ISLAM
Dari isi isi ayat di atas dapatlah dikenal kalau Allah swt merupakan pengatur alam(
manager). Keteraturan alam raya ini ialah fakta kebesaran Allah swt dalam mengelola alam
ini. Tetapi, sebab manusia yang diciptakan Allah SWT sudah dijadaikan selaku khalifah di bumi,
hingga ia wajib mengendalikan serta mengelola bumi dengan sebaik- baiknya sebagaimana
Allah mengendalikan alam raya ini. Sedangkan manajemen bagi sebutan merupakan proses
mengkordinasikan aktivitas- aktivitas kerja sehingga bisa berakhir secara efesien serta efisien
dengan serta lewat orang lain. Dengan demikian hingga yang diucap dengan manajemen
pembelajaran Islam sebagaimana dinyatakan Ramayulis merupakan proses pemanfaatan
seluruh sumber energi yang dipunyai( ummat Islam, lembaga pembelajaran ataupun yang
lain) baik fitur keras ataupun lunak. Pemanfaatan tersebut dicoba lewat kerjasama dengan
orang lain secara efisien, efektif, serta produktif buat menggapai kebahagiaan serta
kesejahteraan baik di dunia ataupun di akhirat. 1
Kata Managemen berasal dari bahasa latin, ialah mano yang berarti tangan. Ditambah
imbuhan agree yang berarti melaksanakan suatu, setelah itu jadi managiare yang berarti
melaksanakan suatu berulang kali dengan memakai tangan- tangan.
Bagi para pakar mendefenisikan manajemen selaku berikut:
1
Abu Choir, (2016). Urgensi Manajemen Pendidikan Dalam Pengembangan Lembaga
Pendidikan Islam, (vol 1). Hal: 40
1. Davis mendefenisikan manajemen selaku guna dari tiap kepemimpinan eksekutif
dimanapun.
2. Millet mendefenisikan manajemen selaku proses mengetuai serta melancarkan
pekerjaan dari orang- orang yang terorganisir secara formal selaku kelompok buat
mendapatkan tujuan yang di idamkan.
Secara terminologis, penafsiran manajemen sudah diajukan oleh banyak tokoh- tokoh
manajemen. Pengertian- pengertian yang diajukan berbeda- beda serta sangat terbawa- bawa
dengan latar kehidupan, pembelajaran, dan filsafah serta sudut pandang tokoh dalam
memandang perkara yang dialami. Dari banyaknya penafsiran tersebut, manajemen bisa
dimaksud dengan 7 sudut pandang antara lain yakni, manajemen selaku perlengkapan
ataupun metode, manajemen selaku energi, manajemen selaku sistem, manajemen selaku
proses, manajemen selaku guna, manajemen selaku tugas, manajemen selaku kegiatan.
Sebaliknya Manajemen Pembelajaran merupakan gabungan dari 2 kata yang memiliki satu
arti, manajemen serta pembelajaran. Ki Hajar Dewantara mengartikan pembelajaran selaku
tuntunan di dalam hidup tumbuhnya kanak- kanak sebaliknya bagi Driyakara, pembelajaran
merupakan pemanusiaan manusia muda ataupun penaikan manusia muda ke taraf insan
Sederhananya manajemen pembelajaran bisa dimaksud selaku manajemen yang dipraktikkan
dalam dunia pembelajaran dengan spesifikasi serta identitas khas yang terdapat dalam
pembelajaran.2 Para ahli telah banyak memberikan pendapat tentang konsep manajemen
pendidikan. G.Z Roring yang dikutip Ngalim Purwanto mengungkapkan beberapa definisi
manajemen pendidikan.
1. Manajemen pendidikan adalah cara bekerja dengan orang untuk mencapai tujuan yang
efektif
2. Tata kelola sekolah juga dipahami sebagai pembentukan pemimpin untuk
melaksanakan kegiatan koperasi yang efektif
3. Studi manajemen merupakan kegiatan akademik yang mencakup usaha besar hingga
usaha kecil.
Husain Umar mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai seni dan ilmu dalam mengelola
sumber daya pendidikan guna terciptanya suasana belajar dan proses pembelajaran bagi
peserta didik untuk secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Sementara itu, Robbin dan Coulter menyatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang
terpenting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Sehubungan dengan hal tersebut, Mahdi bin Ibrahim mengatakan bahwa fungsi manajerial
atau kepemimpinan dalam menjalankannya mencakup berbagai hal, yaitu:
Merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengendalikan. Untuk memudahkan
pembahasan tentang fungsi manajemen pendidikan Islam, maka penulis akan memaparkan
fungsi manajemen pendidikan Islam dari sudut pandang Robbin dan Coulter yang
pandangannya sejalan dengan pandangan Mahdi bin Ibrahim, untuk mengetahui:
Merencanakan, mengatur, mengarahkan/memimpin dan mengawasi.
2
Pananrangi, SH, M. P. (2017). Manajemen Pendidikan (Vol. 1). Celebes Media Perkasa. Hal.1
3
Maman Ukas, ” Manajemen, Konsep, Prinsip dan Aplikasi ( Bandung : Agnini, 2004) hal : 1
Perencanaan adalah proses yang diperlukan ketika Anda ingin bekerja baik dalam
pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang ingin Anda capai menjadi optimal.
Perencanaan adalah proses berpikir sebelum melakukan sesuatu. Ini berarti bahwa semua
pekerjaan harus dimulai dengan perencanaan.
Demikian pula dalam pendidikan Islam, perencanaan harus menjadi langkah awal yang
diperhatikan oleh para pengelola dan penyelenggara pendidikan Islam yang sesungguhnya.
Karena perencanaan merupakan bagian yang begitu penting dalam keberhasilan, maka
kesalahan dalam menentukan rencana pendidikan Islam akan sangat berbahaya bagi
keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan, Allah memerintahkan setiap orang beriman untuk
membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan di masa depan, sebagaimana firman-Nya
dalam Al Quran:
Ketika kita menyusun rencana pendidikan Islam, tidak hanya tentang mencapai tujuan
duniawi, tetapi lebih dari itu, melampaui batas tujuan hidup duniawi. Juga mengarahkan
perencanaan untuk mencapai tujuan kebahagiaan di dunia dan di masa depan, sehingga
keduanya dapat mencapai keseimbangan. Mahdi bin Ibrahim, mengatakan bahwa ada lima
hal penting yang harus diperhatikan untuk suksesnya suatu rencana, yaitu:
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan pendidikan Islam,
perencanaan merupakan kunci utama untuk dapat menentukan kegiatan selanjutnya. Tanpa
perencanaan yang matang, kegiatan lain tidak akan berjalan dengan baik bahkan bisa gagal.
Oleh karena itu, buatlah rencana selengkap mungkin untuk mencapai kesuksesan yang
sempurna.
4
Ummul Qura, “Urgensi Manajemen Pendidikan Islam” Vol V, No 1, Maret 2015, hal.46
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Ajaran Islam selalu menganjurkan umatnya untuk melakukan sesuatu secara teratur,
karena sangat mungkin suatu kebenaran yang tidak tertata dengan baik dapat dengan mudah
dihancurkan oleh kebohongan yang tertata secara fisik. Menurut Terry, organisasi adalah
kegiatan manajemen dasar yang dilakukan untuk mengelola semua sumber daya yang
diperlukan, termasuk unsur manusia, agar pekerjaan dapat dilaksanakan. Menurut Islam,
organisasi bukan sekedar wadah, tetapi menekankan bagaimana suatu pekerjaan dilakukan
dengan rapi. Organisasi lebih menekankan pada pembentukan mekanisme kerja. Dalam
sebuah organisasi tentunya ada pemimpin dan bawahan. Sementara itu, Ramayulis
berpendapat bahwa organisasi dalam pendidikan Islam adalah proses pendefinisian struktur,
operasi, interaksi, koordinasi, rancangan struktur, wewenang, dan tugas secara transparan
dan jelas di dalam organisasi lembaga pendidikan Islam, baik secara individu, kolektif, maupun
dalam suatu organisasi. lembaga Islam. . Manajemen pendidikan akan dapat berfungsi dengan
baik dan sesuai dengan tujuannya jika sejalan dengan prinsip-prinsip yang menentukan proses
organisasi, yang bebas, adil dan disengaja. Jika semua prinsip tersebut dapat diterapkan
secara konsisten dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam, maka akan sangat membantu
penyelenggara pendidikan Islam.5
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan tahap kedua
setelah dilakukan perencanaan sebelumnya. Organisasi terjadi karena pekerjaan yang perlu
dilakukan terlalu banyak untuk ditangani oleh satu orang. Oleh karena itu, perlu membantu
karyawan dan membentuk kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan
keterampilan dikumpulkan menjadi satu hal yang harus dikoordinasikan tidak hanya untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang disebutkan, tetapi juga untuk menggunakan setiap anggota
tim untuk keinginan, keterampilan, dan kesadaran mereka.
5
Ummul Qura, “Urgensi Manajemen Pendidikan Islam” Vol V, No 1, Maret 2015, hal.47
dilakukan untuk memperjelas yang tidak benar, mengoreksi yang salah, dan membenarkan
yang benar.
Dalam pendidikan Islam, supervisi diartikan sebagai suatu proses pengawasan yang terus
menerus yang bertujuan untuk menjamin terlaksananya rencana secara konsisten, baik secara
fisik maupun mental.
Menurut Ramayulis, supervisi dalam pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
pengawasan bersifat material dan spiritual, pengawasan tidak hanya kepada pengelola
tetapi juga kepada Allah SWT, dengan cara-cara manusiawi yang menghargai harkat dan
martabat manusia. Dengan ciri-ciri tersebut, dapat dibayangkan bahwa mereka yang
melaksanakan berbagai rencana yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada
pengelolanya dan kepada Allah sebagai pemelihara yang serba bisa. Di sisi lain, kajian
konseptual Islam lebih menyukai penggunaan pendekatan manusiawi, pendekatan yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam.6
George R. Terry dan Lieli W. Rue mengacu pada fungsi manajemen yaitu:
1. Buatlah rencana, tentukan tujuan yang akan dicapai di waktu mendatang dan hal-hal
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Mengorganisir, mengelompokkan, dan mengidentifikasi berbagai kegiatan kritis dan
memberdayakan mereka untuk melakukan kegiatan kritis tersebut.
3. Pengalokasian tenaga kerja, penetapan kebutuhan SDM, pengelolaan, seleksi, pelatihan
dan pengembangan tenaga kerja.
4. Memotivasi, mengarahkan atau mengarahkan perilaku manusia menuju tujuan
5. Mengontrol dan mengukur kinerja dengan tujuan menentukan penyebab penyimpangan
dan mengambil tindakan yang sesuai.
Secara umum, kualitas adalah keseluruhan deskripsi dan karakteristik dari suatu barang
atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan
atau tersirat. Dalam konteks pendidikan, konsep mutu mencakup input, proses, dan hasil
pendidikan.
Sesuatu yang mempengaruhi proses yang sedang berjalan disebut input, sedangkan
sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan pada skala mikro, proses yang
dimaksud adalah pengambilan keputusan, pengelolaan, serta pemantauan dan evaluasi,
mengingat proses belajar mengajar merupakan hal yang penting, lebih unggul dari proses
lainnya. Proses dikatakan berkualitas jika harmonisasi organisasi dan orientasi input sekolah
6
Baharuddin. 2010. Menejemen pendidikan islam, Malang: UIN Maliki. Hal. 76
(guru, siswa, program, uang, peralatan) selaras, menciptakan situasi belajar yang menarik
(enjoy learning), memiliki kemampuan mendorong motivasi. , minat belajar, dan benar-benar
memiliki kemampuan menyadarkan siswa. Produk pendidikan adalah hasil belajar. Hasil belajar
adalah hasil belajar yang diperoleh dari proses belajar/perilaku. Kinerja sekolah dapat diukur
dari kualitas, produktivitas, efisiensi, efektifitas, inovasi yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan, kualitas hidup kerja dan etos
kerja. Produksi pendidikan menekankan pada perubahan kondisi lingkungan sosial, ekonomi
dan pendidikan. Efek keluaran dan daya sesuai dengan bidang keluaran yang dihasilkan.
Misalnya, lulusan pendidikan mengajar di sekolah. Lulusan akuntansi bekerja di bank, dll.
Dengan demikian, mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh mutu manajemen pendidikan itu
sendiri.7
Peran manajemen dalam peningkatan mutu pendidikan kini semakin diakui, bahkan
dianggap sebagai jantungnya pendidikan. Munif Chatib, perintis dan promotor “School of Man”
mengatakan bahwa dalam sebuah lembaga pendidikan, apapun tingkatannya, yang terpenting
adalah manajemen sekolah, yang terletak di jantungnya.
Seperti kehidupan manusia, hati adalah pusat kehidupan. Dengan demikian, manajemen
sekolah merupakan faktor terpenting dalam kegiatan sekolah. Begitu pula yang terjadi pada
Yayasan Pendidikan Islam (LPI). Beberapa kasus kebangkitan lembaga pendidikan Islam
(pesantren, madrasah, pesantren) di beberapa daerah praktis didukung oleh perkembangan
manajemennya. Manajemen dipandang sebagai alternatif dari permasalahan lembaga
pendidikan Islam tersebut.
Arif Furchan mengatakan realitanya ada sekolah madrasah yang berhasil maju dan
berkembang, bahkan mengungguli sekolah non madrasah dalam hal preferensi, pilihan orang
tua bahkan kemauan membayar orang tua, bukan hanya kebetulan. Madrasah-madrasah ini
sebenarnya telah melakukan berbagai gerakan untuk maju. Ada yang mengembangkan sistem
keuangan, mengembangkan sumber daya manusia, mengembangkan keterampilan
kepemimpinan, dan ada yang mengembangkan waktu kerja. Gerakan ini menghasilkan model
manajemen pendidikan yang baik. Keberhasilan ini patut mendapat perhatian dan dianggap
sebagai pendorong bagi langkah pengembangan LPI selanjutnya.
Di Indonesia, dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu, sejak tahun 1990-an
pemerintah mulai memperhatikan upaya perubahan arah reformasi pendidikan dengan lebih
menitikberatkan pada penataan manajemen pendidikan, yaitu penguatan manajemen sekolah.
Bahkan di negara-negara yang lebih maju, jauh sebelum itu perhatian tertuju pada
perlunya administrasi pendidikan untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan. Dengan
munculnya gerakan “sekolah bagus” pada tahun 1970-an, gerakan “sekolah menengah atas”
pada tahun 1980-an, dan gerakan “sekolah efektif” pada tahun 1990-an, H. Silver
7
Baharuddin. 2010. Menejemen pendidikan islam, Malang: UIN Maliki. Hal.79
8
Mustari, Mohamad. 2014. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Rajawali
Pers. Hal. 12
menunjukkan perhatian pada sistem dan proses manajemen sekolah. Rosnani Hashim
berpendapat bahwa salah satu pilar penopang pembangunan bangsa adalah keberhasilan dan
efektifitas sistem pendidikan. Dan banyak penelitian menunjukkan bahwa pendidikan yang
efektif dan berhasil didukung oleh penerapan manajemen yang baik. Seperti dalam studi 300
sekolah yang dilakukan oleh Berman dan McLaughlin, keberhasilan sekolah sampel menang
karena sekolah didukung oleh kepala sekolah yang bertanggung jawab atas pendidikan.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa keberadaan manajemen untuk meningkatkan mutu
pendidikan merupakan suatu hal yang perlu dan mendesak. Melalui pengelolaan ini, setiap
proses pendidikan akan diperhitungkan dan dipantau hingga ke detail terkecil selama
pengoperasiannya. Manajemen pendidikan juga telah dijadikan indikator mutu pendidikan
pada semua jenjang pendidikan.
9
Husaini Usman. (2010). Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 45
dijelaskan oleh Deborah M. McGriff, Ph.D, Superintendent of Detroit State Schools, bahwa
desentralisasi sangat berfungsi untuk peningkatan kualitas bagi:
10
Husaini Usman. (2010). Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 50
Peralihan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi disebut pemerintahan sendiri
daerah. Otonomi adalah penyerahan pekerjaan pemerintah kepada pemerintah daerah yang
beroperasi dalam sistem birokrasi pemerintahan. Sebagai bentuk pelimpahan sebagian
kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dalam prosesnya dimaksudkan
untuk menimbulkan otonomi pada lembaga pendidikan (lembaga pendidikan).
11
Husaini Usman. (2010). Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 54
belajar (komunikator), menyediakan dan memfasilitasi pembelajaran. (pendukung) dan
promotor pembelajaran (stimulator).
12
Husaini Usman. (2010). Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 60
Dana tambahan untuk pendidikan memang dibutuhkan, tapi apa gunanya dana ekstra itu
jika harus bocor kemana-mana? Analoginya sama dengan menambahkan sejumlah air bersih.
Jika lebih banyak aliran ditambahkan dan kebocoran masih terjadi di dalam pipa, maka pada
akhirnya tidak ada gunanya menambahkannya karena penyebab aliran berangsur-angsur
berkurang hingga mencapai pelanggan bukan hanya gemuk atau masalah kecil pada aliran
awal, melainkan kebocoran. . Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan sebelum menambah
dana adalah mengatasi kebocoran terlebih dahulu. Penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) yang dialokasikan ke daerah harus diawasi oleh pemerintah daerah. Jangan
biarkan uang pergi ke orang yang tidak pantas mendapatkannya. Jika dana BOS telah dicairkan
dengan baik, masalah biaya tempat duduk dan seragam sekolah tidak lagi menjadi masalah.13
13
Arikunto, Suharsimi & Yuliana, Lia. (2008). Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Aditya Media. Hal. 39
2) Charles Kubis (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang guru matematika dan bahasa Inggris dengan
ketertarikan pada manajemen. Ini memperhatikan bagaimana operasi pabrik dapat
dilakukan secara efisien. Dia percaya bahwa menerapkan prinsip-prinsip ilmiah pada
proses kerja akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi biaya, karena
pekerjaan dilakukan secara efisien dan efektif. Dia meminta para manajer untuk bertukar
pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Fokusnya adalah pada
pembagian kerja yang memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
Waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari pengalaman baru. Banyak waktu yang
terbuang percuma ketika seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dan
orang tersebut harus beradaptasi dengan pekerjaan barunya yang menghambat kemajuan
dan keterampilan pekerja, oleh karena itu perlu adanya spesialisasi dalam pekerjaannya?
Keterampilan dan keahlian seseorang meningkat karena seorang pekerja bekerja secara
terus menerus dalam tugasnya. Ada perhatian pada pekerjaannya sehingga dia bisa
menyerap alat karena perhatiannya itu dan itu saja. Kontribusi Charles Babbage lainnya
adalah penciptaan komputer mekanik pertama (komputer), pengembangan program
permainan komputer, pengembangan kerjasama yang saling menguntungkan antara
pekerja dan pemilik bisnis, serta Membuat rencana pembagian keuntungan.
Salah satu hal menarik tentang perspektif Taylor menyangkut posisi manajer. Di mana
manajer adalah pelayan dari bawahan, ini kontras dengan pandangan sebelumnya bahwa
bawahan adalah pelayan dari manajer. Taylor percaya bahwa manajemen ilmiah adalah tugas
setiap manajer untuk menemukan yang terbaik dari yang terbaik melalui analisis, observasi,
dan eksperimen. Eksperimen Taylor bertujuan untuk menemukan bobot terbaik untuk
berbagai muatan untuk hasil maksimal dan pekerjaan mudah. Mulai dari 38 kg, 36 kg, dan
seterusnya, hingga mengetahui berat ideal 21 kg dapat membuat pekerjaan lebih optimal dan
mudah. Menurut Taylor, ini disebut studi gerak Waktu Anda. Pengamatan lain adalah bahwa
sistem organisasi yang lebih dikenal sebagai organisasi fungsional terbagi menjadi dua bagian,
perencanaan dan pelaksanaan. Pada saat perencanaan ada manajer yang disebut Petugas
Rute, Petugas Kartu Bimbingan dan Petugas Waktu dan Pengeluaran, sedangkan dalam
pelaksanaan, manajer disebut Bos Gang, Bos Kecepatan, Bos Perbaikan dan Inspektur. Di
pabrik itu ada seorang mandor bernama Diciplinaire.
Pekerjaan lain melibatkan upah minimum per produk dan upah maksimum per produk.
Gaji ini dimaksudkan untuk memotivasi karyawan agar mau bekerja secara maksimal. Sistem
skala halus ini lebih dikenal dengan Sistem Rasio Diferensial Taylor. Tarif produk minimum
diberikan kepada pekerja yang memproduksi pada atau di bawah standar yang telah
ditentukan, sedangkan tarif produk maksimum diberikan kepada pekerja yang memproduksi
di atas standar. Output kerja standar adalah jumlah output yang dapat dicapai oleh seorang
pekerja biasa-biasa saja
12 prinsip efisiensi telah dirancang untuk mengatasi pemborosan dan inefisiensi, yaitu 14:
14
Arikunto, Suharsimi & Yuliana, Lia. (2008). Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Aditya Media. Hal. 43
j) Standar operation.
k) Written standard practice instruction.
l) Effisiensi reward.
a. Organisasi Klasik
Teori Ahli teori organisasi klasik termasuk Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker
Follett, dan Chaster I. Barnard.
2. James D. Mooney
Seorang eksekutif General Motors. Mooney mendefinisikan organisasi sebagai kelompok
yang terdiri dari dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Empat faktor yang
harus diperhatikan dalam organisasi, yaitu koordinasi, prinsip skalar, prinsip fungsional dan
prinsip personalia.
Studi lain, khususnya lingkungan sosial informal kelompok kerja dan karyawan, penting
untuk produktivitas. Konsep makhluk sosial yang dimotivasi oleh kebutuhan sosial, keinginan
untuk hubungan bersama di tempat kerja, dan lebih responsif terhadap dorongan dari
kelompok kerja, pengawasan manajemen telah menggantikan konsep makhluk sosial.
"makhluk rasional" dimotivasi oleh kebutuhan material manusia.
Douglas McGregor, terkenal dengan Teori X dan Teori Y. Frederick Herzberg terkenal
dengan Teori Motivasi Kebersihan atau Teori Dua Faktor. Chris Argiris mengatakan bahwa
organisasi adalah sistem sosial atau sistem hubungan antar budaya. Edgar Schein, Group
Dynamics in Organization, Abhraham Maslow mengusulkan hierarki kebutuhan yang berkaitan
dengan perilaku manusia dan dinamika proses. Robert Blak dan Jane Mouton mengusulkan
lima gaya kepemimpinan dengan jaringan manajemen. Rensislikert mengusulkan empat
sistem manajemen yang berbeda, dari sistem otokratis hingga partisipatif. Fred Feidler
menerapkan pendekatan kontingen untuk mempelajari kepemimpinan.
b. aliran kuantitatif
Perkembangannya dimulai dengan penggunaan kelompok riset operasional untuk
memecahkan masalah industri. Teknik riset operasi penting dengan perkembangan teknologi
bekas luka ini dalam pengambilan keputusan. Penggunaan riset operasi dalam manajemen
selanjutnya disebut sebagai garis ilmu manajemen.
15
Atmodiwirio, Soebagio. (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia.
Jakarta: Ardadizya Jaya. Hal. 77
DAFTAR PUSTAKA
Pananrangi, SH, M. P. (2017). Manajemen Pendidikan (Vol. 1). Celebes Media Perkasa.