Anda di halaman 1dari 14

E-ISSN: 1234-5678

www.ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/edumanagerial

Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an dan Hadist


Heryan Fandi Ahmad1, Garin Sadewa2
1
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
2
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
1
heryan.fandi@gmail.com, 2garinsadewa11@gmail.com

Abstract
Management is a process in which all resources are utilized with the help of other
people and cooperation, so that common goals can be achieved effectively, efficiently
and productively. A well-developed institution cannot be separated from good
management. In the Islamic context, Islamic education management is based on the Al-
Qur'an and Hadith which includes flexible, effective, open, cooperative and
participatory. The method used in this research is a literature review. The results of this
research are: 1.) Educational management is the act of managing Islamic educational
institutions by complying with the principles of Islamic law. 2.) Islamic education
management functions include: planning, organizing, implementing and organizing. 3).
Analysis of the concept of Islamic education which includes: flexible; effective;
open; cooperative
Keywords : Islamic Education Management, Perspective of the Qur'an and Hadith

Abstrak:
Manajemen adalah suatu proses di mana semua sumber daya dimanfaatkan dengan bantuan
orang lain dan kerjasama, sehingga tujuan bersama dapat dicapai secara efektif, efisien, dan
produktif. Sebuah Lembaga yang berkembang baik, itu tidak lepas dari pengelolaan manajemen
yang baik pula. Dalam konteks islam, pengelolaan manajemen pendidikan Islam berlandaskan
pada Al-Qur’an dan Hadist yang meliputi fleksibel, efektif, terbuka, koorperatif dan partisipatif.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian Pustaka. Adapun hasil dari penelitian
ini adalah :1.)Manajemen pendidikan adalah tindakan mengelola lembaga pendidikan Islam
dengan mematuhi prinsip-prinsip syariat Islami. 2.)Fungsi Manajemen pendidikan islam antara
lain : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan organisasi. 3).Analisis konsep
pendidikan islam yang meliputi : fleksibel;efektif;terbuka;koorperatif
Kata Kunci: Manajemen Pendidikan Islam, Perspektif Al-Qur’an dan Hadist

PENDAHULUAN
Pendidikan Islam merupakan upaya dalam mengembangkan potensi-potensi manusia
agar berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu menjadikan pribadi yang insan
kamil. Artinya, dengan adanya pendidikan Islam diharapkan manusia akan menjadi pribadi yang
seutuhnya sesuai fithrahnya, baik secara jasmani ataupun rohani. Dalam pendidikan Islam,
lembaga pendidikan disebut Madrasah. Pendidikan Islam di madrasah pada dasarnya bersumber
dari Al-Qur’an dan Hadist. Seperti pendapat Mahrus (2019) bahwa bagi umat Islam, Al-Qur’an
dan Hadist menjadi pedoman komprehensif yang tidak hanya memuat ritual keagamaan, namun
juga aspek-aspek sosial, salah satunya manajemen pendidikan islam dalam mengelola
Madrasah.1

1
Mahrus, “Manajemen Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an,” Hijri 11, no. 2 (2022):
124, https://doi.org/10.30821/hijri.v11i2.12815.

Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management


Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
Manajemen pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam mengelola sumber daya
pendidikan agar tercapai tujuan pengembangan, kemajuan, dan kualitas proses serta hasil dari
pendidikan yang ada di madrasah itu sendiri. Dengan manajemen yang baik, diharapkan
madrasah kedepanya menjadi lembaga pendidikan agama yang berkembang di tengah
Masyarakat. Sehingga, madrasah akan bisa menghasilkan output-output yang selain
berlandaskan dan berkepribadian islam, juga mampu bersaing secara intelektual dengan lulusan
lembaga-lembaga lainya. Untuk itu, di era modern sekarang, diperlukan manajemen yang baik
dalam mengatur lembaganya sehingga mampu menghadapi tantangan dunia pendidikan yang
semakin kompleks.

Tentu dalam pelaksanaanya, manajemen pendidikan islam tidak lepas dari problem
yang dihadapinya. Ketidaksesuaian teori-teori manajemen dengan kondisi realita inilah yang
dinamakan problem.2 Di Masa sekarang, banyak masyarakat yang menginginkan Lembaga
pendidikan yang bermutu dan kualitas. Kedua hal ini bisa tercapai jika penerapan manajemen
pada lembaga terkonsep dan terstruktur dengan baik,

Dalam implementasinya, terdapat berbagai problem terkait kualitas input-proses-output


yang dihadapi. Sehingga, penting bagi suatu Lembaga untuk memahami problematika mutu dan
kualitas pendidikan yang kedepanya mampu mengatasi problem-problem yang muncul. 3 Mutu
dan kualitas sejalan beriringan, saling berkaitan, dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Kualitas input-proses-output yang baik akan menunjukan mutu yang baik pula. Kualitas yang
buruk, maka menunjukan mutu yang buruk juga.4

Konsep manajemen pendidikan Islam juga berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist, seperti
pendapat yang ditulis oleh M.Yacoeb yang mengatakan bahwa manajemen dalam perspektif Al-
Qur’an dan Hadist merupakan aktivitas untuk memobilisasi dan memadukan segala sumber
pendidikan islam untuk mencapai tujuan pendidikan islam. 5 Oleh karena itu, penelitian ini akan
berfokus pada manajemen perspektif Al-Qur’an dan Hadist terkait mulai dari fungsi, prinsip,
konsep, dan relevansinya dengan problematika di era sekarang.

METODE PENELITIAN
Jurnal ini menggunakan penelitian jenis kepustakaan atau library research dan
pendekatan deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang

2
Bramastia and Nurhadi Yasin, “Problematika Manajemen Mutu Pendidikan Madrasah Dalam
Perspektif Input-Proses-Output,” Risâlah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam 8, no. 3 (2022): 1070–83,
https://doi.org/10.31943/jurnalrisalah.v8i3.325.
3
Ali Miftakhu Rosad, “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Managemen Sekolah,”
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan 5, no. 02 (2019): 173,
https://doi.org/10.32678/tarbawi.v5i02.2074.
4
Hidayat Ara and Machali Imam, “Pengelolaan Pendidikan (Konsep, Prinsip, Dan Aplikasi
Dalam Mengelola Sekolah Dan Madrasah),” Digital Library, Uin Sunan Gunung Djati, 2010, 36,
https://etheses.uinsgd.ac.id/30324/.
5
Cecep Anwar Febi Febriana, “Manajemen Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan As-
Sunnah” 8 (2022): 396–403.
Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management
Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
sifatnya kepustakaan. Sumber data yang diambil dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang secara
khusus mengarah dan relevan pada pembahasan tentang manajemen pendidikan Islam. Yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang menjelaskan
tentang manajemen pendidikan Islam. Analisis yang akan dilakukan dengan cara menelaah
berbagai literatur yang telah didapatkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pengertian Manajemen Pendidikan Islam

Dalam bahasa manajemen, istilah ini berasal dari bahasa Inggris dan diterjemahkan dari kata
"management," yang mencakup pengelolaan, ketertiban, dan tata pimpinan. Dalam kamus
Inggris-Indonesia oleh John M. Echols dan Hasan Shadily, kata "management" berasal dari akar
kata "to manage," yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan
memperlakukan.6 Menurut Hadari Nawawi, manajemen adalah kegiatan yang dilakukan oleh
manajer untuk memanajemen organisasi, lembaga, atau perusahaan. 7 Pandangan ini sejalan
dengan konsep al-tadbir (pengaturan) yang dinyatakan oleh Ramayulis.8 Al-tadbir merupakan
derivasi dari kata dabbara (mengatur), yang sering muncul dalam Al Qur'an sebagai firman
Allah SWT. Dengan demikian, hakikat manajemen dapat diartikan sebagai upaya pengaturan,
sejalan dengan konsep al-tadbir yang terdapat dalam Al Qur'an di surat As-Sajdah ayat 5 yang
berbunyi :
‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‫ُيَد ِّبُر َأْلْم َر ِم َن لَّس َم ٓاِء ىَل َأْلْر ِض َّمُث َيْع ُر ُج َلْي ِه ىِف َيْو ٍم اَك َن ِم ْقَد اُر ُه ٓۥ َأْلَف َس َنٍة ِّم َّم ا َتُع ُّدوَن‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam
satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Q.S. As-Sajdah : 5).

Dari isi ayat tersebut, terungkap bahwa Allah SWT sebagai pengatur alam (al-
Mudabbir/manager). Keteraturan dalam alam semesta ini dianggap sebagai bukti kebesaran
Allah dalam mengelola ciptaannya. Namun, karena manusia, yang merupakan ciptaan Allah,
diangkat sebagai khalifah di bumi, tugasnya adalah untuk mengatur dan mengelola bumi dengan
sebaik-baiknya, sebagaimana Allah mengatur alam semesta ini.

Manusia sebagai komponen terpenting sumber daya organisasi mendapat perhatian


yang besar dalam Al-Qur’an, baik sebagai mahluk individu, sosial, atau manusia sebagai
totalitas mahluk Tuhan yang terdiri dari unsur jasmani dan ruhani. Dalam surat Al-‘Ashr
tersebut ditegaskan bahwa manusia yang tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya
maka ia akan merugi dalam kehidupannya. Bahwa dalam pandangan ajaran Islam, segala
sesuatu harus dilakukan dengan benar, tertib, teratur dan disiplin waktu, proses-prosesnya harus
6
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, 1995, h. 372
7
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (CV. Haji Mas Agung, Surabaya: 1997), h. 78
8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008, h. 362
Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management
Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
diikuti dengan baik. Cara-cara seperti ini dalam ilmu pengetahuan modern disebut dengan
manajemen.

Dengan merinci pengertian manajemen dan Pendidikan Islam di atas, dapat dipahami
bahwa manajemen adalah suatu proses di mana semua sumber daya dimanfaatkan dengan
bantuan orang lain dan kerjasama, sehingga tujuan bersama dapat dicapai secara efektif, efisien,
dan produktif. Di sisi lain, Pendidikan Islam adalah proses transinternalisasi nilai-nilai Islam
kepada peserta didik untuk memberikan bekal agar mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan,
baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, manajemen pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai proses pemanfaatan semua sumber daya (termasuk ummat Islam, lembaga
pendidikan, dsb.), baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Pemanfaatan tersebut dilakukan
melalui kerjasama efektif, efisien, dan produktif dengan orang lain, dengan tujuan mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Dalam istilah fungsi manajemen sangat dikenal dan mencakup perencanaan,


pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan atau evaluasi. Keempat fungsi tersebut, yang
biasa disebut dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) merupakan
rangkaian fungsi yang erat kaitannya satu sama lain. Konsep POAC bersifat universal dan dapat
diterima serta diterapkan oleh berbagai institusi pendidikan. Karena sifatnya yang universal,
konsep pemerintahan memungkinkan untuk menempatkannya atas dasar filosofi tertentu,
budaya tertentu, nilai-nilai agama tertentu atau norma sosial tertentu, termasuk kemungkinan
pengelolaan pendidikan berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Manajemen pendidikan merujuk pada seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan
guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam Undang-undang RI Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1), pendidikan dijelaskan sebagai usaha sadar
dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran, sehingga peserta
didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya dalam aspek spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.9

Dari perspektif manajemen, pengertian ini menunjukkan bahwa usaha pendidikan harus
direncanakan secara sadar, melibatkan tindakan terencana dalam proses pembelajaran, dan
bertujuan untuk peningkatan berbagai aspek peserta didik. Sejumlah definisi manajemen
pendidikan yang diajukan oleh para ahli juga menggambarkan manajemen pendidikan sebagai
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan
guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien, mandiri, dan akuntabel. 10

9
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1)
10
Dr. Hairul Hudaya, M.Ag, "Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Dalam Hadits" 2015
Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management
Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
Manajemen pendidikan Islam adalah tindakan mengelola lembaga pendidikan Islam
dengan mematuhi prinsip-prinsip syariat Islami. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
segala aspek yang terkait dengan proses pendidikan dan pembelajaran diupayakan dengan
sungguh-sungguh, sehingga mencapai efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pendidikan Islam.

Berdasarkan berbagai penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa manajemen


pendidikan Islam merupakan kegiatan yang melibatkan pemanfaatan semua sumber daya yang
ada dalam ummat Islam, lembaga pendidikan, atau entitas lainnya, baik yang bersifat perangkat
keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama
efektif, efisien, dan produktif dengan orang lain, dengan tujuan mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan, baik dalam kehidupan dunia maupun kebahagiaan di akhirat.

Manajemen pendidikan Islam pada dasarnya memiliki kesamaan dengan manajemen


pendidikan pada umumnya. Namun, terdapat perbedaan mendasar dalam beberapa poin. Salah
satu perbedaannya terletak pada penyelipkan teori Islam pada semua variabel yang
memengaruhi kegiatan manajemen, baik internal maupun eksternal organisasi, serta hubungan
perilaku individu dengan faktor-faktor sosial. Teori Islam memberikan dimensi moral dalam
manajemen, menekankan aturan tentang bagaimana seharusnya individu berprilaku. Intinya,
dalam Islam, fokus manajemen terletak pada nilai dan etika, karena membangun masyarakat
Muslim dianggap tidak mungkin tanpa didasari oleh akhlak yang baik.

Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dari fungsi manajemen
secara umum, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugeng Kurniawan dari Henry Fayol ,
seorang industriawan Prancis. Fayol menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen melibatkan
perancangan, pengorganisasian, pemberian perintah, koordinasi, dan pengendalian. Gagasan
Fayol ini menjadi landasan buku-buku ajar ilmu manajemen sejak pertengahan tahun 1950 dan
terus relevan hingga saat ini.11

Mahdi bin Ibrahim juga menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas
kepemimpinan melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Untuk
menyederhanakan pembahasan mengenai fungsi manajemen pendidikan Islam, dapat dijelaskan
bahwa fungsi tersebut sejalan dengan pandangan Robbin dan Coulter. Menurut mereka, fungsi
manajemen pendidikan Islam mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau
kepemimpinan, dan pengawasan.12

11
Kurniawan Sugeng, Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al Quran dan Al-
Hadits, Nur El-Islam, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
12
Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, Pustaka Al Kautsar, Jakarta, 1997, h. 61.
Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management
Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
1. Perencanaan
Perencanaan (Planning) merupakan tahap awal yang krusial ketika hendak
memulai suatu pekerjaan, baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja,
guna mencapai hasil optimal sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sama halnya
dalam konteks pendidikan Islam, perencanaan harus menjadi langkah pertama
yang mendapatkan perhatian serius dari para manajer dan pengelola pendidikan
Islam. Karena perencanaan memegang peran penting dalam kesuksesan,
kesalahan dalam merancang perencanaan pendidikan Islam dapat memiliki
dampak yang sangat serius terhadap kelangsungan pendidikan tersebut. Bahkan,
Allah memberikan petunjuk kepada setiap orang yang beriman untuk
merencanakan dan mendesain langkah-langkah yang akan diambil di masa
mendatang. Allah berfirman:

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّلل َو ْلَتنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍد ۖ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّللۚ ِإَّن ٱَهَّلل َخ ِبيٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Hasyr (59): 18)

Dalam ayat tersebut, terlihat bahwa perencanaan harus mencakup


pengalaman masa lalu dalam konteks proses pendidikan, termasuk kemungkinan
kehadiran bagi pendidik dan siswa. Perencanaan ini melibatkan rencana jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang untuk suatu periode tertentu.
Ketiga jenis rencana ini disusun dengan mempertimbangkan kehidupan dunia dan
juga mendapat izin dari Allah untuk mencapai kehidupan abadi di akhirat. Oleh
karena itu, rencana jangka pendek perlu didesain sedemikian rupa sehingga
mendukung pencapaian rencana jangka menengah. Rencana jangka menengah,
pada gilirannya, harus diarahkan pada realisasi rencana jangka panjang, dan
rencana jangka panjang sendiri harus bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam rencana jangka panjang tersebut.
2. Pengorganisasian
Setelah perencanaan sesuai dengan pedoman di atas disusun, langkah
selanjutnya adalah pengorganisasian (organizing). Ajaran Islam selalu
mendorong para penganutnya untuk menjalankan segala sesuatu secara
terorganisir dan rapi, karena kebenaran yang tidak diatur dengan baik dapat
mudah diluluhlantakan oleh kebathilan yang terstruktur dengan baik.
Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management
Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
Menurut Terry, pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dalam
manajemen yang dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber daya, termasuk
unsur manusia, agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses. Dalam
pandangan Islam, organisasi bukan hanya sebagai wadah, tetapi lebih
menekankan pada bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan secara terstruktur.
Organisasi ini lebih menitikberatkan pada pengaturan mekanisme kerja, yang
melibatkan pemimpin dan bawahan.13
Pengorganisasian dalam pendidikan Islam merujuk pada proses
penentuan struktur, aktivitas, interaksi, koordinasi, desain struktur, wewenang,
dan tugas secara transparan dan jelas, baik dalam lembaga pendidikan Islam
yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan. Sebuah organisasi
dalam manajemen pendidikan Islam dapat berjalan lancar dan sesuai dengan
tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip desain organisasi, seperti
kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Prinsip-prinsip ini, jika diterapkan secara
konsisten dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam, akan sangat membantu
para manajer pendidikan Islam.
Organizing ini dapat dipahami sebagai kerjasama terstruktur antara dua
orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan atau sekumpulan tujuan tertentu.
Kata kunci dalam pengertian ini adalah kerjasama yang terstruktur. Al-Qur'an
berisi ungkapan berikut:
‫ِاَّن َهّٰللا ُيِح ُّب اَّلِذ ْيَن ُيَقاِتُلْو َن ِفْي َس ِبْيِلٖه َص ًّفا َك َاَّنُهْم ُبْنَياٌن َّم ْر ُصْو ٌص‬

Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-


Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan
yang tersusun kokoh. (QS. Ash-Shoff 61; 4).

Setelah terbentuk suatu perencanaan yang baik, keberadaan organisasi


yang efisien juga sangat penting. Dalam konteks ini, Allah memberikan analogi
yang sangat jelas, yaitu gambaran bangunan yang kuat. Pilihan kata yang
digunakan dalam ayat tersebut memberikan inspirasi dengan menciptakan
gambaran tentang keterkaitan antar komponen, kekuatan, saling memperkuat,
dan tata keteraturan. Semua aspek ini menjadi kunci penting untuk mencapai
organisasi yang berkualitas dan efektif.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa tahap pengorganisasian
merupakan langkah kedua setelah perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
13
Kurniawan Sugeng, Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al Quran dan Al-
Hadits, Nur El-Islam, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management
Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
Pengorganisasian menjadi diperlukan ketika tugas yang harus dilaksanakan
terlalu berat untuk diatasi oleh satu individu saja. Oleh karena itu, diperlukan
kerja sama dari tenaga-tenaga bantuan sehingga membentuk sebuah kelompok
kerja yang efektif. Dalam proses ini, berbagai pemikiran, keterampilan, dan
kontribusi dihimpun menjadi satu kesatuan yang perlu diatur secara koordinatif.
Tujuan koordinasi ini tidak hanya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan, melainkan juga untuk menciptakan manfaat bagi setiap anggota
kelompok, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka terkait keterampilan
dan pengetahuan.
3. Pelaksanaan
Untuk melaksanakan perencanaan yang telah diorganisir, diperlukan juga
tahapan actuating, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai
pelaksanaan. Dalam konteks ini, pelaksanaan mengacu pada tindakan yang
bertujuan mendorong semua anggota kelompok untuk berusaha mencapai tujuan
organisasi sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Artinya, actuating
berfungsi untuk menggerakkan individu agar bersedia bekerja dengan inisiatif
sendiri dan kesadaran bersama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien. Pentingnya kepemimpinan yang baik juga menjadi bagian integral
dari proses pelaksanaan.

Pelaksanaan merupakan rangkaian upaya menyeluruh untuk mendorong


anggota suatu organisasi agar bekerja dengan antusias dan jujur, dengan tujuan
mencapai potensi maksimal guna mencapai tujuan organisasi secara efektif,
efisien, dan ekonomis. Perencanaan dan pengorganisasian, tanpa pelaksanaan,
tidak akan memiliki nilai atau manfaat. Sikap ini dianggap tidak disukai oleh
Allah, sebagaimana yang dinyatakan dalam firman-Nya:

‫َكَرُب َم ْقًتا ِع نَد اِهَّلل َأن َتُقوُلوا َم ا اَل َتْف َع ُلون‬

Artinya : Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu kerjakan (QS Saff : 3).

Perencanaan dan pengorganisasian akan menjadi tidak berguna atau sia-


sia jika tidak dilaksanakan. Allah bahkan menggunakan kata "kaburo maqtan"
untuk menggambarkan situasi seperti ini. Pelaksanaan merupakan usaha untuk
mengimplementasikan suatu rencana. Ini melibatkan berbagai arahan dan

Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management


Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
motivasi kepada setiap anggota organisasi agar melaksanakan kegiatan sesuai
dengan peran, tugas, dan tanggung jawab masing-masing. Oleh karena itu,
pelaksanaan tidak dapat dilepaskan dari peran kepemimpinan yang efektif.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi pelaksaan dalam


manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses bimbingan yang didasari oleh
prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja. Tujuannya adalah agar setiap orang
termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan penuh
semangat, dilandasi oleh keikhlasan yang mendalam.

4. Pengawasan/Evaluasi
Jika ketiga fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan
pelaksanaan, telah berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing, langkah
selanjutnya untuk mencapai keberhasilan adalah melalui pengawasan atau
evaluasi . Pengawasan ini mencakup upaya pengamatan terhadap pelaksanaan
kegiatan operasional, dengan tujuan memastikan bahwa kegiatan tersebut sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam perspektif Islam,
pengawasan memiliki fungsi untuk menyelaraskan yang tidak sejalan,
memperbaiki kesalahan, dan menegakkan yang benar.
Dalam konteks pendidikan Islam, pengawasan diartikan sebagai proses
pemantauan yang berkelanjutan untuk memastikan konsistensi pelaksanaan
perencanaan, baik secara materi maupun spiritual. Menurut Ramayulis,
pengawasan dalam pendidikan Islam memiliki karakteristik tertentu, yaitu
bersifat material dan spiritual, melibatkan pengawasan bukan hanya dari manajer
tetapi juga dari Allah Swt, serta menggunakan metode yang menghormati
martabat manusia.14

Bahkan pengawasan bukan hanya dilakukan oleh manusia, tetapi juga oleh
malaikat, sebagaimana ayat berikut:

‫ َيْع َلُمْو َن َم ا َتْفَع ُلْو َن‬0 ‫ ِك َر اًم ا ٰك ِتِبَۙنْي‬0 ‫َو ِا َّن َعَلْيْمُك َلٰح ِفِظ َۙنْي‬
Dan sesungguhnya bagi kamu (malaikat) yang menjaga kamu (pekerjaanmu),
adalah mulia, dan mereka mencatat, mereka mengetahui apa yang kamu
kerjakan (QS. Al-Infithor /82:10-12)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan para malaikat


untuk mengawasi aktivitas manusia dan mencatat segala perbuatan yang mereka
14
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008
Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management
Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
lakukan. Kehadiran pengawasan ini dianggap sebagai suatu hal yang penting
dalam manajemen pendidikan dan harus didukung oleh data yang akurat.
Pengawasan tidak hanya seharusnya dilakukan oleh pihak yang mengawasi,
tetapi juga dapat melibatkan elemen-elemen lain, baik itu dari internal maupun
eksternal, seperti lembaga penjaminan mutu, pihak eksternal, dan lainnya.
Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa pelaksana perencanaan yang
telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai
pengawas yang Maha Mengetahui. Pengawasan dalam konsep Islam lebih
menekankan pada pendekatan manusiawi yang senantiasa mengakui nilai-nilai
keislaman.
Secara keseluruhan, manajemen pendidikan Islam dapat dijelaskan
sebagai proses pemanfaatan semua sumber daya, baik perangkat keras maupun
lunak, yang dimiliki oleh ummat Islam, lembaga pendidikan, atau pihak lain.
Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara
efektif, efisien, dan produktif, dengan tujuan mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat. Apabila manajer dalam
pendidikan Islam dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsi manajemen
di atas, maka lembaga pendidikan Islam dapat terhindar dari kritik bahwa
manajemennya dilakukan tanpa tujuan yang jelas. Dengan demikian, lembaga
pendidikan Islam tidak akan tertinggal zaman, terorganisir dengan rapi, dan
memiliki sistem kontrol yang sesuai.

Analisis Konsep Manajemen Pendidikan Islam dengan Al-Qur’an dan Hadist

Manajemen pendidikan islam memuat beberapa konsep sebagai berikut :

 Fleksibel
Mengenai fleksibelitas ini antara lain tercantum dalam surat al-Hajj ayat
78:
‫۟ا‬
‫َو َٰج ِهُدو ِفى ٱِهَّلل َح َّق ِج َهاِدِهۦۚ ُهَو ٱْج َتَبٰى ُك ْم َو َم ا َجَعَل َع َلْيُك ْم ِفى ٱلِّديِن ِم ْن َح َر ٍج‬
Artinya: Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenarbenarnya.
dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama suatu kesempitan (.SQ. Al-Hajj : 78).
Menurut Zubdatut Tafsir Min Fathil Qidir, Allah tidak mempersempit mereka
dengan membebankan apa yang berat bagi mereka, Allah memberi jalan keluar bagi
dosa mereka dengan taubat dan menerima permohonan ampun serta penghapusan

Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management


Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
dosa dengan kaffarat dan ganti rugi yang disyariatkan Allah dalam hal ini, dan
berbagai rukhshah lainnya.15
Dari penjelasan tersebut, manajemen diterapkan secara fleksibel, misalnya
mengembangkan evaluasi yang tidak hanya menilai pada pelaksanaan, tetapi juga
output dan produk yang dihasilkan
 Efektif dan Efisien
Menurut KBBI, efisien adalah memberikan pengaruh, sedangkan efisiensi
adalah ketepatan dalam mengerjakan sesuatu dengan tidak banyak membuang uang,
tenaga, waktu, dan pikiran.16 Abdullah bin Umar berkata :

‫ِإَذ ا َاْمَس ْيَت َفَال َتْنَتِظ ِر الَّص َباَح َوِاَذ ا َاْص َبْح َت َفَال َتْنَتِظ ِر اْلَم َس اَء َو ُخ ْذ ِم ْن ِص َّح ِتَك ِلَم َر ِض َك َوِم ْن‬
‫َحَياِتَك ِلَم ْو ِتِك‬
Artinya : “Apabila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu
hingga pagi hari. Apabila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu
hingga sore hari . Gunakan waktu sehatmu sebelum datang sakitmu, dan waktu
hidupmu sebelum datang ajalmu.” (HR. Bukhari, mu’allaq setelah hadis nomor
[6416]).17
Dalam menajemen pendidikan Islam, efisien dan efektif selalu digunakan
dan tidak bisa dipisahkan. Berjalanya manajemen tidak luput dari masalah.
Keefektifan manajemen akan memungkinkan terjadi pemborosan, sebaliknya jika
hanya mengedepankan efisien, maka bisa saja tidak tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. Contoh dalam belajar, antara system kebut semalam atau belajar jauh-
jauh hari.

 Terbuka
Sikap terbuka disini bukan saja terbuka dalam memberikan informasi yang
benar tetapi juga mau memberi dan menerima saran/pendapat orang lain, terbuka
kesempatan kepada semua pihak, terutama staff untuk mengembangkan diri sesuai
dengan kemampuannya baik dalam jabatan maupun bidang lainnya. Al-Qur’an telah
memberikan landasan kepada kaum muslin untuk berlaku jujur dan adil yang mana
menurut kami hal ini merupakan kunci keterbukaan, karena tidak dapat dilakukan
keterbukaan apabila kedua unsur ini tidak terpadu. Ayat al-Qur’an yang menyuruh
umat manusia untuk berlaku jujur dan adil yang keduanya merupakan kunci
keterbukaan itu, ada dalam QS An-Nisa ayat 58 :
‫ِإَّن ٱَهَّلل َيْأُم ُر ُك ْم َأن ُتَؤ ُّد و۟ا ٱَأْلَٰم َٰن ِت ِإَلٰٓى َأْهِلَها َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتم َبْيَن ٱلَّناِس َأن َتْح ُك ُم و۟ا ِبٱْلَع ْد ِل ۚ ِإَّن ٱَهَّلل ِنِعَّم ا َيِع ُظُك م‬
‫ِبِهٓۦۗ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن َسِم يًۢع ا َبِص يًرا‬
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
15
https://tafsirweb.com/5814-surat-al-hajj-ayat-78.html
16
KBBI
17
https://markazinayah.com/urgensi-dan-efisiensi-waktu/?
doing_wp_cron=1700495330.3586699962615966796875
Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management
Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Dalam Tafsir Muyassar, sesungguhnya Allah memerintahkan kalian


untuk menunaikan amanat yang berbeda-beda yang kalian dipercaya untuk
menyampaikannya kepada para pemiliknya, maka janganlah kalian
melalaikan amanat-amanat itu. Dan Dia memerintahkan kalian untuk
memutuskan perkara diantara manusia dengan dasar keadilan dan obyektif,
bila kalian memutuskan permasalahan diantara mereka. Dan itu adalah
sebaik-baik nasihat yang Allah sampaikan kepada kalian dan memberi
petunjuk.18
Dari pernyataan diatas jelas bahwa kepala sekolah mempunyai
kekuasaan untuk mempengaruhi keefektifan sekolah melalui kepemimpinan
dan interaksi mereka. Serta sekolah yang berhasil disamping mengadakan
pertemuan secara rutin, juga kepala sekolah menerima dan meminta
masukan dari staff sekolah dan jarang melakukan pekerjaannya sendiri.
 Kooperatif dan Partisipatif
Dalam manajemen, diperlukan sikap kooperatif dan partisipatif guna untuk
saling membangun dan bekerjasama untuk mengelola sebuah instansi. Hal ini sesuai
dengan hadist Nabi :
َ‫ْن َنَّفَس َع ْن ُم ْؤ ِم ٍن ُك ْر َبًة ِم ْن ُك َر اِب الُّد ْنيَا َنْفَس ُهللا َع ْنُه ُك ْر َبًة ِم ْن ُك َر اِب َيْو ِم ْالِقَياَم ِة َو َم ْن َيَّس َر َع َلى‬
‫ُم ْع ِس ٍر َيَّس َر ُهللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْنَيا َو اَاْلِخَرِة َو َم ْن َس َتَر ُم ْس ِلًم ا َس َتَرُه ُهللا ِفى الُّد ْنَيا َو اَاْلِخَرِة َو ُهللا ِفى َعْو ِن‬
‫ َر َو اُه ُم ْس ِلٌم َع ْن َاِبى ُهَر ْيَر َة‬.‫اْلَع ْبِد َم ا َك اَن ْالَع ْبُد ِفى َعْو ِن َاِخ يِه‬
Artinya : “Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia,
Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa
meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di
dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan
menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba
selama hamba itu mau menolong saudaranya."(HR. Muslim)19
Dari hadist diatas secara tersurat bahwa Rasulullah menganjurkan untuk saling
meringankan beban diantara saudaranya. Dalam implementasinya, pengelolaan
manajemen dalam lingkungan sekolah juga bisa di terapkan seperti itu, saling
membantu. Meskipun secara struktural masing-masing stakeholder sekolah
memiliki jobdesc masing-masing, tetapi dalam pelaksanaanya jika ada kendala,
hendaknya saling membantu, kepala sekolah juga ikut serta memantau dan
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sekolah.

18
https://tafsirweb.com/1590-surat-an-nisa-ayat-58.html
19
https://kumparan.com/berita-update/hadist-tentang-tolong-menolong-untuk-diterapkan-dalam-
kehidupan-1vLE3Tom60t/4
Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management
Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
PENUTUP
Manajemen pendidikan islam menekankan pada pengelolaan sumberdaya berlandaskan
Al-Qur’an dan Hadist. Fungsi manajemen pendidikan islam mencakup secara kompleks mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, juga sampai pada evaluasinya. Manajemen
pendidikan Islam pada dasarnya memiliki kesamaan dengan manajemen pendidikan pada
umumnya. Namun, terdapat perbedaan mendasar dalam beberapa poin. Salah satu perbedaannya
terletak pada penyelipkan teori Islam pada semua masyarakat yang memengaruhi kegiatan
manajemen, baik internal maupun eksternal organisasi, serta hubungan perilaku individu dengan
faktor-faktor sosial. Teori Islam memberikan dimensi moral dalam manajemen, menekankan
aturan tentang bagaimana seharusnya individu berprilaku. Intinya, dalam Islam, manajemen
terletak pada nilai dan etika, karena membangun masyarakat Muslim dianggap tidak mungkin
tanpa didasari oleh akhlak yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ara, Hidayat, and Machali Imam. “Pengelolaan Pendidikan (Konsep, Prinsip, Dan Aplikasi
Dalam Mengelola Sekolah Dan Madrasah).” Digital Library, Uin Sunan Gunung Djati,
2010, 36. https://etheses.uinsgd.ac.id/30324/.

Bramastia, and Nurhadi Yasin. “Problematika Manajemen Mutu Pendidikan Madrasah Dalam
Perspektif Input-Proses-Output.” Risâlah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam 8, no. 3
(2022): 1070–83. https://doi.org/10.31943/jurnalrisalah.v8i3.325.

Febi Febriana, Cecep Anwar. “Manajemen Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan As-
Sunnah” 8 (2022): 396–403.

Mahrus. “Manajemen Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an.” Hijri 11, no. 2 (2022):
124. https://doi.org/10.30821/hijri.v11i2.12815.

Rosad, Ali Miftakhu. “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Managemen Sekolah.”


Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan 5, no. 02 (2019): 173.
https://doi.org/10.32678/tarbawi.v5i02.2074.

Ara, Hidayat, and Machali Imam. “Pengelolaan Pendidikan (Konsep, Prinsip, Dan Aplikasi
Dalam Mengelola Sekolah Dan Madrasah).” Digital Library, Uin Sunan Gunung Djati,
2010, 36. https://etheses.uinsgd.ac.id/30324/.

Bramastia, and Nurhadi Yasin. “Problematika Manajemen Mutu Pendidikan Madrasah Dalam
Perspektif Input-Proses-Output.” Risâlah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam 8, no. 3
(2022): 1070–83. https://doi.org/10.31943/jurnalrisalah.v8i3.325.

Febi Febriana, Cecep Anwar. “Manajemen Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan As-

Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management


Volume 01, Nomor 01, Juni 2021
Sunnah” 8 (2022): 396–403.

Mahrus. “Manajemen Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an.” Hijri 11, no. 2 (2022):
124. https://doi.org/10.30821/hijri.v11i2.12815.

Rosad, Ali Miftakhu. “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Managemen Sekolah.”


Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan 5, no. 02 (2019): 173.
https://doi.org/10.32678/tarbawi.v5i02.2074.

Edumanagerial: Journal of Islamic Education Management


Volume 01, Nomor 01, Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai