Anda di halaman 1dari 14

PARADIGMA MANAJEMEN DIKLAT DALAM PENDIDIKAN

DAN PENDEKATAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA


(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Management Pelatihan)

Dosen Pengampu:

Devin Cumbuan Putri, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 1
Adzkia Salsabilah : 1911030005

Atika Kurniya Nita Rafiah : 1911030270

Darma setiawan : 1911030049


Kelas : H
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh

Puja dan Puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Makalah yang membahas
mengenai kurikulum ini disusun untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan
Management Pelatihan semester Lima. Makalah ini telah disusun dengan semaksimal
mungkin dengan mengharapkan hasil yang terbaik, sehingga dapat berguna bagi banyak
orang khususnya para mahasiswa yang akan menjadi seorang pendidik yang baik.
Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada Devin Cumbuan Putri, M.Pd atas
tugas makalah yang diberikan..

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis selaku penyusun
akan menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Demikian yang
bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Bandar Lampung, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Daftar Isi.................................................................................................................... ii

Bab I PENDAHULUAN...........................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Pengertian Manajemen Diklat Dalam Pendidikan.......................................... 2


B. Paradigma Manajemen Diklat Dalam Pendidikan.......................................... 3
C. Pendekatan Pendidikan Orang Dewasa .......................................................... 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyaknya lembaga dan perusahaan swasta ataupun negri diberbagai bidang


saat ini, yang memiliki banyak karyawan baik itu yang memiliki gelar atupun
yang tidak memiliki gelar, semuanya dipekerjakan karna membutuhkan banyak
pekerja. Sehingga diperlukannya manajemen diklat untuk meninggkatkan
kinerja karyawan.

Manajemen diklat adalah ilmu tentang memberdayakan peserta diklat yang


ada diperusahan atau lembaga manapun yang bertujuan untuk menambah
wawasan dan keterampilan peserta diklat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Diklat Dalam Pendidikan?


2. Bagaimana Paradigma Manajemen Diklat Dalam Pendidikan?
3. Jelaskan Tentang Pendekatan Pendidikan Orang Dewasa?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Tentang Manajemen Diklat Dalam Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Tentang Paradigm Manajemen Diklat Dalam
Pendidikan
3. Untuk Mengetahui Tentang Pendekatan Pendidikan Orang Dewasa

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian manajemen diklat dalam pendidikan

Manajemen Diklat menurut Sukardi dan Siti Nurjanah (2016) adalah suatu
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya yang ada
di lembaga diklat agar peserta diklat mampu meningkatkan kompetensi
sehingga lebih berdaya guna di lembaga mereka meniti karir. Pendidikan dan
pelatihan menurut Basri, Hasan & Rusdiana (2015) merupakan upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia dalam mengembangkan aspek
kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.1

Paradigma manajemen pendidikan merupakan pandangan seseorang untuk


mempengaruhi dirinya dan orang lain serta lingkungannya dalam berpikir dan
bersikap untuk melakukan perubahan dengan menggunakan sistem yang lebih
baik sehingga memperoleh sumber daya yang berkualitas.

Manajemen pendidikan dimaknai sebagai suatu kegiatan atau rangkaian


kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia
yang tergabung dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien (Nasihin, 2015: 2-5).
Manajemen pendidikan mengatur proses kegiatan pendidikan dengan sistematis
sesuai penerapan fungsi manajemen pada kegiatan pendidikan, hal ini senada
dengan makna manajemen pendidikan (Burhanudin, 2014: 1) sebagai suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam
mengelola sumber daya berupa manusia, pembiayaan, materi, metodologi, alat,

1
Benge, Eugene J. Pokok-Pokok Manajemen Modern. Jakarta: Pustaka Binaman.2000.hal 19

2
pasar, waktu dan informasi untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien
dalam bidang pendidikan.

Senada dengan Burhanuddin, manajemen pendidikan diterjemahkan


(Kneziech, 2010: 15) sebagai pengelompokan fungsi-fungsi organisasi yang
memiliki tujuan utama dalam rangka menjamin efisiensi dan efektifitas dalam
melakukan pelayanan kegiatan pendidikan, seperti pelaksanaan kebijakan pada
perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan lokasi
sumber daya, stimulasi, koordinasi yang dilakukan pelaksana, iklim organisasi
yang kondusif, dan menentukan perubahan esensial pada fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan dan pelatihan dan kesejahteraan masyarakat di
masa yang akan datang. Manajemen pendidikan (Nawawi, 2008: 11) dimaknai
dengan kesinambungan kegiatan atau komprehesifitas pengendalian kegiatan
secara kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan.
Sedangkan paradigma manajemen pendidikan (Abduracman, 2009: 12)
dinyatakan sebagai proses pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran
dan tujuan pokok yang ditentukan perangkat sebagai pelaksana kegiatan
tersebut.2

B. Paradigma manajemen diklat dalam pendidikan

Kegiatan dalam manajemen pendidikan mencakup proses dari kegiatan


pendidikan yang bersifat komplek dan unik. Tujuan manajemen pendidikan
memiliki perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan dengan tujuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya. Adapun
tujuan kegiatan manajemen pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan secara
umum dan tujuan khusus pendidikan yang ditetapkan suatu bangsa tanpa

2
Bruijn, Hans de, Ernst ten Heuvelhof and Roel in’t Veld. Process Management Why Project
Management Fails in Complex Decision Making Processes. New York: Springer Heidelberg.2010 hal 45-
49

3
mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam kegiatan pendidikan
tersebut.
Objek dalam pelaksanaan manajemen pendidikan untuk meningkatkan sumber
daya
manusia pada Badan Pendidikan dan Pelatihan dibagi dalam beberapa hal,
yakni:
a. Manusia (man), merupakan unsur yang terpenting dalam penerapan
manajemen pendidikan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan suatu keniscayaan dalam meningkatkan kualitas pembangunan
suatu daerah. Memberikan pengetahuan kepada manusia (karyawan) dapat
diatur sesuai dengan keahlian dan kemampuan manusia tersebut.
Pengorganisasian manusia (karyawan) menurut keahlian dan kemampuan
memberikan manfaat yang baik dalam melayani masyarakat.

b. Pembiayaan (money), merupakan unsur yang terpenting manajemen


pendidikan, karena pembiayaan menjadi penentu dalam pelaksanaan
kegiatan manajemen pendidikan. Pengelolaan pembiayaan dengan efektif
dan efisien akan memberikan dampak yang baik dalam manajemen
pendidikan sehingga Badan Pendidikan dan Pelatihan tidak mengalami
pemborosan pendanaan dalam mengatur pelaksanaan program pendidikan
dan pelatihan.

c. Materi (materials), unsur yang dapat menggerakan manusia (karyawan)


dalam meningkatkan kualitas diri karena materi merupakan pokok
pembahasan dalam transfer pengetahuan yang terpadukan dalam bentuk
kurikulum pendidikan. Pada manajemen pendidikan, materi yang dibuat
dalam bentuk kurikulum menggambarkan cara Badan Pendidikan dan
Pelatihan mencapai tujuannya sesuai dengan tujuan dan target unit kerja. 3

3
Fetrimen. Paradigma Manajemen Pendidikan Pada Badan Diklat Dalam Penerapan Good
Government.jurnal AKP.vol 8.no 2. 2018.hal 34-35

4
d. Metode (method), merupakan unsur dasar dalam menyampaikan bahan
materi kurikulum pada peserta pendidikan dan pelatihan, metode pendidikan
dan pelatihan pada setiap unit kerja seharusnya menggunakan metode yang
berbeda-beda sesuai dengan kesiapan dan kebutuhan unit kerja tersebut
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.Perbedaan metode
pendekatan dalam melakukan pendidikan dan pelatihan pada masing-masing
unit kerja bukan untuk membedakan perilaku pada suatu institusi tetapi
sebagai penyesuaian terhadap kebutuhan.

e. Alat (machines), unsur yang membantu Badan Pendidikan dan Pelatihan


untuk memudahkan dalam menyampaikan bahan materi pada peserta
pendidikan dan pelatihan, karena alat (machines) dapat digunakan untuk
mendukung proses pelaksanaan kegiatan pada manajemen pendidikan.
Penggunaan alat (machines), lebih memudahkan peserta pendidikan dan
pelatihan memahami bahan materi daripada menyampaikan materi hanya
melalui metode ceramah.

f. Pasar (market), unsur pembuktian bagi Badan Pendidikan dan Pelatihan


untuk meyakinkan stakeholders pemerintahan daerah tentang pentingnya
keberadaan Badan Pendidikan dan Pelatihan dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Manajemen pendidikan dalam menentukan pasar
merupakan salah satu kunci penentuan kualitas Badan Pendidikan dan
Pelatihan dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

g. Waktu (times), dalam melaksanakan proses kegiatan pendidikan dan


pelatihan menggunakan waktu yang terbatas, sehingga penggunaan waktu
merupakan suatu keniscayaan dalam manajemen pendidikan untuk
mewujudkan efektifitas dan efisiensi peserta pendidikan dan pelatihan dalam

5
mendapatkan pengetahuan guna meningkatkan pelayanan pada masyarakat
dalam unit kerja masing-masing.4

Penerapan manajemen pendidikan pada suatu unit kerja membutuhkan beberapa


perangkat untuk menguatkan unit kerja tersebut melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenangnya, diantaranya:
a. kebijakan pada perencanaan; dalam hal ini, Badan Pendidikan dan Pelatihan
mengeluarkan kebijakan tentang perencanaan seperti apa yang akan
dilakukan dalam meningkaktkan kualitas sumber daya manusia pada
pemerintahan suatu daerah,
b. Pengambilan keputusan; Badan Pendidikan dan Pelatihan setelah
menentukan kebijakan yang terencana, maka mengidentifikasi masalah yang
perlu dilakukan dengan tujuan pengambilan keputusan yang efektif dan
efisien, misalnya pendidikan dan pelatihan yang cocok dan sesuai pada
masing-masing unit kerja dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
c. Perilaku kepemimpinan

Manajemen pendidikan dibutuhkan untuk melakukan pengendalian kegiatan


setiap unit kerja dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Dalam
melaksanakan manajemen pendidikan dibutuhkan perencanaan secara sistematis
yang dilakukan pada suatu lingkungan tertentu, seperti Badan Pendidikan dan
Pelatihan yang dimiliki oleh pemerintah daerah atau pemerintah pusat.
Paradigma manajemen pendidikan merupakan pandangan seseorang untuk
mempengaruhi dirinya dan orang lain serta lingkungannya dalam berpikir dan
bersikap untuk melakukan perubahan dengan menggunakan sistem yang lebih
baik sehingga memperoleh sumber daya yang berkualitas.

4
Fetrimen. Paradigma Manajemen Pendidikan Pada Badan Diklat Dalam Penerapan Good
Government.jurnal AKP.vol 8.no 2. 2018.hal 36

6
C. Pendekatan pendidikan orang dewasa

Keberhasilan pendidikan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pendekatan


yang dipergunakan oleh pendidik atau guru dalam menyampaikan materinya
kepada peserta didik, Dewasa ini telah banyak pendekatan yang dikembangkan
oleh para ahli, baik dengan sasaran anak-anak maupun orang dewasa. Masing-
masing pendekatan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, karena tidak
ada sesuatu yang sempurna di dunia ini termasuk pendekatan yang digunakan
oleh pendidik dalam pembelajaran nya. Pendekatan yang dimaksud disini adalah
pedagogi dan adragogi, yang dewasa ini dengan perkembangan teknologi yang
semakin pesat seperti adanya HP dan sebagainya muncul lah pendekatan baru
yang dikenal dengan istilah heutagogi.5
1. Konsep Pedagogi
Pedagogi berasal dari bahasa Yunani paedagogeo, dimana terdiri dari pais
genetif, paidos yang berarti anak dan agogo berarti memimpin, sehingga secara
harfiah pedagogi, berarti memimpin anak.
Beberapa definisi yang terkait pengertian pedagogi sebagai ilmu dan seni
menurut Sudarwan Danim (2010: 54-55) antara lain:
1) Pengajaran (teaching) yaitu teknik dan metode kerja guru dalam
mentranformasikan konten pengetahuan, merangsang mengawasi dan
menfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
pengertian ini menempatkan guru pada posisi sentral.
2) Belajar (learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan
inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta
ketrampilan.
3) Hubungan mengajar dengan belajar dengan segala factor lain yang ikut
mendorong minat pedagogi. Hubungan ini bisa bermakna siswa dibimbing
guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun tetap dibawah
bimbingan guru.

5
Muhammad Ali, dkk. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press.2007.hal 102

7
4) Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan
pada segala tahapan usia, sebagaimana dikembangkan di lembaga
pendidikan formal dan nonformal. Sekolah merupakan salah satu bagian
dari total spektum pengaruh pendidikan.

Dengan demikian pedagogi yang efektif mencoba menggabungkan


alternative strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual,
memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang
koduksif dan pengakuan atas perbedaan penerapan pada semua pelajaran.6

2. Konsep Andragogi

Istilah andragogi seringkali dijumpai dalam proses pembelajaran orang


dewasa (adult learning), baik dalam proses pendidikan nonformal (pendidikan
luar sekolah) maupun dalam proses pembelajaran pendidikan formal. Dugan
(1995) mendefinisikan andragogi lebih kepada asal katanya, andragogi berasal
dari Bahasa Yunani. Andra berarti manusia dewasa, bukan anak-anak, menurut
istilah, andragogi berarti ilmu yang mempelajari bagaimana orang tua belajar.

Fungsi guru dalam hal ini hanya sebagai fasilitator, bukan menggurui,
sehingga relasi antara guru dan peserta didik (murid, warga belajar) lebih
bersifat multicomunication. (Knowles, 1970). Oleh karena itu andragogi adalah
suatu bentuk pembelajaran yang mampu melahirkan sasaran pembelajaran
(lulusan) yang dapat mengarahkan dirinya sendiri dan mampu menjadi guru bagi
dirinya sendiri. Dengan keunggulan-keunggulan itu andragogi menjadi landasan
dalam proses pembelajaran pendidikan nonformal. Hal ini terjadi karena dalam
pendidikan nonformal, formula pembelajarannya diarahkan pada kondisi sasaran
yang menekankan pada peningkatan kehidupan, pemberian keterampilan dan
kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang dialami terutama dalam
hidup dan kehidupan sasaran di tengah-tengah masyarakat.

