SKOR NILAI:
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia pada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan
Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan” ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah
ini ditujukan sebagai pemenuhan salah satu tugas KKNI pada mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Wildansyah Lubis, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah ini yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada pihak-pihak
yang telah mendukung penyusunan makalah ini.
Tujuan lain dari penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kita
mengenai apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam manajemen pendidikan
berdasarkan pancasila beserta contoh kasus manajemen di sekolah dan penyelesaian
kasus tersebut bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan tugas ini. Penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua orang.
Kelompok 8
1|Page
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................. 4
A. Kesimpulan ................................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................................. 17
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa, mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa, berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Melalui proses pendidikan,
manusia akan mampu mengekspresikan dirinya secara lebih utuh. Dalam
UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dirumuskan tujuan pendidikan nasional yaitu “ Berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.·
3|Page
atau keputusan yang telah ditetapkan dengan mengarahkan sumber daya untuk
mencapai tujuan. Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam
pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara
efesien untuk mencapai tujuan secara efektif. Manajemen sekolah mengandung arti
optimalisasi sumber daya atau pengelolaan dan pengendalian. Optimalisasi sumber
daya berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling
tepat untuk mewujudkan suatu sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan
tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam manajemen
pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan yang berbasis
pancasila?
2. Apa saja contoh-contoh kasus manajemen di sekolah?
3. Bagaimana rancangan penyelesaian dari kasus yang ada?
C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam
manajemen pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan yang
berbasis pancasila.
4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Kepemimpinan
George R. Terry (Miftah Thoha, 2010) mengartikan bahwa
adalah proses pengaruh sosial dimana manajer mencari keikutsertaan sukarela dari
dilakukan seorang pemimpin juga menggambarkan arah dan tujuan yang akan
bahwa kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok
yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
merupakan bentuk strategi atau teori memimpin yang tentunya dilakukan oleh
5|Page
orang yang biasa kita sebut sebagai pemimpin. Pemimpin adalah seseorang dengan
kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif
adalah upaya mempengaruhi orang lain agar mau bekerja demi tercapainya tujuan
semua warga sekolah melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, dan pada akhirnya bertujuan untuk
yang dilakukan kepala sekolah harus berdasarkan pada pertimbangan misi luhur
6|Page
sekolah, yang tentu saja berbeda karakteristiknya dengan organisasi lain. Sekolah
dengan misi utama menanamkan karakter dan mengajarkan moral sangat lekat
panggilan jiwa, dan tanggung jawab intrinsik untuk memimpin dengan hati yang
menjadi jati dirinya. Pemimpin pendidikan pada tataran sekolah ialah kepala
meliputi pendayagunaan Sains dan Teknologi secara efektif dan efisien dalam
kehidupan.
7|Page
Menurut Wahjosumidjo, Kepemimpinandalam pendidikan Pancasila adalah
Pancasila, yaitu:
8|Page
2. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa, yakni timbulnya
bersifat “ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri
handayani”.
9|Page
1. Pemimpin yang selalu menjunjung tinggi etika yang baik dalam berbangsa
dan bernegara.
2. Pemimpin yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
Esa; serta Pemimpin yang mampu membina kerukunan hidup di antara sesama
makhluk Tuhan Yang Maha Esa; Mengakui persamaan derajad, persamaan hak
10 | P a g e
6. Pemimpin yang mampu mewujudkan pembangunan nasional untuk
Adapun kelemahan dari sekolah yang terancam ditutup seperti ini bisa
disebabkan dari beberapa hal berikut ini :
1) Rendahnya tingkat prestasi siswa dan sekolah
2) Kurangnya fasilitas penunjang yang memadai
3) Kurangnya manajemen yang baik dalam sekolah maupun yayasan
4) Sistem perekrutan siswa baru yang kurang maksimal
5) Kurangnya dana
6) Kurangnya kerja sama dengan sekolah lain
7) Kurangnya sosialisasi dengan masyarakat setempat
8) Lokasi sekolah tidak sesuai
11 | P a g e
B. Tidak terorganisir Manajemen Pembiayaan disekolah dasar
Belanja kebutuhan yang cukup besar melebihi pemasukan keuangan yang ada
Dari hal ini ditarik kesimpulan bahwa guru yang mempunyai tugas dalam
menjalankan manajemen Pembiayaan atau mengatur keuangan sekolah masih
belum bisa terfokus pada tuganya untuk mengorganisir pengeluaran serta
pemasukan uang, hal ini dapat disebabkan karena guru masih hanya focus pada
pekerjaannya sebagai pengajar.
12 | P a g e
Permasalahan seperti ini dapat ditimbulkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
Pemerintah berfokus meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana di sekolah
yang daerah perkotaan saja.
Alokasi dana yang dikeluarkan tidak tepat sasaran.
Perawatan dari pihak sekolah terhadap sarana dan prasarana disekolah tersebut
masih kurang. (Rismayani et al., 2021)
Rendahnya tingkat prestasi siswa dan sekolah, tingkat prestasi siswa dan
sekolah yang rendah ini menjadi salah satu daya turunnya minat orang tua
dan peserta didik memasukkan anaknya ke sekolah tersebut sehingga
diperlukan kemampuan guru sebagai pendidik dalam meningkatkan dan
membuat prestasi baik oleh peserta didik maupun sekolah. Untuk
menciptakan suasana tersebut, guru perlu membuat inovasi yang sesuai
13 | P a g e
dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didiknya dalam kegiatan
pembelajaran yang ia buat.
Kurangnya fasilitas penunjang yang memadai; fasilitas penunjang yang
memadai sangat diperlukan untuk peningkatan pembelajaran yang lebih
efektif di sekolah. Untuk fasilitas juga seringkali dilihat para calon pendaftar
guna mendapatkan sekolah yang dapat memenuhi segala kebutuhannya
sehingga diperlukan kelengkapan fasilitas yang memadai guna memicu
peserta didik untuk mendaftar di sekolah tersebut.
Kurangnya manajemen yang baik dalam sekolah maupun yayasan;
manajemen yang baik dalam sekolah menciptakan suasana yang baik pula.
Ketika ketersediaan fasilitas yang ada di manajemen dengan baik maka
memberikan kegunaan dan dampak yang besar serta mampu menggantikan
kedudukan fasilitas yang belum tersedia di sekolah tersebut terkhusus pada
sumber daya manusianya.
Sistem perekrutan siswa baru yang kurang maksimal; kadang kala dalam
pelaksanaan perekrutan siswa baru tidak direncanakan dengan baik
sehingga menciptakan keefektifan yang kurang maksimal. Hal ini mudah
dilihat oleh calon pendaftar dan kemudian menjadi patokan mereka terhadap
mutu sekolah yang ada. Untuk itu diperlukan persiapan yang baik dalam
proses pelaksanaan perekrutan calon siswa baru dengan matang.
Kurangnya sosialisasi dengan masyarakat setempat; sekolah dapat merekrut
calon siswa jika para calon orang tua siswa mengenal dan memahami
sekolah tersebut. Untuk pengenalan sekolah haruslah dilaksanakan oleh
sekolah dengan berbagai cara. Adapun caranya dapat melalui media
elektronik maupun sosialisasi yang baik terhadap masyarakat sekitar
sehingga mendapatkan pengakuan di mata calon pendaftar.
Lokasi sekolah tidak sesuai; lokasi sekolah juga menjadi penentu utama
dalam menjamin kuantitas peserta didik baru. Karena biasanya akan banyak
orang tua yang menyekolahkan anaknya dekat dengan lokasi rumahnya dan
jika di sekitar sekolah tersebut hanya memiliki lingkungan masyarakat yang
sedikit maka sangat berdampak pada kekurangan siswa. Ini semua tidak
14 | P a g e
dapat diselesaikan jika tidak membuat sekolah ini terkenal dengan
prestasinya di berbagai jenjang dan pengenalan yang baik pada masyarakat
sekitar maupun masyarakat yang jauh dari sekolah.
15 | P a g e
selanjutnya maka kita kjuga harus mau berkorban demi kepentingan
pendidikan yang aka kita miliki.
Kedua, membuat surat pemenuhan sarana prasarana pendidikan kepada
pemerintah agar kita dapat diberikan sarana dan prasarana yang layak dan
lebih terjamin kedepannya dengan adanya bantuan dari pemerintah.
Ketiga, guru harus mencari alternatif lain untuk melakukan pembelajaran
dengan memperhitungkan atau mengubah metode belajar dengan diluar
ruangan bisa disebut dengan lebih mengarahkan siswa untuk belajar dialam
luar dengan berdiskusi bersama.
Keempat, guru juga harus lebih kreatif dalam mengambil cara lain dalam
melakukan pembelajaran dengan memperbanyak praktek seperti diskusi
dalam kelompok dengan keterbatasan sarana atau megunakan cara belajar
dengan bermain demi keberlangsungan pendidikan,dengan itunjuga siswa
akan ebih mengerti dan lebih memahami keadaan sehingga ia lebih
semangat dalam melakukan pembelajaran.
16 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan
untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk
mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas
yang harus dilaksanakan. Kepemimpinan berbasis nilai-nilai Pancasila merupakan
upaya membumikan Pancasila di dalam lembega pendidikan. Kepemimpinan yang
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila mutlak harus diimplementasikan, di
tengah terbukanya tatanan global. Lembaga pendidikan sebagai tempat
berkumpulnya peserta didik yang menimba ilmu berasaskan Pancasila disetiap
sendisendi kehidupan. Ada 3 contoh kasus yang diperoleh penulis dalam
manajemen berbasis sekolah ini, yaitu kuragnya jumlah siswa, Pembiayaan yang
tidak terorganisir, Sarana dan Prasarana yang tidak memadai. Adapun proses
penyelesaian kasus ini penulis lakukan secara cermat menurut pandangan penulis
dan telah melibatkan kajian literatur yang ada.
B. Saran
Penulis menyadari pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan tugas ini. Penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua orang.
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
Miftah T. 2010. Kepemimpinan dan Manejemen. Rajawali Press: Jakarta.
Moerdiono. (1999). Pancasila Sebagai Ideologi, Jakarta: BP-7 Pusat
Mustiningsih. (2015). Masalah Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di
Sekolah Dasar. Manajemen Pendidikan, 24(6), 498–505.
https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/utarimalau0944/625675d
e92cb5a36265d2b37/kurangnya-sarana-dan-prasarana-pendidikan-bagaimana-
cara-
mengatasinya?amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACA
w%3D%3D#amp_ct=1667229267789&_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16672
288769161&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com
18 | P a g e