Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MK. MANAJEMEN PENDIDIKAN


PRODI S1 PGSD-FIP

SKOR NILAI:

KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

Disusun Oleh Kelompok 8:

Anggi Permata Sari (1203111046)


Dita Manota Siagian (1203111052)
Januartika Manurung (1203111051)

Kelas : PGSD C 2020


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Wildansyah Lubis, M.Pd
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia pada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan
Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan” ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah
ini ditujukan sebagai pemenuhan salah satu tugas KKNI pada mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Wildansyah Lubis, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah ini yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada pihak-pihak
yang telah mendukung penyusunan makalah ini.

Tujuan lain dari penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kita
mengenai apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam manajemen pendidikan
berdasarkan pancasila beserta contoh kasus manajemen di sekolah dan penyelesaian
kasus tersebut bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan tugas ini. Penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua orang.

Medan, 1 November 2022

Kelompok 8

1|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

2.1 Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan Untuk Peningkatan Mutu


Pendidikan Berdasarkan Pancasila ...................................................................... 5

A. Hakikat Kepemimpinan ............................................................................... 5


B. Hakikat Kepemimpinan dalam Bidang Peendidikan ................................... 6
C. Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan Berdasarkan Pancasila ...... 7
2.2 Diagnosis Contoh Kasus-Kasus Manajemen Di Sekolah ............................ 11

A. Kurangnya Jumlah Siswa .......................................................................... 11


B. Tidak terorganisir Manajemen Pembiayaan disekolah dasar .................... 12
C. Kurangnya sarana dan
prasarana………………………………………………………………...…..12
2. 3 Rancangan Kemungkinan Penyelesaian Kasus .......................................... 13

A. Kurangnya jumlah siswa ........................................................................... 13


B. Tidak terorganisir Manajemen Pembiayaan disekolah dasar .................... 15
C. Kurangnya sarana dan prasarana; .............................................................. 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17

A. Kesimpulan ................................................................................................... 17

B. Saran .............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

2|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa, mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa, berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Melalui proses pendidikan,
manusia akan mampu mengekspresikan dirinya secara lebih utuh. Dalam
UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dirumuskan tujuan pendidikan nasional yaitu “ Berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.·

Di sekolah terdapat tenaga kependidikan yang paling berperan dan sangat


menentukan kualitas pendidikan yakni para guru dan kepala sekolah. Efektivitas
sekolah merujuk pada perberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi
tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam
struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang telah
ditetapkan, yaitu memiliki kompetensi.diketahui bahwa kepemimpinan dalam
manajemen pendidikan sangat diperlukan didalam manajemen pendidikan karena
pada dasarnya setiap instansi atau lembaga pendidikan diperlukan sebuah figur
seorang pemimpin.

Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola. Pengelolaan


dilakukan untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi
dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan sekolah/ organisasi. Pengelolaan dilakuan
kepala sekolah dengan kewenangannya sebagai manager sekolah melalui komando

3|Page
atau keputusan yang telah ditetapkan dengan mengarahkan sumber daya untuk
mencapai tujuan. Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam
pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara
efesien untuk mencapai tujuan secara efektif. Manajemen sekolah mengandung arti
optimalisasi sumber daya atau pengelolaan dan pengendalian. Optimalisasi sumber
daya berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling
tepat untuk mewujudkan suatu sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan
tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam manajemen
pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan yang berbasis
pancasila?
2. Apa saja contoh-contoh kasus manajemen di sekolah?
3. Bagaimana rancangan penyelesaian dari kasus yang ada?

C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam
manajemen pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan yang
berbasis pancasila.

2. Mengetahui apa saja contoh-contoh kasus manajemen di sekolah.

3. Mengetahui bagaimana rancangan penyelesaian dari kasus yang ada.

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan Untuk Peningkatan Mutu


Pendidikan Berdasarkan Pancasila

A. Hakikat Kepemimpinan
George R. Terry (Miftah Thoha, 2010) mengartikan bahwa

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya

diarahkan mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan meliputi proses

mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut

untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan

budayanya. Sejalan dengan itu, A. Dale Timple (2000) mengartikan kepemimpinan

adalah proses pengaruh sosial dimana manajer mencari keikutsertaan sukarela dari

bawahan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Dengan kepemimpinan yang

dilakukan seorang pemimpin juga menggambarkan arah dan tujuan yang akan

dicapai dari sebuah organisasi. Dapat dikatakan kepemimpinan sangat berpengaruh

bagi nama besar organisasi. Kemudian Sudarwan Danim (2004) menjelaskan

bahwa kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau

kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok

yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Martinis Yamin dan Maisah (2010) kepemimpinan adalah

suatu proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola

anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan

merupakan bentuk strategi atau teori memimpin yang tentunya dilakukan oleh

5|Page
orang yang biasa kita sebut sebagai pemimpin. Pemimpin adalah seseorang dengan

wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan

sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kepemimpinan merupakan cara seorang

pemimpin dalam mempengaruhi bawahan dengan karakteristik tertentu sehingga

dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor keberhasilan seorang pemimpin

salah satunya tergantung dengan teknik kepemimpinan yang dilakukan dalam

menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul

kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif

atau tidaknya seorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam

mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan

kondisi organisasi tersebut.

B. Hakikat Kepemimpinan dalam Bidang Peendidikan


Kepemimpinan dalam bidang pendidikan pada hakikatnya sama dengan

kepemimpinan pada umumnya, yakni yang memiliki esensi bahwa memimpin

adalah upaya mempengaruhi orang lain agar mau bekerja demi tercapainya tujuan

organisasi. Gunawan (2015:304) menyatakan bahwa kepemimpinan dalam bidang

pendidikan dilakukan pada lembaga pendidikan, dengan tujuan mempengaruhi

semua warga sekolah melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar

sesuai dengan tanggung jawab masing-masing, guna mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, dan pada akhirnya bertujuan untuk

mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Kepemimpinan

yang dilakukan kepala sekolah harus berdasarkan pada pertimbangan misi luhur

6|Page
sekolah, yang tentu saja berbeda karakteristiknya dengan organisasi lain. Sekolah

dengan misi utama menanamkan karakter dan mengajarkan moral sangat lekat

dengan orientasi perilaku kepemimpinan yang didasarkan pada kesadaran diri,

panggilan jiwa, dan tanggung jawab intrinsik untuk memimpin dengan hati yang

menjadi jati dirinya. Pemimpin pendidikan pada tataran sekolah ialah kepala

sekolah. Orang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin

pendidikan. Namun demikian hal yang perlu diketahui adalah bahwa

kepemimpinan itu sendiri bukanlah jabatan. Keberhasilan kepala sekolah dalam

melaksanakan tugasnya, banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah.

Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang

tercapainya tujuan organisasi sekolah.

C. Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan Berdasarkan Pancasila

Menurut Ary Murty, Kepemimpinan dalam pendidikan berdasarkan Pancasila

adalah kepemimpinan yang berasas, berjiwa, dan beramal pancasila. Sebagai

keterpaduan antara penguasaan nilai-nilai luhur yang berakar pada budaya

Nusantara dengan penguasaan nilai-nilai kemajuan universal. Adapun nilai-nilai

budaya Nusantara meliputi keterjalinan hidup manusia dengan tuhannya, keserasian

hidup antara sesama manusia serta lingkungan alam, kerukunan dan

mempertemukan cita-cita hidup di dunia dan akhirat. Nilai-nilai kemajuan universal

meliputi pendayagunaan Sains dan Teknologi secara efektif dan efisien dalam

rangka meningkatkan kemampuan dan ketangguhan bangsa disegala aspek

kehidupan.

7|Page
Menurut Wahjosumidjo, Kepemimpinandalam pendidikan Pancasila adalah

bentuk kepemimpinan modern yang selalu menyumberkan diri pada nilai-nilai

dan norma-norma pancasila. Kepemimpinan Pancasila, satu potensi atau

kekuatan yang mampu memberdayakan segala daya sumber masyarakat dan

lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila mencapai untuk tujuan

nasional. Kepemimpinan Pancasila adalah suatu perpaduan dari kepemimpinan

yang bersifat universal dengan kepemimpinan indonesia, sehingga dalam

kapemimpinan pancasila menonjolkan dua unsur, yaitu “Rasionalitas” dan

“semangat kekeluargaan”. Jadi, ada tiga sumber pokok Kepemimpinan

Pancasila, yaitu:

1. Pancasila, UUD 1945, dan GBHN

2. Nilai-nilai kepemimpinan universal

3. Nilai-nilai spiritual nenek moyang.

Kepemimpinan Pancasila adalah bentuk kepemimpinan yang selalu

menggambarkan nilai- nilai dan norma-norma Pancasila. Seorang pemimpin

dalam bidang pendidikan di Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku

sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila yaitu:

1. Seorang pemimpin di Indonesia adalah seorang yang mampu

menanggapi kemajuan IPTEK dan kemajuan zaman

8|Page
2. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa, yakni timbulnya

kepatuhan yang dipimpinnya, bukan karena katakutan, tetapi karena

kesadaran dan kerelaan

3. Seorang pemimpin bertanggung jawab atas segala tindakan dan

perbuatan yang dipimpinnya. Dengan demikian, pemimpin benar-benar

bersifat “ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri

handayani”.

Pemimpin yang berbasis Pancasila akan mampu mengelola kebhinekaan

dengan baik, menjaga keutuhan negara Republik Indonesia, membuat

Indonesia menjadi bangsa yang besar, serta menjadikan Indonesia ke arah

yang lebih baik. Kepemimpinan Pancasila berarti kepemimpinan organisasi

atau negara yang mengacu kepada nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila. Dalam menjalankan peran dan fungsi kepemimpinannya, seorang

pemimpin yang berjiwa Pancasila selalu berpedoman kepada nilai-nilai

Pancasila. Disamping itu juga, nilainilai Pancasila menjadi indikator bagi

pemimpin dan seluruh masyarakat dalam berperilaku, serta membantu dalam

membentuk moral dan etika.

Intinya, kepemimpinan Pancasila adalah seorang Pemimpin yang

mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam menjalankan peran dan

fungsi kepemimpinannya. Disamping itu juga, kepemimpinan Pancasila

adalah pemimpin yang mau berperilaku dan bertindak serta mengajak

masyarakatnya untuk bermasyarakat berbangsa dan bernegara sesuai nilai-

nilai Pancasila. Nilai-nilai dari kepemimpinan Pancasila adalah:

9|Page
1. Pemimpin yang selalu menjunjung tinggi etika yang baik dalam berbangsa

dan bernegara.

2. Pemimpin yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

artinya pemimpin selalu berupaya untuk Pemimpin yang mengembangkan

sikap saling hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama

dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha

Esa; serta Pemimpin yang mampu membina kerukunan hidup di antara sesama

umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3. Pemimpin yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan

beradab, artinya pemimpin yang memiliki karakteristik selalu: Mengakui dan

memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa; Mengakui persamaan derajad, persamaan hak

dan kewajiban asasi setiap manusia; Menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan; serta Berani membela kebenaran dan keadilan.

4. Pemimpin yang memiliki rasa persatuan yang tinggi, artinya pemimpin

pemimpin yang menunjukkan karakteristik: Mampu menempatkan persatuan,

kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai

kepentingan bersama; serta Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar

Bhinneka Tunggal Ika.

5. Pemimpin yang bisa mengembangkan dan membangun semangat

musyawarah untuk mencapai mufakat secara baik ditengah-tengah kehidupan

berbangsa dan bernegara.

10 | P a g e
6. Pemimpin yang mampu mewujudkan pembangunan nasional untuk

mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.2 Diagnosis Contoh Kasus-Kasus Manajemen Di Sekolah


A. Kurangnya Jumlah Siswa
Permasalahan kekurangan jumlah siswa seringkali dirasakan beberapa sekolah,
sehingga sekolah tersebut tidak dapat melaksanakan UN. Bahkan jika jumlah siswa
tidak menuki kriteria dalam beberapa tahun, sekolah tersebut dapat terancam tutup.
Berikut contoh kasusnya:

Adapun kelemahan dari sekolah yang terancam ditutup seperti ini bisa
disebabkan dari beberapa hal berikut ini :
1) Rendahnya tingkat prestasi siswa dan sekolah
2) Kurangnya fasilitas penunjang yang memadai
3) Kurangnya manajemen yang baik dalam sekolah maupun yayasan
4) Sistem perekrutan siswa baru yang kurang maksimal
5) Kurangnya dana
6) Kurangnya kerja sama dengan sekolah lain
7) Kurangnya sosialisasi dengan masyarakat setempat
8) Lokasi sekolah tidak sesuai

11 | P a g e
B. Tidak terorganisir Manajemen Pembiayaan disekolah dasar

Berdasarkan penelitian yang ditemukan pada jurnal “MASALAH


IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH
DASAR” (Mustiningsih, 2015), ditemukan bahwa 100% terjadi kendala pada
manajemen Pembiayaan. Berdasarkan diagnosis yang dibuat disebabkan karena
beberapa hal ini :
 Manajemen keuangan yang tidak dikelola dengan baik

 Adanya penyelewengan keuangan yang dilakukan oleh oknum terkait

 Belanja kebutuhan yang cukup besar melebihi pemasukan keuangan yang ada

 Kebutuhan untuk pengembangan infrastruktur yang lebih besar, fasilitas


pendidikan dan sebagainya.

Dari hal ini ditarik kesimpulan bahwa guru yang mempunyai tugas dalam
menjalankan manajemen Pembiayaan atau mengatur keuangan sekolah masih
belum bisa terfokus pada tuganya untuk mengorganisir pengeluaran serta
pemasukan uang, hal ini dapat disebabkan karena guru masih hanya focus pada
pekerjaannya sebagai pengajar.

C. Kurangnya sarana dan prasarana

Sarana dan Prasarana menjadi penunjang penting bagi pelaksanaan pendidikan


disuatu sekolah dasar, maka dari itu hal ini sangat penting untuk diperhatikan bagi
penyelenggaraan suatu pendidikan. Namun pada kenyataannya, masih banyak
sekolah yang tertinggal atau kurang lengkap dalam sarana dan prasarananya, seperti
sebagai berikut :

12 | P a g e
Permasalahan seperti ini dapat ditimbulkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
 Pemerintah berfokus meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana di sekolah
yang daerah perkotaan saja.
 Alokasi dana yang dikeluarkan tidak tepat sasaran.
 Perawatan dari pihak sekolah terhadap sarana dan prasarana disekolah tersebut
masih kurang. (Rismayani et al., 2021)

2. 3 Rancangan Kemungkinan Penyelesaian Kasus


A. Kurangnya jumlah siswa
Untuk kasus kurangnya jumlah siswa biasanya disebabkan karena ditemukannya
berbagai kekurangan-kekurangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Jika
ditanya untuk mengatasinya, sekolah dapat memperbaiki terlebih dahulu apa yang
menjadi kekurangannya seperti:

 Rendahnya tingkat prestasi siswa dan sekolah, tingkat prestasi siswa dan
sekolah yang rendah ini menjadi salah satu daya turunnya minat orang tua
dan peserta didik memasukkan anaknya ke sekolah tersebut sehingga
diperlukan kemampuan guru sebagai pendidik dalam meningkatkan dan
membuat prestasi baik oleh peserta didik maupun sekolah. Untuk
menciptakan suasana tersebut, guru perlu membuat inovasi yang sesuai

13 | P a g e
dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didiknya dalam kegiatan
pembelajaran yang ia buat.
 Kurangnya fasilitas penunjang yang memadai; fasilitas penunjang yang
memadai sangat diperlukan untuk peningkatan pembelajaran yang lebih
efektif di sekolah. Untuk fasilitas juga seringkali dilihat para calon pendaftar
guna mendapatkan sekolah yang dapat memenuhi segala kebutuhannya
sehingga diperlukan kelengkapan fasilitas yang memadai guna memicu
peserta didik untuk mendaftar di sekolah tersebut.
 Kurangnya manajemen yang baik dalam sekolah maupun yayasan;
manajemen yang baik dalam sekolah menciptakan suasana yang baik pula.
Ketika ketersediaan fasilitas yang ada di manajemen dengan baik maka
memberikan kegunaan dan dampak yang besar serta mampu menggantikan
kedudukan fasilitas yang belum tersedia di sekolah tersebut terkhusus pada
sumber daya manusianya.
 Sistem perekrutan siswa baru yang kurang maksimal; kadang kala dalam
pelaksanaan perekrutan siswa baru tidak direncanakan dengan baik
sehingga menciptakan keefektifan yang kurang maksimal. Hal ini mudah
dilihat oleh calon pendaftar dan kemudian menjadi patokan mereka terhadap
mutu sekolah yang ada. Untuk itu diperlukan persiapan yang baik dalam
proses pelaksanaan perekrutan calon siswa baru dengan matang.
 Kurangnya sosialisasi dengan masyarakat setempat; sekolah dapat merekrut
calon siswa jika para calon orang tua siswa mengenal dan memahami
sekolah tersebut. Untuk pengenalan sekolah haruslah dilaksanakan oleh
sekolah dengan berbagai cara. Adapun caranya dapat melalui media
elektronik maupun sosialisasi yang baik terhadap masyarakat sekitar
sehingga mendapatkan pengakuan di mata calon pendaftar.
 Lokasi sekolah tidak sesuai; lokasi sekolah juga menjadi penentu utama
dalam menjamin kuantitas peserta didik baru. Karena biasanya akan banyak
orang tua yang menyekolahkan anaknya dekat dengan lokasi rumahnya dan
jika di sekitar sekolah tersebut hanya memiliki lingkungan masyarakat yang
sedikit maka sangat berdampak pada kekurangan siswa. Ini semua tidak

14 | P a g e
dapat diselesaikan jika tidak membuat sekolah ini terkenal dengan
prestasinya di berbagai jenjang dan pengenalan yang baik pada masyarakat
sekitar maupun masyarakat yang jauh dari sekolah.

B. Tidak terorganisir Manajemen Pembiayaan disekolah dasar


Manajemen pembiayaan yang baik di sekolah dasar menjadi salah satu prioritas
majunya suatu sekolah karena dengan pembiayaan yang terstruktur menyelesaikan
berbagai kebutuhan yang benar-benar diperlukan. Seperti yang telah disebutkan,
adapun yang menjadi penyebab terjadinya manajemen pembiayaan yang kurang
baik ialah karena Manajemen keuangan yang tidak dikelola dengan baik, adanya
penyelewengan keuangan yang dilakukan oleh oknum terkait, belanja kebutuhan
yang cukup besar melebihi pemasukan keuangan yang ada, kebutuhan untuk
pengembangan infrastruktur yang lebih besar, fasilitas pendidikan dan sebagainya.
Sekolah perlu memperbaiki berbagai kesalahan di atas guna menciptakan
pengorganisasian yang baik terhadap pembiayaan yang tersedia. Kepala sekolah
dan bendahara sekolah dapat bekerja sama membicarakan keperluan yang benar-
benar dibutuhkan sekolah bukan yang diinginkan sekolah sehingga pengeluaran
yang terjadi sesuai dengan pemasukan yang ada untuk biaya di sekolah. Guru juga
sangat berperan dalam memahami akan pentingnya pengorganisasian pembiayaan
ini serta cara-cara yang tepat untuk mengimplikasikannya. Untuk itu guru jangan
hanya berfokus saja pada perannya sebagai pendidik namun membantu sekolah
dalam menangani masalah yang terjadi pada pembiayaan sekolah.

C. Kurangnya sarana dan prasarana; ketersediaan sarana dan prasarana sekolah


yang memadai sangat menunjang keberhasilan sekolah melakukan pemenuhan
kebutuhan peserta didik. Namun untuk kasus sekolah yang terkadang minim sarana
dan prasarananya, bukan berarti harus mengeluh dengan keadaan yang ada dan
tidak mencoba mencari alternatif yang sesuai untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Adapun alternatif solusi yang dapat diberikan yaitu:

 Pertama, yaitu kita sebagai penggerak pendidikan harus mempunyai niat


dalam memenuhi sebuah sarana prasarana demi pendidikan generasi

15 | P a g e
selanjutnya maka kita kjuga harus mau berkorban demi kepentingan
pendidikan yang aka kita miliki.
 Kedua, membuat surat pemenuhan sarana prasarana pendidikan kepada
pemerintah agar kita dapat diberikan sarana dan prasarana yang layak dan
lebih terjamin kedepannya dengan adanya bantuan dari pemerintah.
 Ketiga, guru harus mencari alternatif lain untuk melakukan pembelajaran
dengan memperhitungkan atau mengubah metode belajar dengan diluar
ruangan bisa disebut dengan lebih mengarahkan siswa untuk belajar dialam
luar dengan berdiskusi bersama.
 Keempat, guru juga harus lebih kreatif dalam mengambil cara lain dalam
melakukan pembelajaran dengan memperbanyak praktek seperti diskusi
dalam kelompok dengan keterbatasan sarana atau megunakan cara belajar
dengan bermain demi keberlangsungan pendidikan,dengan itunjuga siswa
akan ebih mengerti dan lebih memahami keadaan sehingga ia lebih
semangat dalam melakukan pembelajaran.

Keberadaaan sarana dan prasarana pendidikan memang menjadi factor berlangsung


nya sebuah pendidikan dan juga menjadi sebuah pendukung dalam pendidikan.
Banyaknya sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang baik tentu
bukan menjadi alasan mengapa kita tidak bisa memuntut ilmu,akan tetai kita
sebagai masyarakat yang baik harus lebih mengerti akan hal apa yang harus kita
lakukan dalam pelaksanaaan pendidikan dengan situasi kurangnya ebuah sarana
pendidikan. Guru juga akan dituntut untuk lebih kreatif dan sabar dalam melakukan
pembelajaran ditengah tengah kurangnya sebuah sarana dan prasarana pendidikan.
Oleh karena itu juga dibutuhkannya sebuah kerjasama antara guru,pihak sekolah,
atau bahkan masyarakat untuk keberlangsungan pendidikan ini. Pihak sekolah
harus tetap mengisahakan agar terpenuhinya sebuah sarana dan prasarana
pendidikan begitu pula degan masyarakat,harus lebih men support pihak sekolah
dengan memberikan sumbangan dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
sambil menunggu kabar dari pemerintah untuk memberikan bantuan dalam sarana
dan prasarana pendidikan tersebut.

16 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan
untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk
mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas
yang harus dilaksanakan. Kepemimpinan berbasis nilai-nilai Pancasila merupakan
upaya membumikan Pancasila di dalam lembega pendidikan. Kepemimpinan yang
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila mutlak harus diimplementasikan, di
tengah terbukanya tatanan global. Lembaga pendidikan sebagai tempat
berkumpulnya peserta didik yang menimba ilmu berasaskan Pancasila disetiap
sendisendi kehidupan. Ada 3 contoh kasus yang diperoleh penulis dalam
manajemen berbasis sekolah ini, yaitu kuragnya jumlah siswa, Pembiayaan yang
tidak terorganisir, Sarana dan Prasarana yang tidak memadai. Adapun proses
penyelesaian kasus ini penulis lakukan secara cermat menurut pandangan penulis
dan telah melibatkan kajian literatur yang ada.

B. Saran
Penulis menyadari pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan tugas ini. Penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua orang.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
Miftah T. 2010. Kepemimpinan dan Manejemen. Rajawali Press: Jakarta.
Moerdiono. (1999). Pancasila Sebagai Ideologi, Jakarta: BP-7 Pusat
Mustiningsih. (2015). Masalah Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di
Sekolah Dasar. Manajemen Pendidikan, 24(6), 498–505.

Rismayani, Lestari, E. A., & Tarigan, N. N. U. B. (2021). Problematika Sarana dan


Prasarana Pendidikan. Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam, 2(2), 136–149.
https://doi.org/10.56114/al-ulum.v2i2.119

Timple, A.D. (2000). Seri Manajemen Sumber Daya Manusia


Kepemimpinan .Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Wahjosumidjo. (1999). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Yamin, Martinis dan Maisah. (2010).Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Persada
Press.
https://pintek.id/blog/masalah-keuangan-sekolah/
http://disdik.tanjabtimkab.go.id/pintarberbagi/detail/100/tips-meningkatkan-
jumlah-siswa-yang-terus-menurun-selama-2-tahun-ini

https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/utarimalau0944/625675d
e92cb5a36265d2b37/kurangnya-sarana-dan-prasarana-pendidikan-bagaimana-
cara-
mengatasinya?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACA
w%3D%3D#amp_ct=1667229267789&amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16672
288769161&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai