Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :

Dr. Slamet Untung, M.Ag

Dr. Zaenal Mustakim, M.Ag

Disusun Oleh :

MUZAYIN, S.Pd.I NIM. 5220010


FITROTUN MUHANDISAH NIM. 5220008

MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2021
A. PENDAHULUAN

Dewasa ini lembaga pendidikan Islam berkembang sebagai lembaga


yang semakin kompleks sehingga ini membutuhkan organisasi yang tertata
dengan baik dan benar. Kompleksitas lembaga pendidikan Islam terutama
terlihat akan kebutuhan pengelolaan pelaksanaan pendidikan dengan
pendekatan manajeman. Itulah kebutuhan untuk menggunakan pendekatan
ilmu manajemen di lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan
Islam menjadi mutlak. Sehingga perkembangan administrasi pendidikan
menjadi bagian yang menarik bagi kalangan praktisi dan ahli pendidikan
sampai sekarang ini.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah manajemen pendidikan Islam dan implikasinya?
2. Bagaimana karakteristik manajemen pendidikan Islam?
3. Apa perbedaan manajemen pendidikan Islam dengan Manajemen
pendidikan?
4. Bagaimana peran nabi Muhammad SAW sebagai manajer
pendidikan Islam?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat
menentukan tujuan pembahasan sebagai berikut:
1. Untuk dapat mengetahui pengertian manajemen pendididkan Islam
dan implikasinya.
2. Untuk mengetahui karakteristik manajemen pendidikan Islam.
3. Untuk dapat mengetahui perbedaan manajemen pendidikan Islam
dengan manajemen pendidikan.
4. Untuk dapat mengetahui peran nabi Muhammad SAW sebagai
manajer pendidikan Islam.
B. PEMBAHASAN

1. Manajemen Pedidikan Islam dan implikasinya


Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yang
merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti
pengelolaan, ketatalaksanaan atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus
Inggris Indonesia karangan John M.Echols dan Hasan Shadily
Management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus,
mengatur, melaksanakan, mengelola dan memperlakukan.1 Sedangkan
dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, Manajemen artinya
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.2
Sedangkan untuk pengertian pendidikan, dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia online mempunyai arti proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan
mendidik.3 Dalam bahasa Arab pendidikan disebut tarbiyah yang diambil
dari kata Rabba-yarubbu-Tarbiyah yang bermakna tumbuh dan
berkembang atau bertambah yaitu upaya menumbuhkembangkan atau
menambah ( menghidupkan) potensi manusia.
Manjemen pendidikan merupakan proses penerapan prinsip dan
teori manajemen dalam pengelolaan kegiatan di lembaga pendidikan untuk
mengefektifkan pencapaiaan tujuan pendidikan. Dan lembaga pendidikan
Islam sebagai sub sistem pendidikan nasional harus dikelola secara
terencana agar mampu menciptakan sumber daya manusia yang memilki
kualitas keimanan, ketaqwaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal
ini, peranan lembaga pendidikan Islam perlu ditingkatkan melalui
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan manajerial kependidikan guna
mencapai efektivitas lembaga pendidikan Islam.4
1
Marwan Syaban, “Konsep Dasar Pendidikan Islam”, Al-Wardah: Jurnal Kajian
Perempuan, Gender dan Agama, 1 (Vol 12 no 2, 2019), hlm. 132.
2
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/manajemen
3
Ibid
4
Siti Raudhatul Jannah, “Karakteristik dan Spektrum Manajemen Pendidikan Islam”, Al-
Fikrah : Jurnal Kependidikan Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin, (2013), hlm. 123.
Ditinjau dari segi terminology terdapat beberapa pandangan para
ahli yang mengemukakan pengertian pendidikan Islam. Diantaranya
menurut Daulay, Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan
seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.5
Sedangkan menurut Marwan Syaban dalam jurnalnya menyebutkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan
dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana
yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai
dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama. Terbentuknya
kepribadian yakni pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya
kepribadian muslim. Kepribadian muslim adalah pribadi yang ajaran
Islamnya menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir,
merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen pendidikan Islam mempunyai pengertian proses pemanfaatan
semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama
dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan
produktip. Sedangkan Pendidikan Islam merupakan proses trans
internalisasi nilai- nilai Islam kepada peserta didik sebagai bekal untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.6
Makna defenitif tersebut memberikan implikasi yang saling terkait
dan membentuk satu kesatuan sistem dalam manajemen pendidikan islam
yang digambarkan sebagai berikut: Pertama, proses pengelolaan lembaga
pendidikan Islam secara Islami. Aspek ini menghendaki adanya muatan-
muatan nilai Islami dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan islam.
Kedua, terhadap lembaga pendidikan islam, hal ini menunjukkan objek
dari manajemen ini yang secara khusus diarahkan untuk menangani
lembaga pendidikan Islam dengan segala keunikannya. Maka, manajemen

5
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana,2004), hlm. 29.
6
Op.Cit, hlm.135.
ini bisa memaparkan cara-cara pengelolaan pesantren, madrasah, dan
perguruan tinggi Islam. Ketiga, proses pengelolaan lembaga pendidikan
Islam secara islami menghendaki adanya sifat inklusif dan eksklusif,
bersifat inklusif dengan artian bahwa kaidah-kaidah manajerial pendidikan
islam dapat dipakai untuk pengelolaan pendidikan selain pendidikan Islam
selama ada kesesuaian sifat dan misinya dan bersifat eksklusif karena
objek langsung dari kajian ini hanya terfokus pada lembaga pendidikan
Islam. Keempat, cara menyiasati. Manajemen penuh siasat atau strategi
yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan
manajemen pendidikan Islam yang senantiasa diwujudkan melalui strategi
tertentu. Kelima, sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait
diantaranya manusia, bahan, lingkungan, alat, dan aktivitas. Keenam,
tujuan pendidikan Islam, hal ini merupakan arah dari seluruh kegiatan
pengelolaan lembaga pendidikan Islam sehingga tujuan ini sangat
mempengaruhi komponen-komponen lainnya. Ketujuh, efektif dan efisien
artinya berhasil guna dan berdaya guna, artinya manajemen yang berhasil
mencapai tujuan dengan penghematan tenaga, waktu, dan biaya.7

2. Karakterisktik Manajemen Pendidikan Islam


Pada hakikatnya di setiap kehidupan kita terdapat unsur- unsur
manajemen, terutama jika kita menyadari berbagai fungsi sebagai seorang
hamba Allah untuk menemukan kebahagiaan, keselamatan dengan
memfungsikan segala sesuatu. Hal ini tentunya menuntut adanya segala
perencanaan, tindak tanduk kita hendaklah disesuaikan dengan jalur-jalur
dan garis yang telah diberikan pedoman guna mencapai hasil yang
diharapkan. Saat ini dapat dikatakan bahwa tidak ada satu kerjasama
manusia untuk mencapai satu tujuan yang tidak menggunakan
manajemen.8

7
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 10-12.
8
Jawahir Tantowi, Unsur-unsur Manajemen menurut Ajaran Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka
al-Husna, 1983), hlm. 86.
Manajemen pendidikan islam sebagai salah satu bagian dari
manajemen memiliki objek bahasan yang cukup kompleks. Berbagai
objek bahasan tersebut dapat dijadikan bahan yang kemudian
diintegrasikan untuk mewujudkan manajemen pendidikan yang berciri
khas Islam. Istilah Islam dapat dimaknai sebagai Islam wahyu dan Islam
budaya, Islam wahyu meliputi al-Qur’an dan haits-hadits nabi, sedangkan
Islam budaya meliputi ungkapan sahabat nabi, pemahaman ulama,
pemahaman cendekiawan muslim dan budaya umat Islam. Kata Islam
yang menjadi identitas manajemen pendidikan ini dimaksudkan dapat
mencakup makna keduanya, yakni makna Islam wahyu dan Islam budaya.
Oleh karena itu, pembahasan manajemen pendidikan Islam
senantiasa melibatkan wahyu dan budaya kaum muslim, ditambah kaidah-
kaidah manajemen pendidikan secara umum manajemen pendidikan
Islam. Dengan demikian harus senantiasa memiliki karakter yang
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Teks-teks wahyu, baik al-Qur’an maupun hadits sebagai pengendali
bangunan rumusan kaidah-kaidah teoritis manajemen pendidikan
Islam.
b. Aqwal (perkataan-perkataan) para sabahat Nabi, ulama, cenekiawan
muslim sebagai pijakan logis-argumentatif dalam menjelaskan kaidah-
kaidah teoritis manajemen pendidikan Islam secara rasional.
c. Manajemen lembaga pendidikan Islam sebagai pijakan empiris dalam
mendasari perumusan kaidah-kaidah teoritis manajemen pendidikan
Islam.
d. Kultur komunitas (Pimpinan dan pegawai) dalam lembaga pendidikan
Islam sebagai pijakan empiris dalam merumuskan kemungknan
strategi yang khas dalam mengelaola lembaga pendidikan Islam.
e. Ketentuan-ketentuan manajemen pendidikan sebagai pijakan teoritis
dalam mengelola lembaga pendidikan Islam.
Secara detail, kaidah-kaidah manajemen pendidikan Islam yang
dirumuskan haruslah dipayungi oleh al-Qur’an dan hadits, diperjelas oleh
pemikiran rasional, didasarkan pada data-data empirik, dipertimbangkan
melalui budaya, dan didukung oleh teori-teori yang teruji validitasnya. 9
Dapatlah dipahami bahwa manajemen pendidikan Islam haruslah
senantiasa didasarkan pada al-Qur’an dan hadits sebagai way of life nya
ummat Islam dan diperkaya dengan pemikiran akal yang telah melalui
proses validasi.

3. Perbedaan Manajemen Pendidikan Islam dengan Manajemen


Pendidikan
Dalam bukunya, Qomar (2013: 27-31) menyatakan bahwa secara
sekilas terdapat beberapa kesamaan antara manajemen pendidikan Islam
dengan manajemen pendidikan. Namun bila diperhatikan secara cermat
antara keduanya, terdapat beberapa perbedaan ringkas sebagai berikut:
a. Dasar utama manajemen pendidikan Islam berupa wahyu, sedangkan
dasar utama manajemen pendidikan berupa aliran filsafat naturalisme.
Ringkasnya, bila filsafat telah melahirkan ilmu, maka wahyu telah
melahirkan filsafat dan ilmu sekaligus.
b. Sandaran manajemen pendidikan Islam meliputi sandaran teologis,
sandaran rasional, sandaran empiris, dan sandaran teoritis. Sedangkan
sandaran manajemen pendidikan hanya dua, yaiyu sandaran rasional
dan sandara empiris.
c. Manajemen pendidikan Islam bercorak theoantroposentris yang
seimbang, sedangkan manajemen pendidikan bercorak antroposentris
(berpusat pada manusia semata)
d. Manajemen pendidikan Islam mengembangkan misi emansipatoris,
sedangkan manajemen pendidikan mengembangkan misi
kapitalisme yang menyebabkan komersialisasi pendidikan.
e. Mekanisme yang ditempuh manajemen pendidikan Islam adalah
mekanisme transformatif, sedangkan mekanisme dalam
manajemen pendidikan mekanisme transfer yang lebih cenderung

9
Op.Cit, hlm. 15-17.
untuk menekankan pada input yang pandai untuk menghasilkan output
yang pandai juga.
f. Manajemen pendidikan Islam menekankan pada kemampuan
memproses yang mengandalkan tahap tengah antara lain dalam upaya
atau rekayasa. Sedangkan manajemen pendidikan menekankan
pada kemampuan menampung modal (kualitas yang baik pada input)
pada tahap awal antara lain dengan mengandalkan rata-rata nilai yang
baik sejak permulaannya.
g. Tujuan yang ingin diraih oleh manajemen pendidikan Islam adalah
keberhasilan meng integrasikan kematangan dan keunggulan spiritual
(iman), intelektual, amal, keterampilan, dan akhlak. Sedangkan tujuan
yang ingin dicapai oleh manajemen pendidikan hanyalah
keunggulan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sangat
dipengaruhi oleh Taksonomi Bloom.10
Ketujuh perbedaan yang telah dikemukakan Qomar tersebut,
menurutnya jika ditelaah lebih mendalam, kemungkinan masih banyak
perbedaan lain dari keduanya.

4. Muhammad SAW sang Manajer Pendidikan Islam


Perkembangan manajemen modern yanh telah menghasilkan
berbagai teori, pendekatan, dasar filosofis, prinsip pelaksanaan, dan
pengembangannya dalam mengelola organisasi sebenarnya bukan sesuatu
yang baru kalau ditelaah dari sudut pandang Islam. Konsep manajemen
(pengelolaan), kepemimpinan, dan pentingnya melakukan pekerjaan secara
teratur, rapi, benar, dan terencana supaya mencapai tujuan yang diinginkan
telah ditunjukkan secara gamblang dalam al-Qur’an dan hadits. Secara
tegas, Muhammad Syafii Antonio menyatakan bahwa dalam al-Qur’an dan
diri nabi Muhamaad SAW., terdapat jejak-jejak teori leadership
manajement modern, karena dalam al-Qur’an dan diri nabi sebagai rosul

10
Rahendra Maya, “Pemikiran Prof. Mujamil Qomar, M.Ag tentang Manajemen
Pendidikan Islam”, (Islamic Management, vol 01/no 02), hlm. 311-312.
penerima wahyu al-Qur’an merupakan pribadi yang memiliki kecerdasan
lengkap, terdapat sifat personal leadership, self-discipline, selt-
development, living model, dan segala bentuk priulaku organisasi
(organizational behavior) yang banyak dibicarakan dalam manajemen
modern, sehingga beliau dijuluki sebagai the super leader dan super
manager. 11
Al-Qur’an secara tegas menjelaskan pentingnya manajemen dan
fungsi-fungsinya bagi kehidupan manusia, supaya dalam menjalankan
aktifitas kehidupannya dapat terencana, terarah, dan terorganisasi dengan
baik dan mencapai tujuan, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk itu,
proses kehidupan dan segala aktifitas yang akan dilakukannya pada masa
yang akan datang harus betul-betul dilakukan secara matang dan
terencana. Konsep manajemen ini telah dinyatakan dalam al-Qur’an:
َ‫وا ٱهَّلل ۚ َ ِإ َّن ٱهَّلل َ خَ بِي ۢ ُر بِ َما ت َۡع َملُون‬ ٞ ‫وا ٱهَّلل َ َو ۡلتَنظُ ۡر ن َۡف‬
ْ ُ‫س َّما قَ َّد َم ۡت لِغ َٖۖد َوٱتَّق‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ْ ُ‫وا ٱتَّق‬
Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.12

Maksud ayat tersebut senada dengan sabda Rosululloh SAW.


dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah Ra. dalam musnad
Abu Ya’la sebagai berikut:

“Sesungguhnya, Allah sangat mencintai seseorang yang jika


melakukan pekerjaan (amal perbuatan) dilakukan secara itqan
(baik, tepat, jelas, dan terarah)”. (HR. Abu Ya’la).13

11
Fathor Rachman, “Modernisasi Manajemen Pendidikan Islam”, (Yogyakarta: IRCiSoD,
2021) hlm. 82.
12
QS. Al-Hasyr (59) : 18
13
Fathor Rachman, “Modernisasi Manajemen Pendidikan Islam”, hlm. 83.
Salah satu prinsip pelaksanaan manajemen modern adalah adanya
modeling dari seorang manajer atau pemimpin. Modeling dalam
pembentukan tradisi intlektual muslim agaknya perlu dikedepankan.
Modeling yang difokuskan pada person-person tertentu, khususnya nabi
Muhammad SAW. yang dikenal sebagai role model atau uswatun
hasanah, tak diragukan lagi merupakan contoah ideal, kiblat bagi umat
muslim pada umumnya.14

Di kalangan muslim, nabi Muhammad SAW dikenal luas sebagai


seorang pendidik. Nabi Muhammad SAW sebagai seorang guru, teladan
dan manusia ideal. Dr. Royster dari Cleveland State University dalam
penelitiannya menyatakan bahwa nabi Muhammad SAW tidak hanya
menjadi guru bagi generasi masanya, tetapi juga bagi seluruh kaum
muslimin masa sekarang. Dengan kata lain, sang guru itu adalah nabi
Muhammad SAW., sementara murid-muridnya adalah seluruh kaum
muslimin di dunia Islam.15

Menurut G.R. Terry proses manajemen adalah Planning


(perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan),
Controlling (Pengawasan). Dalam kaitannya dengan jejak-jejak
Muhammad SAW dalam teori manajemen akan disampaikan di bawah ini :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak


melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka
kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.
Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus
dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para
manajer dan para pengelola pendidikan Islam.

14
Abdurrahman Mas’ud, Paradigma Pendidikan Islam Humanis: Menggagas Format
Pendidikan Nondikotomik, ( Yogyakarta: IRCiSoD, 2020) hlm. 88.
15
Abdurrahman Mas’ud, Paradigma Pendidikan Islam Humanis: Menggagas Format
Pendidikan Nondikotomik, hlm. 89.
Suatu contoh perencanaan yang gemilang dan terasa sampai
sekarang adalah peristiwa khalwat dari Rasulullah di gua hiro.Tujuan
Rasulullah Saw berkhalwat dan bertafakkur dalam gua Hira’ tersebut
adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada masyarakat
Mekkah. Selain itu, beliau juga mendapatkan ketenangan dalam dirinya
serta obat penawar hasrat hati yang ingin menyendiri, mencari jalan
memenuhi kerinduannya yang selalu makin besar, dan mencapai marifat
serta mengetahui rahasia alam semesta.

2. Pengorganisasian (organizing)

Setelah mendapat kepastian tentang tujuan, sumberdaya dan


teknik/metode yang digunakan untuk mencapai tujuan, lebih lanjut
manajer melakukan upaya pengorganisasian agar rencana tersebut dapat
dikerjakan secara sukses.

Dalam kaitannya dengan pengorganisasian, Rasulullah SAW telah


mencontohkan ketika memimpin perang uhud. Ketika pasukan Islam
pimpinan Nabi Muhammad SAW berhadapan dengan angkatan perang
kafir Quraish di dekat gunung Uhud. Nabi SAW mengatur strategi
peperangan dengan sempurna dalam hal penempatan pasukan. Beberapa
orang pemanah ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk menghalang
majunya musuh.

3. Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan kerja sudah barang tentu yang paling penting dalam


fungsi manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan
itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat tingkat teratas
sampai terbawah berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana
yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar.

Suatu contoh pelaksanaan dari fungsi manajemen dapat ditemukan


pada pribadi agung, Nabi Muhammad Saw. ketika ia memerintahkan
sesuatu pekerjaan, beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan
bagi umatnya. Rasulullah Saw adalah al Qur‟an yang hidup (the living
Qur‟an) Artinya, pada diri Rasulullah Saw tercermin semua ajaran Al-
Qur‟an dalam bentuk nyata. Beliau adalah pelaksana pertama semua
perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya.

4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan, sering juga disebut pengendalian. Pengendalian
adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian,
bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan
dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah
digariskan semula.
Dalam kaitannya dengan pengawasan, pernah ada kejadian bahwa
Nabi Muhammad Saw pernah membetulkan langsung pelaksanaan sholat
pamannya Ibnu Abbas yaitu ketika Ibnu Abbas melakukan kesalahan
karena berdiri di sisi kiri Beliau saat menjadi makmum dalam shalat
bersama Beliau. Karena seorang makmum harus berada di sebelah kanan
imam, jika ia sendirian bersama imam. Beliau tidak membiarkan
kekeliruan Ibnu Abbas, namun Beliau tetap mengoreksinya dengan
mengalihkan posisinya ke kanan Beliau dalam melakukan pengawasan,
langsung memberi arahan dan bimbingan yang benar.16

C. PENUTUP

Manajemen akan selalu ada dalam kehidupan manusia termasuk


dalam pendidikan. Manajemen pendidikan Islam dapat dipahami sebagai
penerapan nilai-nilai Islami dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan
Islam atau penerapan nilai-nilai manajemen pada lembaga pendidikan
Islam, misalnya manajemen pondok pesantren, madrasah, perguruan
Tinggi Islam dan sebagainya.

16
Muhamad Khoirul Umam, “Imam Para Nabi: Menelusur Jejak Kepemimpinan dan
Manajerial Nabi Muhammad Saw. Jurnal al-Hikmah , (Maret, Vol 6, 2018) hlm. 59 - 74.
Hampir semua teori kepemimpinan ada pada nabi Muhammad
SAW kalau dikaitkan dengan teori-teori manajemen modern, Misalnya:
Empat fungsi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Stephen Covey.
Begitu pula karakteristik Muhammad SAW dapat ditemukan pula di dalam
Sifat-sifat dasar kepemimpinan menurut Warren Bennis (1994) dalam "On
Becoming a Leader". Nabi Muhammad SAW juga mempunyai
keterampilan-keterampilan (skills) yang dirumuskan oleh Burt Nanus dan
James O'Toole.
Begitu juga dengan teori manajemen Menurut G.R. Terry proses
manajemen adalah Planning (perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan), Controlling (Pengawasan)
semua itu ada pada diri Muhammad SAW.
Maka sudah selayaknyalah kita sebagai umat Islam yang berprofesi
sebagai guru wajib hukumnya mengambil pelajaran yang telah
dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW sebagai modelnya para model,
gurunya para guru karena beliau adalah sang manajer pendidikan Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Kerajaan Arab Saudi, 1990. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Madinah :


Mujamma Malik Fahd Li Thiba’at al-Mush haf Asysyarif
Toni Bush, Les Bell, 1999. Educational Management, redefining, Theory,
policy and Practice, London : Paul Chapman Publishing.
Toni Bush, Les Bell, 1999. Islamic Management The Application of
Quranic Princples & Values, Kuala Lumpur : Akademi Pengurusan
YaPEIM.
Mas’ud, Abdurrahman. 2020. Paradigma Pendidikan Islam Humanis:
Menggagas
Format Pendidikan Nondikotomik, Yogyakarta: IRCiSoD.

Mas’ud, Abdurrahman. 2019. Otobiografi Intelektual Prof. H.


Abdurrahman Mas’ud, Ph.D Mendakwahkan smiling Islam Dialog
Kemanusiaan Islam dan Barat, Tangerang : Pustaka Compass.
Fathor Rachman, “Modernisasi Manajemen Pendidikan Islam”,
Yogyakarta: IRCiSoD.

Daulay, Haidar Putra. 2004. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.


Jannah, Siti Raudhatul, 2013, “Karakteristik dan Spektrum Manajemen
Pendidikan Islam”, dalam Al-Fikrah, Jambi : IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin.

Maya, Rahendra. 2018. “Pemikiran Prof. Mujamil Qomar, M.Ag tentang


Manajemen Pendidikan Islam”, dalam Islamic Management. Bogor :
STAI Al-Hidayah.

Syaban, Marwan, 2019, “Konsep dasar Pendidikan Islam”, dalam Al-


Wardah, Maluku Utara : IAIN Ternate.

Tantowi, Jawahir. 1983. Unsur-unsur Manajemen menurut Ajaran Al-


Qur’an, Jakarta : Pustaka al-Husna.

Muhamad Khoirul Umam, 2018. “Imam Para Nabi: Menelusur Jejak


Kepemimpinan dan Manajerial Nabi Muhammad Saw. Jurnal al-Hikmah
, STAI Badrus Sholeh Kediri.

Qomar, Mujamil. 2010. Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru


Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta : Erlangga.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/manajemen

Anda mungkin juga menyukai