6
Sharan B Merriam (editor). The New Uptade on Adult Learning Theory. San Francisco. Jossey
Bass.2001.hal 78

8
Berdasarkan kondisi-kondisi itu dan konsepsi andragogi, istilah pendidikan
orang dewasa dapat diartikan sebagai Pendidikan yang ditujukan untuk peserta
didik yang telah dewasa atau berumur 18 tahun ke atas atau telah menikah dan
memiliki kematangan, dan untuk memenuhi tuntutan tugas tertentu dalam
kehidupanya.

3. Konsep Heutagogy

Heutagogy (berdasarkan Yunani untuk "diri") didefinisikan oleh Hase dan


Kenyon pada tahun 2000 sebagai studi pembelajaran yang ditentukan sendiri
(mandiri). Heutagogy menerapkan pendekatan holistik untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik, dengan belajar sebagai proses aktif dan proaktif, dan
peserta didik melayani sebagai "agen utama dalam pembelajaran mereka sendiri,
yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman pribadi" (Hase & Kenyon, 2007,
hal. 112). 7

Seperti dalam pendekatan andragogik, Instruktur atau pendidik pada


heutagogy juga memfasilitasi proses pembelajaran dengan memberikan
bimbingan dan sumber daya, tetapi sepenuhnya pemilihan kepemilikan jalur
pembelajaran dan proses untuk pelajar, yang melakukan negosiasi belajar dan
menentukan apa yang akan dipelajari dan bagaimana hal itu akan dipelajari
(Hase & Kenyon, 2000; Eberle, 2009). Sebuah konsep kunci dalam heutagogy
adalah bahwa dari putaran ganda pembelajaran dan refleksi diri (Argyris &
Schon, 1996, seperti dikutip dalam Hase & Kenyon, 2000). Dalam putaran
ganda pembelajaran, peserta didik mempertimbangkan masalah dan tindakan
yang dihasilkan dan hasil, selain merefleksikan proses pemecahan masalah dan
bagaimana hal itu mempengaruhi keyakinan dan tindakan pelajar itu sendiri.

7
Sudarwan Danim.Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi. Bandung; Penerbit Alfabeta.2010.hal 98

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen pendidikan dimaknai sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan


yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang
tergabung dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien (Nasihin, 2015: 2-5). manusia
pada Badan Pendidikan dan Pelatihan dibagi dalam beberapa hal yaitu: manusia,
pembiayaan, materi, metode, alat, pasar, dan waktu.

Penerapan manajemen pendidikan pada suatu unit kerja membutuhkan beberapa


perangkat untuk menguatkan unit kerja tersebut melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenangnya, diantaranya: kebijakan pada perencanaan; dalam hal ini, Badan
Pendidikan dan Pelatihan mengeluarkan kebijakan tentang perencanaan. Pengambil
keputusan, dan kepemimpinan. Manajemen pendidikan dibutuhkan untuk
melakukan pengendalian kegiatan setiap unit kerja dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.

Ada tiga pendekatan pendidikan orang dewasa. Yang pertama, pendekatan


pedagogi yaitu guru berperan sebagai pemimpin, pemberi contoh, dan dorongan
dalam proses belajar anak. Kedua, andragogy, yaitu pendekatan dimana seorang
guru hanyalah fasilitator sedangkan peserta didik yang mengembangkan
pengetahuannya sendiri. Dan terakhir adalah heutagogi disini guru tetp sebagai
fasilitator tepapi sudah tidak adaa lagi campur tangaannya dalam keputusan sang
murid.

DAFTAR PUSTAKA

10
Benge, Eugene J. 2000. Pokok-Pokok Manajemen Modern. Jakarta: Pustaka Binaman.
Bruijn, Hans de, Ernst ten Heuvelhof and Roel in’t Veld. 2010 Process Management
Why Project Management Fails in Complex Decision Making Processes. New York:
Springer Heidelberg.
Fetrimen. 2018, Paradigma Manajemen Pendidikan Pada Badan Diklat Dalam
Penerapan Good Government.jurnal AKP.vol 8.no 2.
Muhammad Ali, dkk. 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana
Press.
Sharan B Merriam (editor). 2001, The New Uptade on Adult Learning Theory. San
Francisco. Jossey Bass.
Sudarwan Danim. 2010, Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi. Bandung; Penerbit
Alfabeta.

11

Anda mungkin juga menyukai