN,
2008.
Sulkipani. Prinsip-Prinsip dan Praktik Pendidikan untuk Membangun Warga Negara
yang Demokratis.

21
Sutrisno, Edy. Budaya Organisasi. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group,
2013.
Tohardi. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Universitas Tanjung Pura, Mandar Maju, 2008.
Zainal. Veithzal Rivai dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari Teori Ke Praktik. Depok: Raja Grafindo Persada, 2014.

22

Anda mungkin juga menyukai