Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN

KILAS BALIK MATERI 1-7

Disusun Oleh:

Kelompok 12

1. MUTIARA (1930203096)
2. Alpina damayanti (1930203153 )

Kelas : Manajemen Pendidikan Islam ( MPI.E)

Dosen Pengampu : DR. Leny Marlina M.Pd.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM RADEN FATAH PALEMBANG
PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Manajemen Lembaga Pendidikan, dengan judul: “Kilas Balik Materi 1-7”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Palembang, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1.........Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2.........Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3.........Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
2.1. Pengertian, Tujuan, manfaat dan Komponen-Komponen Dasar Lembaga
Pendidikan islam..................................................................................................2

2.2.Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Islam............................................ 3


2.3. Desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan. .......................................... 4
2.4. Model-model perencanaan Lembaga Pendidikan...................................... 6
2.5 Pengelolaan Kurikulum dalam Manajemen Lembaga Pendidikan.............. 8
2.6. Program Pengajaran dalam Manajemen Lembaga...................................... 9
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 13
2.1.........Kesimpulan......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14

i
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Pendidikan merupakan media dalam menyalurkan potensi yang di miliki setiap


individu. Lembaga merupakan sarana mempertahankan warisan yang telah diberikan kepada
kita. Demi mencapai tujuan yang diinginkan, maka kita harus membenahi dulu sistem dalam
suatu lembaga sekalipun upaya dalam mengelola maupun mengembangkan lembaga
pendidikan Islam merupakan keniscayaan dan beban kolektif bagi para penentu kebijakan
pendidikan Islam.

Pendidikan Islam lebih khusus lagi mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam
pengembangan pendidikan Islam. Pendidikan Islam walaupun mengandung perincian
terhadap manajemen pendidikan seperti yang terkandung dalam manajemen pendidikan
mutakhir, namun sudah pasti ia mengandung berbagai prinsip umum yang menjadi dasar
manajemen pendidikan Islam sehingga ia sejalan dengan kemajuan dan perkembangan yang
baik

Desentralisasi dipromosikan dan menjadi praktek di semua negara demokratis yang


dipercaya mampu mengubah hak antara negara dengan warganya. Dalam masyarakat
majemuk, baik secara etnis, regional, agama dan kesejahteraan. Desentralisasi dipercaya
dapat menghilangkan kendala dalam pengembalian keputusan, penerimaan publik atas
keputusan pemerintah dan memfasilitasi tindakan dan kerjasama kolektif.

Pola manajemen lembaga pendidikan Islam ialah model yang dapat dipelajari dan
diterapkan agar lembaga pendidikan bisa berkembang dan tentunya dapat diperhitungkan
oleh lembaga pendidikan non Islam.

Kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa agar dapat
belajar, baik dalam ruangan kelas maupun diluar sekolah. Kurikulum dalam
perkembangannnya memiliki banyak definisi atau pengertian kurikulum mulai dari yang
ssanat sederhana, yakni kurikulum merupakan kumpulan sejumlah mata pelajaran sampai
dengan kurikulum sebagai kegiatan sosial.

Tujuan dari program pengajaran ialah perangkat kegiatan belajar mengajar yang
direncanakan untuk mencapai tujuan intruksional. Pembelajaran merupakan salah satu bentuk
program karena pebelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang matang.

Sarana-prasarana sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga, sarana, dan
prasarana, serta biaya yang mencakup biaya investasi Agar sarana pendidikan dapat
difungsikan dengan baik, maka diperlukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
1

Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan, maka sekolah akan mampu
mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara lebih terkonsep dan terarah

Tujuan dari kami membuat makalah ini adalah untuk mengkilas balik materi dari 1-7

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja kilas balik materi dari 1-7 ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kilas balik materi dari 1-7.


2

BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Tujuan, manfaat dan Komponen-Komponen Dasar


Lembaga Pendidikan islam
A. Pengertian manajemen lembaga pendidikan islam
Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “manus” yang artinya “tangan” dan
“agree” yang berarti “melakukan”. Kata-kata ini digabung menjadi “manager” yang
artinya bermakna menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti apa
yang diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada.1
Sedangkan lembaga pendidikan islam secara terminology diartikan sebagai
suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan islam. Muhaimin
menjelaskan bahwa lembaga pendidikan islam merupakan suatu system pendidikan
yang sengaja diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk
mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai islam. Sistem pendidikan ini dikembangkan
dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam2.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen lembaga
pendidikan islam adalah suatu wadah untuk mengatur atau mengelola berlangsungnya
penyelenggaraan pendidikan islam dengan berbagai sarana, peraturan, dan
penanggung jawab pendidikan yang dijiwai oleh semangat ajaran dan nilai-nilai islam
dengan niat untuk mewujudkan ajaran-ajaran islam.
B. Tujuan manajemen lembaga pendidikan islam
Tujuannya yaitu agar segenap sumber, peralatan ataupun sarana yang ada
dalam suatu organisasi tersebut dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga dapat
menghindarkan sampai tingkat seminimal mungkin segenap pemborosan waktu,
tenaga, material dan uang guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
C. Manfaat manajemen lembaga pendidikan islam
Manfaat dari manajemen lembaga pendidikan islam yaitu cara yang kita lakukan
agar mempermudah menyebarkan ajaran agama islam pada orang lain secara
terstruktur.
D. Komponen-komponen manajemen pendidikan islam

1
Asmendri, Teori dan Aplikasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah/Madrasah,Batusangkar:
STAIN Batusangkar Press,2012,hlm 1
2
Muhaimin, pemikiran dan pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 39
3

Komponen-komponen yang mutlak harus ada dalam proses pendidikan islam yaitu
manajemen personalia, manajemen kesiswaan, mqanajemen kurikulum, manajemen
keuangan, dan manajemen sarana dan prasarana.

2.2 Prinsip-prinsip manajemen lembaga pendidikan islam

Manajemen pendidikan Islam mengandung berbagai prinsip umum yangfleksibel


sehingga ia bisa sejalan dengan kemajuan dan perkembangan yang baik. Prinsip-prinsip
inilah yang membedakan manajemen pendidikan pada umumnyadengan manajemen
pendidikan Islam. Mengenai prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam banyak para pakar
pendidikan Islam yang berbeda pendapat, diantaranya Ramayulis (2008: 262) berpendapat
bahwa prinsip manajemen pendidikan Islam ada delapan prinsip diantaranya : ikhlas, jujur,
amanah, adil, tanggung jawab, dinamis, praktis, dan fleksibel. Mengacu kepada salah satu
pendapat di atas, maka secara terperinci beberapa diantara prinsip dasar manajemen
pendidikan Islam jika diterapkan dalam konteks persekolahan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Ikhlas
Mengelola sekolah pada hakikatnya adalah sebuah kepercayaan dan tugas dari Allah
Swt. Sering kali dalam aplikasinya kita menghadapi beban tugas yang tidak sebanding
dengan materi yang diperoleh. Jika kita berprinsip materialistis, tentu yang akan terjadi
adalah tidak optimalnya pekerjaan yang dilakukan, sebab kita akan selalu membandingkan
apa yang kita kerjakan dengan apa yang kita peroleh. Dalam hal ini, keikhlasan adalah
sebuah prinsip yang akan mendorong kita untuk berbuat yang terbaik meski apa yang kita
peroleh tidak sebanding dengan materi duniawi yang didapatkan, sebab kita yakin bahwa
apa yang kita lakukan semata-mata sebagai wujud ibadah dan semata-mata mengharap
keridhoan Allah Swt.
2. Jujur
Salah satu sifat yang dimiliki Rasulullah SAW yang dibawa sejak sebelum masa
kenabian adalah jujur. Jujur menjadi identitas Muhammad SAW yang menjadikannya
dikenal dan dipercaya oleh seluruh masyarakat Arab pada waktu itu. Tentu hal ini menjadi
uswah bagi kita sebagai umatnya, betapa kejujuran kemudian menjadi modal untuk
4

memimpin umat. Jika kita berkaca pada realita manajerial saat ini, maka kejujuran adalah
sesuatu yang sangat mahal. Munculnya kasus KKN yang semakin merajalela di kalangan para
pejabat, mulai dari pejabat tinggi negara, sampai kepada level pejabat di sekolah
mengindikasikan betapa semakin memudarnya sifat kejujuran, sebab bagaimanapun
perilaku KKN itu terjadi ketika orang sudah mengabaikan kejujuran.
3. Amanah
Dalam ajaran Islam, jabatan merupakan sebuah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban ini tidak hanya di dunia saja kepada manusia,
namun juga di akhirat kelak kepada Allah SWT. Amanah artinya kepercayaan, maka
seseorang yang diberi amanah adalah orang yang mendapatkan kepercayaan untuk
memegang suatu tugas tertentu.
4. Adil
Salah satu prinsip dasar yang penting dalam manajemen pendidikan Islam adalah adil.
Menurut Abuddinnata keadilan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada
persamaan atau bersikap tengah-tengah atas dua perkara. Keadilan ini terjadi berdasarkan
keputusan akal yang dikonsultasikan dengan agama. Adil sering diartikan sebagai sikap
moderat, obyektif terhadap orang dalam memberikan hukuman, sering diartikan pula
dengan persamaan dankeseimbangan dalam memberikan hak orang lain tanpa ada yang
dilebihkan atau dikurangi.3
5. Tanggung jawab
Dalam prinsip manajemen pendidikan Islam, tanggung jawab terhadap amanah
yangdiembankan merupakan salah satu prinsip penting dalam membangun manajemen
yang positif. Lepas tangan terhadap tanggung jawab akan melahirkan hasil ketidakpastian
program yang ingin dicapai.
2.3 Desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan

A. Pengertian Desentralisasi Pendidikan


Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan
kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam
suatu struktur organisasi.

3
Abuddinnata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), h. 125
5

Mengenai asas desentralisasi, ada banyak definisi. Secara etimologis, istilah


desentralisasi berasal dari bahasa Latin “de”, artinya lepas dan “centrum”, yang
berarti pusat, sehingga bisa diartikan melepaskan dari pusat.
Sementara, dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Bab I, Pasal 1
disebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan RI.

Desentralisasi pendidikan merupakan salah satu model pengelolaan pendidikan yang


menjadikan sekolah sebagai proses pengambilan keputusan dan merupakan salah satu
upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan serta sumber daya manusia termasuk
profesionalitas guru yang belakangan ini dirisaukan oleh berbagai pihak baik secara
regional maupun secara internasional.4

B. Tujuan Dan Manfaat Dari Desentralisasi Pendidikan


Terdapat delapan tujuan utama desentralisasi menurut Hanson (Hadiyanto, 2004: 27),
yaitu:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi (accelerated economic development),
2. Meningkatkan efesiensi manajemen (increased management efficiency),
3. Distribusi tanggung jawab dalam bidang keuangan (redistribution of financial
responsibility),
4. Meningkatkan demokratisasi mealalui distribusi kekuasaan (increased democratization
trough the distribution of power),
5. Control local menjadi lebih besar melalui deregulasi (greater local control trough
deregulation),
6. Pendidikan berbasis kebutuhan pasar (market-based education),
7. Menetralisasi pusat-pusat kekuasaan (neutralizing competing centers of power),
8. Meningkatkan kualitas pendidikan (improving the quality of education).

C. Konsep Dari Desentralisasi Pendidikan.


Menurut Hadiyanto (2004: 30), secara konseptual, terdapat dua jenis desentralisasi
pendidikan, yaitu:

4
. Hasbullah, Otonomi Pendidikan : Kebijakan Otonomi Daerah dan ImplikasinyaTerhadap Penyelenggaraan
pendidikan (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,2007) Hal.225
6

1. Desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan dalam hal kebijakan pendidikan dan aspek
pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah (propinsi dan distrik).
2. Desentralisasi pendidikan dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar di
tingkat sekolah.

Konsep desentralisasi pendidikan yang pertama terutama berkaitan dengan otonomi


daerah dan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke daerah, sedangkan
konsep desentralisasi pendidikan yang memfokuskan pada pemberian kewenangan yang lebih
besar pada tingkat sekolah dilakukan dengan motivasi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.5

2.4 MODEL-MODEL MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Manajemen

Pada website organisasi kamus besar bahasa Indonesia kata, manajemen berarti
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan manajer
ialah pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.
Hubungan antara manajemen pendidikan dengan lembaga, itu terangkum dalam
definisi yang diberikan oleh manajemen pendidikan adalah usaha penerapan prinsip-
prinsip dan teori manajemen dalam aktifitas pendidikan dalam lembaga-lembaga
pendidikan untuk mencapai tujuan dan efisiensi.6

Sedangkan makna pendidikan islam adalah proses transinternalisasi pengetahuan


dan nilai islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan,
bimbingan, pengasuhan, pengawasan dan pembangunan potensinya guna mencapai
keselarasan dan kesempurnaan hidup didunia dan akhirat.7

Manajemen lembaga berasal dari aktivitas lembaga pendidikan yang mencakup


pengelolaan aktivitas pengajaran,, kepemimpinan dan berbagai aturan, perencanaan,
prosedur pelaksanaan, dan manajemen pengawasan. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa manajemen pendidikan merupakan proses penerapan prinsip dan teori

5
. Rianto Nugraha, Desentralisasi Tanpa Revolusi (Jakarta : Elex Media
Komputindo,2000)Hal.112
6
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. (Ciputat : ciputat Press, 2005)
7
Abdul Mudjab dan jusuf Mudzakir, ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pranada Media, 2006) h;m.27
7

manajemen dalam pengelolaan kegiatan dilembaga pendidikan formal untuk


mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan8.

B. Model-Model Manajemen Lembaga Pendidikan Islam

Berdasarkan sejarahnya, lembaga-lembaga pendidikan islam khususnya madrasah


dan pesantren itu tumbuh dari bawah, dari gagasan tokoh-tokoh agama setempat.

Sejak dekade 90-an kesadaran umat untuk meningkatkan mutu lembaga


pendidikan islam mulai bangkit dimana-mana dan beberapa diantaranya telah mampu
menjadi sekolah unggul dan efektif 9.

Adapun model-modelnya adalah sebagai berikut:

1. Model Manajemen Berbuansa Entrepreneurship

Sebagaimana dikemukakan bahwa sebagian besar pendidikan islam


tumbuh dan berkembang dari bawah dan dari kecil. Manajemen yang dapat
memberi nilai tambah adalah manajemen yang bernuansa entrepreneurship.
Rhenald Kasali dalam “Paulus Winarto menegaskan bahwa
seorang entrepreneur adalah seorang yang menyukai perubahan, melakukan
berbagai temuan yang membedakan dirinya dengan orang lain10”, menciptakan
nilai tambah, memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain, karyanya dibangun
berkelanjutan (bukan ledakan sesaat) dan dilembagakan agar kelak dapat bekerja
dengan efektif di tangan orang lain.

2.     Model Manajemen Berbasis Masyarakat (Management Based Society)


Model Manajemen Berbasis Masyarakat yaitu manajemen yang dapat
menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar. “Data EMIS Departemen

8
Opcit.
9
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milinium Baru, (Jakarta: PT Jaya, 2000)
10
Paulus Winarto, First Step to be an Entrepreneur, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003)
8

Agama menunjukkan 90% madrasah berstatus swasta dan 100 % pesantren adalah
swasta11”.

3. Model Manajemen Berbasis Masjid (Management Based Mosque)

Embrio pendidikan Islam adalah Masjid. Manajemen pendidikan Islam yang


berbasis masjid adalah manajemen yang dijiwai oleh nilai dan semangat spiritual,
semangat berjamaah, semangat ihlas lillahi ta’ala (ihlas karena Allah) dan
semangat memberi yang hanya berharap pada ridho Allah. Proses pembelajaran
yang integratif dengan masjid memberikan nuansa religius yang kental dalam
penanaman nilai-nilai religius maupun praktek langsung pengalaman beragama.
Dimulai dari pembiasaan shalat sunah, shalat dzuhur berjamaah dan  shalat ashar
berjamaah bagi yang full day school.

2.5 Pengelolaan Kurikulum dalam Manajemen Lembaga Pendidikan


A. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan itu berakar dari kata “kelola” dan istilah lainnya yaitu “manajemen” yang
artinya ketatalaksanaan, tata pimpinan. Maka disimpulkan pengelolaan itu adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan Atau proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian
tujuan.12
Maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah serangkaian kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala
upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
untuk mencapai tujuan organisasi. Agar bisa tercapai hasil yang optimal, maka segala sesuat
perlu pengelolaan.13

B. Pengertian Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam

Pengertian kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional pada bab 1 disebutkan tentang pengertian kurikulum sebagai

11
www. Bagis. Go. Id
12
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1996), hlm. 196
13
Sobri, dkk, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), hlm. 1-2
9

seperangkat rencana daan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu.14

Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan
yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka.15

Dalam hal ini proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan
secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna
(insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan
Islam.16

C. Pengelolaan Kurikulum dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam

Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk yang ada seperti
pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar yang berbentuk Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), jenjang pendidikan menengah ada yang
berbentuk Madrasah Alyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan pada jenjang
pendidikan tinggi terdapat begitu banyak Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan
berbagai bentuknya ada yang berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas.

D. Perencanaan Program Lembaga Pendidikan Islam


a. Perencanaan Kurikulum
b. Perencanaan kurikulum
c. Pelaksanaan Kurikulum
d. Pengawasan kurikulum
e. Penilaian Kurikulum
f. Perbaikan Kurikulum

14
Sukiman, Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2015),
hlm. 2.
15
Omar Mohammad Al-Toumy A-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Terj.Hassan Langgulung),
(Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm. 478.
16
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), Cet. Ke-5, hlm. 152.
10

2.6 Program Pengajaran dalam Manajemen Lembaga


Pendidikan
A. Pengertian Program Pengajaran

Program pengajaran adalah rancangan atau perencanaan satu unit atau kesatuan
kegiatan yang berkesinambungan dalam proses pembelajaran, yang memiliki tujuan, dan
melibatkan sekelompok orang (guru dan siswa) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian. 17

B. Pengembangan Program Pembelajaran

Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran, dan istilah


belajar-mengajar yang dapat diartikan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau
pendidik untuk membelajarkan peserta didik yang belajar. Secara substansial, pengertian
pembelajaran mengacu kepada adanya interaksi antara guru dan peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran identik dengan pengajaran, suatu kegiatan di
mana guru mengajar atau membimbing anak-anak menuju proses pendewasaaan diri. 18

C. Pengembangan Program Pengajaran dalam Manajemen Lembaga Pendidikan


Islam

Dalam teori manajemen program pembelajaran adalah ilmu murni, terapan dan
sistem. Teori pembelajaran melintasi teori pengajaran yang di dalamnya dihubungkan
berbagai faktor ke dalam sistem manajemen program pembelajaran. Menurut Reigeluth
dalam Surya bahwa manajemen program pembelajaran adalah berkenaan dengan
pemahaman, peningkatan dan pelaksanaan dari pengelolaan program pengajaran yang
dilaksanakan. Itu berarti manajemen program pembelajaran adalah proses pendayagunaan
seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk mencapai tujuan
program pembelajaran.19

17
Kunandar, Penilain Autentik , (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014) Hlm. 3
18
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran sebuah Teori dan Konsep Dasar, (Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya, 2000) Hlm. 183.
19
Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Yogyakarta, Pustaka Bani Quraisy, 2008) Hlm. 10
11

D. Program Pengajaran dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam


1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang
diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan
secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam konteks pembelajaran perencanaan
dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu
alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.20

a. Menentukan Alokasi Waktu dan Minggu efektif

Menentukan alokasi waktu adalah menetukan minggu efektif dalam setiap semester pada
satu tahun ajaran. Rencana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui berapa jam waktu
efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun ajaran.
Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
minimal yang harus dicapai sesuai dengan rumusan standard isi yang ditetapkan.21

b. Kalender Akademik

Kalender Pendidikan (KALDIK) adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, dan hari libur.

c. Menyusun Program Tahunan (Prota)

Program Tahunan (Prota) merupakan rencana program umum setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, yakni dengan
menetapkan alokasi dalam waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar
kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Program ini perlu dipersiapkan dan

20
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. (Remaja Rosdakarya,
Jakarta, 2005) Hlm. 17.
21
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta, Kencana Prenada Media Group,
2018) Hlm. 49
12

dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya.22

d. Menyusun Program Semesteran (Promes)

Program semester (Promes) merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau Program
tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi
dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau
kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.

e. Menyusun Silabus Pembelajaran

Silabus adalah bentuk pengembangan dan penjabaran kurikulum menjadi rencana


pembelajaran atau susunan materi pembelajaran yang teratur pada mata pelajaran tertentu
pada kelas tertentu. Silabus ialah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Dengan demikian, ada tiga hal
yang harus tercakup dalam silabus yaitu kompetensi yang harus dimiliki siswa, strategi
pencapaiannya, dan cara untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang telah ditentukan.23

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap Kompetensi dasar (KD)
yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen-komponen dalam
menyusun RPP meliputi Identitas mata pelajaran, Standar kompetensi, Kompetensi dasar,
Indikator tujuan pembelajaran, Materi ajar, Metode pembelajaran, Langkah-langkah
pembelajaran, Sarana dan sumber belajar, Penilaian dan tindak lanjut.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas


yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi
guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik dan
untuk mencapai tujuan pengajaran.

22
E Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006) Hlm. 251.
23
Wina Sanjaya, op.cit. Hlm. 39
13
14

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan sejarahnya, lembaga-lembaga pendidikan islam khususnya madrasah dan
pesantren itu tumbuh dari bawah, dari gagasan tokoh-tokoh agama setempat.

Sejak dekade 90-an kesadaran umat untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan islam
mulai bangkit dimana-mana dan beberapa diantaranya telah mampu menjadi sekolah unggul
dan efektif

Dalam teori manajemen program pembelajaran adalah ilmu murni, terapan dan sistem.
Teori pembelajaran melintasi teori pengajaran yang di dalamnya dihubungkan berbagai faktor
ke dalam sistem manajemen program pembelajaran. Menurut Reigeluth dalam Surya bahwa
manajemen program pembelajaran adalah berkenaan dengan pemahaman, peningkatan dan
pelaksanaan dari pengelolaan program pengajaran yang dilaksanakan. Itu berarti manajemen
program pembelajaran adalah proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling
berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk mencapai tujuan program pembelajaran.

Pengelolaan merupakan kemampuan atau keterampilan khusus untuk melakukan suatu


kegiatan baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Jadi pengelolaan itu merupakan kegiatan yang dilakukan bersama atau melalui orang orang
serta kelompok dengan maksud mencapai tujuan-tujuan organisasi.
15

DAFTAR PUSTAKA

Asmendri. (2012) Teori dan Aplikasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan


Sekolah/Madrasah,Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.
Muhaimin (2012). pemikiran dan pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers.
Abuddinnata. (2003) Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hasbullah. (2007) Otonomi Pendidikan : Kebijakan Otonomi Daerah dan ImplikasinyaTerhadap
Penyelenggaraan pendidikan Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Rianto Nugraha. (2000)Desentralisasi Tanpa Revolusi Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Syafaruddin (2005) Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Ciputat : ciputat Press.
Abdul Mudjab dan jusuf Mudzakir. (2006) ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Pranada Media.
Azyumardi Azra. (2000) Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milinium Baru,
jakarta: PT Jaya.
Paulus Winarto. (2003)First Step to be an Entrepreneur, Jakarta: Elex Media Komputindo.
www. Bagis. Go. Id
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. (1996) Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta.
Sobri, dkk. (2009) Pengelolaan Pendidikan, Yogyakarta: Multi Pressindo.
Sukiman. (1984) Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi ( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2015), hlm. Omar Mohammad Al-Toumy A-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam,
(Terj.Hassan Langgulung), Jakarta: Bulan Bintang.
Ramayulis. (2006) Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Kunandar. (2014) Penilain Autentik , Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.


Suyono dan Hariyanto.( 2000) Belajar dan Pembelajaran sebuah Teori dan Konsep Dasar,
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Surya. (2008) Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Yogyakarta, Pustaka Bani Quraisy.
Abdul Majid (2005) Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Wina Sanjaya, Perencanaan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai