Dosen Pengampu:
Drs. Mu’arif, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 8
Sahara Adjie Samudera 11160110000055
Fauziah Nofriyan Muslim 11160110000061
Nadia Elkhalimah 11160110000131
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 18
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran ........................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
murid berprestasi dalam proses belajar- mengajar. Oleh karena itu, di dalam
makalah ini kami menyajikan pembahasan mengenai administrasi personalia yang
diambil dari berbagai sumber yang kami dapatkan disertai hasil diskusi kelompok
kami sehingga kami berharap makalah ini dapat dijadikan referensi kuliah yang
dapat dibaca terutama oleh mahasiswa-mahasiswi.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Secara sederhana administrasi berasal dari kata Latin “ad” dan “ministro”. Ad
mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara bebas dapat
diartikan administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subyek
tertentu.1 Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi catat-
mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Namun administrasi dalam arti luas
adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan
dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu.2
Menurut Sondang P. Siagian, administrasi adalah kerjasama antara dua orang
atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Sedangkan istilah personalia berasal dari bahasa asing yaitu
personel, yang di maksud personel adalah suatu golongan dari masyarakat yang
penghidupanmya dilakukan dengan bekerja dalam kesatuan kerja swasta.3
Menurut Sikula, menunjukkan hal yang harus ditangani oleh manajer sebagai
kepala atau yang memonitori anggota yang memiliki ruang lingkup manajemen
pendidikan meliputi pembentukan staf, penilaian, melatih dan mengembangkan,
memberikan kesejahteraan uang dan layanan, memperhatikan kesehatan,dan
keamanan, memperbaiki antar hubungan, merencanakan personalia, dan
mengadakan penelitian personalia.
Personalia sekolah dalam arti luas adalah meliputi guru, murid, dan pegawai.4
Namun lebih sering digunakan untuk menyebutkan suatu golongan atau organisasi
1
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 1.
2
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafindo Telindo Press, 2014), hlm. 100.
3
Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm.150.
4
Moh. Rifa’i, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1984), hlm.110.
3
4
seperti pendidik, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan lainnya yang merupakan
anggota organisasi dan bertanggung jawab untuk tercapainya tujuan yang sudah
ditentukan.
Hemat penulis, dari kedua pengertian di atas maka administrasi personalia
daat diartikan sebagai suatu cabang administrasi yang khusus menitik beratkan
perhatian kepada soal-soal kepegawaian.
Secara konsep personalia ditangani oleh para manajer agar aktivitas mereka
dapat dipertahankan dan semakin meningkat. Para manajer akan membina mereka,
berusaha mewujudkan antar hubungan yang baik, menilai dan mempromosikan
mereka, dan berupaya meningkatkan kesejahteraan mereka, bukan hanya itu yang
menyangkut aspek personalia dimaulai dari merencanakan, merekrut, menyeleksi,
meneliti, untuk perbaikan dan sebagainya smpai dengan memberhentikan atau
memberi pensiun kepada para petugas.5
Walaupun secara konsep dikatakan bahwa personalia pendidikan merupakan
kunci keberhasilan pendidikan, pada kenyataannya mereka ini kurang mendapat
perhatian, kurang ditangani oleh para manajer. Rapat kerja, seminar, dan diskusi
tentang pendidikan sebagian besar hanya membahas kurikulum saja terutama
tentang proses belajar mengajar.
Namun bagaimana caranya proses belajar mengajar ini berlangsung yang
dihasilkan oleh seminar teersebut dapat dilaksanakan berkat seorang guru yang
sering kali hampir tidak diperhatikan sehingga menjadi penyebab kegagalan inovasi
dalam proses belajar mengajar.6
Tujuan dari manajemen personalia pada dasarnya langsung berkaitan pada
tercapainya tujuan pelaksanaan sehingga aspek personalia sangat perlu mendapat
perhatian yang sama dengan sub sistem lain yang ia merupakan kunci keberhasilan
pendidikan. Orang-orang dalam organisasi pendidikan merupakan penentu
keberhasilan atau kegagalan pendidikan, sebab walaupun sumber pendidikan yang
lain lengkap namun dalam pelaksanaan pendidikan tidak berkompetensi dan
5
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm.
108.
6
Ibid., hlm.110.
5
berdedikasi belum tentu tujuan pendidikan akan tercapai seperti halnya tidak
banyak siswa/mahasiswa mampu belajar sendiri tanpa pengawasan ataupun
bimbingan dari guru/dosen.7
Urgensi dalam manajemen personalia sendiri terletak pada seberapa
handalnya para manajer memberikan perhatiannya dan membina para anggota
organisasi kepada personalia yang seimbang dengan perhatian kepada kurikulum
atau teknik serta sub sistem manajemen lain sehingga dapat mencapai tujuan.
Peran manajer dalam mapel personalia ialah memiliki angan-angan sosial,
konselor, pendamai, juru bicara, penengah masalah, agen perubahan.8 Maksud dari
sebagai angan-angan sosial ialah manajer berusaha menegakkan prinsip-prinip
kemanusiaan, memperhatikan moral dan etika bawahannya, membuat merekaa
tertarik dan menjaga kesejahteraan mereka.
7
Ibid.
8
Ibid.
9
Ibid., hlm. 111.
6
10
Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara Press, 1987), hlm. 21.
11
Ary. H Gunawan, Administrasi Sekolah dan Administrasi Mikro, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), hlm. 21.
12
Ngalim Purwanto, op. cit., hlm. 22.
