Anda di halaman 1dari 27

SKOT MANAJEMEN PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Nasional

Dosen Pengampuh: Fachrudin Akadji, S.Pd., M. Pd

Disusun Oleh

Abelia Darise (131422056)

Marini Sasia (131422062)

Arlan R. Batalipu (131422073)

Janahning Syang Angganararas (131423101)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya Penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, yang berjudul “Skot Manajemen Pendidikan”.
Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Fachrudin Akadji, S.Pd., M. Pd
Selaku dosen Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Nasional.

Kami menyadari bahwa apa yang di sajikan didalam makalah ini masih terdapat
kekurangannya, baik dalam isi maupun penulisannya. Kekurangan-kekurangan tersebut
disebabkan oleh kelemahan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan penulis, baik yang
disadari ataupun yang tidak disadari.

Untuk itu kritik dan saran dari pembaca perlu untuk disampaikan. Agar penulisan
makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan
dimasa yang akan datang. Saya berharap makalah ini bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi
pembaca pada umumnya.

Gorontalo, 5 Februari 2024

Kelompok 5
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1. Kurikulum Pleaning dan Development .....................................................................3

2.2. Co. Curricular Activities.............................................................................................9

2.3. Education Teknologi.................................................................................................11

2.4. Finances....................................................................................................................13

2.5. Health dan Physical Development............................................................................14

2.6. Human Recorses.......................................................................................................15

2.7. Teknologi Informasi.................................................................................................16

2.8. Special Educational..................................................................................................18

2.9. Student Development...............................................................................................19

BAB III PENUTUP.......................................................................................................22

3.1. Kesimpulan...............................................................................................................22
3.2. Saran.........................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manajemen pendidikan adalah suatu disiplin ilmu dan praktik yang berkaitan dengan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan berbagai aspek pendidikan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Peran manajemen pendidikan sangat
penting dalam memastikan efektivitas dan efisiensi operasional institusi pendidikan, baik itu
sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga pendidikan lainnya.

Konteks Pendidikan Modern: Di tengah perubahan global dan perkembangan teknologi,


pendidikan menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Manajemen pendidikan memainkan
peran kunci dalam menavigasi perubahan ini dan memastikan institusi pendidikan tetap relevan
dan responsif terhadap tuntutan zaman.

Kompleksitas Institusi Pendidikan: Institusi pendidikan modern memiliki struktur


organisasi yang kompleks, melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti siswa, orang tua,
guru, staf administrasi, dan masyarakat. Manajemen pendidikan membantu mengkoordinasikan
interaksi antara semua pihak ini untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Peningkatan Mutu Pendidikan: Manajemen pendidikan bertujuan untuk meningkatkan


mutu pendidikan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia,
mengembangkan kurikulum yang relevan, dan memfasilitasi pembelajaran yang efektif.

Perubahan dalam Paradigma Pendidikan: Paradigma pendidikan juga mengalami


perubahan, dari pendekatan yang bersifat tradisional menuju pendekatan yang lebih inklusif,
interaktif, dan berorientasi pada hasil. Manajemen pendidikan berperan dalam memfasilitasi
transisi ini dan mengintegrasikan praktik-praktik terbaik ke dalam sistem pendidikan.

Dengan demikian, manajemen pendidikan tidak hanya berkaitan dengan aspek


administratif, tetapi juga melibatkan perencanaan strategis, pengambilan keputusan, komunikasi
efektif, dan pengembangan sumber daya manusia. Sebagai bidang yang dinamis dan terus
berkembang, manajemen pendidikan terus menyesuaikan diri dengan perubahan dalam dunia
pendidikan untuk memastikan keberhasilan jangka panjang institusi pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu
sebagai berikut:
1. Apa itu Curriculum Planning and Development?
2. Apa itu Co. Curricular Activities?
3. Apa itu Education Technology?
4. Apa itu Finances?
5. Apa itu Health and Physical Development?
6. Apa itu Human Resources?
7. Apa itu Information Technology?
8. Apa itu Special Educational?
9. Apa itu Student Development?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pandangan komprehensif dan solusi praktis
terhadap berbagai aspek pendidikan, mulai dari desain kurikulum hingga pengelolaan sumber
daya dan pengembangan siswa. Melalui penelitian dan pembahasan yang mendalam, materi ini
bertujuan untuk memberikan panduan yang berguna bagi para pengambil keputusan di bidang
pendidikan, seperti administrator sekolah, pendidik, dan pembuat kebijakan, untuk meningkatkan
efektivitas dan kualitas sistem pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Curriculum Pleaning dan Development (perencanaan dan pengelolaan kurikulum)


1. Pengertian Pengelolaan Kurikulum

Pengelolaan Pendidikan merupakan penyelenggaraan, pengadministrasian, dan


pengembangan program pendidikan nasional, termasuk pengabdian peningkatan serta
pengembangan sarana fisik dan persoalan pendidikan nasional.

Istilah manajemen kurikulum berasal dari dua kata, yaitu “manajemen” dan
“kurikulum”. kurikulum adalah semua kegiatan, pengalaman, dan segala sesuatu yang
dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak, baik yang terjadi di sekolah,
halaman sekolah atau diluar sekolah atas tanggung jawab sekolah agar peserta didik dapat
menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang


kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus
dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan
pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri
dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi
lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah
ditetapkan.

Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar


masyarakat merasa memiliki sekolah. Sehingga terbentuk sinergik antara sekolah dengan
masyarakat untuk mewujudkan program-program sekolah. Dengan demikian keterlibatan
masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu
dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah
selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan
kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan
pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil
kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.

2. Ruang Lingkup Pengelolaan Kurikulum

Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan


penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional
(standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah
yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas
dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.

3. Prinsip dan Fungsi Pengelolaan Kurikulum


Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek
yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana
agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus
menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi
yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai
tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen
kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum,
sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna
dengan biaya, tenaga dan waktu yang relative singkat.
e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan
tujuan kurikulum.
4. Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu.
Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oleh empat
komponen-komponen, yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi
pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus
saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem
kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem
kurikulum pun akan terganggu pula.
a. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Dalam
skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem
nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu
masyarakat yang dicita-citakan. Misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut
masyarakat Indonesia adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh
suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro,
tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi serta tujuan-tujuan yang lebih
sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
Tujuan pendidikan mempunyai klasifikasi, dari tujuan yang sangat umum sampai
tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian dinamakan
kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasika menjadi empat, yaitu:
a) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling umum
dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha
pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat
membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang
diselenggara oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun non formal.
Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang
ideal sesuai pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh
pemerintah dalam bentuk Undang-Undang. TPN merupakan sumber dan
pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. Secara jelas tujuan
Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan
dalam Undang-Undang No. Tahun, Pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional yang
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b) Tujuan Institusional (TI)
Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi
yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat
menyelesaikan program di suatu lembaga tertentu. Tujuan institusional
merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan
dalam bentuk kompetensi lulusan oleh setiap jenjang pendidikan seperti
misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan
jenjang pendidikan tinggi.
c) Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu tujuan kurikuler dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka
menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai
tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian setiap tujuan kurikuler harus
dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Contoh
tujuan kurikuler adalah tujuan bidang studi matematika di SD, tujuan
pembelajaran IPS di SLTP dan lain sebagainya. Dalam kurikulum yang
berpotensi pada pencapaian kompetensi, tujuan kurikuler menggambarkan
standar isi setiap mata pelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai siswa
pada setiap satuan pendidikan. Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan
instruksional atau sekarang lebih popular dengan tujuan pembelajaran,
merupakan tujuan yang paling khusus.
d) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
Tujuan pembelajaran (TP) merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat
didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam sekali
pertemuan. Karena hanyaguru yang memahami kondisi di lapangan, termasuk
memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu
sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru.
Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan
tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka
selesai mengikuti pelajaran. Menurut Bloom, dalm bukunya Taxonomy of
Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai
tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam tiga klasifikasi atau
tiga domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Komponen Isi/Materi Pembelajaran
Pada komponen isi kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada pengalaman belajar
yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi
kurikulum hendaknya memuat semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap atau perilaku), dan psikomotorik (keterampilan atau
skill) yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran yang disampaikan dalam kegiatan
proses pembelajaran. Isi kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
mencapai tujuan dari semua aspek tersebut.
c. Komponen Metode
Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan. Metode yang tepat adalah metode yang sesuai dengan materi dan
tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok bahasan. Dalam posisi ini
guru hendaknya tidak menerapkan satu metode saja, tetapi guru dapat menerapkan
berbagai metode agar proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan
mencapai sasaran yang direncanakan. Dengan demikian rencana yang sudah disusun
dapat diterapkan secara optimal.
d. Komponen evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir (Oliva,
1988). Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Merujuk
pada pendapat tersebut, maka dalam konteks pengembangan kurikulum, evaluasi
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan dari kurikulum itu
sendiri. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum dapat dipertahankan atau
tidak, bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk
melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat
berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau
belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang
ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai
fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif.

5. Pengembangan Kurikulum
a. Konsep Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan agar
kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.

Definisi yang dikemukakan terdahulu menggambarkan pengertian yang


membedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa yang
sesungguhnya terjadi di kelas (instruction/pengajaran). Memang banyak ahli
kurikulum yang menentang pemisahan ini, tetapi banyak pula yang menganut
pendapat adanya perbedaan antara keduanya. Kelompok yang menyetujui pemisahan
itu beranggapan bahwa kurikulum adalah rencana yang mungkin saja terlaksana tapi
mungkin saja tidak, sedangkan apa yang terjadi di sekolah/kelas adalah sesuatu yang
benar-benar terjadi yang mungkin berdasarkan rencana tetapi mungkin juga berbeda
atau bahkan menyimpang dari apa yang di rencanakan. Perbedaan titik pandangan ini
tidak sama dengan perbedaan cara pandang antara kelompok ahli kurikulum dengan
ahli pengajaran. Baik ahli kurikulum maupun pengajaran mempelajari fenomena
kegiatan kelas, tetapi dengan latar belakang teoretis dan tujuan yang berbeda.
b. Lembaga yang mengembangkan kurikulum
Untuk menyusun kurikulum nasional, sudah tentu ada lembaga tertentu yang telah
diberikan tugas dan tanggung jawab untuk menyusun atau mengembangkan
kurikulum yang akan digunakan secara nasional. Di indonesia, lembaga itu dikenal
sebagai Pusat Kurikulum, yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Nasional (Balitbang Diknas). Di Negara lain tentu saja ada lembaga
seperti itu. Ada beberapa pemangku kepentingan yang menurut David G. Amstrong
biasanya dilibatkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1) Curriculum specialist (spesialis kurikulum, ahli kurikulum);
2) Teacher/instructors (guru/instruktur);
3) Learners (peserta didik);
4) Principals/corporate unit supervisors (kepala sekolah/unit pengawas sekolah);
5) Central office administrator/corporeate administrators (administrator kantor
pusat/administrator perusahaan);
6) Special experts (ahli special);
7) Lay public representatives (perwakilan masyarakat umum).

2.2. Co-Curricular Activities

Co-curricular activities (aktivitas co-kurikuler) adalah segala aktivitas di luar lingkup


kurikulum akademik yang dilakukan oleh siswa di sekolah atau perguruan tinggi. Aktivitas-
aktivitas ini dimaksudkan untuk melengkapi pengalaman belajar siswa di dalam kelas dan
memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan keterampilan, minat, dan
kepribadian mereka di luar lingkungan akademis.

Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan yang dilakukan di


luar jam pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta membantu
membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
1. Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis-jenis Ekstrakurikuler
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara khusus agar sesuai
dengan faktor minat dan bakat siswa.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, kegiatan
ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di
luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.
2. Fungsi, Tujuan dan Jenis-jenis Ekstrakurikuler
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan kemampuan
potensi dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memperluas pengalaman sosial dalam kesiapan karir peserta didik melalui
pengembangan kapasitas. Menurut Aqip dan Sujak (2011:68), terdapat empat fungsi
kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan, yaitu: pengembangan, sosial,
rekreatif, dan persiapan karir.
a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat,
pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter
dan pelatihan kepemimpinan.
b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktik keterampilan
sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana
rilek, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses
perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler harus dapat menjadikan
kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta
didik.
d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler memiliki
tujuan sebagai berikut.
a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat,
minat, dan kreativitas.
b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai
lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dari pengaruh negatif dan
bertentangan dengan tujuan pendidikan.
c. Mengaktualisasi potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai bakat
dan minat.
d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,
demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat mandiri (civil society).

Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013, terdapat beberapa jenis


kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:
a. Krida. Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Palang Merah Remaja
(PMR), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan lainnya.
b. Karya ilmiah. Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan Keilmuan
dan kemampuan akademik, penelitian dan sebagainya.
c. Latihan/olah bakat/prestasi. Pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta
alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya.

2.3. Education Teknologi

Pendidikan Teknologi (EdTech) merupakan bidang yang memanfaatkan teknologi


untuk meningkatkan pengalaman belajar dan pengajaran. Ini melibatkan berbagai alat dan
aplikasi, seperti platform pembelajaran online, perangkat lunak pembelajaran adaptif, dan
perangkat keras seperti komputer, tablet, dan perangkat mobile dalam konteks pendidikan.
EdTech telah mengalami evolusi yang signifikan seiring dengan perkembangan teknologi
digital, dari penggunaan perangkat lunak pembelajaran sederhana hingga pengembangan
sistem pembelajaran adaptif yang canggih.
Peran teknologi dalam pendidikan sangatlah penting. Teknologi telah membuka pintu
bagi aksesibilitas pendidikan yang lebih luas, memungkinkan siswa dari berbagai latar
belakang untuk mengakses sumber daya pendidikan tanpa terhalang oleh batasan geografis
atau ekonomi. Selain itu, teknologi telah membantu dalam personalisasi pembelajaran,
mengubah pendekatan pengajaran menjadi lebih individualistik dan adaptif.

Meskipun potensi EdTech besar, ada beberapa tantangan dan hambatan yang perlu
diatasi. Masalah seperti ketidaksetaraan akses internet, kurangnya pelatihan bagi guru, dan
kekhawatiran tentang privasi data sering menjadi hambatan dalam mengadopsi teknologi di
ruang kelas. Penting untuk mengatasi tantangan ini melalui kebijakan yang tepat, investasi
infrastruktur, dan pelatihan yang berkelanjutan.

Penggunaan teknologi juga telah membawa inovasi signifikan dalam metode


pengajaran. Dari penggunaan simulasi dan realitas virtual hingga platform pembelajaran
berbasis game, EdTech telah membuka pintu bagi pengalaman belajar yang lebih interaktif,
menarik, dan relevan bagi generasi digital.

EdTech tidak hanya memiliki dampak dalam ruang kelas, tetapi juga membawa
implikasi sosial dan ekonomi yang luas. Melalui peningkatan aksesibilitas pendidikan,
teknologi dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan dan memungkinkan lebih
banyak individu untuk mengakses kesempatan pendidikan yang setara. Namun, tantangan
seperti kesenjangan digital dan kurangnya akses infrastruktur tetap menjadi perhatian.

Masa depan EdTech menjanjikan terus berkembangnya inovasi yang lebih canggih
dan terintegrasi, seperti pembelajaran berbasis AI dan penggunaan blockchain untuk validasi
kredensial pendidikan. Namun, penting untuk terus memantau dampak sosial, ekonomi, dan
etika dari perubahan ini saat kita menuju era pendidikan yang semakin terdigitalisasi. Dengan
pemahaman yang mendalam tentang EdTech, kita dapat mengoptimalkan potensi teknologi
untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di seluruh dunia.
2.4 Finances

Finansial atau keuangan adalah konsep yang mencakup semua aktivitas yang terkait
dengan pengelolaan uang, aset, dan kewajiban. Ini adalah bidang yang sangat penting dalam
kehidupan individu, bisnis, dan organisasi lainnya karena mencakup segala sesuatu yang
berkaitan dengan bagaimana sumber daya keuangan dikelola, diatur, dan digunakan.

Dalam konteks personal finance, finansial melibatkan pengelolaan pendapatan,


pengeluaran, investasi, dan perencanaan keuangan jangka panjang untuk mencapai tujuan
pribadi seperti membeli rumah, merencanakan pensiun, atau membayar pendidikan anak-
anak. Ini mencakup aspek-aspek seperti membuat anggaran, menabung, mengelola utang,
dan menginvestasikan uang dengan bijaksana.

Sementara dalam konteks corporate finance, finansial berkaitan dengan pengelolaan


keuangan perusahaan atau organisasi. Ini termasuk mengelola modal kerja, pengeluaran
modal, pengaturan sumber pendanaan, dan pengambilan keputusan investasi yang strategis.
Tujuan utama dari corporate finance adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

Dengan demikian, finansial mencakup semua aspek kegiatan keuangan, mulai dari
penghasilan dan pengeluaran hingga investasi dan perencanaan jangka panjang, baik dalam
konteks individu maupun organisasi. Hal ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang
bagaimana mengelola risiko, memaksimalkan nilai, dan mencapai tujuan keuangan yang
telah ditetapkan.

Pada dasarnya, definisi finance adalah pengelolaan uang dan proses memperoleh dana
yang dibutuhkan. Finance juga mencakup pengawasan, penciptaan, dan studi uang,
perbankan, kredit, investasi, aset, dan kewajiban yang membentuk sistem keuangan.

Banyak konsep dasar di bidang keuangan yang bersumber dari teori mikro dan makro
ekonomi. Salah satu teori yang paling mendasar adalah nilai waktu dari uang, yang
menyatakan bahwa satu dolar saat ini bernilai lebih dari satu dolar di masa depan.
2.5. Health dan Physsical Development

"Health" dan "physical development" adalah dua konsep yang erat kaitannya dalam
konteks kesehatan dan perkembangan fisik seseorang.

Kesehatan (Health)

Kesehatan mengacu pada kondisi keseluruhan dari tubuh, pikiran, dan jiwa seseorang.
Ini bukan hanya tentang ketiadaan penyakit atau cacat, tetapi juga tentang keadaan
kesejahteraan yang menyeluruh. Kesehatan mencakup berbagai aspek, termasuk:
1. Fisik - Kesehatan fisik melibatkan kondisi tubuh, seperti berat badan yang sehat,
tingkat kebugaran, kekuatan otot, dan kondisi organ-organ penting seperti jantung dan
paru-paru.
2. Mental dan Emosional - Kesehatan mental dan emosional berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis seseorang, termasuk kemampuan mengatasi stres,
kecemasan, depresi, dan memiliki hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan orang
lain.
3. Sosial- Kesehatan sosial melibatkan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan
orang lain, membangun hubungan yang bermakna, dan merasa terhubung dengan
komunitasnya.
4. Spiritual - Bagi beberapa orang, kesehatan spiritual merupakan aspek penting dalam
merasa seimbang dan bermakna. Ini bisa berupa praktik keagamaan atau refleksi atas
tujuan hidup dan nilai-nilai pribadi.

Pengembangan Fisik (Physical Development

Sementara itu, pengembangan fisik adalah proses di mana tubuh seseorang tumbuh
dan berkembang dari masa ke masa. Ini terjadi sepanjang hidup seseorang, namun paling
pesat terjadi selama masa kanak-kanak dan remaja. Pengembangan fisik meliputi hal-hal
seperti:
1. Pertumbuhan Tubuh- Ini mencakup peningkatan tinggi badan, berat badan, dan
perkembangan organ-organ tubuh.
2. Perkembangan Motorik- Ini mengacu pada kemampuan seseorang untuk
menggunakan otot-ototnya, baik untuk gerakan kasar (seperti berjalan atau berlari)
maupun gerakan halus (seperti menulis atau menggunakan alat).
3. Perkembangan Kognitif- Aspek ini mencakup bagaimana otak seseorang
berkembang, termasuk kemampuan belajar, berpikir, dan memecahkan masalah.
4. Perkembangan Seksual- Selama masa pubertas, terjadi perubahan signifikan dalam
tubuh terkait dengan reproduksi dan identitas gender.

Kesehatan yang baik mendukung pengembangan fisik yang optimal, dan sebaliknya,
perkembangan fisik yang sehat juga dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Oleh
karena itu, penting bagi seseorang untuk memperhatikan kesehatan fisik mereka sebagai
bagian integral dari kesejahteraan umum mereka.

2.6. Human Recorses

Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah sumber daya manusia
atau human resource. Pentingnya sumber daya manusia ini perlu disadari oleh semua
tingkatan manajemen. Bagaimanapun majunya teknologi saat ini, namun faktor manusia
tetap memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Bahkan dapat dikatakan
bahwa manajemen itu pada hakikatnya adalah manajemen sumber daya manusia, atau
manajemen sumber daya manusia adalah identik dengan manajemen itu sendiri.

Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,


pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan
pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu
(pegawai) pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal dalam
dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai.

Sumber daya manusia yang bermutu dalam arti sebenarnya adalah kerja yang
dikerjakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari pekerja tersebut.
Bermutu bukan hanya pandai tetapi memenuhi syarat kualitatif yang dituntut pekerjaan itu
misalnya kemampuan, kecakapan, ketrampilan, sikap, dan perilaku.

Menurut Hall T. Douglas dan Goodale G. James manajemen sumber daya manusia
adalah “the process through which optimal fit is achieved among the employee, job
organization, and environment so that employees reach their desired level of satisfaction and
performance and the organization meets it’s goals”. Manajemen sumber daya manusia adalah
suatu proses melalui kesesuaian optimal yang diperoleh di antara pegawai, pekerjaan
organisasi, dan lingkungan sehingga para pegawai mencapai tingkat kepuasan dan
performansi yang mereka inginkan dan organisasi memenuhi tujuannya.

Manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan merupakan proses atau upaya
dalam pengelolaan meliputi perencanaan, mengorganisasi, pelaksanaan dan mengontrol
dalam segala aspek yang ada pada pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan juga dapat dijadikan sebagai alat untuk
meningkatkan produktivitas individual pelaku pendidikan agar lebih produktif dari
sebelumnya. Jadi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) (human resources
management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan,
pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota
organisasi atau perusahaan bisnis.

2.7. Teknologi Informasi

Pada intinya teknologi itu hasil dari rekayasa perangkat keras (Hardware) dan
perangkat lunak (Software) yang membantu pekerjaan pengguna saat ini dari lama menjadi
cepat, dari susah menjadi mudah. Teknologi Informasi adalah sebuah perkembangan di
bidang informasi dalam menjalankan tugas seharihari, baik mendapatkan informasi maupun
penyebaran informasi. Misalnya: Media cetak sekarang mulai beralih ke media online dengan
perangkat komputer maupun gaget kita dapat menikmati informasi. Pengertian Teknologi
Informasi (IT) Menurut Para Ahli

Oxford English Dictonary (OED): 3. Teknologi informasi adalah hardware dan


software dan bisa termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam
konteks bisnis atau usaha. 4. Williams dan Sawyer (2003): Menurut Williams dan Sawyer,
bahwa pengertian teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi
(komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
5. Martin (1999): Menurut Martin, teknologi informasi merupakan teknologi yang tidak
hanya pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan
untuk memroses dan menyimpan informasi, melainkan mencakup teknologi komunikasi
untuk mengirim atau menyebarluaskan informasi. Murhada, (2001).

Fungsi Teknologi Informasi

Terdiri dari 6 Fungsi Teknologi


1. Capture (Penangkap) Sebagai alat pemasukan data baik dari kyboard, mous, scaner,
touchscreen Processing (Pemroses) Memproses mengubah sebuah data yang didapat dari
alat input menjadi sebuah informasi, baik berbentuk cetak, gambar, video
2. Generation (Menghasilkan) Menghasilkan sebuha informasi yang bermanfaat dari
pengolahan data yang masuk
3. Storage (Penyimpanan) Menyimpan atau merekam sebuah data dan informasi kedalam
sebuah media, misalnya, Hardisk, Flashdisk, DVD
4. Retrieval (Pencarian) Melakukan pencarian, penelusuran data yang telah di simpan ke
dalam media penyimpanan
5. Transmission (Transmisi) Dapat melakukan pengiriman data dari lokasi satu kelokasi
lainya melalui jaringan komunikasi.

Tujuan Teknologi Informasi

Tujuan tekonologi informasi di ciptakan adalah untuk mempermudah pengguna


dalam melakukan pekerjaan, dapat memecahkan masalah yang dihadapi pengguna, membuka
kreativitas, efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan.

Peran Teknologi Informasi

Dengan berkembangnya jaman sekarang ini peran teknologi informasi sangatlah


penting, dimana kita sebagai pengguna dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan
hanya sekali klik. Informasi yang diolah tidak hanya text, gambar, video namun bisa
berbentuk multimedia, kita dapat memanfaatka komputer dengan berbagai cara, mulai
menulis, menggambar, edit fhoto, memutar video/lagu sampau dengan menganalisis data
penelitian maupun mengatasi masalah-masalah lainya. Contoh penerapan teknologi informasi
dibidang masyarakat, bidang industri, pendidikan dan pelatihan, manajemen dan bisnis,
kepolisian dan egove (pemerintahan) Kelompok Teknologi Informasi Teknologi Informasi
terdapat 6 (enam) kelompok teknologi, Yaitu
1. Teknologi Komunikasi
2. Teknologi Masukan (Input)
3. Teknologi Keluaran (Output)
4. Teknologi Perangkat Lunak (Software)
5. Teknologi Penyimpanan (Storage)
6. Teknologi Pemroses

2.8. Special Educational

Pendidikan khusus atau special education adalah cabang dalam sistem pendidikan
yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan
individu yang memiliki tantangan atau kebutuhan khusus. Tantangan tersebut dapat
melibatkan berbagai aspek, termasuk keterbatasan fisik, kognitif, emosional, atau perilaku,
yang dapat menghambat kemampuan siswa untuk belajar atau berpartisipasi dalam
kurikulum pendidikan umum.

Tujuan utama dari pendidikan khusus adalah untuk memastikan bahwa setiap
individu memiliki akses yang setara terhadap pendidikan yang memadai dan memberikan
kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka. Pendekatan ini mencakup
langkah-langkah seperti identifikasi kebutuhan khusus siswa, pengembangan program
pembelajaran yang disesuaikan, dan penyediaan dukungan tambahan yang diperlukan.

Layanan pendidikan khusus dapat bervariasi, termasuk pendidikan inklusif di mana


siswa dengan kebutuhan khusus belajar bersama dengan teman sebaya dalam kelas reguler.
Selain itu, ada juga layanan terpisah di mana siswa menerima pendidikan dalam lingkungan
yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berbagai jenis dukungan
tambahan, seperti terapi fisik, terapi bicara, dan dukungan perilaku, juga dapat disediakan
sesuai dengan kebutuhan individu siswa.

Pendidikan khusus melibatkan kerja sama erat antara guru, spesialis pendidikan
khusus, orangtua, dan pihak terkait lainnya. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi,
merencanakan, dan memberikan layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan individu
siswa. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan mendukung, pendidikan khusus berusaha
untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang setara untuk belajar,
tumbuh, dan mencapai kesuksesan sesuai dengan potensi mereka.
Pendidikan khusus atau special education memainkan peran penting dalam
memastikan bahwa semua individu, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus,
mendapatkan akses yang setara terhadap pendidikan yang memadai. Inilah beberapa aspek
tambahan yang relevan untuk dipertimbangkan dalam konteks pendidikan khusus:
a. Inklusi Sosial: Selain inklusi dalam konteks pendidikan formal di sekolah, pendidikan
khusus juga bertujuan untuk mempromosikan inklusi sosial. Ini berarti memberikan
kesempatan bagi individu dengan kebutuhan khusus untuk terlibat dalam kegiatan
sosial, budaya, dan olahraga di masyarakat mereka.
b. Pengembangan Keterampilan Hidup: Selain kurikulum akademis, pendidikan khusus
juga sering kali menekankan pengembangan keterampilan hidup yang praktis, seperti
keterampilan sosial, kemandirian pribadi, keterampilan komunikasi, keterampilan
kerja, dan keahlian adaptasi lainnya yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan
sehari-hari.
c. Dukungan Keluarga: Keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam
pendidikan khusus. Oleh karena itu, program pendidikan khusus sering berfokus pada
memberikan dukungan dan pelatihan kepada orangtua dan keluarga individu dengan
kebutuhan khusus untuk membantu mereka memahami dan mengatasi tantangan yang
dihadapi oleh anggota keluarga mereka.
d. Pengembangan Kurikulum yang Disesuaikan: Pendekatan pendidikan khusus
melibatkan pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan individu,
yang dapat mencakup penggunaan berbagai metode pengajaran dan penilaian yang
berbeda untuk menyesuaikan dengan gaya belajar dan kemampuan siswa.
e. Intervensi Dini: Mengidentifikasi dan memberikan intervensi dini kepada individu
dengan kebutuhan khusus dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan
mereka. Oleh karena itu, pendidikan khusus sering kali menekankan pentingnya
deteksi dini dan intervensi yang tepat waktu untuk memaksimalkan potensi belajar
siswa.
f. Advokasi dan Kesetaraan Hak: Pendidikan khusus juga melibatkan advokasi untuk
hak-hak individu dengan kebutuhan khusus dan memastikan bahwa mereka
diperlakukan secara adil dan setara dalam segala aspek kehidupan, termasuk
pendidikan, pekerjaan, dan masyarakat.

2.9. Student Development

Saran dan pengembangan studi adalah salah satu bentuk penerapan manajemen
studi yang paling penting. Pembinaan dan pengembangan belajar dilakukan sedemikian
rupa sehingga peserta didik memperoleh pengalaman yang berbeda untuk kehidupannya
di masa depan. Pembinaan dan pengembangan peserta didik dapat dilakukan melalui
kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler lembaga pendidikan. Bimbingan dan
pengembangan siswa merupakan sarana dimana siswa dapat mengembangkan berbagai
potensi yang ada dalam dirinya sehingga siswa dapat mencapai tingkat kinerja yang
berbeda. Karena keberadaan peserta didik dalam lembaga pendidikan sangatlah penting.
Karena peserta didik merupakan salah satu tujuan utama pelaksanaan pembelajaran.
Tidak hanya dalam belajar dan mengajar, tetapi juga peserta didik merupakan bagian dari
sumber daya manusia lembaga pendidikan, yang keterampilan dan minatnya harus
dikembangkan. Karena mahasiswa tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi
juga meningkatkan prestasinya di bidang non akademik. Prestasi adalah penilaian
pedagogis terhadap perkembangan siswa dalam setiap pengetahuan atau keterampilan
yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian (Zainul, et al., 2019: 8).

Hasil belajar sangat penting karena hasil belajar yang tinggi menunjukkan bahwa
setiap siswa mampu berprestasi dalam belajarnya. Sebaliknya, hasil belajar yang rendah
berarti siswa tidak berhasil dalam belajarnya. Hasil belajar siswa disebabkan oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja siswa, di antaranya faktor yang paling
penting yang menyebabkan tingginya hasil belajar sekolah, misalnya. pengelolaan
sekolah oleh kepala sekolah, keaktifan guru dalam mengarahkan proses pembelajaran dan
motivasi belajar siswa.

Pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui kegiatan kurikuler terdapat


tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Pertama sekali
sebelum melaksanakan pembinaan dan pengembangan peserta didik perlu dilakukan
perencanaan atau membuat program kegiatan pembinaan kurikuler terhadap siswa agar
kegiatan yang dilakukan terarah atau terprogram.

Selanjutnya dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik dilaksanakan


melalui proses pembelajaran, yang mana pada proses pembelajaran ini menekankan pada
keaktifan belajar siswa, bukan pada keaktifan mengajar guru. Lalu ada beberapa
pelaksanaan program pembinaan yang efektif dalam menunjang pengetahuan dan prestasi
siswa yaitu materi pengayaan yang diberikan guru di lokal.

Kemudian berikutnya adalah evaluasi, dimana evaluasi pembinaan dan


pengembangan peserta didik dalam kegiatan kurikuler sangat penting untuk dilakukan
karena itu akan menunjukkan berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Manajemen pendidikan menjadi pondasi penting bagi keberhasilan sistem pendidikan


dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Melalui manajemen yang efektif,
lembaga pendidikan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia,
menghadapi tantangan yang muncul, dan meningkatkan kualitas pendidikan secara
keseluruhan.

Dengan demikian, manajemen pendidikan bukan hanya tentang administrasi rutin,


tetapi juga tentang strategi yang berorientasi pada hasil, pengembangan sumber daya
manusia, dan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti
perencanaan kurikulum, pengelolaan keuangan, pengembangan tenaga pendidik, peningkatan
kualitas pembelajaran, serta evaluasi dan pengawasan secara terus menerus.

Dalam rangka mencapai kesuksesan dalam manajemen pendidikan, kolaborasi antara


berbagai pihak terlibat dalam proses pendidikan, termasuk kepala sekolah, guru, staf
administrasi, siswa, orang tua, dan komunitas lokal, menjadi kunci. Dengan demikian,
manajemen pendidikan bukanlah hanya tanggung jawab individu atau satu entitas saja, tetapi
merupakan upaya bersama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi
perkembangan optimal setiap individu dan masyarakat secara keseluruhan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena saya hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari saya semoga dapat

diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.


DAFTAR PUSTAKA

Mustofa. 2010. Modul Mata Kuliah Kurikulum dan Buku Teks Ekonomi. Yogyakarta: UNY

Nasution, S. 2012. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Permendiknas UU No. 20 Tahun 2003.

Suparlan. 2012. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Manajemen


Pendidikan. Bandung: Alfabeta

NARMOATMOJO, Winarno. Ekstrakurikuler di Sekolah: Dasar kebijakan dan aktualisasinya.


Tersedia: http://www, 2010.

UBAIDAH, Siti. Manajemen ekstrakurikuler dalam meningkatkan mutu sekolah. Al-Fikrah:


Jurnal Kependidikan Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin, 2014, 5: 56738.

Selwyn, N. (2017). Education and Technology: Key Issues and Debates. London: Bloomsbury
Publishing.

Roblyer, M. D., dan Doering, A. H. (2013). Integrating Educational Technology into Teaching
(6th ed.). Boston: Pearson.

Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik


dan Kependidikan Sekolah, 2008.

Alhuda. 2020. Manajemen Kesiswaan dalam Upaya Meningkatkan Prestasi dan Membentuk
Karakter Siswa. Jurnal Media Manajemen Pendidikan, 3(2), 208-219.

The Intelligent Investor" oleh Benjamin Graham - Buku klasik yang mengajarkan prinsip
investasi yang bijaksana dan strategis.

Anda mungkin juga menyukai