Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ADMINISTRASI PERSONALIA PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu:
Drs. Mu’arif, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 8
Sahara Adjie Samudera 11160110000055
Fauziah Nofriyan Muslim 11160110000061
Nadia Elkhalimah 11160110000131

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019/ 1440
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Konsep dan Urgensi Administrasi Personalia .............................................. 3

B. Bidang Layanan Administrasi Personalia .................................................... 5

C. Proses Administrasi Personalia .................................................................... 9

BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 18

A. Kesimpulan ................................................................................................ 18

B. Saran ........................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis untuk meningkatkan taraf hidup


manusia, karena melalui pendidikan ini manusia menjadi cerdas, memiliki skill,
memiliki sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat
dan dapat menolong diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi
investasi yang memberi keuntungan, baik dalam kehidupan sosial maupun pribadi
yang menjadikan bangsa ini bermanfaat dan menjadikan individunya menjadi
manusia yang memiliki derajat. Oleh karena pendidikan, kemampuan manusia terus
diasah agar memiliki ketajaman dalam memecahkan berbagai masalah dalam
kehidupan sehari-harinya, sehingga memiliki kepribadian yang mandiri dan mampu
bertanggung jawab, serta memiliki pemahaman, toleransi dan apresiasi terhadap
orang lain.
Untuk menumbuhkan kualitas pendidikan yang baik, diperlukan pengelolaan
yang baik, yang terarah pada nilai-nilai kemajuan yang aktual, faktual, dan tentunya
berdasarkan pada nilai-nilai luhur yang dicita-citakan. Manajemen pendidikan
berupaya menjawab persoalan itu dengan berbagai macam pendekatan dan teori
yang akan mengarahkan kita pada bagaimana cara mengelola institusi, lembaga,
maupun hal-hal yang berkaitan dengan sekolah dengan baik. Dengan adanya
manajemen atau administrasi yang baik, kita akan mencapai tujuan usaha kita
dengan lebih baik lagi, lebih efektif dan lebih efisien.
Administrasi ini alat untuk mencapai tujuan yang lebih cepat, lebih berhasil,
lebih hemat dalam penggunaan alat dan biaya. Di antara bagian dari administrasi
yang dibahas adalah administrasi personalia. Administrasi personalia merupakan
pembahasan tentang bagaimana cara mengatur dan mengelola personalia, yakni
para subjek pendidikan seperti guru, pegawai, dan sebagainya. Di dalam
administrasi personalia merupakan unsur pembantu utama yang memungkinkan

1
2

murid berprestasi dalam proses belajar- mengajar. Oleh karena itu, di dalam
makalah ini kami menyajikan pembahasan mengenai administrasi personalia yang
diambil dari berbagai sumber yang kami dapatkan disertai hasil diskusi kelompok
kami sehingga kami berharap makalah ini dapat dijadikan referensi kuliah yang
dapat dibaca terutama oleh mahasiswa-mahasiswi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan silabus dan hasil diskusi kelompok, kami menentukan bahwa


perumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana konsep dan urgensi administrasi personalia?


2. Apa saja bidang layanan dalam administrasi personalia?
3. Bagaimana proses atau kegiatan dalam administrasi personalia?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk memahami konsep dan urgensi administrasi personalia.


2. Untuk mengetahui bidang layanan dalam administrasi personalia.
3. Untuk mengetahui dan memahami proses atau kegiatan dalam administrasi
personalia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Administrasi Personalia

Secara sederhana administrasi berasal dari kata Latin “ad” dan “ministro”. Ad
mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara bebas dapat
diartikan administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subyek
tertentu.1 Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi catat-
mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Namun administrasi dalam arti luas
adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan
dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu.2
Menurut Sondang P. Siagian, administrasi adalah kerjasama antara dua orang
atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Sedangkan istilah personalia berasal dari bahasa asing yaitu
personel, yang di maksud personel adalah suatu golongan dari masyarakat yang
penghidupanmya dilakukan dengan bekerja dalam kesatuan kerja swasta.3
Menurut Sikula, menunjukkan hal yang harus ditangani oleh manajer sebagai
kepala atau yang memonitori anggota yang memiliki ruang lingkup manajemen
pendidikan meliputi pembentukan staf, penilaian, melatih dan mengembangkan,
memberikan kesejahteraan uang dan layanan, memperhatikan kesehatan,dan
keamanan, memperbaiki antar hubungan, merencanakan personalia, dan
mengadakan penelitian personalia.
Personalia sekolah dalam arti luas adalah meliputi guru, murid, dan pegawai.4
Namun lebih sering digunakan untuk menyebutkan suatu golongan atau organisasi

1
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 1.
2
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafindo Telindo Press, 2014), hlm. 100.
3
Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm.150.
4
Moh. Rifa’i, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1984), hlm.110.

3
4

seperti pendidik, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan lainnya yang merupakan
anggota organisasi dan bertanggung jawab untuk tercapainya tujuan yang sudah
ditentukan.
Hemat penulis, dari kedua pengertian di atas maka administrasi personalia
daat diartikan sebagai suatu cabang administrasi yang khusus menitik beratkan
perhatian kepada soal-soal kepegawaian.
Secara konsep personalia ditangani oleh para manajer agar aktivitas mereka
dapat dipertahankan dan semakin meningkat. Para manajer akan membina mereka,
berusaha mewujudkan antar hubungan yang baik, menilai dan mempromosikan
mereka, dan berupaya meningkatkan kesejahteraan mereka, bukan hanya itu yang
menyangkut aspek personalia dimaulai dari merencanakan, merekrut, menyeleksi,
meneliti, untuk perbaikan dan sebagainya smpai dengan memberhentikan atau
memberi pensiun kepada para petugas.5
Walaupun secara konsep dikatakan bahwa personalia pendidikan merupakan
kunci keberhasilan pendidikan, pada kenyataannya mereka ini kurang mendapat
perhatian, kurang ditangani oleh para manajer. Rapat kerja, seminar, dan diskusi
tentang pendidikan sebagian besar hanya membahas kurikulum saja terutama
tentang proses belajar mengajar.
Namun bagaimana caranya proses belajar mengajar ini berlangsung yang
dihasilkan oleh seminar teersebut dapat dilaksanakan berkat seorang guru yang
sering kali hampir tidak diperhatikan sehingga menjadi penyebab kegagalan inovasi
dalam proses belajar mengajar.6
Tujuan dari manajemen personalia pada dasarnya langsung berkaitan pada
tercapainya tujuan pelaksanaan sehingga aspek personalia sangat perlu mendapat
perhatian yang sama dengan sub sistem lain yang ia merupakan kunci keberhasilan
pendidikan. Orang-orang dalam organisasi pendidikan merupakan penentu
keberhasilan atau kegagalan pendidikan, sebab walaupun sumber pendidikan yang
lain lengkap namun dalam pelaksanaan pendidikan tidak berkompetensi dan

5
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm.
108.
6
Ibid., hlm.110.
5

berdedikasi belum tentu tujuan pendidikan akan tercapai seperti halnya tidak
banyak siswa/mahasiswa mampu belajar sendiri tanpa pengawasan ataupun
bimbingan dari guru/dosen.7
Urgensi dalam manajemen personalia sendiri terletak pada seberapa
handalnya para manajer memberikan perhatiannya dan membina para anggota
organisasi kepada personalia yang seimbang dengan perhatian kepada kurikulum
atau teknik serta sub sistem manajemen lain sehingga dapat mencapai tujuan.
Peran manajer dalam mapel personalia ialah memiliki angan-angan sosial,
konselor, pendamai, juru bicara, penengah masalah, agen perubahan.8 Maksud dari
sebagai angan-angan sosial ialah manajer berusaha menegakkan prinsip-prinip
kemanusiaan, memperhatikan moral dan etika bawahannya, membuat merekaa
tertarik dan menjaga kesejahteraan mereka.

Oleh karena itu, peranan manajer personalia adalah memajukan organisasi


sekaligus memperhatikan dan memajukan personalia pendidikan yang keduanya
saling berkaitan erat, jika salah satu tidak tercapai maka tidak akan tercapainya
tujuan.9

B. Bidang Layanan Administrasi Personalia

Dalam administrasi personalia pendidikan tercakup beberapa bagian


personalia, di antaranya adalah :

a. Administrasi Personalia Bagian Tata Usaha (TU)

Tata usaha di sekolah memiliki peranan penting dalam terlaksananya


semua kegiatan di sebuah sekolah, karena bagian tata usaha inilah yang
mengatur dan mengurusi hampir seluruh kegiatan dari sebuah sekolah, karena
bagian tata usaha inilah yang mengatur dan mengurusi hampir seluruh kegiatan
dari sebuah sekolah, mulai dari kegiatan penerimaan siswa baru hingga

7
Ibid.
8
Ibid.
9
Ibid., hlm. 111.
6

kegiatan keseluruhan siswa. administrasi bagian tata usaha mempunyai


kegiatan seperti:10

1. Organisasi dan struktur tata usaha


2. Anggaran belanja keuangan sekolah
3. Masalah kepegawaian dan personalia sekolah
4. Keuangan dan pembukuan sekolah
5. Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian
buku induk, raport dan lain-lain.

b. Administrasi Personalia Bidang Kepegawaian dan Guru


Pegawai dalam suatu sekolah adalah semua manusia yang bergabung
dalam kerja sama pada suatu sekolah untuk melaksanakan tugas-tugas dalam
mencapai tujuan pendidikan, mereka itu di mulai dari kepala sekolah sampai
pesuruh sekolah (office boy). Dalam tiap kelompok di perlukan pembagian
tugas dan tanggung jawab serta hubungannya kerja yang jelas.
Guru adalah personal pendidikan yang paling sering langsung dengan
peserta didik, yang berperan besar terhadap kemajuan peserta didik, bahkan
kualitas sekolah juga di pengaruhi oleh guru yang berada di dalamnya, guru
sendiri harus memenuhi standar kompetensi kelayakan mengajar yang telah di
tentukan, sehingga kualitas dan produktifitas guru harus mampu
memperlihatkan keprofesionalan yang bermutu, ssehingga guru tidak hanya
sekedar menjalankan kegiatan belajar dan mengajar sebagai rutinitas untuk
menggugurkan kewajibannya sebagai pengajar namun lebih dari itu harus
bertujuan untuk mencerdaskan bangsa.11
Di dalam bidang administrasi personalia bidang kepegawaian terdapat
beberapa tugas yang di fungsikan meliputi:12

10
Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara Press, 1987), hlm. 21.
11
Ary. H Gunawan, Administrasi Sekolah dan Administrasi Mikro, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), hlm. 21.
12
Ngalim Purwanto, op. cit., hlm. 22.
7

1. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru


2. Organisasi personel guru
3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru
4. Rencana orientasi bagi guru yang baru
5. Mengkoordinir penilaian kemajuan guru-guru
6. Inservice training dan upgrading guru-guru.

Sedangkan dalam bidang administrasi personalia bidang guru terdapat


beberapa tugas yang supervisi pengajaran yang harus dimiliki guru meliputi:13

1. Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai-


pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan
sebaik baiknya
2. Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru
dalam mengajar dan belajar yang lebih baik.
3. Mengusahakan dan mengembangkan kerja sama yang baik antara
guru,murid, dan pegawai tata usaha sekolah
4. Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran
5. Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru melalui
pembelajaran di sekolah.

c. Administrasi Personalia Bidang Murid/Siswa


Bidang ini merupakan layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti :
pengenalan,pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. administrasi
personalia bidang murid (siswa).
Dalam manajemen personalia tidak hanya mengurus kegiatan pencatatan
peserta didik saja namun melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara
oprasional dapat di gunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan

13
Muhammad Mustafari, Manejemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2015), hlm.
106.
8

dan perkembangan peserta didik melalui proses pertumbuhan. Adapun


administrasi murid yang meliputi:
1. Organisasi perkumpulan murid
2. Masalah dan kesejahteraan murid
3. Penilaian dan pengkuran kemajuan murid
4. Bimbingan penyuluhan bagi murid-murid (guidance and conceling)14

Dalam bidang ini juga melakukan rekrutmen terhadap peserta didik di


sebuah lembaga pendidikan, penerimaan siswa merupakan proses pendataan
dan pelayan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi
persyaratan yang telah di tetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan ini
mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru. Dimana kepala
sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang di jadikan sebagai
penerimaan siswa baru.15

Langkah –langkah pembentukan peserta didik baru adalah sebagai


berikut:

1. Pembentukan penerimaan siswa baru


2. Pembuatan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang
di lakukan secara terbuka.
3. Selanjutnya adalah tahapan seleksi siswa, seleksi siswa adalah kegiatan
pemilihan calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga sekolah
tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku
4. Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah pendataan
siswa. data ini sangat di perlukan untuk melaksanakan bimbingan dan
penyuluhan jika siswa memenuhi kesulitan dalam belajar,memeberi
pertimbangan terhadap belajar siswa.16

14
Kris Setiyaningsih, Administrasi Pendidikan, (Palembang: Noerfikri, 2014), hlm. 14.
15
Ibid hlm 16
16
Ibid hlm 20
9

C. Proses Administrasi Personalia


Proses diartikan sebagai runtunan perubahan (peristiwa) dalam
perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang
menghasilkan produk.17 Adapun proses administrasi personalia di sini kami artikan
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengelola personalia bidang pendidikan.
Secara umum, proses administrasi personalia membicarakan tentang
perencaan, pengembangan, antar hubungan personalia, penilaian dan promosi,
kesejahteraan, hingga penelitian personalia.18 Adapun proses-proses tersebut kami
urainkan ke dalam beberapa poin kembali sebagai berikut:

1. Rencana Pengadaan Personel


Dalam upaya pengadaan personel pendidikan perlu dilakukan
perencanaan yang matang, berapa jumlah personel yang dibutuhkan serta
bidang keahlian apa yang diperlukan. Hal ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan- kebutuhan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Dalam membuat rencana pengadaan personel tersebut perlu dilakukan
kegiatan- kegiatan sebagai berikut:

a. Analisis jabatan
Analisis jabatan adalah usaha peninjauan terhadap semua jabatan
atau pekerjaan-pekerjaan yang pada suatu lembaga pendidikan.
Maksudnya agar dapat diketahui berapa jumlah personel yang dibutuhkan
sesuai dengan jabatan dan keahlian yang diperlukan oleh lembaga
pendidikan tersebut.

b. Inventarisasi personel
Inventarisasi personel adalah pencatatan atau pendaftaran jumlah
maupun identitas personel yang ada.

17
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, “Proses”,
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/proses , Diakses pada Rabu, 19 Juni 2019).
18
Made Pidarta, op. cit., hlm. 111.
10

c. Pengadaan personel
Menurut pasal 16 ayat 1 undang- undang No. 8 tahun 1974 tentang
pokok- pokok kepegawaian menyatakan bahwa pengadaan pegawai negri
sipil adalah usaha untuk melakukan pengisian formasi.19
Perencanaan personalia mencangkup jumlah dan jenis keterampilan/
keahlian orang, ditempatkan pada pekerjaan yang terdapat pada waktu
tertentu yang dalam janka panjang memberikan keuntungan bagi individu
dan organisasi.

2. Penataan, Pengangkatan dan Penempatan Calon Pegawai/ Personel


Agar para personel dapat melaksanakan tugasnya secara tepat dan
berhasil perlu ditata dengan memperhatikan beberapa hal seperti:
a. Latar belakang pendidikan, ijazah/ keahliannya, dan interes kerjanya;
b. Pengalaman kerja( terutama yang diminati atau telah ditekuni);
c. Kemungkinan pengemangan atau peningkatan kariernya;
d. Sikap atau penampilan dan sifat atau kepribadiannya.

Demi suksesnya penataan itu dari pihak administrator/ pimpinan sekolah


hendaknya dapat menyediakan situasi dan kondisi kerja yang layak/ memadai,
tentram, aman serta nyaman sehingga para pegawai makin mencintai
pekerjaannya.
Dalam Undang- Undang No 8 tahun 1974 pasal 19 dinyatakan bahwa
pengangkatan dalam jabatan didasarkan atas prestasi kerja, disiplin kerja,
kesetiaan, pengabdian, pengalaman dan dipercaya, serta syarat- syarat
obyektif lainnya.20
Kegiatan yang dilakukan dalam pengangkatan dan penerimaan calon
pegawai antara lain:

19
Asnawir, Administrasi Pendidikan, (Padang: IAIN IB PRESS, 2005), hlm. 100 – 102.
20
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 29.
11

a. Penerimaan pegawai/guru. Pelamar yang telah dinyatakan atau di


tetapkan lulus dapat diterima atau diusulkan pengangkatannya menjadi
calon pegawai oleh pejabat yang berwenang kepada Badan Administrasi
Kepegawaian Negara (BAKN) setelah mendapat persetujuan maka yang
bersangkutan diangkat menjadi calon pegawai dengan mengeluarkan surat
keputusan pengangkatan sebagai calon pegawai sesuai dengan ketentuan
peraturan pemerintah yang berlaku.

b. Penempatan pegawai/ guru. Penempatan pegawai merupakan yang tidak


mudah dan memerlukan pertimbangan dan pemikiran yang matang.
Ada beberapa kesulitan dalam penempatan pegawai tersebut:
1) Pada umumnya pegawai memilih tempat bekerja di kota dan ingin
melanjutkan pendidikannya kepada jenjang yang lebih tinggi. Hal
tersebut dikarenakan di kota tersedia sarana dan fasilitas yang dinilai
lebih baik. Pegawai enggan di tempat jauh dari kota, karena sarana
dan fasilitas dianggap kurang memadai, sehingga kekurangan guru di
daerah tersebut.21
2) Adanya kecenderungan semakin banyaknya siswa-siswi yang masuk
ke sekolah sehingga jumlah guru yang tidak sebanding dengan
siswanya.
3) Belum ada perencanaan yang matang dalam penempatan pegawai/
guru sehingga tidak terpenuhi jumlah guru sesuai dengan yang
dibutuhkan.
4) Administrasi kepegawaian yang sangat birokratis, makanya sangat
menghambat kelancaran prosedur pengangkatan dan penempatan
guru atau personel pada umumnya.

Untuk mengatasi kesulitan dalam penempatan pegawai/ guru di atas


dapat dilakukan hal- hal sebagai berikut :

21
Asnawir, op. cit., hlm. 108 – 109.
12

1) Penempatan guru hendaknya didasarkan kepada hasil seleksi yang


telah ditetapkan.
2) Disesuaikan dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan.
3) Jarak tempat tinggal guru dengan sekolah tidak begitu jauh atau tidak
begitu sulit untuk datang ke sekolah.
4) Perlu dipertimbangkan (pembagian) menurut jenis kelamin dan status
untuk sekolah tertentu.
5) Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja guru sebelumnya
dipertimbangkan sebagai salah satu penilaian dalam seleksi.22

c. Penghasilan/ gaji guru/pegawai. Berkenaan dengan penghasilan atau


gaji yang akan diterima oleh pegawai perlu diperimbangkan hal- hal
sebagai berikut:
1) Calon pegawai berhak memperoleh penghasilan atau gaji sesuai
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
2) Pada saat pengangkatan seseorang calon pegawai sesuai dengan PP
No. 6 tahun 1976 pasal 15, calon pegawai dapat memperhitungkan
masa kerjanya kalau bersangkutan telah pernah mengabdi sebagai
pegawai sebelum surat pengangkatannya sebagai pegawai negeri
keluar
3) Hak gaji tersebut mulai berlaku pada bulan calon pegawai yang
bersangkutan secara nyata melaksanakan tugas. Calon pegawai yang
bersangkutan sudah dianggap nyata melaksanakan tugasnyamulai saat
tanggal yang diperintahkan atasannya.
4) Status kepegawaian dari pegawai/ guru
a) Masa percobaan. Masa percobaan yang lamanya sekurang- kurangnya
1 tahun dan selama-lamanya 2 tahun.

22
Ibid., hlm. 110 – 111.
13

b) Pengangkatan sebagai pegawai negeri/ guru negeri. Syarat- syarat


yang harus dipenuhi oleh seseorang calon pegawai untuk diangkat
sebagai pegawai negeri:
(1) Telah menunjukkan kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah.
(2) Telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik.
(3) Telah menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas
(4) Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani.23

3. Kenaikan Pangkat, Ujian Dinas dan Angkat Kredit Bagi Kenaikan


Jabatan Fungsional Guru
Ada berbagai jenis kenaikan pangkat, yaitu:
a. Kenaikan pangkat reguler, yaitu kenaikan pangkat yang diberikan pada
PNS yang memenuhi syarat- syarat yang ditentukan tanpa memperhatikan
jabatan yang dipangkunya.
b. Kenaikan pangkat pilihan, diberikan kepada PNS yang memangkupilihan
jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu
c. Kenaikan pangkat istimewa adalah kenaikan pangkat yang diberikan pada
PNS setingkat lebih tinggi dari pangkatnya semula
d. Kenaikan pangkat pengabdian merupakan kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi sebagai penghargaan kepada PNS.24

4. Pengembangan Karir dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan


a. Pentingnya pengembangan karir
Pengembangan karir tenaga kependidikan didasarkan atas
kemanfaatan dan pemenuhan kebutuhan lembaga pendidikan, melalui
pengembangan karir tersebut diharapkan:
1) Mutu dan antusias guru dalam melaksanakan tugas akan semakin
tumbuh.

23
Ibid., hlm. 112.
24
Ary H. Gunawan, op. cit., hlm. 33 – 34.
14

2) Mutu pendidikan disekolah akan semakin meningkat.


3) Pelaksanaan administrasi disekolah akan berjalan baik.
4) Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan terhadap peserta didik akan
semakin baik.
5) Hubungan antara guru dengan peserta didik, guru dengan kepala
sekolah serta antara sekolah dengan orang tua murid dan dengan
masyarakat akan dapat terpelihara dengan lebih baik.

b. Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pengembangan Karir


Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
karir tenaga kependidikan, antara lain:
1) Pemahaman akan tujuan pendidikan dan pengajaran secara jelas dan
konkret.
2) Kemampuan untuk memilih bahan pengajaran.
3) Kesanggupan untuk memahami problem, minat dan kebutuhan dalam
proses belajar anak.
4) Kesanggupan untuk mengorganisasi bahan dan pengalaman belajar
yang ada atau yang dipunya.

c. Moral Kerja dan Produktivitas Kerja


Ada beberapa faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya moral
kerja seseorang:
1) Faktor minat atau perhatian terhadap pekerjaan.
2) Faktor upah atau gaji yang diterima sebagai imbalan dari pekerjaan
yang dilakukan.
3) Faktor status sosial dari pekerjaan yang bersangkutan.
4) Tujuan yang mulia atau tingkat pengabdian yang dimiliki oleh
pekerjaan tersebut.
5) Faktor suasana kerja dan faktor hubungan kemanusiaan yang ada pada
pekerjaan bersangkutan.
15

d. Kesejahteraan Pegawai
Sebagai usaha meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil
tersebut:
1) Taspen, diatur dengan peraturan pemerintah No. 9 tahun 1963 dalam
ketentuan tersebut dijelaskan bahwa peserta taspen berhak menerima
sejumlah asuransi. Uang tersebut diterima pada saat peserta taspen
tersebut berhenti sebagai Pegawai Negeri Sipil.
2) Akses atau asuransi kesehatan, kegiatan ini diatur dengan keputusan
presiden No. 230 tahun 1968 tanggal 15 juli 1968. Tujuan dari akses
untuk memberikan bantuan pemeliharaan kesehatan Pegawai Negeri
Sipil, penerima pesiun beserta anggota keluarganya.
3) Mengikuti usaha yang dirancang oleh pemerintah dalam usaha
meningkatkan taraf kehisupan pegawai negeri tersebut antara lain
dengan memeri kesempatan kepada pegawai negeri tersebut untuk
ikut serta dalam menggerakkan atau menjadi anggota koperasi
pegawai negeri dilingkungan di mana ia berada.

e. Pemindahan, Pemberhentian dan Pensiun


Kepada setiap Pegawai Negeri Sipil diberi kemungkinan untuk dapat
pindah dari satu tempat ketempat lainnya karena alasan- alasan tertentu.
Kepindahan tersebut ditujukan untuk menjamin pelaksanaan tugas
kenegaraan atau untuk kepentingan kesejahteraanPegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan.
Ada beberapa hal yang terjadinya pemberhetian Pegawai Negeri
Sipil tersebut antara lain: Permintaan sendiri, Mencapai batas usia lanjut,
Adanya penyederhanaan organisasi, Melakukan pelanggaran/
penyelewengan, Tidak sehat jasmani dan rohani, Meninggalkan tugas,
Meninggal dunia atau hilang.
Hak pensiun seorang pegawai diatur dalam undang- undang No. 11
tahun 1969. Pensiun adalah berhentinya seseorang yang telah selesai
menjalankan tugasnya sebagai Pegawai Negeri Sipil karena telah
16

mencapai batas usia yang telah ditentukan atau karena menjalankan hak
pensiunnya. Batas usia seseorang Pegawai Negeri Sipil untuk
mendapatkan hak pensiun adalah 56 tahun, batas usia ini dapat
diperpanjang menjadi 65 tahun.

f. Kode etik jabatan guru


Kode etik tenaga keguruan adalah sekumpulan peraturan atau
perundang- undang mengenai etika seorang guru sebagai tenagapendidik
yang menandung unsur moral, etika, adat istiadat, dan kebiasaan.
Kode etik tenaga keguruan didasarkan pada falsafah Pancasila
dengan segala azas yang terkandung di dalanya dan Undang-undang Dasar
1945:
1) Guru berbakti untuk membimbing anak didik seutuhnya dalam usaha
membentuk manusia pembangunan yang berpancasila.
2) Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing- masing.
3) Guru mengomunikasikan informasi tentang anak didik dan
menghindari segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan
wewenang.
4) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua murid sebaik- baiknya bagi kepentingan
anak didik.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
6) Guru secara tersendiri atau bersama- sama berusaha mengembangkan
dan meningkatkan mutu profesinya.
7) Guru menciptakan dan memeliharahubungan antara sesame guru, baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.
8) Guru secara bersama- sama memelihara, meningkatkan dan membina
organisasi profesi guru sebagai sarana pengabdian.
17

9) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan


pemerintah dalam bidang pendidikan.25

Pada akhirnya, kegiatan-kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan


baik dan disiplin sehingga ke depannya, personalia pendidikan di
Indonesia dapat berkembang lebih baik lagi dan tentunya akan
meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

25
Asnawir, op. cit., hlm. 139 – 157.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Administrasi personalia daat diartikan sebagai suatu cabang administrasi
yang khusus menitik beratkan perhatian kepada soal-soal kepegawaian. Secara
konsep personalia ditangani oleh para manajer (sebagai person in charge) agar
aktivitas mereka dapat dipertahankan dan semakin meningkat. Para manajer akan
membina mereka, berusaha mewujudkan antar hubungan yang baik, menilai dan
mempromosikan mereka, dan berupaya meningkatkan kesejahteraan mereka,
bukan hanya itu yang menyangkut aspek personalia dimaulai dari merencanakan,
merekrut, menyeleksi, meneliti, untuk perbaikan dan sebagainya sampai dengan
memberhentikan atau memberi pensiun kepada para petugas.
Adapun bidang-bidang layanan dalam administrasi personalia antara lain:
Administrasi Personalia Bagian Tata Usaha (TU), Administrasi Personalia Bidang
Kepegawaian dan Guru, dan Administrasi Personalia Bidang Murid/Siswa.
Dalam administrasi personalia, proses pelaksanaan dan kegiatan yang
dilakukan antara lain: (1) Rencana Pengadaan Personel, (2) Penataan,
Pengangkatan dan Penempatan Calon Pegawai/ Personel, (3) Kenaikan Pangkat,
Ujian Dinas dan Angkat Kredit Bagi Kenaikan Jabatan Fungsional Guru, (4)
Pengembangan Karir dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan.

B. Saran
Untuk mendalami materi ini, kita perlu memahami konsep dasar disertai
bagian-bagian penting lainnya di dalam materi. Selain itu diperlukan sumber atau
rujukan lain yang mendukung materi agar pembelajaran dapat tersampaikan dengan
baik. Menyadari bahwa kami selaku penyusun makalah masih jauh dari kata
sempurna, ke depannya kami akan lebih fokus dan lebih detail dalam menjelaskan

18
19

apa yang terkandung dalam makalah di atas disertai sumber - sumber yang lebih
banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Selain itu, guna meningkatkan kualitas penulisan makalah, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca kami terima sehingga menjadi stimulus bagi
kami untuk terus maju dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Asnawir. Administrasi Pendidikan. Padang: IAIN IB PRESS, 2005.


Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Gunawan, Ary. H. Administrasi Sekolah dan Administrasi Mikro. Jakarta:
Rineka Cipta, 1996.
Mustafari, Muhammad. Manejemen Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2015.
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2004.
Purwanto, Ngalim. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Press, 1987.
Rifa’i, Moh. Administrasi Pendidikan. Bandung: Jemmars, 1984.
Rusmaini. Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafindo Telindo Press, 2014.
Setiyaningsih, Kris. Administrasi Pendidikan. Palembang: Noerfikri, 2014.
Soetopo, Hendyat dan Wasty Sumanto. Pengantar Operasional
Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, “Proses”,
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/proses , Diakses pada Rabu, 19
Juni 2019).

20

Anda mungkin juga menyukai