7
13
Muhammad Mustafari, Manejemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2015), hlm.
106.
8
14
Kris Setiyaningsih, Administrasi Pendidikan, (Palembang: Noerfikri, 2014), hlm. 14.
15
Ibid hlm 16
16
Ibid hlm 20
9
a. Analisis jabatan
Analisis jabatan adalah usaha peninjauan terhadap semua jabatan
atau pekerjaan-pekerjaan yang pada suatu lembaga pendidikan.
Maksudnya agar dapat diketahui berapa jumlah personel yang dibutuhkan
sesuai dengan jabatan dan keahlian yang diperlukan oleh lembaga
pendidikan tersebut.
b. Inventarisasi personel
Inventarisasi personel adalah pencatatan atau pendaftaran jumlah
maupun identitas personel yang ada.
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, “Proses”,
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/proses , Diakses pada Rabu, 19 Juni 2019).
18
Made Pidarta, op. cit., hlm. 111.
10
c. Pengadaan personel
Menurut pasal 16 ayat 1 undang- undang No. 8 tahun 1974 tentang
pokok- pokok kepegawaian menyatakan bahwa pengadaan pegawai negri
sipil adalah usaha untuk melakukan pengisian formasi.19
Perencanaan personalia mencangkup jumlah dan jenis keterampilan/
keahlian orang, ditempatkan pada pekerjaan yang terdapat pada waktu
tertentu yang dalam janka panjang memberikan keuntungan bagi individu
dan organisasi.
19
Asnawir, Administrasi Pendidikan, (Padang: IAIN IB PRESS, 2005), hlm. 100 – 102.
20
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 29.
11
21
Asnawir, op. cit., hlm. 108 – 109.
12
22
Ibid., hlm. 110 – 111.
13
23
Ibid., hlm. 112.
24
Ary H. Gunawan, op. cit., hlm. 33 – 34.
14
d. Kesejahteraan Pegawai
Sebagai usaha meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil
tersebut:
1) Taspen, diatur dengan peraturan pemerintah No. 9 tahun 1963 dalam
ketentuan tersebut dijelaskan bahwa peserta taspen berhak menerima
sejumlah asuransi. Uang tersebut diterima pada saat peserta taspen
tersebut berhenti sebagai Pegawai Negeri Sipil.
2) Akses atau asuransi kesehatan, kegiatan ini diatur dengan keputusan
presiden No. 230 tahun 1968 tanggal 15 juli 1968. Tujuan dari akses
untuk memberikan bantuan pemeliharaan kesehatan Pegawai Negeri
Sipil, penerima pesiun beserta anggota keluarganya.
3) Mengikuti usaha yang dirancang oleh pemerintah dalam usaha
meningkatkan taraf kehisupan pegawai negeri tersebut antara lain
dengan memeri kesempatan kepada pegawai negeri tersebut untuk
ikut serta dalam menggerakkan atau menjadi anggota koperasi
pegawai negeri dilingkungan di mana ia berada.
mencapai batas usia yang telah ditentukan atau karena menjalankan hak
pensiunnya. Batas usia seseorang Pegawai Negeri Sipil untuk
mendapatkan hak pensiun adalah 56 tahun, batas usia ini dapat
diperpanjang menjadi 65 tahun.
25
Asnawir, op. cit., hlm. 139 – 157.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi personalia daat diartikan sebagai suatu cabang administrasi
yang khusus menitik beratkan perhatian kepada soal-soal kepegawaian. Secara
konsep personalia ditangani oleh para manajer (sebagai person in charge) agar
aktivitas mereka dapat dipertahankan dan semakin meningkat. Para manajer akan
membina mereka, berusaha mewujudkan antar hubungan yang baik, menilai dan
mempromosikan mereka, dan berupaya meningkatkan kesejahteraan mereka,
bukan hanya itu yang menyangkut aspek personalia dimaulai dari merencanakan,
merekrut, menyeleksi, meneliti, untuk perbaikan dan sebagainya sampai dengan
memberhentikan atau memberi pensiun kepada para petugas.
Adapun bidang-bidang layanan dalam administrasi personalia antara lain:
Administrasi Personalia Bagian Tata Usaha (TU), Administrasi Personalia Bidang
Kepegawaian dan Guru, dan Administrasi Personalia Bidang Murid/Siswa.
Dalam administrasi personalia, proses pelaksanaan dan kegiatan yang
dilakukan antara lain: (1) Rencana Pengadaan Personel, (2) Penataan,
Pengangkatan dan Penempatan Calon Pegawai/ Personel, (3) Kenaikan Pangkat,
Ujian Dinas dan Angkat Kredit Bagi Kenaikan Jabatan Fungsional Guru, (4)
Pengembangan Karir dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan.
B. Saran
Untuk mendalami materi ini, kita perlu memahami konsep dasar disertai
bagian-bagian penting lainnya di dalam materi. Selain itu diperlukan sumber atau
rujukan lain yang mendukung materi agar pembelajaran dapat tersampaikan dengan
baik. Menyadari bahwa kami selaku penyusun makalah masih jauh dari kata
sempurna, ke depannya kami akan lebih fokus dan lebih detail dalam menjelaskan
18
19
apa yang terkandung dalam makalah di atas disertai sumber - sumber yang lebih
banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Selain itu, guna meningkatkan kualitas penulisan makalah, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca kami terima sehingga menjadi stimulus bagi
kami untuk terus maju dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
20