(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah praktikum manajemen dan supervisi
pendidikan)
Dosen Pengampu:
Dr. H. Subandi, MM
Kelas : H/6
1443 H/ 2022 M
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Tak lupa sholawat dan salam selalu kami
ucapkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, semoga kita menjadi
pengikutnya di Yaumul Akhir kelak, Aamiin. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kuliah praktikum manajemen dan supervisi pendidikan yang diampu oleh bapak
Dr. H. Subandi, MM Makalah ini menjelaskan tentang “Membuat Dan Mempraktekan
Instrumen Supervisi Akademik”
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada para
pembaca, sekaligus bagi penulis sendiri, walaupun makalah ini masih banyak kekurangannya,
baik dalam hal penulisan maupun dalam penyusunan kalimatnya. Kami juga memohon
kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya. Terimakasih.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................................ 1
Kesimpulan ......................................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan manusia seutuhnya ialah pendidikan.
Oleh karena itu, Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila bertujuan untuk
meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan, keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan,
dan cinta tanah air agar menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa (Mustafid dkk., 2016) Pendidikan dalam praktiknya memerlukan peran kepala
madrasah agar mampu mengelola proses pendidikan dengan efektif dan efisien.
Pengelolaan dalam disiplin ilmu sering disebut manajemen. Manajemen menurut G.R.
Terry dalam adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan untuk mencapai tujuan (Jahari, 2013). Keberhasilan membangun
manajemen lembaga merupakan kunci utama dari majunya mutu pendidikan dilembaga
tersebut. Mutu pendidikan dapat diukur dari salah satu aspek yaitu supervisi akademik.
Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana pada aspek kualitatif sekolah dengan
membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses pembelajaran agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (Dibyantoro, 2017). Pelaksanaan supervisi akademik
memerlukan perencanaan yang matang sehingga kepala madrasah mampu menerapkan
prinsip-prinsip supervisi akademik dengan baik (Leniwati & Arafat, 2017).
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
a) Pengertian Instrumen
Konsep dasar instrumen merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seseorang pengawas satuan pendidikan, dimana hal ini juga tertuang dalam kebijakan
pemerintah melalui, Permandiknas RI Nomor 13 tahun 2007, tentang standar kepala
sekolah/madrasah, bahwa pada kompetensi supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru, melaksanakan supervise akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan teknik supervisi yang tepat, serta meninjaklanjuti hasil
supervise akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan professional guru.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata instrumen dapat diartikan sebagai:
1. Alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja
teknik, alat-alat kedokteran, optik dan kimia); dan
1
Rs. M. Ngalim Purwanto, Mp., Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2009) Hal 54
2
Harjono, K. Kamus Populer Inggris-Indonesia. (Jakarta: Gramedia, 2002) Hal 98
3
b) Pengertian Supervisi
2. Menurut Prof. Dr. Piet Sahertian, supervise adalah usaha memberi layananan
kepada guru- guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha
memperbaiki pengajaran. Menurut beliau kata kunci supervise adalah pemberian
layanan dan bantuan.3
Berdasarkan pengertian diatas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan instrumen supervisi pendidikan adalah sebuah alat berupa tes, angket dan
sebagainya yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berfungsi untuk memudahkan
pelaksanaan supervise atau pengawasan terhadaap satuan pendidikan sehingga bisatercapai
pendidikan yang berkualitas.
Suatu metode yang kiranya juga efektif digunakan adalah diskusi informal dengan
siswa. Pengawas, kepala sekolah, atau guru dapat secara tidak terlalu formal menjumpai siswa
yang baru keluar dari kelas ketika jam istirahat, baik secara individual atau kelompok.
Dalam kesempatan tersebut dapat digali banyak sekali informasi tentang pembelajaran yang
baru saja berlansung dikelas. Meskipun kegiatan supervisi bukan diimaksudkan untuk
menilai tetapi untuk memberikan bantuan dan pembinaan berdasrkan data yang benar, rinci,
tepat. Namun pekerjaan tersebut tidak terlepas dari menilai. Standar tolak ukur adalah suatu
kondisi tertentu dan optimal yang harus diharapkan untuk dicapai oleh suatu subjek yang
3
Pidarta. Made, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta, Rineka Cipta, 2009), Cet.1. Hal 51
4
diukur dan dinilai. Dari optimal disini bahwa kondisi yang menjadi perbandingan bagi kondisi
nyata suatu objek dengan kondisi pembanding.4
Untuk menyusun sebuah standar, ini dilakukan oleh pengawas secara bersama- sama
atau mengajak kepala sekolah dan guru yang sudah sangat berpengalaman maka harus
mengacu pada lima cara, yaitu:
a. Mengacu pada peraturan yang berlaku atau ketentuan yang berlaku, misalnya undang-
undang, peraturan.
b. Mendasarkan dari pada teori atau konsep yang sudah diakui kebenarnya dengan
menerapkan dalil- dalil atau teori yang terdapat dibuku- buku pengetahuan. Dalam hal
ini penyusun standar dimungkinkan menggabung dua teori atau lebih.
c. Menggunakan hasil yang sudah dipublikasikan sendiri oleh penelitinya misalnya lewat
perpustakaan.
d. Mendiskusikan dengan kelompok yang mempunyaai kemampuan atau keahlian sejenis,
yang diperkirakan sanggup memberikan pendapat atau pandangan tajam tentang objek
yang bersangkutan atau disebut dengan “kesepakatan bersama”.
e. Memikirkan dan membuat pertimbangan sendiri berdasarkan pemikiran dan
penalaranyang benar dan runtut, yang dapat diterima oleh akal sehat.5
Setidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen (alat ukur), yaitu:
dengan mengembangkan sendiri dan dengan cara menyadur (adaptation). Sehubungan
dengan pengembangan instrumen pengawasan sekolah, untuk mengawasi bidang-
bidang garapan manajemen sekolah, seorang pengawas dapat mengembangkan sendiri
instrumen pengawasannya. Di samping itu, ia pun dapat menggunakan instrumen yang
sudah ada, baik instrumen yang telah digunakan dalam pengawasan sekolah
sebelumnya maupun berupa istrumen baku dalam bahasa asing.6
4
Ahmad Ashari, Supervisi Rencana Program Pembelajaran, (Jakarta: 2004), Hal 20
5
Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media, 2011).Hal 12
6
Nisa Rahmaniya, Dkk, Supervise Pendidikan,(Jakarta: Yayasan Kita Menulis. 2021) Hal 58
5
Natawidjaja (Komala, 2003: 59) ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam
mengembangkan sendiri instrumen pengawasan sekolah. Langkah-langkah tersebut
dapat mengikuti tahapan berikut:
b) Pedoman Wawancara
Wawancara termasuk salah satu alat dalam pengumpulan data yang dapat digunakan
untuk memperoleh informasi tambahan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran.
7
Azis Iskandar, Manajemen Supervise Akademik Kepala Madrasah, Jurnal Isena, Vol 5 No 1, 2020, Hal 71
6
Untuk kelancaran dan efektifitas proses wawancara diperlukan intrumen dan pedoman
wawancara.
c) Daftar Cek/Kendali
1) fokus supervise
2) tujuan supervise
Salah satu acuan yang bisa digunakan dalam menyusun atau mengembangkan
instrumen supervisi akademik adalah indikator-indikator dalam Penilaian Kinerja Guru.
Dengan mengacu pada indikator Penilaian Kinerja Guru, peningkatan kualitas guru sebagai
hasil pemberian bantuan melalui supervisi akademik sedikit banyak dapat diketahui melalui
mekanisme Penilaian Kinerja Guru.
8
Ahmad Ashari, Supervisi Rencana Program Pembelajaran, (Jakarta: 2004), Hal 20
9
M, Amin Thaib Br Dan Ahmad Robie, Standar Supervisi Pendidikan Pada Mts., (Jakarta: Depag Ri, 2005), Cet. I Hal: 73-77.
