Disusun Oleh:
Kelompok 6
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan pada penulisan makalah ini,
maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Rizki Akmalia, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam yang banyak memberikan
materi pendukung, masukan, dan juga bimbingan kepada kami. Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena, itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………ii
A. LatarBelakang……………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..2
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….3
A. Pengertian Manajemen…………………………………………………..............3
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….17
B. Saran……………………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen lembaga pendidikan Islam merupakan salah satu faktor
penting dalam menciptakan pendidikan Islam yang berkualitas. Manajemen yang
baik akan memberikan dampak yang positif bagi kemajuan lembaga pendidikan
Islam dan memastikan bahwa tujuan dan visi misi lembaga dapat tercapai dengan
baik.
Salah satu aspek penting dalam manajemen lembaga pendidikan Islam
adalah efektivitas. Efektivitas dalam manajemen lembaga pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai kemampuan lembaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dengan cara yang efisien dan tepat sasaran. Dalam konteks pendidikan Islam,
tujuan yang diinginkan adalah mencetak generasi yang memiliki pemahaman
agama yang baik dan kuat, serta mampu mengembangkan diri secara holistik.
Manajemen lembaga pendidikan Islam yang efektif dapat mempengaruhi
berbagai aspek seperti kualitas tenaga pendidik, kualitas program pendidikan,
serta penerapan sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Dengan manajemen yang efektif, lembaga pendidikan Islam dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan yang diberikan.
Selain itu, manajemen lembaga pendidikan Islam yang efektif juga dapat
memastikan bahwa lembaga dapat menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi,
seperti perubahan tuntutan masyarakat dan perkembangan teknologi informasi.
Dengan manajemen yang efektif, lembaga pendidikan Islam dapat beradaptasi
dengan cepat dan efisien terhadap perubahan tersebut, sehingga tetap relevan dan
kompetitif dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas.
Dalam kesimpulannya, efektivitas manajemen lembaga pendidikan Islam
memainkan peran penting dalam menciptakan lembaga yang berkualitas dan
dapat memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat. Oleh karena itu,
manajemen lembaga pendidikan Islam harus terus ditingkatkan agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara yang efisien dan tepat sasaran.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan?
2. Manajemen apa saja yang dibutuhkan dalam pendidikan Islam?
3. Bagaiamana manajemen pendidikan yang efektif?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui makna manajemen pendidikan !
2. Untuk mengetahui manajemen dalam pendidikan Islam !
3. Untuk mengetahui manajemen yang efektif !
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut James A.F. Stoner, definisi manajemen adalah suatu proses yang
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas
usaha para anggota organisasi dan pemanfaatan sumber daya organisasi lainnya
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.
1
Muwahid Shulham dan Soim,Manajemen Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Teras 20013),hlm.6
3
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan cara yang efektif dan
efisien.
4
Pentingnya manajemen pendidikan Islam saat ini tidak bisa dipungkiri, karena
dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam secara
keseluruhan. Sebagai bagian dari bidang keilmuan, manajemen pendidikan Islam
memiliki objek formal dan material yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh para
pengelola pendidikan agar dapat mengelola lembaga pendidikan secara efektif
dan efisien.
Objek formal ilmu manajemen pendidikan Islam adalah ilmu manajemen yang
menggunakan pendekatan riset ilmiah di bidang manajemen. Sementara itu, objek
materialnya meliputi lembaga, pranata, dan organisasi pendidikan Islam baik yang
bersifat formal, nonformal, maupun informal.2 Oleh karena itu, pengelola
lembaga pendidikan Islam perlu memahami dan menerapkan dasar-dasar ilmu
manajemen dengan baik dalam mengelola lembaga pendidikan, tanpa mengambil
kata-kata atau gagasan dari sumber lain tanpa menyebutkan sumbernya secara
jelas dan tepat.
1. Manajemen Kurikulum
2
Irawan, “Paradigma Keilmuan Manajemen Pendidikan Islam”. Manageria: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, Volume 1, Nomor 2, (November 2016), hlm. 302-305
3
Moedjiarto, Sekolah Unggul: Metodologi Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan.(Jakarta: Duta Graha
Pustaka, 2002), 134
5
melakukan kontrol dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kurikulum
dapat dilaksanakan, apakah tujuannya tercapai, serta kendala-kendala yang
dihadapi.
6
interaksi proses belajar-mengajar, serta kondisi fisik, ruangan, dan aktivitas di
dalam kelas.
2. Manajemen Pendidikan
4
Davar Rezania & Mike Henry, “Managemen Education: Classifying Business Curricula and
Conceptualizing Transfers and Bridges,” International Journal of Business and Management, (Vol 5, 2010).
Pp. 45.
5
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta: Aditya Media bekerjasama dengan Fakultas
Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Yogyakarta, 2008), hlm.31.
6
Ahmad Subhan, Manajemen Pendidikan, tersedia http://www.ahmadsubhan.co.cc/
2011/01/manajemen-pendidikan.html.
7
agar efektif dan efisien. Harapannya, lulusan (output) dari organisasi
pendidikan mempunyai mutu yang tinggi.7 Selanjutnya Pidarta menyebut
manajemen pendidikan sebagai proses pengelolaan orang-orang, pengambilan
keputusan, dan pengorganisasian dengan memakai sumber daya yang ada
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8 Jika dilihat dari ruang
lingkupnya, manajemen pendidikan secara umum lebih luas daripada
administrasi sekolah.9
7
HAR Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan: Suatu Tinjauan dari Perspektif Kultural. (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), hlm. 27.
8
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia. (Jakarta: Bina Aksara, 1983), hlm. 3.
9
Sutisna. “Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan,”
http://sutisna.com/karyatulis/artikel/kependidikan/pendidikan-umum/ruang-lingkup-
manajemenpendidikan/[9 Desember 2010].
10
Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.12.
8
Dalam konteks sarana pendidikan, manajemen sarana pendidikan dapat
diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai tujuan pendidikan. Artinya, manajemen sarana pendidikan adalah
proses penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan sarana pendidikan
secara efektif untuk mencapai tujuan sekolah atau institusi pendidikan
tersebut.11
1. Perencanaan
2. Pengadaan
3. Pengaturan
4. Penggunaan
5. Penyingkiran
11
Anonim, Manajemen sarana pendidikan sekolah. Selengkapnya http://www.sumberilmu.info/wp-
content/.../10/Manajemen-Sarana Pendidikan.do cx. Diakses Pada 10 April 2020.
12
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta: Aditya Media bekerjasama dengan Fakultas
Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Yogyakarta, 2008), hal. 273.
9
Dalam proses pengadaan sarana pendidikan, terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama, sarana atau alat-alat pendidikan
yang diadakan harus mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Ini berarti
sarana pendidikan tidak perlu diadakan jika tidak berkorelasi dengan
pencapaian tujuan pendidikan. Misalnya, gedung kelas tidak boleh terlalu
dekat dengan jalan raya atau tempat gaduh lainnya. Kedua, sarana pendidikan
harus memenuhi unsur keindahan dan kerapian. Ketiga, sarana pendidikan
harus memenuhi unsur kesehatan.
Penggunaan dan pengaturan sarana adalah dua kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan karena dilaksanakan secara bergantian. Jika dilihat dari aspek
penggunaan dan pengaturan, sarana dapat dibedakan menjadi alat-alat yang
langsung digunakan dalam proses pembelajaran dan alat-alat yang tidak
langsung terlibat dalam proses belajar-mengajar, seperti bangunan
sekolah/kampus, meja dosen, perabot kantor tata usaha, kamar mandi/kamar
kecil, dan lain sebagainya.
10
2. Mempertimbangkan faktor-faktor penyingkiran dan penghapusan
dari segi nilai uang
3. Membuat rencana tertulis;
4. Memberitahukan rencana penghapusan kepada pihak yang terkait
dengan barang-barang yang akan dihapuskan
5. Melakukan penyingkiran barang dengan cara dilelang, diberikan
ke institusi lain, dibakar, atau dilakukan dengan pengawasan
atasan.
4. Manajemen Tatalaksana
13
Ibid., hal. 96.
11
c) menyiapkan buku notulen rapat Prodi.14
14
Sutisna, “Ruang lingkup ManajemenPendidikan,
http://sutisna.com/karyatulis/artikel/kependidikan/pendidik n-umum/ruang
lingkupmanajemenpendidikan/[9 Desember 2010]. Dikases Pada 9 April 2020.
15
Ibid
12
Selain itu, hal ini juga mendorong usaha kerjasama dalam meningkatkan
mutu dan kinerja institusi/lembaga pendidikan.
16
Sutisna, “Ruang Lingkup Manajemen
Pendidikan,”http://sutisna.com/karyatulis/artikel/kependidikan/pendidikan-umum/ruang-lingkup-
manajemenpendidikan/[9 Desember 2010].
13
(2) Komunikasi eksternal merujuk pada komunikasi antara
institusi pendidikan dengan orang tua mahasiswa dan
masyarakat secara umum. Terdapat beberapa bentuk hubungan
antara fakultas atau program studi dengan masyarakat, di
antaranya:
Fakultas atau program studi menjalin hubungan
dengan orang tua mahasiswa dan masyarakat melalui
bentuk individual dan organisasional, seperti: a) orang
tua yang datang ke fakultas atau program studi untuk
berkonsultasi atau meminta bantuan dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi putra/putrinya;
dan b) orang tua yang memberikan saran atau bahkan
sumbangan untuk kemajuan fakultas atau program
studi dengan sukarela.
Fakultas atau program studi menjalin hubungan
dengan alumni melalui cara berikut: a) alumni diminta
memberikan saran yang berguna untuk memajukan
dan membangun fakultas atau program studi; dan b)
alumni diminta untuk berbagi pengalaman kesuksesan
mereka sehingga dapat menjadi motivasi bagi
mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan.
Hubungan dengan dunia usaha/dunia kerja dilakukan
dengan mengirim mahasiswa untuk melakukan
magang atau praktik kerja. Kerjasama ini memiliki
manfaat saling menguntungkan bagi kedua belah
pihak. Contohnya, dunia usaha/dunia kerja
mendapatkan tenaga kerja yang terlatih, sementara
mahasiswa memperoleh pengalaman kerja yang
berharga.
Hubungan dengan institusi lain meliputi hubungan
antara program studi atau fakultas dalam satu kampus,
program studi atau fakultas di kampus lain.
14
C. Manajemen pendidikan yang efektif
Manajemen bisa dibilang efektif, jika sumber daya atau sarana dan
prasarana dipergunakan secara sadar dan sesuai perencanaan sebelumnya, guna
menghasilkan barang atau jasa dengan mutu tertentu serta tepat pada waktunya.
Selanjutnya menurut Sudarwan Danim, kajian mengenai keefektifan manajemen,
baik di sekolah maupun perguruan tinggi, menawarkan harapaan akan adanya
peningkatan prestasi belajar siswa disekolah, dan kualitas pendidikan mahasiswa
di perguruan tinggi.17
17
Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Manajemen. (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2006), hal.55.
18
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga. (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2007), hal. 141.
19
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. (Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama, 2007.b), hal 5.
15
arahan dan strategi yang tepat dalam mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
manajemen pendidikan yang efektif adalah yang harus selaras antara teori
dan praktek dilapangan. Dengan keselarasan yang dibangun oleh tenaga pendidik
maka akan tercipta sebuah proses pembelajaran yang efektif yang akan
memudahkan bagi para pendidik maupun peserta didik dan juga orang tua sebagai
yang bertangungjawab terhadap keberhasilan anaknya. Dalam manajemen
pendidikan terdapat berbagai macam manajemen yang dapat digunakan didalam
lungkup dunia pendidikan diantaranya adalah manajemen kurikulum.
Manajemen kurikulum merupakan hal penting yang akan menentukan
proses pembelajaran didalam lingkup dunia pendidikan. Selanjutnya adalah
manajemen sarana pendidikan ini merupakan penunjang dalam pendidikan
sehingga dengan manajemen sarana pendidikan yang baik maka akan teripta
pendidikan yang baik pula. Yang terakhir adalah manajemen komuikasi atau
hubungan masyarakat manajemen ini merupakan pelindung dari manajemen yang
lain.
Dengan manajemen yang baik maka proses belajar mengajar akan menjadi
mudah dan akan aman serta nyaman. Manajemen pendidikan yang efektif
merupakan kolaborasi atara manajemen yang satu dengan yang lain secara baik.
Sehingga akan tercipta sebuah pendidikan yang efektif yang diharapkan dapat
melahirkan peserta didik yang berhasil dalam segala hal.
B. Saran
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisannya serta teori
atau pembahasan mengenai materi yang dibahas. Diharapkan pembaca dapat
mengambil manfaat dari makalah tersebut dan mengaplikasukannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
17
DAFTAR PUSTAKA
Davar Rezania & Mike Henry, “Managemen Education: Classifying Business Curricula
and Conceptualizing Transfers and Bridges,” International Journal of Business
and Management, (Vol 5, 2010). Pp. 45.
HAR Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan: Suatu Tinjauan dari Perspektif Kultural.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 27.
Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hlm.12.
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia. (Jakarta: Bina Aksara, 1983), hlm. 3.
18
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga.
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hal. 141.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta: Aditya Media bekerjasama
dengan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Yogyakarta, 2008),
hlm.31.
19