MK : Manajemen berbasis
sekolah
PRODI S1 / PGSD
SKOR NILAI :
OLEH KELOMPOK 9
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat-Nya makalah yang berjudul “Konsep dasar manajemen kurikulum dan
pembelajaran” dapat di selesaikan dengan tepat pada waktunya. Makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas yaitu Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep
kurikulum dan pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan perlu perbaikan lebih
lanjut. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.Kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi masyarakat
luas.Terimakasih.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum menjadi aspek yang penting terhadap keberhasilan pendidikan
nasional dan menjadi komponen yang memiliki peran strategi dalam sistem
pendidikan, bahkan belajar tentang manajemen kurikulum saat ini semakin mendapat
banyak perhatian dan kelas ilmuan dan para ahli yang menekuni bidang kurikulum,
administrasi pendidikan, dan teknologi pendidikan. Beralasan bahwa kurikulum
menepati bagian terpenting pada suatu lembaga pendidikan. Menjadi wajar karena
dunia mengalami zaman globalisasi dan banyak perubahan dalam berbagi lini
kehidupan serta mempengaruhi dunia pendidikan.
1
manajemen mandiri sekolah (sekolah diri sendiri pengelolaan dan juga dikenal dengan
sekolah lokasi pengelolaan atau manajemen yang bermarkas sekolah. Istilah-istilah
tersebut mengandung definisi dengan fokus yang sedikit berbeda, namun istilah-
istilah tersebut memiliki dasar yang sama yaitu sekolah menjadi memiliki hak
otonomi dalam. melaksanakan manajemen sekolahnya. Khususnya dalam sumber
daya manusia, keuangan dan bahan (pria, uang dan bahan) yang ada disekolah.
(Untuk Tiara putri, 2018). Pendidikan menempatkan manusia sebagai subjek, yang
memiliki keunikan, memiliki potensi, memiliki jati diri, memiliki kesempatan untuk
mengerti diri, menemukan diri dan menemukan kecepatan belajarnya untuk
aktualisasi diri, harkat dan martabatnya, Perlakuan dalam. pem-belajaran yang tidak
berorientasi untuk kebutuhan peserta didik, kesulitan peserta didik, kebutuhan peserta
didik menjadi bagian dari belajar yang tidak alami dani penuh dengan kondisi tekanan
(menekankan), pendidikan tidak dapat diutarakan dari kondisi perubahan yang terjadi
dari zaman industri ke zaman informasi menuju untuk komunitas global. (Susanto,
2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat beberapa rumusan masalah sebagai
berikut
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kurikulum dan pembelajaran?
2. Bagaimana konsep dasar manajemen kurikulum dan pembelajaran?
3. Bagaimana prinsip – prinsip manajemen kurikulum dan pembelajaran?
4. Bagaimana manajemen kurikulum dan pembelajaran?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini ialah sebagai beerikut
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian
khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan profesional
dituntun oleh kode etik.
2. Definisi Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, ada, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
3. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran menurut UU Tidak. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 "Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar". Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses
edukatif antara pendidik dan peserta didik.
b. Prinsip Manajemen
Terdapat 5 prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum, yaitu:
1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan
dalam manejemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar
peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan
kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
4
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus
berdasarkan demokrasi yang menempatkan pengelola,
pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk
mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam
kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang
positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen
kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi
untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan
manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna
dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat
memperkuat dan mengarahkan visi,misi dan tujuan kurikulum.
Selain prinsip- prinsip tersebut juga perlu dipertimbangkan kebijaksanaan
pemerintah maupun departemen pendidikan nasional, seperti USPN No.20 tahun
2003, kurikulum pola nasional pedoman penyelenggaraan program kebijaksanaan
penerapan manajemen berbasis sekolah, kebijaksanaan penerapan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungan
dengan lembaga pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam
proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien dan optimal dalam
memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen
kurikulum.
c. Fungsi Manajemen Kurikulum
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan
sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai
hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik
tidak hanya melalui kegiatan intrakulikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan
5
ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan
kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum
yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang
relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional,
efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun
aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain
yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian,
ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.
Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanya.
d. Ruang lingkup manajemen pengembangan kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan hal terpenting dari kurikulum studi.
Para ahli pendidikan tentu telah mengetahui bahwa studi pengembangan
kurikulum merupakan suatu cabang ilmu pendidikan yang berisi ruang lingkup
yang sangat luas. Studi ini tidak hanya mencakup kegiatan belajar dasar-
dasarnya, tetapi juga pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan pada
semua jenjang pendidikan.
Manajemen pengembangan kurikulum pada dasarnya berkaitan dengan
studi administrasi pendidikan, dimana fungsi supervise telah tercakup
didalamnya. Untuk memudahkan kita mempelajari manajemen kurikulum
maka menjaga kita kembali pada fungsi-fungsi manajemen, yakni:
perencanaan, pelaksanaan, supervisi, pemantauan, dan evaluasi. Fungsi-fungsi
lainnya seperti pengorganisasian, penggerakan motivasi, koordinasi,
pembiayaan dan materi, dimasukkan kedalam fungsi-fungsi pokok diatas.
6
terkait erat dengan faktor-faktor mendasar, berbagai pihak dan
metodologi pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan
suatu proses keseluruhan kegiatan dan pengembangan
kurikulum.
2. Pelaksanan kurikulum. ini penting dipelajari, sebab erat
kaitannya dengan keterlaksanaan kurikulum di sekolah atau
lembaga pendidikan dan latihan. Peran administrator (kepala
sekolah) dan guru mendapat sorotan lebih tajam, dalam
administrasi artis.
3. Supervisi pelaksanaan kurikulum. Bidang ini penting dibahas
sebagai dasar dan meluas, karena sedikit lebih dekat dengan
upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan sekolah
pribadi, yang mendapat tanggung jawab prose pelaksanaan
kurikulum, dan dengan cara bagaimana mereka harus
dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai supervisor.
4. Pemantauan dan penilaian. Bidang ini perlu dibahas karena
peran dan fungsi sangat penting dalam rangka pengembangan,
pelaksanaan, supervisi dan perbaikan kurikulum.
5. perbaikan kurikulum. ini penting mendapat perhatian dari
bidang-bidang masyarakat dengan upaya membina relevansi
pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan sejalan dengan
perkembangan secara menyeluruh, yang akhirnya dapat
dikembangkan suatu kurikulum yang lebih baik.
6. Desentralisasi dan pemusatan pengembangan kurikulum perlu
dikaji lebih lanjut berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan
pendidikan oleh pemerintah daerah.
7. Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum serta
model kepemimpenan yang serasi pada konteks masyarakat
yang berkembang dinamis dewasa ini.
Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup manajemen
kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan
dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip proses
manajemen. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan pendekatan pendekatan dengan
7
ilmu manajemen. Bahkan dari cakupanya yang begitu luas, manajemen kurikulum
merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang pada kurikulum.
1. Profil sekolah
Profil sekolah adalah data sekolah berupa nama, alamat, kota, tanggal
berdirinya, no kontak, dan lain-lain. Profil sekolah dapat memuat sejarah pendirian
sekolah dan perkembangannya hingga saat ini. Dalam profil sekolah, informasi lain
yang disertakan dapat berupa profil kepala sekolah, guru, murid dan sebagainya
termasuk sarpras dan kegiatan sekolah.kurikulum dikembangkan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh
sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
2. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran
dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga
merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten
dalam sistem belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran
per semester.
3. Pengembangan muatan lokal
Pengembangan muatan lokal pada dasarnya dapat dilakukan oleh sekolah
setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal dan dapat direvisi setiap
saat. Sekolah dapat melakukan pengembangan kurikulum ini menurut kebutuhan dan
karakteristik siswa dalam sekolah tersebut. Sekolah juga dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat sekitar sekolah tersebut.
8
4. Pengembangan kecakapan Hidup
Ada tiga prinsip mendasar dalam pengembangan pendidikan kecakapan hidup,
yaitu:
(1) tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku saat ini,
(2) tidak harus dengan mengubah kurikulum, sebab yang justru diperlukan adalah
pensiasatan kurikulum untuk diorientasikan pada kecakapan hidup, dan
(3) etika sosio religius bangsa dapat diintegrasikan dalam proses pendidikan.
Bertolak dari ketiga prinsip tersebut, maka pengembangan kecakapan hidup
tidak dalam bentuk mata pelajaran tersendiri, melainkan diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran-mata pelajaran yang ada selama ini dengan prinsip-prinsip yang sama di
atas.
5. Pengembangan karakter
Implementasi kurikulum pendidikan yang berbasis pada karakter pada lembaga
pendidikan secara universal merupakan bagian terikat dari program manajemen
peningkatan mutu ber- basis sekolah yang terimplementasi dalam pe- ngembangan
kurikulum, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum oleh setiap lembaga pendidikan
dalam memberikan layanan pendidikan yang memuaskan (Abdurahman, 2017).
Pembinaan karakter pada peserta didik dapat dilakukan secara integratif.
Dalam artian seorang guru dapat mengenalkan nilai- nilai kebaikan, kesadaran akan
pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku
peserta didik sehari-hari melalui proses belajar mengajar (Subandi, 2014), pembinaan
sehari-hari, bahkan interaksi sehari-hari guru dengan pes didik dalam lingkungan
yang bebas tidak terbatas waktu, baik itu yang berlangsung di dalam maupun di luar
kelas (Rozi, 2017).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen
tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan.
Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang
sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan
sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan daripada pendidikan tersebut
seoptimal mungkin.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf atas
segala kekurangan. Kritik dan saran yang membangun, sangat diharapkan agar dapat
menyempurnakan makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
11