7
D. Tahapan Supervisi Akademik
Secara umum pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu
a. perencanaan,
Aktivitas yang baik harus direncanakan dengan baik, demikian pula halnya dengan supervisi
akademik.
1. Perencanaan
Ruang lingkup perencanaan supervisi akademik antara lain:
a) pengelolaan Kurikulum,
a) merumuskan tujuan,
b) menetapkan jadwal,
d) memilih instrumen.
1. Latar belakang
Latar belakang berisi tentang arti penting supervisi dan alasan perlunya pelaksanaan
supervisi akademik.
8
2. Landasan hukum
Landasan hukum berisi berbagai peraturan yang digunakan sebagai landasan
pelaksanaan supervisi akademik dan peraturan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi supervise
3. Tujuan
Tujuan supervisi memuat hal-hal yang diinginkan dari adanya program supervisi dan
pelaksanaan supervisi.
10
Eli Masliah, Pengembangan Model Supervise Akademik Tenik Mentoring Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran,
Ijemar:Volume 3, 2019, Hal. 127
9
1. Terlaksananya pertemuan balik setelah observasi;
2. Menanyakan pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru
berlangsung;
3. Menunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan) dan memberi
kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya;
4. Mendiskusikan secara terbuka hasil observasi terutama pada aspek yang telah
disepakati dan memberikan penguatan terhadap penampilan guru;
5. Menghindari kesan menyalahkan, usahakan guru menemukan sendiri
kekurangannya;
6. Memberikan motivasi bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya; dan
7. Menentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya.11
5. Sasaran
Sasaran supervisi adalah guru atau tenaga kependidikan yang akan disupervisi.
Pendekatan dan teknik supervisi berisi tentang pendekatan dan teknik yang dipilih dalam
pelaksanaan supervisi sesuai dengan kebutuhan.
b. Pelaksanaan Supervisi
Pelaksanaan supervisi akademik sangat tergantung pada pendekatan dan teknik yang
digunakan. Dalam pelaksanaan supervisi akademik teknik individual jenis observasi dan
11
Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media, 2011).Hal 22
12
Rs. M. Ngalim Purwanto, Mp., Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2009)
10
kunjungan kelas, pelaksanaan supervisi dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu pra
observasi, observasi dan pasca observasi.
Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk
melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual,
interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). Oleh sebab itu, setiap Kepala sekolah
harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi
yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik.(Gwyn, 1961). Teknik supervisi
akademik ada dua, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok13.
1. Teknik supervisi individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru.
Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi
ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Macam-macam teknik supervisi
individual. Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu:
1) Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk
mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong
guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas.
a. Melaksanakan kunjungan kelas
Cara melaksanakan kunjungan kelas:
1. dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan
masalahnya,
2. atas permintaan guru bersangkutan,
3. sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan, dan
4. tujuan kunjungan harus jelas.14
b. Tahap-tahap kunjungan kelas
1. Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan
cara mengobservasi selama kunjungan kelas.
13
Op.Cit, Lantip Hal 34
14
Sahertian Dan Frans Mataheru, Prinsip Dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981) Hlm: 53
11
2. Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati
jalannya proses pembelajaran berlangsung
3. Tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi.
4. Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
c. Kriteria kunjungan kelas
1. memiliki tujuan-tujuan tertentu;
2. mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru;
3. menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif;
4. terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap
saling pengertian;
5. pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan
6. pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.
d. Observasi kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran,
kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.15
2) Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara
supervisor guru. Tujuannya adalah:
15
Zulfiani, Hisban, Hilal, Model Supervisi Akademik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru, Journal Of Islamiic Educational
Management, Vol 6, 2021. Hal 27-28
12
a) Classroom-Conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam
kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kb.
b) Office-Conference. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala
sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang
dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
c) Causal-Conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang
dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru.
d) Observational Visitation. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah
supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Pelaksanaan pertemuan individual Supervisor harus berusaha mengembangkan segi-
segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan,
dan melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.16
Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara objektif. Untuk
maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri.
a. Suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk
menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan
baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut nama.
b. Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.
c. Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara
individu maupun secara kelompok.17
4) Supervisi kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan
pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan,
memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan
16
Op.Cit, Sahertian Dan Frans Hal 59
17
Guntur Abdullah, Tri Joko, Wahyu Lestari, Pengembangan Model Supervise Akademik Berbasis Evaluasi Diri Bagi Guru
Sma, Educational Management,Vol 5, 2016. Hal 15
13
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.18 Menurut Gwynn
(1961), ada tiga belas teknik supervisi kelompok yaitu:
1) kepanitiaan-kepanitiaan,
2) kerja kelompok,
3) laboratorium dan kurikulum,
4) membaca terpimpin,
5) demonstrasi pembelajaran,
6) darmawisata,
7) kuliah/studi,
8) diskusi panel
9) perpustakaan,
10) organisasi profesional,
11) buletin supervisi,
12) pertemuan guru,
13) loka karya atau konferensi kelompok
Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau kelompok di atas yang
cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang
kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu
membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk menetapkan teknik-teknik
supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus
mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui
karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang
digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.
Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan agar kepala
sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru,
bakat guru, temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru.
F. Model-Model Supervisi Akademik
18
Asma Is Babuta Dan Abdul Rahmat, Peningkatan Kompetensi Pedagogic Guru Melalui Pelaksanaan Supervise Klinis
Dengan Teknik Kelompok, Al-Tanzim, Vol 3, 2019, Hal 3
14
Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi
umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis
administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih diarahkan pada peningkatan
kualitas pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai supervisi akademik.
1) Observasi Langsung
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru yang sedang
mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi.
a) Pra-Observasi
Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan wawancara serta diskusi
dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut mencakup
kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi dan analisis.
b) Observasi
Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam
kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi kelas.
Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan dan
penutup.
c) Post-Observasi
Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan wawancara dan
diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan
kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu
ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan.19
2) Supervisi akademik dengan cara tidak langsung
a) Tes dadakan
Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai dengan
yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.
b) Diskusi kasus
19
Zulfiani, Hisban, Hilal, Model Supervisi Akademik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru, Journal Of Islamiic Educational
Management, Vol 6, 2021. Hal 27-28
15
Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi Proses
Pembelajaran (PBM), laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi. Supervisor
dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahan dan
mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.
c) Metode angket
Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan
penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan siswanya dan
sebagainya.20
B. Model kontemporer (masa kini)
Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis,
sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan
pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur
supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu: dengan observasi kelas,
namun pendekatannya berbeda21
20
Azis Iskandar, Manajemen Supervise Akademik Kepala Madrasah, Jurnal Isena, Vol 5 No 1, 2020, Hal 71
21
Op. Cit, Zulfiani
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Instrumen supervisi pendidikan adalah sebuah alat berupa tes, angket dan sebagainya yang
digunakan untuk mengumpulkan data yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan
supervise atau pengawasan terhadaap satuan pendidikan sehingga bisa tercapai pendidikan
yang berkualitas. Langkah-langkah tersebut dapat mengikuti tahapan berikut: Menentukan
masalah penelitian (bidang yang akan diawasi), Menentukan variabel (yang diawasi),
Menentukan instrumen yang akan digunakan, Menjabarkan bangun setiap variabel,
Menyusun kisi-kisi, Penulisan butir-butir insrtrumen,Mengkaji ulang instrumen tersebut
yang dilakukan oleh peneliti (pengawas) sendiri dan oleh ahli ahli (melalui judgement),
Penyusunan perangkat instrumen sementara,Melakukan uji coba dengan tujuan untuk
mengetahui: apakah instrumen itu dapat diadministrasikan, apakah setiap butir instrumen
itu dapat dan dipahami oleh subjek penelitian (pengawasan), Perbaikan instrumen sesuai
hasil uji coba,Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk memperoleh
data. Ada beberapa macam instrument observasi akademi yaitu, pedoman observasi,
pedoman wawancara dan daftar kendali. Secara umum pelaksanaan supervisi akademik
dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan supervisi, dan tindak
lanjut hasil supervisi.
17
DAFTAR PUSTAKA
18